Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di negara maritime seperti Indonesia, peranan moda transpor laut

sangatlah penting keberadaannya, karena moda transpor laut memiliki

kapasitas daya angkut yang jauh lebih besar dibandingkan dengan moda

transportasi lainnya. Pencapaian tujuan Nasional berdasarkan Pancasila dan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, mewujudkan

wawasan Nusantara serta menetapkan ketahanan nasional diperlukan sistem

transportasi nasional untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, pengembangan

wilayah dan memperkukuh kedaulatan Negara. Perekonomian nasional yang

diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip

kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan,

kemandirian serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan

ekonomi nasional, perlu didukung oleh kelembagaan perekonomian yang

kokoh dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Dalam konteks

negara hukum Indonesia, para pelaksana hukum diingatkan, bahwa dalam

melaksanakan tugasnya agar mengikuti dan memahami nilai-nilai hukum yang

hidup dalam masyarakat.

Salah satu komponen penting dari sistem transportasi laut untuk Negara

kepulauan seperti Indonesia adalah pelabuhan. Pelabuhan berperan sangat

1
penting dalam menunjang dan menggerakkan perekonomian dan berfungsi

sebagai gerbang komoditi perdagangan dalam suatu wilayah serta merupakan

tempat bongkar dan muat barang, embarkasi dan debarkasi bagi penumpang

kapal laut. Untuk dapat menjawab tantangan pasar global dibutuhkan

kemampuan pelabuhan untuk melayani volume bongkar muat dalam jumlah

yang besar dan diperlukan dermaga yang dapat disandari kapal-kapal

berukuran besar. Pelayanan pelabuhan yang optimal serta penyediaan fasilitas

dan peralatan yang efisien berpengaruh terhadap kinerja pelabuhan dalam

melayani arus bongkar muat. Dengan demikian perencanaan sistem

transportasi laut perlu memperhatikan aspek pelayanan kapal, infrastruktur

pelabuhan, potensi wilayah dan jaringan transportasi laut ke wilayah hinterland

dalam suatu rencana yang terintegrasi dan terkoordinasi.

Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan suatu peran pelabuhan yang

optimal yaitu pelayanan pelabuhan yang efisien dan kapasitas pelabuhan yang

memadai. Perkembangan ekonomi global yang sangat mempengaruhi

pertumbuhan ekonomi pasar nasional, memaksa semua pelaku bisnis untuk

mampu mengantisipasi dinamika yang ada dengan meningkatkan kualitas

pelayanan yang diberikan agar dapat mempertahankan eksistensisnya dalam

dunia usaha pelayanan jasa. Salah satu pelayanan jasa yang dianggap penting

adalah pemanduan yang sampai sekarang tetap eksis sebagai salah satu

pelayanan jasa kepelabuhanan terdepan di lingkungan PT. Pelabuhan

Indonesia IV.

2
Maka penulis sengaja mengambil judul “UPAYA PENINGKATAN JASA

PEMANDUAN DI PELABUHAN ANGREK PADA PT. PELABUHAN

INDONESIA IV (PERSERO) CABANG GORONTALO” supaya sistem

angkutan laut bisa dikenal secara umum dan di pergunakan pada pelabuhan-

pelabuhan utama di Indonesia

B. Tujuan Penulisan

a. Merupakan persyaratan untuk menyelesaikan program Diploma III

Jurusan Ketatalaksanaan dan Pelabuhan Pelayaran Niaga AMI AIPI

Makassar.

b. Untuk menyemersuikan antara teori yang diperoleh di bangku kuliah

dengan pelaksanaan dilapangan (perusahaan).

c. Untuk dapat memahami dan mengetahui pelayanan jasa pemanduan

d. Untuk dapat mempelajari bagaimana pelayanan jasa pemanduan itu

dilakukan sehingga dapat bejalan dengan lancar.

C. Batasan Pengertian

Untuk memberikan batasan pengertian agar ruang lingkup

pembahasan laporan imi tidak terlalu luas, sehingga tidak menyimpang

dari judul yang ada maka dibawah ini batasan perngertian yang ada :

1. PT. Pelabuhan Indonesia IV( persero) cabang Gorontalo

merupakan perusahaan penyedia dan mengusahakan fasilitas

pelabuhan yang memungkinkan kapal dapat berlabuh aman dan

dapat melakukan bongkar/muat. Selain itu, Pelindo juga

3
mengawasi pelaksanaan pemakain tambatan sesuai

peremcanaan sebelumnya.

2. Pengertian jasa adalah suatu yang tidak berwujud dan seperti

produk yang tidak berwujud. Jasa bukan barang fisik tetapi

sesuatu yang menghadirkan kegiatan atau perbuatan.

3. Pemanduan adalah kegiatan pandu dalam membantu,

membetrikan saran, informasi kepada nakoda tentang kondisi

pelabuhan, perairan dan alur pelayaran setempat yang penting

agar navigasi pelayaran dapat dilaksanakan dengan selamat,

tertib, dan lancar demi keselamatan kapal dan lingkungan.

4. Penundaan kapal adalah bagian dari penundaan yang meliputi

kegiatan mendorong, menarik atau menggandeng kapal yang

berolah gerak untulk bertambat ke atau melepas dari dermaga.

5. Petugas pandu adalah pelaut nautik yang telah memenuhi

persyaratanyang di tetapkan oleh pemerintah untuk

melaksanakan tugas pemanduan.

6. Perairan wajib pandu adalah suatu wilayah perairan yang

karena kondisi perairannya wajib dilakukan pemanduan bagi

kapal yang memiliki tonase kotor tertentu.

7. Perairan pandu luar biasa adalah suatu wilayah perairan yang

karena kondisi perairannya tidak wajib dilakukan pemanduan,

namun apabila Nahkoda atau pemimpin kapal memerlukan

4
pemanduan kapal dapat mengajukan permintaan untuk

menggunakan fasilitas pemanduan.

5
6

Anda mungkin juga menyukai