Anda di halaman 1dari 3

NAMA :

NIM :
MATA KULIAH/KELAS :

1. Manfaat dan Pentingnya Mengetahui Berbagai Pemikiran Ekonomi


Penting bagi seorang ekonom untuk mengetahui berbagai pemikiran ekonomi karena untuk
mengimplementasikan suatu teori ekonomi dalam suatu kebijakan, seorang ekonom dapat belajar
dari berbagai pemikiran ekonom sebelumnya sehingga yang baik dan relevan dapat dilanjutkan
sedangkan kebijakan yang dinilai tidak relevan tidak perlu digunakan lagi dan mencari alternatif
teori lain. Manfaatnya adalah seorang ekonom dapat belajar dari kerangka berpikir ekonom
sebelumnya dalam menghasilkan suatu teori ekonomi yang dapat digunakan untuk
menyelesaikan permasalahan yang ada.
2. –Merkantilisme
Pada Merkantilisme, harta berupa emas dan kemakmuran menjadi simbol kekuatan negara.
Identik pula dengan keterlibatan negara dalam perekonomian masyarakat. Sumber daya yang
terbatas melatarbelakangi keterkaitan merkantilisme dengan kolonialisme, sebuah sistem
ekonomi yang berupaya meningkatkan kekuatan negara sendiri dengan melemahkan kekuatan
ekonomi negara lainnya. Sistem ini berjalan dengan skema dimana kerajaan disebut dengan
Mother country, ini akan mengontrol semua perdagangan di koloninya. Koloni dilarang untuk
berdagang dengan koloni lain atau kerajaan lain, selain itu kerajaan akan berusaha menekan
import dan mendukung eksport. Jika dilihat dari sifatnya yang mementingkan modal/kapital
sebagai ukuran dari keberhasilan dan faktor penggerak ekonomi. Maka sistem ekonomi ini
adalah dasar dari sistem ekonomi kapitalis. Dapat disimpulkan kontribusi pemikiran
merkantilisme terhadap model pemikiran ekonomi saat ini adalah pengaruh ekonomi antar
negara yang memiliki perekonomian kuat dengan negara yang perekonomiannya masih
bergantung terhadap negara kuat, ekspor dan impor dalam perdagangan internasional,
keterlibatan negara dalam masyarakat seperti kebijakan proteksionisme, kebijakan tarif impor
dan subsidi.
-Klasik
Berbeda dengan merkantilisme, pemikiran ini menekankan hukum alam bukan keterlibatan
negara serta menjunjung kebebasan maksimum individu, tenaga kerja, dan motif keuntungan. Di
antara pemikiran para tokoh klasik yang paling berpengaruh yaitu Adam Smith dengan bukunya
“The Wealth Of Nations”(1776) di mana setiap orang berhak bebas menentukan memenuhi
keinginannya, serta harga di pasar akan menemui keseimbangannya sendiri dengan adanya
‘invisible hand’. Thomas Malthus dengan pemikirannya bahwa pertumbuhan penduduk seperti
deret ukur sedangkan pertumbuhan ketersediaan makanan seperti deret hitung, lebih lambat
dibandingkan pertumbuhan penduduk sehingga menimbulkan kelaparan dan kemiskinan. Dapat
disimpulkan bahwa pemikiran klasik yang berkontribusi pada model pemikiran saat ini dapat
dicerminkan dengan adanya model sistem ekonomi liberal yang diterapkan dibeberapa negara
yang mana tidak ada intervensi pemerintah, kapitalis bersaing meraih keuntungan sebesar-
besarnya karena adanya kebebasan individu dalam menentukan ‘self interest’.Selain itu, relevan
pula dengan teori Malthus di mana saat ini populasi manusia yang semakin banyak akan
membutuhkan kebutuhan produksi pangan yang banyak juga, oleh karena itu dibutuhkan tenaga
kerja yang banyak pula, para pekerja pastinya membutuhkan upah yang sesuai dengan
kinerjanya, apabila pekerja mendapat upah yang tinggi akan menaikkan struktur ekonomi negara
tersebut. Aliran pemikiran dominan yang luar biasa lainnya adalah Teori Kuantitas Uang, yaitu
jumlah uang yang beredar memiliki hubungan langsung dengan tingkat tingkat harga: yang
menjadi landasan untuk tidak sembarang mencetak uang.
-Neoklasik
Para pemikir neoklasik secara sederhana dapat dibagi ke dalam dua kelompok aliran, yakni aliran
generasi pertama dan generasi kedua. Aliran Neoklasik generasi pertama lebih banyak
mengarahkan usahanya dalam memperbaiki teori-teori yang dicetuskan kaum Klasik. Akan
tetapi, mereka masih mempercayai anggapan kaum Klasik terkait prinsip pasar persaingan
sempurna dan anggapan bahwa ekonomi akan selalu menuju pada keseimbangan. Adapun aliran
neoklasik generasi kedua lebih banyak menolak pandangan kaum Klasik, terutama dalam hal
pasar persaingan sempurna Adam Smith. Mereka beranggapan bahwa dalam kehidupan nyata,
asumsi-asumi kaum Klasik banyak terlanggar karena berbagai faktor yang dapat mengakibatkan
pasar berjalan tidak sempurna.
Hal ini menjadi perbedaan paling mencolok dari ekonomi Neoklasik dengan ekonomi Klasik.
Ketika pasar terjadi dalam bentuk persaingan tidak sempurna, maka menurut pakar Neoklasik,
hal ini menjadi peluang bagi tindakan politik untuk ikut campur. Pada kondisi ini, pemerintah
perlu ‘mengoreksi’ ketidaksempurnaan yang terjadi dalam pasar. Para pakar Neoklasik
menyatakan bahwa pemerintah perlu berperan dalam mengarahkan perekonomian ke arah ideal
agar pasar dapat berfungsi layaknya pasar persaingan yang sempurna. Namun, campur tangan
pemerintah ini ditegaskan hanya pada proses dan keputusan politik terkait perbaikan pasar. Akan
tetapi, pakar Neoklasik sama sekali tidak membahas tentang perlunya campur tangan pemerintah
dalam masalah-masalah sosial. Hal yang lebih banyak dibahas para pemikir Neoklasik ini adalah
persoalan eksternalitas, barang publik serta pasar persaingan tidak sempurna secara umum.
Maka kontribusi pemikiran neoklasik terhadap model pemikiran ekonomi saat ini di antaranya
adalah intervensi pemerintah dilakukan saat ada permasalahan atau kegagalan pasar. Proses
politik yang diusulkan untuk dilakukan pemerintah salah satunya dengan menetapkan larangan
terhadap aktivitas yang menimbulkan eksternalitas. Selain itu, juga penerapan pajak bagi
aktivitas yang menimbulkan eksternalitas negatif, pemberian subsidi bagi aktivitas dengan
dampak positif, serta penggunaan hak kepemilikan. Sedangkan jika permasalahan terkait barang
publik, maka pemerintah bisa mengambil alih pengadaannya.
3. Sumbangan Pemikiran Keynes/Keynesian
John Maynard Keynes mengkaji krisis besar yang melanda Amerika Serikat kala itu. Keynes
sampai pada kesimpulan bahwa depresi ekonomi yang dialami Amerika Serikat terjadi akibat
permintaan agregat yang jauh lebih kecil dibanding penawaran agregat. Untuk menghadapi
masalah ini, Keynes menawarkan solusi, yang salah satunya adalah dengan melakukan kebijakan
fiskal yang lebih ekspansif. Artinya, pemerintah harus mengambil peran yang jauh lebih luas lagi
dalam hal ekonomi, salah satunya dalam pengambilan kebijakan fiskal.
Sebagai contoh, pemerintah bisa mengambil peran di pasar uang dengan cara memperhatikan
faktor ekspektasi selain tingkat suku bunga. Di pasar tenaga kerja, pemerintah bisa bertindak
dalam menetapkan kebijakan upah minimum. Ajaran-ajaran Keynes ini selanjutnya dikenal
sebagai ajaran Keynesian.
Kaum Neoklasik mengharapkan campur tangan pemerintah sebatas dalam mengatasi kegagalan
pasar. Keynesian, mengharapkan adanya campur tangan pemerintah yang jauh lebih besar dari
itu. Pemerintah harus bisa terlibat dalam mengatasi berbagai kelemahan sistem pasar persaingan
sempurna, serta menaruh perhatian lebih kepada kelompok-kelompok masyarakat yang kurang
beruntung seperti kaum miskin. Keynesian juga menganjurkan pemerintah untuk menaruh
perhatian terhadap usaha-usaha mencapai pemerataan kesejahteraan masyarakat. Pada intinya,
ajaran Keynesian menyatakan perlunya campur tangan pemerintah yang semakin luas dan
semakin kuat dalam aktivitas ekonomi politik masyarakat, termasuk dalam hal sosial.
Ajaran-ajaran Keynesian ini rupanya banyak mendapat sambutan dari berbagai negara di dunia.
Tahun 1960-an, ajaran Keynesian bahkan telah banyak berkembang dan diimplementasikan di
negara-negara berkembang yang baru memerdekakan diri. Pemerintah di negara berkembang
diharapkan mampu mengambil peran dalam mengantarkan masyarakat ke arah kesejahteraan,
sebagai agen pembangunan.
Dampak ajaran Keynesian ini sangat terlihat dari keterlibatan pemerintah yang semakin besar
dalam hal perekonomian. Bahkan, sejak tahun 1960-an hingga saat ini, pemerintah di seluruh
dunia banyak yang terlibat aktif dalam merancang kebijakan-kebijakan, seperti :
 kebijakan ekonomi seperti kebijakan fiskal, moneter, dan perdagangan internasional;
 pembuatan aturan dan undang-undang terkait bisnis untuk memerangi praktik bisnis yang
tidak adil;
 undang-undang ketenagakerjaan dan perburuhan untuk melindungi buruh;
 undang-undang perlindungan konsumen dari praktik bisis yang merugikan konsumen;
 undang-undang pelestarian dan perlindungan lingkungan;
 HAM dan sejenisnya;
 penciptaan iklim usaha yang kondusif;
 terlibat sebagai pelaku ekonomi, seperti lewat BUMN/ BUMD (Badan Usaha Milik
Negara/ Badan Usaha Milik Daerah).

Anda mungkin juga menyukai