Anda di halaman 1dari 12

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Asal dan Cara Terbentuknya Batuan Beku dan Batuan Sedimen
2.1.1 Asal Terbentuknya Batuan Beku dan Batuan Sedimen
Semua batuan pada mulanya dari magma. Magma adalah benda cair panas
pijar yang bersuhu diatas 1000˚C. Magma keluar di permukaan bumi antara lain
melalui puncak gunung berapi. Gunung berapi ada di daratan ada pula yang di
lautan. Magma yang sudah mencapai permukaan bumi akan membeku. Magma
yang membeku kemudian menjadi batuan beku. Batuan beku muka bumi selama
beribu-ribu tahun lamanya dapat hancur terurai selama terkena panas, hujan, serta
aktivitas tumbuhan dan hewan. Selanjutnya hancuran batuan tersebut tersangkut
oleh air, angin atau hewan ke tempat lain untuk diendapkan. Hancuran batuan
yang diendapkan disebut batuan endapan atau batuan sedimen.

2.1.2 Cara Terbentuknya Batuan Beku dan Batuan Sedimen


1) Cara Terbentuknya Batuan Beku
Karena magma merupakan cairan yang panas, maka ion-ion yang
menyusun magma akam bergerak bebas tak beraturan. Sebaliknya pada saat
magma mengalami pendinginan, pergerakan ion-ion yang tidak beraturan ini akan
menurun, dan ion-ion akan mulai mengatur dirinya menyusun bentu yang teratur.
Proses ini disebut kristalisasi. Pada proses ini yang merupakan kebalikan dari
proses pencairan, ion-ion akan saling mengikat satu dengan yang lainnya dan
melepaskan kebebasan untuk bergerak. Ion-ion tersebut akan membentuk ikatan
kimiadan membentuk kristal yang teratur. Pada umumnya material yang
menyusun magma tidak membeku pada waktu yang bersamaan.

3
4

Kecepatan pendinginan magma akan sangat berpengaruh terhadap proses


kristalisasi, terutama pada ukuran kristal apabila pendinginan magma berlangsung
dengan lambat, ion-ion mempunyai kesempatan untuk mengembangkan dirinya,
sehingga akan menghasilkan bentuk kristal yang besar. Sebaliknya pada
pendinginan yang cepat, ion-ion tersebut tidak mempunyai kesempatan untuk
mengembangkan dirinya sehingga akan membentuk kristal yang kecil. Apabila
pendinginan berlangsung sangat cepat maka tidak ada kesempatan bagi ion untuk
membentuk kristal, sehingga hasil pembekuannya akam menghasilkan atom yang
tidak beraturan (hablur), yang dinamakan dengan mineral glass.
Pada saat magma mengalami pendinginan, atom-atom oksigen dan silikon
akan saling mengikat pertama kali untuk membentuk tetrahedra oksigen-silikon.
Kemudian tetrahedra-tetrahedra oksigen silikon tersebut akan saling bergabung
dan dengan ion-ion lainnya akan membentuk inti kristal dari bermacam mineral
silikat. Tiap inti kristal akan tumbuh dan membentuk jaringan kristalin yang tidak
berubah. Mineral yang menyusun magma tidak terbentuk pada waktu yang
bersamaan atau pada kondisi yang sama. Mineral tertentu akan mengkristal pada
temperatur yang lebih tinggi dari mineral lainnya, sehingga kadang-kadang
magma mengandung kristal-kristal padat yang dikelilingi oleh material yang
masih cair.
Komposisi dari magma dan jumlah kandungan baham folatil juga
mempengaruhi proses kristalisasi. Karena magma dibedakn dai faktor-faktor
5

tersebut, maka kenampakan fisik dan komposisi mineral batuan beku sangat
bervariasi. Dari hal tersebut, maka penggolongan batuan beku dapat didasarkan
pada faktor-faktor tersebut di atas. Kondisi lingkungan pada saat kristalisasi dapat
diperkirakan dari sifat dan susunan dari butiran mineral yang biasa disebut tekstur
dan komposisi mineralnya.

2) Cara Terbentuknya Batuan Sedimen

Batuan sedimen adalah batuan yang terjadi karena pengendapan materi


hasil erosi atau pelarutan. Jadi asalnya dari batuan yang sudah ada, baik batuan
beku, batuan metamorf yang mengalami pelapukan, terkikis, tersangkut kemudian
diendapkan ditempat lain, sehingga mengalami proses sementasi dan litifikasi
menjadi batuan sedimen yang keras. Sedimen akan menjadi batuan sedimen
melalui proses pengerasan atau pembatuan yang melibatkan :
a. Pemampatan (Compaction)
b. Penyimenan (Cementation)
c. Penghabluran semula (Recrystallization) terutamanya sedimen karbonat)

 Pemampatan (compaction)
6

Pemampatan menyebabkan butiran sedimen akan tertekan semasa


tertimbus. Susunan butiran akan tersusun semula dengan lebih padat. Jika
banyak partikal yang lembut seperti syal, sedimen lebih mudah
mengalami pemampatan. Akibat daripada pemampatan, lapisan menjadi
lebih nipis, porositi berkurangan, terutama dalam sedimen lumpur
terrigenus.
Pengurangan porositi dan kehilangan air mencapai 60-80%. Air
akan mengalir ke kawasan yang berketelapan tinggi seperti pasir, dan
akan memain perana penting dalam pelarutan dan pemendapan kimia
dalam pasir. Setelah tersusun semula, pemampatan yang terterusan
menyebabkan butiran bersentuhan satu sama lain. Tempat sentuhan
mengalami tekanan yang tinggi dan perubahan fizikal berlaku, seperti
proses larutan tekanan (pressure solution). Silika yang terlarut akan
masuk dalam rongga antara butiran dan boleh membentuk simen.

 Penyimenan (cementation)
Penyimenan merupakan proses dimana mineral baru yang berasal
daripada cairan rongga (pore fluids) akan terbentuk/termendap di
permukaan butiran atau berlakunya tumbuh-tambah atau tumbuh-lampau
atau pertumbesaran (overgrowths) mineral yang sedia ada. Jenis simen
yang utama ialah kuarza dan kalsit. Simen akan mengikat butiran
menyebabkan sedimen menjadi batu. Penyimenan biasanya berlaku
diperingkat pertengahan diagenesis. Jika berlaku diperingkat awal, ia
boleh mengurangkan kesan pemampatan, yang mana simen yang keras
boleh menahan tekanan.
Simen kuarza berasal daripada air liang yang tepu dengan silika,
iaitu hasil daripada pelarutan organisma bersilika, larutan tekanan kuarza,
diagenesis kimia mineral liat dan lain-lain. Simen kalsit boleh terbentuk
semasa sedimen terendap, iaitu di kawasan sekitaran karbonat.

 Penghabluran Semula (recrystallization)


7

Penghabluran semula ialah proses perubahan saiz dan/atau


perubahan bentuk, tanpa adanya perubahan kimia atau mineralogi.
Biasanya saiz akan bertambah, tetapi pengecilan saiz boleh berlaku.
Penghabluran semula penting dalam batu kapur, yang mana saiz kalsit
menjadi bertambah besar, tekstur serta strukturnya mungkin musnah.
2.2 Jenis Batuan Beku dan Batuan Sedimen
2.2.1 Jenis Batuan Beku
Beberapa jenis batuan beku, antara lain:
1) Batu Apung

o  Ciri : warna keabu-abuan, berpori-pori, bergelembung, ringan, terapung dalam air


o  Cara terbentuk : dari pendinginan magma yang bergelembung-gelembung gas
 Kegunaan : untuk mengamplas atau menghaluskan kayu, di bidang
industri digunakan sebagai bahan pengisi (filler), isolator temperatur
tinggi dan lain-lain.

2) Obsidian

o  Ciri : hitam, seperti kaca, tidak ada kristal-kristal


8

o  Cara terbentuk : terbentuk dari lava permukaan yang mendingin dengan cepat
o  Kegunaan : untuk alat pemotong atau ujung tombak (pada masa purbakala) dan
bisa dijadikan kerajinan
3) Granit

o  Ciri : terdiri atas kristal-kristal kasar, warna putih sampai abu-abu, kadang-kadang
jingga, Batuan ini banyak di temukan di daerah pinggiran pantai dan di pinggiran
sungai besar ataupun di dasar sungai.
o  Cara terbentuk : dari pendinginan magma yang terjadi dengan lambat di bawah
permukaan bumi
o  Kegunaan : sebagai bahan bangunan

4) Basalt

o  Ciri : terdiri atas kristal-kristal yang sangat kecil, berwarna hijau keabu-abuandan
berlubang-lubang
o  Cara terbentuk : dari pendinginan lava yanng mengandung gas tetapi gasnya
telah menguap
9

o  Kegunaan : sebagai bahan baku dalam industri poles, bahan bangunan / pondasi
bangunan (gedung, jalan, jembatan, dll)

5) Diorit

o  Ciri : Kelabu bercampur putih, atau hitam bercampur putih


o  Cara terbentuk : dari hasil peleburan lantai samudra yang bersifat mafic pada
suatu subduction zone, biasanya diproduksi pada busur lingkaran volkanis, dan
membentuk suatu gunung didalam cordilleran ( subduction sepanjang tepi suatu
benua, seperti pada deretan Pegunungan)
o  Kegunaan : sebagai batu ornamen dinding maupun lantai bangunan gedung dan
sebagai bahan bangunan (hiasan)

2.2.2 Jenis Batuan Sedimen


Beberapa jenis batuan sedimen, antara lain:
1) Konglomerat
10

o  Ciri : material kerikil-kerikil bulat, batu-batu dan pasir yang merekat satu sama
lainnya
o  Cara terbentuk : dari bahan-bahan yang lepas karena gaya beratnya menjadi
terpadatkan dan terikat
o  Kegunaan : untuk bahan bangunan
2) Batu Pasir

o  Ciri : tersusun dari butiran-butiran pasir, warna abu-abu, kuning, merah


o  Cara terbentuk : dari bahan-bahan yang lepas karena gaya beratnya menjadi
terpadatkan dan terikat
o  Kegunaan : sebagai material di dalam pembuatan gelas/kaca dan sebagai
kontruksi bangunan

3) Batu Serpih

o  Ciri : lunak, baunya seperti tanah liat, butir-butir batuan halus, warna hijau, hitam,
kuning, merah, abu-abu
o  Cara terbentuk : dari bahan-bahan yang lepas dan halus karena gaya beratnya
menjadi terpadatkan dan terikat
11

o  Kegunaan : sebagai bahan bangunan

4) Batu Gamping (kapur)

o  Ciri : agak lunak, warna putih keabu-abuan, membentuk gas karbon dioksida
kalau ditetesi asam
o  Cara terbentuk : dari cangkang binatang lunak seperti siput, kerang, dan binatang
laut yang telah mati. Rangkanya yang terbuat dari kapu tidak akan musnah, tapi
memadat dan membentuk batu kapur
o  Kegunaan : sebagai bahan baku semen

5) Breksi

o  Ciri : gabungan pecahan-pecahan yang berasal dari letusan gunung berapi


o  Cara terbentuk : terbentuk katena bahan-bahan ini terlempar tinggi ke udara dan
mengendap di suatu tempat
12

o  Kegunaan : dijadikan sebagai kerajinan dan sebagai bahan bangunan

2.3 Karakteristik Mineral Pada Setiap Batuan Beku dan Batuan Sedimen
Sedimen
2.3.1 Karakteristik Mineral Pada Batuan Beku
Untuk menentukan komposisi mineral pada batuan beku, cukup dengan
mempergunakan indeks warna dari batuan kristal. Atas dasar warna mineral
sebagai penyusun batuan beku dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
• Mineral felsik, yaitu mineral yang berwarna terang, terutama terdiri dari mineral
kwarsa, feldspar, feldspatoid dan muskovit.
• Mineral mafik, yaitu mineral yang berwarna gelap, terutama biotit, piroksen,
amphibol dan olivin.
Batuan beku dapat diklasifikasikan berdasarkan cara terjadinya,
kandungan SiO2, dan indeks warna. Dengan demikian dapat ditentukan nama
batuan yang berbeda-beda meskipun dalam jenis batuan yang sama, menurut dasar
klasifikasinya.
Klasifikasi berdasarkan cara terjadinya, menurut Rosenbusch (1877-1976)
batuan beku dibagi menjadi:
• Effusive rock, untuk batuan beku yang terbentuk di permukaan.
• Dike rock, untuk batuan beku yang terbentuk dekat permukaan.
• Deep seated rock, untuk batuan beku yang jauh di dalam bumi. Oleh W.T.
Huang (1962), jenis batuan ini disebut plutonik, sedang batuan effusive disebut
batuan vulkanik.
Klasifikasi berdasarkan kandungan SiO2 (C.L. Hugnes, 1962), yaitu:
• Batuan beku asam, apabila kandungan SiO2 lebih dari 66%. Contohnya adalah
riolit.
• Batuan beku intermediate, apabila kandungan SiO2 antara 52% - 66%.
Contohnya adalah dasit.
13

• Batuan beku basa, apabila kandungan SiO2 antara 45% - 52%. Contohnya
adalah andesit.
• Batuan beku ultra basa, apabila kandungan SiO2 kurang dari 45%. Contohnya
adalah basalt.
Klasifikasi berdasarkan indeks warna ( S.J. Shand, 1943), yaitu:
• Leucoctaris rock, apabila mengandung kurang dari 30% mineral mafik.
• Mesococtik rock, apabila mengandung 30% - 60% mineral mafik.
• Melanocractik rock, apabila mengandung lebih dari 60% mineral mafik.
Sedangkan menurut S.J. Ellis (1948) juga membagi batuan beku berdasarkan
indeks warnanya sebagai berikut:
• Holofelsic, untuk batuan beku dengan indeks warna kurang dari 10%.
• Felsic, untuk batuan beku dengan indeks warna 10% sampai 40%.
• Mafelsic, untuk batuan beku dengan indeks warna 40% sampai 70%.
• Mafik, untuk batuan beku dengan indeks warna lebih dari 70%.

2.3.2 Karakteristik Mineral Pada Batuan Sedimen


Batuan endapan atau batuan sedimen adalah salah satu dari tiga kelompok
utama batuan (bersama dengan batuan beku dan batuan metamorfosis) yang
terbentuk melalui tiga cara utama: pelapukan batuan lain (clastic); pengendapan
(deposition) karena aktivitas biogenik; dan pengendapan (precipitation) dari
larutan. Jenis batuan umum seperti batu kapur, batu pasir, dan lempung, termasuk
dalam batuan endapan. Batuan endapan meliputi 75% dari permukaan bumi.
Penamaan batuan sedimen biasanya berdasarkan besar butir penyusun
batuan tersebut Penamaan tersebut adalah: breksi, konglomerat, batupasir, batu
lempung

 Breksi adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih besar dari 2 mm
dengan bentuk butitan yang bersudut
 Konglomerat adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih besar dari
2 mm dengan bentuk butiran yang membudar
14

 Batu pasir adalah batuan sedimen dengan ukuran butir antara 2 mm


sampai 1/16 mm
 Batu lanau adalah batuan sedimen dengan ukuran butir antara 1/16 mm
sampai 1/256 mm
 Batu lempung adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih kecil dari
1/256 mm

Anda mungkin juga menyukai