Anda di halaman 1dari 11

Didaktis: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan e-issn 2614-0578

Vol.19 No.3 Tahun 2019 p-issn 1412-5889

PENANGANAN KESULITAN BELAJAR SISWA DENGAN PENDEKATAN


PSIKOLOGI BELAJAR DI SMA NEGERI 3 KENDARI

Lilianti, Adam, Asrul, Arfin


Universitas Muhammadiyah Kendari
lilianti@umkendari.ac.id

ABSTRAK
Kesulitan belajar adalah salah satu kondisi atau masalah yang dialami oleh siswa dalam
belajar, sehingga dapat menurunkan kinerja akademik atau prestasi belajar siswa. Dengan
kondisi seperti ini perlu adanya “Balance” psikologi belajar antara guru dan siswa. Dalam
penelitian ini dirumuskan pertanyaan penelitian yaitu: 1) Bagaimana cara mendiagnosis
kesulitan belajar?; 2) Bagaimana solusi untuk memecahkan masalah kesulitan belajar siswa?.
Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah: 1) untuk mengetahui cara mendiagnosis
kesulitan belajar siswa; 2) untuk mengetahui solusi untuk memecahkan masalah kesulitan
belajar siswa. Penelitian ini merupakan deskriptif kualitatif, dengan pengolahan data melalui
observasi, wawancara, dan dokumen terkait objek penelitian. Teknik analisis data dilakukan
secara secara interaktif dan secara terus menerus. Hasil penelitiannya adalah: 1) langkah-
langkah yang dilakukan untuk mendiagnosis masalah kesulitan belajar siswa adalah: a)
Memetakan kondisi dan keberadaan siswa berdasarkan karakter dan gaya mereka dalam
belajar; (b) Memahami kondisi psikologi siswa dalam belajar sehingga terjadi timbal balik dalam
menciptakan kondisi belajar yang menyenangkan. 2) Langkah-langkah yang dilakukan oleh guru
dalam mengatasi kesulitan belajar siswa adalah: (a) Guru dapat mengetahui dan memahami
kondisi dan perbedaan setiap siswanya; (b) Guru dapat memetakan kondisi siswa berdasarkan
karakteristiknya, kemampuannya maupun gaya siswa dalam belajar.
Katakunci: Kesulitan Belajar; Psikologi Belajar

ABSTRACT
Learning difficulties are one of the conditions or problems experienced by students in
learning, so that it can reduce academic performance or student achievement. With these
conditions there needs to be a "Balance" of learning psychology between teachers and students.
In this study research questions were formulated namely: 1) How to diagnose learning
difficulties?; 2) What is the solution for solving students' learning difficulties? The objectives of
this research are: 1) to find out how to diagnose student learning difficulties; 2) to find solutions
to solve students' learning difficulties. This research is a qualitative descriptive, with data
processing through observation, interviews, and documents related to the object of research.
The data analysis technique is done interactively and continuously. The results of his research
are: 1) the steps taken to diagnose students' learning difficulties are: a) Mapping the condition
and whereabouts of students based on their character and style of learning; b) Understanding
the psychological conditions of students in learning so that reciprocity occurs in creating
pleasant learning conditions. 2) The steps taken by the teacher in overcoming student learning
difficulties are: a) The teacher can know and understand the conditions and differences of each
student; b) The teacher can map the conditions of students based on their characteristics,
abilities and styles of students in learning.
Keywords: Learning Difficulties; Learning Psychology

PENDAHULUAN 2003 Pasal 1 tentang sistem


Berdasarkan Undang-Undang pendidikan nasional, dijelaskan
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun bahwa pendidikan adalah usaha sadar

1
e-issn 2614-0578 Didaktis: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan
p-issn 1412-5889 Vol.20 No.1 Tahun 2020

dan terencana untuk mewujudkan pelaksanaan pendidikan yang


suasana belajar dan proses dilaksanakan disetiap
pembelajaran agar peserta didik institusi/lembaga pendidikan. Dalam
secara aktif mengembangkan potensi pelaksanaan proses belajar mengajar
dirinya untuk memiliki kekuatan tidak selamanya akan berjalan dengan
spiritual keagamaan, pengendalian baik sesuai dengan harapan dan
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak tujuan pembelajaran untuk mencapai
mulia, serta keterampilan yang tujuan pendidikan. Persoalan dan
diperlukan dirinya, masyarakat, permasalahan pembelajaran baik
bangsa dan negara. Pendidikan disengaja maupun tidak disengaja
merupakan usaha sadar dan sering terjadi, sehingga diperlukan
terencana untuk mewujudkan pendekatan-pendekatan rasional
suasana belajar dan proses untuk mengatasinya. Guru
pembelajaran agar siswa secara aktif merupakan garda terdepan dituntut
mengembangkan potensi dirinya untuk dapat memahami kondisi
untuk memiliki kekuatan spiritual pembelajaran juga memahami kondisi
keagamaan, pengendalian diri, dan karakter peserta didiknya yaitu
kepribadian, kecerdasan, akhlak siswa dalam pelaksanaan proses
mulia, serta keterampilan yang belajar mengajar di sekolah.
diperlukan dirinya dan masyarakat Siswa dalam menjalankan
(Robbins, 2007). Sedangkan aktifitas belajar mengajar memiliki
pendidikan menurut Ivan Illich potensi yang berbeda-beda antara
(Soyomukti, 2011: 27) adalah proses satu dengan yang lainnya. Perbedaan
memberikan manusia berbagai individu inilah yang menyebabkan
macam situasi yang bertujuan perbedaan tingkah laku siswa dalam
memberdayakan diri dengan belajar. Siswa dalam mengikuti proses
mempertimbangkan aspek belajar mengajar ada yang cepat
penyadaran, pencerahan, menerima materi pelajaran terkadang
pemberdayaan dan perubahan ada yang lambat menerima materi
perilaku. Hal ini memberikan isyarat pelajaran. Sehingga diperlukan
perlunya mempersiapkan generasi pendekatan khusus dan solutif untuk
yang dapat menciptakan peluang mengatasi hal tersebut agar dinamika
kerja dengan berbagai keterampilan pembelajaran
dan pengetahuan yang dimiliki di sekolah bisa berjalan baik, efektif,
dengan tetap menjadikan pendidikan efisien, dan maksimal.
moral sebagai prioritas Kadangkala persoalan belajar
(Soyomukti, 2011: 32). mengajar di sekolah disebabkan oleh
Dalam proses pendidikan tidak ketidaktahuan guru dalam mengelola
terlepas dari kegiatan belajar kelas, sehingga proses belajar
mengajar yang merupakan inti mengajar di sekolah tidak berjalan

2
Didaktis: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan e-issn 2614-0578
Vol.20 No.1 Tahun 2020 p-issn 1412-5889

sesuai dengan harapan. Guru, diprioritaskan kepada para siswa yang


terkadang kencenderungannya unggul atau yang berkemampuan
“memburu” materi mengajarnya pada rata-rata, sehingga siswa yang
saat mengajar dengan alasan agar berkemampuan lebih atau yang
cepat selesai dan mencapai tujuan berkemampuan kurang terabaikan.
kurikulum dan justru mengabaikan Dalam artian bahwa siswa yang
keberadaan siswa dalam memahami terkategori “di luar rata-rata” tidak
materi yang disampaikan. Guru mendapatkan kesempatan memadai
kadangkala merasa tidak perduli dan untuk berkembang sesuai dengan
tidak mau bertanggung jawab dalam kapasitas dan kemampuannya.
merespon perbedaan siswa dalam hal Dengan demikian, dari kondisi ini
kemampuan mencerna materi timbullah apa yang disebut kesulitan
pembelajaran yang disampaikan, belajar (Learning Difficulty) yang tidak
sehingga dapat menimbulkan hanya menimpa siswa yang memiliki
masalah baru bagi siswa. Hal ini bisa kemampuan rendah saja, akan tetapi
mengakibatkan dampak yang lebih juga dialami oleh siswa yang memiliki
besar dan serius bagi siswa yaitu kemampuan tinggi.
adanya kesulitan dalam belajar atau Selain itu, ditemukan juga
mengalami hambatan dalam beberapa masalah pada siswa yang
belajarnya. mengalami hambatan belajar. Siswa
Dalam lembaga/institusi sulit meraih prestasi belajar di
pendidikan tidak selamanya proses sekolah, padahal telah mengikuti
pembelajaran akan berjalan sesuai pelajaran dengan sungguh-sungguh.
dengan harapan dan kenyataan yang Ada juga masalah siswa terkesan
telah digariskan dalam rambu-rambu lamban dalam mengerjakan tugas,
kurikulum yang telah disusun. yang berhubungan dengan kegiatan
Kecenderungan dalam domain belajar. Atas kenyataan itu semua,
aplikasi di lapangan banyak semestinya sekolah dan terkhusus
ditemukan masalah yang pendidik turut dituntut berperan
menghambat siklus dan dinamika membantu memecahkan masalah
pembelajaran. yang dihadapi siswa.
Berdasarkan fakta Guru merupakan tulang
di lapangan tampak jelas bahwa siswa punggung bagi keberlangsungan
memiliki perbedaan dalam hal pendidikan terkadang sulit untuk
kemampuan intelektual, kebiasaan menyesuaikan diri dan membangun
dan pendekatan belajar yang profesionalisme mereka untuk
terkadang sangat mencolok antara menjadi garda terdepan dalam
siswa satu dengan siswa yang lainnya. membawa arah pendidikan yang lebih
Tetapi dalam penyelenggaraan baik sesuai dengan amanat Undang-
pendidikan pada umumnya hanya Undang. Permasalahan yang paling

3
e-issn 2614-0578 Didaktis: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan
p-issn 1412-5889 Vol.20 No.1 Tahun 2020

utama adalah kurang berkualitasnya perlu memahami karakter dan kondisi


para pendidik dalam mengawal dan psikologis peserta didiknya dalam
melaksanakan prinsip-prinsip yang belajar. Hal ini sangat penting
telah dituangkan dalam program dilakukan untuk mendiagnosa hal-hal
pendidikan. Permasalahan ini yang dapat menyebabkan siswa
bukanlah hal baru bagi negeri ini, mengalami berbagai permasalahan
tetapi persoalan ini sudah menjadi dalam belajarnya dan dicarikan solusi
potret buram bagi pendidikan penyelesaiannya agar semua
di Indonesia. Apalah jadinya jikalau permasalahannya tidak berlarut-larut.
peserta didik, dididik dan diajar oleh Kesulitan belajar adalah
pendidik yang tidak bermutu dan terjemah dari istilah bahasa inggris
berkualitas. Inilah wajah buruk dunia learning disability. Menurut terjemah
pendidikan saat ini. Walaupun tersebut sesungguhnya kurang tepat,
pemerintah telah mencanangkan karena learning artinya belajar,
berbagai upaya untuk mendongkrak disability artinya ketidakmampuan.
kredibilitas untuk menunjang Kesulitan belajar adalah: suatu kondisi
keberhasilan pendidikan dimasa yang mana anak didik tidak belajar
depan tetapi upaya ini masih sebatas sebagaimana mestinya karena ada
pada program saja. Sertifikasi guru gangguan tertentu (Ismail, 2016).
dan dosen serta mendorong guru agar Istilah kesulitan belajar yang
memiliki kompetensi (pedagogik, penulis maksudkan adalah suatu
sosial, kepribadian, profesional) kondisi dimana anak didik tidak dapat
hanyalah sebatas instrumen yang belajar secara maksimal disebabkan
dicanangkan tetapi tidak membawa adanya hambatan, kendala atau
perubahan apapun kearah pendidikan gangguan dalam belajarnya. Belajar
yang lebih baik. adalah serangkaian kegiatan jiwa raga
Kesulitan belajar merupakan untuk memperoleh suatu perubahan
“penyakit“ yang sering dialami oleh tingkah laku sebagai hasil dari
siswa. Kesulitan belajar ini pengalaman individu dalam interaksi
sesungguhnya bukan sesuatu yang dengan lingkungannya yang
baru tetapi gejala ini merupakan menyangkut kognitif, afektif dan
problem umum yang sering dijumpai psikomotor (Syaiful, 2002). Ketika
dalam proses pembelajaran dan tidak kesulitan belajar terjadi tentu
pernah diduga dan dipahami oleh hambatan hadir dalam kegiatan
kebanyakan para pendidik. Sehingga belajar mata pelajaran sehingga
diperlukan obat penawarnya yang berakibat hasil belajarnya rendah.
dapat diberikan kepada siswa. Untuk Dalam buku psikologi belajar,
dapat mengetahui kondisi siswa, guru Syah (2013: 125-126) mengatakan
mata pelajaran yang sering bertatap dalam proses belajar dikenal adanya
muka/berkomunikasi secara langsung bermacam-macam kegiatan yang

4
Didaktis: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan e-issn 2614-0578
Vol.20 No.1 Tahun 2020 p-issn 1412-5889

memiliki corak yang berbeda antara sebab keberhasilan tujuan pendidikan


satu sama lainnya, baik dalam aspek tergantung aktivitas belajar dan
materi dan metodenya maupun mengajar yang ada. Dalam artian
dalam aspek tujuan dan perubahan bahwa belajar mengajar merupakan
tingkah laku yang diharapkan. motor penggerak dalam menilai
Banyak buku psikologi keberhasilan siswa.
mendefinisikan tentang belajar. Beragam kesulitan belajar yang
Namun, baik secara eksplisit maupun dialami oleh siswa, baik sekolah
implicit terdapat kesamaan maknanya negeri maupun swasta merupakan
bahwa definisi konsep belajar masalah klasik yang melanda dunia
manapun itu menunjukkan kepada pendidikan saat ini. Prestasi belajar
suatu proses perubahan perilaku atau yang memuaskan dapat diraih oleh
pribadi seseorang berdasarkan seseorang jika mereka dapat belajar
praktik atau pengalaman tertentu secara lancar dan tidak ada hal-hal
(Syamsuddin, 2007: 157). yang mengganggu atau
Psikologi belajar merupakan menghambatnya. Setiap sekolah
sebuah instrumen dan sangat perlu dalam berbagai jenis dan jenjangnya
dikembangkan untuk memberikan memiliki siswa yang berkesulitan
pemahaman sekaligus pengetahuan belajar, hanya yang membedakan
baru bagi guru, siswa maupun pada sifat, jenis, dan faktor-faktor
pengelola pendidikan, agar mereka yang mempengaruhinya
dapat memahami dan mengetahui (Syaiful, 2002).
pendekatan-pendekatan seperti apa Berdasarkan uraian tersebut
yang dibutuhkan dalam proses belajar bahwa untuk mengatasinya perlu
mengajar agar dapat mengarahkan pendekatan sosio-emosional psikologi
siswa dan mampu dalam menata pembelajaran,
memahami/mengetahui problem sehingga kondisi psikologis antara
siswa dalam belajar. Psikologi belajar pendidik dan peserta didik bisa
memiliki ruang lingkup dan terjadi “balance“ dalam menata
pendekatan yang unik dan fleksibel pembelajaran, sehingga terjadi
dalam memahami perbedaan dan kesinambungan dalam pencapaian
karakteristik antara elemen yang tujuan pendidikan.
terlibat di dalam dunia pendidikan. SMA Negeri 3 Kendari
Psikologi belajar bisa dijadikan merupakan salah satu
alat untuk merekontruksi dinamika lembaga/institusi pendidikan tidak
pembelajaran yang ada, sehingga terlepas dari persoalan dalam
pembelajaran yang berlangsung menghadapi kesulitan siswa dalam
dalam institusi sekolah dapat berjalan belajar. Untuk itu perlu ada langkah-
dengan baik. Proses belajar mengajar langkah yang konprehensif untuk
di sekolah merupakan ruh pendidikan, mengatasinya agar persoalan

5
e-issn 2614-0578 Didaktis: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan
p-issn 1412-5889 Vol.20 No.1 Tahun 2020

kesulitan belajar siswa bukan lagi belajar terjadi keseimbangan


menjadi momok yang sangat sehingga nantinya tidak menimbulkan
menakutkan bagi siswa, guru maupun dampak kesulitan bagi siswa dalam
orang tua, sehingga perlu ada belajar dan dapat memudahkan
tindakan untuk mengatasinya. penanganan kesulitan belajar siswa
Merujuk pada latar belakang yang akan dilakukan oleh guru dan
di atas, maka dirumuskan pertanyaan pendidik lainnya di SMA Negeri 3
penelitian yaitu: 1) Bagaimana cara Kendari.
mendiagnosis/mengetahui kesulitan Dalam penelitian ini metode
belajar siswa?; 2) Bagaimana solusi atau pendekatan yang digunakan
untuk mengatasi/memecahkan untuk mengumpulkan data penelitian
masalah kesulitan belajar siswa?. adalah dengan menggunakan:
Adapun tujuan penelitian ini adalah: (a) Teknik wawancara yaitu dilakukan
1) Untuk mengetahui cara untuk mendapatkan informasi
mendiagnosis kesulitan belajar siswa; mendalam tentang latar belakang dan
2) Untuk mengetahui solusi untuk substansi permasalahan;
mengatasi/memecahkan masalah (b) Teknik observasi yaitu digunakan
kesulitan belajar siswa. untuk menggali data dari sumber data
baik secara formal maupun informal
METODE PENELITIAN berupa peristiwa, lokasi dan benda
Penelitian ini menggunakan serta rekaman gambar;
metode atau pendekatan deskriptif (c) Teknik dokumentasi yaitu
kualitatif, yakni analisis ini pengumpulan data dengan
dititikberatkan pada upaya menghimpun dan menganalisa
mengungkap suatu masalah dan dokumen-dokumen, baik tertulis,
keadaan sebagaimana adanya gambar maupun elektronik.
sehingga hanya merupakan
penyingkapan fakta dengan analisis HASIL PENELITIAN DAN
data. Sutama (2011) menyatakan PEMBAHASAN
bahwa kajian kualitatif hanya 1. Kesulitan Belajar di SMA Negeri 3
ditekankan pada investigator untuk Kendari
mengkaji secara natural (alamiah) Pada tanggal 3 Agustus 2015
fenomena yang tengah terjadi dengan peneliti melakukan pengambilan
keseluruhan kompleksitasnya. data. Pada tahap ini peneliti
Penelitian dengan pendekatan sosio- mengambil data-data berupa nilai
emosional psikologis ini dimaksudkan rapor, kehadiran di ruangan serta
untuk memberikan gambaran yang aktifitas kegiatan intra dan
jelas tentang karakter pendidik dan ekstrakurikuler di sekolah. Peneliti
siswa dalam pembelajaran agar juga memantau proses aktifitas
kondisi psikologis mereka dalam belajar mengajar yang dilakukan

6
Didaktis: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan e-issn 2614-0578
Vol.20 No.1 Tahun 2020 p-issn 1412-5889

oleh beberapa guru mata fenomena kesulitan belajar


pelajaran dan kegiatan guru-guru seorang siswa yang tampak jelas
Bimbingan dan Konseling (BK) di dari menurunnya kinerja
sekolah. Dari pantauan di akademik atau belajarnya,
lapangan bahwa keberadaan guru kesukaan berteriak di dalam kelas,
mata pelajaran belum memahami sering tidak masuk sekolah dan
betul kondisi dan karakteristik lain sebagainya. Padahal
siswa dalam belajar. Guru mata mendiagnosis kesulitan belajar
pelajaran lebih menekankan pada siswa adalah hal utama dalam
ketercapaian proses daripada mengatasi kesulitan belajar siswa
ketercapaian hasil dalam belajar. agar kesulitan itu tidak berlarut-
Dalam artian bahwa siswa tidak larut.
hanya dituntut untuk mencapai SK Menurut Syaiful (2011: 235)
dan KD dalam tujuan belajar tetapi kesulitan belajar adalah suatu
yang harus dikedepankan adalah kondisi dimana anak didik tidak
terciptanya suasana dapat belajar secara wajar,
pembelajaran yang aman, nyaman disebabkan adanya ancaman,
dan kondusif yang tidak hambatan atau gangguan dalam
menimbulkan tekanan secara belajar. Lebih lanjut Hakim
emosional dalam belajar. (2005: 14) mengatakan bahwa
Berdasarkan beberapa hasil kesulitan belajar adalah suatu
wawancara dengan sebagian kondisi yang menimbulkan
siswa bahwa ketika mereka dalam hambatan dalam proses belajar
mengikuti proses belajar seseorang. Hambatan itu
mengajar ada tekanan mental menyebabkan orang tersebut
yang dialami apalagi guru yang mengalami kegagal atau setidak-
masuk ruangan adalah guru yang tidaknya kurang berhasil dalam
pemarah. Disamping itu, guru- mencapai tujuan belajar.
guru BK belum terlalu maksimal Berdasarkan pendapat di
dalam menjalankan tugasnya atas dapat disimpulkan kesulitan
karena tidak adanya koordinasi belajar adalah hambatan yang
dan komunikasi yang baik antara ditemui seseorang dalam belajar
guru mata pelajaran dan guru BK yang dapat muncul karena faktor
dalam memantau siswa-siswa dari dalam diri siswa (faktor
yang mengalami kesulitan belajar. intern) dan dari luar diri siswa
Hal-hal seperti inilah yang (faktor esktern) tersebut sehingga
menyebabkan guru-guru kesulitan siswa dapat mengalami kegagalan
dalam mendiagnosis siswa yang dalam mencapai tujuan belajar.
mengalami kesulitan dalam Menurut Syah (2013) ada
belajar, seperti beberapa beberapa langkah dalam

7
e-issn 2614-0578 Didaktis: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan
p-issn 1412-5889 Vol.20 No.1 Tahun 2020

mendiagnosis siswa yang mengerti kondisi psikologi siswa


mengalami kesulitan belajar dalam belajar sehingga terjadi
adalah: timbal balik dalam menciptakan
(a) melakukan observasi kelas kondisi belajar yang
untuk melihat perilaku menyenangkan,
menyimpang siswa ketika (c) Mengamati aktifitas belajar
mengikuti pelajaran, siswa di dalam dan di luar ruangan
(b) Memeriksa penglihatan dan apakah terjalin hubungan
pendengaran siswa khususnya pembelajaran yang kooperatif
yang diduga mengalami kesulitan dengan sesama siswa,
dalam belajar, (c) Mewawancarai (d) Mengamati hubungan sosial
orang tua atau wali siswa untuk dan interaksi siswa dengan
mengetahui hal ihwal keluarga sesama siswa dan siswa dengan
yang mungkin menimbulkan guru dalam menciptakan
kesulitan dalam belajar, (d) harmonisasi dalam aktifitas
Memberikan tes diagnostik kegiatan belajar mengajar,
bidang kecakapan tertentu untuk (e) Mengamati keaktifan siswa
mengetahui hakikat kesulitan dalam proses pelaksanaan belajar
belajar yang dialami siswa. mengajar di kelas untuk
Langkah-langkah tersebut memahami kondisi psikologis
adalah beberapa langkah untuk anak dalam belajar,
mendeteksi kesulitan anak dalam (f) Mengamati hasil dan
belajar. Akan tetapi ketika anak kemampuan belajar siswa melalui
mengalami tekanan psikologi kegiatan intra dan ekstra yang ada
dalam belajar yang disebabkan di sekolah.
oleh sikap, karakter, kepribadian
guru pada saat belajar semisal 2. Langkah-Langkah Penanganan
gurunya sering marah, egois, tidak Kesulitan Belajar Siswa di SMA
bersahabat, menganggap remeh Negeri 3 Kendari
siswa, selalu menyalahkan, maka Masalah kesulitan belajar
hal ini dapat menimbulkan bukan hanya ditentukan oleh satu
tekanan mental bagi siswa. faktor, melainkan banyak faktor.
Dengan demikian langkah- Untuk memberikan bantuan
langkah yang harus dilakukan kepada anak yang mengalami
untuk mendiagnosis masalah kesulitan dalam belajar, tentunya
kesulitan belajar siswa adalah; (a) kita harus mengetahui terlebih
Memetakan kondisi dan dahulu faktor apa yang
keberadaan siswa berdasarkan menyebabkan atau yang menjadi
karakter dan gaya mereka dalam penyebab kesulitan belajar siswa.
belajar, (b) Memahami dan Saat ini faktanya bahwa kesulitan

8
Didaktis: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan e-issn 2614-0578
Vol.20 No.1 Tahun 2020 p-issn 1412-5889

belajar bukan hanya menimpa seimbang dengan usaha yang


anak yang memiliki kemampuan telah dilakukan; (c) Lambat dalam
dibawah rata-rata akan tetapi melaksanakan tugas-tugas
anak yang memiliki kemampuan di kegiatan belajarnya dan selalu
atas rata-rata juga terkadang tertinggal dari teman-temannya
mengalami kesulitan dalam dari waktu yang disediakan; (d)
belajar. Faktor psikologis bagi Menunjukkan sikap-sikap yang
anak dalam belajar adalah hal tidak wajar, seperti acuh tak acuh,
yang mutlak dimiliki, sebab menentang, berpura-pura, dusta
ketenangan, rasa aman, dan sebagainya;
perhatian, kasih sayang, motivasi, (e) Menunjukkan perilaku yang
dorongan merupakan faktor berkelainan seperti, membolos,
utama untuk menciptakan datang terlambat, tidak
kepercayaan diri bagi anak. Jika mengerjakan pekerjaan rumah,
kondisi lingkungan eksternal anak mengganggu didalam maupun
yang tidak mendukung seperti diluar kelas, tidak mau mencatat
cara mendidik anak oleh orang pelajaran, tidak teratur dalam
tua, kurangnya mendapatkan kegiatan belajar, dan sebagainya,
perhatian, faktor guru, alat-alat (f) Menunjukkan gejala emosi
pembelajaran, kondisi tempat yang kurang wajar, seperti
belajar, serta kurikulum juga pemurung, mudah tersinggung,
dapat mempengaruhi kesulitan pemarah, tidak atau kurang
belajar anak. Oleh karena itu gembira dalam menghadapi
orang tua, guru, pakar pendidikan situasi tertentu, dan sebagainya.
dapat segera mengambil tindakan Berdasarkan pendapat ahli
dalam dalam mengatasi kesulitan di atas langkah yang harus
belajar siswa. dilakukan oleh guru adalah; (a)
Beberapa hal yang perlu Guru dapat mengetahui dan
dilakukan adalah mendeteksi memahami kondisi dan
gejala-gejala yang ada untuk perbedaan setiap siswanya;
memberikan solusi. Menurut (b) Guru dapat memetakan
Sudrajat (2009) ada beberapa kondisi dan keadaan siswa
perilaku yang merupakan berdasarkan karakteristiknya,
manifestasi dari gejala kesulitan kemampuannya maupun gaya
belajar: (a) Menunjukkan hasil siswa dalam belajar;
belajar yang rendah di bawah (c) Guru dapat mengkolaborasikan
rata-rata nilai yang dicapai oleh model maupun pendekatan dalam
kelompoknya atau di bawah belajar sehingga menciptakan
potensi yang dimilikinya; variasi dalam belajar; (d) Guru
(b) Hasil yang dicapai tidak dapat memahami kondisi

9
e-issn 2614-0578 Didaktis: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan
p-issn 1412-5889 Vol.20 No.1 Tahun 2020

psikologis anak dalam belajar macam kesulitan anak dalam belajar;


sehingga terjadi balance dalam (3) Guru belum melaksanakan
setiap proses belajar mengajar. kompetensi yang telah ditetapkan
(kompetensi pedagogik, kompetensi
SIMPULAN sosial, kompetensi kepribadian, dan
Berdasarkan hasil dan kompetensi profesional) yang
pembahasan dalam penelitian ini, merupakan rujukan mereka dalam
secara umum dapat disimpulkan melaksanakan tugasnya dalam
bahwa kesulitan belajar siswa sangat mendidik, membimbing, dan
dipengaruhi oleh banyak faktor tetapi mengajar anak dan lebih
faktor psikologis siswa dalam belajar menunjukkan kelakuannya dalam
perlu diperhatikan dan menjadi mengajar; (4) Guru belum memahami
konsen guru maupun orang tua dalam pendekatan-pendekatan dalam
memahami anak dalam belajar. Sebab mengajar, mendidik dan membimbing
tekanan kondisi psikologi ketika siswa peserta didik sehingga guru masih
dalam belajar akan mempengaruhi merasa kaku dan hanya berpatokan
semua kondisi mental maupun pada keinginan ego sentralistiknya.
kondisi sosioemosional siswa. Hal ini
berdasarkan hasil wawancara dari DAFTAR PUSTAKA
beberapa siswa didapatkan bahwa Hakim, Thursan. 2005. Belajar Secara
siswa merasa takut dan tertekan Efektif. Jakarta: Puspa Swara.
ketika guru yang masuk mengajar Ismail. 2016. Diagnosis Kesulitan
menunjukkan sikap yang kurang Belajar Siswa Dalam
bersahabat dan emosional. Pembelajaran Aktif
Di Sekolah. Jurnal Edukasi. Vol.
Secara rinci kesimpulan yang
2, Nomor 1.
dapat ditarik dalam penelitian ini
Robbins, Stephen P. 2007. Perilaku
adalah: (1) Penanganan kesulitan
Organisasi Buku I. Jakarta:
belajar siswa di SMA negeri 3 Kendari Salemba Empat.
perlu menggunakan pendekatan
Syaiful, Bahri Djamarah. 2002.
secara psikologis dengan cara Psikologi Belajar. Jakarta: PT
memahami dan mengerti kondisi dan Rineke Cipta.
kemampuan siswa berdasarkan Syamsuddin, Abin Makmun. 2007.
perbedaan, karakteristik, dan gaya Psikologi Kependidikan
belajar mereka; (2) Kurangnya Perangkat Pengajaran Modul.
pemahaman guru dalam melihat Bandung: Remaja Rosdakarya.
perbedaan diantara siswa sehingga Sudrajat, Ahmad. 2009. Kesulitan dan
guru dalam melakukan proses belajar Bimbingan Belajar. Yogyakarta:
mengajar masih bersikap egosentris Paramitra Publihing.
tanpa memahami kondisi mentalitas
anak dalam mencegah berbagai

10
Didaktis: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan e-issn 2614-0578
Vol.20 No.1 Tahun 2020 p-issn 1412-5889

Sutama. 2011. Metode Penelitian


Pendidikan. Surakarta: Fairuz
Media.
Syaiful, Bahri Djamarah. 2011.
Psikologi Belajar. Jakarta:Rineka
Cipta
Soyomukti, Nurani. 2011. Teori-Teori
Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media
Syah, Muhibbin. 2013. Psikologi
Belajar. Jakarta: Rajawali Pers.
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003 Pasal I
tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Jakarta: Depdiknas.

11

Anda mungkin juga menyukai