Anda di halaman 1dari 13

EFEK PENGGUNAAN SUPERCHARGER TERHADAP

UNJUK KERJA DAN KONSTRUKSI PADA SEBUAH MESIN


DIESEL

Abstrak
Salah satu cara peningkatan unjuk kerja mesin diesel dapat dilakukan dengan
memperbaiki sistim pemasukan dan pengeluaran udara. Metode yang banyak digunakan
adalah penggunaansupercharger yang menggunakan sebuah kompresor untuk
membantu pemasukan udara segar. Modifikasi supercharger menjadi turbocharger yang
memanfaatkan gas buang untuk memutar turbin pada saluran masuk memberikan
pengaruh yang lebih baik terutama dalam unjuk kerja mesin diesel. Pada tulisan ini akan
dijelaskan pengaruh penggunaan turbocharger dan konstruksi mesin diesel

1. Supercharger
Supercharger adalah suatu mekanisme untuk menyuplai udara dengan kepadatan
yang melebihi kepadatan udara atmosfer ke dalam silinder pada langkah hisap. Udara
yang lebih padat ini akan tinggal dalam silinder untuk ditekan pada langkah kompressi.
Akibat udara yang densitasnya lebih tinggi maka lebih banyak bahan bakar yang dapat
terbakar sehingga daya output mesin dapat meningkat. Tekanan udara dalam silinder
sewaktu awal kompressi biasanya paling rendah 6 psi.
Mekanisme supercharger berbeda dengan langkah pembilasan dalam mesin 2
langkah, dimana mekanisme supercharger bertujuan untuk meningkatkan kepadatan
udara segar dalam silinder dan dapat digunakan untuk mesin 2 langkah maupun 4
langkah. Sedangkan penggunaan blower pada langkah pembilasan semata-mata
menggunakan hembusan udara untuk mengeluarkan gas hasil pembakaran (gas bekas)
yang masih berada dalam silinder dan menggantinya dengan udara segar yang
tekanannya relatif sama dengan tekanan atm. Akan tetapi dalam semua sistim
supercharging terdapat sekaligus pembilasan dan supercharging.
Dengan supercharger jumlah udara atau campuran bahan bakar-udara segar yang
biasa dimasukan lebih besar daripada dengan proses pengisapan oleh torak pada waktu
langkah isap. Tekanan udara masuk silinder berkisar antara 1,2-2,2 kg/cm2. motor dua
tak dengan supercharger akan menaikan sekaligus tekanan isap dan tekanan buang.

Mahadi : Efek Penggunaan Supercharger terhadap Unjuk Kerja dan Konstruksi pada Sebuah Mesin Diesel, 2007 1
USU Repository © 2007
Tujuan utama pemakaian supercharger adalah untuk menambah daya akibat
perubahan ketinggian tempat operasi (kepadatan udara rendah), ataupun untuk
meningkatkan daya yang dapat diperoleh dari mesin tanpa supercharger, mengurangi
biaya bahan akar; dan mengurangi berat atau ruang konstruksi pada suatu daya tertentu.
Peningkatan daya output yang dapat diperoleh dari suatu mesin yang dilengkapi dengan
supercharger tergantung pada beberapa faktor, tetapi yang terpenting adalah tekanan
supercharging. Peningkatan dava output yang diperoleh dapat mencapai sekitar 40 - 100
%, tetapi dengan disain khusus peningkatan yang lebih besar dapat dicapai. Mesin yang
dilengkapi dengan supercharger seperti yang dikatakan sebelumnya juga menghemat
bahan bakar karena daya yang diperoleh dengan supercharger meningkat dengan cepat
dibandingkan dengan losses-losses akibat gesekan yang biasanya relatif tetap dan juga
disebabkan oleh kecepatan udara yang tinggi menyebabkan aliran turbulen dalam ruang
bakar sehingga proses pencampuran udara + bahan bakar dapat lebih cepat dan lebih
balk mutunya.
Dilihat dari konstruksinya dan harganya, motor diesel di bawah 100 PS tidak
ekonomis menggunakan supercharger. Tetapi apabila mesin harus bekerja paa
ketinggian lebih dari 1500 meter di atas laut, supercharger mempunyai arti penting
dalam udaha mengatasi kerugian daya yang disebabkan berkurangnya kepadatan udara
atmosfer di tempat tersebut. Mesin dengan daya di antara 100 PS dan 200 PS yang
banyak dipakai pada kendaraan laut tidak memperlihatkan pembatasan yang tegas,
banyak juga yang menggunakan supercharger. Dalam hal tersebut kapal laut
kebanyakan memakai motor diesel tanpa supercharger.
Di atas 250 PS, motor diesel untuk kendaraan darat dan kapal laut biasanya
diperlengkapi dengan supercharger. Unit stasioner di bawah 1000 PS, karena ukuran
dan berat tidak merupakan faktor yang terlalu menentukan pada umumnya jarang
menggunakan supercharger.
Pada motor diesel supercharger dapat mempersingkat periode persiapan
pembakaran sehingga karakteristik pembakaran menjadi lebih balk. DI samping itu
terbuka kemungkinan untuk menggunakan bahan bakar dengan bilangan setana yang
lebih rendah. Akan tetapi jangan hendaknya melupakan tekanan dan temperatur gas
pembakaran nya karena ha1 tersebut akan menyangkut persoalan pendinginan,
konstruksi, kekuatan material serta umurnya.

Mahadi : Efek Penggunaan Supercharger terhadap Unjuk Kerja dan Konstruksi pada Sebuah Mesin Diesel, 2007 2
USU Repository © 2007
Untuk mencegah terjadinya tekanan maksimum yang terlalu tinggi ada
kecenderungan untuk mengurangi perbandingan kompresi yang sekaligus memperingan
start mesin. Karena supercharger dapat memasukkan udara lebih banyak, dapat
diharapkan pembakaran menjadi lebih baik dan gas buangnya lebih bersih: Kiranya
perlu pula diperhatikan, campuran bahan bakar - udara yang lebih miskin akan
memperkecil penggunaan bahan bakar spesifik. Kini banyak motor diesel yang semula
dirancang untuk bekerja tanpa supercharger dilengkapi dengan supercharger untuk
mencapai tujuan tersebut.
Pemakaian bahan bakar spesifik dari motor bensin yang memakai supercharger
biasanya menjadi lebih besar. Hal ini disebabkan, terutama karena perbandingan
kompresinya harus diperkecil untuk mencegah detonasi juga karena banyak bahan bakar
yang keluar dari dalam silinder sebelum digunakan. Pemakaian supercharger pada
motor bensin haruslah mencakup unsur kompromi antara efisiensi dan kebutuhan
misalnya pada mesin pesawat terbang dan mobil balap.
Pada mesin pesawat terbang, supercharger digunakan untuk memperoleh
daya yang sebesar-besarnya pada waktu tinggal landas dan untuk memampas
berkurangnya kepadatan udara pada ketinggian yang lebih tinggi. Boleh
dikatakan, kecuali pada motor bensin yang kecil, semua pesawat terbang selalu
menggunakan supercharger. Persoalan denotasi dapat diatasi dengan dengan
menggunakan bensin dengan bilangan oktana yang lebih tinggi (aviation-type
fuels) dan dalam banyak hal dengan menyemprotkan air alkohol ke dalam arus
udara pada waktu tinggal landas. Demikian juga motor bensin untuk mobil balap,
yang lebih mementingkan daya daripada efisiensi, banyak memakai supercharger.
Gambar 1 berikut ini menggambarkan konstruksi sebuah turbosupercharger.
Udara atmosfer masuk ke dalam kompresor, mengalami proses sehingga tekanannya
naik. Kompresor digerakkan oleh turbin; hal ini dapat dilihat pada adanya poros yang
menghubungkan rotor kompresor dan rotor turbin yang digerakkan oleh gas buang
motor bakar torak yang menggunakan turbosupercharger tersebut. Udara yang keluar
dari kompresor mengalir ke dalam saluran isap motor; melalui karbulator atau
penyemprot bahan bakar, pada motor otto., selanjutnya udara mengalir ke dalam
silinder.

Mahadi : Efek Penggunaan Supercharger terhadap Unjuk Kerja dan Konstruksi pada Sebuah Mesin Diesel, 2007 3
USU Repository © 2007
Gbr 1 Sebuah turbosupercharger dengan katup udara (KK) dan katup gas buang
(KT) dalam keadaan tertutup

Apabila motor dirancang untuk mencapai efisiensi maksimum pada daerah


pembebanan tinggi, maka pembebanan rendah daya dan efisiensinya turun karena
pembakaran kurang sempurna. Pada beban rendah, gas buang yang terjadi tidak cukup
kuat menggerakkan turbosupercharger, atau pada kondisi beban rendah tidak diperlukan
supercharger; maka gas buangan dapat dibuat tidak (sernuanya) mengalir melalui turbin,
dengan mengatur pembukaan katup simpang, sehingga turbocarjer tidak bekerja.
Pembukaan katup simpang tersebut dapat disesuaikan dengan pembukaan katup gas;
apabila katup gas terbuka penuh, katup simpang tertutup. Demikianlah,
turbosupercharger haruslah cocok dan terpadu dengan motor yang menggunakan, sesuai
dengan tujuan penggunaannya untuk memenuhi : kebutuhan daya, daerah putaran,
karakteristik momen putar, tingkat emisi buang, pemakaian bahan bakar spesifik,
ketahanan, berat, ukuran, suara, dan beberapa parameter pilihan lain yang diinginkan.
.

Mahadi : Efek Penggunaan Supercharger terhadap Unjuk Kerja dan Konstruksi pada Sebuah Mesin Diesel, 2007 4
USU Repository © 2007
Gbr 2. Diagram aliran udara dan gas buang pada motor torak dengan turbosupercharger

Pada operasi beban penuh kedua turbocarjer bekerja. Sedangkan pada beban sebagian,
hanya satu turbocarjer yang bekerja; pada kondisi ini katup KT dan katup KK tertutup
sehingga turbocarjer 2 tidak bekerja.

1.1. Jenis-jenis Supercharger


Berdasarkan jenis kompressor yang digunakan untuk menggreckon supercharger
maka supercharger dapat dibagi atas :
a) Supercharger, yang menggunakan positive displacement rotary compressor,
dapat dibagi atas :
1. Impeler dengan 2 lobes
2. Impeler dengan 3 lobes
b) Supercharger yang menggunakan Centrifugal Compressor.

Sedangkan berdasarkan cara penggerakkan kompressor maka supercharger dapat dibagi


lagi atas :
1. Kompressor yang digerakkan dari crankshaft mesin itu sendiri.
2. Kompressor yang digerakkan dari sumber daya luar.
3. Kompressor yang digerakkan turbin dengan pemanfaatan gas buang
( Turbocharger) yang dapat dibagi lagi atas :
a.. Turbocharger 2 tingkat (Two Stage Turbochanging)
b. Turbocharger majemuk (Compound Turbochanging).

Mahadi : Efek Penggunaan Supercharger terhadap Unjuk Kerja dan Konstruksi pada Sebuah Mesin Diesel, 2007 5
USU Repository © 2007
1.2. Jenis-jenis Kompresor
1.2.a. Positive Displacement Rotary Compressor
Positive Displacement Rotary Compressor yang digunakan dalam supercharger
biasanya berasal dari tipe "ROOT" yang terdiri dari dun rotor (impeler) yang bergerak
secara berlawanan. Impeler dipasang pada kedua poros yang paralel dan memiliki dua
atau tiga kuping (lobes) yang saling berpasangan seperti roda gigi ketika impeler ini
berputar. Udara yang masuk pada awalnya akan terjebak pada ruang antara rumah dan
lembah pada lobes yang saling berdekatan, yang kemudian di bawa ke saluran keluar
dan udara dipaksa memasuki ruang silinder.
Untuk impeler dengan 2 kuping (lobes) (lihat Gbr. 3) memiliki sifat-sifat sebaaai
berikut :
1. Menghasilkan kapasitas udara yang paling maximum.
2. Mengkonsumsi energi yang paling sedikit.
3. Pemasukan udara yang tidak kontinius.
4. Sangat berisik terutama jika bentuk lobenya lurus.

Gbr. 3. Positive Displacement Rotary Compressor dengan 2 lobe.


Sedangkan untuk impeler dengan 3 lobes (Gbr 4) yang berbentuk spiral, merupakan tipe
root kompressor yang lebih baik dibandingkan dengan 2 lobes karena tidak berisik dan
terutama karena aliran udara lebih merata (kontinue).

Mahadi : Efek Penggunaan Supercharger terhadap Unjuk Kerja dan Konstruksi pada Sebuah Mesin Diesel, 2007 6
USU Repository © 2007
Gbr. 4. Positive Displacement Rotary Compressor dengan 3 lobes spiral.

1.2.b. Centrifugal Kompressor


Centrifugal Compressor merupakan tipe kompressor yang menggunakan roda
kecepatan tinggi yang dilengkapi sudut-sudut dan ditutup dengan casing berbentuk
valve. Udara memasuki casing melalui saluran masuk, kemudian melalui sudut-sudut
roda udara tersebut seolah-olah dilemparkan dengan gaya sentrifugal ke saluran keluar
kompressor. Udara yang dilempar dengan kecepatan yang tinggi ini dalam saluran
buang diubah energi kinetiknya menjadi energi tekanan melalui diffuser. Biasanya
putaran 4000 - 5000 rpm. Keunggulan Positive Displacement Rotary Compressor
dibandingkan dengan Centrifugal Compressor jika penggeraknya berasal dari mesin itu
sendiri adalah terletak pada kapasitas udara yang dipindahkan ke ruang silinder.
Positive Displacement Rotary Compressor secara praktis akan melepas udara dalam
jumlah yang sama setiap putaran mesin tanpa memperhatikan kecepatan ataupun
tekanan kerja dalam silinder. Tetapi untuk kompressor sentrifugal jumlah udara yang
dimasukkan ke dalam silinder tiap putaran mesin akan selalu berubah- ubah karena
tergantung pada kuadrat kecepatan roda putarnya sehingga kapasitas pemasukan
udaranya akan jauh lebih sedikit dibandingkan dengan positive displacement Rotary
Compressor terutama pada putaran rendah.

Mahadi : Efek Penggunaan Supercharger terhadap Unjuk Kerja dan Konstruksi pada Sebuah Mesin Diesel, 2007 7
USU Repository © 2007
2. Turbocharger
Supercharging yang menggunakan turbocharger memanfaatkan energi yang
terkandung dalam gas buang untuk menggerakkan kompressor sehingga lebih efektif
menaikkan mean efektif pressure (mep) dibandingkan dengan metode supercarging
yang lain, tanpa perlu meningkatkan kecepatan mesin, jumlah ataupun langkah silinder,
maupun kecepatan rata-rata piston.

Tekanan efektif rata-rata (mep) diesel engine yang menggunakan turbocharger


mencapai sekitar 160 - 230 psi ( 1103,2 - 1585,8 kPa), dengan penambahan daya sekitar
75-100% dibandingkan dengan diesel engine tanpa supercharger. Persyaratan utama
turbocharger terletak pada ketahanan dinding silinder dalam menerima gaya tekan yang
meningkat dalam silinder. Dan perbandingan berat dan daya yang dulunya 10 : 1
sekarang dapat mencapai 6: 1.

Untuk mencapai daya output optimum maka efesiensi volumetris dan laju
pembilasan gas bekas harus ditingkatkan. Untuk mencapai keadaan ini maka kompressi
rasio harus dikurangi sedikit dan perubahan katup overlap. Secara keseluruhan, semua
turbocharger serupa disainnya yaitu terdiri dari tiga sistem dasar yaitu : turbin,
kompressor dan assembling bantalan (gbr. 5).

Gbr. 5 Bagian-bagian turbocharger


Perbedaan-perbedaan yang ada adalah pada variasi peningkatan tekanan dan debit udara
yang dimasukkan dalam ruang silinder. Rumah turbin, disain roda turbin dan konstrulsi

Mahadi : Efek Penggunaan Supercharger terhadap Unjuk Kerja dan Konstruksi pada Sebuah Mesin Diesel, 2007 8
USU Repository © 2007
yang berbentuk volute ataupun nozle sangat menentukan kecepatan aliran gas yang akan
menggerakkan poros kompressor. Ketika mesin mulai digerakkan maka gas buang akan
memasuki rumah turbin yang berbentuk volute dengan variasi ruang yang semakin kecil
dengan kecepatan yang sangat tinggi. Gas buang ini kemudian diarahkan ke nozle
sehingga kecepatan aliran gas buang semakin tinggi. Kecepatan gas yang sangat tinggi
ini akan digunakan untuk memutar turbin, yang kemudian keluar melalui pipa buang ke
atmosfer.
Akibat perputaran turbin maka kompressor juga akan ikut berputar dan menyebabkan
terjadinya tekanan vakum pada sisi hisap kompressor. Akibatnya tekanan atmosfer akan
memaksa udara kedalam saluran hisap kompressor pada kecepatan relatif tinggi. Udara
ini kemudian memasuki diffuser dan mengalami penekanan lagi pada rumah
kompressor dan dikeluarkan melalui sisi tekan ke ruang silinder.
Ada dua cara pengoperasian turbocharger yaitu :

a). Turbocharger dua tingkat (Two stage turbocharger)


Jenis ini (gbr.6) digunakan untuk meningkatkan batas torsi mesin dan tekanan effektif
rata-rata (mep).
Beberapa mesin tipe V dan inline menggunakan dua atau empat turbocharger dan
aftercooler ( masing-masing satu untuk pipa manifold buang).
Cara kerja :
Udara mengalir dari saringan udara ke rumah kompressor tingkat pertama (low pressure
turbocharger), kemudian keluar dari kompressor tingkat pertama dan masuk kompressor
tingkat kedua. Setelah dikompress pada kompressor tingkat dua maka udara keluar
melewati aftercooler menuju pipa manifold hisap silinder. Pada keadaan ini temperatur
udara dikurangi sampai 223°F (1060 C) dan dengan tekanan berkisar 60,4 inHg ( 204,5
kpa).

Mahadi : Efek Penggunaan Supercharger terhadap Unjuk Kerja dan Konstruksi pada Sebuah Mesin Diesel, 2007 9
USU Repository © 2007
Gbr. 6. Turbocharger dua tingkat.

Gas buang hasil pembakaran memasuki pipa manifold tipe pulsa yang kemudian
memasuki rumah turbin tingkat dua. Gas buang kemudian meninggalkan turbin tingkat
dua dan memasuki turbin tingkat pertama yang akan menggerakkan roda turbin dengan
sisa-sisa energi _yang terkandung dalam gas buang. Kemudian gas ini dibuang melalui
pipa saluran buang ke atmosfer. Dengan metode ini diperkirakan diperoleh daya
tanbahan sebesar 75 HP dan torsinya meningkat sampai putaran 700 rpm.

b). Turbocharger Majemuk (Compund Turbocharger)


Berdasarkan uji coba experimental, maka dengan metode ini efesiensi total mesin
disesel dapat mencapi 46,5 %. Sistem yang mencakup roda turbin dan porosnya
dihubungkan ke sebuah kopling fluida. Kemudian turbin ini dihubungkan dengan roda
gigi reduksi dan poros outputnya dihubungkan dengan dengan crankshaft. (Gbr. 7).

Cara kerja :
Gas buang menggerakkan roda turbin yang selanjutnya akan menggerakkan kopling
fluida, yang akan menyebabkan turbin akan ikut berputar. Perputaran turbin akan
menggerakan roda gigi reduksi yang akan membantu pergerakan crankshaft. Gas buang
yang meninggalkan rumah turbin diarahkan ke turbocharger yang akan mengerakkan
turbin dan kompressor didalamnya. Akibat pergerakan kompressor maka udara atmosfer

Mahadi : Efek Penggunaan Supercharger terhadap Unjuk Kerja dan Konstruksi pada Sebuah Mesin Diesel, 2007 10
USU Repository © 2007
akan ditarik kedalam kompressor dan ditekan melalui aftercooler masuk ke dalam ruang
silinder sehingga suhunya senantiasa konstan.

3. Perubahan Konstruksi Mesin Diesel Untuk Pemasangan Supercharger

Jika suatu supercharger hendak dipasang pada sebuah unit mesin diesel maka
ada beberapa perubahan yang perlu diperhatikan, yaitu :
1. Katup overlap
Dalam keadaan normal maka katup overlap pada mesin empat langkah
terjadi pada 30°-40°. Akan tetapi pada mesin yang dilengkapi supercharger,
makaWaktu katup overlapp ini ditingkatkan menjadi 130°-160°, dimana selama
periode ini kedua katup terbuka sehingga udara yang berasal dan supercharger
secara efektif dapat membersihkan ruang, bakar dari gas-gas bekas. Juga
keadaan ini dapat memberikan efek pendinginan terutama pada pipa dan katup
buang.

2. Peningkatan volume clearance


Pembesaran ruang bakar (peningkatan volume clearance) dibutuhkan
untuk menjaga compressi rasio dan tekanan maksimum (pembakaran) agar tetap
berada pada batas-batas seperti pada mesin tanpa supercharger.

3. Perubahan pompa injector


Karena tekanan dalam silinder yang relatif lebih tinggi dibanding mesin
tanpa supercharger, maka pompa injector harus diganti dengan pompa yang
lebih tinggi tekanannya agar mampu menyemprotkan bahan bakar kedalam
ruang bakar. Disamping itu dengan peningkatan kemampuan pompa maka bahan
bakar dapat lebih banyak disemprotkan jika diinginkan campuran yang kaya,
karena udara yang menunggu dalam silinder sudah lebih padat sehingga jika
proses pembakaran dilakukan maka daya output yang dihasilkan akan lebih
besar.

Mahadi : Efek Penggunaan Supercharger terhadap Unjuk Kerja dan Konstruksi pada Sebuah Mesin Diesel, 2007 11
USU Repository © 2007
4. Sistem pengaturan udara yang masuk silinder
Karena mesin-mesin kompresi tinggi sangat sensitif terhadap perubahan
air-fuel ratio, maka jumlah udara yang disuplai supercharger ataupun
turbocharger harus diatur agar air-fuel rationya tetap cocok dengan beban dan
kecepatan mesin serta temperatur atmosfer. Mesin-mesin besar biasanya
memiliki sistem kontrol automatik untuk proses pengontrolan ini. Metode
pengaturan udara yang masuk ke dalam silinder ini dapat dilakukan dengan cara
menempatkan katup pada saluran buang silinder, sehingga gas buang yang
memasuki turbin terkontrol ataupun dengan menempatkan katup pada saluran
masuk silinder sehingga udara atmosfer yang langsung dikontrol.

4. Kesimpulan
1. Daya output (BHP) akan meningkat sebesar 40-100 % untuk mesin diesel yang
dilengkapi, dengan supercharger.
2. Spesific Fuel Consumption (SFC) akan menurun dengan pemakaian
supercharger, karena :
a) Tekanan udara yang masuk dalam silinder sudah sedemikian tingginya
akibat padatnya udara melebihi tekanan atmosfer sehingga proses
percampuran bahan bakar dan udara menjadi lebih mudah.
b) Kecepatan udara masuk kedalam silinder begitu tinggi sehingga terjadi
aliran turbulen dalam ruang bakar yang memudahkan percampuran
bahan bakar dan udara
3. Pemakaian supercharger sangat bermanfaat terutama pada mesin-mesin diesel
yang beroperasi pada ketinggian > 1500 m dpl dimana kepadatan udara rendah,
karena dengan pemakaian supercharger maka tekanan dalam silinder akan tetap
tinggi.
4. Pemakaian supercharger menyebabkan campuran bersifat masalah sehingga gas
buang menjadi relatif lebih bersih.
5. Pemakaian supercharger akan menghemat energi karena energi yang terkandung
dalam gas buang masih dapat dimanfaatkan untuk menambah daya output mesin
melalui mekanisme turbocharger.

Mahadi : Efek Penggunaan Supercharger terhadap Unjuk Kerja dan Konstruksi pada Sebuah Mesin Diesel, 2007 12
USU Repository © 2007
Referensi:

1. Arismunandar, Motor Bakar Torak. PT Gramedia Indonesia. Jakarta, 1990.


2. Obert, E>F International Combution Engines, 3' ed, International Textbook
Company, Scranton, Pennsylvania, 1968.
3. Hopwarth, M. H, The design of High Speed Diesel Engines, Amerika Elsevie
Publishing Company, Inc. , New York, 1966.

Mahadi : Efek Penggunaan Supercharger terhadap Unjuk Kerja dan Konstruksi pada Sebuah Mesin Diesel, 2007 13
USU Repository © 2007

Anda mungkin juga menyukai