1. Karang taruna : organisasi sosial kemasyarakatan sebagai wadah dan sarana pengembangan
setiap anggota masyarakat yang tumbuh dan berkembang atas dasar kesadaran dan tanggung
jawab sosial dari, oleh dan untuk masyarakat terutama generasi muda di wilayah
desa/kelurahan terutama bergerak di bidang usaha kesejahteraan sosial.
2. Germas : sebuah gerakan yang bertujuan untuk memasyarakatkan budaya hidup
sehat serta meninggalkan kebiasaan dan perilaku masyarakat yang kurang sehat.
Aksi GERMAS ini juga diikuti dengan memasyarakatkan perilaku hidup bersih sehat dan
dukungan untuk program infrastruktur dengan basis masyarakat.
3. Posyandu : (pos pelayanan terpadu) adalah salah satu bentuk Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat,
guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam
memperoleh pelayanan kesehatan dasar bagi ibu, bayi dan anak balita.
4. Posbindu : (pos pembinaan terpadu) adalah salah satu Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
yang berorientasi kepada upaya promotif dan preventif dalam pengendalian Penyakit Tidak
Menular (PTM) dengan melibatkan masyarakat, mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan
pemantauan serta penilaian. Masyarakat dilibatkan sebagai agen perubah sekaligus sumber
daya yang menggerakkan Posbindu sebagai Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM),
yang diselenggarakan sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan masyarakat.
5. Upaya kesehatan berbasis masyarakat (UKBM) : bentuk fasilitas pelayanan kesehatan
yang dikelola oleh masyarakat. Beberapa bentuk UKBM yang dikenal adalah Posyandu
(Pos Pelayanan Terpadu), Polindes (Pondok Bersalin desa) dan Desa Siaga.
STEP 2
1. Mengapa diperlukan peran serta masyarakat dalam mendukung pemerintah untuk
pencegahan dan penanganan penyakit?
Jawab:
Dalam UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan disebut juga sebagai berikut:
1) Dari hasil kajian ternyata 70% sumber daya pembangunan nasional berasal kontribusi/
partisipasi masyarakat;
2) Pemberdayaan masyarakat/partisipasi masyarakat berazaskan gotong royong,
merupakan budaya masyarakat Indonesia yang perlu dilestarikan;
3) Perilaku masyarakat merupakan faktor penyebab utama, terjadinya permasalahan
kesehatan, oleh sebab itu masyarakat sendirilah yang dapat menyelesaikan masalah
tersebut dengan pendampingan/bimbingan pemerintah;
4) Pemerintah mempunyai keterbatasan sumber daya dalam mengatasi permasalahan
kesehatan yang semakin kompleks di masyarakat, sedangkan masyarakat mempunyai
potensi yang cukup besar untuk dapat dimobilisasi dalam upaya pencegahan di
wilayahnya;
5) Potensi yang dimiliki masyarakat diantaranya meliputi kepemimpinan warga,
organisasi masyarakat, sumber daya masyarakat (dana, pengetahuan, kearifan teknologi,
pola pengambilan keputusan, teknologi masyarakat), dalam upaya peningkatan
kesehatan, potensi tersebut perlu dioptimalkan;
6) Upaya pencegahan lebih efektif dan efisien dibanding upaya pengobatan, dan
masyarakat juga mempunyai kemampuan untuk melakukan upaya pencegahan apabila
dilakukan upaya pemberdayaan masyarakat terutama untuk berperilaku hidup bersih,
sehat (PHBS).
2. Bagaimana peran serta masyarakat dalam mendukung pemerintah untuk pencegahan dan
penanganan penyakit?
Menurut Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung (2001), peran serta masyarakat adalah
proses di mana individu dan keluarga serta swadaya masyarakat termasuk swasta,
mengambil peran sebagai berikut:
Di dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) dikemukakan beberapa bentuk peran serta
masyarakat, yaitu meliputi :
Peran serta perorangan dan keluarga. Ini dilaksanakan oleh setiap anggota keluarga
dan anggota masyarakat dalam menolong dirinya sendiri dan keluarga untuk dapat
hidup sehat. Hal ini dicerminkan dengan kemampuan untuk mengatasi masalah
kesehatan, masalah lingkungan, dan masalah perilaku sesuai dengan kemampuan
perorangan, termasuk mencari pertolongan rujukan.
Peran serta masyarakat umum. Ini meliputi kegiatan untuk menjalin hubungan yang
erat dan dinamis antara pemerintah dan masyarakat dengan cara mengembangkan
dan membina komunikasi timbal balik terutama dalam hal memberikan masukan,
memberikan umpan balik, dan menyebarluaskan informasi tentang kesehatan. Di
samping itu, masyarakat diminta agar turut secara aktif dalam mengenal dan
merumuskan masalah, menentukan prioritas merencanakan kegiatan-kegiatan yang
perlu dilaksanakan untuk mengatasi masalah tersebut, menggerakkan pelaksanaan,
dan menyediakan sumberdaya. Dengan demikian, masyarakat bukan saja
diperlakukan sebagai objek pembangunan. Dalam peran serta masyarakat umum ini
termasuk pula peran serta kelompok-kelompok khusus di masyarakat, seperti para
kader kelompok PKK, kelompok agama, dan sebagainya.
Peran serta masyarakat penyelenggara upaya kesehatan. Yang dimaksud dengan
kelompok penyelenggara upaya kesehatan adalah seperti yayasan-yayasan yang
memberikan pelayanan kesehatan, praktek-praktek profesi, serta lainnya. Kegiatannya
meliputi kegiatan yang dilaksanakan baik secara perorangan maupun secara
kelompok, berupa:
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan, seperti balai pengobatan swasta,
rumah bersalin swasta, dokter praktek-praktek profesi, dan lainnya
Penyelenggaraan pendidikan dan latihan tenaga kesehatan, baik tenaga
kesehatan formal maupun tenaga kesehatan yang berasal dari masyarakat (kader)
Usaha menghimpun dana secara gotong royong
Peran serta masyarakat profesi kesehatan. Kelompok profesi meliputi kelompok
dokter, dokter gigi, sanitarian, apoteker, bidan, perawat, dan sejenisnya. Kegiatannya
berupa:
Pelayanan kesehatan
Upaya meningkatkan sikap positif dan perilaku yang mendukung upaya
pemerintah dalam menyelenggarakan upaya kesehatan
Membantu pemerintah dalam hal pengaturan profesi kesehatan tanpa
mengurangi kewenangan pemerintah dalam fungsi pengaturan profesi, dan lain-
lain
Berbagai upaya lain yang berhubungan dengan kesehatan
Program ini memiliki beberapa fokus seperti membangun akses untuk memenuhi
kebutuhan air minum, instalasi kesehatan masyarakat serta pembangunan pemukiman
yang layak huni. Ketiganya merupakan infrastruktur dasar yang menjadi pondasi
dari gerakan masyarakat hidup sehat.
o Cek Kesehatan Berat Badan (BB) dan Tinggi Badan (TB) Secara Rutin
Melakukan Pengecekan Berat Badan berguna agar anda bisa mendapatkan
nilai Indeks Massa Tubuh (IMT) yang nantinya dapat menentukan apakah
berat badan dan tinggi badan Anda sudah berada dalam kondisi ideal atau
berisiko terkena penyakit tidak menular (PTM)
7. Menggunakan Jamban
Aspek sanitasi menjadi bagian penting dari gerakan masyarakat hidup sehat;
salah satunya dengan menggunakan jamban sebagai sarana pembuangan
kotoran. Aktivitas buang kotoran di luar jamban dapat meningkatkan resiko
penularan berbagai jenis penyakit sekaligus menurunkan kualitas lingkungan.
-POSYANDU
Semua anggota masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan dasar yang ada di
Posyandu terutama; - bayi dan anak balita; - ibu hamil, ibu nifas dan ibu menyusui; - pasangan
usia subur; - pengasuh anak.
KEGIATAN POSYANDU 1. KIA (Ibu Hamil, Nifas, Menyusui, Bayi, Balita) 2. KB 3. Imunisasi 4. Gizi 5.
Penanggulangan & pencegahan Diare
KEGIATAN TAMBAHAN 1. Bina Keluarga Balita (BKB). 2. Kelas Ibu Hamil dan Balita. 3. Penemuan
dini dan pengamatan penyakit potensial Kejadian 4. Luar Biasa (KLB), misalnya: Infeksi Saluran
Pernafasan Atas 5. (ISPA), Demam Berdarah Dengue (DBD), gizi buruk, Polio, Campak, Difteri,
Pertusis, Tetanus Neonatorum. 6. Pos Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). 7. Usaha Kesehatan
Gigi Masyarakat Desa (UKGMD). 8. Penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan
pemukiman (PAB – PLP).9. Program diversifikasi pertanian tanaman pangan dan pemanfaatan
pekarangan, melalui Taman Obat Keluarga (TOGA). 10. Kegiatan ekonomi produktif, seperti:
Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga (UP2K), usaha simpan pinjam. 11. Tabungan Ibu
Bersalin (Tabulin), Tabungan Masyarakat (Tabumas). 12. Kesehatan lanjut usia melalui Bina
Keluarga Lansia (BKL). 13. Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR). 14. Pemberdayaan fakir miskin,
komunitas adat terpencil dan penyandang masalah kesejahteraan sosial.
PENYELENGGARAAN Waktu : 1 x sebulan Tempat : mudah dijangkau Tenaga : 5 kader +
petugas pusk
-POSBINDU
Pos Binaan Terpadu (POSBINDU) adalah kegiatan monitoring dan deteksi dini faktor
resiko penyakit tidak menular terintegrasi serta gangguan akibat kecelakaan dan
tindakan kekerasan dalam rumah tangga yang dikelola oleh masyarakat melalui
pembinaan terpadu. Posbindu PTM merupakan peran serta masyarakat dalam
melakukan kegiatan deteksi dini dan pemantauan faktor risiko PTM Utama yang
dilaksanakan secara terpadu, rutin, dan periodik. Faktor risiko penyakit tidak menular
(PTM) meliputi merokok, konsumsi minuman beralkohol, pola makan tidak sehat,
kurang aktifitas fisik, obesitas, stres, hipertensi, hiperglikemi, hiperkolesterol serta
menindak lanjuti secara dini faktor risiko yang ditemukan melalui konseling kesehatan
dan segera merujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan dasar.
Kegiatan Utama Posbindu PTM
1. Deteksi dini factor risiko dan monitoring
2. Konseling dan rujukan
3. Aktifitas bersama ( senam, jalan sehat, bersepeda dll)
Adapun jenis kegiatan Posbindu PTM meliputi :
5. Mengapa tingkat pengetahuan merupakan salah satu factor penting yang mempengaruhi
perilaku masyarakat?
Menurut teori ini, kesehatan seseorang dipengaruhi oleh dua faktor yakni faktor perilaku dan
faktor diluar perilaku.
Faktor perilaku dipengaruhi oleh 3 hal yakni:
1) Faktor-faktor predisposisi, yakni faktor-faktor yang mempermudah terjadinya perilaku
seseorang. Faktor-faktor ini terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-
nilai, norma sosial, budaya, dan faktor sosiodeografi.
2) Faktor-faktor pendukung, yakni faktor-faktor yang memfasilitasi suatu perilaku. Yang
termasuk kedalam faktor pendukung adalah sarana dan prasarana kesehatan.
3) Faktor-faktor pendorong, yakni faktor-faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya
suatu perilaku. Faktor-faktor ini terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau
petugas lain yang merupakan kelompok referensi perilaku masyarakat.
6. Bagaimana pendekatan yang tepat untuk kelompok masyarakat yang berbeda tingkat
pengetahuan?
7. Bagaimana upaya kesehatan berbasis masyarakat dengan pendekatan lintas program dan
lintas sector?