Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH BIOSTATISTIK

“ANALITIK PARAMETRIK”

OLEH
KELOMPOK 4 A11-A :

1 DewaAyuAgungAriDwijayanti 17.321.2659

2 DewaAyuRolyaDewi 17.321.2661

3 DewaAyuSeptiantiDewi 17.321.2662

4 IGedeAngga Putrawan 17.321.2666

5 IGedeKrisnata Subagio 17.321.2668

6 NiKadekRirinCahyanti 17.321.2685

7 NiLuhDitaCandraA.D 17.321.2689

8 NiLuhPutuDewiAstuti 17.321.2692

9 NiPutuChandrawati 17.321.2699

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI
2020/2021
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga kami mampu
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “AnalitikParametrik” ini tepat pada
waktunya. Adapun makalah ini merupakan salah satu tugas dari Biostatistik.

Dalam menyelesaikan penulisan makalah ini, kami mendapat banyak bantuan


dari berbagai pihak dan sumber. Karena itu kami sangat menghargai bantuan dari
semua pihak yang telah memberi kami bantuan dukungan juga semangat, buku-buku
dan beberapa sumber lainnya sehingga tugas ini bias terwujud. Oleh karena itu,
melalui media ini kami sampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya dan jauh
dari kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan dan ilmu pengetahuan yang kami
miliki. Maka itu kami dari pihak penyusun sangat mengharapkan saran dan kritik
yang dapat memotivasi saya agar dapat lebih baik lagi dimasa yang akan datang.

Om Santih, Santih, Santih Om

Denpasar, 18Februari2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii


DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................2
1.3 Tujuan ..............................................................................................................2
1.4 Manfaat .............................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Statistik Parametrik ..........................................................................4
2.2 UjiBeda ..............................................................................................................4
2.3One Sample T-Test .............................................................................................5
2.3.1 Pengertian One Sample T-Test ................................................................5
2.3.2 ProsedurPengujian One Sample T-Test ...................................................6
2.3.3 Pengolahan Data One Sample T-Test Dengan SPPS ...............................9
2.4Paired Sample T-Test ........................................................................................12
2.4.1 Pengertian Paired Sample T-Test ...........................................................12
2.4.2 ProsedurPengujian Paired Sample T-Test ............................................12
2.4.3 Pengolahan Data Paired Sample T-Test Dengan SPPS .........................13
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .....................................................................................................21
3.2 Saran ................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1
1.1 Latar Belakang

Dewasa ini metode statistika sudah berkembang sangat luas,


untuk mengakomodasi berbagai kondisi data. Karena dalam aplikasinya
hampir tidak bisa lepas dari peranan komputer, sebagian besar metode
tersebut telah diimplementasikan dalam berbagai paket statistika.
Berdasarkan asumsi sebaran yang dipergunakan, metode statistika dapat
dibedakan menjadi dua bagian utama yaituuji statistic parametrik dan Uji
statistic non parametrik.

Dalam uji statistik parametrik terdapat beberapa uji yang dapat


digunakan untuk mengambil kesimpulan tentang populasi dari sampel
tersebut yang diambil. Seandainya sampel yang diambil merupakan sampel
yang saling berhubungan, maka akan timbul suatu permasalahan bagaimana
cara (metode) menganalisisnya dan uji statistik apa yang digunakan. Salah
satu uji statistik parametrik digunakan adalah uji T-test dependent.

T - test atau uji t adalah uji statistik yang digunakan untuk menguji
kebenaran atau kepalsuan hipotesis nol. Uji t pertama kali dikembangkan oleh
William Seely Gosset pada tahun 1915. Uji t dapat dibagi menjadi 2 , yaitu
uji t yang digunakan untuk pengujian hipotesis 1 sampel dan uji t yang
digunakan untuk pengujian hipotesis 2 sempel. Bila duhubungkan dengan
kebebasan (independency) sampel yang digunakan (khusus bagi uji t dengan
2 sampel), maka uji t dibagi lagi menjadi 2, yaitu uji t untuk sampel bebas
(independent) dan uji t untuk sampel berpasangan (paired).

2
Uji t - test dependent adalah pengujian yang mana tidak adanya
perbedaan yang signifikan antara nilai variabel dari dua sampel yang
berpasangan atau berkolerasi.Fungsi dari t-test dependent adalahuntuk
membandingkan rata-rata dua grup yang saling berpasangan. Sampel
berpasangan dapat diartikan sebagai sebuah sampel dengan subjek yang sama
namun mengalami 2 perlakuan atau pengukuran yang berbeda, yaitu
pengukuran sebelum dan sesudah dilakukan sebuah perlakuan. Syarat jenis
uji t – test dependent adalah: (a) data berdistribusi normal; (b) kedua
kelompok data adalah dependen (saling berhubungan/berpasangan); dan (c)
jenis data yang digunakan adalah numeric dan kategorik (dua kelompok).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksuddenganStatistikParametrik?
2. Apa yang dimaksuddenganUjiBeda One Sample T-Test ?
3. Bagaimana prosedur pengujian One Sample T-Test ?
4. Bagaimana pengolahan data One Sample T-Test dengan SPPS ?
5. Apa yang dimaksuddenganUjiBedaPaired Sample T-Test ?
6. Bagaimana prosedur Uji BedaPaired Sample T-Test ?
7. Bagaimana pengolahan dataPaired Sample T-Testdengan SPPS ?

1.3 Tujuan
Tujuan Umum
Agar mahasiswa mampu membuat makalah dan dan memahami Statistik
Parametrik.
Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Statistik Parametrik.
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Uji Beda One Sample T-
Tes dan Paired Sample T-Test.
3. Untuk mengetahui prosedur pengujian One Sample T-Test dan Paired
Sample T-Test.
4. Untuk mengetahui pengolahan data One Sample T-Test dan Paired
Sample T-Test dengan SPPS.

3
1.4 Manfaat
Manfaat Teoritis
Hasil dari penyusunan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat
kepada semua pihak, khususnya kepada mahasiswa untuk menambah
pengetahuan dan wawasan mengenaiAnalitikParametrik.

Manfaat Praktis
Hasil dari penyusunan makalah ini diharapkan dapat dijadikan sebagai suatu
pembelajaran bagi mahasiswa yang nantinya ilmu tersebut dapat dipahami
dan diaplikasikan dalam praktik biostatistik.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian StatistikParametrik

Statistik Parametrik yaitu ilmu statistik yang mempertimbangkan


jenis sebaran atau distribusi data, yaitu apakah data menyebar secara normal
atau tidak. Dengan kata lain, data yang akan dianalisis menggunakan statistik
parametrik harus memenuhi asumsi normalitas. Pada umumnya, jika data
tidak menyebar normal, maka data seharusnya dikerjakan dengan metode
statistik non-parametrik, atau setidak-tidaknya dilakukan transformasi
terlebih dahulu agar data mengikuti sebaran normal, sehingga bisa dikerjakan
dengan statistik parametrik.

Pengujian parametrik (statistik parametrik) adalah uji statistik


untuk parameter populasi seperti rata-rata, variansi, dan proporsi yang
menggunakan beberapa asumsi dari populasi dimana sampel diambil. Salah
satu asumsinya yaitu diambil dari suatu populasi adalah berdistribusi normal
(Bluman, 2012).

2.2 Uji Beda


Uji beda dipergunakan untuk mencari perbedaan, baik antara dua
sampel data atau antara beberapa sampel data. Dalam kasus tertentu, juga bisa
mencari perbedaan antara suatu sampel dengan nilai tertentu.
Terdapat jenis uji beda lain selain berdasarkan jumlah kelompok
sampel yang diuji. Misalnya jumlah sampel pada masing-masing kelompok
juga menentukan jenis uji beda yang digunakan. Jika dua kelompok
mempunyai anggota yang sama dan mempunyai korelasi maka dipergunakan
uji sampel berpasangan (paired test), dan jika jumlah anggota kelompok
berbeda, tentunya tidak berkorelasi, maka memerlukan uji beda yang lain,
misalnya Independent Sample t test atau Mann-Whitney U-Test.
Uji beda bukan merupakan uji statistik non parametrik. Uji t
dengan distribusi normal merupakan statistik parametrik, akan tetapi jika

5
distribusi data tidak normal, barulah merupakan statistik non parametrik. Jadi
penentuan parametrik atau bukan, tidak didasarkan pada jenis uji tetapi
tergantung dari distribusi data, apakah normal atau tidak.
Fungsi dari uji T-test sendiri yaitu digunakan untuk menguji
hipotesa komparatif (uji perbedaan), digunakan untuk sampel kecil dan varian
populasi tidak diketahui, dan membedakan mean kelompok.

2.3 One Sample T-Test


2.3.1 Pengertian
One sample t test merupakan salah satu uji parametrik. Biasanya
digunakan untuk ukuran sampel dibawah 30. Syaratnya adalah data berupa
kuantitatif dan memiliki distribusi normal. Pengujian satu sampel pada
prinsipnya ingin menguji apakah suatu nilai tertentu yang digunakan
sebagai pembanding berbeda secara nyata ataukah tidak dengan rata-rata
sebuah sampel. Nilai tertentu disini pada umumnya adalah sebuah nilai
parameter untuk mengukur suatu populasi.
Uji ini juga dapat digunakan untuk mengetahui perbedaan rata-rata
populasi yang digunakan sebagai pembanding dengan rata-rata sebuah
sampel. Dari hasil ini apakah akan diketahui bahwa rata-rata populasi yang
digunakan sebagai pembanding secara signifikan berbeda dengan rata-rata
sebuah sampel, jika ada perbedaan, rata-rata manakah yang lebih tinggi.
Biasanya one sample t-test digunakan untuk hipotesis deskriptif dan
hipotesis komparatif (pembanding (see this Hipotesis ). One Sample T-
Test merupakan teknik analisis untuk membandingkan satuvariabel bebas.
Teknik ini digunakan untuk menguji apakah nilai tertentu berbeda secara
signifikan atau tidak dengan rata-rata sebuah sampel. Uji t sebagai teknik
pengujian hipotesis deskriptif memiliki tiga kriteria yaitu uji pihak kanan,
kiri dan dua pihak.
1. Uji Pihak Kanan : Dikatakan sebagai uji pihak kanan karena t tabel
ditempatkan dibagian kanan kurva.
2. Uji Pihak Kiri :Dikatakan sebagai uji pihak kiri karena t tabel
ditempatkan dibagian kiri Kurva.

6
3. Uji Dua Pihak : Dikatakan sebagai uji dua pihak karena t tabel
dibagi dua dan diletakkan di bagian kanan dan kiri.

Rumus yang dapat digunakan dalam menerapkan uji-ini adalah sebagai


berikut :

𝑋̅ − 𝜇0
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 𝑠
√𝑛

Keterangan :

𝑋̅ = Rata-rata hasil pengumpulan data

𝜇0 = Nilai rata-rata ideal

𝑠 = Estándar deviasi sampel

N = Jumlah sampel

2.3.2 Prosedur Pengujian One Sample T-Test


Prosedur yang umum dan harus diikuti untuk melakukan uji hipotesis
ini adalah sebagai berikut :
1. Membuat hipotesis dalam uraian kalimat
𝐻0 : Pernyataan atau dugaan yang menyatakan nilai paling rendah
atau sama dengan dari suatu objek penelitian.
𝐻1 : Pernyataan atau dugaan yang menyatakan nilai paling tinggi atau
maksimum dari suatu objek penelitian.
2. Membuat hipótesis dalam bentuk model statistik
a. Uji Pihak Kiri
𝐻0 : 𝜇 ≥ 𝜇0

𝐻1 : 𝜇 < 𝜇0

b. Uji Pihak Kanan


𝐻0 : 𝜇 ≤ 𝜇0

𝐻1 : 𝜇 > 𝜇0

7
c. Uji Dua Pihak
𝐻0 : 𝜇 = 𝜇0

𝐻1 : 𝜇 ≠ 𝜇0

3. Menentukan resiko kesalahan𝛼 (taraf signifikan)


Pada tahapini, kita menentukan seberapa besar peluang membuat risiko
kesalahan dalam mengambil keputusan menolak hipótesis yang benar.
Biasanya di lambangkan dengan𝛼 taraf kesalahan atau kekeliruan.
4. Kaidah pengujian
Kriteria Pengujian adalah bentuk pembuatan keputusan dalamm enerima atau
menolak hipotesisnol (Ho) dengan cara membandingkan nilai α table
distribusinya (nilaikritis) dengan nilai uji statistiknya, sesuai dengan bentuk
pengujiannya. Yang di maksud dengan bentuk pengujian adalah sisi atau
arahpengujian.
a. Penerimaan Ho terjadi jika nilai uji statistiknya lebih kecil atau lebih besar
dari pada nilai positif atau negative dari α tabel. Atau nilai uji statistic
berada di luarnilaikritis.
b. Penolakan Ho terjadi jika nilai uji statistiknya lebih besar atau lebih kecil
dari pada nilai positif atau negative dari α tabel. Atau nilai uji statistic
berada di luarnilaikritis.
1) Uji Pihak Kanan atau uji sisi atas
𝐻0 diterima jika: 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ 𝑡 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒
𝐻0 ditolak jika : 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒
2) Uji pihak kiri atau uji sisi bawah
𝐻0 diterima jika: 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≥ 𝑡 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒
𝐻0 ditolak jika : 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑡 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒
3) Uji dua pihak
𝐻0 diterima jika:− 𝑡 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒 ≤ 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ 𝑡 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒

𝐻0 ditolak jika : 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≥ 𝑡 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒 atau 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ 𝑡 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒


atau

8
Jika 𝑝. 𝑠𝑖𝑔 > 𝛼, maka 𝐻0 diterima
Jika 𝑝. 𝑠𝑖𝑔 < 𝛼, maka 𝐻0 ditolak
5. Menghitung 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 dan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
Tahapanmenentukannilai𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 dan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 :
a. Membuat tabel penolong
b. Menghitungnilai rata-rata pengamatan
Rumus :
∑ 𝑋𝑖
𝑋̅ =
𝑛
Keterangan :
𝑋𝑖 : hasil pengamatan
𝑛 : jumlah sampel
c. Menentukannilai estándar deviasisampel
Rumus :

∑(𝑋𝑖 − 𝑋̅)2
𝑠=√
𝑛−1

Keterangan :
𝑋̅ : rata-rata pengamatan
d. Menghitungnilai𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
Rumus :
𝑋̅ − 𝜇0
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 𝑠
√𝑛

e. Menentukannilai𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
Nilai𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dicari pada tabel distribusi- t dengan ketentuan : 𝑑𝑏 = 𝑛 −
1.Sehingga, nilai 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙(𝛼,𝑑𝑏)
6. Membandingkan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dan 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
Tujuan membandingkan𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dan 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 adalah untuk mengetahui hipótesis
mana yang akan diterima berdasarkan kaidah pengujian.

9
7. Mengambil keputusan Menerima atau menolak𝐻0 .

2.3.3 Pengolahan Data One Sample T-Test Dengan SPSS


Langkah-langkah pengolahan data One Sample T-Test dengan SPSS yaitu
sebagai berikut:Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar mengadakan
penelitian mengenai IQ mahasiswanya. Menurut isu yang berkembang , IQ
mahasiswa jurusan pendidikan matematika universias tersebut sama dengan
140. Untuk membuktikan kebenaran tersebut, tim riset mengambil sampel
acak 20 mahasiswa. Kemudian melakukan tes IQ. Data IQ adalah sebagai
berikut. 154 144 135 140 143 149 138 147 143 134 146 140 141 144 140
143 144 138 139 135

Apakah isu yang berkembang dapat dibenarkan?


Penyelesaian:
1. Menentukan Hipotesis
𝐻0 ∶ 𝜇 = 𝜇0

𝐻1 ∶ 𝜇 ≠ 𝜇0
2. Klik Variabel View pada sebelah kiri bawah jendela SPSS.
Masukkan data seperti gambar dibawah ini

10
3. Setelah itu masukkan data pada Data View yang ada di kiri bawah.
4. Pilih Analyze untuk memulai t-test, pada sub menu pilih Compare Means

kemudian pilih One-Sample T-Test

5. Setelah muncul jendela One Sample T-Test, pindahkan variable X ke test


variable dengan memilih variable X kemudian klik tanda panah ke kanan di
jendela tersebut. Dan isikan test Value dengan T hitung yang dijadikan
perbandingan.
6. Klik Option pada jendel One Sample T-Test kemudian muncul jendela
berikutnya. Isikan derajat keyakinan sebesar 95% (𝛼 = 0,05)

11
7. Klik Continue kemudian Ok, akan muncul jendela hasil yang menampilkan
text dan table yang merupakan hasil uji hipotesis One Sample T-Test, seperti
gambar berikut :

8. Kesimpulan
Kaidahpengujian

𝐻0 diterima jika:− 𝑡 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒 ≤ 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ 𝑡 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒

𝐻0 ditolak jika : 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≥ 𝑡 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒 atau 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ 𝑡 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒


atau
Jika 𝑝. 𝑠𝑖𝑔 > 𝛼, maka 𝐻0 diterima
Jika 𝑝. 𝑠𝑖𝑔 < 𝛼, maka 𝐻0 ditolak

Keputusan

Karena :− 𝑡 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒 ≤ 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ 𝑡 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒

:− 2.093 ≤ 1.673 ≤ 2.093


maka 𝐻0 diterima
atau
Karena 𝑝. 𝑠𝑖𝑔 = 0.111 > α=0,05 maka Ho diterima

12
Kesimpulan : Jadi rata-rata IQ mahasiswa Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar jurusan Pendidikan Matematika adalah 140.

2.4 Paired Sample T-Test


2.4.1 Pengertian
Paired Sample T-Testmerupakan uji beda dua sampel berpasangan.
Sampel berpasangan merupakan subjek yang sama namun mengalami
perlakuan yang berbeda.Variabel independen kualitatif dalam penelitian
ini memiliki dua kategori. Oleh sebab itu, dilakukan pengujian dengan
metode uji beda rata-rata untuk dua sampel berpasangan (paired sample t-
test). Model uji beda ini digunakan untuk menganalisis model penelitian
pre-post atau sebelum dan sesudah. Uji beda digunakan untuk
mengevaluasi perlakuan (treatment) tertentu pada satu sampel yang sama
pada dua periode pengamatan yang berbeda (Pramana, 2012). Paired
sample t-test digunakan apabila data berdistribusi normal.
Menurut Widiyanto (2013), paired sample t-test merupakan salah satu
metode pengujian yang digunakan untuk mengkaji keefektifan perlakuan,
ditandai adanya perbedaan rata-rata sebelum dan rata-rata sesudah
diberikan perlakuan. Dasar pengambilan keputusan untuk menerima atau
menolak Ho pada uji ini adalah sebagai berikut :

1. Jika t hitung> ttabel dan probabilitas (Asymp.Sig) < 0,05, maka Ho ditolak dan
Ha diterima.
2. Jika t hitung< t tabel dan probabilitas (Asymp.Sig) > 0,05, maka Ho diterima
dan Ha ditolak.
2.4.2 Prosedur Pengujian One Sample T-Test
1. Menentukan hipotesis
a. Ho1 : Tidak terdapat perbedaan antara Relevansi Nilai Informasi Akuntansi
pada saat sebelum dan sesudah penerapan PSAK 50/55.
b. Ha1 : Terdapat perbedaan antara Relevansi Nilai Informasi Akuntansi pada
saat sebelum dan sesudah penerapan PSAK 50/55.

13
c. Ho2 : Tidak terdapat perbedaan antara Asimetris Informasi pada saat
sebelum dan sesudah penerapan PSAK 50/55.
d. Ha2 : Terdapat perbedaan antara Asimetris Informasi pada saatsebelum dan
sesudah penerapan PSAK 50/55.
2. Menentukan level of significantse besar 5 % atau 0,05.
3. Menentukan kriteria pengujian
a. Ho ditolak jika nilai probabilitas < 0,05 berarti terdapat perbedaan dalam
Relevansi Nilai Informasi Akuntansi dan Asimetri Informasi pada saat
sebelum dan sesudah penerapan PSAK 50/55.
b. Ho diterima jika nilai probabilitas > 0,05 berarti tidak terdapat perbedaan
dalam Relevansi Nilai Informasi Akuntansi dan Asimetri Informasi pada
saat sebelum dan sesudah penerapan PSAK 50/55.
4. Penarikan kesimpulan berdasarkan penguji hipotesis
Contoh Uji Paired T Test pada perbedaan antara rata-rata prestasi belajar
siswa sebelum dan sesudah mengikuti bimbingan belajar intensif tercatat dalam
tabel dibawah ini:

Subyek Sesudah Sebelum


1 86.2 77.7
2 80 80.3
3 93.4 73.2
4 91.3 76.8
5 85.3 90.1
6 81 68.8
7 95 84.2
8 87 70
9 76.6 72
10 72 80

2.4.3 Pengolahan Data One Sample T-Test Dengan SPSS


1. File – Open - Data

14
2. Deklarasi variabel input

3. Entry Data

4. Uji Normalitas-Saphiro Wilk (data <30)

15
Sehingga tampilannya seperti berikut :

Setelah itu, klik Variabel View, selanjutnya untuk variabel Nilai isikan dengan
nilai diatas, dan untuk variabel Bimbingan Belajar Intensif isikan 1 untuk nilai
kelompok Sesudah, dan 2 untuk nilai Kelompok Sebelum.Selanjutnya dari
menu SPSS, klik Analyze-Descriptive Statistikc-Explore

16
Masukkan variabel Nilai ke kotak Dependent List, lalu masukkan variabel
Bimbingan Belajar Intensif ke kotak Factor List, pada bagian Display pilih
Both lalu pilih Plot.

Setelah itu, centang pada pilihan Normality Plot with tests, lalu klik Continue-
OK

17
Berdasarkan output Test of Normality, diperoleh nilai signifikansi untuk
kelompok sesudah 0,764 sedangkan nilai signifikansi untuk kelompok sebelum
0,879. Karena kedua nilaiinya >0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data
berdistribusi normal.

18
5. Analyze – Compare Means – Paired Sample T Test
6. Pada paired-Sample T Test, blok kedua variabel baik sebelum maupun
sesudah, berarti kedua variabel siap dipindah pada kotak Paired Variables
kemudian klik tanda panah kanan.

Kedua variabel telah pindah ke kotak Paired Variables, kemudian klik OK

19
7. Apabila pada Optiom di klik, maka akan tampak secara otomatis pada output
SPSS nantinya akan memperlihatkan Confidence Interval 95%

8. Window output SPSS

20
Cara membaca dan analisa
1. Paired Samples Statistics: ringkasan statistik masing-masing variable
2. Paired Samples Correlations:hasil korelasi antara kedua variabel (perbedaan
antara rata-rata prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah mengikuti
bimbingan belajar intensif).
Analisa :
Jika sig > 0,05 maka Ho diterima
Jika sig < 0,05maka Ho ditolak
Dari penelitian diatas bahwa sig <0,05 maka Ho ditolak.
Output Paired Sample Test

21
Analisa
Karena p=0,033<0,05 maka H0 ditolak.
Kesimpulan :Maka ada perbedaanperbedaan antara rata-rata prestasi belajar
siswa sebelum dan sesudah mengikuti bimbingan belajar intensif.

22
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pengujian parametrik (statistik parametrik) adalah uji statistik


untuk parameter populasi seperti rata-rata, variansi, dan proporsi yang
menggunakan beberapa asumsi dari populasi dimana sampel diambil. Salah
satu asumsinya yaitu diambil dari suatu populasi adalah berdistribusi normal.
Uji beda dipergunakan untuk mencari perbedaan, baik antara dua
sampel data atau antara beberapa sampel data. Dalam kasus tertentu, juga
bisa mencari perbedaan antara suatu sampel dengan nilai tertentu.
Terdapat jenis uji beda lain selain berdasarkan jumlah kelompok
sampel yang diuji. Misalnya jumlah sampel pada masing-masing kelompok
juga menentukan jenis uji beda yang digunakan. Jika dua kelompok
mempunyai anggota yang sama dan mempunyai korelasi maka dipergunakan
uji sampel berpasangan (paired test), dan jika jumlah anggota kelompok
berbeda, tentunya tidak berkorelasi, maka memerlukan uji beda yang lain,
misalnya Independent Sample t test atau Mann-Whitney U-Test.

3.2 Saran

Dalam pembuatan makalah ini penulis sadar bahwa makalah ini


masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kata kesempurnaan. Oleh
karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangatlah kami perlukan agar dalam
pembuatan makalah selanjutnya akan lebih baik dari sekarang dan kami juga
berharap pengetahuan tentang analitikparametrikdapat terus di kembangkan
dan diterapkan dalam bidang biostatistik.

23
DAFTAR PUSTAKA

Fikriah, Nurul. (2017). One Sample T-Test. Makassar : Fakultas Tarbiyah Dan
Keguruan Universitas Alauddin.
Hengky W. Pramana, (2012). Aplikasi Inventory Berbasis Access. Jakarta : PT
Elex Media Komputindo.
Sujarweni, V. W. (2014). SPSS Untuk Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Baru
Press.
Wibowo, A., Soenarnatalina, Indawati, R., Mahmudah, & Indriani, D. (2008).
Modul SPSS. Surabaya: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Airlangga.

24

Anda mungkin juga menyukai