Anda di halaman 1dari 7

ADAPTASI ANATOMIS POHON PADA ROOF GARDEN

(Studi Kasus: Kondominium Taman Anggrek, Jakarta)


Anatomical Adaptation of Trees at Roof ABSTRACT
Garden (Case Study: Taman Anggrek
Roof garden can be interpreted as garden residing in a roof top. Not all plants
Condominium, Jakarta)
can survive living on roof tops. The plants which can be planted in roof gardens
have to be adaptive to high speed of wind, extreme temperature, and high
intensity of irradiation. Objective of this research is to learn environmental
influence of stress that induced anatomical adaptation of tree spesies (i.e
Bauhinia sp., Erythrina christagalli, Mussaenda sp. and Wodyetia bifurcata) at
roof garden in Taman Anggrek condominium, Jakarta.
Andini Arisanti
Mahasiswa Departemen Arsitektur, Lanskap Plants which are planted in normal garden will response differently with the
Fakultas Pertanian IPB ones in roof garden. Different plants have their own adaptation form that can be
visible from their anatomy. The result of this research is Bauhinia sp. shows a
Aris Munandar better adaptation in roof garden, Wodyetia bifurcata can adapt well, while
Staf Pengajar Departemen Arsitektur Lanskap,
Erythrina christagalli and Mussaenda sp. cannot adapt well in roof garden. A
Fakultas Pertanian IPB
e-mail: amunandaripb@gmail.com simple visualisation value concluded that Bauhinia sp. has a better shape, then
the others. After all, this study should be completed with research of more
Theresia Prawitasari physiological pattern and a complete assesment of tree visualisation.
Staf Pengajar Departemen Biologi, FMIPA, IPB
Keywords : plant anatomy, adaptation, roof garden.

PENDAHULUAN terdapat kondisi iklim mikro yang kan yang diperoleh dapat menjadi
spesifik seperti kecepatan angin yang pedoman atau masukan dalam me-
Pembangunan ruang yang selama ini
besar, intensitas penyinaran tinggi, lakukan penanaman roof garden se-
dilakukan berorientasi pada perluas-
dan temperatur yang ekstrim. Hal ini lanjutnya.
an secara horizontal, akan semakin
menimbulkan efek langsung terha-
mengurangi lahan hijau yang ada.
dap pemilihan jenis tanaman, perla-
Beberapa tahun ini pembangunan METODOLOGI
kuan irigasi dan perawatan tanaman.
sudah mulai berorientasi ke arah
Teknologi pembuatan roof garden sa- Waktu dan Tempat
vertikal. Hal ini disebabkan oleh
ngat memerlukan pengetahuan yang
harga lahan yang semakin mening- Penelitian dilakukan selama 4 bulan,
mendalam mengenai ilmu biologi
kat dan kebutuhan masyarakat yang mulai bulan April 2005 sampai bulan
tumbuhan, teknik hidrologi dan arsi-
semakin beragam. Roof garden dilihat Agustus 2005. Pada bulan April–Mei
tektur.
dari pengertian umumnya, adalah 2005 dilakukan pengambilan data
taman yang terdapat di atas atap su- Tanaman yang biasa di tanam pada iklim dan sampel tanaman pada roof
atu bangunan (Mawarsid, 1997). Roof keadaan normal atau pada taman-ta- garden dan taman bawah, kondomi-
garden tampaknya cukup mampu man yang biasa dijumpai akan me- nium Taman Anggrek, Jakarta Barat.
menjawab keterbatasan lahan, yaitu miliki respon adaptasi yang berbeda Selanjutnya bulan Mei 2005–Agustus
dengan menggunakan atap yang se- dengan tanaman yang ditanam pada 2005 dilakukan pengolahan sampel
lama ini belum termanfaatkan. Sulis- roof garden. Adaptasi pada tiap jenis di laboratorium anatomi FMIPA dan
tyantara et. al (2004) menambahkan tanaman akan memiliki pola yang laboratorium sylvikultur Biotrop.
bahwa keberadaan bangunan seka- berbeda-beda. Pola adaptasi ini da- Alat dan bahan dapat dilihat pada
rang dapat digunakan untuk men- pat dilihat dari bentuk dan ciri ana- Tabel 1 dan Tabel 2.
ciptakan kota yang ekologis, yaitu tomis pada tumbuhan tersebut. De-
dengan meningkatkan biomassa ko- ngan mengetahui ciri anatomis dan Rancangan Penelitian
ta, meningkatkan kadar oksigen se- pola adaptasi yang dilakukan tum-
Rancangan penelitian dilakukan de-
kaligus menurunkan kadar karbon- buhan dapat dijadikan acuan dalam
ngan memilih pohon secara acak ter-
dioksida, sebagai filter alami polusi perawatan dan pemeliharaan tanam-
arah yang dilakukan pada empat je-
udara, mengendalikan iklim mikro an selanjutnya.
nis pohon yang terdapat pada kon-
serta sebagai alternatif tempat pro-
Penelitian ini bertujuan untuk mem- dominium Taman Anggrek. Pemilih-
duksi bahan makanan
pelajari pengaruh lingkungan stres an jenis pohon disamakan pada dua
Zimmerman (2001) menyatakan ta- roof garden terhadap bentuk adaptasi kondisi lingkungan yang berbeda ya-
naman yang digunakan pada roof anatomis beberapa pohon pada roof itu pada roof garden dan taman biasa.
garden harus disesuaikan dengan garden dan taman di kondominium Tanaman pohon yang dijadikan sam-
kondisi lingkungan pada atap ba- Taman Anggrek, Jakarta. pel adalah Nusa Indah (Mussaenda
ngunan yang meliputi tiga tantangan sp.), dadap merah (Erythrina cristagal-
Dari penelitian ini diharapkan dapat
yaitu angin, kekeringan dan suhu. li), bunga kupu-kupu (Bauhinia sp.),
dipelajari ciri-ciri beberapa jenis po-
Hal ini sesuai dengan pernyataan dan palem ekor tupai (Wodyetia bifur-
hon yang mampu beradaptasi de-
Kuhn (1995), bahwa pada roof garden cata). Pengambilan sampel daun pa-
ngan baik pada roof garden. Diharap-

69 JURNAL LANSKAP INDONESIA | VOL 2 NO 2 2010


ARISANTI, MUNANDAR, PRAWITASARI

da pohon dilakukan untuk mengeta- Tabel 1. Bahan dan Kegunaan


hui kerapatan stomata, ketebalan ku- No Bahan Kegunaan
1 Sampel daun dan akar pohon Objek penelitian
tikula, trikoma, dan ketebalan daun. • Erythrina christagalli (Dadap merah)
Sampel akar dilakukan untuk me- • Bauhinia purpurea (Bunga kupu-kupu)
• Musaenda sp. (Nusa Indah)
ngetahui konduktivitas akar. Selan- • Wodyetia bifurcata (Palem ekor tupai)
jutnya perolehan data di lapang di- 2 Larutan FAA (alkohol 70% ) Larutan fiksasi
3 Safranin Pewarna
olah dengan menggunakan analisis 4 Asam Nitrat Melunakkan daun pada pembuatan sayatan transversal
statistik, yaitu dengan mencari regre- 5 Gliserin 10% Media sediaan semi permanen
Pencuci dan pembersih daun pada pembuatan sayatan
si pada tiap parameter, sehingga di- 6 Akuades
paradermal
Menghilangkan klorofil daun pada pembuatan sayatan
dapat parameter-parameter yang 7 Bayclean
paradermal
memiliki hubungan yang signifikan. 8 Larutan akohol bertahap Dehidrasi daun untuk mendapatkan ketebalan daun
9 Larutan xylol bertahap Pra-parafinasi untuk mendapatkan ketebalan daun
10 Parafin cair Tahap parafinasi
Pelaksanaan Penelitan
1. Pre field work, dilaksanakan sebe- Tabel 2. Alat dan Kegunaan
No Alat Kegunaan
lum penelitian. Kegiatan meliputi 1 Pisau atau cutter Memotong bagian akar dan daun
studi pustaka, survei lapang dan per- 2 Alat tulis Mencatat hasil perlakuan
3 Mikrotom putar Menyayat akar dan daun
siapan alat. Survei lapang dilakukan 4 Mikroskop okuler • Mengukur ukuran stomata
untuk menentukan pemilihan jenis • Mengidentifikasi trikom dan kutikula daun
5 Counter Sebagai alat bantu untuk menghitung jumlah stomata dan trikoma
pohon. Syarat-syarat umum penen- 6 Kertas label Untuk memberi tanda pembeda pada sampel
tuan pohon untuk dijadikan sampel 7 Anemomoeter Mengukur kecepatan angin
8 Termometer koppel Mengukur suhu dan kelembaban
adalah : 9 Kamera digital Dokumentasi
1. Pohon yang dijadikan sampel 10 Kamera mikroskop Memperoleh Gambar lampiran tebal daun, stomata dan trikoma

adalah pohon yang banyak digu-


nakan dalam desain lanskap, Tabel 3. Rata-rata Iklim Per Bulan Mei-April 2005
Faktor Iklim
2. Pohon tumbuh pada kondisi lan- Tempat
Suhu (oC) Rh Kec. angin (m/s)
skap buatan (bukan lanskap ala- Roof garden 25.7 82.6 2.8
Taman Bawah 26.4 78.9 1.4
mi),
Sumber : Pengukuran mandiri kodominium Taman Anggrek
3. Cukup dewasa,
4. Tiap jenis tanaman yang diamati
seragam di kedua lokasi peneli- 2. Pengambilan contoh daun dan 3. Observasi Visual
tian. akar Obervasi visual dilakukan secara se-
Persiapan alat yang digunakan ada- Pengambilan sampel daun dan akar derhana dengan mempertimbangkan
lah anemometer dengan termometer dilakukan pada sore hari yaitu se- beberapa aspek seperti penampakan
koppel. kitar pk 17.00. Pengambilan daun umum, yang meliputi pertumbuhan
berjumlah 3 pada masing-masing sisi normal, kesegaran; kemudian kuali-
2. Field work, dilaksanakan saat pene-
kiri dan kanan untuk masing-masing tas daun seperti warna hijau daun
litian di lapang. Kegiatan yang dila-
jenis tanaman. Agar didapat posisi dan ukuran daun.
kukan berupa pengamatan serta pe-
daun yang sama pada tiap pohon, di-
ngambilan sampel di lapang. Penga- 4. Post field work
gunakan kompas sehingga pengam-
matan dan pengambilan data meli- Post field work, dilakukan di labora-
bilan mengarah ke sebelah utara, de-
puti pengambilan data iklim dan torium. Kegiatannya merupakan ta-
ngan sebelah barat dianggap pada
pengambilan sampel yang dilakukan hapan selanjutnya setelah mengam-
sisi kiri dan sebelah timur sebagai
pada daun dan akar pohon untuk bil sampel di lapang, yaitu pembu-
sisi kanan. Daun yang diambil ada-
mengetahui karakteristik fisiologi se- atan sediaan mikroskopis untuk da-
lah daun yang cukup tua, kira-kira 4
perti konduktivitas air, kepadatan un dan akar yang terdiri dari irisan
helai dari ujung cabang. Kemudian
dan panjang trikoma, kepadatan dan paradermal dan transversal. Dilaku-
setiap sampel daun diiris pada bagi-
luas stomata, dan ketebalan daun. kan juga studi pustaka sebagai bahan
an tengah dan dimasukkan dalam
Pengambilan sampel dilakukan de- rujukan dalam membandingkan ve-
tabung yang berisi larutan fiksasi,
ngan cara sebagai berikut: getasi yang diamati.
yaitu alkohol 70%. Sampel daun ter-
sebut digunakan untuk mengetahui
1. Pengukuran iklim mikro Analisis
kepadatan dan luas stomata, ketebal-
Pengambilan sampel iklim meliputi
an daun, jumlah dan panjang triko- Dari hasil pengamatan mikroskopis
kecepatan angin, suhu dan kelem-
ma yang dapat diamati dengan ban- dilakukan berbagai perhitungan un-
baban udara yang dilakukan selama
tuan mikroskop okuler. Untuk peng- tuk mendapatkan hasil nominal se-
satu bulan penuh. Setiap sampel
ambilan sampel akar, dilakukan hingga dapat diolah secara statistik,
iklim diambil tiga kali sehari yaitu
penggalian, kemudian diamati ukur- untuk dapat dilakukan perbanding-
pada pagi (pk.8.00-9.00), siang
an dan jumlah xilem yang dapat an satu dengan lainnya. Perhitungan
(pk.12.00-13.00) dan sore (pk. 15.00-
mempengaruhi kemampuan tanam- yang dilakukan diantaranya adalah :
16.00). Tabel 3 menunjukkan data
an dalam menyerap air (konduktivi-
iklim yang diperoleh. 1. Perhitungan stomata
tas akar). Pengamatan dilakukan de-
Sebelum menghitung jumlah stoma-
ngan bantuan mikroskop okuler.
ta, daun sampel yang telah direndam

JURNAL LANSKAP INDONESIA | VOL 2 NO 2 2010 70


ARISANTI, MUNANDAR, PRAWITASARI

di dalam larutan fiksasi alkohol 70% 4. Panjang trikoma HASIL DAN PEMBAHASAN
harus melalui serangkaian tahap. Ta- Dilakukan pengukuran dengan
Umum Lokasi Penelitian
hap pertama, daun dikerik dengan menggunakan grid pada mikroskop
silet pada bagian epidermis atas dan yang selanjutnya dikonversikan ke Pengambilan sampel daun dan akar
bawah. Kedua, daun direndam da- mm sesuai perbesaran seperti perhi- berasal dari roof garden dan taman
lam larutan pemutih untuk menghi- tungan pada no 3. pada kondominium Taman Anggrek,
langkan zat hijau daun (klorofil) se- Jakarta Barat. Secara geografis, lokasi
5. Tebal daun
lama + 5 menit. Lalu setelah itu di- ini berada pada posisi 106o 47’ BT
Melalui metode parafin yaitu metode
rendam dalam larutan safranin encer dan 6o 10’ LS. Perbatasan apartemen
dengan menggunakan larutan alko-
selama + 5 menit. Setelah siap, dita- pada sebelah barat adalah Jalan Tan-
hol bertahap untuk mengeluarkan
ruh diatas preparat dengan ditetes- jung Duren, sebelah timur dengan
zat cair dalam daun agar daun dapat
kan gliserin dan ditutup dengan pre- jalan S. Parman, sebelah selatan de-
diamati secara melintang sehingga
parat penutup. Perhitungan dilaku- ngan jalan arteri Taman Anggrek,
dapat dihitung tebal daun. Peng-
kan dengan menghitung jumlah sto- dan di sebelah utara berbatasan de-
ukuran dilakukan dengan menggu-
mata pada setiap epidermis, yaitu ngan tanah kosong. Roof garden pada
nakan grid pada mikroskop dan di-
epidermis atas dan bawah dengan bangunan ini memiliki luas 33.831
konversikan ke mm dengan perhi-
menggunakan alat counter. Selanjut- m2 dan berada pada lantai 10 (42
tungan seperti no 3.
nya jumlah stomata tersebut dikon- mdpl) dari 47 lantai (151 m dpl).
versikan berdasarkan perbesaran mi- 6. Konduktivitas akar
kroskop yang dilakukan. Pada peng- Dari sampel akar dilakukan sayatan Kondisi Iklim Mikro
amatan digunakan perbesaran 40 de- membujur dengan menggunakan
Pengukuran iklim mikro pada kon-
ngan menggunakan rumus : mi-krotom geser. Setelah diperoleh
dominium Taman Anggrek dilaku-
sa-yatan tipis, tidak seperti dalam
Øok = Ø ol PL kan pada pertengahan bulan April-
pem-buatan preparat jumlah
PK Mei 2005, pada dua lokasi sama
stomata, sa-yatan tipis tersebut
yaitu daerah roof dan daerah taman
langsung diletak-kan di atas gelas
Dimana : ba-wah. Pengukuran iklim mikro
preparat kemudian ditetesi safranin
Øok= Diameter perbesaran kuat meli-puti suhu, kelembaban dan
encer dan gliserin lalu ditutup. Pada
Øol = Diameter perbesaran lemah kecepat-an angin.
preparat dapat di-ketahui diameter
PK = Perbesaran kuat
xilem dengan mengukur grid pada Kondisi iklim pada bulan tersebut di
PL = Perbesaran lemah
mikroskop yang selanjutnya roof garden memiliki suhu rata-rata
Hasil berupa diameter bidang pan- dikonversikan ke mm sesuai dengan yang hampir sama dengan suhu
dang pada perbesaran tertentu. Ke- perhitungan pada no.3. Untuk rata-rata di taman di bawahnya
mudian dihitung kerapatan stomata Jumlah xilem dapat dihi-tung tetapi memiliki kecepatan angin
per diameter lensa perbesaran pada dengan bantuan counter. Setelah yang eks-trim dan kelembaban yang
mikroskop, dengan menggunakan diperoleh diameter xilem dan jumlah tinggi. Sehingga dapat dikatakan
rumus : xilem dimasukkan ke dalam rumus : pada roof garden memiliki keadaan
udara yang tidak terlalu panas dan
Kerapatan = Jumlah stomata Konduktivitas = { Rata-rata diameter memiliki ke-lembaban udara yang
Stomata Luas bidang perbesaran xylem/2}2 x ̟ x Σ xylem
Luas akar tinggi, tetapi tidak disertai dengan
2. Perhitungan trikoma kecepatan angin yang memadai.
Hasil perhitungan di atas pada ke-4
Daun yang memiliki trikoma dapat Sulistyantara et al. (2004)
jenis pohon dicari regresi sehingga
langsung dihitung dengan menggu- menyatakan kecepatan angin yang
diketahui korelasi dan probability
nakan counter sehingga didapat hasil normal adalah sekitar 2-5 km/jam
yang terjadi. Probability diuji sigini-
akhir berupa kerapatan trikoma. Ru- atau 0,5-1,3 m/s. Kondisi yang
fikansinya pada taraf 95%. Program
mus yang dipergunakan pun sama. sangat berangin ini dapat
yang digunakan adalah minitab 13.
mengurangi tingkat kenyamanan
3. Luas stomata Dari hasil probability dapat diketahui
manusia dan dapat mempengaruhi
Dilakukan dengan mengukur diame- hasil korelasi yang berbeda pada
kondisi vegetasi yang ada.
ter terpanjang dan terpendek dengan tanaman yang sama antara di roof
menggunakan grid yang disediakan garden dengan di taman biasa, dima-
Anatomi Vegetasi
pada mikroskop. Dari hasil grid ter- na perbedaan tersebut meliputi ke-6
sebut dikonversikan ke milimeter parameter anatomi tanaman yang Setelah dilakukan pengamatan seca-
(mm) dengan mengalikan hasil grid diamati. Untuk melihat pengelom- ra anatomi, diperoleh perbedaan ku-
tersebut dengan konstanta 0,24x0,01 pokkan (scatter plot) jenis pohon yang antitatif ciri anatomis dan variasi pa-
untuk perbesaran 10x40, mengalikan terjadi dari korelasi ke-6 parameter da tiap spesies vegetasi maupun da-
0,97x0.01 untuk perbesaran 10x10 yang diamati dilakukan dengan lam satu spesies vegetasi. Selanjut-
dan 2.39x0.01 untuk perbesaran 4x10. menggunakan program SPSS. Sete- nya akan dibahas masing-masing pa-
Selanjutnya luas dihitung dengan lah itu dengan studi pustaka, hasil da 4 spesies pohon.
menggunakan rumus elips (̟ x jari- perhitungan dihubungkan dengan
jari besar x jari-jari kecil). pengaruh terhadap proses fisiologi
tumbuhan.

71 JURNAL LANSKAP INDONESIA | VOL 2 NO 2 2010


ARISANTI, MUNANDAR, PRAWITASARI

Bauhinia sp. bawah adalah lebih besar jika diban- tersebut menunjukkan diameter
dingkan dengan roof garden. pembuluh xilem yang kecil dengan
Stomata dan Konduktivitas akar
jumlah cabang yang banyak. Jika
Pada Gambar 2 dapat dilihat hasil
Konduktivitas akar dihitung untuk dihubungakan dengan stomata, pada
hubungan kerapatan stomata dengan
mengetahui kemampuan akar dalam Gambar 4 menunjukkan hubungan
luas stomata yang linier, dimana
menyerap air. Konduktivitas akar ra- yang signifikan antara konduktivitas
jumlah stomata yang besar memiliki
ta-rata pada roof garden mencapai akar dengan stomata. Tetapi pada
luas stomata yang besar, begitu pula
0,015 mm2 dan pada taman bawah Gambar 4 diketahui hasil sampel
sebaliknya. Hal ini berlawanan de-
rata-ratanya 0,114 mm2 (Tabel 4). pada roof garden menunjukkan pola
ngan pernyataan Meidner dan Mans-
Berdasarkan rumus, semakin tinggi yang tidak konsisten dan terdapat
field (1975) bahwa terdapat kecende-
nilai konduktivitas akar, akan seban- nilai ekstrim pada konduktivitas dan
rungan stomata untuk memiliki
ding dengan peningkatan jumlah xi- besar stomata. Dapat diasumsikan
ukuran yang lebih kecil jika jumlah
lem dengan diameter xilem yang bahwa nilai tersebut tidak menun-
mereka lebih banyak. Pada gambar
mengecil. Sehingga semakin kecil ni- jukkan penciri tanaman beradaptasi
dapat dilihat pada lokasi roof garden
lai konduktivitas akar, maka sema- atau tidak. Hal ini diduga terdapat
memiliki nilai yang dominan lebih
kin besar usaha akar untuk mencari faktor lain yang belum ditemukan
rendah dari taman bawah. Namun
sumber air dengan memperluas yang menunjukkan bahwa tanaman
perbedaan tersebut diduga sebagai
jang-kauan cabang akarnya. Pada tidak dapat tahan di roof garden. Se-
bentuk adaptasi tanaman terhadap
lokasi taman anggrek, penyiraman cara visual, tanaman menunjukkan
lingkungan sekitar.
dilaku-kan cukup baik dengan kriteria yang buruk yaitu bentuk ta-
memperhati-kan keadaan cuaca dan juk yang tidak utuh, pertumbuhan
Stomata dan Trikoma
drainasenya, begitu pula pada taman yang sedikit terhambat serta kesan
bawah, se-hingga dapat dikatakan Trikoma pada pohon ini berjenis uni- yang kering. Berbeda dengan pohon
bahwa pada ke-2 tempat berada seluler sederhana dan merupakan lainnya, pada pohon ini tidak me-
dalam kondisi yang cukup air. trikoma mati. Trikoma pada pohon miliki hubungan yang signifikan an-
ini dimiliki pada masing-masing po- tara kerapatan stomata dengan luas
Pada Gambar 1. dapat diketahui
hon yaitu di roof garden dan di taman stomata.
konduktivitas akar dengan jumlah
bawah. Keadaan taman bawah yang
dan besar stomata adalah signifikan.
terkena sinar matahari penuh dan Mussaenda sp.
Konduktivitas akar dapat meningkat
memiliki kelembaban yang rendah
akibat dari kondisi tanah yang lem- Stomata dan Konduktivitas Akar
dapat meningkatkan jumlah stomata.
bab, dimana akar akan memiliki
Pada Gambar 3 dapat dilihat hu- Pada pohon nusa indah stomata ha-
jum-lah cabang akar yang banyak
bungan yang signifikan antara jum- nya dimiliki pada epidermis bawah
dengan diameter kecil. Sedangkan
lah stomata dan panjang trikoma. Pe- saja. Sehingga aktivitias transpirasi
jumlah dan besar stomata dapat
ningkatan jumlah stomata yang di- maupun fotosintesis lebih banyak di-
meningkat akibat kondisi
iringi dengan peningkatan panjang lakukan di bagian bawah daun.
lingkungan yang ke-ring dan panas
trikoma dapat diasumsikan sebagai Gambar 5 konduktivitas akar dengan
seperti pada lokasi taman bawah.
bentuk adaptasi untuk mengurangi stomata memiliki hubungan yang
Pada keadaan ling-kungan seperti
tingkat penguapan. Menurut Fitter et signifikan dimana setiap nilai sampel
roof garden yang me-miliki kecepatan
al. (1981), sifat morfologis lain yang stomata yang kecil memiliki nilai
angin yang lebih besar, dapat
dapat menyokong kemampuan hi- sampel konduktivitas akar yang ke-
meningkatkan laju transpirasi.
dup tanaman di iklim yang kering cil, begitu pula sebaliknya. Pada lo-
Gambar 1 memperlihat-kan jumlah
adalah terbentuknya rambut daun kasi roof garden nilai sampel yang di-
stomata dan konduktivi-tas akar
terutama yang melingkari stomata, hasilkan berpola konsisten dengan
pada lokasi roof garden me-miliki
yang mengakibatkan bertambahnya nilai yang besar. Keadaan stomata
nilai yang lebih kecil. Hal ini dapat
ketebalan dan karena itu mempeng- dengan konduktivitas akar yang be-
diasumsikan bahwa tanaman
aruhi tahanan terhadap hilangnya air sar dapat diasumsikan bahwa besar
Bauhinia sp. beradaptasi dengan baik
dari lapisan batas daun. air yang melalui pohon adalah besar.
pada keadaan lingkungan roof garden
Hal ini menunjukkan bahwa pohon
dengan mengurangi jumlah dan be-
Erythrina christagalli ini mencirikan keadaan yang tidak
sar stomata, dan konduktivitas akar-
tahan terhadap kondisi roof garden.
nya. Stomata dan Konduktivitas Akar
Secara visual tanaman berada pada Hasil perhitungan rata-rata konduk- Stomata dan Luas Stomata
kategori baik pada penampakan ke- tivitas akar pohon dadap merah
Gambar 6 menunjukkan hubungan
seluruhan serta kualitas daun yang (Erythrina christagalli) pada roof gar-
yang signifikan antara luas stomata
baik. den adalah 0,06 mm2 dan pada taman
dengan kerapatan stomata dimana
bawah sebesar 0,058 mm2. Berdasar-
semakin banyak jumlah stomata
Stomata dan Luas Stomata kan pernyataan yang telah dikemu-
mengakibatkan luas stomata yang
kakan sebelumnya, hal ini menun-
Pada pohon ini kerapatan stomata semakin kecil. Dari Gambar 6 dapat
jukkan bahwa laju penyerapan air
pada lokasi di taman bawah baik pa- diketahui pula bahwa pada lokasi
pada roof garden lebih cepat karena
da epidermis atas maupun epidermis roof garden nilai yang dihasilkan
memiliki nilai yang lebih besar. Hal

JURNAL LANSKAP INDONESIA | VOL 2 NO 2 2010 72


ARISANTI, MUNANDAR, PRAWITASARI

Tabel 4. Hasil Pengamatan Anatomi 4 Vegetasi Pohon Roof Garden dan Taman Bawah
Epidermis Atas Epidermis Bawah
Kerapatan Kerapatan Luas Panjang Kerapatan Kerapatan Luas Panjang Konduktivitas Ketebalan
Tanaman
stomata trikoma stomata trikoma stomata trikoma stomata trikoma Akar (mm2) Daun (mm)
(/ mm2) 2
(/ mm ) (µm2) (mm) (/ mm2) 2
(/ mm ) (µm2) (mm)
Roof Garden
I. Bauhinia Rata2 55 - 247 - 351 73 214 0,1 0,015 0.13
II. Dadap Rata2 13 - 1326 - 174 - 1278 - 0,06 0.2
III. Nusa Indah Rata2 - 3 - 0.29 23 1 1753 0.41 0.029 0.11
IV. Palem Rata2 94 - 145,6 - 10 - 92,85 - 0,069 0.24
Taman Bawah
I. Bauhinia Rata2 79 - 23,8 - 412 85 11,8 0,13 0,114 0.16
II. Dadap Rata2 16 - 98 - 147 - 129 - 0,058 0.20
III. Nusa Indah Rata2 - 4 - 0.46 26 1 1112,8 0.35 0,031 0.12
IV. Palem Rata2 110 - 125,7 - 11 - 36,5 - 0,003 0.22
.00016

.3 y = 8.0456x - 0.0419 Epidermis bawah


.00014 y=3.10-7x-1.10-5
Epidermis atas

Luas stomata (mm )


2
.2
Konduktivitas akar

.00012

.1
.00010

0.0 LOKASI .00008


LOKASI
Taman bawah Taman bawah
.00006
-.1 Roof garden Roof garden
0.00 .01 .02 .03 200 300 400 500

Stomata (mm2) Kerapatan stomata ( / mm2 )


Ket : * (sangat signifikan)

Gambar 1. Hubungan Stomata dengan Konduktivitas Gambar 2. Hubungan Kerapatan Stomata dengan Luas
Akar Pohon Kupu-kupu (Bauhinia sp.) Stomata pada Pohon Kupu-kupu (Bauhinia sp.)

.18
.16
Epidermis bawah y = 0.0003x - 0.0099 Epidermis bawah y = 0.7861x - 0.0867
.16 .14
Panjang trikoma (mm)

2
R = 0.6219, r=0,788* .12
Konduktivitas akar

.14
.10

.12 .08

.06
.10

.04

.08 LOKASI .02


LOKASI
Taman bawah Taman bawah
0.0
.06 Roof garden .14 .16 .18 .20 .22 .24 .26 .28
Roof garden
300 400 500

2 Stomata (mm2)
kerapatan stomata ( / mm )
Ket:* (sangat signifikan)

Gambar 3. Hubungan Kerapatan Stomata dengan Panjang Gambar 4. Hubungan Stomata dengan Konduktivitas Akar
Trikoma Pohon Kupu-kupu (Bauhinia sp.) Pohon Dadap merah (Erythrina christagallli)

.06 .022
Epidermis bawah
Epidermis bawah y = -0.0012x + 0.0425
.05 .020

y = 0.1616x - 0.0186
Luas stomata (mm2)

.018 R2 = 0.7702, r=0,87*


.04
Konduktivitas akar

.016
.03

.014

.02
.012

.01 LOKASI
.010 LOKASI
Taman bawah Taman bawah
0.00 Roof garden .008 Roof garden
.1 .2 .3 .4 .5 18 20 22 24 26 28

Stomata (mm2) Kerapatan stomata ( / mm2 )


Ket: *(sangat signifikan)

Gambar 5. Hubungan Stomata dengan Konduktivitas Gambar 6. Hubungan Kerapatan Stomata dengan Luas
Akar pada Pohon Nusa indah (Mussaenda sp.) Stomata pada Pohon Nusa indah (Mussaenda sp.)

tidak konsisten, sehingga hubungan Stomata dan Trikoma jang trikoma pada epidermis atas di
ini belum dapat menggambarkan ciri roof garden adalah 2,7 per mm2 de-
Trikoma pada pohon ini berjenis uni-
adaptasi pada pohon ini. ngan panjang rata-rata 0,29 mm pada
seluler sederhana dan merupakan
epidermis bawah kerapatan trikoma
trikoma mati. Kerapatan dan pan-
adalah 1 per mm2 dengan panjang

73 JURNAL LANSKAP INDONESIA | VOL 2 NO 2 2010


ARISANTI, MUNANDAR, PRAWITASARI

rata-rata 0,41 mm. Pada Gambar 7 .6 Epidermis bawah


menunjukkan hubungan yang signi- y = -0.5906x + 0.5764
fikan antara trikoma tidak diiringi

Panjang Trikoma (mm)


.5
dengan jumlah dan pembukaan sto-
mata. Sehingga semakin rapat
.4
stoma-ta menyebabkan semakin
kecil pan-jang trikoma. Pada kondisi
yang me-miliki kecepatan angin .3 LOKASI
besar (roof garden), pada penguapan
yang besar tidak didukung dengan .2
.1 .2 .3 .4 .5
panjang tri-koma yang memadai.
2
Stomata (mm )
Pola seperti ini dapat diasumsikan
bahwa pohon nu-sa indah tidak Ket: * (sangat signifikan)

tahan pada keadaan yang ekstrim Gambar 7. Hubungan Stomata dengan Panjang Trikoma Pohon
seperti pada roof garden. Nusa indah (Mussaenda sp.)

Secara visual, pohon berkategori se- .14

Epidermis bawah
dang dilihat dari keadaan pohon .12

y = 4.7877x - 0.0123

konduktivitas akar (mm2)


yang memiliki tajuk yang utuh de- .10

ngan pertumbuhan yang normal.


.08

Hal ini dapat diasumsikan pohon


.06
nusa indah memiliki bentuk ciri
adaptasi lain yang belum diketahui. .04
LOKASI
.02

Taman bawah
Wodyetia bifurcata 0.00
Roof garden
0.00 .01 .02 .03

Stomata dan Konduktivitas akar Stomata (mm2)

Konduktivitas akar pohon palem pa- Ket: *(sangat signifikan)


da lokasi roof garden adalah 0,069 Gambar 8. Hubungan Stomata dengan Konduktivitas Akar
mm2 sedangkan pada taman bawah Pohon Palem Ekor tupai (Wodyetia bifurcata)
adalah 0,003 mm2. Hasil ini menun-
jukkan bahwa banyaknya air yang .0006

Epidermis bawah
dapat dilalui oleh pembuluh pada
y = -3E-05x + 0.0006
akar di roof garden lebih besar dari .0005
Luas stomata (mm2)

taman bawah. Nilai yang besar 2


R = 0.7037 , r=0,838*
.0004
menggambarkan jumlah kapiler
yang banyak namun memiliki dia- .0003

meter kapiler yang kecil. Menurut


hasil perhitungan regresi, yang disa- .0002
LOKASI
jikan dalam bentuk gambar scatter Taman bawah
plot (Gambar 8) terdapat hubungan .0001
4 6 8 10 12 14 16
Roof garden
yang signifikan antara stomata de-
kerapatan stomata ( / mm2 )
ngan konduktivitas akar, dimana se-
tiap nilai stomata yang besar memi- Ket : *(sangat signifikan)
liki nilai konduktivitas akar yang Gambar 9. Hubungan Kerapatan Stomata dengan Luas Stomata
besar, dan begitu pula sebaliknya. Pohon Palem Ekor tupai (Wodyetia bifurcata)
Pola pada lokasi roof garden menun-
jukkan pola yang ekstrim tinggi. Pola
ini serupa dengan hubungan yang menggambarkan keadaan pohon memberikan nilai plus pohon pada
sama pada pohon nusa indah, se- bahwa pada roof garden memiliki roof garden.
hingga diasumsikan bahwa pada hu- ukuran stomata yang lebih besar
bungan ini pohon palem ini tidak dengan jumlah yang sedikit. Bentuk
KESIMPULAN DAN SARAN
tahan terhadap kondisi roof garden. seperti ini dapat diasumsikan seba-
gai bentuk adaptasi pohon di roof Kesimpulan
Kerapatan Stomata dan Luas garden.
1. Secara umum keadaan di lokasi
Stomata Secara visual, pohon palem ekor tu- roof garden dan non-roof garden
Pada Gambar 9 dapat diketahui hu- pai ini memiliki nilai plus pada ben- berpengaruh terhadap pola adap-
bungan kerapatan stomata dengan tuk tajuknya yang unik yang dito- tasi tanaman.
luas stomata adalah signifikan de- pang dengan batang yang ketinggi- 2. Pohon Kupu-kupu (Bauhinia pur-
ngan pola stomata semakin rapat anya dapat melebihi 10 m. Pertum- purea) dapat beradaptasi dengan
atau jumlah yang besar, maka luas buhannya yang normal, kesan yang baik, ditinjau dari hubungan kon-
stomata semakin mengecil. Hal ini segar serta keutuhan bentuk tajuk duktivitas akar dengan stomata

JURNAL LANSKAP INDONESIA | VOL 2 NO 2 2010 74


ARISANTI, MUNANDAR, PRAWITASARI

dan panjang trikoma yang me- dari stomatanya sehingga dapat dani, M.S. dan Ir.E.D. Purba-
nunjukkan penyesuaian, sehing- mengurangi penguapan yang yanti, M.S. 1991. Fisiologi Ling-
ga pohon ini dapat digunakan berlebihan akibat keadaan angin kungan Tanaman. Gajah Mada
pada daerah yang tidak biasa yang kencang pada roof garden. University Press: Yogyakarta
(ekstrim). Secara visual yang dili-
Kuhn,M. 1995. Roof Top Resources Ci-
hat dari keadaan pertumbuhan, Saran
ty Farmer. Canada’s Office of
kesegaran serta kehijauan daun,
Pohon dengan daun yang memiliki Urban AgriCulture. Http://
pohon ini menunjukkan bentuk
trikoma (rambut) dan lapisan lilin www.roof-meadow.com. [22
yang lebih baik dari pohon
dapat direkomendasikan sebagai po- November 2004]
lainnya.
hon yang baik digunakan pada lo-
3. Pohon dadap merah (Erythrina Mawarsid,H.1984. Roof garden. Maja-
kasi roof garden. Walaupun demikian,
christagalli) diperkirakan merupa- lah Asri No13. Edisi 1-29 Feb-
perlu dilakukan penelitian lebih lan-
kan pohon yang menunjukkan ruari 1984.
jut terhadap pengamatan visual este-
bentuk adaptasi yang kompleks
tika pohon-pohon yang sering digu- Meidner dan Mansfield. 1975. Physio-
yang dapat dipengaruhi oleh la-
nakan dalam desain lanskap secara logy of Stomata. England: Mc
pisan lilin maupun bentuk adap-
lebih mendetail dan lengkap. Selain Graw-Hill Book company.
tasi lain yang belum diketahui.
itu identifikasi faktor-faktor ganda
4. Pohon nusa indah (Mussaenda Sulistiantara, B., Agung S dan Jimmy S.
(multiple factor) yang dapat mem-
erythophylla) merupakan tanaman 2004. Panduan Rancang Ba-
pengaruhi adaptasi, serta pengukur-
yang tidak tahan berada pada ngun Roof Garden. Jakarta: Su-
an konduktivitas stomata perlu
roof garden, hal ini ditinjau dari ku Dinas Pertamanan.
dilakukan.
bentuk trikoma yang kurang
Zimmerman,B.2001.Roofgardens.
mendukung pohon untuk hidup
http://www.brucezimmerman.
di lingkungan roof garden. DAFTAR PUSTAKA
com/:articles/Roof_Gardens.ht
5. Pohon palem ekor tupai (Wody-
Fitter, A.H dan Hay,R.K.M.1981. Envi- ml [22 November 2004].
etia bifurcata) diasumsikan dapat
ronmental Physiology of Plants.
beradaptasi dengan penyesuaian
diterjemahkan oleh Ir. Sri An-

75 JURNAL LANSKAP INDONESIA | VOL 2 NO 2 2010

Anda mungkin juga menyukai