Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PERILAKU KEORGANISASIAN
‘STRESS DAN CARA MENGATASINYA’

KELOMPOK IV

DI SUSUN OLEH:
1. ANGGIE TRI SAPUTRA BBA 118 171
2. AXEL KEVIN J BBA 118 163
3. DION ANTONY BBA 118 161
4. DICKY CHANDRA P BBA 118 103
5. HERLINA BBA 118 004
6. NIKITA KRISTIANI BBA 212
7. INDRIYANI BBA 118 164
8. PAHRI BBA 118 253
9. RIBKA TIARA PUTRI BBA 118 190
10. RIVALDO ANARI BBA 118 102
11. TONI KURNIAWAN BBA 118 200

DOSEN MATA KULIAH:


Dra. T.M. Murniati, M.M

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2020
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena berkat
Rahmat dan Kasih-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah kesehatan
mental yang berjudul “STRES DAN CARA MENGATASINYA”.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai dampak yang ditimbulkan dari stress
dan cara mengatasinya.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf
apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon
kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Palangka Raya, 18 Maret 2020


DAFTAR ISI
1. KATA PENGANTAR…………………………………………i

2. BAB I PENDAHULUAN……………………………………..ii
A. LATAR BELAKANG…………………………………… iii
B. RUMUSAN MASALAH…………………………………. iv
C. TUJUAN PENULISAN…………………………………….v

3. BAB II PEMBAHASAN………………………………….......vi

4. BAB III PENUTUP…………………………………………..vii

5. DAFTAR PUSTAKA………………………………………...viii
BAB l
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam setiap tahap perkembangan manusia terdapat kriteria sehat mental.
Mental yang sehat tidak akan mudah terganggu oleh Stressor (Penyebab
terjadinya stres) orang yang memiliki mental sehat berarti mampu menahan diri
dari tekanan-tekanan yang datang dari dirinya sendiri dan lingkungannya. Noto
Soedirdjo, menyatakan bahwa ciri-ciri orang yang memiliki kesehatan mental
adalah Memiliki kemampuan diri untuk bertahan dari tekanan-tekanan yang
datang dari lingkungannya. Sedangkan menurut Clausen Karentanan
(Susceptibility) Keberadaan seseorang terhadap stressor berbeda-beda karena
faktor genetic, proses belajar dan budaya yang ada dilingkungannya, juga
intensitas stressor yang diterima oleh seseorang dengan orang lain juga berbeda.
Mental sehat manusia dipengaruhi oleh faktor internal dan external. Keduanya
saling mempengaruhi dan dapat menyebabkan mental yang sakit sehingga bisa
menyebabkan gangguan jiwa dan penyakit jiwa.
Kesehatan mental merupakan keinginan wajar bagi setiap manusia seutuhnya,
tapi tidaklah mudah mendapatkan kesehatan jiwa seperti itu. Perlu pembelajaran
tingkah laku, pencegahan yang dimulai secara dini untuk mendapatkan hasil
yang dituju oleh manusia. Untuk menelusurinya diperlukan keterbukaan psikis
manusia ataupun suatu penelitian secara langsung atau tidak langsung pada
manusia yang menderita gangguan jiwa. Pada dasarnya untuk mencapai
manusia dalam segala hal diperlukan psikis yang sehat. Sehingga dapat berjalan
menurut tujuan manusia itu diciptakan secara normal.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pengertian kesehatan mental itu?
2. Apakah pengertian depresi dan cara mengatasinya?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Menjelaskan tentang pengertian kesehatan mental.
2. Menjelaskan pengertian depresi dan cara mengatasinya.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kesehatan Mental


          Kesehatan mental, berasal dari dua kata, yakni “kesehatan” dan “mental”.
Kesehatan berasal dari kata “sehat”, yang merujuk pada kondisi fisik. Individu
yang sehat adalah individu yang berada dalam kondisi fisik yang baik, dan
bebas dari penyakit. Sedangkan “mental” adalah kepribadian yang merupakan
kebulatan dinamik yang tercermin dalam cita-cita, sikap, dan perbuatan. Mental
adalah semua unsur-unsur jiwa termasuk pikiran, emosi, sikap, dan perasaan
yang dalam keseluruhan atau kebulatannya akan menentukan tingkah laku, cara
menghadapi suatu hal yang menekan perasaan, mengecewakan, atau yang
menggembirakan dan menyenangkan.
          Kesehatan mental menggambarkan tingkat kesejahteraan psikologis, atau
adanya gangguan mental. Dari perspektif 'psikologi positif' atau 'holisme',
kesehatan mental dapat mencakup kemampuan individu untuk menikmati
hidup, dan menciptakan keseimbangan antara aktivitas kehidupan dan upaya
untuk mencapai ketahanan psikologis. Kesehatan mental juga dapat di
definisikan sebagai suatu ekspresi emosi, dan sebagai penanda adaptasi sukses
untuk berbagai tuntutan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan
kesehatan mental sebagai, "suatu keadaan kesejahteraan dimana individu
menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan yang normal dari
kehidupan, dapat bekerja secara produktif dan baik, dan mampu memberikan
kontribusi bagi dirinya sendiri dan masyarakat.
          Kesehatan mental adalah terwujudnya keharmonisan yang nyata antara
fungsi-fungsi jiwa, serta mempunyai kesanggupan untuk menghadapi problem-
problem yang biasa terjadi dalam kehidupan pribadi dan bermasyarakat, dan
merasakan secara positif kebahagiaan dan kemampuan dirinya. Fungsi-fungsi
jiwa seperti fikiran, perasaan, sikap jiwa, pandangan dan keyakinan hidup, harus
dapat saling membantu dan bekerja sama satu sama lain, sehingga dapat
dikatakan adanya keharmonisan, yang menjauhkan orang dari perasaan ragu dan
bimbang, serta terhindar dari kegelisahan dan pertentangan (konflik).
A. Pengertian Stres
Stres adalah suatu keadaan yang sangat sulit bagi seseorang hingga melibatkan
beberapa unsur perasaan sedih, murung, menderita, kesulitan yang teramat
sangat hingga menyebabkan seseorang mengalami kondisi yang sangat buruk,
sebagian besar mereka yang mengalami stres tidak menyadari keadaan
psikologis mereka hingga terjadi tanda-tanda stres seperti rambut rontok, kurang
nafsu makan, sering melamun. Hal ini akan terus terjadi bila tidak segera
diobati.
Stres itu sendiri dibagi menjadi 2, yaitu Stres ringan dan berat. Gejala Stres
ringan ditandai perasaan sedih yang datang dan pergi begitu saja dengan waktu
yang singkat. Adapun Stres berat yang menimbulkan gejala murung,
menyendiri, perasaan bersalah, menyesal, melakukan aktivitas terbatas, dan
terkadang melakukan hal-hal yang menyakiti diri sendiri bahkan dapat
menyebabkan penderita stres merasakan hopeless yang mengakhiri hidupnya
dengan bunuh diri.

 Hal-hal Yang Memicu Timbulnya Depresi Dikehidupan Sehari-hari :


1. Tuntutan kehidupan
Contoh hal ini adalah tuntutan sekolah dibidang yang tidak diinginkan, atau
dituntut untuk kerja disaat yang tidak tepat. Hal ini sering terjadi kepada setiap
orang disekitar kita.

2. Masalah Keluarga
Tidak sedikit orang tua stress dengan anaknya yang bandel, sangat sulit diatur,
atau sering keluar malam. Hal ini membuat orang tua selalu berfikiran negatif,
dan mencoba memasuki dunia kehidupan anaknya, tetapi terkadang orang tua
pun terlalu sibuk dengan urusan pekerjaannya, hingga anak terbengkalai dan
merasa kurang perhatian.

3. Pelecehan Seksual
Pelecehan seksual bagi seseorang yang mengalami pemerkosaan tentu saja
meninggalkan jejak trauma dan ketakutan tertentu pada masa depannya, hal ini
yang memicu rasa simpatik orang tua hingga terbentuk ikatan perlindungan
anak. Hal ini untuk meminimalisir pelecehan seksual diluaran sana, dan
mengundang para orang tua untuk lebih dapat mengajarkan anaknya tentang apa
itu yang di maksud organ intim.

4. Keuangan
Hal ini sering dialami pada setiap orang, merasa tidak memiliki uang atau
mungkin ingin ikut teman jalan-jalan ke monas tetapi tidak memiliki sedikitpun
uang didompet, bahkan lebih parahnya bisa saja tidak punya uang hingga tidak
makan berhari-hari. Stres dalam hal ini, langkah awal untuk belajar bersyukur
dengan apa yang dimiliki, melatih diri untuk lebih kreatif dan melakukan hal-
hal berguna hingga menghasilkan uang. Jangan berfikir pendek, contoh orang
melakukan penodongan demi uang. Itu bukanlah cara yang baik untuk keluar
dari masalah ekonomi yang kritis.

5. Cara Berfikir
Cara berfikir yang salah akan memicu tingkat stress lebih tinggi, berfikir
negatif, kecemasan yang teramat sangat hanya membuat konyol saja. Cara yang
terbaik pastikan saja dengan apa yang difikirin benar apa salah. Think positive
akan menghasilkan hasil yang positif juga.

6. Penyimpangan Sosial
Penyimpangan sosial dapat diambil contoh dari rasa minder yang merasa diri
serba kurang, padahal kenyataan tidak seperti yang dibayangkan.
Faktor Biologi Terhadap Stres :
Para penilitan telah mencatat bahwa otak kecil yang disebut hippocampus atau
memori otak kecil pada penderita stres memiliki ukuran lebih kecil dibanding
yang tidak mengalami stres. Hormon stress kortisol juga akan mengalami
produksi berlebihan jika seseorang mengalami stress. Hormon stress kortisol
juga dapat menyebabkan hal buruk bagi hippocampus. Sebagian penelitian
mengatakan bagi penderita stres lahir dengan ukuran hippocampus lebih kecil
maka resiko untuk mengalami stres sangat besar dibanding yang tidak
mengalami stres.
 Ada 5 Cara Mengatasi Masalah Stres :

1. Bercerita Kepada Teman


Bila anda sedang mengalami stres, anda dapat menceritakannya kepada teman,
saudara, keluarga atau bisa juga kepada seseorang yang memiliki dasar agama
yang kuat. Dengan bercerita anda mengeluarkan aura negatif yang bersarang
ditubuh anda, tetapi berceritalah kepada seseorang yang tepat, dengan kata lain
seseorang yang mendengarkan keluh kesal anda dapat dengan sabar
mendengarkan curhatan anda, dan tidak cerewet. Karena bukan suatu
penyelesaian jika anda curhat dengan seseorang yang memiliki bibir bocor alias
tukang gosip. Bila anda takut atau malu untuk curhat kepada seseorang,
pastikan anda bisa mencurahkannya melalui tulisan atau  diary, dengan menulis
segala curhatan hati kepada selembar kertas secara tidak langsung anda
mengeluarkan energy negatif dalam tubuh dan membuang secara sedikit demi
sedikit hingga akhirnya sembuh dari stress yang berlebihan pada diri anda saat
itu.

2. Belajar Menerima
Belajar menerima kekurang pada diri anda sendiri (self acceptance), anda tidak
perlu mengubah hal dari diri anda menjadi orang lain mau, karena itu hanya
membuat beban dan bertambahnya faktor stres. Fokuslah untuk memperbaiki
diri secara perlahan atas  keinginan sendiri, dan berkonsentrasi dengan hal-hal
positif yang dapat anda lakukan. Keadaan yang tidak nyaman dalam hidup anda
akan menjadi sebuah sahabat yang selalu menemani sampai anda tua. Tetapi
tidak usah ragu ataupun pesimis, mencoba bersahabat dengan ketidaknyamanan
itu akan menjadi pembelajaran dan pengalaman yang sangat indah.

     3. Ber-amal (kasih sayang)


Dalam hal ini bukan berarti meramal, tetapi anda beramal atau memberikan
sesuatu yang terbaik untuk orang-orang disekitar anda tidak dalam hal materi
saja. Hal ini sangat berguna bagi penderita Psikosomatis atau penderita
gangguan emosional. Jika anda ingin dapat sesuatu dari orang yang tulus, secara
alam bawah sadar anda memberikan sesuatu itu kepada orang lain secara tulus.
Pada saat itu otak berkonsentrasi untuk memberikan kebaikan untuk orang lain.
Artinya, selama ada niat untuk memberi kepada orang lain, anda menciptakan
energi positif yang dilemparkan kepada orang lain, dan itu artinya anda akan
menerima energi positif berpuluh-puluh kali lipat dari orang lain. Dengan satu
syarat, anda memberi tidak karena faktor kasihan, tetapi berbagi kebahagiaan.
Dan menurut pengalaman pribadi saya, hal ini worthed untuk dilakukan.

4. Berdo’a
Mendekatkan diri pada Agama adalah salah satu cara yang tepat di balik
memperbaiki diri. Selalu berdoa menurut agama masing-masing membuat
dampak positif bagi tubuh dan fikiran. Karena Stres itu sendiri datang dari
fikiran, dan mengundang kebaikan dengan cara Ikhlas. Ikhlas pun timbul
dengan dorongan diri sendiri dan kontak dengan kegiatan kerohanian. Proses
berdo’a pun memiliki beberapa unsur yaitu meminta, yakin, dan menerima.
Ketiga proses ini bukanlah kegiatan yang terpisah, tetapi 3 unsur dalam 1
tujuan. Menurut teori,  jika seseorang berdo’a dengan sungguh-sungguh, otak
merangsang hormon serotonin dan endorfin yang menyebabkan seseorang
merasa diposisi kenyamanan, ketenangan dan secara tidak langsung
menimbulkan perasaan bahagia. Dampak pada tubuh adalah sistem imun
meningkat, pembuluh darah terbuka, detak jantung menjadi stabil, sehingga
dampak dari luar membuat emosi menjadi stabil.

5. Menyibukkan Diri
Stres merupakan penyakit yang timbul dari diri anda yang harus ditemukan
solusinya. Karena Stres bukan hanya penyakit dari otak, melainkan pola pikir.
Menyibukan diri adalah salah satu cara untuk mengatasi depresi, terutama untuk
memberikan kebahagiaan-kebahagiaan bagi orang-orang disekitar anda. Stres
tidak hanya dialami seseorang dimasa tua, tetapi untuk remaja pun terkadang
mengalami tingkat depresi yang lumayan berat, tetapi hal itu adalah sebuah
jalan seseorang untuk menjadi lebih baik. Membuka diri dan menerima
pendapat baik dari semua orang dapat memperbaiki hidup anda. Bentuk suatu
kepribadian yang lebih positif disetiap masalah akan menjadi solusi agar
masalah yang sama tidak kembali mendatangi anda.
BAB III
PENUTUP

Stres adalah suatu kondisi yang lebih dari suatu keadaan bimbang, bila kondisi
stres seseorang sampai menyebabkan terganggunya aktivitas sosial sehari-
harinya maka hal itu disebut sebagai suatu Gangguan Stres. Beberapa gejala
Gangguan Stres adalah perasaan sedih, rasa lelah yang berlebihan setelah
aktivitas rutin yang biasa, hilang minat dan semangat, malas beraktivitas, dan
gangguan pola tidur. Dan Stres merupakan salah satu penyebab utama
kejadian bunuh diri yang ada di sebagian besar masyarakat kita ini.
DAFTAR PUSTAKA

Daradjat zakiah, Kesehatan Mental. (Jakarta. PT. Gunung Agung, 1968) 


Namora Lumangga lubis, Stres Tinjauan Psikologis, (Jakarta: Kencana, 2009) 
Slamet, Suprapti I.S. , Sumarmo Markam, Pengantar Psikologi Klinis, (Jakarta:
UI Press, 2003)
Makmun Khairani, Psikologi Umum, (Yogyakarta: Aswaja Pressindo)
Namora Lumangga lubis, Stres Tinjauan Psikologis, (Jakarta: Kencana, 2009)
Makmun Khairani, Psikologi Umum, (Yogyakarta: Aswaja Pressindo)

Anda mungkin juga menyukai