Anda di halaman 1dari 5

DIABETES MELLITUS

Hampir semua orang pernah mendengar tentang Diabetes Mellitus. Dan tak
jarang kita juga mendengar mitos-mitos tentang penyakit itu di dalam
masyarakat. Tapi, apa sebetulnya penyakit Diabetes? Apa penyebabnya?

Diabetes melitus adalah penyakit yang disebabkan oleh kekurangan insulin atau berkurangnya
efektivitas insulin. Hal ini ditandai dengan hiperglikemia atau peningkatan kadar glukosa melebihi
normal. Diabetes ditandai dengan kondisi hiperglikemia berlangsung terus- menerus. Insulin adalah
hormon yang dibentuk oleh pankreas. Pankreas mengeluarkan insulin ke dalam aliran darah. Insulin
membantu glukosa untuk dapat masuk kedalam sel. Insulin menurunkan jumlah gula didalam darah.
Menurut data pada tahun 2015 dari Perkumpulan Endokrinologi (PERKENI) menyatakan bahwa
jumlah penderita diabetes melitus di Indonesia teah mencapai 9,1 juta orang. Indonesia disebut-
sebut telah bergeser naik dari peringkat 7 menjadi peringkat ke 5 teratas diantara negara-negara
dengan jumlah penderita diabetes melitus terbanyak dunia. Organisasi kesehatan dunia WHO
(World Health Organisation) memperkirakan jumlah penderita diabtes melitus di Indonesia akan
terus melonjak, dari semula 8,4juta orang di tahun 2000 menjadi sekitar 21,3juta orang di tahun
2030. Usia penderita diabetes melitus kini semakin muda, 1 dari 5 penderita diabetes masih
berumur dibawah 40 tahun dengan jumlah sebanyak 1.671.000 orang. Sedangkan sisanya berusia
40 hingga 59 tahun dengan jumlah sebanyak 4.651.000 orang. Kelompok yang terakhir terdiri dari
penderita diabetes melitus berusia 60 hingga 79 tahun berjumlah sekitar 2 jutaan orang.  
 
Klasifikasi Diabetes Melitus
Berdasarkan penyebabnya, diabetes digolongkan menjadi 3 jenis yaitu:

1. Diabetes mellitus tipe 1


Diabetes melitus tipe 1 disebabkan oleh kegagalan tubuh untuk memproduksi insulin.
Diabetes tipe ini dapat terdeteksi ketika seseorang berusia muda, bahkan anak-anak dan
sebagian besar penderitanya kurus. Penderita akan membutuhkan insulin dari luar tubuh
secara rutin terus-menerus sepanjang hidupnya.
 
2. Diabetes mellitus tipe 2
Diabetes melitus tipe 2 disebabkan karena kekurangan insulin, dimana tubuh tidak
menghasilkan insulin dalam jumlah yang cukup atau insulin yang dihasilkan tidak dapat
bekerja secara memadai. Hal ini menyebabkan tubuh memiliki masalah dalam mengubah
karbohidrat menjadi energi sehingga terjadi peningkatan kadar glukosa dalam darah.
Diabetes tipe 2 merupakan jenis penyakit yang dapat menyerang orang dari segala usia,
namun mayoritas terjadi pada orang berusia diatas 30 tahun. Penderita diabetes tipe 2
dapat  mengontrol kadar gula darahnya dengan diet, olahraga, antidiabetik oral atau kadang-
kadang memerlukan suntikan insulin. Apabila tidak melakukan terapi pengobatan dan
perubahan gaya hidup yang tepat maka dapat menimbulkan resiko penyakit jantung,
kebutaan, kerusakan saraf dan organ, dan kondisi serius lainnya.
 
3. Diabetes mellitus gestasional
Wanita hamil yang tidak pernah menderita diabetes melitus sebelumnya tetapi ketika hamil
memiliki kadar glukosa yang tinggi. Diabetes melitus gestasional terjadi karena adanya
hormon kehamilan yang bekerja berlawanan dengan insulin. Diabetes melitus gestasional
biasanya terjadi pada kehamilan trimester ke-2 atau ke-3 (setelah usia kehamilan 3 atau 6
bulan), dan umumnya menghilang sengan sendirinya setelah proses melahirkan.
 

Tanda dan Gejala Diabetes Melitus


Gejala hiperglikemia/ diabetes yang khusus adalah

1. Cepat merasa haus (polidipsia) dan sering buang air kecil (poliuria).
2. idipsia muncul karena sebagian besar air yang ada di dalam sel tertarik ke dalam darah
(yang mengandung glukosa dalam jumlah yang tinggi) akibat perbedaan tekanan osmosis.
Akibatnya, sel kekurangan cairan.
3. iuria muncul karena air di dalam pembuluh darah terlalu banyak sehingga perlu dikeluarkan.
4. Sering mengalami kelaparan ekstrim (polifagia).
5. ifagia muncul karena sebagian besar sel-sel tubuh kta kelaparan (tidak mendapatkan
makanan yang dibutuhkan), karena glukosa sebagai hasil penguraian makanan yang kita
makan tidak masuk ke dalam sel.
6. Cepat merasa lelah dan mengantuk
Hal ini terjadi karena sebagian sel-sel tubuh kita tidak mendapatkan glukosa yang
dibutuhkan untuk tetap bugar.
7. Penurunan berat badan yang ekstrim dan tanpa sebab.
8. Emosi tidak stabil.
9. Penglihatan kabur.
10. Pada wanita akan mudah mengalami infeksi jamur pada vagina.
11. Mudah terserang infeksi.
12. Jika mengalami luka akan sulit sembuh karena diabetes mempengaruhi kemampuan tubuh
untuk menyembuhkan diri dan melawan infeksi. Ketika kadar gula dalam tubuh sudah
mencapai kadar yang tinggi biasanya terjadi gekgejala seperti : pusing, .gangguan
penglihatan dan haus.

 
Faktor Resiko Diabetes Melitus tipe 1

1. Faktor keturunan
Seorang anak dengan ayah pengidap diabetes tipe 1 mempunyai resiko yang lebih besar
menderita diabetes tipe 1 dibandingkan anak dengan ibu pengidap diabetes tipe 1. Karena
resiko ini maka pernikahan antar sesame penderita diabetes sangat tidak dianjurkan, baik
penderita diabetes tipe 1 maupun tipe 2.
2. Penyakit autoimun
Penyakit ini menyebabkan sel-sel darah putih menyerang dan menyebabkan kerusakan
organ pancreas. Penderita seperti ini terdeteksi mempunyai antibody terhadap insulin
(menganggap insulin tubuhnya sendiri sebagai benda asing yang harus diserang).
3. Faktor lingkungan
Misalnya: infeksi virus (gondongan, campak jerman, coxsackie – virus yang masuk ke dalam
saluran pencernaan tapi bisa menyebabkan radang selaput otak), bakteri (infeksi gigi), atau
sesuatu yang berkaitan dengan nutrisi (memperkenalkan susu sapi terlalu dini).

 
Faktor resiko Diabetes Mellitus Tipe 2
Meskipun belum diketahui secara pasti mengapa seseorang menderita diabetes sedangkan yang
lain tidak, namun sudah pasti bahwa beberapa faktor berikut akan meningkatkan resiko anda untuk
terkena diabetes tipe 2:
1. Riwayat keluarga
Orang tua atau saudara kandung menderita diabetes. Hal ini umumnya berkaitan dengan
pola hidup dan pola makan.
2. Kelebihan berat badan
80 – 85% dari penderita diabetes tipe 2 mengalami kelebihan berat badan bahkan
kegemukan/obesitas. Banyaknya jaringan lemak pada mereka yang kelebihan berat badan
menyebabkan sel-sel tubuh makin resisten terhadap insulin. Yang juga penting adalah di
bagian mana kelebihan berat badan tersebut terjadi. Misal: di perut akan beresiko lebih
besar. Kabar baiknya adalah kadar gula darah akan turun seiring dengan penurunan berat
badan.
3. Sedentary lifestyle (kebiasaan tidak banyak bergerak).
Semakin anda kurang aktif bergerak, semakin besar resiko terkena diabetes. Manfaat
aktifitas fisik dan olahraga:
- Membantu menurunkan berat badan
- Membantu menggunakan glukosa sebagai sumber energy.
- Membuat sel-sel tubuh lebih sensitive terhadap insulin.
- Membantu membentuk otot, sehingga sebagian besar glukosa di dalam darah akan
diserap ke dalam otot. Jika anda kekurangan otot akan lebih banyak glukosa yang berada di
dalam darah.
4. Usia
Usia ini sering berkaitan dengan makin jarangnya beraktifitas fisik / berolahraga, sehingga
lebih sedikit jaringan otot yang terbentuk dan bertambahnya berat badan.
5. Pernah menderita GDM atau pernah melahirkan bayi dengan berat > 4,1 kg.
6. Hipertensi (≥ 149 / 90 mmHg)
7. Hiperlipidemia
8. HDL ≤ 35 mg/dL, trigliserida ≥250 mg/dL, atau keduanya
9. Merokok

 
Diagnosis Diabetes Melitus
Diabetes melitus ditegakan atas dasar pemeriksaan kadar gula darah. Pemeriksaan glukosa darah
yang dianjurkan adalah pemeriksaan glukosa secara enzimatik dengan bahan darah plasma dari
pembuluh darah vena. Pemeriksaan ini dilakukan di laboratorium.
Berikut rentang normal hasil pemeriksaan glukosa dalam darah :

1. Gula Darah Puasa (GDP)


Puasa adalah suatu kondisi tidak ada asupan kalori minimal 8 jam. Rentang normal dari
GDP adalah 80mg/dL-126mg/dL.
2. Gula Darah 2jam Setelah Makan
Pemeriksaan Gula Darah 2jam Setelah Makan adalah suatu kondisi dengan beban kalori
75gram. Rentang normal dari Gula Darah 2jam Setelah Makan adalah 80mg/dL-200mg/dL.
3. Gula Darah Acak (GDA)
Rentang normal dari GDA adalah 80mg/dL-200mg/dL.
4. HbA1c
HbA1c atau Hemoglobin A1c adalah komponen minor dari hemoglobin yang berikatan
dengan glukosa. Pemeriksaan HbA1c adalah pemeriksaan yang dapat menggambarkan
rata-rata gula darah selama 2-3 buan terakhir sehingga dapat digunakan untuk melihat
seberap baik pengobatan diabetes melitus. Nilai normal HbA1c adalah 4-
5,6%,mengindikasikan prediabetes adalah 5,7-6,4% dan mengindikasikan diabetes >6,5%.

 
Penanganan Diabetes Melitus
Penanganan diabetes tentu harus didasarkan pada rekomendasi dokter dengan hasil pemeriksaan
terlebih dahulu. Namun beberapa hal berikut ini perlu menjadi perhatian agar penanganan diabetes
menjadi lebih maksimal.

1. Membuat komitmen untuk dapat menjaga kadar glukosa dalam darah.


Mengkonsumsi obat seperti yang direkomendasikan oleh dokter. Mengkonsumsi makanan
sehat dan melakukan aktifitas fisik setiap hari untuk menjaga kondisi tubuh.
2. Berkonsultasi dengan dokter spesialis mata secara rutin setiap 6 bulan sekali untuk melihat
kemungkinan gejala kerusakan retina mata, katarak, dan glaukoma.
3. Menjaga sistem kekebalan tubuh.
Peningkatan kadar gula darah dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh. Hal tersebut
dapat menyebabkan tubuh mudah terinfeksi bakteri dan virus.
4. Menjaga kondisi kaki
Mencuci kaki setiap hari dengan menggunakan air hangat lalu keringkan dengan handuk
yang lembut. Melembabkan kaki dengan lotion. Periksa kaki setiap hari untuk melihat
adanya lecet, luka, kemerahan atau bengkak.
5. Menjaga agar tekanan darah dan kadar kolesterol berada pada rentang normal dengan cara
mengkonsumsi makanan sehat dan melakukan olahraga fisik setiap hari.
6. Berhenti merokok
Merokok dapat meningkatkan resiko terjadinya komplikasi diabetes, seperti jantung, stroke,
kerusakan saraf dan penyakit ginjal. Perokok yang menderita diabetes melitus memiliki
resiko tiga kali lebih tinggi dari pada penderita diabetes non- merokok.
7. Berhenti mengkonsumsi alkohol
Minuman yang mengandung alkohol dapat meningkatkan kadar gula dalam darah terutama
jika dikonsumsi bersamaan dengan makan.
8. Mengurangi stress karena hormon tubuh yang keluar karena stress dapat mencegah insulin
bekerja dengan baik.

 
Komplikasi Diabetes melitus
Dalam beberapa kasus diabetes melitus ditemukan beberapa masalah serius terkait kesehatan yang
terpengaruh karena diabetes melitus. Berikut beberapa contohnya :

1. Mengalami masalah pada jantung dan pembuluh darah.


2. Mengalami kerusakan pada saraf (neuropathy). Neuropathy yang ditandai dengan sering
merasakan gatal tanpa sebab.
3. Kerusakan pada ginjal (nefropathy).
4. Kerusakan pada mata (retinopathy).
5. Kerusakan pada kaki.
Kerusakan saraf di kaki atau aliran darah yang buruk ke kaki sehingga meningkatkan resiko
berbagai komplikasi pada kaki. Luka dan lecet dapat menyebabkan infeksi serius pada kaki
dan dapat memburuk sehingga memerlukan tindakan amputasi.
6. Luka yang lambat untuk disembuhkan atau tertutup.
7. Sering terjadi infeksi .
8. Gangguan pada kehidupan sex.
Diabetes dapat menyebabkan masalah atau merusak pembuluh darah dan saraf pada alat
kelamin. Hal ini dapat mengakibatkan hilangnya perasaan dan membuat sulit untuk
mengalami orgasme. Pada perempuan dapat menyebabkan kekeringan vagina. Sedangkan
pada pria dapat menyebabkan impotensi.

 
Tindakan Pencegahan Diabetes Melitus
Setiap orang pasti tidak ingin menderita diabetes melitus, satu-satunya cara adalah mengubah pola
hidup.
Berikut adalah pola hidup yang dapat mencegah menderita penyakit diabetes melitus :

1. Jangan merokok atau berhenti merokok.


2. Mengatur pola makan
Seimbangkan kadar gula darah dengan diet dan ikuti cara memasak yang sehat:
- Kurangi asupan kalori: kurangi porsi makan bukan frekuensi makan
- Batasi makanan yang kaya karbohidrat dalam makanan yaitu 55 – 60%
- Pilih karbohidrat kompleks bukan karbohidrat sederhana.
- Perbanyak makanan yang kaya serat
- Batasi konsumsi lemak < 30% dari komposisi makanan
- Pilih makanan yang rendah kadar lemak, misal: ikan, daging tak berlemak, ayam tanpa
kulit. Masak makanan dengan cara direbus atau dipanggang, bukan digoreng.
- Jika ingin membuat kue/cake, gunakan margarine sebagai pengganti mentega.
- Jika mengkonsumsi susu, pilih susu non-fat, low-fat atau skim (susu segar yang bagian
batasnya / kepala susu sudah dibuang).
- Batasi / hindari makanan yang kaya lemak, misal: daging berlemak (pada sate kambing),
sop buntut, soto sulung, cake, keju dan makanan yang rasanya gurih bukan karena
penyedap rasa (MSG).
3. Melakukan aktifitas fisik
Lakukan olahraga setiap hari selama 30 menit, misal: jalan kaki pagi hari. Olahraga terbukti
membantu menurunkan kadar gula darah. Agar tidak terjadi hipoglikemia (kadar glukosa
turun terlalu rendah) pada saat atau setelah berolahraga, maka penderita dianjurkan untuk
makan dulu 1 – 2 jam sebelum melakukan olahraga.
Tetapi perlu diingat bahwa olahraga tidak dianjurkan jika kondisi penderita sebagai berikut:
- Kadar gula darah puasa > 250 mg/dL: ada bahaya dehidrasi atau denyut jantung terlalu
cepat
- Kadar gula darah sewaktu < 100 mg/dL: ada bahaya hipoglikemia
- Sakit: ada bahaya cedera atau hipoglikemia.
4. Menjaga berat badan ideal
Jika mengalami kegemukan atau obesitas maka diperlukan usaha untuk menurunkan berat
badan hingga mencapai berat badan ideal. Turunkan berat badan agar tercapai rentang
yang sehat. Berat badan yang berlebihan dengan timbunan lemak akan menyebabkan
insulin tidak mampu bekerja efektif.

Sumber :

Anda mungkin juga menyukai