TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Besi beton merupakan besi yang digunakan untuk penulangan konstruksi
beton atau yang lebih dikenal sebagai beton bertulang. Beton bertulang yang
mengandung batang tulangan dan direncanakan berdasarkan anggapan bahwa
bahan tersebut bekerja sama dalam memikul gaya-gaya. Beton bertulang bersifat
unik dimana dua jenis bahan yaitu besi tulangan dan beton dipakai secara
bersamaan. Tulangan menyediakan gaya tarik yang tidak dimiliki beton dan
mampu menahan gaya tekan.
Secara umum besi beton tulangan mengacu pada dua bentuk yaitu besi polos
(plain bar) dan besi ulir (deformed bar/BJTD). Besi polos adalah besi yang
memiliki penampang bundar dengan permukaan licin atau tidak bersirip. Besi ulir
atau besi tulangan beton sirip adalah batang besi dengan bentuk permukaan
khusus berbentuk sirip melintang (puntir/sirip ikan) atau rusuk memanjang (sirip
teratur/bambu) dengan pola tertentu, atau batang tulangan yang dipilin pada
proses produksinya.
4
Tulangan ulir, yang diberi ulir melalui proses rol pada permukaannya
(polanya berbeda tergantung dari pabrik pembuatnya).
5
5. Dibandingkan dengan bahan lain, memiliki usia yang sangat panjang.
Dalam kondisi-kondisi normal, struktur beton bertulang dapat digunakan
sampai kapanpun tanpa kehilangan kemampuannya untuk menahan
beban. Ini dapat dijelaskan dari kenyataan bahwa kekuatannya tidak
berkurang dengan berjalannya waktu bahkan semakin lama semakin
bertambah dalam hitungan tahun, karena lamanya proses pemadatan
semen.
6. Merupakan satu-satunya bahan yang ekonomis untuk pondasi tapak,
dinding basement, tiang tumpuan jembatan, dan bangunan-bangunan
semacam itu.
7. Dapat dirakit menjadi bentuk yang sangat beragam mulai dari pelat, balok
dan kolom yang sederhana sampai menjadi atap kubah dan cangkang
besar.
8. Keahlian buruh yang dibutuhkan untuk membangun konstruksi beton
bertulang lebih rendah bila dibandingkan dengan bahan lain seperti baja
struktur.
Untuk menjaga retak lebih lanjut serta pecahnya balok tersebut, diperlukan
pemasangan tulangan-tulangan baja pada daerah yang tertarik dan daerah dimana
beton akan mengalami retak-retak. Alasan menggunakan tulangan baja ialah
karena baja sangat baik dan mampu menerima gaya tarik.
Pada beton bertulang, kita memanfaatkan sifat-sifat baik beton dalam
menerima tekanan serta memakai tulangan pada daerah-daerah yang menerima
gaya tarik.
Jadi tulangan pada konstruksi beton sangat diperlukan untuk menahan gaya
tarik yang terjadi, maka dari itu diperlukan luasan tulangan minimum pada
penampang beton bruto. Dengan mengetahui d tulangan minimum yang harus
terpasang, maka konstruksi relatif aman untuk dilaksanakan.
6
Gambar 2.3 Pekerjaan penulangan
(Sumber: dokumentasi lapangan)
7
Dengan mengingat hal ini, kita sekarang mempunyai sebuah kriteria untuk
menilai serta memeriksa apakah penempatan tulangan utama pada bagian
kerangka mendatar (balok ataupun pelat) sudah benar.
Gambar 2.5 Penempatan tulangan utama pada kerangka mendatar balok (pelat)
(Sumber: learningcenter.wika.co.id/.../eureka)
8
2.1.2 Penyimpanan Besi Beton
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam tahap penyimpanan :
Tumpukan besi jangan sampai bersentuhan dengan tanah. Oleh karena itu
harus diganjal dengan balok beton.
Besi harus berjarak minimal 5 cm dari logam yang lain.
Besi harus terlindung dari kotoran, karat, benturan dan, minyak.
Cara pelaksanaan dalam tahap penyimpanan ;
Setiap bandel besi harus terdiri dari satu jenis besi (bentuk dan diameter)
Maksimum berat tiap bandel disesuaikan dengan kapasitas crane.
Di dalam tabel ditulis panjang, tipe, nomer referensi, dan kode besi.
9
Jika ada besi yang perlu disambung maka harus ada overlapping yang
sesuai perhitungan atau spesifikasi teknis.
Suatu ketika mungkin perlu merakit tulangan dahulu di luar bekisting baru
kemudian meletakkan sesuai posisinya.
Alur proses penyimpanan hingga pemasangan harus direncanakan paling
efektif dan efisien.
Cara pelaksanaan pemasangan besi tulangan pada pelat dan balok lantai:
Pembesian pada pelat lantai harus berada diatas dudukan berupa beton
(biasanya disebut beton tahu).
Ketinggian bantalan pembesian pelat lantai tergantung dari ketebalan
selimut beton yang direncanakan.
10
Berikut adalah metode pelaksanaan pekerjaan pembesian mulai dari tahap
penyimpanan hingga pemasangan tulangan.
Beberapa syarat yang harus diperhatikan untuk penulangan pelat menurut PBI
1971
1. Tebal pelat lantai tidak boleh diambil kurang dari 7 cm untuk pelat atap
dan 12 cm untuk pelat lantai.
2. Jarak tulangan tidak boleh lebih dari 20 cm atau 2 kali tebal pelat.
Sedangkan tulangan bagi tidak boleh lebih dari 25 cm. Maka luas
tulangan ini harus diambil minimum 0.25% dari luas beton.
11
3. Pada pelat - pelat dimana tulangan pokoknya berjalan hanya satu arah
saja, maka tegak lurus pada tulangan pokok tersebut harus dipasang
tulangan pembagi, minimum 20% dari luas tulangan pokoknya.
4. Pada pelat - pelat dicor setempat, diameter dari batang tulangan pokok
minimal 8 mm dan untuk tulangan pembagi minimum 6 mm. Pada
penggunakan tulangan dari baja keras, diameter dari batang tulangan
pokok diambil minimum 5mm dan dari tulangan pembagi minimum 4
mm.
5. Pelat-pelat yang memikul beban vertikal ke bawah, walaupun menurut
perhitungan teoritis oleh pengaruh pembebanan bentang-bentang pelat
yang berbatas hanya memikul momen negatif, tetapi juga harus diberi
tulangan bawah. Jumlah tulangan bewah ini harus diambil minimum sama
dengan tulangan yang diperlukan oleh pelat tersebut untuk memikul
momen negatif, tetapi juga harus diberi tulangan yang diperlukan oleh
pelat tersebut untuk memikul beban vertikal yang sama, tetapi dengan
tepi-tepinya terjepit penuh. Ketentuan ini tidak berlaku untuk pelat
kantilever.
6. Pelat-pelat yang lebih tebal dari 25 cm senantiasa harus dipasang tulangan
atas dan tulangan bawah di setiap tempat, dengan memperhatikan poin 2,
3 dan, 4. Ketentuan ini tidak berlaku untuk pondasi telapak.
12
Syarat-syarat menentukan tulangan pelat lantai
a. Luas tulangan pokok ≥ 1,5% (Hr.X)
b. Luas tulangan pembagi ≥ 0,1% (Hr.Y)
c. Jarak maksimum penulangan utama (X) :
1,2 Hr
250 mm
d. Jarak maksimum penulangan bagi (Y) :
Hr
250 mm
13
Gambar 2.8 Model penulangan
(Sumber: http://platlantai.blogspot.com)
Apabila Lx < 0,4 Ly Seperti pada gambar di atas pelat tersebut dapat
dianggap sebagai pelat menumpu balok B1 dan B3, sedangkan balok B2 dan B4
hanya kecil didalam memikul beban pelat. Dengan demikian pelat dapat
dipandang sebagai pelat satu arah (arah x), tulangan utama dipasang pada arah x
dan pada arah y hanya sebagai tulangan pembagi.
1) Penulangan pelat satu arah
a. Konstruksi pelat satu arah. Pelat dengan tulangan pokok satu arah ini akan
dijumpai jika pelat beton lebih dominan menahan beban yang berupa
momen lentur pada bentang satu arah saja. Contoh pelat satu arah adalah
pelat kantilever (luifel) dan pelat yang ditumpu oleh 2 tumpuan.
Karena momen lentur hanya bekerja pada 1 arah saja, yaitu searah bentang
L (lihat gambar di bawah), maka tulangan pokok juga dipasang 1 arah
yang searah bentang L tersebut. Untuk menjaga agar kedudukan tulangan
14
pokok (pada saat pengecoran beton) tidak berubah dari tempat semula
maka dipasang pula tulangan tambahan yang arahnya tegak lurus tulangan
pokok. Tulangan tambahan ini lazim disebut : tulangan bagi. (seperti
terlihat pada gambar di bawah).
Kedudukan tulangan pokok dan tulangan bagi selalu bersilangan tegak
lurus, tulangan pokok dipasang dekat dengan tepi luar beton, sedangkan
tulangan bagi dipasang di bagian dalamnya dan menempel pada tulangan
pokok. Tepat pada lokasi persilangan tersebut, kedua tulangan diikat kuat
dengan kawat binddraad. Fungsi tulangan bagi, selain memperkuat
kedudukan tulangan pokok, juga sebagai tulangan untuk penahan retak
beton akibat susut dan perbedaan suhu beton.
15
Gambar 2.9.b pelat dengan tulangan pokok 1 arah
(sumber: http://sanggapramana.wordpress.com/?s=Sistem+penulangan
+pelat)
16
2. Tulangan yang dipasang diatas diberi tanda berupa segitiga dengan
bagian lancip dibawah, disebut : symbol mendukung ( ).
Sesuatu yang didukung pasti berada diatas.
3. Tulangan yang dipasang diatas diberi tanda berupa segitiga dengan
bagian lancip diatas, disebut : symbol menginjak ( ) sesuatu
yang diinjak,pasti berada dibawah.
4. Pada gambar (a) Tampak depan, baik tulangan pokok maupun
tulangan bagi semuanya dipasang diatas. Tulangan pokok terletak
paling atas (pada urutan ke-1 dari atas), dan tulangan bagi
menempel dibawahnya ( urutan ke-2 dari atas).
5. Jadi pada Gambar (a) Tampak atas, tulangan pokok jika dilihat dari
atas tampak sebagai garis horisontal (dilihat dari bawah), dan
diberi symbol dengan : mendukung berjumlah 1 Buah ( ),
artinya tulangan didukung (dipasang dari kanan), dan pada urutan
ke-1.Untuk tulangan bagi jika dilihat dari tampak sebagai garis
vertikal (dilihat dari kanan), dan diberi symbol dengan mendukung
berjumlah 2 buah ( ), artinya tulangan didukung (dipasang
diatas) dan pada urutan ke-2.
6. Dengan memperhatikan dan mencermati item 1 sampai 5 diatas,
maka dapat dipahami bahwa gambar (b) tampak atas, tulangan bagi
didaerah tumpuan diberi tanda 2 buah segitiga dengan lancip
kesebelah kanan,karena tulangannya dipasang diatas dan pada
urutan ke-2 dari atas. Sedangkan tulangan bagi di daerah lapangan
diberi tanda 2 buah segitiga dengan bagian lancip kesebelah
kiri,karena tulangannya dibawah dan pada urutan ke-2.
17
tepi luar (urutan ke-1) konstruksi pelat 2 arah. Pelat dengan tulangan pokok 2 arah
ini akan dijumpai jika pelat beton menahan beban yang berupa momen lentur pada
bentang 2 arah. Contoh pelat 2 arah adalah pelat yang ditumpu oleh 4 sisi yang
saling sejajar.
Karena momen lentur bekerja pada 2 arah, yaitu searah dengan bentang (lx)
dan bentang (ly), maka tulangan pokok juga dipasang pada 2 arah yang saling
tegak lurus (bersilangan), sehingga tidak perlu tulangan lagi.
18
Prosedur Perencanaan Pelat
Di dalam perencanaan, prosedur perhitungannya dapat mengikuti langkah berikut:
1. Tentukan ketebalan pelat dengan rumus sesuai dengan ketentuan
SKSNI T-15-1991 pasal 3-2-5
Ln0,8 fy1500
h
36 5 m 0,121 1
Ln0,8 fy1500
h min
36 9
Ln0,8 fy
h max 1500
36
dimana :
ly
= (rasio bentang panjang dan pendek)
lx
2. Tentukan mutu beton (fc’), mutu baja (fy) serta beban-beban yang bekerja
baik itu beban mati (qd), beban hidup (ql)
3. Hitung beban berfaktor menurut menurut SK SNI 3.2.2.
4. Hitung perbandingan antara bentang terpanjang dengan bentang
terpendek.
ly
1. Jika 3 , berarti pelat dihitung berdasarkan aksi satu arah.
lx
ly
2. Jika 3 , berarti pelat dihitung berdasarkan aksi dua arah.
lx
5. Hitung besarnya momen berfaktor dari pembebanan di atas
19
6. Hitung besarnya kekuatan nominal
Mu
Rn
bd
fy
m
fc '
1,4
min
fy
fc ' 600
max 0,750,85 1
fy 600 fy
1 2 m Rn
perlu 1 1
m fy
20
2.3.3 Pelat Dengan Wiremesh
Wiremesh atau Jaring Kawat Baja Las BRC (JKBL BRC) adalah suatu
bahan penulangan dari baja berbentuk PREFAB untuk digunakan di dalam beton
bertulang. Tersedia dalam berbagai ukuran, sebagai lembaran atau gulungan.
Wiremesh terbuat dari kawat baja bulat rata atau ulir dan keras. Kawat-
kawat itu dilas bersama-sama dengan mesin las otomatis, yang menjamin jarak
antar kawat seragam dan luas penampang-lintang yang konsisten. Dengan proses
ini, kekuatan kawat tidak menyusut selama dilas dan semua kawat tetap berada
pada kedudukan masing-masing yang tepat.
21
SIFAT-SIFAT
Peraturan Beton bertulang indonesia 1971, mensyaratkan bahwa bahan yang
mempunyai tegangan leleh karakteristik sebesar 4.800 kg/cm2 digolongkan ke
dalam klas U-48. maka berdasar keterangan diatas, JKBL BRC yang mempunyai
tegangan batas 5.000 kg/cm2 dapat digolongkan ke dalam klas U-50. Untuk
menambah keamanan, kawat yang digunakan untuk JKBL BRC mempunyai
tegangan putus paling sedikit 10 persen lebih tinggi dari tegangan leleh
karakteristik sebagai jaminan peringatan terhadap bahaya keruntuhan.
Untuk menjamin agar standar-standar yang tinggi ini dipertahankan terus
menerus, kawat diuji secara teratur di pabrik.
Setiap persilangan kawat dilas, untuk memungkinkan agar jaringan yang
bersangkutan terjangkar baik-baik di dalam beton. Tegangan geser setiap kampuh
las adalah sedikit-sedikitnya 2.500 kg/cm2 untuk menjamin agar penjangkaran
yang dihubungkan dapat diperoleh.
Dengan didukung oleh kecanggihan mesin dan peralatan yang dimiliki,
Wiremesh dapat diproduksi ukuran JKBL lebih bervariasi, lebih kuat dalam
pengelasan dan jauh lebih cepat.
22
Jika digunakan ukuran khusus, Dapat ditentukan desain penulangan yang baik
dan efisien. (sumber: http://tokobesibaja.com/index.php/wiremesh)
• Spesifikasi
Diameter JKBL Union : 4mm sampai 12mm
Tegangan Leleh Karakteristik : 5OOOkg/cm2 ; U - 50
Tegangan Geser Kampuh Las : 2500 kg/cm2
Kemampuan Tekuk : 0 - 135°
Bentuk Permukaan Kawat : - Polos
-Ulir
Spasi Standard : l50mm X l50mm
(Type M)
100mm X 200mm (Type B)
Ukuran Standard : - Lembar : 5,4m X 2,1m
-Roll : 54m X 2,1m
23
Spesifikasi Berat Per Sheet
Tabel 2.1 Berat Wiremesh
24
Tabel 2.2 Luas Penampang
25
B. Perletakan Wiremesh
26
Gambar 2.16 Tumpangan dengan Setengah Tegangan Leleh (2500 Kg/cm2)
(Sumber : PT. UNION METAL)
Catatan:
Mutu tinggi
fc'35 – fc'65 MPa setara K400 – K800 kg/cm2
Umumnya digunakan untuk beton prategang seperti tiang pancang beton
prategang, gelagar beton prategang, pelat beton prategang dan sejenisnya.
Mutu sedang
fc'20 – fc'35 MPa setara K250 – K400 ( kg/cm2 )
Umumnya digunakan untuk beton bertulang seperti pelat lantai jembatan,
gelagar beton bertulang, diafragma, beton pracetak, gorong-gorong beton
bertulang, bangunan bawah jembatan.
27
Mutu rendah
fc'15 – fc'20 MPa setara K175 – K250 kg/cm2
Umumya digunakan untuk struktur beton tanpa tulangan seperti beton siklop,
trotoar dan pasangan batu kosong yang diisi adukan, pasangan batu.
Mutu rendah
fc'10 – fc'15 MPa setara K125 – K175 kg/cm2
Di gunakan sebagai lantai kerja, penimbunan kembali dengan beton
Sumber : Mengenal mutu beton dan beton bertulang serta penggunaannya ~ Home
Design Ideas http://kibagus-homedesign.blogspot.com/2010/05/mengenal-mutu-beton-
dan-beton-bertulang.html#ixzz1wF7IlxPw
2.5 Bekisting
Bekisting merupakan struktur sementara yang berfungsi sebagai alat bantu
dalam membentuk beton dimana perkembangannya sejalan dengan perkembangan
beton itu sendiri. Bekisting berfungsi sebagai acuan untuk mendapatkan bentuk
profil yang diinginkan serta sebagai penampung dan penumpu sementara beton
28
basah selama proses pengeringan. Dengan adanya inovasi teknologi dalam bidang
bekisting, saat ini produksi dilakukan oleh pabrik dengan disain sedemikian rupa
sehingga bekisting mudah dibongkar, dipasang serta memungkinkan untuk
dimanfaatkan lebih dari satu kali.
Proses pengeringan beton saat ini relatif lebih cepat dibandingkan pada
masa lalu. Hal ini disebabkan karena telah ditemukannya zat tambah yang dapat
dimanfaatkan untuk mengatur kecepatan mengerasnya beton. Proses
pembongkaran bekisting bergantung pada kecepatan mengerasnya beton dan baru
dibongkar setelah dinyatakan aman. Pembuatan dan pemasangan bekisting
tergantung dari banyak faktor yang mempengaruhi yaitu bahan yang tersedia atau
yang diperlukan, cara dan pengadaan tenaga kerja, tuntutan akan hasil pengerjaan
yang dibutuhkan terutama dalam hal akurasi dan kerapian serta biaya alat-alat
yang digunakan.
Dalam pembuatan bekisting harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Kualitas material bekisting yang digunakan harus dapat menghasilkan
permukaan beton yang baik.
2. Cukup kuat karena bekisting akan menampung beton basah disamping
beban- beban lain saat pengecoran. Dengan begitu diharapkan tidak terjadi
lendutan atau lenturan ketika beton dituang.
3. Sedikit pembuangan agar bisa dipakai untuk keperluan pembekistingan
yang lainnya.
4. Dapat dipasang dengan mudah dan cepat.
5. Mudah dibongkar tanpa mengadakan sentakan sehingga tidak
menimbulkan kerusakan pada struktur beton saat dilakukan pembongkaran
bekisting.
6. Memperhatikan faktor ekonomis dari bekisting agar mampu mereduksi
biaya.
Pelekatan beton pada bekisting dapat dihindari dengan melumasi
penampang bekisting yang bersentuhan itu dengan minyak bekisting. Namun,
pemakaian minyak bekisting tidak boleh terlalu banyak karena dapat mengubah
warna permukaan beton. Apabila papan (kayu) bekisting dikerjakan dengan
29
sederhana, maka papan itu dapat digunakan sekitar 3 sampai 5 kali. Sedangkan
untuk balok persegi dan bulat dapat dipakai sekitar 7 sampai 10 kali. Bekisting
hendaknya disusun sedemikian rupa sehingga dapat dipergunakan lagi pada
kesempatan lain.
30
2.6 Perancah
Konstruksi bekisting untuk struktur yang mendukung bebas terdiri dari
suatu konstruksi penyangga dari perancah kayu atau perancah baja bersekrup
(scaffolding). Perancah kayu umumnya diletakkan di bagian atas gelagar balok
yang cukup panjang dan lebarnya, untuk mencegah bekisting melesak. Perancah
kayu dapat disetel tingginya dengan pertolongan dua baji kayu yang dapat digeser.
Perancah ini termasuk tipe penyangga tradisional.
Perancah baja bersekrup (scaffolding) terdapat dipasaran dengan bermacam-
macam panjang dan besarnya. Perancah baja semakin banyak digunakan karena
selain pemasangannya yang mudah dan cepat, perancah ini juga mampu
menyangga beban sampai dengan 5–20 kN (500-2000 kg). Perancah baja
bersekrup terdiri dari dua pipa baja yang disambung dengan selubung sekrup atau
mur penyetel. Penggunaan perancah baja bersekrup membutuhkan pengawasan
serta ketelitian dalam pemasangannya. Jika perancah ini dirawat dengan baik,
maka dapat dipakai bertahun-tahun.
Penyetelan dari perancah kayu atau perancah baja bersekrup (scaffolding)
memerlukan persyaratan seperti di bawah ini :
1. Perancah harus berdiri tegak lurus. Hal ini berguna untuk mencegah
perubahan bekisting akibat dari gaya-gaya horisontal. Penyetelan dalam
arah tegak lurus harus dengan waterpass.
2. Bila beberapa lantai bertingkat akan dicor berurutan, maka lendutan akibat
dari lantai yang telah mengeras harus dihindarkan dengan menempatkan
perancah diperpanjangannya sebaik mungkin.
3. Tempat dari perancah perlu dipilih sedemikian rupa sehingga beban-beban
dapat terbagi serata mungkin. Hal ini berguna untuk mencegah perubahan
bentuk yang berbeda-beda akibat dari perpendekan elastis perancah yang
timbul karena pembebanan dan perbedaan penurunan tanah.
2.7 Peralatan
Peralatan yang akan dipakai haruslah dipilih dengan tepat karena merupakan
salah satu faktor penting untuk menunjang keberhasilan suatu proyek konstruksi.
31
Pada pengerjaan pelat lantai, biasanya digunakan concrete pump dan vibrator pada
saat proses pengecoran. Concrete pump berfungsi untuk mengalirkan beton cor
ready mix ke pelat lantai yang siap di cor. Biasanya concrete pump digunakan
untuk lantai yang sulit dijangkau serta untuk mempercepat proses pengecoran.
Sedangkan vibrator berfungsi untuk menghasilkan getaran yang cukup untuk
memaksa adukan beton bergeser mengisi rongga-rongga kosong, sehingga beton
mengalir dan memadat.
32
pekerjaan tersebut. Harga satuan pekerjaan ini terdiri atas harga bahan, upah
buruh dan biaya peralatan.
Biaya-biaya yang dikelompokkan dalam jenis ini yaitu :
1. Biaya Bahan
Biaya bahan terdiri dari biaya pembelian material, biaya transportasi,
biaya penyimpanan material dan kerugian akibat kehilangan atau
kerusakan material.
3. Biaya Peralatan
Beberapa unsur yang terdapat dalam biaya peralatan ini antara lain
adalah sewa (bila menyewa), biaya operasi, biaya pemeliharaan, biaya
operator, biaya mobilisasi, dan lain-lain yang terkait dengan peralatan.
Biaya tidak langsung adalah semua biaya proyek yang secara tidak langsung
berhubungan dengan konstruksi di lapangan tetapi harus ada dan tidak dapat
dilepaskan dari proyek tersebut. Biaya-biaya yang termasuk dalam biaya tidak
langsung adalah biaya overhead dan biaya tak terduga.
2.10 Koefisien analisa harga satuan bangunan
Koefisien analisa harga satuan adalah angka-angka jumlah kebutuhan bahan
maupun tenaga yang diperlukan untuk mengerjakan suatu pekerjaan dalam satu
satuan tertentu.
Koefisien analisa harga satuan berfungsi sebagai pedoman awal perhitungan
rencana angagaran biaya bangunan, kondisi tersebut membuat koefisien analisa
harga satuan menjadi kunci menghitung dengan tepat perkiraan anggaran biaya
bangunan.
33
2.10.1. Contoh koefisien analisa harga satuan bangunan
Misalnya untuk 1m3 pekerjaan pelat lantai koefisien analisa harga satuannya
adalah sebagai berikut: Analisa untuk 1m3 pekerjaan pelat beton bertulang adalah:
Koefisien analisa Bahan
0,240 m3 Kayu kelas III
3,200 kg Paku 5 cm – 12 cm
1,600 Liter Minyak bekisting
157,500 kg Besi beton polos
2,250 kg Kawat beton
336,000 kg semen
0,540 m3 pasir beton
0,810 m3 kerikil
0,160 m3 Kayu kelas II balok
2,800 Lembar Plywood 9 mm
Dolken kayu galam,
24,000φ Batang (8-10) cm, panjang 4 m
34
hari tukang kayu, maka untuk menyeleseikan 10 m3 pelat beton dibutuhkan 1,4 x
10 = 14 hari kerja untuk satu tukang, dan jika ingin menyeleseikan pekerjaan pelat
beton tersebut dalam waktu 7 hari maka diperlukan tukang kayu sebanyak 14 hari
: 7 = 2 tukang kayu.
35
untuk menghitung rencana anggaran biaya kita hanya perlu mengalikan
volume pekerjaan dengan harga satuan.
36
Tahap-tahap penyusunan RAB
Dalam penyusunan RAB proyek terdiri dari beberapa tahapan, yaitu :
Rekapitulasi
Rekapitulasi
Gambar 2.17 Tahapan Penyusunan RAB
(Sumber: Ibrahim (2001)
37
2.11.2 Harga Satuan Pekerjaan
Harga satuan pekerjaan ialah jumlah harga bahan dan upah tenaga kerja
berdasarkan perhitungan analisis. Harga bahan didapat di pasaran, dikumpulkan
dalam satu daftar yang dinamakan daftar harga satuan bahan. Setiap bahan atau
material mempunyai jenis dan kualitas tersendiri. Hal ini menjadi harga material
tersebut beragam. Untuk itu sebagai patokan harga biasanya didasarkan pada
lokasi daerah bahan tersebut berasal dan sesuai dengan harga patokan dari
pemerintah. Misalnya untuk harga semen harus berdasarkan kepada harga patokan
semen yang ditetapkan.
2.12 Penjadwalan
Penjadwalan adalah suatu proses yang mengurutkan tugas / jenis-jenis
pekerjaan pada suatu rangkaian pekerjaan yang akan dilaksanakan. Penentuan
jadwal dimulai dari mulainya pekerjaan, durasi pekerjaan dan tanggal
penyelesaian dari suatu kegiatan.
Precendence Diagram Method (PDM)
Diagram precedence merupakan salah satu cara penjadwalan proyek yang
menunjukkan visualisasi dari suatu rencana kegiatan proyek yang digambarkan
dalam bentuk segi empat sebagai suatu kegiatan, panah sebagai ketergantungan.
38
1
2
4
5
39
5. Kontrol kembali semua rangkaian yang sudah dipercepat dan jumlahkan
biaya percepatan maka kita akan dapat melihat besarnya biaya percepatan
yang paling murah/optimal dengan cara membandingkan dibeberapa
alternatif.
40