S DENGAN KASUS
HIPERTENSI DI DESA AWE KECIL KECAMANTAN
TEUPAH BARAT KABUPATEN SIMEULUE
TAHUN 2020
DI SUSUN OLEH :
M. AGUS FITRA SF
19175051
Mahasiswa
M. AGUS FITRA SF
19175051
Mengetahui,
Ketua
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas kedokteran
Universitas Abulyatama
1. Pengertian Hipertensi
Hipertensi adalah kenaikan tekanan darah baik sitolik maupun
diastolik yang terbagi menjadi dua tipe yaitu hipertensi esensial yang paling
sering terjadi dan hipertensi sekunder yang disebabkan oleh penyakit renal
atau penyebab lain, sedangkan hipertensi malignan merupakan hipertensi yang
berat, fulminan dan sering dijumpai pada dua tipe hipertensi tersebut
(Kowalak, Weish, & Mayer, 2011)
Hipertensi merupakan faktor resiko penyakit kardiovaskuler
aterosklerosis, gagal jantung, stroke dan gagal ginjal ditandai dengan tekanan
darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90
mmHg, berdasarkan pada dua kali pengukuran atau lebih (Smeltzer, Bare,
Hinkle, & Cheever, 2012).
Hipertensi merupakan gangguan pada sistem peredaran darah yang
sering terjadi pada lansia, dengan kenaikan tekanan darah sistolik lebih dari
150 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg, tekanan sistolik
150-155 mmHg dianggap masih normal pada lansia (Sudarta, 2013).
Hipertensi adalah keadaan seseorang yang mengalami peningkatan
tekanan darah diatas normal sehingga mengakibatkan peningkatan angka
morbiditas maupun mortalitas, tekanan darah fase sistolik 140 mmHg
menunjukkan fase darah yang sedang dipompa oleh jantung dan fase diastolik
90 mmHg menunjukkan fase darah yang kembali ke jantung (Triyanto, 2014)
2. Etiologi Hipertensi
Penyebab hipertensi sesuai dengan tipe masing-masing hipertensi,
yaitu
a. Etiologi
1) Hipertensi esensial atau primer
Penyebab pasti dari hipertensi esensial belum dapat diketahui,
sementara penyebab sekunder dari hipertensi esensial juga tidak
ditemukan. Pada hipertensi esensial tidak ditemukan penyakit
renivaskuler, gagal ginjal maupun penyakit lainnya, genetik serta ras
menjadi bagian dari penyebab timbulnya hipertensi esensial termasuk
stress, intake alkohol moderat, merokok, lingkungan dan gaya hidup
(Triyanto, 2014)
2) Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder penyebabnya dapat diketahui seperti
kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid),
hiperaldosteronisme, penyakit parenkimal (Buss & Labus, 2013).
b. Faktor resiko
1) Faktor resiko yang bisa dirubah
a) Usia
Faktor usia merupakan salah satu faktor resiko yang berpengaruh
terhadap hipertensi karena dengan bertambahnya usia maka
semakin tinggi pula resiko mendapatkan hipertensi. Insiden
hipertensi meningkat seiring dengan bertambahnya usia, hal ini
disebabkan oleh perubahan alamiah dalam tubuh yang
mempengaruhi pembuluh darah, hormon serta jantung (Triyanto,
2014).
b) Lingkungan (stres)
Faktor lingkungan seperti stress juga memiliki pengaruh terhadap
hipertensi. Hubungan antara stress dengan hipertensi melalui saraf
simpatis, dengan adanya peningkatan aktivitas saraf simpatis akan
meningkatkan tekanan darah secara intermitten (Triyanto, 2014).
c) Obesitas
Faktor lain yang dapat menyebabkan hipertensi adalah kegemukan
atau obesitas. Perenderita obesitas dengan hipertensi memiliki daya
pompa jantung dan sirkulasi volume darah yang lebih tinggi jika
dibandingkan dengan penderita yang memiliki berat badan normal
(Triyanto, 2014)
d) Rokok
Kandungan rokok yaitu nikotin dapat menstimulus pelepasan
katekolamin. Katekolamin yang mengalami peningkatan dapat
menyebabkan peningkatan denyut jantung, iritabilitas miokardial
serta terjadi vasokontriksi yang dapat meningkatkan tekanan darah
(Ardiansyah, 2012).
e) Kopi
Substansi yang terkandung dalam kopi adalah kafein. Kafein
sebagai anti-adenosine (adenosine berperan untuk mengurangi
kontraksi otot jantung dan relaksasi pembuluh darah sehingga
menyebabkan tekanan darah turun dan memberikan efek rileks)
menghambat reseptor untuk berikatan dengan adenosine sehingga
menstimulus sistem saraf simpatis dan menyebabkan pembuluh
darah mengalami konstriksi disusul dengan terjadinya peningkatan
tekanan darah (Ardiansyah, 2012).
2) Faktor resiko yang tidak bisa dirubah
a) Genetik
Faktor genetik ternyata juga memiliki peran terhadap angka
kejadian hipertensi. Penderita hipertensi esensial sekitar 70-80 %
lebih banyak pada kembar monozigot (satu telur) dari pada
heterozigot (beda telur). Riwayat keluarga yang menderita
hipertensi juga menjadi pemicu seseorang menderita hipertensi,
oleh sebab itu hipertensi disebut penyakit turunan (Triyanto, 2014).
b) Ras
Orang berkulit hitam memiliki resiko yang lebih besar untuk
menderita hipertensi primer ketika predisposisi kadar renin plasma
yang rendah mengurangi kemampuan ginjal untuk
mengekskresikan kadar natrium yang berlebih (Kowalak, Weish, &
Mayer, 2011).
3. Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi hipertensi berdasarkan tekanan darah sistolik dan tekanan
darah diastolik dibagi menjadi empat klasifikasi, klasifikasi tersebut dapat
dilihat pada tabel (Smeltzer, et al, 2012).
4. Patofisiologi Hipertensi
(Triyanto, 2014)
5. Manifestasi Klinis
Manisfestasi klinikmenurut Ardiansyah (2012) muncul setelah
penderita mengalami hipertensi selama bertahun-tahun, gejalanya antara lain:
a. Terjadi kerusakan susunan saraf pusat yang menyebabkan ayunan langkah
tidak mantap.
b. Nyeri kepala oksipital yang terjadi saat bangun dipagi hari karena
peningkatan tekanan intrakranial yang disertai mual dan muntah.
c. Epistaksis karena kelainan vaskuler akibat hipertensi yang diderita.
d. Sakit kepala, pusing dan keletihan disebabkan oleh penurunan perfusi
darah akibat vasokonstriksi pembuluh darah.
e. Penglihatan kabur akibat kerusakan pada retina sebagai dampak hipertensi.
f. Nokturia (peningkatan urinasi pada malam hari) akibat dari peningkatan
aliran darah ke ginjal dan peningkatan filtrasi oleh glomerulus.
Hipertensi sering ditemukan tanpa gejala (asimptomatik), namun
tanda-tanda klinis seperti tekanan darah yang menunjukkan kenaikan pada dua
kali pengukuran tekanan darah secara berturutan dan bruits (bising pembuluh
darah yang terdengar di daerah aorta abdominalis atau arteri karotis, arteri
renalis dan femoralis disebabkan oleh stenosis atau aneurisma) dapat terjadi.
Jika terjadi hipertensi sekunder, tanda maupun gejalanya dapat berhubungan
dengan keadaan yang menyebabkannya. Salah satu contoh penyebab adalah
sindrom cushing yang menyebabkan obesitas batang tubuh dan striae
berwarna kebiruan, sedangkan pasien feokromositoma mengalami sakit
kepala, mual, muntah, palpitasi, pucat dan perspirasi yang sangat banyak
(Kowalak, Weish, & Mayer, 2011).
6. Komplikasi
Komplikasi pada penderita hipertensi menurut Corwin (2009)
menyerang organ-organ vital antar lain:
a. Jantung
Hipertensi kronis akan menyebabkan infark miokard, infark
miokard menyebabkan kebutuhan oksigen pada miokardium tidak
terpenuhi kemudian menyebabkan iskemia jantung serta terjadilah infark.
b. Ginjal
Tekanan tinggi kapiler glomerulus ginjal akan mengakibatkan
kerusakan progresif sehingga gagal ginjal. Kerusakan pada glomerulus
menyebabkan aliran darah ke unit fungsional juga ikut terganggu sehingga
tekanan osmotik menurun kemudian hilangnya kemampuan pemekatan
urin yang menimbulkan nokturia.
c. Otak
Tekanan tinggi di otak disebabkan oleh embolus yang terlepas dari
pembuluh darah di otak, sehingga terjadi stroke. Stroke dapat terjadi
apabila terdapat penebalan pada arteri yang memperdarahi otak, hal ini
menyebabkan aliran darah yang diperdarahi otak berkurang.
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Foto Rontgen dada
Tes ini bertujuan untuk mengetahui adanya pembengkakan pada bilik
kanan jantung atau pembuluh darah paru-paru, yang merupakan tanda dari
hipertensi pulmonal.
b. Elektrokardiogram (EKG)
Untuk mengetahui aktivitas listrik jantung dan mendeteksi gangguan irama
jantung
c. Ekokardiografi
Ekokardiografi atau USG jantung dilakukan untuk menghasilkan citra
jantung dan memperkirakan besarnya tekanan pada arteri paru-paru serta
kerja kedua bagian jantung untuk memompa darah.
d. Tes fungsi paru
Tes fungsi paru dilakukan untuk mengetahui aliran udara yang masuk dan
keluar dari paru-paru, menggunakan sebuah alat yang bernama spirometer.
e. Kateterisasi jantung
Tindakan ini dilakukan setelah pasien menjalani pemeriksaan
ekokardiografi untuk memastikan diagnosis hipertensi pulmonal sekaligus
mengetahui tingkat keparahan kondisi ini. Dengan katerisasi
jantung kanan, dokter dapat mengukur tekanan arteri pulmonal dan
ventrikel kanan jantung.
f. Pemindaian
Pemindaian seperti CT scan atau MRI digunakan untuk memperoleh
gambaran yang lebih jelas mengenai ukuran dan fungsi jantung,
penggumpalan pada pembuluh darah, dan aliran darah pada pembuluh
darah paru-paru.
g. V/Q scan atau ventilation-perfusion scan
Pemindaian ini bertujuan mendeteksi adanya gumpalan darah yang
menyebabkan hipertensi pulmonal. Dalam pemindaian ini, zat radioaktif
khusus akan disuntikkan pada pembuluh vena di lengan guna memetakan
aliran darah dan udara pada paru-paru.
h. Tes darah
Untuk melihat keberadaan zat seperti metamfetamin, atau penyakit lain
seperti penyakit hati yang dapat memicu hipertensi pulmonal.
i. Polisomnografi
Digunakan untuk mengamati tekanan darah dan oksigen, denyut jantung,
dan aktivitas otak selama pasien tertidur. Alat ini juga digunakan untuk
mengenali gangguan tidur, seperti sleep apnea.
j. Biopsi paru
Dilakukan dengan cara mengambil sampel jaringan paru-paru untuk
melihat kelainan di paru-paru yang dapat menjadi penyebab hipertensi
pulmonal.
8. Penatalaksaan
a. Penatalaksanaan Nonfarmakologi
Modifikasi gaya hidup dalam penatalaksanaan nonfarmakologi
sangat penting untuk mencegah tekanan darah tinggi. Penatalaksanaan
nonfarmakologis pada penderita hipertensi bertujuan untuk menurunkan
tekanan darah tinggi dengan cara memodifikasi faktor resiko yaitu :
1) Mempertahankan berat badan ideal
Mempertahankan berat badan yang ideal sesuai Body Mass
Index dengan rentang 18,5 – 24,9 kg/m2. BMI dapat diketahui dengan
rumus membagi berat badan dengan tinggi badan yang telah
dikuadratkan dalam satuan meter. Obesitas yang terjadi dapat diatasi
dengan melakukan diet rendah kolesterol kaya protein dan serat.
Penurunan berat badan sebesar 2,5 – 5 kg dapat menurunkan tekanan
darah diastolik sebesar 5 mmHg (Dalimartha, 2008).
2) Mengurangi asupan natrium (sodium)
Mengurangi asupan sodium dilakukan dengan melakukan diet
rendah garam yaitu tidak lebih dari 100 mmol/hari (kira-kira 6 gr NaCl
atau 2,4 gr garam/hari), atau dengan mengurangi konsumsi garam
sampai dengan 2300 mg setara dengan satu sendok teh setiap harinya.
Penurunan tekanan darah sistolik sebesar 5 mmHg dan tekanan darah
diastolik sebesar 2,5 mmHg dapat dilakukan dengan cara mengurangi
asupan garam menjadi ½ sendok teh/hari (Dalimartha, 2008).
3) Batasi konsumsi alkohol
Mengonsumsi alkohol lebih dari 2 gelas per hari pada pria atau
lebih dari 1 gelas per hari pada wanita dapat meningkatkan tekanan
darah, sehingga membatasi atau menghentikan konsumsi alkohol dapat
membantu dalam penurunan tekanan darah (PERKI, 2015).
4) Makan K dan Ca yang cukup dari diet
Kalium menurunkan tekanan darah dengan cara meningkatkan
jumlah natrium yang terbuang bersamaan dengan urin. Konsumsi
buah-buahan setidaknya sebanyak 3-5 kali dalam sehari dapat
membuat asupan potassium menjadi cukup. Cara mempertahankan
asupan diet potasium (>90 mmol setara 3500 mg/hari) adalah dengan
konsumsi diet tinggi buah dan sayur.
5) Menghindari merokok
Merokok meningkatkan resiko komplikasi pada penderita hipertensi seperti
penyakit jantung dan stroke. Kandungan utama rokok adalah tembakau, didalam
tembakau terdapat nikotin yang membuat jantung bekerja lebih keras karena
mempersempit pembuluh darah dan meningkatkan frekuensi denyut jantung serta
tekanan darah (Dalimartha, 2008).
6) Penurunan stress
Stress yang terlalu lama dapat menyebabkan kenaikan tekanan darah sementara.
Menghindari stress pada penderita hipertensi dapat dilakukan dengan cara relaksasi
seperti relaksasi otot, yoga atau meditasi yang dapat mengontrol sistem saraf sehingga
menurunkan tekanan darah yang tinggi.
7) Aromaterapi (relaksasi)
Aromaterapi adalah salah satu teknik penyembuhan alternatif yang
menggunakan minyak esensial untuk memberikan kesehatan dan kenyamanan
emosional, setelah aromaterapi digunakan akan membantu kita untuk rileks sehingga
menurunkan aktifitas vasokonstriksi pembuluh darah, aliran darah menjadi lancar dan
menurunkan tekanan darah (Sharma, 2009).
8) Terapi masase (pijat)
Masase atau pijat dilakukan untuk memperlancar aliran energi dalam tubuh
sehingga meminimalisir gangguan hipertensi beserta komplikasinya, saat semua jalur
energi terbuka dan aliran energi tidak terhalang oleh tegangnya otot maka resiko
hipertensi dapat diminimalisir (Dalimartha, 2008).
b. Penatalaksanaan Farmakologi
Penatalaksanaan farmakologi menurut Saferi & Mariza (2013) merupakan
penanganan menggunakan obat-obatan, antara lain :
1) Diuretik (Hidroklorotiazid)
Diuretik bekerja dengan cara mengeluarkan cairan berlebih dalam tubuh sehingga daya
pompa jantung menjadi lebih ringan.
2) Penghambat simpatetik (Metildopa, Klonidin dan Reserpin) Obat-obatan jenis
penghambat simpatetik berfungsi untuk menghambat aktifitas saraf simpatis.
3) Betabloker (Metoprolol, Propanolol dan Atenolol)
Fungsi dari obat jenis betabloker adalah untuk menurunkan daya pompa jantung,
dengan kontraindikasi pada penderita yang mengalami gangguan pernafasan seperti
asma bronkial.
4) Vasodilator (Prasosin, Hidralasin)
Vasodilator bekerja secara langsung pada pembuluh darah dengan relaksasi otot polos
pembuluh darah.
5) Angiotensin Converting Enzyme (ACE) inhibitor (Captopril) Fungsi utama adalah untuk
menghambat pembentukan zat angiotensin II dengan efek samping penderita hipertensi
akan mengalami batuk kering, pusing, sakit kepala dan lemas.
6) Penghambat Reseptor Angiotensin II (Valsartan)
Daya pompa jantung akan lebih ringan ketika obat-obatan jenis penghambat reseptor
angiotensin II diberikan karena akan menghalangi penempelan zat angiotensin II pada
reseptor.
7) Antagonis Kalsium (Diltiasem dan Verapamil) Kontraksi jantung (kontraktilitas) akan
terhambat.
DAFTAR PUSTAKA
Kowalak JP, Welsh W, Mayer B. 2011. Buku Ajar Patofisiologi. Alihbahasa oleh Andry Hartono.
Jakarta: EGC.
Smeltzer, S. C., Bare, B. C., Hinkle, J., & Cheever, K. (2012). Brunner & Suddarth S Textbook Of
Medical-Surgical Nursing Twelfth Edition. Wolters Kluwer Health.
Sudarta, I. W. 2013. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Cardiovaskuler.
Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Triyanto, E. 2014. Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita Hipertensi Secara Terpadu.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Buss, J. S., & Labus, D. 2013. Buku Saku Patofisiologi Menjadi Sangat Mudah Edisi 2.
Diterjemahkan oleh Huriawati Hartanto. Jakarta: EGC.
Ardiansyah, M. 2012. Medikal Bedah Untuk Mahasiswa. Yogyakarta: Diva Press.
Corwin, E. J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC.
Dalimartha. 2008. Care Your Self Hipertension. Jakarta: Penebar Plus.
PERKI. 2015. Pedoman Tatalaksana Gagal Jantung, Perhimpunan Dokter Spesialis
Kardiovaskular Indonesia. Jakarta. Terdapat di:
http://www.inaheart.org/upload/file/Pedoman_TataLaksana_Gagal_Jantung_2015.pdf.
Sharma, S. 2009. Aroma Terapi (Aroma Therapy). Tangerang: Karisma Publishing Group.
Saferi, A., & Mariza, Y. 2013. KMB 1 Keperawatan Medikal Bedah (Keperawatan Dewasa).
Yogyakarta: Nu Med.
LAPORAN PENDAHULUAN
KEPERAWATAN KELUARGA
PERTEMUAN I Sabtu, 04 Juli 2020
A. Latar Belakang
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan
saling ketergantungan (Effendy, 2005).
Pengkajian keluarga merupakan satu tahapan dimana perawat mengambil informasi dari
keluarga dengan pendekatan sistematis untuk mengumpulkan data dan menganalisa. Sehingga
dapat diketahui kebutuhan keluarga yang dibinanya. Metode dalam pengkajian bisa melalui
wawancara, observasi, vasilitasi dan keadaan rumah.
Pemeriksaan fisik dari anggota keluarga dan meanstrument dari data sekunder (hasil lab
papsmear dan lain-lain) (Susanto, 2012 : Hal. 93).
Proses pengkajian keluarga ditandai dengan pengumpulan informasi yang terus menerus
dan keputusan profesional yang mengandung arti terhadap informasi yang dikumpulkan
dengan kata lain data dikumpulkan secara sistemats menggunakan alat pengkajian keluarga,
kemudia di klasifikasi dan di analisis menginterprestasikan (Friedman, 2013 : Hal 165).
Pengkajian keluarga merupakan proses yang ditandai dengan pengumpulan informasi
keluarga yang terus menerus dengan keputusan profesional yang mengandung arti terhadap
informasi yang dikumpulkan secara sistematis dengan menggunakan alat pengkajian keluarga,
kemudian diklasifikasikan dan dianalisis untuk menginterprestasikan (Mubarak, 2010 : Hal.
164).
Pengkajian keluarga (Mubarak, 2010 : Hal. 164) adalah mengidentifikasikan data sosial,
budaya, data lingkungan, struktur fungsi stres dan strategi, koping keluarga, pengkajian
individu anggota keluarga yaitu mental, fisik, emosi, sosial dan spiritual.
B. Rencana Keperawatan
1. Diagnosa keperawatan
Belum ditegakkan, karena pengkajian belum dilakukan sepenuhnya.
2. Tujuan Umum
Untuk mendapatkan data umum maupun informasi mengenai kondisi keluarga dengan
lengkap melalui kepala keluarga dan anggota keluarga yang lain.
3. Tujuan Khusus
a. Dapat membina hubungan saling percaya
b. Mendapatkan data keluarga secara umum
c. Mendapatkan data tentang tugas, pencapaian keperawatan keluarga
C. Rencana Kegiatan
1. Topik : pengkajian keluarga
2. Metode : wawancara dan observasi
3. Media : format pengkajian keluarga
4. Hari/Tanggal : Sabtu, 04 Juli 2020
5. Waktu : 40 menit
D. Strategi Pelaksanaan
No Alokasi waktu Kegiatan
1 15.00 – 15.10 Fase orientasi
1. Mengucapkan salam
2. Validasi keadaan
3. Membuat kontra waktu, topik dan tempat
4. Menjelaskan tujuan
2 15.10 – 15.30 Fase Kerja (wawancara dan observasi)
1. Data umum
2. Riwayat dan tahap perkembangan
3. Pengkajian keluarga
3 15.30 – 15. 40 Fase Terminasi
1. Membuat kesimpulan dan hasil pengkajian
2. Membuat kontra waktu dan topik pertemuan
selanjutnya
3. Mengucapkan salam
E. Kriteria Evaluasi
1. Kriteria struktur
a. Tersedianya media berupa format pengkajian dan nursing kit
b. Tersedianya tempat pertemuan
c. Adanya kontrak waktu selama 40 menit
2. Kriteria proses
a. Keluarga mengkuti kegiatan dari awal hingga selesai
b. Seluruh anggota keluarga hadir
c. Keluarga berartisipasi aktif dalam memberikan informasi
d. Keluarga ikut memfasilitasi pada saat perawat mengobservasi dirumah
e. Keluarga dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
3. Kriteria hasil
a. Terbinanya hubungan saling percaya antara perawat dengan seluruh anggota keluarga
b. Di dapatkkan data pengkajian keluarga sesuai dengan yang diharapkan oleh perawat
LAPORAN PENDAHULUAN
KEPERAWATAN KELUAGA
PERTEMUAN II Senin, 06 Juli 2020
A. Latar Belakang
Pada pertemuan pertama, perawat sudah melakukan pertemuan dengan keluarga Tn. S dan
membina hubungan baik dengan keluarga prawat telah melakukan pengkajian data umum,
riwayat dan tahapan perkembangan keluarga dan pengkajian lingkungan
Pada pertemuan kedua perawat akan melakukan lanjutan pengkajian dari fungsi keluarga,
stress dan koping keluarga, pemeriksaan fisik. Asuhan keluarga dimulai dengan melakuan
analisis data. Perawat pelu mengadakan kontrak waktu dengan keluarga yang bersangkutan
guna menyampaikan maksud dan tujuan serta mengatasi masalah kesehatan mereka. Setelah
mendapatkan tanggapan positif dari keluarga tersbut.
B. Rencana Keperawatan
1. Diagnosa keperawatan
Belum dapat ditegakkan karna pengkajian belum dilakukan sepenuhnya.
2. Tujuan umum
Untuk mendapatkan data umum maupun informasi mengenai informasi dan kondisi
keluarga dengan lengkap melalui kepala keluarga dan anggota keluarganya
3. Tujuan khusus
a. Dapat membina saling percaya
b. Mendapatkan data keluarga secara umum, nama kepala keluarga, alamat, komposisi
keluarga dan genogram, tipe keluarga, suku bangsa, agama
C. Rencana Kegiatan
1. Topik : pengkajian keperawatan keluarga
2. Metode : wawancara, observasi
3. Media : format pengkajian keluarga dan pulpen
4. Hari/Tanggal : Senin, 06 Juli 2020
5. Waktu : 50 menit
D. Strategi Pelaksanaan
No Alokasi Waktu Kegiatan
1 10.00 – 10.15 Fase orientasi
1. Mengucapkan salam
2. Validasi keadaaan
3. Membuat kontrak waktu, topik dan tempat
4. Menjelaskan tujuan
2 10.15 – 10. 40 Fase kerja (wawancara, observasi)
1. Fungsi keluarga
2. Stress dan koping keluarga
3. Harapan keluarga
4. Pemeriksaan fisik
5. Analisa data
3 10.40 – 10.50 Fase terminasi
1. Membuat kesimpulan dan hasil pertemuan
selanjutnya
2. Mengucapkan salam
E. Kriteria Hasil
1. Kriteria struktur
a. Tersedianya media tanpa berupa format pengkajian dan nursing kit
b. Tersedianya tempat pertemuan
c. Adanya kontrak waktu selama 50 menit
2. Kriteria proses
a. Keluaga mengkuti kegiatan dari awal hingga selesai
b. Tidak seluruh anggota keluarga hadir
c. Keluarga berpartisipasi aktif dalam memberi informasi
d. Keluarga ikut memotivasi pada saat perawat mengobservasi di rumah
e. Keluarga dapat membina hubungan saling perccaya
3. Kriteria hasil
a. Terbinanya hubungan saling percaya
b. Di dapatkan data pengkajian keluarga sesuai yang diharapkan
b. Genogram keluarga
6. Tipe keluarga
Keluarga Tn. S adalah keluarga dengan tipe nuclear family dimana di dalam keluarga
tidak ada orang lain selain suami, istri dan 2 anak kandung yang tinggal.
7. Suku bangsa
Keluarga Tn. S adalah suku Aceh
8. Agama
Keluarga Tn. S menganut agama Islam
9. Status social ekonomi keluarga
Sumber penghasilan keluarga berasal dari Tn. S kurang lebih 1.000.000 perbulan
10. aktivitas reaksi keluarga
Keluarganya biasa mengisi waktu luang dengan berkumpul dengan keluarga dan
menonton telivisi
11. Pola kebiasaan sehari-hari
a. pola makan
b. Pola minum
Tn.S mengatakan biasa minum air putih kurang lebih 7-8 gelas sehari/per orang
c. Pola istirahat
Tn.S mengatakan anaknya tidur jam 22.00 – 06.00 wib.tapi ny.S mengatakan
dirinya sulit tidur
d. Pola eliminasi
Tn.S mengatakan dirinya dan keluarganya biasa BAB 1-2 kali sehari.BAK lebih
kurang 6-7 kali sehari
e. Personal hygiene
Tn.S mengatakan keluarganya biasa mandi 2 kali sehari pagi dan sore.mandi
menggunakan sabun.keramas seminggu 3 kali.gosok gigi 2 kali sehari.
f. Pola aktivitas
Rumah keluarga Tn.S berukuran kurang lebih 6x8 m mempunyai satu ruang tamu dan
keluarga, dua kamar tidur, satu dapur dan satu kamar mandi yang di pakai secara
Bersama.rumah keluarga Tn. S merupakan tipe setengah permanen.
b. Sumber air
Sumber air keluarga Tn. S berasal dari sumur yang digunakan untuk mandi dan
mencuci,sedangkan untuk air minum mengkonsumsi air aqua,karakteristik air
tidak berwarna,tidak berbau dan tidak berasa
d. Penataan ruangan
Lingkungan sekitar rumah bersih, jarak antara satu rumah dengan rumah lain
berdempetan,terdapat pohon jambu dan manga didepan rumah sebagai
penghijauan
f. Pembuangan sampah
g. Sarana transportasi
Keluarga Tn. S sarana transportasi yang digunakan untuk berpergian adalah
sepeda motor miliki kendaraan pribadi.
i. Fasilitas dan sarana kesehatan
Apabila ada anggota keluarga yang sakit maka segera di bawa ke dokter atau
puskesmas.
Keluarga Tn. S bertetangga dengan saudara dari Ny. N merupakan penduduk asli Desa
Doy, tetangga dilingkungan sekitar semuanya beragama islam, sebagian besar
tetangganya merupakan penduduk asli desa ie masen dan sebagian kecil ada pendatang
berasal dari suku aceh, dan sering berkumpul dengan tetangga di sekitar
rumahnya.mayoritas pencaharian tetangga sekitar rumah Tn. S adalah sebagai petani
18. Mobilitas geografi keluarga
Semenjak menikah sampai sekarang Tn. S dan Ny. S tinggal dirumah yang dibangun
dari hasil kerja kerasnya bersama istri dan anak-anaknya.
Biasanya pada malam hari keluarga Tn. S sering berkumpul sambil menonton televisi,
Ny. N mengatakan sering mengikuti kegiatan pengajian yang di laksanakan di sekitar
rumahnya. Keluarga Tn. S sering berkumpul Bersama saudaranya pada hari raya,
interaksi yang terjalin antara keluarga Tn. S dan Ny. N dengan tetangga dan
masyarakat sangat baik.
Keluarga Tn. S saling menghargai satu sama lain , saling membantu serta mendukung.
Tn. S dan Ny. N mampu untuk merawat diri sendiri dan mememnuhi kebutuhan sehari-
hari. Apabila ada masalah Ny. N diskusi dengan suami dan juga minta nasehat kepada
saudara-saudaranya.
Tn. S selalu memberi kasih sayang kepada istri dan semua anaknya serta tidak
membeda bedakan.diantara anggota keluarga satu sama lainynya saling menyayangi dan
hubungan keluarga harmonis.
Ny. N mengatakan tidak menggunkan Kb karena Ny. N sudah monopuse. Tn. S dan Ny.
N mempunyai dua orang anak.satu orang perempuan dan satu orang laki-laki.
Jika ada masalah dalam keluarga biasanya didiskusikan bersama suami. Apabila perlu
nasihat biasanya keluarga Tn. S minta nasihat kepada saudara-saudaranya.
No Data Masalah
1 DS : Nyeri Akut
a. Ny.N mengeluh kepala terasa
sakit.
P: Ny.N mengatakan timbulnya
keluhan karena tekanan darahnya yang
kembali naik.
Q: Ny. N mengatakan keluhan yang
dirasakan seperti tertekan benda berat
R: Ny.N mengatakan keluhan
dirasakan pada daerah kepala dan
leher
S: Skala nyeri 6 (sedang)
T: Ny. N mengatakan keluhan timbul
secara tiba- tiba, sakit kepala yang
dirasakan hilang timbul
2 DS : Devisit pengetahuan
1. Keluarga mengatakan tidak
mengetahui tentang penyakit
hipertensi
2. Keluarga mengatakan tidak tahu cara
merawat anggota keluarga yang sakit
dengan hipertensi
3. Ny. N mengatakan masih sering
mengosumsi garam yang berlebih
4. Ny.N mengatakan masih sering
mengosumsi yang bersantan, ikan
asin.
DO :
1. TD : 160/100 mmHg
2. Ny. N dan keluarga kurang dapat
mengingat
3. Ny. N dan keluarga tampak bingung
dan tidak mengerti ketika ditanya
mengenai penyakit hipertensi.
DO :
Keluarga tampak bingung dengan penyakit
yang diderita Ny. N
TD : 160/90 mmHg
N : 78 x/mnt
RR : 19 x/mnt
4
DS : Resiko kekambuhan berulang
1. Ny. N mengatakan tidak rutin
memeriksakan tekanan darahnya.
2. Ny. N maupun keluarga mengatakan
belum mengetahui lebih dalam tentang
hipertensi.
DO :
KU : baik
TD : 160/100 mmHg
5
DS : Resiko terjadi komplikasi penyakit
1. Ny. N mengatakan kaki kirinya sering hipertensi
kesemutan.
2. Ny.N mengatakan telinganya
berdenging.
3. Ny. N mengatakan penglihatannyanya
sedikit kabur.
4. Ny. N mengatakan ketiga hal tersebut
terjadi saat Ny. N kecapekan dan
kepalanya pusing.
5. Ny. N mengatakan sudah lama
mempunyai hipertensi tetapi belum
mengetahui lebih dalam tentang
hipertensi dan tidak tahu komplikasi
dari hipertensi.
DO :
TD : 200/100 mmHg.
Terlihat sesekali memijat dan mengusap-
ngusap kakinya.
LAPORAN PENDAHULUAN
KEPERAWATAN KELUARGA
PERTEMUAN III Selasa, 07 Juli 2020
A. Latar belakang
Pada pertemuan ke II, prawat melakukan pengkajian lanjutan dari fungsi keluarga, stres
dan koping keluarga, harapan keluarga dan pemeriksaan fisik
Pada pertemuan ke III, perawat akan menentukan masalah keperawatan keluarga Tn. S
dan juga menentukan scoring serta membuat perencanaan keperawatan yang telah ditetapkan
berdasarkan hasil scoring masalah yang ditetapkan bersama keluarga.
B. Rencana keperawatan
1. Diagnosa keperawatan
a. Nyeri akut
b. Defisit pengetahuan
c. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektik
d. Resiko kekambuhan berulang
e. Resiko terjadi komplikasi penyakit hipertensi
2. Tujuan umum
Untuk menentukan prioritas masalah keperawatan keluarga dengan scoring masalah
keperawatan keluarga Tn. S
3. Tujuan khusus
a. Mampu menentukan prioritas masalah keperawatan keluarga Tn S
b. Mampu menentukan rencana asuhan keperawatan keluarga Tn. S yang telah
diprioritaskan
C. Rencana Kegiatan
1. Topik : menentukan prioritas masalah
2. Metode : wawancara dan diskusi
3. Media : format scoring
4. Hari/tanggal : Selasa, 07 Juli 2020
5. Waktu : 40 menit
D. Strategi Pelaksanaan
No Alokasi Waktu Kegiatan
1. 10.00 – 10.10 Fase orientasi
a. Mengucapkan salam
b. Validasi keadaan
c. Membuat kontrak waktu, topik dan tempat
d. Menentukan maksud dan tujuan
2. 10.10 – 10. 30 Fase kerja
a. Mendiskusikan penentuan prioritas
b. Mendiskusikan tetang rencana asuhan
keperawatan yang telah ditentukan
c. Menyepakati rencana asuhan keperawatan
pada keluarganya
3. 10.30 – 10. 40 Fase Terminasi
a. Membuat kesimpulan dari hasil pertemuan
b. Membuat kontrak waktu dan topik
pertemuan selanjutnya
c. Mengucapkan salam
E. Kriteria Evaluasi
1. Kriteria struktur
a. Tersedianya format scoring masalah keperawatan 2 hari sebelum pertemuan pertama
b. Telah membuat kontrak dengan keluarga
c. Tempat pertemuan telah ditentukan oleh keluarga sebelum pertemuan.
2. Kriteria proses
a. Keluarga saling terbuka dengan perawat
b. Keluarga dapat mengikuti penentuan prioritas masalah keperawatan
c. Keluarga aktif dalam melakukan pertemuan ke III
d. Keluarga menyepakati hasil scoring yang ditentukan
e. Keluarga menyepakati kontrak pertemuan selanjutnya
3. Kriteria hasil
a. Prioritas telah ditentukan sesuai dengan kesepakatan keluarga Tn. S
b. Intervensi dibuat sesuai dengan rencana asuhan keperawatan keluarga pada Tn. S
yang telah diprioritaskan
Cukup 2 1
Rendah 1
4 Menonjolnya
2. Defisit pengetahuan
No Kriteria Skor Bobot Perhitungan Pembenaran
1 Sifat masalah
Skala : 3/3x1=1
Cukup 2 1
Rendah 1
4 Menonjolnya masalah
Skala : 2/2x1=1
2
Masalah berat, harus segera
ditangani
1 1
Ada masalah, tetapi tidak
perlu segera ditangani
Masalah tidak dirasakan 0
Total 3,6
Cukup 2 1
Rendah 1
4 Menonjolnya masalah
Skala : 2/2x1=1
2
Masalah berat, harus segera
ditangani
1 1
Ada masalah, tetapi tidak perlu
segera ditangani
Masalah tidak dirasakan 0
Total 3,2
1 Sifat masalah
Skala : 2/3x1=0,6
Cukup 2 1
Rendah 1
4 Menonjolnya masalah
Skala : 1/2x1=0,04
2
Masalah berat, harus segera
ditangani
1 1
Ada masalah, tetapi tidak perlu
segera ditangani
Masalah tidak dirasakan 0
Total 2,64
4. Resiko kekambuhan berulang
No Kriteria skor Bobot Perhitungan Pembenaran
1 Sifat masalah
Skala : 2/3x1=0,6
Cukup 2 1
Rendah 1
4 Menonjolnya masalah
Skala : 1/2x1=0,04
2
Masalah berat, harus segera
ditangani
1 1
Ada masalah, tetapi tidak perlu
segera ditangani
Masalah tidak dirasakan 0
Total 2,24
5. Resiko terjadi komplikasi penyakit hipertensi
Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut
2. Devisit pengetahuan
3. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif
LAPORAN PENDAHULUAN
KEPERAWATAN KELUARGA
PERTEMUAN IV Kamis, 09 Juli 2020
A. Latar belakang
Pada pertemuan III, perawat telah melakukan skoring untuk menentukan 3 diagnosa yang
di prioritaskan perawat telah merencanakan tindakan keperawatan dan melakukan kontrak
waktu untuk implementasi
Pada pertemuan ke IV, perawat akan melakukan implementasi untuk Diagnosa pertama
yaitu nyeri implementasi menggunakan salah satu teknik non farmakologi yaitu teknik
relaksasi nafas dalam
B. Rencana keperawatan
1. Diagnosa keperawatan
a. Nyeri akut
2. Tujuan umum
setelah dilakukan tindakan diharapkan keluarga dapat melakukan secara mandiri
3. Tujuan khusus
Setelah melakukan teknik relaksasi tarik nafas dalam diharapkan Nyeri Ny. N berkurang
C. Rencana Kegiatan
1. Topik : mengajarkan teknik relaksasi tarik nafas dalam
2. Metode : mendemonstrasi
3. Media :
4. Hari/tanggal : kamis, 09 Juli 2020
5. Waktu : 30 menit
D. Strategi Pelaksanaan
No Alokasi Waktu Kegiatan
1. 10.00 – 10.10 Fase orientasi
a. Mengucapkan salam
b. Validasi keadaan
c. Membuat kontrak waktu, topik dan tempat
d. Menentukan maksud dan tujuan
2. 10.10 – 10. 20 Fase kerja
a. Mengkaji nyeri secara komprehensif.
b. Mengobservasi tanda-tanda vital
c. Mengajarjarkan/demonstrasikan teknik
manajemen nyeri (teknik relaksasi nafas
dalam)
d. Menganjurkan klien untuk meningkatkan
istrahat.
3. 10.20 – 10. 30 Fase Terminasi
a. Membuat kesimpulan dari hasil pertemuan
b. Membuat kontrak waktu dan topik
pertemuan selanjutnya
c. Mengucapkan salam
E. Kriteria Evaluasi
1. Kriteria struktur
a. Adanya tempat pertemuan
b. Adanya kontrak waktu antara perawat dan keluarga
2. Kriteria proses
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
b. Klien dapat berpartisipasi dengan perawat
3. Kriteria hasil
Kelurga dan Ny.N mampu mempraktekkan relaksasi tarik nafas dalam
IMPLEMENTASI
b. Ny.N mengatakan
pusing, nyeri pada
leher dan terasa berat.
DO:
a. Ny.A tampak meringis
b. Ny.A tampak gelisah.
c. Tanda-tanda vital.
TD: 160/100
N: 80 x/m
RR: 20 x/m
S : 37 ̊ C
LAPORAN PENDAHULUAN
KEPERAWATAN KELUARGA
PERTEMUAN V Jumat, 10 Juli 2020
A. Latar belakang
Pada pertemuan IV , perawat telah melakukan implementasi untuk Diagnosa pertama
yaitu nyeri akut.
Pada pertemuan ke V, perawat akan melakukan evaluasi untuk Dx 1 dan melakukan
implementasi untuk Diagnosa ke dua yaitu Defisien pengetahuan implementasi yaitu
Pendidikan kesehatan mengenai Hipertensi pada keluarga Tn. S yaitu terkait Pengertian
Hipertensi dengan baik,tanda dan gejala, Penyebab, komplikasi Hipertensi serta cara
mencegah Hipertensi
B. Rencana keperawatan
4. Diagnosa keperawatan
a. Defisien pengetahuan Hipertensi keluarga Tn. S tentang Hipertensi
5. Tujuan umum
Setelah dilakukan pertemuan diharapkan kurang pengetahuan pada keluarga Tn. S dapat
teratasi
6. Tujuan khusus
a. Pengertian Hipertensi
b. Tanda dan gejala
c. Penyebab,
d. Komplikasi Hipertensi
e. Pencegahan
C. Rencana Kegiatan
1. Topik : mengajarkan teknik relaksasi tarik nafas dalam
2. Metode : Ceramah
3. Media : labtop (ppt), leaflet
4. Hari/tanggal : Jumat, 10 Juli 2020
5. Waktu : 50 menit
D. Strategi Pelaksanaan
No Alokasi Waktu Kegiatan
1. 14.20 – 14.30 Fase orientasi
a. Mengucapkan salam
b. Validasi keadaan
c. Membuat kontrak waktu, topik dan tempat
d. Menentukan maksud dan tujuan
2. 14.30 – 15. 00 Fase kerja
a. Mengkaji pengetahuan klien dan keluarga
tentang hipertensi
b. Mendiskusikan dengan keluarga tentang
hipertensi dengan menggunakan
leaflet/lembar balik meliputi pengertian
hipertensi, penyebab, tanda dan gejalah,
proses penyakit, komplikasi, perawatan dan
pencegahan hipertensi.
c. Mendiskusikan dengan keluarga tentang
keputusan untuk merawat anggota keluarga
sakit
3. 15.0 – 15. 10 Fase Terminasi
a. Membuat kesimpulan dari hasil pertemuan
b. Membuat kontrak waktu dan topik
pertemuan selanjutnya
c. Mengucapkan salam
E. Kriteria Evaluasi
1. Kriteria struktur
a. Adanya tempat pertemuan
b. Adanya kontrak waktu antara perawat dan keluarga
2. Kriteria proses
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
b. Klien dapat berpartisipasi dengan perawat
3. Kriteria hasil
Kelurga dan Ny.N mampu memahami apa itu hipertensi
IMPLEMENTASI
DO :
a. Klien mampu
mendemonstrasikan
teknik relaksasi
b. Klien mampu
menyebutkan penyebab
terjadinya nyeri.
c. Ny. N tidak lagi terlihat
gelisah dan meringis.
d. Tanda-tanda vital :
TD : 150/100.
N :90 x/m
RR : 18 x/m
S : 36,8 ̊ C
A : Masalah teratasi sebagian
P:
a. Kaji skala nyeri
b. Observasi TTV
c. Anjurkan
melakukan teknik
relaksasi.
d. Anjurkan klien
meningkatkan
istrahat.
10 juli 2020 Defisien a. Mengkaji DS :
jam 14: 20 pengetahuan pengetahuan klien a. Klien mengatakan
dan keluarga hipertensi adalah darah
tentang hipertensi tinggi
b. Mendiskusikan b. Keluarga mengatakan
dengan keluarga bersedia mendengarkan
tentang hipertensi informasi
dengan c. Keluarga mengatakan
menggunakan membeli obat ke praktek
leaflet/lembar balik dokter
meliputi pengertian
hipertensi, DO :
penyebab, tanda a. Klien dan keluarga
dan gejalah, proses tampak bingung ketika
penyakit, ditanya tentang
komplikasi, hipertensi.
perawatan dan b. Keluarga kooperatif
pencegahan
hipertensi. A : Masalah belum Teratasi
c. Mendiskusikan
dengan keluarga P:
tentang keputusan a. Kaji pengetahuan klien dan
untuk merawat keluarga tentang hipertensi
anggota keluarga b. Diskusikan dengan keluarga
sakit tentang hipertensi dengan
menggunakan
leaflet/lembar balik
meliputi pengertian
hipertensi, penyebab, tanda
dan gejalah, proses
penyakit, komplikasi,
perawatan dan pencegahan
hipertensi.
c. Diskusikan dengan keluarga
tentang keputusan untuk
merawat anggota kelurga
sakit
LAPORAN PENDAHULUAN
KEPERAWATAN KELUARGA
PERTEMUAN VI Sabtu, 11 Juli 2020
A. Latar belakang
Pada pertemuan V , perawat telah melakukan implementasi untuk Diagnosa ke dua yaitu
defisien pengetahuan.
Pada pertemuan ke VI, perawat akan melakukan evaluasi untuk Dx 1 dan 2 serta
melakukan implementasi untuk Diagnosa ke 3 yaitu Manajemen kesehatan keluarga tidak
efektif yaitu Pendidikan kesehatan mengenai Diet bagi Hipertensi pada keluarga Tn. S yaitu
terkait tujuan diet hipertensi, syarat diet, makanan yang harus dihindari, cara mengurangi
dan membatasi garam dapur, makanan yang diperbolehkan serta cara mengatur diet.
B. Rencana keperawatan
1. Diagnosa keperawatan
a. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif Tn. S tentang Diet bagi Hipertensi
2. Tujuan umum
Setelah dilakukan pertemuan diharapkan Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif
pada keluarga Tn. S dapat teratasi
3. Tujuan khusus
a. Diet hipertensi
b. Syarat diet
c. Makanan yang harus dihindari
d. Cara mengurangi dan membatasi garam dapur
e. Makanan yang diperbolehkan
f. Cara mengatur diet.
C. Rencana Kegiatan
6. Topik : mengajarkan teknik relaksasi tarik nafas dalam
7. Metode : Ceramah
8. Media : labtop (ppt), leaflet
9. Hari/tanggal : sabtu, 11 Juli 2020
10. Waktu : 60 menit
D. Strategi Pelaksanaan
No Alokasi Waktu Kegiatan
1. 15.00 – 15.20 Fase orientasi
a. Mengucapkan salam
b. Validasi keadaan
c. Membuat kontrak waktu, topik dan tempat
d. Menentukan maksud dan tujuan
2. 15.20 – 15. 500 Fase kerja
a. Memberikan penjelasan pada keluarga
tentang diet yang sesuai untuk penderita
hipertensi yaitu diet rendah garam, rendah
lemak dan kolesterol
b. Menganjurkan pada keluarga untuk
mengkonsumsi makanan sesuai dengan diet
hipertensi
c. Menganjurkan kepada keluarga
memeriksakan Ny. N secara teratur
3. 15.50 – 16. 00 Fase Terminasi
a. Membuat kesimpulan dari hasil pertemuan
b. Membuat kontrak waktu dan topik
pertemuan selanjutnya
c. Mengucapkan salam
E. Kriteria Evaluasi
4. Kriteria struktur
a. Adanya tempat pertemuan
b. Adanya kontrak waktu antara perawat dan keluarga
5. Kriteria proses
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
b. Klien dapat berpartisipasi dengan perawat
6. Kriteria hasil
Kelurga dan Ny.N mampu mengaplikasikan diet hipertensi secara mandiri
IMPLEMENTASI
DO :
a. Ny. N mampu
mendemonstrasikan
teknik relaksasi
b. Ny. N tidak lagi terlihat
gelisah dan meringis.
c. Tanda-tanda vital :
TD : 150/90.
N : 80 x/m
RR : 20 x/m
S : 37 ̊ C
A : Masalah teratasi sebagian
P:
a. Kaji skala nyeri
b. Observasi TTV
c. Anjurkan melakukan teknik
relaksasi.
d. Anjurkan melakukan
istirahat yang cukup
11 juli 2020 Defisien a. Mengkaji DS :
pengetahuan pengetahuan klien a. Keluarga menyebutkan
dan keluarga pengertian hipertensi,
tentang hipertensi penyebabnya, tanda dan
b. Mendiskusikan gejalah, komplikasi,
dengan keluarga perawatan dan
tentang hipertensi pencegahan penyakit
dengan hipertensi dengan bahasa
menggunakan sendiri.
leaflet/lembar balik
meliputi pengertian DO:
hipertensi, a. Klien dan keluarga
penyebab, tanda mampu menjelaskan
dan gejalah, proses kembali apa yang
penyakit, dijelaskan namun
komplikasi, masih sering lupa dan
perawatan dan tidak lancar.
pencegahan b. Klien dan keluarga
hipertensi. mengetahui tanda dan
gejala hipertensi
c. Mendiskusikan A : Masalah teratasi sebagian.
dengan keluarga
tentang keputusan P:
untuk merawat a. Kaji pengetahuan klien dan
anggota keluarga keluarga tentang hipertensi
sakit b. Diskusikan dengan keluarga
tentang hipertensi dengan
menggunakan
leaflet/lembar balik
meliputi pengertian
hipertensi, penyebab, tanda
dan gejalah, proses
penyakit, komplikasi,
perawatan dan pencegahan
hipertensi.
c. Diskusikan dengan keluarga
tentang keputusan untuk
merawat anggota kelurga
sakit
11 juli 2020 Manajemen a. Memberikan
DS :
jam 15: 20 kesehatan penjelasan pada
keluarga tidak keluarga tentang a. Keluarga mengatakan
efektif diet yang sesuai sudah memahami tentang
untuk penderita cara merawat keluarga
hipertensi yaitu dengan hipertensi dengan
diet rendah memperhatikan diet, pola
garam, rendah tidur dan kontrol secara
lemak dan teratur
kolesterol
b. Menganjurkan
DO :
pada keluarga
a. Keluarga dapat
untuk
mengungkapkan
mengkonsumsi
kembali cara merawat
makanan sesuai
keluarga hipertensi
dengan diet
dengan memperhatikan
hipertensi
diet, pola tidur dan
c. Menganjurkan
kontrol teratur
kepada keluarga
b. Makanan yang
memeriksakan
disajikan untuk Ny. N
Ny. N secara
sama dengan anggota
teratur
keluarga yang lain
LAPORAN PENDAHULUAN
KEPERAWATAN KELUARGA
PERTEMUAN VII Senin, 13 Juli 2020
A. Latar belakang
Pada pertemuan VI , perawat telah melakukan implementasi untuk Diagnosa ke 3 yaitu
Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif.
Pada pertemuan ke VII, perawat akan melakukan evaluasi untuk Dx 1,2 dan 3 yaitu untuk
Dx Nyeri dengan melakukan tarik nafas dalam, untuk Dx defisien pengetahuan Hipertensi
dengan melakukan penkes tentang Hipertensi dan untuk Dx Manajemen kesehatan keluarga
tidak efektif yaitu Pendidikan kesehatan mengenai Diet bagi Hipertensi pada keluarga Tn. S.
B. Rencana keperawatan
1. Diagnosa keperawatan
a. Nyeri Akut
b. Defisien pengetahuan
c. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif
2. Tujuan umum
Setelah dilakukan pertemuan diharapkan masalah pada keluarga Tn. S dapat teratasi
3. Tujuan khusus
a. Nyeri Akut dengan teknik tarik nafas dalam
b. Defisien pengetahuan Hipertensi
c. Manajemen kesehatan keluarga kurang efektif dengan penkes diet sehat
C. Rencana Kegiatan
1. Topik : mengevaluasi DX 1,2 dan 3
2. Metode : Ceramah dan tanya jawab
3. Media :
4. Hari/tanggal : Senin, 13 Juli 2020
5. Waktu : 60 menit
D. Strategi Pelaksanaan
No Alokasi Waktu Kegiatan
1. 14.00 – 14.20 Fase orientasi
a. Mengucapkan salam
b. Validasi keadaan
c. Membuat kontrak waktu, topik dan tempat
d. Menentukan maksud dan tujuan
2. 14.20 – 14. 50 Fase kerja
a. Mengevaluasi Dx 1 yaitu nyeri akut dengan
teknik tarik nafas dalam
b. Mengevaluasi Dx 2 yaitu Defisit
pengetahuan tentang Hipertensi
c. Mengevaluasi Dx 3 yaitu manjamen
kesehatan keluarga kurang efektif dengan
diet sehat pada penderita hipertensi
3. 14.50 – 15. 00 Fase Terminasi
a. Membuat kesimpulan dari hasil pertemuan
b. Membuat kontrak waktu dan topik
pertemuan selanjutnya
c. Mengucapkan salam
E. Kriteria Evaluasi
1. Kriteria struktur
a. Adanya tempat pertemuan
b. Adanya kontrak waktu antara perawat dan keluarga
2. Kriteria proses
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
b. Klien dapat berpartisipasi dengan perawat
3. Kriteria hasil
Kelurga dan Ny.N mampu mengulang kembali yang telah diajar oleh perawat secara
mandiri.
EVALUASI
DO :
a. Ny. N mampu mendemonstrasikan teknik
relaksasi
b. Ny. N tidak lagi terlihat gelisah dan meringis.
c. Tanda-tanda vital :
TD : 140/90.
N : 76 x/m
RR : 20 x/m
S : 37 ̊ C
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dipertahankan klien dan keluarga.
13 juli 2020 Defisien DS :
pengetahuan a. Keluarga menyebutkan pengertian hipertensi,
penyebabnya, tanda dan gejalah, komplikasi,
perawatan dan pencegahan penyakit hipertensi
dengan bahasa sendiri.
DO:
a. Klien dan keluarga mampu menjelaskan
kembali apa yang dijelaskan namun masih
sering lupa dan tidak lancar.
b. Klien dan keluarga mengetahui komplikasi
hipertensi
A : Masalah teratasi sebagian.
P:
a. Kaji pengetahuan klien dan keluarga tentang
hipertensi
b. Diskusikan dengan keluarga tentang hipertensi
dengan menggunakan leaflet/lembar balik meliputi
pengertian hipertensi, penyebab, tanda dan gejalah,
proses penyakit, komplikasi, perawatan dan
pencegahan hipertensi.
c. Diskusikan dengan keluarga tentang keputusan
untuk merawat anggota kelurga sakit
13 juli 2020 Manajemen
DS :
jam 15: 20 kesehatan
keluarga tidak Keluarga dan Ny. N mengatakan masih belum
efektif mengurangi takaran garam saat memasak makanan
untuk Ny. N
P:
a. Berikan penjelasan pada keluarga tentang diet
yang sesuai untuk penderita hipertensi yaitu diet
rendah garam, rendah lemak dan kolesterol
b. Anjurkan pada keluarga untuk mengkonsumsi
makanan sesuai dengan diet hipertensi
c. Anjurkan kepada keluarga memeriksakan Ny. N
secara teratur
LAPORAN PENDAHULUAN
KEPERAWATAN KELUARGA
PERTEMUAN VIII Selasa, 14 Juli 2020
A. Latar belakang
Pada pertemuan VII , perawat telah melakukan evaluasi untuk Diagnosa 1,2 dan 3 serta
telah tercapai diagnosa pertama.
Pada pertemuan ke VIII, perawat akan melakukan evaluasi kembali untuk Dx 2 dan 3
yaitu untuk Dx defisien pengetahuan Hipertensi dengan melakukan penkes tentang
Hipertensi dan untuk Dx Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif yaitu Pendidikan
kesehatan mengenai Diet bagi Hipertensi pada keluarga Tn. S.
B. Rencana keperawatan
1. Diagnosa keperawatan
a. Defisien pengetahuan
b. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif
2. Tujuan umum
Setelah dilakukan pertemuan diharapkan masalah pada keluarga Tn. S dapat teratasi
3. Tujuan khusus
a. Defisien pengetahuan Hipertensi
b. Manajemen kesehatan keluarga kurang efektif dengan penkes diet sehat
C. Rencana Kegiatan
6. Topik : mengevaluasi DX 2 dan 3
1. Metode : Ceramah dan tanya jawab
2. Media :
3. Hari/tanggal : Selasa, 14 Juli 2020
4. Waktu : 60 menit
D. Strategi Pelaksanaan
No Alokasi Waktu Kegiatan
1. 14.00 – 14.20 Fase orientasi
a. Mengucapkan salam
b. Validasi keadaan
c. Membuat kontrak waktu, topik dan tempat
d. Menentukan maksud dan tujuan
2. 14.20 – 14. 50 Fase kerja
a. Mengevaluasi Dx 2 yaitu Defisit
pengetahuan tentang Hipertensi
b. Mengevaluasi Dx 3 yaitu manjamen
kesehatan keluarga kurang efektif dengan
diet sehat pada penderita hipertensi
3. 14.50 – 15. 00 Fase Terminasi
a. Membuat kesimpulan dari hasil pertemuan
b. Membuat kontrak waktu dan topik
pertemuan selanjutnya
c. Mengucapkan salam
E. Kriteria Evaluasi
1. Kriteria struktur
a. Adanya tempat pertemuan
b. Adanya kontrak waktu antara perawat dan keluarga
2. Kriteria proses
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
b. Klien dapat berpartisipasi dengan perawat
3. Kriteria hasil
Kelurga dan Ny.N mampu mengulang kembali yang telah diajar oleh perawat secara
mandiri
EVALUASI
DO:
a. Klien dan keluarga mampu melaksanakan
prosedur yang dijelaskan secara benar.
b. Klien dan keluarga mampu menjelaskan
kembali apa yang dijelaskan perawat tentang
hipertensi.
c. Klien dan keluarga mengetahui komplikasi
hipertensi
A : Masalah teratasi.
DO :
a. Keluarga dapat mengungkapkan kembali cara
merawat keluarga hipertensi dengan
memperhatikan diet, pola tidur dan kontrol
teratur
b. Makanan yang disajikan untuk Ny. N sama
dengan anggota keluarga yang lain
P:
a. Berikan penjelasan pada keluarga tentang diet
yang sesuai untuk penderita hipertensi yaitu diet
rendah garam, rendah lemak dan kolesterol
b. Anjurkan pada keluarga untuk mengkonsumsi
makanan sesuai dengan diet hipertensi
c. Anjurkan kepada keluarga memeriksakan Ny. N
secara teratur
LAPORAN PENDAHULUAN
KEPERAWATAN KELUARGA
PERTEMUAN IX Rabu, 15 Juli 2020
A. Latar belakang
Pada pertemuan VIII , perawat telah melakukan evaluasi untuk Diagnosa 2 dan 3 serta
telah tercapai diagnosa Kedua.
Pada pertemuan ke IX, perawat akan melakukan evaluasi kembali untuk Dx 3 yaitu
untuk Dx Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif yaitu Pendidikan kesehatan mengenai
Diet bagi Hipertensi pada keluarga Tn. S.
B. Rencana keperawatan
1. Diagnosa keperawatan
a. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif
2. Tujuan umum
Setelah dilakukan pertemuan diharapkan masalah pada keluarga Tn. S dapat teratasi
3. Tujuan khusus
a. Manajemen kesehatan keluarga kurang efektif dengan penkes diet sehat
C. Rencana Kegiatan
1. Topik : mengevaluasi DX 3
2. Metode : Ceramah dan tanya jawab
3. Media :
4. Hari/tanggal : Rabu, 15 Juli 2020
5. Waktu : 40 menit
D. Strategi Pelaksanaan
No Alokasi Waktu Kegiatan
1. 11.00 – 14.10 Fase orientasi
a. Mengucapkan salam
b. Validasi keadaan
c. Membuat kontrak waktu, topik dan tempat
d. Menentukan maksud dan tujuan
2. 11.10 – 11. 30 Fase kerja
a. Mengevaluasi Dx 3 yaitu manjamen
kesehatan keluarga kurang efektif dengan
diet sehat pada penderita hipertensi
3. 11.40 – 11. 50 Fase Terminasi
a. Membuat kesimpulan dari hasil pertemuan
b. Membuat kontrak waktu dan topik
pertemuan selanjutnya
c. Mengucapkan salam
E. Kriteria Evaluasi
1. Kriteria struktur
a. Adanya tempat pertemuan
b. Adanya kontrak waktu antara perawat dan keluarga
2. Kriteria proses
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
b. Klien dapat berpartisipasi dengan perawat
3. Kriteria hasil
Kelurga dan Ny.N mampu mengulang kembali yang telah diajar oleh perawat secara
mandiri
EVALUASI
DO :
a. Keluarga dapat mengungkapkan kembali cara
merawat keluarga hipertensi dengan
memperhatikan diet, pola tidur dan kontrol
teratur
b. Makanan yang disajikan untuk Ny. N dengan
anggota keluarga yang lain telah dipisahkan
c. Keluarga memasak sayuran
A : Masalah teratasi.