Anda di halaman 1dari 13

LABORATORIUM FARMASI FISIKA

JURUSAN FARMASI
POLITEKNIK KESEHETAN KEMENKES MAKASSAR

PRAKTIKUM VII
EMULSIFIKASI

NAMA MAHASISWA/NIM :
NUR HIKMA HAMKA ( PO713251171079 )
NURFEBIYANTI YUSUF ( PO713251171082 )
NURLAILA ( PO713251171083)
WAHYUNI ( PO713251171095 )
YUSMANIAR ( PO713251171099)
KELOMPOK/KELAS :2/1B
HARI PRAKTIKUM : KAMIS
PEMBIMBING : MULI SUKMAWATY, S.Farm., Apt.

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR

JURUSAN FARMASI
2018

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Emulsi adalah suatu sistem yang secara termodinamika tidak stabil, terdiri

dari paling sedikit 2 fase sebagai globul-globul dalam fase cair lainnya. Sistem ini

biasanya di stabilkan dengan menggunakan emulgator dapat pula terjadi emulsi

dengan sistem kompleks.

Terdapat banyak pertimbangan dalam pengembangan dan pembuatan

suatu suspensi farmasi yang baik. Di samping hasil teraeutik, stabilitasi kimia dari

komponen-komponen formulasi, kelanggenan sediaan dan bentuk sintetik dari

sifat-sifat yang diinginkn dalam semua sediaan farmasi dan sifat-sifat yang lain

yang lebih spesifik untuk suspensi farmasi.

Dalam pembuatan suatu emulsi pemilihan emulgator merupakan faktor

yang penting untuk di perhatikan karena mutu dan stabilitasi emulsi banyak

dipengaruhi oleh emulgator yang digunakan. Bila dihubungkan dengan bidang

farmasi ternyata banyak sediaan obat di pasaran dalam bentuk emulsi untuk itu

dilakukan pratikum tentang emulsi.

B. Maksud percobaan

Untuk dapat memahami dan mengetahui cara menghitung jumlah

emulgator yang digunakan dalam pembuatan emulsi, dan membuat emulsi

menggunakan emulgator-emulgator golongan surfakatan.


C. Tujuan percobaan

1. Menghitung jumlah emulgator golongan surfaktan yang digunakan dalam

pembuatan emulsi.

2. Membuat emulsi menggunakan emulgator golongan surfaktan.

3. Mengevaluasi ketidakstabilan suatu emulsi.

4. Menentukan HLB butuh minyak.

D. Prinsip percobaan

Menentukan HLB butuh minyak yang digunakan melalui pembuatan

emulsi dengan menggunakan emulgator golongan surfaktan.

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori umum

Partikel dari fase dispersi biasanya bahan padat yang tidak larut dalam

medium dispersi. Dalam hal ini, fase terdispersi adalah bahan cair yang tidak larut

maupun bercampur dengan cairan fase pendispersi. Proses emulsifikasi

menghasilkan dispersi obat cair sehalus tetesan-tetesan pada fase pendispersi.

Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat

terdispersi dalam cairan pembawa, distabilkan dengan pengemulsi atau surfaktan

yang cocok.
Emulsi teridri dari 2 fase yang tidak dapat bercampur satu sama lainnya

dimana yang satu menunjukkan karakter hidrofilik dan yang lainnya lipofilik.

Fase hidrofil umumnya adalah air atau suatu cairan yang dapat bercampur dengan

air sedangkan fase lipofilik adalah minyak mineral atau minyak tumbuhan atau

lemak-lemak atau juga bahan pelarut hidrofil seperti kloroform, benzen, dan

sebagainya.

Dalam pembuatan suatu emulsi pemilihan emulgator adalah faktor yang

penting untuk diperhatikan karena mutu dan kestabilan suatu emulsi banyak

dipengaruhi oleh emulgator yang di gunakan. Salah satu emulgator yang aktif

permukaan atau lebih di kenal dengan surfakatan. Mekanisme kerja emulgator ini

adalah menurunkan tegangan permukaan antara air dan minyak serta membentuk

lapisan film pada permukaan globul-globul fase terdispersinya.

B. Uraian bahan

1. Air suling

Nama resmi : aquadest

Nama lain : air suling

RM / BM : H2O

Pemerian : cairan jernih tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak

mempunyai rasa.

Penyimpanan :dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : sebagai pelarut

2. Parafin cair
Nama resmi : paraffinum liquidum

Nama lain : parafin cair

Pemerian : cairan kental, transparan, tidak fluoresensi, tidak berwarna,

hampir tidak berbau, tidak mempunyai rasa

Kelarutan : praktis tidak larut dalam air, dalam etanol 95% P, dalam

kloroform P dan eter P

Penyimpanan : terlindung dari cahaya

3. Span 80

Nama resmi : sorbital monooleat

Nama lain : span 80

Pemerian : cairan berwarna kuning dengan viskositas sekitar 1000 pcc

Kelarutan : larut dalam minyak mineral atau minyak tumbuhan, sedikit

larut dalam eter, terdispersi dalam air, dan tidak larut dalam

aseton.

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik.

Kegunaan : sebagai emulgator

4. Twen 80

Nama resmi : polisorbatum 80

Nama lain : twen 80

Pemerian : cairan kental, transparan, tidak mempunyai warna, hampir

tidak mempunyai rasa


BAB 3

METODE KERJA

A. Alat dan bahan

Alat yang digunakan :

1. Gelas kimia

2. Gelas ukur

3. Cawan porselin

4. Pengaduk elektrik

5. Termometer

6. Penangas

B. Bahan yang digunakan

1. Air suling

2. Twen 60

3. Span 60

4. Parafin

C. Cara kerja

I.Dibuat HLB butuh 11 (4%) , HLB 12 (5%) , HLB 13 (6%)

1. Dihitung berat twen dan span berdasarkan HLB butuh.


2. Ditimbang twen 80 dalam gelas kimia dan span 80 dalam cawan porselin

sesuai dengan pehitungan untuk membuat emulsi dengan hlb butuh 11,12,dan

13.

3. Dimasukkan air suling kedalam gelas piala yang berisi twen 80 yang telah

ditimbang dengan hlb butuh 11 lalu panaskan hingga 60 0C diatas penangas

air ( dinyatakan sebagai fase air)

4. Ditimbang parafin cair dan masukkan dalam cawang porselin yang berisi

span kemudian dipanaskan hingga 600C diatas pengangas air dinyatakan

sebagai fase minyak.

5. Setelah kedua fase mencapai suhu 600C pemanasan dihentikan, lalu kedua

fase dicampurkan dengan menuang fase minyak kedalam fase air lalu diaduk

dengan mixer secara intermitten shaking (berselang) selama 1 menit dan

istirahat 20 detik hingga 5 kali.

6. Dimasukkan hasil kedalam gelas ukur

7. Cara yang sama dilakukan untuk hlb butuh 12 dan 13

8. Pengamatan dilakukan selama 5 hari


BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

Tabel pengamatan :

Hari Ke HLB Butuh Perubahan warna Perubahan pemisahan fase

volume(ml) stabil
1 12 Stabil 100 Stabil
2 12 Stabil 45 Tidak stabil
3 12 Stabil 45 Tidak stabil
4 12 Stabil 45 Tidak stabil
5 12 Stabil 45 Tidak stabil
6 12 Stabil 45 Tidak stabil

B. Pembahasan

Dalam pembuatan suatu emulsi digunakan suatu emulgator atau surfaktan

yang bertujuan untuk menurunkan tegangan antar muka air dan minytak serta

membentuk lapisan film pada permukaaan fase terdispersi. Pada percobaan ini

digunkan 2 sulfaktan yang dikombinasikan dengan tujuan untuk memperoleh

HLB sulfaktan yang pasti sama dengan HLB minyak ya ng dibutuhkan.

Pada percobaan ini HLB butuh yaitu 12 dengan konsentrasi sulfaktan 5 %.

Pada hari pertama tidak terjadi pemisahan fase antara fase minyak dan fase air

artinya masih stabil. Tapi pada hari ke2,3,4,5,6 terjadi pemisihan, artinya emulsi
tersebut tidak stabil karena sudah terjadi pemisahan antara fase minyak dan fase

air.

Dikenal beberapa ketidakstabilan emulsi yaitu flokulasi, creaming, koalefen,

demulsifikasi. Flokulasi adalah terjadinya kelompok-kelompok globul yang

letaknya tidak tidak beraturan dalan suatu emulsi. Creaming adalah terbentuknya

lapian-lapisan yang berbeda konsentrasi dalam suatu emulsi. Koalefen adalah

terbentuknya globul-globul besar dan kecil. Dan demulsifikasi adalah proses

lanjutan dari koalefen dimana 2 fase terpisah menjadi 2 cairan yang tidak saling

bercampur. Pada percobaan ini terjadi ketidak stabilan yang disebut emulsifikasi.

Ketidak stabilan ini bisa saja terjadi karena adanya keslahan-kesalahan yang

mungkin terhjadi dalam percobaan ini yaitu kesalahandalam menghitung twen 60

dan span 60 dengan HLB butuhnya, kesalahan penimbangan bahan dan kesalahan

lainnya.

BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan kita dapat menarik kesimpulan bahwa

1. Kestabilan emulsi ditentukan dengan sulfaktan yang digunakan baik dari

penimbangan ataupun perhitungan jumlah sulfaktan maupun perhitungan

HLB butuh

2. HLB butuh yang digunakan adalah HLB butuh 12

3. Jumlah sulfaktan ( Twen 3,57 dan span 1,43 ) yang digunakan.

B. SARAN

Ketelitian dan kejelian dakam praktikum perlu ditingkatkan.

Lampiran
Diketahui : HLB butuh =12

W total = 5% x 100

= 5 gram

HLB twen 60 = 14,9

HLB span 60 = 4,7

Untuk W total 5% = 5 gram

W1 (twen) =a

W2 (span) = 5-a

Ditanyakan :

Berapakah air yang diukur bila parafin liquid 20 g dengan emulgator 5% ?

Berapakah jumlah twen dan span yang akan ditimbang ?

Penyelesaian :

Parafin liquid 20 g

Emulgator 5%

Air ad 100 = 100-(20+5)

= 100-25

= 75 ml

Untuk emulgator 5% = 5 g

HLB butuh x W total = (HLB x W1) + (HLB x W2)


12 x5 = (14,9 x a) + (4,7 x (5-a))

60 = 14,9a + 23,5 - 4,7a

60-23,5 = 14,9a – 4,7a

36,5 = 10,2a

36,5
a =
10,2

a = 3,57

twen 60 (a) = 3,57 g

span 60 (5-a) = 5 g – 3,57 g

= 1,43 g

Daftar pustaka
Arisanty,dkk.2018.penuntun praktikum farmasi fisika.makassar

Ditjen POM.1997.farmakope indonesia edisi lll:DEPKES RI:Jakarta

Ansel C howard.1989. bentuk sediaan farmasi edisi IV UI-press.yogyakarta

Moechtar.1990.farmasi fisika UGM.press.Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai