Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Peradaban Cina telah berkembang sejak tahum 3200 sebelum Masehi.
Wilayah peradaban Cina dikelilingi oleh gurun dan pengungunan yaitu Gurun
Gobi dan barisan Pegunungan Himalaya. Bentang alam tersebut menyebabkan
pusat peradaban Cina di wilayah lembah Sungai Hoang Ho terisolasi dari
dunia luar. Masyarakat Cina menganggap peradaban Sungai Hoang Ho
merupakan pusat peradaban dunia. Peradaban Cina tumbuh dan berkembang
di bawah pemerintahan beberapa dinasti. Adapun dinasti yang berkuasa pada
peradaban Cina yaitu Dinasti Shang, Dinasti Zhou, Dinasti Qin, Dinasti Han,
Dinasti Tang, Dinasti Song, Dinasti Yuan, Dinasti Ming, dan Dinasti Qing.
Dinasti Han merupakan dinasti yang unik, karena dinasti ini di
pertengahan masa berdirinya sempat di jatuhkan oleh dinasti Xin. Tetapi
dengan jatuhnya han ditangan dinasti Xin ini tidak menyebabkan dinasti han
benar-benar jatuh. Hanya beberapa tahun, dinasti Han bisa berdiri kembali
dan membuat dinasti han baru yaitu Han timur.
Sejarah dinasti han pun cukup panjang. Banyak aspek mendukung
sejarah dinasti han. Salah satunya adalah politik dan kekuasaan yang ada di
dinasti han. Banyak kebijakan-kebijakan politik yang unik menurut kami.
Sehingga dengan latar belakang di atas, kami mencoba untuk mengangkat
sejarah politik dan kekuasaan China pada masa dinasti han. Sejarah yang unik
ini menjadikan kami tergugah untuk membuat sebuah makalah yang berjudul
“China Masa Dinasti Han”.

1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana peradaban Cina pada masa Dinasti Han?
2. Bagaimana perkembangan politik pada massa Dinasti Han ?

C. TUJUAN
1. Mengetahui peradaban pada masa Dinasti Han.

D. Manfaat
1. Untuk memberikan kemudahan bagi pembaca dalam mendapatkan
informasi mengenai peradaban Cina pada masa Dinasti Han.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. SEJARAH DINASTI HAN


Dinasti Han (Hanzi: 漢朝, hanyu pinyin: Han Chao) (206 SM – 220)
adalah satu dari tiga dinasti yang paling berpengaruh di Cina sepanjang
sejarahnya. Dinasti ini adalah yang meletakkan dasar-dasar nasionalitas Cina
mewarisi penyatuan Cina dari dinasti sebelumnya, Dinasti Qin. Dinasti Han
sendiri didirikan oleh Liu Bang, seorang petani yang memenangkan perang
saudara dengan saingannya, Xiang Yu. Dinasti Han merupakan salah satu
dinasti terkuat di Cina, dan karena pengaruhnya yang besar, etnis-etnis
mayoritas di Cina sekarang ini menyebut mereka orang Han (biarpun
mungkin nenek moyang mereka bukan dari etnis Han).
Kekaisaran Han terbagi menjadi sejumlah daerah yang secara
langsung dikendalikan oleh pemerintah pusat, disebut kekomandanan, serta
sejumlah kerajaan semiotonom. Kerajaan-kerajaan ini secara berangsur-
angsur kehilangan semua sisa-sisa kemerdekannya, terutama menyusul
Pemberonrakan Tujuh Negara. Xiongnu, sebuah konfederasi nomad yang
menguasai Stepa Eurasia Timur, mengalahkan pasukan Han dalam
pertempuran tahun 200 SM. Akibat kekalahan itu, persekutuan melalui politik
perjodohan dinegosiasikan dimana Han menjadi rekan yang secara de
facto inferior. Ketika, meskipun telah menyepakati perjanjian, Xiongnu terus
menyerbu perbatasan Han, Kaisar Wu dari Han (berkuasa  141–87 SM)
akhirnya melancarkan beberapa kampanye militer melawan mereka.
Kemenangan penting Han dalam konflik tersebut memaksa Xiongnu
menerima status bawahan sebagai negara pemberi upeti bagi Han. Kampanye-
kampanye itu juga meluaskan kekuasaan Han hingga ke Cekungan Tarim di
Asia Tengah dan membantu menciptakan jalur perdagangan yang disebut
Jalur Sutra, yang mencapai hingga sejauh dunia Mediterania. Pasukan Han

3
berhasil membagi Xiongnu menjadi dua bangsa yang saling bersaing, yaitu
Xiongnu Utara dan Selatan, serta memaksa Xiongnu Utara menyeberangi
Sungai Ili. Meskipun memperoleh semua kemajuan tersebut, wilayah di
sebelah utara perbatasan Han dengan cepat diserbu oleh konfederasi nomad
Xianbei.
Setelah tahun 92 M, kasim istana banyak terlibat dalam politik istana.
Mereka ikut serta dalam pertentangan kekuasaan yang keras antara berbagai
klan ibusuri. Konflik ini pada akhirnya menyebabkan keruntuhan Han.
Otoritas kekaisaran juga banyak diganggu oleh kelompok-kelompok
keagamaan Dao yang besar, yang memicu Pemberontakan Serban Kuning
serta Pemberontakan Lima Takar Beras. Setelah meninggalnya Kaisar Ling
(berkuasa  168–189 M), para kasim istana dibantai oleh para pejabat militer,
memungkinkan para anggota aristokrasi dan gubernur militer menjadi
beragam panglma perang dan membagi-bagi kekaisaran. Ketika Cao Pi, Raja
Wei, merebut tahta dari Kaisar Xian, Dinasti Han akhirnya runtuh.
Pada masa Dinasti Han, tercipta kemakmuran ekonomi dan periode ini
di menandai pertumbuhan signifikan ekonomi keuangan yang pertama kali
dimulai pada Dinasti Zhou (sek. 1050–256 SM). Uang koin yang dikeluarkan
oleh pemerintah Han pada 119 SM terus menjadi standar uang koin di
Tiongkok hingga Dinasti Tang (618–907 M). Untuk membiayai kampanye
militer dan pemukiman di wilayah taklukan barunya, pemerintah
menasionalisasi industri garam dan besi swasta pada 117 SM. Monopoli
pemerintah ini akhirnya dihentikan pada periode Han Timur, dan pemasukan
yang hilang digantikan dengan pajak yang tinggi terhadap para pengusaha
swasta.
Kaisar Han memimpin pemerintahan Han namun juga berbagi
kekuasaan dengan kebangsawanan dan menunjuk para menteri yang sebagian
besarnya berasal dari golongan keluarga baik-baik yang terpelajar. Sejak masa
pemerintahan Kaisar Wu, Dinasti Han secara resmi mendukung Konghucu
dalam pendidikan dan politik istana, yang digabungkan dengan kosmologi

4
dari para cendekaiwan dari masa kemudian seperti Dong Zhongshu.
Kebijakan ini bertahan hingga runtuhnya Dinasti Qing pada tahun 1911 M.
Sains dan teknologi pada periode Han mengalami kemajuan pesat, dan
muncul banyak penemuan pada masa ini, di antaranya pembuatan kertas,
kemudi kapal, penggunaan angka negatif dalam matematika, peta ukir timbul,
bola armilier bertenaga hidrolik untuk astronomi, serta seismometer yang
menggunakan pendulum terbalik.

B. KRONOLOGI KAISAR YANG PERNAH BERKUASA


Para Kaisar Dinasti Han adalah kepala pemerintahan tertinggi
pada dinasti kekaisaran Tiongkok kedua; dinasti Han (202 SM – 220 M)
menyusul dinasti Qin (221–206 SM) dan mendahului Tiga Kerajaan (220–265
Masehi). Era tersebut secara konvensional terbagi antara periode Han
Barat (202 SM – 9 M) dan Han Timur (25–220 M).
Dinasti Han didirikan oleh pemimpin pemberontak petani (Liu Bang),
yang secara anumerta dikenal sebagai Kaisar Gao (memerintah 202 –195 SM)
atau Gaodi. Kaisar paling paling lama menjabat dari dinasti tersebut
adalah Kaisar Wu (memerintah 141–87 SM), atau Wudi, yang memerintah
selama 54 tahun. Dinasti tersebut secara singkat diinterupsi oleh dinasti
Xin dari bekas pemangku raja Wang Mang, namun ia dilengserkan pada tahun
23 Masehi dan dinasti Han didirikan kembali oleh Liu Xiu, yang secara
anumerta dikenal sebagai Kaisar Guangwu (memerintah 25–57 M), atau
Guangwu Di. 
Kaisar Han terakhir, Kaisar Xian (memerintah 189–220 M),
merupakan seorang penguasa boneka dari Kanselir Cao Cao (155–220 M),
yang mendominasi istana dan menjadi Raja Wei.Pada 220 M, putra Cao, Pi,
merampas takhtanya sebagai Kaisar Wen dari Wei (memerintah 220–226 M)
dan mengakhiri dinasti Han. Kaisar adalah kepala pemerintahan tertinggi.Ia
melantik semua pejabat berpangkat tertinggi di pemerintahan
pusat, provinsial, pengkomandanan, dan kabupaten. Ia juga berfungsi sebagai

5
pemberi hukum, hakim pengadilan tinggi, kepala komandan angkatan
bersenjata, dan pendeta tinggi dari penyembahan-penyembahan keagamaan
yang didukung negara.

C. WILAYAH PADA MASA DINASTI HAN


Setelah mengalahkan negeri Chu, kemudian Liu Bang menggabungkan
negeri-negeri lain di Cina dan mendirikan dinasti Han. 8 Dinasti Sui (581 -
618). Tiongkok baru dapat bersatu kembali di bawah pemerintahan Dinasti
Sui (581-618) yang didirikan oleh Yang Jian dengan gelarnya Sui Wendi
(581-604). Beliau merupakan seorang raja berkemampuan tinggi, yang
sanggup memulihkan perdamaian setelah masa kacau selama ratusan tahun.
Untuk membantunya dalam memerintah ia juga menunjuk menteri-menteri
yang pandai serta berusaha untuk meningkatkan pertanian. Pengganti Yang
Jian, Kaisar Sui Yangdi (604 - 617) sayangnya bukan kaisar yang cakap dan
lebih mementingkan bermewah- mewah ketimbang mengurus masalah
kenegaraan. Dengan mengabaikan protes para menterinya, Yangdi
memerintahkan pembangungan ibu kota kedua, Luoyang.
Dua juta pekerja telah diperintahkan untuk membangun istana megah serta
danau buatan di kota tersebut lengkap dengan tamannya yang memiliki luas
155 km2. Kala musim dingin tiba, pada pohon-pohon di taman tersebut
digantungkan daun dan bunga-bungaan dari sutra. Kaisar Yangdi melanjutkan
pembangunan terusan yang telah dimulai oleh Kaisar Sui Wendi yang
menghubungkan utara dan selatan, mulai dari lembah Sungai Yangzi hingga
mencapai daerah Beijing sekarang. Terusan sepanjang kurang lebih 2000 km
tersebut dapat dikatakan merupakan salah satu mahakarya Bangsa Tionghoa,
karena dibangun sekitar 12 abad lebih dahulu dibandingkan dengan
pembangungan Terusan Suez oleh bangsa Barat. Kejatuhan Yangdi dipercepat
oleh usahanya yang gagal untuk menaklukkan Korea, dimana hal tersebut
sangat menghabiskan sumber daya negara.

6
Pada masa akhir pemerintahannya Sungai Huanghe meluap yang
mengakibatkan penderitaan di kalangan rakyat. Kerusuhan terjadi di mana-
mana. Li Yuan seorang tokoh militer dari Utara menaklukkan ibu kota
Chang¡¦an dan Yangdipun melarikan diri ke selatan, di mana ia dicekik
sampai mati oleh putera seorang menteri yang pernah dipermalukannya. Li
Yuan kemudian mengangkat cucu Yangdi sebagai Kaisar Gongdi (617-618)
dan ia sendiri menjadi walinya, tetapi setahun kemudian diturunkannya dari
tahta dan ia sendiri mengangkat dirinya sebagai kaisar dengan gelar Tang
Gaozong (618 - 626). Dengan demikian berakhirlah Dinasti Sui dan masa
kekuasaan Dinasti Tangpun mulailah.
D. KONDISI POLITIK DINASTI HAN
1. Kondisi Politik Dinasti Han Pada Masa Pemerintahan Kaisar Liu
Bang
Pada tahun 202 SM , Liu Bang berhasil mengalahkan Xiang Yu serta
mengangkat dirinya sebagai kaisar baru dengan gelar Han Gaodi (206 –
195 SM). Dinastinya dinamakan Han , seturut nama kerajaan yang dulu
diberikan Xiang Yu padanya. Meskipun demikian, buku-buku sejarah
tetap mencantumkan bahwa Dinasti Han didirikan pada tahun 206 SM,
yakni saat Liu Bang diangkat sebagai raja muda Han oleh Xiang Yu.
Tugas pertama yang harus diemban Liu Bang adalah memulihkan
persatuan negara, yakni mengembalikan provinsi dan kerajaan yang
memberontak ke dalam naungan pemerintah pusat.
Untuk memperkokoh persatuan ini, ia mengganti para gubernur dan
penguasa setempat dengan saudara atau putra-putranya sendiri. Para ahli
membagi periodasi Dinasti Han menjadi dua, yakni Han Barat yang
beribukota di Chang-an dan Han Timur yang beribukota di Luoyang.
Dinasti Han ini sempat terputus sejenak oleh kudeta atau perebutan
kekuasaan oleh seorang menteri bernama Wang Mang, dimana ia
mendirikan Dinasti Xin (9-25) yang tidak berumur panjang. Namun,
Kaisar Han Guangwu (25-57), yang juga terkenal dengan sebutan Guang

7
Wudi, berhasil membangkitkan kembali Dinasti Han. Inilah sebabnya
mengapa kurun waktu pemerintahan Dinasti Han dibagi menjadi dua
periode sebagaimana yang telah diungkapkan diatas, yakni : masa sebelum
pemberontakan Wang Mang yang disebut Han Barat dan sesudahnya yang
dinamakan Han Timur.

2. Kondisi Politik Dinasti Han Setelah Masa Pemerintahan Kaisar Liu


Bang

Gaodi terbunuh pada tahun 195 SM oleh tembakan anak panah


musuhnya. Selama enam belas tahun berikutnya, pemerintahan
dikendalikan oleh janda Liu Bang yang bernama Ratu Lu Hou. Ia
membunuh empat putra Gaodi yang lainnya beserta ibu mereka masing-
masing. Tindak-tanduk sang ratu janda ini menimbulkan ketakutan dalam
diri Huidi (195-188 SM), yang merupakan putra dan pengganti Gaodi,
sehingga akhirnya membiarkan dirinya tenggelam dibawah bayang-
bayang pengaruh ibunya itu. Ketika Huidi meninggal tanpa pengganti, ratu
janda menempatkan dua orang kaisar boneka yang masih bayi (putra selir-
selir Huidi), masing-masing bernama Shaodi Kong serta Shaodi Hong,
secara berturut-turut ke atas tahta dan menjadi wali bagi mereka. Dengan
demikian, kekuasaan yang sebenarnya berada di tangan Ratu Lu sendiri.

Huidi yang merupakan seorang kaisar dengan kepribadian lemah


menyebarluaskan penghormatan terhadap leluhur serta mendirikan kuil-
kuil penghormatan terhadap ayahnya di seluruh wilayah negeri. Meskipun
berada di balik bayang-bayang pengaruh ibunya, ia masih berinisiatif
untuk meringankan hukuman-hukuman berat yang diberlakukan semasa
dinasti Qin. Ketika ibu suri Lu wafat pada tahun 180 SM, sanak
keluarganya berusaha untuk merebut tahta, namun tiga putra Gaodi yang
masih hidup menggagalkan usaha itu dan membantai seluruh keluarga Lu.
Tampilnya ibu suri Lu ke dalam pemerintahan ini memperlihatkan

8
kelemahan Dinasti Han, di mana wanita diberi kesempatan untuk bermain
di belakang layar dalam kancah perpolitikkan negara. Begitu memperoleh
peluang ini, seorang ratu atau selir raja dapat memanfaatkannya untuk
meningkatkan kekuasaan keluarganya sendiri dengan jalan menempatkan
mereka pada jabatan-jabatan tinggi dan posisi strategis. Dengan demikian
wafatnya sang ratu merupakan ancaman bagi kekuasaan mereka, sehingga
untuk melanggengkannya kudeta adalah satu-satunya pilihan. Ini tentu
saja menimbulkan perseteruan tak habis-habisnya di istana.

3. Kondisi Politik Pada Masa Dinasti Han Timur


Di tahun 25, Liu Xiu, sebagai keturunan dari Han Barat, mengalahkan
Wang Mang dan mendirikan kembali dinasti Han dan dipindahkan ke
bagian timur dengan Luo Yang sebagai pusat pemerintahan.

Dinasti Han banyak mengadopsi struktur pemerintahan dan


administrasi dari Dinasti Qin, namun juga memodifikasi dengan adanya
desentralisasi kekuasaan. Dinasti Han memberdayakan vasal-vasal yang
tersebar, untuk kenyamanan  politik. Han juga memperbaiki beragam
peraturan keras dari dinasti sebelumnya. Konfusianisme menjadi ideologi
resmi, tanpa menafikan Qin, kini seolah menjadi agama resmi Dinasti
Han.

Jika dibanding dengan Han Barat, bagian Timur ini dianggap lebih
otoriter. Kekaisaran Guang Wu mereformasi kebijakan- kebijakan yang
telah dibuat oleh Wang Mang sebelumnya. Ia ‘menggoncangkan’ birokrasi
dan membuat 6 kementerian untuk mengendalikan hubungan serta
memperlemah kekuatan dari Sangong (Taiwei, Situ dan Sikong). Di
samping itu, Kekaisaran Guang Wu, Ming dan Zhang begitu pandai dalam
mengurus negara dan membangun hubungan dengan rakyatnya, maka dari
itu, kesejahteraan lebih meingkat daripada masa Han Barat. Dan periode
ini disebut Guang Wu Zhong Xing.

9
Kesejahteraan Han Timur dirasakan saat pertengahan seratus tahun
pertama. Setelah periode Guang Wu, Ming dan Zhang, Dinasti Han
mendapat kembali kesejahteraannya. Secara keseluruhan, pertumbuhan
dalam sektor ekonomi, keilmuan dan kebudayaan dapat melebihi apa yang
pernah didapat oleh Dinasti Han Barat.

Selain itu, hubungan luar negeri Han Timur pun lebih sukses
dibanding Han Barat. Ban Chao. Seorang diplomat dari Han Timur, yang
pernah lama tinggal di daerah barat,  mampu mengambil alih setidaknya
50 wilayah menjadi kekuasan Han Timur dari Han Barat. Dan untuk
menjaga keamanan dan perdamaian, Han Timur menjalin persahabatan
dengan Hun Selatan, dan etnis Qiang pun Jepang dan Korea. Misalnya
saja, pada tahun 57, Jepang mengirimkan duta ke Cina, dan pada jaman
Guang Wu, mempersembahkan ukiran emas yang bertulis “King Wonu of
Han”. Dan ini menjadi saksi betapa antara Cina dan Jepang sungguhnya
punya hubungan yang baik.

10

Anda mungkin juga menyukai