Anda di halaman 1dari 3

Nama : Muhammad Rizky Septiadi Santoso

NIM : 1910611016

1. Ruang lingkup hukum Islam


diklasifikasi ke dalam dua kelompok besar, yaitu hukum yang berkaitan dengan persoalan
ibadah dan hukum yang berkaitan dengan persoalan kemasyarakatan. Hal ini akan diuraikan
sebagai berikut.
1. Ibadah
Ibadah adalah peraturan-peraturan yang mengatur hubungan langsung dengan Allah SWT (ritual)
yang terdiri atas :
a. Rukun Islam yaitu mengucapkan syahadatin, mengerjakan shalat, mengeluarkan zakat,
melaksanakan puasa di bulan Ramadhan dan menunaikan haji bila mempunyai kemampuan (mampu
fisik dan nonfisik).
b. Ibadah yang berhubungan dengan rukun islam dan ibadah lainnya, yaitu badani dan mali. Badani
(bersifat fisik), yaitu bersuci, azan, iqamat, itikad, doa, shalawat, umrah dan lain-lain. Mali (bersifat
harta) yaitu zakat, infak, sedekah, kurban dan lain-lain.
2.Hukum Kemasyarakatan
Yaitu hukum yang mengatur hubungan manusia dengan sesamanya yang memuat:
a. Muamalah
b. Munakahat
c. Ukubat atau Jinayat
maka susunan hukum muamalah dalam arti luas adalah sebagai berikut:
1. Hukum Perdata Islam
a. Munakahat
b. Warisah
c. Muamalah
2. Hukum publik (Islam)
a. Jinâyah
b. Ahkam As-Sulthaniyah
c. Siyar
2. Sifat dan Karakteristik Hukum Islam
1. Sempurna
2. Universal
3. Elastis, Dinamis, Fleksibel dan Tidak Kaku
4. Sistematis
5. Berangsur-angsur
6. Ta'abbudi dan Ta'aquli

3. Ciri-ciri Hukum Islam


Ciri-ciri hukum Islam yang membedakannya dengan hukum lain, antara lain sebagai berikut :
1. Hukum Islam berdasar atas wahyu Allah AWT, yang terdapat dalam Alquran dan
dijelaskan oleh sunnah Rasul-Nya.
2. Hukum Islam dibangun berdasarkan prinsip akidah (iman dan tauhid) dan akhlak
(moral).
3. Hukum Islam bersifat universal (alami), dan diciptakan untuk kepentingan seluruh
umat manusia (rahmatan lil 'alamin).
4. Hukum Islam memberikan sanksi di dunia dan sanksi di akhirat (kelak).
5. Hukum Islam mengarah kepada jama'iyah (kebersamaan) yang seimbang antara
kepentingan individu dan masyarakat.
6. Hukum Islam dinamis dalam menghadapi perkembangan sesuai dengan tuntutan
waktu dan tempat.
7. Hukum Islam bertujuan menciptakan kesejahteraan di dunia dan kesejahteraan di
akhirat

4. Tujuan Hukum Islam


1. Dari segi pembuat hukum Islam itu sendiri, yakni Allah dan Rasul-Nya. Tujuan hukum Islam
adalah :
• Untuk memenuhi keperluan hidup manusia yang bersifat primer, sekunder, dan tersier yang dalam
kepustakaan hukum Islam disebut dengan istilah daruriyyat, hajjiyat, dan tahsiniyyat.
• Untuk mentaati dan dilaksanakan oleh manusia dalam kehidupannya sehari-hari
• Supaya dapat ditaati dan dilaksanakan dengan baik dan benar, manusia wajib meningkatkan
kemampuannya untuk memahami hukum Islam dengan mempelajari usul al fiqh yakni dasar
pembentukan dan pemahaman hukum Islam sebagai metodologinya.
2. Dari segi manusia yang menjadi pelaku dan pelaksana hukum Islam tersebut.
Tujuan hukum Islam adalah untuk mencapai kehidupan yang bahagia dan mempertahankan
kehidupan itu. Umat manusia sebagai pelaku dan pelaksana hukum Tuhan berkewajiban mentaati dan
melaksanakan ·dalam kehidupan sehari-hari.

a. Keterkaitan dengan hukum privat


Hukum privat adalah hukum yang mengatur hubungan antara sesama manusia, antar satu
orang dengan orang yang lain dengan menitikberatkan pada kepentingan perorangan. Hukum privat
merupakan hukum yang mengatur tentang hubungan antara individu dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya.
Sehingga, bila dikaitkan dengan hukum privat, tujuan hukum Islam adalah untuk pembatasan
perilaku sesama manusia dan perilaku peribadatan kepada Allah SWT. Dengan menjalankan hukum
Islam sebagai pembatas perilaku, maka akan tercapai kehidupan yang sejahtera sebagai manusia dan
mencapai kehidupan yang diridhai Allah SWT.
b. Keterkaitan dengan hukum publik
Hukum publik adalah hukum yang mengatur hubungan antara negara dengan alat-alat
perlengkapan atau hubungan antara negara dengan warganegaranya.
Sehingga, bila dikaitkan dengan hukum publik, tujuan hukum Islam adalah pengaturan sistem
penyelesaian masalah hubungan negara dengan alat perlengkapannya dan warganegaranya yang
menyangkut multifaktor (ada unsur keagamaan). Dalam hal penyelesaian masalah ini, tidak dapat
dibebankan pada pemuka agama saja namun bekerja sama dengan pakar hukum.

Anda mungkin juga menyukai