A. Persalinan
1. Pengertian
Menurut Rohani (2014) proses pergerakan keluarnya janin, plasenta dan membran
dari dari dalam lahir melalui jalan lahir. Proses ini berawal dari pembukaan dan
dilatasi serviks, sebagai akibat kontraksi uterus dengan frekuensi , durasi dan
kekuatan yang teratur. Mula-mula kekutan yang muncul kecil, kemudian terus
meningkat sampai pada puncaknya pembukaan serviks lengkap sehingga siap untuk
pengeluaran janin dari rahim ibu.
Persalinan normal menurut Walyani dan Endang, (2016) adalah persalinan yang
terjadi pada kehamilan aterm (bukan prematur atau postmatur), mempunyai onset
yang spontan (tidak diinduksi) , selesai setelah 4 jam dan sebelum 24 jam sejak saat
awitannya, mempunyai janin tunggal dengan presantase puncak kepal, terlaksana
tanpa bantuan artificial, tidak mencakup komplikasi,plasenta bisa lahir normal.
2. Fisiologis Persalinan
Menurut Rohani, dkk (2014) perubahan fisiologis pada persalinan adalah sebagai
berikut :
a. Kala I ( Kala Pembukaan)
Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan
serviks, sampai pembukaan lengkap (10 cm).
1) Persalinan Kala I dibagi menjadi dua fase, yaitu:
a) Fase laten, di mana pembukaan serviks berlangsung lambat dimulai sejak
awal kontraksi menyebabkan penipisan dan pembukaan secara bertahap
sampai pembukaan 3 cm, berlangsung dalam 7-8 jam.
b) Fase aktif (pembukaan serviks 4-1 cm), berlangsung selama 6 jam dan
dibagi dalam 3 subfase.
- Periode akselerasi: berlangsung selama 2 jam pembukaan menjadi 4
cm.
- Periode dilatasi maksimal: berlangsung selama 2 jam, pembukaan
berlangsung cepat menjadi 9 cm.
- Periode deselerasi: berlangsung lambat, dalam 2 jam pembukaan jadi
10 cm atau lengkap.
Penilaian dan Intervensi Selama Kala I
A. Subyektif
1. Indentitas
Keterangan Istri Suami
Nama Ny. S Tn. R
Umur 30 Thn 35 Thn
Jenis Kelamin Perempuan Laki-Laki
Suku/Bangsa Banjar/Indonesia Banjar/Indonesia
Agama Islam Islam
Status Menikah Menikah
Pekerjaan Guru Swasta
Alamat Cempaka RT. 29 Banjarbaru
2. Prolog
Ny. S umur 30 th G2P1A0 hamil 39 minggu 5 hari datang ke Rumah Sakit bersama
suaminya Tn. R pada tanggal 07 September 2020 pada pukul 13.00 WITA, dengan pasien
mengeluh sakit perut menjalar ke pinggang di sertai keluar lendir campur darah. HPHT :
02-12-2019, TP : 09 September 2020, TFU : 33 cm. DJJ: 144x/menit, TBJ : 3.450 gr,
LILA : 24 cm, BB : 65, TB : 160 cm.
B. Objektif
KU/ baik, kesadaran compos mentis, TD : 120/80, Nadi : 80 ×/menit, suhu : 36,5⁰C,
Pernapasan : 24×/menit, DJJ : 144x/menit, Leopold 1 : Bulat, lunak, Tidak melenting
(Presentasi bokong) TFU : 3 jari di bawah prx 33 cm DJJ : 144x /menit, Leopold 2 : Bagian
kiri perut ibu terasa keras, panjang seperti papan (Presentasi punggung), di bagian kanan
perut ibu teraba ekstremitas atau bagian-bagian kecil janin, Leopold 3 : Bagian terbawah
perut ibu teraba bulat, melenting (Presentasi kepala), Leopold 4 : Kepala janin sudah masuk
PAP 4/5 atau Divergen, TBJ : 3.450 gr, LILA : 24 cm, HIS (+) 10’ 2x 20”, VT : Ø 2 cm,
Porsio : Tebal, Kepala : Hodge I, Ketuban (+).
C. Analisa
G2P1A0 hamil 39 minggu 5 hari Inpartu Kala 1 Fase Aktif Fisiologis
D. Penatalaksanaan
1. Menjelaskan Hasil dari pemeriksaan TTV.
Rasionalisasi : TD : 120/80, Nadi : 80 ×/menit, suhu : 36,5⁰C, Pernapasan : 24×/menit.
Evaluasi : Ibu Mengerti dan paham
2. Menjelaskan hasil dari pemeriksaan perut ibu
Rasionalisasi :
a. Leopold 1 : Bulat, lunak, Tidak melenting (Presentasi bokong) TFU : 3 jari di
bawah prx 33 cm, DJJ : 144x /menit
b. Leopold 2 : Bagian kiri perut ibu terasa keras, panjang seperti papan
(Presentasi punggung), di bagian kanan perut ibu teraba ekstremitas atau bagian-
bagian kecil janin (Presentasi tangan dan kaki)
c. Leopold 3 : Bagian terbawah perut ibu teraba bulat, melenting (Presentasi
kepala)
d. Leopold 4 : Kepala janin sudah masuk PAP 4/5 atau Divergen,
Evaluasi : Ibu mengerti dan paham
3. Memberitahukan Usia Kehamilan dan Taksiran Persalinan
Rasionalisasi : UK : 39 Minggu 5 hari, TP : 09 September 2020
Evaluasi : Ibu mengerti dan paham
4. Memberikan Asuhan Pada Ibu
Rasionaliasi :
a. Dukungan
Memberikan semangat, menjaga kenyamanan tubuh ibu, mendengarkan keluhan
ibu, dan melakukan pijatan dipinggang ibu agar ibu merasa nyaman.
b. Nutrisi
Memberi makan dan minum untuk menambah tenaga ibu, ibu sudah minum teh dan
makan biscuit.
c. Posisi
Mempersilahkan ibu untuk berjalan-jalan karena bagus untuk penurunan kepala
janin, dan menyarankan ibu miring kiri bila ibu sedang berbaring agar aliran darah
ibu ke bayi lancar sehingga dapat mempercepat penurunan kepala.
d. Eliminasi
Mempersilahkan ibu jika ingin buang air kecil ataupun buang air besar ke toilet.
Evaluasi : Ibu bersedia dan sudah dilakukan
5. Mengajarkan ibu teknik relaksasi
Rasionalisasi : Dengan menarik nafas panjang dan memberitahu ibu belum saatnya
meneran, serta memberitahu ibu cara meneran yang benar yaitu menutup mulut, tidak
mengeluarkan suara agar tidak kelelahan, mata tetap terbuka, meletakkan tangan ibu
pada paha bagian bawah dan tarik paha ibu jika terasa sakit, mengangkat kepala dan
menempelkan dagu ke dada sambil melihat perut ibu serta larang ibu untuk
mengangkat bokong saat meneran.
Evaluasi : Ibu mengerti dan melakukan sesuai yang diajarkan
6. Mengobservasi kemajuan persalinan
Rasionalisasi : Mengobservasi dengan partograf
Evaluasi : Hasil terlampir
CATATAN PERKEMBANGAN
No Tanggal/Jam Keterangan
1. 07 September 2020 Subjektif
19.10 WITA Ibu mengatakan perut semakin mules
Objektif
KU baik, TD : 120/80 mmHg, N : 80x/menit, P :
22x/menit, S : 36,8˚C, DJJ terdengar jelas dikuadran
kanan bawah perut ibu dengan frekuensi 134 x/menit,
HIS 10’4x55”, perineum tampak menonjol, vulva
membuka, terdapat tekanan pada anus, tampak keluar
lendir bercampur darah dan keluar air-air, periksa dalam
portio tidak teraba, pembukaan 10 cm (lengkap), selaput
ketuban pecah spontan, air ketuban jernih pada pukul
19.10 WITA ,penurunan kepala hodge III, bagian
terbawah janin masuk pintu atas panggul 1/5.
Analisa
G2P1A0 Hamil 39 minggu 5 hari Inpartu Kala II,
Fisiologis
Penatalaksanaan
1. Menginformasikan kepada ibu bahwa
pembukaan sudah lengkap dan proses persalinan
akan dimulai. Ibu mengerti
2. Menyiapkan alat pertolongan persalinan dan
perlengkapan bayi. Alat perlengkapan bayi
sudah siap
3. Memfasilitasi pendampingan persalinan oleh
suami agar dapat memberi dukungan kepada ibu.
Ibu didampingi suami
4. Memasang APD dan mendekatkan partus set.
APD sudah dipasang dan partus set sudah
didekatkan
5. Mengatur posisi ibu dengan nyaman, posisi
setengah duduk atau posisi lain yang diinginkan
ibu dalam posisi setengah duduk
6. Mengajarkan ibu cara meneran yang baik dan
benar yaitu meneran saat kontraksi memuncak,
meletakkan tangan dipaha ibu pada bagian
bawah, mengangkat kepala, menempelkan dagu
kedada sambil melihat keperut ibu, serta
memberitahu ibu untuk tidak mengangkat
bokongnya saat mengedan. Ibu dapat meneran
dengan baik
7. Menganjurkan ibu istirahat dan memberi minum
saat kontraksi hilang. Ibu mengerti
8. Menahan perineum dengan satu tangan saat
kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka
vulva menggunakan kain bersih dan kering,
tangan yang lain menahan belakang kepala untuk
mempertahankan posisi defleksi dan membantu
lahirnya kepala. Kepala lahir
9. Memeriksa adanya kemungkinan lilitan tali
pusat. Tidak ada lilitan tali pusat
10. Menunggu putaran paksi luar, melahirkan bahu
bayi dengan memegang kepala bayi secara
biparetal, setelah itu dengan lembut
menggerakkan kepala kebawah untuk
melahirkan bahu bawah dan menggerakkan
kepala keatas untuk melahirkan bahu belakang,
setelah bahu lahir kemudian melakukan sangga
susur untuk melahirkan tubuh bayi.
11. pukul 19.15 WITA. Bayi lahir spontan belakang
kepala segera menangis, jenis kelamin Laki-laki,
warna kulit kemerahan, menangis kuat, gerakan
aktif.
12. Mengeringkan tubuh bayi dari lendir, darah dan
air ketuban , menyelimuti bayi dengan kain
kering, dan meletakkan bayi diatas dada ibu
untuk melakukan IMD. Bayi sudah dikeringkan
dan dilakukan IMD
2. 07 September 2020 Subjektif
19.20 WITA Ibu mengatakan perutnya masih terasa mules
Objektif
K/U baik, tinggi fundus uteri sepusat, teraba keras,
kontraksi baik dan tidak ada janin kedua, tali pusat
terdapat disaluran vagina dan terlihat didepan vulva,
kandung kemih kosong.
Analisa
P2A0 Kala III Fisiologis
Penatalaksanaan
1. Memberitahu kepada ibu bahwa keadaan ibu
baik dan ibu berada pada fase pengeluaran
plasenta dan menjelaskan tentang asuhan yang
diberikan. Ibu mengerti dan menyetujui.
2. Menjelaskan bahwa mules yang ibu rasakan
adalah hal yang normal dan itu berarti uterus ibu
berkontraksi dengan baik, ibu mengerti.
3. Melakukan manajemen kala III:
a. Melakukan informed consent untuk
penyuntikkan oksitosin agar kontraksi uterus
ibu baik dan mencegah terjadinya perdarahan
agar plasenta cepat lahir. Ibu setuju untuk
dilakukan penyuntikan oksitosin
b. Menyuntikan oksitosin 10 IU secara IM pada
1/3 paha bagian luar. Oksitosin sudah
diberikan
c. Menjepit tali pusat pada jarak 3 cm dari
pangkal kemudian urut tali pusat kearah ibu
dan klem 2 cm dari klem pertama kemudian
memotong tali pusat dengan perlindungan
tangan kiri. Tali pusat telah dipotong.
d. Menilai tanda-tanda pelepasan plasenta
dengan prasat kusner yaitu dengan menekan
atas simpisis, bila tali pusat kembali kedalam
vagina berarti plasenta belum terlepas.
Sedangkan bila tali pusat tetap atau
memanjang berarti plasenta sudah lepas.
Plasenta sudah lepas.
e. Melahirkan plasenta dengan kedua tangan
saat plasenta muncul di intruitus vagina,
memegang dan memutar plasenta hingga
selaput ketuban terpilin kemudian
meletakkan plasenta pada wadahnya
f. Plasenta lahir pada pukul 19.20 WITA
g. Melakukan massse uterus selama 15 detik
dengan gerakan melingkar. Uterus
berkontraksi dengan baik
h. Memeriksa kelengkapan plasenta, koteledon
dan selaput ketuban lengkap, begian fetal
insersi tali pusat ditengah plasenta (insertion
sentralis), tali pusat segar . plasenta lahir
lengkap
i. Memastikan kembali kontraksi uterus dan
tanda adanya perdarahan pervaginam. Serta
menjelaskan dan mengajarkan cara
melakukan massase uterus, apabila uterus
teraba keras berarti baik karena terjadi
kontraksi, apabila kontraksi mulai melemah
lakukan massase uterus. Ibu bisa melakukan
dan uterus berkontraksi dengan baik.
Objektif
KU baik, TD : 130/60 mmHg, N : 92 x/menit, S :
36,5˚C, TFU 3 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik,
kandung kemih kosong, perdarahan ±150 ml dan terjadi
laserasi derajat 2 pada perineum.
Analisa
P2A0 kala IV
Penatalaksanaan
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan dan
tindakan yang dilakukan. Ibu mengerti
2. Membersihkan ibu dengan air DTT, memasang
underpad pada ibu sebagai alat untuk
mengetahui jumlah perdarahan, mengganti baju
ibu, semua bersih dan ibu merasa nyaman
3. Mencuci tangan
4. Melakukan dekontaminasi peralatan yang telah
dipakai dengan menggunakan larutan klorin
0,5% selama 10 menit kemudian cuci dengan air
sabun dan bilas dengan air bersih lalu keringkan.
Alat sudah dibersihkan
5. Mengobservasi tanda-tanda vital, tinggi fundus,
kontraksi, kandung kemih dan perdarahan tiap
15 menit pada 1 jam pertama dan tiap 30 menit
pada jam kedua. Hasil terlampir pada partograf
6. Memberikan KIE tentang :
a. Tanda-tanda bahaya masa nifas seperti
demam tinggi, perdarahan banyak, lokea
berbau. Ibu mengerti
b. Pemenuhan nutrisi setelah melahirkan dan
tidak melakukan pantangan dalam makanan.
Ibu sudah diberi makan dan minum serta ibu
bersedia untuk tidak berpantang.
c. Menganjurkan ibu beristirahat, ibu dapat
beristirahat.
d. Menganjurkan ibu untuk melakukan
mobilisasi dini, ibu bisa miring kiri dan
miring kanan. Ibu mengerti.
Pemantauan kala IV
Jam Waktu Tekanan Nadi Suhu TFU Kontraksi Kandung perdarah
ke (WITA) darah (x/m) ˚C uterus kemih an
1 19.30 120/80 80x/ 37oC Sepus Baik Kosong 150 cc
mmHg menit at
Rohani, 2014. Asuhan Kebidanan pada Masa Persalinan. Jakarta : Salemba Medika.
Walyani, 2016. Asuhan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Yogyakarta : Pustaka Baru Press.