A. Persalinan
1. Pengertian
Menurut Rohani (2014) proses pergerakan keluarnya janin, plasenta dan membran
dari dari dalam lahir melalui jalan lahir. Proses ini berawal dari pembukaan dan
dilatasi serviks, sebagai akibat kontraksi uterus dengan frekuensi , durasi dan
kekuatan yang teratur. Mula-mula kekutan yang muncul kecil, kemudian terus
meningkat sampai pada puncaknya pembukaan serviks lengkap sehingga siap untuk
pengeluaran janin dari rahim ibu.
Persalinan normal menurut Walyani dan Endang, (2016) adalah persalinan yang
terjadi pada kehamilan aterm (bukan prematur atau postmatur), mempunyai onset
yang spontan (tidak diinduksi) , selesai setelah 4 jam dan sebelum 24 jam sejak saat
awitannya, mempunyai janin tunggal dengan presantase puncak kepal, terlaksana
tanpa bantuan artificial, tidak mencakup komplikasi,plasenta bisa lahir normal.
2. Fisiologis Persalinan
Menurut Rohani, dkk (2014) perubahan fisiologis pada persalinan adalah sebagai
berikut :
a. Kala I ( Kala Pembukaan)
Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan
serviks, sampai pembukaan lengkap (10 cm).
1) Persalinan Kala I dibagi menjadi dua fase, yaitu:
a) Fase laten, di mana pembukaan serviks berlangsung lambat dimulai sejak
awal kontraksi menyebabkan penipisan dan pembukaan secara bertahap
sampai pembukaan 3 cm, berlangsung dalam 7-8 jam.
b) Fase aktif (pembukaan serviks 4-1 cm), berlangsung selama 6 jam dan
dibagi dalam 3 subfase.
- Periode akselerasi: berlangsung selama 2 jam pembukaan menjadi 4
cm.
- Periode dilatasi maksimal: berlangsung selama 2 jam, pembukaan
berlangsung cepat menjadi 9 cm.
- Periode deselerasi: berlangsung lambat, dalam 2 jam pembukaan jadi
10 cm atau lengkap.
Penilaian dan Intervensi Selama Kala I
B. Nifas
1. Pengertian Nifas
Masa nifas atau masa puerperium adalah masa setelah persalinan selesai sampai 6
minggu atau 42 hari . selama masa nifas , organ reproduksi secara perlahan akan
mengalami perubahan seperti keadaan sebelum hamil ( Maritalia, 2017). Secara garis
besar terdapat tiga proses penting di masa nifas yaitu sebagai berikut:
a. Pengecilan rahim atau involusi
b. Kekentalan darah (hemokonsentrasi) kembali normal
c. Proses laktasi atau menyusui
Menurut Saleha (2013) tahapan yang terjadi pada masa nifas adalah sebagai berikut:
a. Periode immediate postpartum
Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam. Pada masa ini sering
terdapat banyak masalah, misalnya pendarahan karena atonia uteri. Oleh karena
itu, bidan dengan teratur harus melakukan pemeriksaan kontraksi uterus,
pengeluaran lokia, tekanan darah, dan suhu.
b. Periode early postpartum (24 jam-1 minggu)
Pada fase ini bidan memastikan involusi uteri dalam keadaan normal, tidak ada
perdarahan, lokia tidak berbau busuk, tidak demam, ibu cukup mendapatkan
makanan dan cairan, serta ibu dapat menyusui dengan baik.
c. Periode late postpartum (1 minggu – 5 minggu)
Pada periode ini bidan tetap melakukan perawatan dan pemeriksaan sehari-hari
serta konseling KB.
2. Fisiologi Nifas
Menurut Maritalia (2017) Pada masa nifas, organ reproduksi interna dan
eksterna akan mengalami perubahan seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan ini
terjadi secara berangsur-angsur dan berlangsung selama kurang lebih tiga bulan.
Selain organ reproduksi , beberapa perubahan fisiologi yang terjadi selama masa nifas
akan dibahas sepaerti berikut ini:
a. Uterus
Segera setelah lahirnya plasenta, pada uterus yang berkontraksi posisi fundus uteri
berada kurang lebih pertengahan antara umbilicus dan simfisis, atau sedikit lebih
tinggi. Dua hari kemudian, kurang lebih sama dan kemudian mengerut, sehingga
dalam dua minggu telah turun masuk ke dalam rongga pelvis dan tidak dapat di
raba lagi dari luar.
b. Lokia
Lokia adalah cairan secret yang berasal dari cavum uteri dan vagina selama masa
nifas. Berikut ini adalah beberapa jenis lokia yang terdapat pada wanita masa
nifas.
1) Lokia rubra (cruenta) berwarna merah karena berisi darah segar dan sissisa
selaput ketuban.inilah lokia yang keluar selama dua sampai tiga hari
postpartum.
2) Lokia sangiluenta berwarna merah kuning berisi darah dan lendir yang keluar
pada hari ke-3 sampai ke-7 pascapersalinan.
3) Lokia serosa adalah lokia berikutnya. Dimulai dengan versi yang lebih pucat
dari lokia rubra. Lokia ini berbentuk serum dan berwarna merah jambu
kemudian menjadi kuning. Cairan tidak berdarah lagi pada hari ke-7 sampai
hari ke-14 pascapersalinan.
4) Lokia alba/putih adalah lokia yang terakhir. Dimulai dari hari ke-14 sampai
satu atau dua minggu berikutnya. Bentuknnya seperti cairan putih berbentuk
krim serta terdiri atas leukosit dan sel-sel desisua.
c. Endometrium
Perubahan pada endometrium adalah timbulnya trombosit, degenerasi dan
nekrosisi di tempat implementasi plasenta. Pada hari pertama tebal endometrium
2,5 mm, mempunyai yang kasar akibat pelepasan desisua, dan selaput janin.
Setelah tiga hari mulai rata, sehingga tidak ada pembentukan jaringan parut pada
bekas implementasi plasenta.
d. Serviks
Segera berakhirnya kala 4, serviks menjadi sangat lembek, kendur, dan terkulai.
Serviks tersebut bisa melepuh dan lecet, terutama di bagian anterior. Serviks akan
terlihat padat yang mencerminkan vaskularitasnya yang tinggi, lubang serviks
lambat laun mengecil, beberapa hari setelah persalinan diri retak karena robekan
dalam persalinan. Rongga leher serviks bagian luar akan membentuk seperti
keadaan sebelum hamil pada saat empat minggu postpartum.
e. Vagina
Vagina dan lubang vagina pada permulaan puerperium merupakan suatu saluran
yang luas berdinding tipis. Secara berangsur-angsur luasnya berkurang, tetapi
jarang sekali kembali seperti ukuran seorang nulipara. Rugae timbul kembali pada
minggu ketiga. Himen tampak sebagai tonjolan jaringan yang kecil, yang dalam
proses pembentukan berubah menjadi karunkulae mitiformis yang khas bagi
wanita multipara.
f. Payudara (mamae)
Pada semua wanita yang telah melahirkan proses laktasi terjadi secara alami.
Selama sembilan bulan kehamilan, jaringan payudara tubuh dan menyiapkan
fungsinya untuk menyediakan makanan bagi bayi baru lahir. Sampai hari ketiga
setelah melahirkan, efek prolaktin pada payudara mulai bisa dirasakan. Pembuluh
darah payudara menjadi bengkak terisi darah, sehingga timbul rasa hangat,
bengkak, dan rasa sakit.
g. Sistem pencernaan
Sistem gastrointestinal selama kehamilan dipengaruhi oleh beberapa
hal,diantaranya tingginya kadar progesteron yang dapat mengganggu
keseimbangan cairan tubuh, meningkatkan kolestrol darah, dan melambatkan
kontraksi otot-otot polos. Pasca melahirkan, kadar progesteron juga mulai
menurun.
h. Sistem perkemihan
Kandung kemih pada puerperium mempunyai kapasitas yang meningkat secara
relatif. Oleh karena itu, distensi yang berlebihan, urine residual yang berlebihan,
dan pengosongan yang tidak sempurna, harus diwaspadai dengan saksama. Ureter
dan pelvis renalis yang mengalami distensi akan kembali normal pada dua sampai
delapan minggu setelah persalinan.
i. Sistem muskulosketetal
Ligamen-ligamen, fasia, dan diafragma pelvis yang meregang sewaktu kehamilan
dan persalinan berangsur-angsur kembali seperti sediakala. Tidak ada jarang
ligamen rotundum mengendur, sehingga uterus jatuh ke belakang.
j. Sistem endokrin
Selama proses kehamilan dan persalinan terdapat perubahan pada sistem
endokrin, terutama pada hormon-hormon yang berperan dalam proses tersebut.
1) Oksitosin
Oksitosin disekresikan dari kelenjar otak bagian belakang. Selama tahap
ketiga persalinan, hormon oksitosin berperan dalam pelepasan plasenta dan
mempertahankan kontraksi, sehingga mencegah perdarahan. Isapan bayi dapat
merangsang produksi ASI dan sekresi oksitosin. Hal tersebut membantu
uterus kembali ke bentuk normal.
2) Prolaktin
Menurunnya kadar estrogen menimbulkan terangsangnya kelenjar pituitari
bagian belakang unuk mengeluarkan prolaktin, hormon ini berperan dalam
pembesaran payudara untuk merangsang produksi susu.
3) Estrogen dan progesterone
Selama hamil volume darah normal meningkat walaupun mekanismenya
secara penuh belum dimengerti. Diperkirakan bahwa tingkat estrogen yang
tinggi memperbesar hormon antidiuretik yang meningkatkan volume darah.
Di samping itu, progesteron memengaruhi otot halus yang mengurangi
perangsangan dan peningkatan pembuluh darah. Hal ini sangat memengaruhi
saluran kemih, ginjal, usus, dinding vena, dasar panggul, perineum, dan vulva,
serta vagina.
Nilai Apgar
Tanda 0 1 2
Warna Putih, Batang tubuh berwarna Seluruh tubuh
biru,pucat pink, sementara ekstremits berwarna pink
berwarna biru
Denyut Jantung Tidak ada 100 >100
Reflex iritabilitas Tidak ada Menyeringai Menangis
Aktivitas tonus Lunglai Tungkai sedikit lebih fleksi Gerakan aktif
Upaya napas Tidak ada Tungkai sedikit lebih fleksi Menangis kuat
A. Subyektif
1. Indentitas
Keterangan Istri Suami
Nama Ny. S Tn. R
Umur 30 Thn 35 Thn
Jenis Kelamin Perempuan Laki-Laki
Suku/Bangsa Banjar/Indonesia Banjar/Indonesia
Agama Islam Islam
Status Menikah Menikah
Pekerjaan Guru Swasta
Alamat Cempaka RT. 29 Banjarbaru
2. Prolog
Ny. S umur 30 th G2P1A0 hamil 39 minggu 5 hari datang ke Rumah Sakit bersama
suaminya Tn. R pada tanggal 07 September 2020 pada pukul 13.00 WITA, dengan pasien
mengeluh sakit perut menjalar ke pinggang di sertai keluar lendir campur darah. HPHT :
02-12-2019, TP : 09 September 2020, TFU : 33 cm. DJJ: 144x/menit, TBJ : 3.450 gr,
LILA : 24 cm, BB : 65, TB : 160 cm.
B. Objektif
KU/ baik, kesadaran compos mentis, TD : 120/80, Nadi : 80 ×/menit, suhu : 36,5⁰C,
Pernapasan : 24×/menit, DJJ : 144x/menit, Leopold 1 : Bulat, lunak, Tidak melenting
(Presentasi bokong) TFU : 3 jari di bawah prx 33 cm DJJ : 144x /menit, Leopold 2 : Bagian
kiri perut ibu terasa keras, panjang seperti papan (Presentasi punggung), di bagian kanan
perut ibu teraba ekstremitas atau bagian-bagian kecil janin, Leopold 3 : Bagian terbawah
perut ibu teraba bulat, melenting (Presentasi kepala), Leopold 4 : Kepala janin sudah masuk
PAP 4/5 atau Divergen, TBJ : 3.450 gr, LILA : 24 cm, HIS (+) 10’ 2x 20”, VT : Ø 2 cm,
Porsio : Tebal, Kepala : Hodge I, Ketuban (+).
C. Analisa
G2P1A0 hamil 39 minggu 5 hari Inpartu Kala 1 Fase Aktif Fisiologis
D. Penatalaksanaan
1. Menjelaskan Hasil dari pemeriksaan TTV.
Rasionalisasi : TD : 120/80, Nadi : 80 ×/menit, suhu : 36,5⁰C, Pernapasan : 24×/menit.
Evaluasi : Ibu Mengerti dan paham
2. Menjelaskan hasil dari pemeriksaan perut ibu
Rasionalisasi :
a. Leopold 1 : Bulat, lunak, Tidak melenting (Presentasi bokong) TFU : 3 jari di
bawah prx 33 cm, DJJ : 144x /menit
b. Leopold 2 : Bagian kiri perut ibu terasa keras, panjang seperti papan
(Presentasi punggung), di bagian kanan perut ibu teraba ekstremitas atau bagian-
bagian kecil janin (Presentasi tangan dan kaki)
c. Leopold 3 : Bagian terbawah perut ibu teraba bulat, melenting (Presentasi
kepala)
d. Leopold 4 : Kepala janin sudah masuk PAP 4/5 atau Divergen,
Evaluasi : Ibu mengerti dan paham
3. Memberitahukan Usia Kehamilan dan Taksiran Persalinan
Rasionalisasi : UK : 39 Minggu 5 hari, TP : 09 September 2020
Evaluasi : Ibu mengerti dan paham
4. Memberikan Asuhan Pada Ibu
Rasionaliasi :
a. Dukungan
Memberikan semangat, menjaga kenyamanan tubuh ibu, mendengarkan keluhan
ibu, dan melakukan pijatan dipinggang ibu agar ibu merasa nyaman.
b. Nutrisi
Memberi makan dan minum untuk menambah tenaga ibu, ibu sudah minum teh dan
makan biscuit.
c. Posisi
Mempersilahkan ibu untuk berjalan-jalan karena bagus untuk penurunan kepala
janin, dan menyarankan ibu miring kiri bila ibu sedang berbaring agar aliran darah
ibu ke bayi lancar sehingga dapat mempercepat penurunan kepala.
d. Eliminasi
Mempersilahkan ibu jika ingin buang air kecil ataupun buang air besar ke toilet.
Evaluasi : Ibu bersedia dan sudah dilakukan
5. Mengajarkan ibu teknik relaksasi
Rasionalisasi : Dengan menarik nafas panjang dan memberitahu ibu belum saatnya
meneran, serta memberitahu ibu cara meneran yang benar yaitu menutup mulut, tidak
mengeluarkan suara agar tidak kelelahan, mata tetap terbuka, meletakkan tangan ibu
pada paha bagian bawah dan tarik paha ibu jika terasa sakit, mengangkat kepala dan
menempelkan dagu ke dada sambil melihat perut ibu serta larang ibu untuk
mengangkat bokong saat meneran.
Evaluasi : Ibu mengerti dan melakukan sesuai yang diajarkan
6. Mengobservasi kemajuan persalinan
Rasionalisasi : Mengobservasi dengan partograf
Evaluasi : Hasil terlampir
CATATAN PERKEMBANGAN
No Tanggal/Jam Keterangan
1. 07 September 2020 Subjektif
19.10 WITA Ibu mengatakan perut semakin mules
Objektif
KU baik, TD : 120/80 mmHg, N : 80x/menit, P :
22x/menit, S : 36,8˚C, DJJ terdengar jelas dikuadran
kanan bawah perut ibu dengan frekuensi 134 x/menit,
HIS 10’4x55”, perineum tampak menonjol, vulva
membuka, terdapat tekanan pada anus, tampak keluar
lendir bercampur darah dan keluar air-air, periksa dalam
portio tidak teraba, pembukaan 10 cm (lengkap), selaput
ketuban pecah spontan, air ketuban jernih pada pukul
19.10 WITA ,penurunan kepala hodge III, bagian
terbawah janin masuk pintu atas panggul 1/5.
Analisa
G2P1A0 Hamil 39 minggu 5 hari Inpartu Kala II,
Fisiologis
Penatalaksanaan
1. Menginformasikan kepada ibu bahwa
pembukaan sudah lengkap dan proses persalinan
akan dimulai. Ibu mengerti
2. Menyiapkan alat pertolongan persalinan dan
perlengkapan bayi. Alat perlengkapan bayi
sudah siap
3. Memfasilitasi pendampingan persalinan oleh
suami agar dapat memberi dukungan kepada ibu.
Ibu didampingi suami
4. Memasang APD dan mendekatkan partus set.
APD sudah dipasang dan partus set sudah
didekatkan
5. Mengatur posisi ibu dengan nyaman, posisi
setengah duduk atau posisi lain yang diinginkan
ibu dalam posisi setengah duduk
6. Mengajarkan ibu cara meneran yang baik dan
benar yaitu meneran saat kontraksi memuncak,
meletakkan tangan dipaha ibu pada bagian
bawah, mengangkat kepala, menempelkan dagu
kedada sambil melihat keperut ibu, serta
memberitahu ibu untuk tidak mengangkat
bokongnya saat mengedan. Ibu dapat meneran
dengan baik
7. Menganjurkan ibu istirahat dan memberi minum
saat kontraksi hilang. Ibu mengerti
8. Menahan perineum dengan satu tangan saat
kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka
vulva menggunakan kain bersih dan kering,
tangan yang lain menahan belakang kepala untuk
mempertahankan posisi defleksi dan membantu
lahirnya kepala. Kepala lahir
9. Memeriksa adanya kemungkinan lilitan tali
pusat. Tidak ada lilitan tali pusat
10. Menunggu putaran paksi luar, melahirkan bahu
bayi dengan memegang kepala bayi secara
biparetal, setelah itu dengan lembut
menggerakkan kepala kebawah untuk
melahirkan bahu bawah dan menggerakkan
kepala keatas untuk melahirkan bahu belakang,
setelah bahu lahir kemudian melakukan sangga
susur untuk melahirkan tubuh bayi.
11. pukul 19.15 WITA. Bayi lahir spontan belakang
kepala segera menangis, jenis kelamin Laki-laki,
warna kulit kemerahan, menangis kuat, gerakan
aktif.
12. Mengeringkan tubuh bayi dari lendir, darah dan
air ketuban , menyelimuti bayi dengan kain
kering, dan meletakkan bayi diatas dada ibu
untuk melakukan IMD. Bayi sudah dikeringkan
dan dilakukan IMD
2. 07 September 2020 Subjektif
19.20 WITA Ibu mengatakan perutnya masih terasa mules
Objektif
K/U baik, tinggi fundus uteri sepusat, teraba keras,
kontraksi baik dan tidak ada janin kedua, tali pusat
terdapat disaluran vagina dan terlihat didepan vulva,
kandung kemih kosong.
Analisa
P2A0 Kala III Fisiologis
Penatalaksanaan
1. Memberitahu kepada ibu bahwa keadaan ibu
baik dan ibu berada pada fase pengeluaran
plasenta dan menjelaskan tentang asuhan yang
diberikan. Ibu mengerti dan menyetujui.
2. Menjelaskan bahwa mules yang ibu rasakan
adalah hal yang normal dan itu berarti uterus ibu
berkontraksi dengan baik, ibu mengerti.
3. Melakukan manajemen kala III:
a. Melakukan informed consent untuk
penyuntikkan oksitosin agar kontraksi uterus
ibu baik dan mencegah terjadinya perdarahan
agar plasenta cepat lahir. Ibu setuju untuk
dilakukan penyuntikan oksitosin
b. Menyuntikan oksitosin 10 IU secara IM pada
1/3 paha bagian luar. Oksitosin sudah
diberikan
c. Menjepit tali pusat pada jarak 3 cm dari
pangkal kemudian urut tali pusat kearah ibu
dan klem 2 cm dari klem pertama kemudian
memotong tali pusat dengan perlindungan
tangan kiri. Tali pusat telah dipotong.
d. Menilai tanda-tanda pelepasan plasenta
dengan prasat kusner yaitu dengan menekan
atas simpisis, bila tali pusat kembali kedalam
vagina berarti plasenta belum terlepas.
Sedangkan bila tali pusat tetap atau
memanjang berarti plasenta sudah lepas.
Plasenta sudah lepas.
e. Melahirkan plasenta dengan kedua tangan
saat plasenta muncul di intruitus vagina,
memegang dan memutar plasenta hingga
selaput ketuban terpilin kemudian
meletakkan plasenta pada wadahnya
f. Plasenta lahir pada pukul 19.20 WITA
g. Melakukan massse uterus selama 15 detik
dengan gerakan melingkar. Uterus
berkontraksi dengan baik
h. Memeriksa kelengkapan plasenta, koteledon
dan selaput ketuban lengkap, begian fetal
insersi tali pusat ditengah plasenta (insertion
sentralis), tali pusat segar . plasenta lahir
lengkap
i. Memastikan kembali kontraksi uterus dan
tanda adanya perdarahan pervaginam. Serta
menjelaskan dan mengajarkan cara
melakukan massase uterus, apabila uterus
teraba keras berarti baik karena terjadi
kontraksi, apabila kontraksi mulai melemah
lakukan massase uterus. Ibu bisa melakukan
dan uterus berkontraksi dengan baik.
Objektif
KU baik, TD : 130/60 mmHg, N : 92 x/menit, S :
36,5˚C, TFU 3 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik,
kandung kemih kosong, perdarahan ±150 ml dan terjadi
laserasi derajat 2 pada perineum.
Analisa
P2A0 kala IV
Penatalaksanaan
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan dan
tindakan yang dilakukan. Ibu mengerti
2. Membersihkan ibu dengan air DTT, memasang
underpad pada ibu sebagai alat untuk
mengetahui jumlah perdarahan, mengganti baju
ibu, semua bersih dan ibu merasa nyaman
3. Mencuci tangan
4. Melakukan dekontaminasi peralatan yang telah
dipakai dengan menggunakan larutan klorin
0,5% selama 10 menit kemudian cuci dengan air
sabun dan bilas dengan air bersih lalu keringkan.
Alat sudah dibersihkan
5. Mengobservasi tanda-tanda vital, tinggi fundus,
kontraksi, kandung kemih dan perdarahan tiap
15 menit pada 1 jam pertama dan tiap 30 menit
pada jam kedua. Hasil terlampir pada partograf
6. Memberikan KIE tentang :
a. Tanda-tanda bahaya masa nifas seperti
demam tinggi, perdarahan banyak, lokea
berbau. Ibu mengerti
b. Pemenuhan nutrisi setelah melahirkan dan
tidak melakukan pantangan dalam makanan.
Ibu sudah diberi makan dan minum serta ibu
bersedia untuk tidak berpantang.
c. Menganjurkan ibu beristirahat, ibu dapat
beristirahat.
d. Menganjurkan ibu untuk melakukan
mobilisasi dini, ibu bisa miring kiri dan
miring kanan. Ibu mengerti.
Pemantauan kala IV
Jam Waktu Tekanan Nadi Suhu TFU Kontraksi Kandung perdarah
ke (WITA) darah (x/m) ˚C uterus kemih an
1 19.30 120/80 80x/ 37oC Sepus Baik Kosong 150 cc
mmHg menit at
A. Subyektif
1. Indentitas
Keterangan Istri Suami
Nama Ny. S Tn. R
Umur 30 Thn 35 Thn
Jenis Kelamin Perempuan Laki-Laki
Suku/Bangsa Banjar/Indonesia Banjar/Indonesia
Agama Islam Islam
Status Menikah Menikah
Pekerjaan Guru Swasta
Alamat Cempaka RT. 29 Banjarbaru
2. Prolog
Ny. S umur 30 th P2A0 postpartum 2 jam di Rumah Sakit bersama suaminya Tn. R
pada tanggal 07 September 2020 pada pukul 22.15 WITA, dengan pasien mengatakan
perut terasa mules dan capek serta bahagia atas kelahiran bayinya, pasien mengatakan air
susu sudah mulai keluar.
B. Objektif
KU/ baik, kesadaran compos mentis, TD : 100/90, Nadi : 98 ×/menit, suhu : 36,9⁰C,
Pernapasan : 24×/menit, TFU : 2 Jari Pusat, kandung kemih : kosong, kontraksi uterus :
baik, perdarahan : ± 75 cc
C. Analisa
P2A0 Postpartum 3 Jam
D. Penatalaksanaan
1. Menjelaskan Hasil dari pemeriksaan TTV.
Rasionalisasi : TD : 100/90, Nadi : 98 ×/menit, suhu : 36,9⁰C, Pernapasan : 24×/menit.
Evaluasi : Ibu Mengerti dan paham
2. Menjelaskan hasil dari pemeriksaan keadaan ibu
Rasionalisasi : TFU : 2 Jari Pusat, kandung kemih : kosong, kontraksi uterus : baik,
perdarahan : ± 75 cc
Evaluasi : Ibu mengerti dan paham
3. Menjelaskan tentang keluhan ibu
Rasionaliasi : Rasa mules yang ibu alami merupakan hal yang normal, karena rahim
yang keras dan mules menandakan rahim sedang berkontraksi dan dapat mencegah
terjadinya perdarahan pada masa nifas.
Evaluasi : Ibu mengerti dan paham tentang penyebab rasa mulesnya
4. Mengajarkan ibu asuhan pada bayinya
Rasionalisasi :
a. Menganjurkan ibu dan keluarga untuk tetap menjaga kehangatan tubuh bayi agar
bayi tidak terkena hipotermi.
b. Mengajurkan ibu untuk memberikan ASI sejak awal kepada bayinya dan
memberikan penkes kepada ibu tentang pentingynya ASI eksklusif dan cara
menyusui yang benar.
Evaluasi : Ibu mengerti dan melakukan sesuai yang diajarkan
5. Menganjurkan ibu makan makanan bergizi
Rasionalisasi : Banyak makan sayur seperti sayur bangun-bangun, katun, lobak,
bayam, soup dan hati ayam agar gizi ibu tercukupi dan sesering mungkin menyusui
bayinya
Evaluasi : Ibu mengerti dan paham
6. Memberitahukan pada bu manfaat ASI pertama
Rasionalisasi : Manfaat ASI yang pertama kali keluar merupakan kolostrum yang
mengandung antibodi dan gizi yang tinggi untuk pertumbuhan dan perkembangan
bayi.
Evaluasi : Ibu sudah mengetahui manfaat ASI dan akan menyusui bayinya sesering
mungkin
Dokumentasi Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir
Pengkajian
A. Subyektif
1. Indentitas
Nama By. Ny. S
Tanggal lahir 07 September 2020
Jam lahir 19.15 WITA
Jenis kelamin Laki-laki
Berat badan 3550 gram
Panjang badan 53 cm
2. Prolog
By. Ny. S lahir tanggal 7 September 2020 pukul 19.15 WITA, Jenis kelamin : Laki-laki,
Ibu mengatakan bayinya menangis kuat, bayi menyusui kuat, bayi bergerak aktif, bayi
tidak rewel dan bayi sudah mendapat suntik vitamin K1.
B. Objektif
KU/ baik, Nadi : 120×/menit, suhu : 37⁰C, Pernapasan : 36×/menit, Warna kulit :
kemerahan, Gerakan : aktif, Tali pusat : Basah dan terikat, BB : 3550 gram, PB : 53 cm, LK :
33 cm, LD : 35 cm, APGAR score : 8,9,10, Anus (+), Cacat (-), Refleks (+), Mekonium (+)
C. Analisa
Neonatus cukup bulan usia 6 jam dengan kondisi normal.
D. Penatalaksanaan
1. Menjelaskan Hasil dari pemeriksaan TTV.
Rasionalisasi : Nadi : 120×/menit, suhu : 37⁰C, Pernapasan : 36×/menit.
Evaluasi : Ibu Mengerti dan paham bahwa keadaan bayinya baik dan sehat.
2. Menjelaskan perawatan tali pusat dan cara memandikan bayi pada ibu
Rasionalisasi :
a. Menjaga tali pusat tetap bersih
b. Menjaga tali pusat tetap kering
c. Biarkan tali pusat terlepas secara alami
d. Mandikan Bayi dengan Mengelapnya
e. Biarkan Tali Pusar Puput dengan Sendirinya
Evaluasi : Ibu mengerti dan bisa melakukan
3. Mengingatkan ibu untuk menjaga kehangatan tubuh bayinya
Rasionalisasi : Dipakaikan baju kemudian dibedong menggunakan kain yang lembut
dan tebal
Evaluasi : Ibu mengerti dan bisa melakukannya
4. Memberitahukan Pada Ibu tentang tanda bahaya bayi baru lahir
Rasionaliasi :
a. Pernapasan bayi lebih cepat
b. Suhu badan tinggi
c. Tali pusat merah dan bernanah
d. Mata bengkak
e. Tidak ada BAB dan BAK dalam 24 jam pertama.
Evaluasi : Ibu mengerti tentang tanda bahaya bayi baru lahir
5. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin
Rasionalisasi : Setelah menyusui, bayinya disendawakan dengan cara punggung bayi
di masase agar bayi tidak muntah
Evaluasi : Ibu mengerti dan melakukan sesuai arahan
Daftar Pustaka
Dewi. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta : Salemba Medika
Marmi, 2015. Asuhan Neonatus Bayi,Balita,dan anak prasekolah . Yogyakarta: Pustaka pelajar
Marmi . 2015. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas “Pueperium Care”. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.
Rukiah, 2013. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta :KDT.
Rohani, 2014. Asuhan Kebidanan pada Masa Persalinan. Jakarta : Salemba Medika.
Saleha, S. 2013. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.
Walyani, 2015. Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan Menyusui. Yogyakarta : Pustaka Baru Press.
Walyani, 2016. Asuhan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Yogyakarta : Pustaka Baru Press.