Anda di halaman 1dari 59

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan kondisi normal tetapi kondisi ini bisa
menyebabkan resiko komplikasi pada ibu dan janin. Kehamilan diawali
dengan tahap konsepsi yaitu bersatunya ovum dan sperma yang terjadi setelah
proses ovulasi didalam ovum. Dua minggu pertama akan terbentuk zigot yang
merupakan sel pertama yang dihasilkan dari konsepsi yang akan terus
berkembang sampai menjadi janin (Mandriawati, 2012). Selama pertumbuhan
dan perkembangan janin dari bulan ke bulan hingga melahirkan diperlukan
kemampuan seorang ibu hamil untuk dapat beradaptasi dengan perubahan
yang terjadi selama kehamilanya baik perubahan fisik dan psikologisnya
(Mandriawati, 2008 dalam Rante 2018).
Perubahan fisik dan perubahan psikologis yang terjadi pada masa
kehamilan menimbulkan ketidaknyamanan terutama pada trimester III.
Perubahan yang terjadi meliputi beberapa masalah seperti dispneu, insomnia,
epulsi, sering buang air kecil, tekanan dan ketidaknyamanan pada perinium,
nyeri punggung, konstipasi, varises, mudah lelah, kontraksi braxton hick,
kram kaki, edema pergelangan kaki (non Pitting) dan perubahan mood serta
peningkatan kecemasan (Perry, et al, 2010). Perubahan selama masa
kehamilan akan terus terjadi hingga menjelang waktu persalinan.
Persalinan merupakan proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan
plasenta) yang telah cukup bulan atau hampir cukup bulan dan dapat hidup
dan berkembang diluar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain
dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri) (Nurasiah, 2012).
Pengetahuan dan kesiapan ibu sangat diperlukan untuk menghadapi proses
persalinan yang aman.
Ibu hamil penting sekali untuk memiliki pengetahuan dan kesiapan
tentang persalinan, terutama primigarvida. Primigravida adalah ibu yang
hamil untuk pertama kalinya. Pada umumnya ibu primigravida memiliki

1
2

pengetahuan dan kesiapan yang kurang tentang persalinan. karenan mereka


tidak memiliki pengalaman yang cukup. Kurangnya pengetahuan dan kesiapan
pada ibu primigravida dapat menyebabkan bahaya pada ibu dan janin
(Putranti, 2014).
Pengetahuan persalinan merupakan hasil tahu dari ibu hamil mengenai
asuhan keperawatan yang bersangkutan dengan persiapan persainan yang
terdiri dari pengertian persalinan, waktu persalinan, tanda-tanda persalinan,
proses, dan lama persalinan (Naha & Sri handayani 2018). kesiapan
persalinan adalah segala sesuatu yang disiapkan untuk menyambut kelahiran
anak oleh ibu hamil meliputi kesiapan fisik, kesiapan mental, dan kesiapan
emosional (Slameto, 2013). Beberapa cara untuk meningkatkan pengetahuan
dan kesiapan dapat diterima melalui media cetak, elektronik,
edukasi/penyuluhan, buku-buku dan sebagainya (Septalia, 2001 dalam
Andriani, 2017). Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
pengetahuan dan kesiapan salah satunya adalah dengan diadakanya edukasi.
Pendekatan edukasi merupakan pendekatan yang paling cocok
terhadap upaya pemecahan masalah kesehatan masyarakat melalui faktor
perilaku. Hal ini dikarenakan tindakan seseorang dalam pemeliharaan
kesehatan yang dihasilkan oleh edukasi didasarkan kepada pengetahuan dan
kesadarannya melalui proses pembelajarannya sehingga perilaku tersebut
diharapkan berlangsung lama (long lasting) dan menetap karena didasari oleh
kesadaran (Mardalena, 2012). Edukasi yang tidak dilakukan dapat
menyebabkan ketidaksiapan ibu dalam menghadapi persalinan.
Ketidaksiapan ibu dalam menghadapi persalinan adalah salah satu
faktor penyebab tingginya angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi
(AKB). Penyebab yang membuat kematian ibu dan bayi tinggi yaitu penyebab
langsung dan penyebab tidak langsung. Penyebab langsung dari kematian ibu
di Indonesia didominasi oleh perdarahan, eklampsi dan infeksi, sedangkan
penyebab kematian tidak langsung ibu karena masih banyaknya kasus 3
terlambat yaitu terlambat mengenali bahaya persalinan dan mengambil
keputusan, terlambat dirujuk dan terlambat ditangani (Puranti, 2014).
3

Berdasarkan hasil survey demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI)


tahun 2017, AKI masih berada pada angka yang sama dengan SDKI 2015
yaitu 305 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan AKB sendiri menurut
survey demografi dan kesehatan indonesia (SDKI) 2017 mengalami
penurunan menjadi 32 per 100.000 kelahiran hidup dari 40 per 1000 kelahiran
pada hasil SDKI 2012. Untuk jumlah kematian ibu tahun 2017 di Kota
Palembang berdasarkan laporan sebanyak 7 orang dari 27.876 kelahiran hidup
(Profil Pelayanan Kesehatan Dasar, 2017). Untuk jumlah kematian bayi 2017
di Kota Palembang berdasarkan laporan program anak sebanyak 29 kasus
yang terdiri 20 bayi neonatus (0 s.d 28 hari) dan 9 bayi (29 s.d 11 bulan) dari
28.876 kelahiran hidup (Profil Dinas Kesehatan Palembang, 2017)
Indonesia masih tergolong tinggi pada Negara-negara di ASEAN
(Association South East Asian Nation) dan menjadi salah satu Negara yang
menjalankan program Sustainable Development Goals (SDGs) yang memiliki
target menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi kurang dari 70 per
100.000 kelahiran hidup pada tahun 2030 dan Angka Kematian Bayi (AKB)
menjadi kurang dari 12 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2030 (Kemenkes
RI, 2018).
Upaya percepatan penurunan AKI dapat dilakukan dengan menjamin
ibu mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Adapun upaya
pelayanan kesehatan yang berkualitas yang diprogramkan oleh pemerintah
untuk menurunkan AKI salah satunya adalah diselenggarakannya kelas
prenatal. Berbeda dengan Antenatal Care yang merupakan pemeriksaan
selama kehamilan dan Pengawasan sebelum persalinan terutama pada
pertumbuhan dan perkembangan janin (Manuaba, 2011). Kelas prenatal
sendiri adalah kelompok belajar ibu-ibu hamil dengan umur kehamilan antara
20 minggu s/d 36 minggu (menjelang persalinan) dengan jumlah peserta
maksimal 10 orang. Di kelas ini ibu-ibu hamil akan belajar bersama, diskusi
dan tukar pengalaman tentang kesehatan Ibu dan anak (KIA) secara
menyeluruh dan sistimatis serta dapat dilaksanakan secara terjadwal dan
berkesinambungan. Kelas prenatal memegang peranan penting bagi ibu dalam
4

mengambil keputusan dalam kehamilannya dan mempersiapkan persalinannya


(Kemenkes RI, 2017).
Kelas hamil memiliki tujuan dan manfaat agar terjadi interaksi dan
berbagi pengalaman antar peserta (ibu hamil dengan ibu hamil) dan antar ibu
hamil dengan petugas kesehatan/bidan untuk dapat meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan ibu-ibu mengenai kehamilan, persalinan, nifas, KB pasca
bersalin, pencegahan komplikasi, perawatan bayi baru lahir dan aktivitas fisik
atau senam hamil (Kemenkes RI, 2017).
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Sorongan Lucia, Atik Purwandari, dan Ellen Pesak (2015) dengan judul
Pengaruh Pelaksanaan Kelas prenatal Terhadap Pengetahuan Tentang
Persiapan Persalina membuktikan bahwa ada pengaruh pelaksanaan kelas
prenatal terhadap pengetahuan tentang persiapan persalinan di Puskesmas
Tanoyan Kecamatan lolayan Kabupaten Bolaang Mongondow.
Berdasarkan hasil penelitian lainnya yang dilakukan oleh Riski
Oktafia, Setyowati, dan Dewi Gayantri (2018) dengan judul Paket Pendidikan
Kesehatan Untuk Meningkatkan Kesiapan Ibu Hamil Resiko Tinggi Dalam
Menghadapi Persalinan menunjukkan terdapat pengaruh Paket Pendidikan
Kesehatan Untuk Meningkatkan Kesiapan Ibu Hamil Resiko Tinggi Dalam
Menghadapi Persalinan di Rumah Sakit Yogyakarta.
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan Januari 2020 di
Puskesmas Naga Swidak Palembang terdapat jumlah ibu hamil tiga bulan
terakhir yaitu 159 ibu hamil. Kelas prenatal di Puskemas Naga Swidak
Palembang dilakukan sebanyak 8 kelas dalam satu tahun yang di adakan setiap
tiga bulan sekali. Jumlah ibu hamil yang mengikuti kelas prenatal berjumlah
45 orang.
Berdasarkan latar belakang diatas penelitian tertarik untuk melakukan
penelitian tentang pengaruh edukasi pada ibu primigravida yang mengikuti
kelas prenatal.terhadap pengetahuan dan kesiapan menghadapi proses
persalinan di Puskesmas Naga Swidak Palembang.
5

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah
penelitian ini untuk mengetahui : “Pengaruh Edukasi Pada Ibu Primigravida
Yang Mengikuti Kelas Prenatal Terhadap Pengetahuan dan Kesiapan
Menghadapi Proses Persalinan Di Puskesmas Naga Swidak Palembang” ?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui apakah ada : “Pengaruh Edukasi Pada Ibu
Primigravida Yang Mengikuti Kelas Prenatal Terhadap Pengetahuan dan
Kesiapan Menghadapi Proses Persalinan Di Naga Swidak Pembina
Palembang”.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengetahuan menghadapi proses persalinan sebelum
diberikan edukasi pada ibu primigravida yang mengikuti kelas prenatal.
b. Untuk mengetahui kesiapan menghadapi proses persalinan sebelum
diberikan edukasi pada ibu primigravida yang mengikuti kelas prenatal.
c. Untuk mengetahui pengetahuan menghadapi proses persalinan setelah
diberikan edukasi pada ibu primigravida yang mengikuti kelas prenatal.
d. Untuk mengetahui kesiapan menghadapi proses persalinan setelah
diberikan edukasi pada ibu primigravida yang mengikuti kelas prenatal.

D. Ruang Lingkup
Penelitian ini termasuk dalam area Keperawatan Maternitas yang
dilaksanakan untuk mengetahui “Pengaruh Edukasi Pada Ibu Primigravida
Yang Mengikuti Kelas Prenatal Terhadap Pengetahuan dan Kesiapan
Menghadapi Proses Persalinan di Puskesmas Naga Swidak Palembang”.
Variabel dalam penelitian ini adalah pengaruh edukasi pada ibu
primigravida yang mengikuti kelas prenatal sebagai Variabel Independen
Pengetahuan dan Kesiapan menghadapi proses persalinan sebagai Variabel
Dependen. Populasi dalam penelitian ini adalah Ibu Primigarvida Trimester III
6

yang mengikuti kelas Prenatal di Puskesmas Naga Swidak Palembang


Penelitian ini dilakukan pada tahun 2020. Instrumen dalam penelitian ini
adalah lembaran kuisioner pengetahuan tentang proses persalinan dan
kuisioner kesiapan menghadapi proses persalinan.

E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber data dan informasi
mengenai pengaruh edukasi untuk meningkatkan pengetahuan dan
kesiapan menghadapi proses persalinan pada ibu primigravida yang
mengikuti kelas prenatal di Puskesmas Naga Swidak Palembang.
b. Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan, wawasan dan
kesiapan bagi ibu primigravida menghadapi proses persalinan. Serta
dapat memberikan pengertian dan pemahaman kepada ibu
primigravida tentang proses persalinan, sehingga dapat
mempersiapkan diri dengan nyaman dan tenang saat proses persalinan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Bagi Peneliti dapat memperoleh ilmu pengetahuan mengenai
pemahaman dan upaya meningkatkan pencegahan masalah kesehatan
ibu dan anak (KIA).
b. Bagi Puskemas
Bagi Puskemas sebagai bahan untuk meningkatkan program
pemberian layanan edukasi yang dilakukan pada kelas prenatal bagi
ibu hamil untuk memberikan informasi yang terkait dengan proses
persalinan, kebutuhan bagi ibu bersalin, dan faktor-faktor lain yang
dapat memberikan pengetahuan dan kesiapan yang baik pada ibu
trimester III, agar persalinan berjalan dengan baik.
c. Bagi STIKes Muhammadiyah Palembang
Bagi Institusi dapat dijadikan sebagai bahan ajar khususnya dalam
keperawatan maternitas dalam mengetahui pengaruh edukasi pada ibu
7

primigravida yang mengikuti kelas prenatal terhadap pengetahuan dan


kesiapan menghadapi proses persalinan di Puskesmas Naga Swidak
Palembang.
d. Bagi ibu hamil
Bagi ibu hamil diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi
yang berguna yang di dapatkan dari edukasi yang diberikan dan dapat
menambah pengetahuan dan kesiapan untuk menghadapi proses
persalinan.

F. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian


No Judul Penulis Tahun Metodologi Hasil Persamaan Perbedaan
1. Pengaruh Sorongan 2015 1. Desain: ada pengaruh 1. Sama-sama 1. Pada penelitian
Pelaksanaan Lucia, Quasi pelaksanaan tidak variabel
Kelas Atik Eksperime kelas prenatal menggunak dependennya
prenatal Purwand nt dengan terhadap an pengetahuan dan
Terhadap ari, dan one- pengetahuan kelompok kesiapan
Pengetahuan Ellen Group tentang kontrol sedangkan
Tentang Pesak Pretest- persiapan dalam penelitian
Persiapan Postest persalinan di ini variabel
Persalina 2. Uji t Puskesmas hanya
berpasang Tanoyan pengetahuan
an Kecamatan 2. Pada penelitian
(Paired t- Lolayan variabel
test) Kabupaten independennya
Bolaang edukasi
Mongondow. sedangkan
pre-test adalah dalam penelitian
43,83 dan ini variabel
setelah independen nya
pelaksanaan kelas hamil
kelas prenatal 3. Jumlah populasi
48,47 (post- dan sampel
test), adanya penelitian
perbedaan yang 4. Responden
bermakna 5. Waktu dan
(p=0,000 < α tempat
0,05). penelitian yang
berbeda

2. pengaruh Yadul 2018 1. Desai Ada pengaruh 1. Sama-sama 1. Pada penelitian


kelas Ulya dan n: Quasi kelas prenatal tidak variabel
prenatal Sulisia Eksperiment terhadap menggunak dependennya
terhadap idyawati dengan one- pengetahuan an pengetahuan
8

No Judul Penulis Tahun Metodologi Hasil Persamaan Perbedaan


pengetahuan Group dan sikap ibu kelompok dan kesiapan
dan sikap Pretest- hamil tentang kontrol sedangkan
ibu hamil Postest persiapan dalam
tentang 2. Uji t persalinan di penelitian ini
persiapan berpasangan Desa Sesela variabel hanya
persalinan (Paired t- Wilayah Kerja pengetahua dan
test) Puskesmas sikap
3. Anali Gunung Sari 2. Pada penelitian
sis data: Kabupaten variabel
univariat dan Lombok Barat independennya
bivariat. pre test adalah edukasi
39,83 dan sedangkan
setelah dalam
pelaksanaan penelitian ini
kelas prenatal variabel
72,33 (post independen nya
test), adanya kelas hamil
perbedaan yang 3. Jumlah
bermakna populasi dan
(p=0,000 < α sampel
0,05). penelitian
Sedangkan nilai 4. Responden
rerata sikap 5. Waktu dan
berdasarkan tempat
kelas prenatal penelitian yang
pretest adalah berbeda
50,53 dan
setelah
pelaksanaan
kelas prenatal
72,03, adanya
perbedaan yang
bermakna
(p=0,000 < α
0,05).
9

No Judul Penulis Tahun Metodologi Hasil Persamaan Perbedaan


3 Paket Riski 2018 1. Desain: Ada pengaruh 1. Sama-sama 1. Pada penelitian
pendidikan Oktafia, Quasi Paket menggunak variabel
kesehatan Setyowat Eksperiment pendidikan an variabel dependennya
untuk i,dan dengan two- kesehatan untuk independen pengetahuan
meningkatka Dewi Group meningkatkan pendidikan dan kesiapan
n kesiapan Gayantri Pretest- kesiapan ibu kesehatan sedangkan
ibu hamil Postest hamil resiko atau dalam
resiko tinggi 2. Uji t tinggi dalam edukasi. penelitian ini
dalam berpasangan menghadapi variabel hanya
menghadapi (Paired t- persalinan. Pada kesiapan
persalinan test) kelompok 2. Pada penelitian
3. Quota intervensi menggunakan
Sampling Pretest (48,6) one grup pre-
dan Posttest post test
(59,6) nilai sedangkan
signifikan p= pada penelitian
0,001, ini
sedangkan pada menggunakan
kelompok two grup pre-
kontrok pretest post test
(48,1) dan 3. Jumlah
posttest (48,7) populasi dan
tidak signifikan sampel
p=0,58. penelitian
4. Responden
Waktu dan
tempat
penelitian yang
berbeda.
5. Pada penelitian
menggunakan
purposive
sampling
sedangkan pada
penelitian ini
menggunakan
Quota
Sampling
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kehamilan
1. Pengertian
Kehamilan adalah hasil dari pertemuan sperma dan sel telur.
Dalam prosesnya, perjalanan sperma untuk menemui sel tulur (ovum)
betul-betul perjuangan. Dari sekitar 20-40 juta sperma yang dikeluarkan,
hanya sedikit yang survive dan berhasil mencapai tempat sel telur. Dari
jumlah yang sudah sedikit itu. Cuma 1 sperma saja yang bisa membuahi
sel telur (Mirza, 2008).
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila
dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan
berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut
kalender internasional. Kehamilan terbagi menjadi 3 trimester, dimana
trimester satu berlangsung 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu
ke 13-ke 27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke 18- ke 40)
(Saifuddin, 2009).

2. Tanda-tanda Kehamilan
Tanda-tanda kehamilan adalah sebagai berikut :
a. Gejala Kehamilan (dugaan kehamilan)
Menurut Yuliani, et al (2017), gejala kehamilan adalah sebagai
berikut: Tidak haid, Mengidam, Tidak nafsu makan (anoreksia), Mual-
muntah, Payudara membesar, erasa tegang, kesemutan, teraba benjolan
dan pembesaran puting, Sering kencing, Pingsan., Kelelahan, Aerola
dan puting menjadi lebih gelap., Mucul tuberkel/folikel montgomery,
Peningkatan suhu basal, padahl tidak ada infeksi, Keluar kolostrum,
Epulis, Konstipasi, Hipersalivasi, Quickening (gerakan janin yang
pertama, biasanya mulai usia 16 minggu), Pigmentasi kulit seperti

10
1
11

kloasma, Striae pada perut dan payudara linea nigra, vaskular spider,
eritema palmar.

b. Tanda tidak pasti kehamilan (kemungkinan hamil)


Menurut Yuliani, et al (2017), menyatakan bahwa tanda tidak
pasti kehamilan adalah sebagai berikut Pembesaran abdomen, Palpasi
batas-batas janin, Ballotement, Tanda piskacek, Tanda hegar (istimus
menjadi lunak), Tanda chadwick (warna kebiruan pada dinding vagina
akibat hipervaskularisasi), Tanda goodel, Craxton hicks, Tes
kehamilan positif menggunakan pendeteksi kadar HCG (hormon
glikoprotein).

c. Tanda pasti kehamilan (positif hamil)


Menurut Pantiawati dan Saryono (2010), tanda pasti kehamilan
sebagai berikut :
1) Denyut Jantung Janin (DJJ)
Dapat di dengar dengan stetoskop pada minggu ke 17-18,
sedangkan dengan stetoskop ultrasonik (Doppler) DJJ dapat di
dengar sekitar minggu ke 12.
2) Palpasi
Biasanya menjadi jelas setelah minggu ke-22. Gerakan janin dapat
dirasakan dengan jelas setelah minggu ke-24.

3. Perubahan Selama Kehamilan


Menurut Walyani (2015) ada beberapa perubahan yang terjadi pada
setiap trimester kehamilan, yaitu :
a. Trimester satu (0-12 minggu)
Wanita hamil mereka merasa sangat lelah dan kurang
bertenanga di masa 1-2 bulan awal kehamilan mereka. Mereka terlihat
lebih lesu dan kurang bersemangat. Pada fase ini tubuh ibu bekerja
keras dan sistem dalam tubuh berusaha membiasakan diri dengan
12

peningkatan hormon progesteron. Mereka lebih sering menggunakan


waktu untuk sering beristirahat.
Gejala mual-mual sering muncul pada fase ini. Gejala lain di
antaranya produksi air liur berlebihan, sering buang air kecil,
perubahan suasana hati, cepat marah, timbul jerawat, perut kembung,
dan ngidam. Puting susu mulai membesar dan areola juga lebih besar
dan lebih gelap untuk mempersiapkan ASI untuk buah hatinya nanti.
Pada beberapa wanita hamil timbul gejala sakit kepala. Hal ini
diindikasikan sebagai gangguan kadar gula darah renda. Ada juga
kondisi berkurangnya aliran darah ke otak. Selama trimester pertama
ini biasanya ibu hamil akan mengalami kenaikan berat badan sekitar 1-
3 kg.
Untuk calon ibu hamil di atas 35 tahun, resiko keguguran lebih
tinggi karena adanya kelainan kromosom. Sehingga perlu pemeriksaan
lebih lanjut dengan USG untuk memastikan gejala down syndrome
atau tidak.
b. Trimester dua (13-25 minggu)
Ini merupakan fase terbaik bagi ibu hamil, ibu akan merasa
lebih sehat, adanya peningkatan dorongan seks, dan perubahan bentuk
tubuh yang lebih berisi. Pada fase perubahan saat hamil ini, upayakan
ibu terbebasdari rasa lelah, mual dan morning sickness. Jika masih ada
keluhan, konsultasikan dengan dokter kandungan atau bidan. Mungkin
ibu akan diberikan tambahan asupan vitamin B6.
Ketidaknyamanan lain berupa kulit kering di sekitar perut.
Jangan menggaruknya agar tidak menyisakan acretch mark. Oleskan
body lotion menggunakan body butter yang mengandung vitamin E.
Hal ini untuk menjaga elastisitas kulit perut yang semakin
mengembang. Keluhan sakit perut dan kembung serta sering buang gas
juga banyak di rasakan sebagai perubahan saat hamil pada masa ini.
Sesak napas, mulas, pembengkakan kaki juga mungkin menjadi salah
satu keluhan ibu hamil.
13

c. Trimester tiga (26-40 minggu)


Ibu hamil terus mengalami kenaikan berat badan sekitar 2 pon
per minggu hingga minggu ke-36 atau ke-37. Janin dalam rahim
mengalami kenaikan ¼ dari berat badan semula. Kenaikan berat badan
normal berkisar antara 10-12 kg. Kondisi perut yang
semakinmembesar, mempengaruhi keseimbangan tubuh ibu hamil.
Biasanya akan mengalami keluhan sakit punggung, kaki bengkak,
vaises, sakit di pangkal paha, sesak napas dan kelelahan. Jika ibu hamil
bisa rileks, istirahat cukup, melakukan latihan ringan,memakai baju
dan alas kaki yang nyaman perlu anda perhatikan.
Hindari banyak minum di malam hari untuk mengurangi
gangguan tidur. Pada minggu ke-36, persiapkan semua kebutuhan dan
susunlah rencana persalinan. Siapkan satu tas khusus berisi pakaian
dan perlengkapan ibu dan bayi. Selama periode peregangan di akhir
masa hamil, ibu akan mengalami peningkatan jumla kontraksi.
Payudara juga mengalami perubahan saat hamil yang pesatdan telah
berproses persiapan akhir untuk menyesui. Pada beberapa wanita
bahkan air susu sudah keluar sebelum proses persalinan.

B. Persalinan
1. Pengertian
Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal.
Persalinan merupakan proses pergerakan keluarnya janin, plasenta, dan membran
dari dalam rahim melalui jalan lahir. Proses ini berawal dari pembukaan dan
dilatasi serviks sebagai akibat kontraksi uterus dengan frekuensi, durasi, dan
kekuatan yang teratur. Mula-mula kekuatan yang muncul kecil, kemudian terus
meningkat sampai pada puncaknya pembukaan serviks lengkap sehingga siap
untuk pengeluaran janin dari rahim ibu. Persalinan normal adalah proses lahirnya
bayi pada letak belakang kepala dengan tenaga ibu sendiri tanpa bantuan alat-alat
serta tidak melukai ibu dan bayi, umumnya berlangsung kurang dari 24 jam.
Persalinan normal dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan
14

cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit (Rohani, et al


(2011).

2. Proses Terjadinya Persalinan


Sebab yang mendasari terjadinya partus secara teoritis masih
merupakan kumpulan teoritis yang kompleks teori yang turut memberikan
andil dalam proses terjadinya persalinan antara lain: (1) Teori
kerenggangan: otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas
tertentu. Setelah melewati batas tersebut terjadi kontraksi sehingga
persalinan dimulai. (2) Teori penurunan progesteron: Progesteron menurun
menjadikan otot rahim sensitif sehingga menimbulkan his atau kontraksi.
(3) Teori oksitosin: Pada akhir kehamilan kadar oksitosin bertambah
sehingga dapat mengakibatkan his. (4) Teori pengaruh prostaglandin:
Pemberian prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot
rahim sehingga hasil konsepsi dikeluarkan. (5) Teori plasenta menjadi tua:
dengan bertambahnya usia kehamilan, plasenta menjadi tua dan
menyebabkan villi corialis mengalami perubahan sehingga kadar
esterogen dan progesteron turun. Hal ini menimbulkan kekejangan
pembuluh darah dan menyebabkan kontraksi rahim. (6) Teori distensi
rahim: keadaan uterus yang terus membesar dan menjadi tegang
mengakibatkan iskemia otot- otot uterus sehingga mengganggu sirkulasi
uteroplasenter. (7) Teori berkurangnya nutrisi: bila nutrisi pada janin
berkurang, maka hasil konsepsi akan segera dikeluarkan (Asrinah,et al,
2010).

3. Lamanya Persalinan
Lamanya persalinan tentu berlainan bagi primigravida dan
multigravida, untuk primigravida kala I: 12,5 jam, Kala II: 80 menit, kala
III: 10 menit, kala IV: 14 jam sedangkan multigravida kala I: 7 jam 20
menit, kala II: 30 menit, kala III: 10 menit, kala IV: 8 jam. Pembukaan
serviks terbagi 2 fase: fase laten: pada fase ini pembukaan sangat lambat
dari 0-3 cm, fase aktif: pada fase aktif pembukaan lebih cepat, fase ini
15

dapat dibagi lagi dalam: fase akselerasi : dari pembukaan 3 cm – 4 cm


yang dicapai dalam 2 jam, fase dilatasi maksimal : dari pembukaan 4 cm-
9 cm yang dicapai dalam 2 jam, fase deselerasi : dari pembukaan 9 cm –
10 cm selama 2 jam (Rukiyah, et. al,2009).

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan


Menurut Asrinah, et al (2010), ada beberapa faktor yang
mempengaruhi persalinan adalah diantaranya sebagai berikut:
a. Faktor Power, power adalah tenaga atau kekuatan yang mendorong
janin keluar. Kekuatan tersebut meliputi his, kontraksi otot-otot perut,
kontraksi diafragma dan aksi dari ligamen, dengan kerjasama yang
baik dan sempurna dan tenaga mengejan.
b. Faktor Passager, yaitu faktor janin, yang meliputi sikap janin, letak,
presentasi, bagian terbawah, dan posisi janin.
c. Faktor Passage (jalan lahir), dibagi menjadi: (a) Bagian keras: tulang-
tulang panggul (rangka panggul), (b) Bagian lunak: otot-otot,
jaringanjaringan dan ligamen-ligamen.
d. Faktor psikologi ibu, keadaan psikologi ibu memengaruhi proses
persalinan. Dukungan mental berdampak positif bagi keadaan psikis
ibu, yang berpengaruh pada kelancaran proses persalinan.
e. Faktor penolong, dengan pengetahuan dan kompetensi yang baik yang
dimiliki penolong, diharapkan kesalahan atau malpraktik dalam
memberikan asuhan tidak terjadi sehingga memperlancar proses
persalinan.

5. Tanda-tanda Persalinan
Menurut aprilia (2011), tanda-tanda persalinan meliputi :
a. Tanda persalinan sudah dekat
1) Terjadinya lightening
Yaitu kepala memasuki PAP, pada primigravida akan terjadi
lighitiing menjelang minggu ke-36. Lighting menyebabkan : terasa
ringan di bagian atas dan terasa sesaknya berkurang, bagian bawah
16

terasa sesak, terjadi kesulitan saat berjalan dan sering miksi.


2) Terjadinya his pemula
Sifat his pemula atau palsu adalah rasa nyeri ringan dibagian
bawah, datangnya tidak teratur dan durasinya pendek, tidak ada
perubahan pada serviks dan tidak bertambah bila beraktivitas.
b. Tanda pasti persalinan
Terjadi his persalinan yang sifatnya :
1) Teratur, interval makin pendek, kekuatan makin bertambah jika
beraktivitas dan mempunyai pengaruh pada perubahan serviks.
2) Pinggang terasa sakit dan mejalar ke depan.
3) Keluar lendir darah serta cairan ketuban.

6. Bentuk-bentuk Persalinan
Menurut Harianto (2010), ada macam-macam bentuk persalinan
adalah sebagai berikut :
a. Persalinan Normal
Proses pengeluaran yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (32-42
minggu). Lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang
berlangsung dalam 18-24 jam tanpa komplikasi baik ibu maupun janin.
b. Persalinan Spontan
Persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui
jalan lahir.
c. Persalinan Buatan
Persalinan yang dibantu dengan tenaga dari luar, misalnya ekstrasi
dengan forceps atau dilakukan section caesaria.
d. Persalinan Anjuran
Persalinan yang tidak dimulai dengan sendirinya tetapi baru
berlangsung setelah pemecahan ketuban, pemebrian potocin atau
prostaglandin.
17

7. Tahapan Persalinan
Menurut Hidayat dan Sujianti (2010), ada 4 tahapan persalinan
adalah sebagai berikut :
a. kala I atau kala pembukaan dimulai dari adanya his yang adekuat
sampai pembukaan lengkap. Kala I dibagi 2 fase : fase laten (Ø seviks
1-3 cm – dibawah 4 cm) membutuhkan waktu 8 jam, fase aktif (Ø
serviks 4-10cm / lengkap), membutuhkan waktu 6 jam.
b. Kala II/kala pengeluaran : dari pembukaan lengkap sampai lahirnya
bayi. Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan satu jam
pada multi.
c. Kala III/kala uri : dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya
plasenta, yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit.
d. Kala IV/kala pengawasan : kala IV dumlai dari saat lahirnya plasenta
sampai 2 jam pertama post patrum.

C. Konsep Edukasi
1. Pengertian
Edukasi merupakan serangkaian upaya yang ditunjukan untuk
mempengaruhi orang lain mulai dari individu, kelompok, keluarga dan
masyarakat agar dapat meningkatkan terlaksananya hidup sehat seperti
yang diharapkan oleh pelaku pemberi informasi kesehatan (Fitriani, 2011).
Pendekatan edukasi merupakan pendekatan yang paling cocok
terhadap upaya pemecahan masalah kesehatan masyarakat melalui faktor
perilaku. Hal ini dikarenakan tindakan seseorang dalam pemeliharaan
kesehatan yang dihasilkan oleh edukasi didasarkan kepada pengetahuan
dan kesadarannya melalui proses pembelajarannya sehingga perilaku
tersebut diharapkan berlangsung lama (long lasting) dan menetap karena
didasari oleh kesadaran (Mardalena, 2012).
18

2. Tujuan Edukasi Kesehatan


Menurut Mubarak (2009) ada beberapa tujuan dari edukasi yaitu
agar sesorang mampu untuk :
a. Menetapkan masalah dan kebutuhan mereka sendiri
b. Memahami apa yang dapat mereka lakukan terhadap masalah dengan
sumber daya yang ada pada mereka ditambah dengan dukungan dari
luar.
Sedangkan tujuan utama edukasi kesehatan menurut UU kesehatan
No.23 tahun 1992 adalah meningkatkan kemampuan masyarakat untuk
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan baik secara fisik, mental
dan sosialnya sehingga produktif secara ekonomi maupun sosial (BKKBN,
2012).

3. Metode Edukasi
Menurut Windasari (2014) ada beberapa metode dalam
memberikan edukasi, yaitu :
a. Metode Ceramah
Cerama adalah pidato yang disampaikan oleh seseorang pembicara
dedepan sekelompok pengunjung.
b. Metode Diskusi Kelompok
Diskusi kelompok adalah percakapan yang direncanakan atau
dipersiapkan di antara tiga orang atau lebih tentang topik tertentu
dengan seorang pemimpin.
c. Metode Panel
Panel adalah pembicaraan yangsudah direncanakan di depan
pengunjung tentang sebuah topik dan diperlukan tigserta diperlukan
tiga panelis atau lebih serta diperlukan seorang pemimpin.
d. Metode Forum Panel
Forum panel adalah yang di dalamnya individu ikut berpartisipasi
dalam diskusi.
19

e. Metode Permainan Peran


Permainan persan adalah pemeran sebuah situasi dalam kehidupan
dengan tanpa diadakannya latihan, dilakukan oleh kelompok.
f. Metode Symposium
Symposium adalah serangkaian pidato pendek di depan pengunjung
dengan seorang pemimpin. Pidato tersebut mengemukakakn aspek-
aspek yang berbeda dari topik tertentu.
g. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode pembelajaran yang menyajikan
prosedur atau tugs, cara menggunakan alat, dan cara berinteraksi.
Demonstrasi dapat dilakukan secara lansung atau menggunakan
media, seperti radio dan film.
Setelah dilakukan edukasi, untuk menilai apakah edukasi yang
diberikan berhasil atau tidak maka dilakukan evaluasi. Menurut Aisyah
(2010) menyatakan beberapa metode evaluasi, yaitu :
a. Observasi langsung
Melihat atau mengobservasi tindakan yang dilakukan oleh sasaran
terkait degan edukasi yang diberikan.
b. Catatan pasien atau observasi
Setiap kemajuan yang terjadi oleh sasaran terkait catatan sehingga
perawat dapat menilai apakah edukasi yang telah diberikan berhasil
atau tidak.
c. Laporan pasien
Laporan pasien dan keluarganyan dapat digunakan sebagai sumber
walaupun objektivitasnya dipertanyakan.
d. Test
Test dilakukan sebelum dan sesudah diberikan edukasi untuk
mengetahui kemajuan sasaran secara kognitif.
e. Wawancara dan pembagian kuisioner
20

Pasein atau keluarganya di wawacara untuk mengkaji harapan, opini,


dan tingkat pengethuannya.
4. Sasaran Edukasi
Mubarak (2009) mengemukakan bahwa sasaran edukasi dibagi
menjadi tiga kelompok sasaran, yaitu :
a. Sasaran Primer (Primary Target)
Sasaran langsung pada masyarakat sebagai upaya memberikasi
edukasi/promosi kesehatan.
b. Sasaran Sekunder (Secondary Target)
Sasaran pada tokoh masyarakat adat, diharapkan kelompok ini pada
umumnya akan memberikan edukasi pada masyarakat disekiarnya.
c. Sasaran Tersier (Tersiery Target)
Sasaran pada pembuat keputusan atau penentu kebijakan baik ditingkat
pusat maupun ditingkat daerah, diharapkan dengan keptusan dari
kelompok ini akan berdampak pada perilaku kelompok sasaran
sekunder yang kemudian pada kelompok primer.

5. Media Edukasi
Ada beberapa bentuk media edukasi kesehatan antara lain
(Notoadmojo, 2012) :
a. Berdasarkan stimulasi indra
1) Alat bantu lihat (visual aid) yang berguna dalam membantu
menstimulasi indra pengihatan
2) Alat bantu dengar (audio aids) yakni alat yang dapat membantu
untuk menstimulasi indra pendengaran pada waktu penyampaian
bahan pedukasi/pendidikan.
3) Alat bantu lihat-dengar (audio visual aid)
b. Berdasarkan pembuatannya
1) Alat peraga atau media yang rumit, seperti film, film strip, slide,
dan sebagainya yang memerlukan listrik dan proyektor.
21

2) Alat peraga sederhana yang mudah dibuat sendiri dengan bahan-


bahan setempat.

c. Berdasarkan fungsinya sebagai penyalur media kesehatan


1) Media cetak
Leaflet, Booklet, Flyer (selembaran), Flip chart (lembar balik),
rubrik (tulisan-tulisa surat kabar), poster, dan foto.
2) Media Elektronik
Vidio, film strip dan slide.

D. Konsep Pengetahuan
1. Pengertian
Menurut Notoatmodjo (2012) pengetahuan merupakan hasil dari
tahu dan diperoleh setelah seseorang melakukan pengindraan terhadap
suatu objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh
melalui mata dan telinga. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia,
yakni: indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba.

2. Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan


Menurut Notoadmojo (2012) ada beberapa faktor yang
mempengaruhi pengetahuan seseorang yaitu :
a. Pendidikan
Pendidikan beraati bimbingan yang diberikan seseorang pada orang
lain terhadap sesuatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat
dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah
pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak
pula pengetahun yang dimilikinya. Sebaliknya jika seseorang tingkat
pendidikannya rendah, akan menghambat perkembangan sikap
seseorang terhadappenerimaan informasi dan nilai-nilai baru
diperkenalkan.
b. Pekerjaan
22

Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh


pengalamn dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak
langsung.
c. Umur
Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubhan pada
aspek fisik dan psikologis. Pertumbuhan pada fisik secara gars besar
ada 4 kategori pertumbuhan. Pertama, perubahan ukuran. Kedua,
perubahan proposi. Ketiga, hilangnya ciri-ciri lama. Keempat,
timbulnya ciri-ciri baru. Ini terjadi akibat pematangan fungsi organ.
Pada aspek psikologis atau mental taraf berfikir seseorang semakin
matang dan dewasa.
d. Minat
Sebagai sesuatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap
sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni
suatu hal dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih
mendalam.
e. Pengalaman
Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami dalam
berinteraksi dengan lingkungannya. Ada kecenderungan pengalaman
yang kurang baik seseorang akan melupakan, namun jika pengalaman
terhadap objek tersebut menyenangkan maka secara psikologis akan
timbul kesan sangat mendalam dan membekas dalam emosi
kejiwaannya, dan akhirnya dapat pula membentuk sikap positif dalam
kehidupannya.
f. Kebudayaan lingkungan sekitar
Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh
besar terhadap pembentukan sikap kita. Apabila dalam suatu wilaya
mempunyai budaya untuk menjaga kebersihan lingkungan maka
sangat mungkin masyarakat sekitanya mempunyai sikap untuk selalu
menjaga kebersihan lingkungan, karena lingkungan sangat
berpengaruh dalam sikap, priba, atu sikap seseorang.
23

g. Informasi
Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat membantu
mempercepat seeorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru.
3. Tingkatan Pengetahuan di Dalam Domain Kognitif
Menurut Notoatmodjo (2012) pengetahuan yang tercakup dalam
domain kognitif mempunyai enam tingkatan, yaitu:
a. Tahu (Know)
Tahu merupakan suatu upaya untuk mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini
adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dan seluruh
bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab
itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata
kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari
antara lain dapat menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan,
menyatakan, dan sebagainya. Contoh: dapat menyebutkan tanda-tanda
persalinan, apa saja yan harus disiapkan saat menghadapi persalinan.
b. Memahami (Comprehension)
Memahami merupakan suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah
paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,
menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya
terhadap objek yang dipelajari. Misalnya dapat menjelaskan mengapa
harus mempersiapkan persalinan.
c. Aplikasi (Aplication)
Aplikasi merupakan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).
Aplikasi disini merupakan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-
hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau
situasi yang lain. Misalnya dapat mengaplikasi ilmu atau materi yang
24

telah dipelajari tentang pengetahuan dan kesiapan menghadapi


persalinan.

d. Analisis (Analysis)
Analisis merupakan suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam
satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
Kemampuan analisis ini dapat menggambarkan (membuat bagan),
membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.
e. Sintesis (Synthesis)
Sintesis merupakan suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan
yang baru. Dengan kata lain sintesis merupakan suatu kemampuan
untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.
Misalnya, dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan,
dapat menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau
rumusan-rumusan yang telah ada.
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi merupakan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu
didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau
menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Misalnya, dapat
meningkatkan pengetahuan dan kesiapan yang setelah dilakukannya
edukasi.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau
angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek
penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui
atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas.

4. Pengetahuan tentang persalinan


25

Pengetahuan persalinan merupakan hasil tahu dari ibu hamil


mengenai asuhan keperawatan yang bersangkutan dengan persiapan
persainan yang terdiri dari pengertian persalinan, waktu persalinan, tanda-
tanda persalinan, proses, dan lama persalinan (Naha & Sri handayani
2018).

E. Konsep Kesiapan
1. Pengertian
Menurut Dalyono Slameto (2010) kesiapan adalah keseluruhan
kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberikan respon atau
jawaban tentang sesuatu dalam kondisi tertentu. Penyesuaian kondisi akan
berpengaruh dan memiliki kecenderungan seseorang terhadap responya
tentang sesuatu.
Kesiapan persalinan adalah segala sesuatu yang disiapkan untuk
menyambut kelahiran anak oleh ibu hamil meliputi kesiapan fisik,
kesiapan mental, dan kesiapan emosional (Slameto, 2013).

2. Faktor Yang Mempengaruhi Kesiapan


Menurut Notoadmodjo (2007) terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi kesiapan, yaitu :
a. Tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan dapat mempengaruhi cara berpikir dan cara
pandang ibu tentang persiapan persalinan kurang, misalnya tentang
pemilihan tempat persalinan, penolong persalinan.
b. Paritas
Paritas akan mempengaruhi ibu dalam mempersiapkan persalinan, ibu
yang sudah mempunyai pengalaman melahirkan akan lebih tahu dan
paham tntang peralatan dan persiapan lain yang di perlukan dalam
persalinan.
c. Status pekerjaan
26

Status pekerjaan dan sosial ekonomi akan mempengaruhi daya beli


keluarga, misalnya perlengkapan ibu dan bayi, tempat persalinan dan
dana yang disiapkan.

d. Sosial budaya
Sosial budaya seperti orang jawa yang meyakini tidak baik
mempersiapkan persalinan sebelum bayi lahir yang disebut dengan
pamali.
e. Dukungan keluarga
Dukungan keluarga dan kurangnya ibu dalam melakukan pemeriksaan
kehamilan juga akan mempengaruhi sikap ibu dalam mempersiapkan
persalinannya.

3. Komponen Penting Dalam Menghadapi Persalinan


Menurut Pantiawati dan Saryono (2010) komponen penting dalam
menghadapi persalinan adalah sebagai berikut :
a. Membuat rencana persalinan, meliputi :
1) Tempat persalinan.
2) Memilih tenaga kesehatan terlatih.
3) Bagaimana cara menghubungi tenaga kesehatan.
4) Bagaimana transportasi yang bisa digunakan untuk ke tempat
persalinan.
b. Siapa yang menemani persalinan
1) Berapa biaya yang dibutuhkan, dan bagaimana cara
mengumpulkannya.
2) Siapa yang akan menjaga keluarga nya jika ibu melahirkan.
c. Membuat rencana pembuatan keputusan jika kegawat daruratan pada
saat pembuatan keputusan utama tidak ada
a) Siapa pembuat keputusan utama dalam keluarga.
b) Siapa yang akan membuat keputusan jika pembuat
keputusan utama tidak ada saat kejadian kegawat daruratan.
27

d. Mempersiapkan transportasi jika terjadi kegawat daruratan


1) Dimana ibu akan melahirkan.
2) Bagaimana cara menjangkaunya.
3) Kemana ibu mau dirujuk.
4) Bagaimana cara menjcari donor darah.
e. Membuat rencana atau pola menabung/ tabungan ibu bersalin
(Tabulin)
f. Mempersiapkan barang-barang keperluan ibu dan janin yang
diperlukan untuk persalinan.

4. Persiapan Fisik Dalam Menghadapi Persalinan


Menurut Kusmiyati, et al (2009) persiapan fisik hamil meliputi :
a. Nutrisi dalam kehamilan
Pada saat hamil ibu hamil harus makan-makanan yang mengandung
nilai gizi yang bermutu tinggi meskipun tidak berarti makanan yang
mahal harganya. Gizi pada saat hamil harus mencukupi hingga 300
kalori perhari, ibu hamil seharusnya mengkonsumsi makanan yang
mengandung protein, zat besi, dan minum cukup 8-10 gelas setiap
hari.
b. Oksigen
Kebutuhan oksigen adalah kebutuhan utama setiap manusia termasuk
juga ibu hamil. Berbagai gangguan pernapasan bis aterjadi pada saat
hamil sehingga akan menggangu pemenuhan kebutuhan oksigen pada
ibu yang akan mempengaruhi bayi dalam kandungannya. Untuk
mencegah hal tersebut maka ibu hamil perlu melakukan latihan nafas
melalui senam hamil, tidur dengan bantal yang tinggi, makan tidak
terlalu banyak, kurangi atau hentikan merokok, konsul ke dokter jika
memiliki gangguan pernafasan seperti asma dan lain-lain.
c. Personal hygiene
Kebersihan harus sangat dijaga selama masa kehamilan. Mandi
dianjurkan sadikitnya dua kai sehari karena ibu hamil cenderung lebih
28

banyak mengeluarkan keringat. Menjaga kebersihan diri terutama


pada lipatan kulit (ketiak, bawah payudara, dan daerah genitalia)
dengan cara di bersihkan dengan menggunakan air bersih kemudian
dikeringkan. Agar tehindar dari resiko infeksi kebersihan genitalia
harus selalu dijaga dengan cara membersihkan alat kelamin dengan
benar menggunakan tisue kering atau handuk bersih dengan gerakan
dari depan kebelakang setiap kali selesai berkemih atau buang air
besar. Kebersihan gigi dan mulut juga harus mendapat perhatian
karena mudah sekali gigi berlubang yang menjadi sarang bakteri,
terutama pada ibu yang kekurangan kalsium. Rasa mual dan muntah
dapay mengakibatkan perburukan hygine mulut dan dapat
menyebabkan kries gigi.
d. Pakaian selama kehamilan
Pada dasarnya apa saja yang di kenakan oleh ibu hamil haruslah yang
longgar, mudah dipakai, dan bahan yang mudah menyerap keringat.
Memakai BH yang dapat menopang payudara untuk mengurangi rasa
tidak enak akibat pembesaran payudara selama hamil.
e. Seksualitas
Selama kehamilan berjalan normal, koitus diperbolehkan sampai
akhir kelamin . beberapa ahli berpendapat sebaiknya tidak lagi
berhubungan seks selami 14 hari menjelang kelahiran. Kontinuitas
tidak diperbolehkan apabila terdapat pendarahan pervagina, terdapat
riwayat abortus berulang, abortus/partus prematurus imminens,
ketuban pecah, serviks telah membuka.
f. Mobilitas dan body mekanik
Ibu hmil boleh melakukan kegiatan atau aktivitas fisik biasa selama
tidak terlalu melelahkan. Ibu hamil dapat melakukan pekerjaan seperti
menyapu, mengepel, masak, mengajar. Semua oekerjaan tersebut
harus sesuai dengan kemampuan ibu hamil tetapi harus tetap
mempunyai cukup waktu untuk istirahat.
g. Exercise (senam hamil)
29

Ibu hamil perlu menjaga kesehata tubuhnya dengan berjalan-jalan di


pagi hari, renag, olahraha ringan dan senam hamil.

5. Persiapan Mental Dalam Menghadapi Persalinan


Menurut Aprilia (2013) ada beberapa persiapan mental dalam
menghadapi persalinan adalah sebagai berikut :
a. Pikiran awal/pemula (Beginner’s Mind)
Pikiran awal atau pemula hampir sama dengan pikiran tidak tahu atau
“don’t Know Mind” . pikiran awal membuat ibu hamil lebih siap
menghadapi segala kemungkinan yang bisa saja terjadi dalam
persalinan nanti, dimana dalam pikiran ini ibu dapat menyadari
harapan dan harapan ibu akan proses persalinan tanpa harus terpaku
kaku dengan harapan-harapan tersebut, apalagi terobsesi. Dalam arti
bahwa ketika ibu sudah mempesiapkan segalanya dengan sebaik-
baiknya maka saat persalinan adalah waktunya untuk pasrah, iklas
dan tenang.
b. Tidak Menghakimi (Non-udging)
Apa yang ibu hamil pikirkan seringkali merupakan reaksi dari
pengalaman hidup masa lalu. Ibu hamil bisa saja dengan mudah dan
cepat menilai sesuatu apakah itu sebagai hal yang baik atau buruk
ketika ibu hamil menemukan hal yang menyenangkan atau
menyakitkan.
Ketika pemikiran tentang penghakiman atau penilaian tersebut terus
ada dalam hati dan pikiran ibu hamil, maka hal ini akan sangat
berdampak hingga proses post Partum (paska melahirkan) nanti,
dimana itu justru berpotensial menderita depresi paska melahirkan.
Karena dengan adanya pemikiran tersebut bisa saja ibu selalu
menyalahkan diri atas beberapa kejadian yang mungkin saja tidak
mengenakan dan menyakitkan yang dialami. Hal ini bisa diatasi
dengan memberikan semangat kepada ibu sehingga muncul percaya
30

diri, dan menganggap bahwa kondisi tubuhnya ini adalah sebuah


kesempatan dan peluang serta tantangan untuk berlatih lagi. Hingga
akhirnya ibu hamil bisa melahirkan dengan normal dan lancar.

c. Sabar (Patience)
Sabar adalah modal utama dalam proses kehamilan dan persalinan.
Sabar adalah ketika ibu hamil harus menunggu tanda-tanda persalinan
datang padahal hari perkiraan lahir sudah terlewati. Seringkali akibat
rasa tidak sabaran inilah maka mucul rasa takut, muncul rasa
khawatir, muncul rasa tidak percaya kepada tubuh dan bayi, dan
akibatnya berbagai intervensi yang sebenarnya tidak perlu di lakukan.
Dimana satu intervensi akan menimbulkan munculnya intervensi
berikutnya dan berikutnya lagi.
d. Tidak Kejar Target.
Proses kelahiran, kematian adalah rahasia Sang Pencipta. Dan ini
akan terjadi ketika Dia menghendakinya. Artinya bahwa seharusnya
tidak ada kata-kata death line di dalam proses persalinan. Ilmu
pengetahuan dan teknolongi berkembang untuk membantu dan
memudahkan mendampingi proses persalinan.
e. Percaya Diri (Trust)
Belajar untuk “mendengarkan” tubuh belajar untuk mempercayai
tubuh adalah elemen kunci dalam keberhasilan sebuah persalinan
alami. Ketika mind set menyatakan bahwa tubuh seorang wanita
diciptakan untuk melahirkan alami, maka akan mampu menjalani
proses persalinan tersebut walaupun mungkin proses tersebut begitu
tidak nyaman atau bahkan menyakitkan. Namun sabaliknya jika di
dalam diri tidak percaya diri, maka tidak akan mampu melewati masa-
masa itu dengan baik.
f. Pengakuan dan Penerimaan (Acknowledgment)
Terkadang ada suatu kondisi dimana memang tidak memungkinkan
untuk melahirkan dengan normal alami. Mencoba untuk berdamai
31

dengan kondisi adalah hal yang terbaik. Sikap pengkuan dan


penerimaan itu penting. Untuk menghindari kekecewaan dan trauma
yang berkepanjangan.

g. Pasrah Dengan Apa Yang Terjadi (Letting Be)


Pasrah dengan apa yang terjadi saat proses persalinan adalah mental
yang penting dibangun sejak awal. Sehingga yang terpenting adalah
mengupayakan sejak awal segala persiapan yang dibutuhkan, dalam
persalinan, kemudian saat proses persalinan tiba mencoba untuk
pasrah dan menjalani proses dengan hati yang iklas. Karenan yang
penting adalah bagaimana ibu mempersiapkan dan berjalan bersama
proses tersebut.
h. Kebaikan (Kindness)
Kebaikan adalah mutlak diperlukan diperlukan bagi calon orangtua.
Kerna energi ini sangatlah berdampak positif dalam pola pengasuhan
baik di dalam rahim maupun jika janin sudah lahir. Jika ibu
memancarkan kebaikan kepada semua orang termasuk suami, janin
dalam kandungan dan keluarga maka ibu akan merasa nyaman dan
tenang.

6. Persiapan Finansial Dalam Menghadapi Persalinan


Ekonomi juga selalu menjadi faktor penentu dalam kehamilan yang
sehat. Keluarga dengan ekonomi yang cukup dapat rutin memeriksa
kehamilanya, merencanakan persalinan di tenaga kesehatan dan
melakukan persiapan lainnya dengan baik. Dengan adanya perencanaan
dan persiapan dengan baik makan dalam menghadapi proses persalinan
akan berjalan dengan baik. Aspek finasial ini dapat menjadi masalah jika
ibu hamil yang suaminya belum bekerja. Untuk menghemat pengeluaran
terkadang ibu tersebut tidak dapat mengkonsumsu makanan bergizi yang
dibutuhkan selama masa kehamilannya dan ada beberapa ibu hamil harus
bekerja untuk membantu perekonomian keluarga sehingga menyebabkan
32

waktu istirahatnya istirahatnya berkurang, tifak ada waktu dan biaya untu
memeriksa kehamilannya (Astuti, 2012).

7. Persiapan Kultural Dalam Mengadapi Persalinan


Perlu dikaji ada beberapa mitos tertentu yang membahayakan
kehamilan dan ada yang mendukung dalam menjaga kesehatan ibu hamil.
Mitos mendukung yang mendukung tentu diperbolehkan sedangkan hang
membahayakan dalam kehamilan seharusnya kita cegah dengan
memberikan konseling dan memberikan pendidikan kesehatan yang tepat
bagi ibu hamil. Misalnya mitos tidak diperbolehakan mempersiapkan
keperluan untuk persalinan dan bayi, minum air kelapa muda, tidak boleh
memotong rambut, tidak boleh memakan makanan yang berbau amis
(Kusmiyati, et al, 2009)

F. Kelas Prenatal
1. Pengertian
Kelas prenatal merupakan kelompok belajar ibu-ibu hamil dengan
umur kehamilan antara 20 minggu – 36 minggu (menjekang persalinan)
dengan jumlah peserta mksimal 10 orang. Dalam kelas prenatal ibu-ibu
akan belajar bersama, berdiskusi dan bertukar pengalaman mengenai
kesehatan ibu dan anak (KIA) secara menyelutuh serta dapat di lakukan
secara terjadwal dan bekesinambungan (Kemenkes RI, 2018).
Kelas prenatal di fasilitasi oleh bidan/tenaga kesehatan dengan
menggunakan paket kelas prenatal yaitu buku KIA, flip Chart (lembar
balik. Pedoman pelaksanaan kelas prenatal, pegangan fasilitator ibu hamil
dan Buku senam ibu hamil (Kemenkes RI, 2018).

2. Tujuan Kelas Prenatal


a. Tujuan umum :
Menigkatkan pengetahuan, mengubah sikap dan perilku ibu
33

hamil agar memahami tetang kehamilan, perubahan bentuk tubuuh dan


keluhan selama kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan,
perawaan nifas, KB pasca persalinan, perawatan bayi baru lahir,
mitos/kepercayaan adat istiadat setempat, penyakit menular dan akte
kelahiran (Kemenkes RI 2011)
b. Tujuan Khusus :
Menurut Astuti, et al (2017) tujuan khusus kelas Prenatal
adalah sebagai berikut :
1) Terjadiny interaki dan berbagi pengalaman antar peserta (ibu hami
dengan ibu hamil) dan antar ibu hamil dan petugas kesehatan/bidan
tentang kehamilan, perubahan bentuk tubuuh dan keluhan selama
kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawaan nifas, KB
pasca persalinan, perawatan bayi baru lahir, mitos/kepercayaan
adat istiadat setempat, penyakit menular dan akte kelahiran.
2) Meningkatkan pemahaman dan perilaku ibu hamil tentang :
(a) Kehamilan, perubahan bentuk tubuh dan keluhan (pengertian
kehamilan, perubahan bentuk tubuh, keluhan umum saat hamil
dan cara mengatasinya. Apa saja yang perlu dilakukan ibu
hamil dan pengaturan gizi termasuk pemberian tablet tambah
darah untuk penanggulangan anemia)
(b) Perawatan kehamilan (kesiapan psikologis menghadapi
kehamilan, hubungan suami isteri selama kehamilan, obat yang
boleh dan tidak boleh dikonsumsi oleh ibu hamil, tanda bahaya
kehamilan).
(c) Persalinan (tanda-tanda persalinan, tanda bahaya persalinan
dan proses persalinan, Inisiasi Menyusu Dini (IMD), perawatan
nifas, bagaimana menjaga kesehatan ibu nifas, tanda-tanda
bahaya dan penyakit ibu nifas).
(d) KB pasca persalinan.
(e) Perawatan bayi baru lahir (perawatan bayi baru lahir,
pemberian k1 injeksi, tanda bahaya bayi baru lahir, pengamatan
34

perkembangan bayi/anak dan pemberian imunisasi pada bayi


baru lahir).
(f) Mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat yang berkaitan
dengan kesehatan ibu dan anak.
(g) Penyakit menular (IMS, informasi dasar HIV-AIDS dan
pencegahan dan penanganan malaria pada ibu hamil).
(h) Akte kelahiran.

3. Sasaran Kelas Prenatal


Peserta kelas Prenatal berdasarkan buku panduan kelas Prenatal
(Kemenkes, 2011) sebaiknya ibu hamil pada umur kehamilan 20 s/d 36
minggu,karena pada umur kehamilan ini kondisi ibu sudah kuat, tidak
takut terjadi keguguran, efektif untuk melakukan senam hamil. Jumlah
peserta kelas prenatalmaksimal sebanyak 10 orang setiap kelas.
Suami/keluarga ikut serta minimal 1kali pertemuan.

4. Pelaksanaan Kelas Prennatal


Penyelenggaraan kelas Prenatal dapat di dilaksanakan oleh
pemerintah, swasta, LSM dan masyarakat. Berdasarkan panduan kelas
prenatal (Kemenkes, 2011) pelaksanaan kelas prenatal adalah sebagai
berikut:
a. Fungsi dan peran (provinsi, kabupaten dan Puskesmas) Pelaksanaan
kelas Prenatal dikembangkan sesuai dengan fungsi dan peran pada
masing-masing level yaitu: Provinsi, Kabupaten dan Puskesmas.
Fasilitator dan Nara Sumber
Fasilitator kelas Prenatal adalah bidan atau petugas kesehatan yang
telah mendapat pelatihan fasilitator kelas prenatal (atau melalui on the
job training) dan setelah itu diperbolehkan untuk melaksanakan
fasilitasi kelas prenatal. Dalam pelaksanaan kelas Prenatal fasilitator
dapat meminta bantuan nara sumber untuk menyampaikan materi
bidang tertentu. Nara sumber adalah tenaga kesehatan yang
mempunyai keahlian dibidang tertentu untuk mendukung kelas
35

peranatal (Kemenkes RI, 2011).


b. Sarana Prasarana
Sarana dan prasarana yang diperlukan untuk melaksanakan kelas
prenatal berdasarkan Buku Kemenkes RI (2011) adalah :
1) Ruang belajar untuk kapasitas 10 orang peserta kira-kira ukuran 4
m x 5 m, dengan ventilasi dan pencahayaan yang cukup
2) Alat tulis menulis (papan tulis, kertas, spidol, bolpoin) jika ada
3) Buku KIA
4) Lembar Balik kelas prenatal
5) Buku pedoman pelaksanaan kelas prenatal
6) Buku pegangan fasilitator
7) Alat peraga (KB kit, food model, boneka, metode kangguru, dll)
jika ada
8) Tikar/karpet (matras)
9) Bantal, kursi (jika ada)
10) Buku senam hamil/CD senam hamil (jika ada)
11) Idealnya kelengkapan sarana dan prasarana seperti tersebut diatas,
namun apabila tidak ada ruangan khusus, dimanapun tempatnya
bisa dilaksanakan sesuai kesepakatan antara ibu hamil dan
fasilitator. Sedangkan kegiatan lainnya seperti senam hamil hanya
merupakan materi tambahan bukan yang utama (Kemenkes, 2011).

5. Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kelas Prenatal


Pertemuan kelas prenatal dilakukan 3 kali pertemuan selama hamil
atau sesuai dengan hasil kesepakatan fasilitator dengan peserta. Pada
setiap pertemuan, materi kelas prenatal yang akan disampaikan
disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi ibu hamil tetapi tetap
mengutamakan materi pokok.
Pada setiap akhir pertemuan dilakuakan senam ibu hamil. Senam
ibu hamil merupakan kegiatan/ materi ekstra di kelas prenatal jika
dilaksanakan, setelah sampai rumah diharapkan dapat di praktikan. Waktu
36

pertemuan di sesuaikan dengan kesiapan ibu-ibu, bisa dilakukan pagi atau


sore hari dengan lama waktu pertemuan 120 menit termasuk senam hamil
15-20 menit (Depkes RI, 2009)

a. Pertemuan kelas prenatal ke 1


Setelah pertemuan pertama kelas prenatal, peserta mampu (Depkes RI,
2009) :
1) Memahami apa yang disebut dengan kelas prenatal
2) Memahami bahwa kehadiran tepat waktu dan berpartisipasi aktif
penting untuk keberhasilan kelas prenatal
3) Memahami bahwa kelas prenatal penting untuk meningkatkan
pengetahuan ibu tentang kehamilan, persalinan dan perawatan anak
4) Memahami bagaimana terjadinya kehamilan.
5) Memahami adanya perubahan tubuh ibu selama kehamilan
6) Memahami bagaimana mengatasi berbagai keluhan saat hamil
7) Memahami apa saja yang harus dilakukan oleh ibu selama
kehamilan
8) Memahami pentingnya makanan sehat dan pencegahan anemia saat
kehamilan
9) Memahami bahwa kesiapan psikologis diperlukan dalam
menghadapi kehamilan
10) Memahami bagaimana hubungan suami istri selama
kehamilan
11) Mengetahui obat-obatan yang boleh dan tidak boleh
dikonsumsi oleh ibu semasa kehamilan
12) Mengetahui tanda-tanda bahaya pada kehamilan
13) Memahami perlunya perencanaan persalinan sejak awal agar dapat
memperlancar proses persalinan.
b. Pertemuan kelas prenatal ke 2
Setelah sesi ke 2 ini peserta mampu (Depkes RI, 2010):
1) Mengetahui apa saja tanda-tanda persalinan telah dimulai
37

2) Mengetahui apa yang disebut dengan tanda-tanda bahaya pada


persalinan
3) Memahami proses persalinan yang dapat dialami oleh ibu dan
mengapa proses persalinan tersebut dipilih
4) Mengetahui tentang IMD dan cara melakukannya
5) Memahami apa yang harus dilakukan ibu pada masa nifas agar
dapat menjaga kesehatannya
6) Memahami apa yang harus dilakukan ibu pada masa nifas agar
dapat menjaga kesehatannya
7) Mengetahui tanda-tanda bahaya dan penyakit pada masa nifas
8) Memahami manfaat vitamin A dosis tinggi bagi ibu dan bayinya
9) Memahami bahwa setelah bersalin ibu perlu ikut program KB
10) Mengetahui dan memahami alat kontrasepsi dan cara kerjanya
c. Pertemuan kelas prenatal ke 3
Setelah sesi ke 3 ini peserta mampu 1 (Depkes RI, 2010) :
1) Memahami apa yang harus dilakukan pada bayi baru lahir
2) Memahami manfaat pemberian vitamin K1 pada bayi baru lahir
3) Mengetahui apa saja tanda-tanda bayi lahir sehat dan tanda bayi
sakit berat
4) Memahami apa saja tanda bahaya bayi baru lahir
5) Memahami manfaat pengamatan perkembangan bayi/anak
6) Memahami manfaat imunisasi dan mengetahui jadwal
pemberian imunisasi yang benar
7) Memahami apa yang disebut dengan mitos dan bagaimana
mengatasinya
8) Memahami apa yang disebut IMS
9) Memahami apa itu HIV dan AIDS dan tahu bagaimana
menghindarinya
10) Memahami apa yang harus dilakukan jika ibu hamil terinfeksi HIV
11) Memahami apa yang disebut penyakit malaria dan tahu bagaimana
menghindarinya.
38

6. Monitor dan Evaluasi


a. Monitoring
Monitoring dilakukan dalam rangka melihat perkembangan dan
pencapaian, serta masalah dalam pelaksanaan kelas prenatal, hasil
monitoring dapat dijadikaan bahan acuan untuk perbaikan dan
pengembangan kelas prenatal selanjutnya. Hal-hal yang perlu
dimonitor berdasarkan Kemenkes (2011) :
1) Peserta ( keadaan dan minat peserta, kehadiran peserta, keaktifan
bertanya)
2) Sarana prasarana (tempat, fasilitas belajar)
3) Fasilitator (persiapan, penyampaian materi, penggunaan alat bantu,
membangun suasana belajar aktif)
4) Waktu (mulai tepat waktu, efektif ).
b. Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk melihat keluaran dan dampak baik
positif maupun negatif pelaksanaan kelas prenatal berdasarkan
indikator. Dari hasil evaluasi tersebut bisa dijadikan sebagai bahan
pembelajaran guna melakukan perbaikan dan pengembangan kelas
prenatal berikutnya. Evaluasi oleh pelaksana (bidan/koordinator bidan)
dilakukan pada setiap selesai pertemuan kelas ibu. Evaluasi dilakukan
untuk menilai (Kemenkes, 2011) :
1) Evaluasi pada pelaksanaan kelas prenatal
2) Evaluasi kemampuan fasilitator pelaksanaan kelas prenatal
3) Ketrampilan memfasilitasi
4) Ketrampilan merangkum sesi
5) Penggunaan buku KIA pada pertemuan kelas prenatal
6) Indikator Keberhasilan.
39

Indikator Keberhasilan Program Kelas prenatal berdasarkan


Kemenkes (2011):
(a) petugas kesehatan sebagai fasilitator Kelas prenatal
(b) ibu hamil yang mengikuti Kelas prenatal
(c) suami /anggota keluarga yang hadir mengikuti Kelas prenatal.
(d) kader yang terlibat dalam penyelenggaraan Kelas prenatal.

G. Hubungan Edukasi Pada Ibu Primigravida Yang Mengikuti Kelas


Prenatal Terhadap Pengetahuan dan Kesiapan Menghadapi Proses
Persalinan
1 Hubungan Edukasi Pada Ibu Primigravida Yang Mengikuti Kelas
Prenatal Terhadap Pengetahuan Menghadapi Proses Persalinan.
Edukasi dihubungkan dengan pengetahuan menghadapi proses
persalinan. Edukasi merupakan serangkaian upaya yang ditunjukan
untuk mempengaruhi orang lain mulai dari individu, kelompok,
keluarga dan masyarakat agar dapat meningkatkan terlaksananya hidup
sehat (setiawati, 2013). Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan
diperoleh setelah seseorang melakukan pengindraan terhadap suatu
objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui
mata dan telinga. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia,
yakni: indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba
(Notoatmodjo 2012).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Ratna Ariesta Dwi
Andriani (2017) dengan judul adanya pengaruh pemberian pendidikan
kesehatan tentang kehamilan terhadap tingkat pengetahuan pada
primigravida trimester III dalam menghadapi persalinan di Bidan
Praktek Mandiri Atik Bulakbanten menunjukkan adanya pengaruh
pemberian pendidikan kesehatan tentang kehamilan terhadap tingkat
pengetahuan pada primigravida trimester III dalam menghadapi
persalinan di Bidan Praktek Mandiri Atik Bulakbanten. Pemberian
penyuluhan dengan bantuan media leaflet mampu meningkatkan
40

pengetahuan. Penyuluhan melibatkan adanya aktivitas mendengar,


berbicara dan melihat yang membuat metode ini efektif. Informasi
dapat diterima melalui media cetak, elektronik, edukasi/penyuluhan,
buku-buku dan sebagainya akan meningkatkan penegtahuan seseorang
sehingga ia memperbaiki atau merubah perilakunya menjadi lebih
baik.

2 Hubungan Edukasi Pada Ibu Primigravida Yang Mengikuti Kelas


Prenatal Terhadap Kesiapan Menghadapi Proses Persalinan
Edukasi dihubungkan dengan kesiapan menghadapi proses
persalinan. Edukasi merupakan serangkaian upaya yang ditunjukan
untuk mempengaruhi orang lain mulai dari individu, kelompok,
keluarga dan masyarakat agar dapat meningkatkan terlaksananya hidup
sehat (setiawati, 2013). Kesiapan adalah keseluruhan kondisi
seseorang yang membuatnya siap untuk memberikan respon atau
jawaban tentang sesuatu dalam kondisi tertentu. Penyesuaian kondisi
akan berpengaruh dan memiliki kecenderungan seseorang terhadap
responya tentang sesuatu (Slameto, 2010).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Riski Oktafia, et
al (2018) dengan judul paket pendidikan kesehatan untuk meningkat
kesiapan ibu hamil resiko tinggi dalam menghadapi persalinan
menunjukan terdapat pengaruh paket pendidikan kesehatan untuk
meningkat kesiapan ibu hamil resiko tinggi dalam menghadapi
persalinan. implikasi hasil penelitian ini bahwa pendidikan kesehatan
antenatal pada ibu hamil beresiko dapat diberikan dalam waktu yang
singkat saat ibu hamil beresiko melakukan pemeriksaan di Rumah
sakit dan memberikan dampak yang positif terjadi peningkatan
kesiapan ibu hamil dalam menghadapi persalinan.. pendidikan
kesehatan ANC ini sangat efektif dan efisien diberikan ibunhamil
beresiko pada saat kunjungan ANC serta menggunakan beberapa meia
41

dan metode penyampaian akan mempengaruhi peningkatan kesiapan


ibu hamil beresiko dalam menghadapi persalinan.

H. Kerangka Teori
Bagan 2.1 Kerangka Teori

Kehamilan

Trimester I Trimester II Trimester III

Perubahan fisik : Perubahan psikologis :


 Dispneu  Perubahan mood
 Insomnia  Peningkatan
 Epulsi kecemasan
 Sering buang air kecil
 Ketidaknyamanan pada perinium
 Nyeri punggung
 Konstipasi
 Varises
 Mudah lelah
 Kontrasi bracton hick
 Kram kaki
 edema Persiapan kultural dalam menghadapi persalinan

Persiapan finansial dalam menghadapi persalinan

Persiapan mental dalam menghadapi persalinan


Persalinan
Persiapan fisk dalam menghadapi persalinan

Mempersiapakan transportasi
Pengetahuan : Membuat rencana pembuat keputusan
1) Faktor yang mempengaruhi pengetahuan
 Pendidikan Siaapa yang menenemani persalinan
 Pekerjaan
 Umur Membuat rencana persalinan
 Minat Komponen penting dalam menghadapi persalinan
 Pengalamn kebudayaan lingkungan sekitar
 Informasi Kesiapan :
2) Tingkat pengetahuan
 Tahu
 Memahami
 Aplikasianalisis
 Sintesis
 evaluasi

Penatalaksanaan
42

Edukasi pada ibu primigravida yang mengikuti kelas prenatal

Sumber : Aprilia (2013) , Notoatmodjo (2012) , Mubarak (2007), Pantiawati dan Saryono
(2010), kusmiyati (2009).
BAB III
KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL,
DAN HIPOTESIS

A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah gambaran dan arahan asumsi varaibel yang
diteliti dan hasil sebuah sintesis dari proses berfikir deduktif dan induktif
(Hidayat, 2014)

Bagan 3.1 Konsep Penelitian

Variabel Independen Variabel Dependen

Pengetahuan
Kesiapan
Edukasi pada ibu menghadapi
menghadapi
primigravida persalinan
persalinan
yang mengikuti
kelas prenatal

Keterangan :
Variabel Independent : Edukasi pada ibu primigravida yang mengikuti
kelas prenatal
Variabel Dependent : Pengetahuan menghadapi proses persalinan,
kesiapan menghadapi proses persalinan

B. Definisi Operasional
43

Untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel


diamati/ diteliti, perlu sekali variabel-variabel tersebut diberi batasan atau
“definisi operasional”. Definisi operasional ini juga bermanfaat untuk
mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan terhadap variabel-variabel
yang bersangkutan serta pengembangan instrument (alat ukur) (Notoatmodjo,
2012). Adapun definisi operasional dari penelitian adalah sebagai berikut.
Tabel 3.2 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional42 Alat Ukur Cara ukur Hasil Ukur Skala
Ukur
1. Pengetahuan Segala apa yang kuesioner Mengisi Nilai Mean / Median Rasio
diketahui ibu hamil kuisioner pengetahuan ibu
tentang persalinan primigravida
sebelum dan setelah menghadapi proses
diberikan edukasi persalinan sebelum
dan sesudah
dilakukan kelas
prenatal
2. Kesiapan Kemampuan yang kuesioner Mengisi Nilai Mean / Median Rasio
dimiliki ibu hamil kuesioner kesiapan ibu
dalam menghadapi primigravida
persalinan sebelum dan menghadapi proses
setelah diberikan persalinan sebelum
edukasi dan sesudah dilakukan
kelas prenatal
3. Edukasi Pemberian informasi Leaflet dan observasi Dilakukan / tidak Nominal
untuk dapat booklet dilakukan
meningkatkan
pengetahuan dan
kesiapan menghadapi
proses persalinan.

C. Hipotesis
Hipotesis adalah suatu jawaban sementara suatu penelitian, patokan duga
atau dalil sementara yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian
tersebut (Notoatmodjo, 2012).
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian adalah :
a. Ha = Ada Pengaruh Edukasi Pada Ibu Primigravida Yang Mengikuti
Kelas Prenatal Terhadap Pengetahuan Menghadapi Proses
Persalinan.
b. Ha = Ada Pengaruh Edukasi Pada Ibu Primigravida Yang Mengikuti
Kelas Prenatal Terhadap Kesiapan Menghadapi Proses Persalinan.
44

c. Ho = Tidak Ada Pengaruh Edukasi Pada Ibu Primigravida Yang


Mengikuti Kelas Prenatal Terhadap Pengetahuan Menghadapi
Proses Persalinan.
d. Ho = Tidak Ada Pengaruh Edukasi Pada Ibu Primigravida Yang
Mengikuti Kelas Prenatal Terhadap Kesiapan Menghadapi Proses
Persalinan.
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN

A. Desai Penelitian
Penelitian ini bersifat ekperimen atau quasi ekperimen dengan desain
one grup pretest-postest yaitu penelitian untuk mengetahui pengaruh edukasi
pada ibu primigravida yang mengikuti kelas prenatal terhadap pengetahuan
dan kesiapan menghadapi proses persalinan. Pada penelitian ini dimulai
dengan memberikan pretest untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dan
kesiapan menghadapi proses persalinan sebelum diberikan edukasi pada ibu
primigravida yang mengikuti kelas prenatal selanjutnya diberikan edukasi.
Kemudian diberikan posttest untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dan
kesiapan ibu setelah diberi edukasi pada ibu primigravida yang mengikuti
kelas prenatal.
Bagan 4.1 Alur Intervensi Penelitian
One grup pretest-posttest design

O¹ X O²

Ket :
O¹ : Pretest dengan cara mengisi kuisioner pengetahuan menghadapi
proses persalinan sebelum diberikan edukasi pada ibu primigravida
yang mengikuti kelas prenatal.
45

Pretest dengan cara mengisi kuisioner kesiapan menghadapi


proses persalinan sebelum diberikan edukasi pada ibu
primigravida yang mengikuti kelas prenatal.
O² : Posttest dengan cara mengisi kuisioner pengetahuan menghadapi
proses persalinan setelah diberikan edukasi pada ibu primigravida
yang mengikuti kelas prenatal.
Posttest dengan cara mengisi kuisioner kesiapan menghadapi
proses persalinan
setelah diberikan edukasi pada ibu
44
primigravida yang mengikuti kelas prenatal.
X : Intervensi dengan cara melakukan edukasi pada ibu primigravida
yang mengikuti kelas prenatal di Puskesmas Naga Swidak
Palembang.

B. Populasi dan Sampel


1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian yang terdiri atas
objek dan subjek yang mempunyai sifat dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh penelitia untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil
trimester III yang mengikuti kelas prenatal di Puskesmas Naga Swidak
Palembang (Sugiyono, 2015). Jumlah populasi ibu hamil tiga bulan
terakhir yaitu pada bulan Oktober, November, Desember berjumlah 159
ibu hamil dan yang mengikuti kelas prenatal berjumlah 45 orang.
2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah populsi yang dipilih dengan cara
tertentu. Metode pengambilan data pada penelitian ini menggunakan
teknik purpose sampling. Purpose sampling yaitu teknik pengambilan
sampel dari responden atau kasus yang kebetulan ada disuatu tempat atau
keadaan tertentu sesuai kriteria yang ditentukan oleh peneliti
(Notoatmodjo, 2012)
Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini sebagai berikut.
46

a. Kriteria inklusi
Kriteria inklusi subyek penelitian ini adalah :
1) Ibu hamil trimester III
2) Ibu yang mengikuti kelas prenatal
3) Mampu berkomunikasi dengan baik

b. Kriteria ekslusi
Adapun kriteria ekslusi sampel penelitian ini adalah:
1) Ibu hamil yang memiliki komplikasi seperti PEB dan penyakit
lainnya.
3 Besaran sampel
Penentuan besaran sampel pada penelitian ini menggunakan rumus
analisa berpasangan (Dahlan, 2016)

Keterangan :

: Besaran Sampel

: Defian Baku Alfa (1,64)

: Defian Baku Beta (1,28)

S : Simpang baku dari selisih nilai antar kelompok (3,72)

: Selisi minimal terata yang dianggap bermakna (0,9) dalam

Ulfa (2015)
47

dibulatkan menjadi 15 sampel

Untuk mengantisipasi hilangnya unit nilai ekperimen maka korelasi

dengan rumus Drop Out, = 10% sehingga :

Keterangan :

: Besaran sampel setelah dikoreksi

: Jumlah sampel berdasarkan estimasi sebelumnya

: Prediksi persentase sampel drop Out (10%)

dibulatkan menjadi 17 sampel

C. Tempat dan Waktu Penelitian


1 Tempat Penelitian
Lokasi adalah tempat yang dilakukan penelitian melaksanakan kegiatan
penelitian (Hidayat,2011). Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Naga
Swidak Palembang.
2 Watu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pada tahun 2020.

D. Teknik dan Prosedur Penelitian


1. Data Primer
48

Data primer adalah data yang langsung diambil atau diperoleh dari
ibu hamil dengan kriteria inklusi dan ekslusi yang telah ditentukan dengan
menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner) pengetahuan dan kesiapan.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain
(Nursalam, 2013). Dalam penelitian ini data sekunder diperoleh dari pihak
Pusesmas Naga Swidak Palembang.

B. Instrumen Penelitian
Instrument penelitian ini menggunakan kuesioner yang terdiri dari
beberapa pertanyaan dalam bentuk objektif tentang pengetahuan dan
kesiapan. Cara penguisian kuisioner adalah dengan memberikan tanda ceklist
sesuai dengan hasil yang diinginkan. Kuisioner di ambil berdasarkan
penelitian Putranti (2014)
1 Kuisioner pengetahuan
Alat untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini dengan menggunakan
kuisione (angket). Untuk variabel pengetahuan tetang persalinan
menggunakan pertanyaan tertutup yang di didesain dengan skala model
guttman yang berisi tentang aspek-aspek yang diukur meliputi : pengertian
persalinan, faktor yang mempengaruhi persalinan, tanda-tanda persalinan,
tahapan persalinan. Penilaiannya diberikan nilai 1 untuk jawaban benar
dan salah diberi nilai 0. Pengetahuan memiliki skor tertinggi 21 dan skor
terendah 0 dikelompokkan kedalam 3 kelompok : baik (skor 15-21), cukup
(skor 8-14) dan kurang ( skor 0-7).
Kisi-kisi kuisioner pengetahuan :
Tabel 4.2 kisi-kisi kuisioner pengetahuan
Variabel Indikator No. Butir soal
Pengetahuan a. Pengertian persalinan 1,2,3,4,24
49

b. Faktor yang mempengaruhi 5,11,13,17,18,20


persalinan 6,7,8,21,22
c. Tanda-tanda persalinan 9,10,12,14,15,16
d. Tahapan persalinan

2 Kuisioner kesiapan
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan
kuisioner (angket) dengan pertanyaan yang sudah disediakan jawaban
yang bersifat tertutup. Kuisioner tertutup yang di gunakan dengan desain
berdasarkan skala modem likert berisi pertanyaan mengenai kesiapan fisik
dan mental. Untuk pertanyaan yang favorable maka penghitungan skor
atau nilainya Sangat setuju (SS) bernilai 4, Setuju (S) bernilai 3, Tidak
setuju (TS) bernilai 2, dan Sangat tidak setuju (STS) bernilai 1 untuk
pertanyaan unfavorable perhitungan skor atau nilainya adalah Sangat
setuju (SS) bernilai 1, Setuju (S) bernilai 2, Tidak setuju (TS) bernilai 3,
Sangat tidak setuju (STS) bernilai 4. Kesiapan memiliki skor tertinggi 72
dan skor terendah 18 dikelompokkan menjadi 3 kelompok baik (skor 55-
72), cukup (skor 37-54), cukup (skor 18-36).
Kisi-kisi kuisioner kesiapan :
Tabel 4.3 kisi-kisi kuisioner kesiapan
Variabel Indikator No. Butir soal
Kesiapan a. Komponen dalam 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10
menghadapi persalinan
b. Persiapan Mental dalam 11,12,13,14,15,16,17,18
menghadapi persalinan

Uji validitas dan reliabilitas telah dilakukan pada kuisioner tersebut. Uji
validitas yang dilakukan bertujuan untuk apakah butir pertanyaan tersebut
sudah valid untuk mengukur indikatorya. Uji validitas menggunakan
rumus person product moment. Suatu indtrumen dinyatakan valid jika r
hitung lebih besar dari r tabel (Riduwan, 2010). Untuk pengetahuan dari
24 pertanyaan hanya 21 yang valid dan 3 tidak (19,23,24) valid dan untuk
50

kesiapan dari 18 pertanyaan 18 valid 0 tidak valid. Reliabilitas adalah


kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan bila fakta atau kenyataan
hidup dikur dan diamati berkali-kali dan waktu yang berlainan (Nursalam,
2008). Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur keandalan instrumen.
Uji reliabilitas menggunakan rumus Alfa Cronbach. Hasil perhitungan jika
α (r hitung) > 0,600 maka dinyatakan reliabel. Untuk pengetahuan nilai
Alfa Cronbach 0,737 (reliabel) dan untuk kesiapan nilai Alfa Cronbach
0,805 (reliabel).

C. Pengelolaan Data dan Analisa Data


1 Pengolahan Data
Menurut Notoatmodjo (2012) Proses pengelolaan data melalui tahap-
tahap sebagai berikut :
a. Editng (Pemeriksaan Data)
Editing adalah mengkaji dan meneliti data yang telah terkumpul,
apakah sudah baik dan dapat dipersiapkan untuk proses berikutnya.
Proses editing ini meliputi langkah-langkah sebagai berikut : pertama,
nama dan identitas responden. Kedua, mengecek kelengkapan data,
apabila ternyata ada kekurangan isinya, yaitu memeriksa kembali isi
kuisioner, dan apakah ada kuisioner yang rusak dan sobek. Ketiga,
mengecek macam-macam isian data jika dalam instrumen sebuah atau
beberapa item yang diisi “tidak tahu” atau isian lain yang tidak
dikehendaki peneliti, padahal isi yang diharapkan merupakan variabel
pokok, maka item perlu didrop (Arikunto, 2010).
b. Coding (Pengkodean)
Coding adalah mengklasifikasi jawaban dari responden, macam-
macamnya denga memberikan kode pada masing-masing jawaban.
Kemudian mengumpulkan hasil observasi dari responden dengan kode
masing-masing ovservasi (Arikunto, 2010).
c. Data Entry (Pemasukan Data)
51

Setelah semua isian kuisioner terisi penuh dan benar, dan juga sudah
melewati coding, maka langkah selanjutnya adalah memproses data
agar dapat di analisis. Proses data dilakukan dengan meng-entry data
dari kuisioner ke paket program komputer. Entry dari data kuisioner
yang telah di coding kemudian dilakukan analyze frekuensi untuk
mengetahui frekuensi dari setiap variabel yang di dapatkan dari
responden (Notoatmodjo, 2012).
d. Cleaning (Pembersian Data)
Celaning merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah
dientry, apakah ada kesalahan atau tidak. Kesalahan tersebut
dimungkinkan terjadi pada saat kita mengentry ke komputer
(Notoatmodjo, 2012). Data yang di entry berupa
e. Mengeluarkan Informasi
Setelah melakukan editing, coding, data entry, data cleaning. Peneliti
menyajikan data dalam bentuk tulisan dan tabel (tabulasi)
(Notoatmodjo, 2018).

2 Analisis Data
a. Analisis Univariat
Analisis univariat digunakan untuk mengetahui gambaran atau
dekripsi terhadap variabel yang diteliti. Setiap kategori jawaban pada
variabel dependen ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi
dan selanjutnya dilakukan analisis secara univariat. Variabel bebas
dalam penelitian ini adalah edukasi pada ibu primigravida yang
mengikuti kelas prenatal sedangkan variabel terikat dalam penelitian
ini adalah pengetahuan dan kesiapan mengahadapi proses persalinan.
b. Analisis Bivariat
Analisa bivariat dilakukan dengan tujuan untuk menguji variabel-
variabel penelitian, yaitu variabel bebas (edukasi pada ibu primigravida
yang mengikuti kelas prenatal) dan variabel terikat (pengetahuan dan
kesiapan menghadapi proses persalinan). Uji normalitas data
52

digunakan terlebih dahulu untuk melihat pengaruh Edukasi Terhadap


pengetahuan dan kesiapan menghadapi proses persalinan pada ibu
primigravida yang mengikuti kelas prenatal di puskesmas pembina
palembang, cara melakukan uji normalitas data adalah sebagai
berikut:
1) Menggunakan nilai skewness dan standar error, jika nilai
skewnes dibagi standar error menghasilkan angka ≤ 2, maka
distribusi normal.
2) Dilihat dari grafik histogram dan kurva normal, bila
bentuknya menyerupai bel shape, berarti distribusi normal
(Hastono, 2013).
3) Menggunakan uji kolmogrov smirnov, kriteria sebaran data
dikatakan normal jika didapatkan nilai kemaknaan p > 0,05. Uji
kolmogrov smirnov digunakan untuk sampel besar (>50) (Dahlan,
2011).

Setelah uji normalitas data dilakukan jika didapatkan data yang


berdistribusi normal uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah
uji-T berpasangan yaitu membandingkan dua jenis data sebelum dan
sesudah intervensi tetapi dari subjek yang sama. Derajat kepercayaan
95 % bila P value ≤ 0,05 menunjukkan ada pengaruh pengetahuan dan
kesiapan ibu primigravida sebelum dan sesudah dilakukan kelas
prenatal dan sebaliknya jika p value ≥ 0,05 berarti tidak ada pengaruh
antara pengetahuan dan kesiapan ibu primigravida menghadapi proses
persalinan setelah dilakukan kelas prenatal. Jika data berdistribusi
tidak normal uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji
Wilcoxon.

D. Tahapan Pengumpulan Data


Pengumpulan data dilakukan dalam dua tahap yaitu tahap persiapan dan
tahap pelaksanaan.
53

1 Tahap Persiapan
a. Persiapan Administrasi
Pada tahap ini peneliti mengurus surat perizinan tempat penelitian
dengan mengajukan surat permohonan izin penelitian dari pimpinan
program studi Ilmu Keperawatan STIKes Muhammadiyah Palembang
yang diajuakan ke Puskesmas Naga Swidak Palembang.
b. Persiapan Peneliti
Sebelum melakukan penelitian, peneliti harus mempelajari terlebih
pengaruh edukasi terhadap pengetahuan dan kesiapan menghadapi
persalinan pada ibu primigravida yang mengikuti kelas prenatal di
puskesmas Naga Swidak Palembang.

2 Tahap Penelitian
Pada tahap ini, peneliti akan melakukan pengumpulan data dengan
langkah-lngkah sebagai berikut :
a. Mengumpulkan responden terlebih dahulu dengan mengambil
responden sesuai dengan kriteria.
b. Melakukan perkenalan identitas dengan responden.
c. Memberikan informasi penelitian dengan sejelas-jelasnya kepada
responden penelitian.
d. Melakukan kesepakatan atau informed concent kepada responden dan
melakukan kesepakatan yang akan dilakukan.
e. Membagikan kuesioner untuk memperoleh data mengenai pengetahuan
dan kesiapan menghadapi proses persalinan sebelum diberikan edukasi
pada ibu primigravida yang mengikuti kelas prenatal.
f. Kuesioner dikumpulkan kembali.
g. Intervensi dengan cara melakukan edukasi pada ibu primigravida yang
mengikuti kelas prenatal sekitar 15-20 menit.
h. Membagikan kuesioner untuk memperoleh data mengenai pengetahuan
dan kesiapan menghadapi proses persalinan setelah diberikan edukasi
pada ibu primigravida yang mengikuti kelas prenatal.
54

i. Peneliti melakukan pengelolaan data dengan menggunakan program


komputer
j. Analisis hasil
k. Pembahasan hasil
3 Tahapan akhir
a. Membuat laporan hasil penelitian.
b. Hasil penelitian diseminarkan dalam sidang komprehensif.
c. Masukan hasil penelitian ke jurnal.

E. Etika Penelitian
Dalam penelitian peneliti mengajukan permohonan ijin kepada
Puskesmas pembina Palembang sebagai tempat penelitian melalui
rekomendasi dari institusi pendidikan. Selanjutnya lembar persetujuan
disampaikan kepada responden dengan menekankan pada etika yang meliputi:
(Hidayat, 2011).
a. Informed Consent
Informed Consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti
dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan
Informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan
memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan
informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan
penelitian, mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia, maka mereka
harus menandatangani lembar persetujuan. Jika responden tidak bersedia,
maka peneliti harus menghormati hak pasien. Beberapa informasi yang
harus ada dalam informed consent tersebut antara lain : partisipasi pasien,
tujuan dilakukan tindakan, jenis data yang dibutuhkan, komitmen, prosedur
pelaksanaan, potensial masalah yang akan terjadi, manfaat, kerahasiaan,
informasi yang mudah dihubungi, dan lain-lain.
b. Anonymity
Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan jaminan
dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau
55

mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya


menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang
akan disajikan.
c. Autonomy
Penelitian diharapkan dapat menjunjing tinggi harkat dan martabat
manusia. Penelitian parlu mempertimbangkan hak-hak subjek dalam
mendapatkan informasi yang terbuka dan berkaitan dengan penelitian serta
memiliki kebebasan untuk menentukan pilihan dan bebas dari paksaan
untuk berpartisipasi dalam kegiatan.

d. Benefecience
Dalam penelitian, penelitian melaksanakan kegiatan tersebut sesuai dengan
prosedur penelitian sehingga mendapatkan hasil yang bermanfaat bagi
subjek penelitian serta peneliti meminimalkan dampak merugikan objek.
e. Justice
Prinsip keadilan memiliki konotasi dari keterbukaan dan adil. Dalam
penelitian, penelitian harus melakukan penelitian secar jujur, hati-hati,
profesional, berperikemanusiaan. Prinsip keadilan menekakankan seberapa
kebijakan penelitian membagikan keuntungan dan beban secara merata
dan sesuai dengan kebutuhan.
f. Confidentiality
Kerahasiaan informasi yang dikumpulkan dari subyek dijamin oleh
peneliti, seluruh informasi akan digunakan untuk kepentingan penelitian
dan hanya kelompok tertentu saja yang disajikan atau dilaporkan sebagai
hasil penel
56

DAFTAR PUSTAKA

Andriani, Ratna A.D . 2017 . pengaruh pemberian pendidikan kesehatan tentang


kehamiln terhadap tingkat pengetahuan primigravida menghadapi
persalinan vppl 4 no. 2.

Aprilia, Y. 2011. Melahirkan dengan rasa nyaman tanpa rasa sakit. Jakarta :
Gramedia Widyasarana Indonesia

Aprilia. 2013. persiapan batin untuk proses persalinan


http://www.bidankita.Com. Diakes tanggal 5 Desember 2019

Arikunto, S. 2010. Prosedur suatu pendekatan praktik. Jakarta : Rineka Cipta

Asrina, et al. 2010. Asuhahan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Yogyakarta :


Graha Ilmu.

Astuti, Sri, et al. 2017 . Asuhan Ibu dalam Masa Kehamilan. Bandung : Erlangga

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. 2012. Survey demografi


dan kesehatan indonesia. Jakarta : Kementrian Kesehatan.

Dahlan, M.S. 2016. Besaran sampel dalam penelitian kedokeran dan kesehatan.
Jakarta : Epidemiologi indonesia

Dahlan, S. 2011. Statistik untuk kedokteran dan kesehatan edisi 5. Jakarta :


Salmeba Medika

Depkes. 2009 . Pedoman Pelaskanaan kelas ibu hamil. Jakarta : Depkes RI

Depkes. 2010 . Pedoman Pelaskanaan kelas ibu hamil. Jakarta : Depkes RI

Fitriani, Sinta. 2011. Promosi Kesehatan. Yogyakarta : Graha Ilmu

Harianto, Minarni. 2010. Aplikasi hypnosis (Hypnobirthing) dalam asuhan


kebidanan kehamilan dan persalinan. Yogyakarta : Gosyen Publising

Hidayat, A dan Sujianti. 2010. Asuhan Kebidanan Persalinan. Yogyakarta :Nuha


Medika.

Hidayat, A. 2011. Metode penelitiankeperawatan dan teknik analisi data .


jakarta : Slemba Medika

Hidayat, A. A. M. 2011. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis


Data. Jakarta : Salemba Medika.

Hidayat, A.A . 2014. Metod penelitian keperawatan dan teknis analisis data.
Jakarta : slemba Medika
57

http://digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl-marantikas-940-1-
babi-v.pdf diakses pada tanggal 17/12/2019 tingkat pengetahuan
primigravida trimester III tentang persiapan persalinan di RSUD kota
surakarta.

http://e-journal.poltekkes-palangkaraya.ac.id/jfk/article/download/43/22 tanggal
akses 13/12/2019 Hubungan Pelaksanaan Kelas Antenatal Dengan Jenis
Persalinan Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Pahandut Palangka Raya Tahun
2016

http://journal.unipdu.ac.id:8080/index.php/edumidwifery/article/download/752/70
4 tanggal akses 13/12/2019 Pengaruh Pengetahuan Tentang Kelas
prenatal Terhadap Perilaku Perawatan Kehamilan Pada Ibu Hamil Di
Wilayah Kerja Puskesmas Nganjuk

http://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/718/147032087.pd
f?sequence=1&isAllowed=y tanggal akses 26/11/2019.

https://digilib.uns.ac.id/ tanggal akses 11/12/2019

Kemekes RI. 2017. Profil Kesehatan RI . jakarta : Kemenkes RI

Kemenkes RI. 2011 pedoman Pelaksanaan kelas ibu hamil. Jakarta : Kemenkes
RI

Kemnkes RI . 2018. Peran Rumah Sakit Dalam menurunkan AKI dan AKB.
Jakarta : Kemenkes RI

Kusmiyati, Y., dkk. (2009). Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta : Fitramaya

Kusmiyati, Y.H.P, Wahyuningsih dan Sujiyanti. 2010 perawatan ibu hamil.


Yogyakarta : Graha Ilmu

Lucia, Sorongan, dkk . 2015 . Pengaruh Pelaksanaan Kelas prenatal Terhadapi


Pengetahuan Tentang Persiapan Persalinan Vol 3 No. 1
https://media.neliti.com/media/publications/91266-ID-pengaruh-
pelaksanaan-kelas-ibu-hamil-ter.pdf tanggal akses 26/11/2019.

Mandriawatai, G.A. 2012. Asuhan Kebidanan Antenatal edisi 2. Jakarta ECG

Manuaba. 2011. Ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan Keluarga berencana


untuk pendidikan bidan. Jakarta :EGC. 2011.

Mardalena, AP. 2012 . Rencana pemilih penolong dan tempat persalinan ibu
hamil setelah pendidikan kesehatan tentang persiapan persalinan aman.
Bandung : fakultas ilmu keperawatan universitas padjadjaran Bandung,
jawa barat.

Mirza, Maulana. 2008. Panduan lengkap kehamilan. Jigjakarta : kata hati


58

Mubarak, W.I. 2009 . ilmu Kperawatan Komunitas . Jakarta : Slemba Medika.

Mubarak, Wahit I. 2009. Promosi kesehatan : sebuah pengantar prose belajar


mengajar dalam pendidikan kesehatan. Yogyakarya : Graha ilmu

Mubarak. 2007. Promosi Kesehatan sebuah pengamatan proses belajar mengajar


dalam pendidikan. Jogjakarta : Graha Ilmu.

Naha, M.K dan Sri Handayani . Analisis Kesiapan Ibu Hamil Dan Keluarga
Dalam Menghadapi Persalinan Di Puskesmas Kassi-Kassi Makassar
Tahun 2017 vol 12 no 12 tahun 2018.

Notoadmojo, S. 2007. Promosi kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta : Rineka


Cipta.

Notoadmojo, S. 2012. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta : rineka Cipta.

Notoadmojo. 2012 . pengetahuan dan perilaku kesehatan . jakarta : Rineka Cipta

Nurasiah. 2012 asuhan persalinan normal bagi bidan . Bandung : PT Rafika


Aditama

Nursalam. 2013. Konsep penerapan metode penelitian ilmu keperawatan.


Jakarta : Slemba Medika

Oktafia, Riski, et al . paket pendidikan kesehatan untuk meningkatkan kesiapan


ibu hamil resiko tinggi dalam menghadapi persalinan vo. 3 no. 1 tahun
2018

Pantiawati, I. Saryono. 2010 . asuhan Kebidanan 1 (kehamilan). Yogyakarta :


Media Book.

Perry SE, Lowdeermilk DL. 2010 . Maternity Nuursing . Mosby : St. Louis

Profil kesehatan provinsi sumatera selatan . 2017 . Profil kesehatan provinsi


sumatera selatan : Dinas Kesehatan provinsi sumatera selatan.

Puranti V.P. 2014. Hubungan pengtahuan dan sikap tentang persalinan dengan
kesiapan primigravida menghadapi persalinan. Sripsi. Stikes Yogyakarta

Rante, Skolastika . 2018 . Hubungan Keikutsertaan Ibu Primigravida Dalam


Kelas prenatal Dengan Kesiapan Menghadapi Persalinan Di Wilayah
Kerja Puskesmas Toari Kecamatan Toari Kabupaten Kolaka Tahun 2018
(Skripsi) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Politeknik
Kesehatan Kendari Prodi D-Iv Kebidanan Kendari
http://repository.poltekkes-kdi.ac.id/599/ tanggal akses 26/11/2019 .

Rohani, et al. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Masa Persalinan. jakarta : Salemba
Medika.
59

Rukiyah, et al. 2009. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta : Trans Info Media.

Saifuddin AB. Panduan Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta :


EGC. 2009.

Skolastika, Rante . 2018. Hubungan keikutsertaan ibu primigravida dalam kelas


ibu hamil dengan kesiapan menghadapi persalinanan di wilayah kerja
Puskesmas Toari Kecamatan Toari kabupaten Kolaka tahun 2018. Skripsi.
Politeknik Kesehatan Kendari.

Slameteo. (2010). Belajar dan faktor yang mempengaruhinya. Jakarta : Rineka


Cipta.

Slameto. (2013). Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT


Rineka Cipta.

Sugiyono. (2015). Metode penelitia kombinasi. Bandung : Alfabeta.

Sukarni, Icemis, (2013) Margareth ZH. Kehamilan, Persalinan, dan Nifas .


Yogyakarta : Nuha Medika.

Ulya, Yadul, Susilia Idyawati. 2018 . Pengaruh Kelas prenatal Terhadap


Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil Tentang Persiapan Persalinan vol 6
no. 2

Walyani, Elisabeth Siwi. 2015. Panduan Materi Kesehatan Reproduksi dan


Keluarga Berencana. Yogyakarta : Pustaka Baru Press.

Yuliani, Diki Retno, dkk. 2017 . Buku Ajar Aplikasi Asuhan Kehamilan Ter-
Update Disertai Program Pemerintah Berkaitan Dengan Antenatal Care .
Jakarta : 2017

Anda mungkin juga menyukai