Anda di halaman 1dari 45

BAB 1

SISTEM REPRODUKSI PADA MANUSIA


A.PEMBELAHAN SEL
Pembelahan sel dibagi menjadi 2 yaitu:

B.STRUKTUR DAN FUNGSI SISTEM REPRODUKSI PADA


MANUSIA
1.Organ reproduksi pada laki-laki

2.Spermatogenesis

3.Organ reproduksi pada wanita


4.Oogenesis

5.Siklus menstruasi
Hormon yang Memengaruhi Fase-fase dalam Siklus Menstruasi

Pada dasarnya, siklus menstruasi dibagi menjadi beberapa fase yang diatur oleh lima hormon
di dalam tubuh. Hormon yang dimaksud antara lain:

 Estrogen

Hormon yang diproduksi pada ovarium ini sangat berperan di dalam tubuh, terutama pada
ovulasi dalam siklus reproduksi wanita. Hormon estrogen juga berperan pada perubahan
tubuh remaja dalam masa pubertas serta terlibat dalam pembentukan kembali lapisan rahim
setelah periode menstruasi.

 Progesteron

Hormon ini bekerjasama dengan estrogen guna menjaga siklus reproduksi dan menjaga
kehamilan. Sama dengan estrogen, progesteron juga diproduksi di ovarium dan berperan
dalam penebalan dinding rahim.

 Hormon pelepas gonadotropin (Gonadotrophin-releasing hormone-GnRh)

Diproduksi oleh otak, hormon ini membantu memberikan rangsangan pada tubuh untuk
menghasilkan hormon perangsang folikel dan hormon pelutein.

 Hormon Pelutein (Luteinizing hormone-LH)

Sel telur dan proses ovulasi dihasilkan oleh ovarium berkat rangsangan dari hormon ini.

 Hormon perangsang folikel (Follicle stimulating hormone-FSH)

Hormon ini berfungsi membantu sel telur di dalam ovarium matang dan siap untuk
dilepaskan. Hormon ini diproduksi di kelenjar pituitari pada bagian bawah otak.

Fase-fase dalam Siklus Menstruasi:


Fase Pertama - Menstruasi

Fase dalam siklus menstruasi yang pertama biasanya terjadi selama 3-7 hari. Pada masa ini,
lapisan dinding rahim luruh menjadi darah menstruasi. Banyaknya darah yang keluar selama
masa menstruasi berkisar antara 30-40 ml pada tiap siklus.

Pada hari pertama hingga hari ke-3, darah menstruasi yang keluar akan lebih banyak. Pada
saat ini, biasanya wanita akan merasakan nyeri atau kram pada bagian panggul, kaki, dan
punggung.

Nyeri pada bagian perut yang juga kerap dirasakan pada hari-hari pertama menstruasi dipicu
karena adanya kontraksi dalam rahim. Kontraksi otot rahim ini terjadi karena adanya
peningkatan hormon prostaglandin selama menstruasi terjadi.

Adapun kontraksi yang kuat dalam rahim dapat menyebabkan suplai oksigen ke rahim tidak
berjalan dengan lancar. Karena kekurangan asupan oksigen inilah, kram atau nyeri perut
dirasakan selama menstruasi.

Meski menyebabkan rasa sakit, kontraksi yang terjadi selama menstruasi sebetulnya
berfungsi membantu mendorong dan mengeluarkan lapisan dinding rahim yang luruh
menjadi darah menstruasi.

Luruhnya lapisan dinding rahim ini juga disebabkan oleh penurunan kadar estrogen dan
progesteron. Pada saat yang sama, hormon perangsang folikel (FSH) mulai sedikit meningkat
dan memancing perkembangan 5-20 folikel (kantong yang berisi indung telur) di dalam
ovarium. Dari beberapa folikel yang berkembang, hanya ada satu folikel yang terus
berkembang akan memproduksi estrogen.

Selama masa menstruasi inilah hormon estrogen Anda akan berada pada tingkatan yang
rendah. Maka tak heran jika secara emosional Anda lebih mudah untuk marah ataupun
tersinggung selama masa menstruasi.

Fase Kedua – Pra ovulasi dan Ovulasi

Pada fase pra ovulasi, lapisan dinding rahim yang sempat luruh akan mulai menebal kembali.
Lapisan dinding rahim tersebut cukup tipis, sehingga sperma dapat melewati lapisan ini
dengan mudah dan bisa bertahan kurang lebih selama 3-5 hari. Proses penebalan rahim dipicu
oleh peningkatan hormon.

Mungkin Anda sempat berpikir bahwa ovulasi selalu terjadi pada hari ke-14 setelah siklus
pertama. Tapi nyatanya masa ovulasi tiap wanita tidaklah sama, tergantung kepada siklus
menstruasi masing-masing dan beberapa faktor, seperti penurunan berat badan, stress, sakit,
diet dan olahraga.

Jika Anda sedang berencana memiliki momongan, ada baiknya Anda melakukan hubungan
intim dengan suami pada masa praovulasi hingga ovulasi. Sebab, ini adalah waktu terbaik
yang memungkinkan terjadinya pembuahan. Di samping itu, sperma dapat bertahan kurang-
lebih selama 3 hingga 5 hari di dalam rahim.

Fase Ketiga – Pra Menstruasi


Pada fase ini lapisan dinding rahim makin menebal. Hal ini dikarenakan folikel yang telah
pecah dan mengeluarkan sel telur, membentuk korpus luteum. Korpus luteum kemudian
memproduksi progesteron yang membuat lapisan dinding rahim makin tebal.

Jika tidak terjadi pembuahan, Anda akan mulai merasakan gejala pramenstruasi (PMS),
seperti perubahan emosi yang lebih sensitif dan perubahan kondisi fisik, seperti nyeri pada
payudara, pusing, cepat lelah, atau kembung. Selain gejala tersebut, korpus luteum akan
mengalami degenerasi dan berhenti memproduksi progesteron. Jika tidak terjadi pembuahan,
kadar progesteron dan estrogen akan menurun, lapisan dinding rahim juga akan luruh hingga
menjadi darah menstruasi.

6.Fertilisasi dan kehamilan


Proses Pembuahan (Fertilisasi) Pada Manusia

1. Ovulasi

Sebelum proses pembuahan berlangsung, harus terjadi ovulasi terlebih dahulu. Ovulasi yaitu
keluarnya sel telur dari ovarium (indung telur) yang normalnya terjadi setiap bulan. Seperti
dijelaskan disini: proses terjadinya menstruasi.

Di dalam ovarium wanita, ada banyak sel telur, namun dalam setiap bulannya ada satu sel
telur yang berada dalam sebuah kantung (folikel) yang dipersiapkan untuk menjadi matang.
Proses pematangan ini terutama dipengaruhi oleh hormon FSH (folikel stimulating hormone).

Setelah matang, sel telur keluar dari folikel sehingga terjadilah ovulasi yang dicetuskan oleh
hormon LH (Leutenizing hormone). Proses ovulasi umumnya terjadi sekitar 2 minggu
sebelum haid berikutnya.

Pada kondisi tertentu, sel telur yang matang dan berovulasi tidak hanya satu, dan hal inilah
yang menjadi alasan terjadinya hamil kembar.

2. Sel telur berpindah ke saluran tuba falopi

Setelah keluar dari indung telur, sel telur berada di tuba falopi dan perlahan menuju rahim.
Umur sel telur di dalam tuba falopi hanya 24 jam saja, sehingga apabila tidak ada sperma
yang membuahinya, maka ia akan mati dan kehamilan tidak terjadi.

3. Meningkatnya hormon

Setelah sel telur meninggalkan folikel, folikel dalam ovarium kemudian berkembang menjadi
korpus luteum. Korpus luteum ini menghasilkan hormon progesteron yang bertugas
menebalkan lapisan dinding rahim dengan nutrisi dan aliran darah sehingga siap sebagai
‘rumah' bagi sel telur yang sudah dibuahi.

4. Jika sel telur tidak dibuahi


Bila tak ada sperma yang membuahi sel telur, maka sel telur akan berpindah ke rahim dan
hancur. Pada saat ini, korpus luteum mengecil dan kadar hormon dalam tubuh kembali
normal seperti biasanya. Lapisan dinding rahim yang menebal tadi mulai mengalami proses
peluruhan sehingga keluarlah yang namanya darah haid.

5. Jika ada proses fertilisasi (konsepsi)

Kalau ada satu saja sperma yang berhasil sampai di saluran tuba falopi dan menerobos masuk
dalam sel telur, maka terjadilah proses pembuahan. Sel telur akan mengalami perubahan
sehingga tak ada sperma lain yang dapat masuk.

Pada saat ini jugalah gen dan jenis kelamin bayi ditentukan. Jika spermanya mengandung
kromosom Y, maka bayinya laki-laki. Sebaliknya, jika spermanya berkromosomkan X, maka
yang lahir nanti adalah bayi perempuan.

Cermati tanda-tadannya: 8 Tanda Ovulasi Berhasil Dibuahi

6. Implantasi: perpindahan sel telur yang sudah dibuahi ke rahim

Tahapan dalam proses fertilisasi selanjutnya adalah implantasi. Namun sebelumnya, sel telur
yang telah dibuahi biasanya masih menetap di saluran tuba falopi selama 3-4 hari.

Gam
bar proses pembuahan hingga implantasi dalam rahim

Dalam waktu 24 jam setelah dibuahi, sel telur tersebut akan membelah diri dengan cepat
sehingga menjadi banyak sel. Proses pembelahan ini terus terjadi seiring berpindahnya sel
telur dari saluran tuba falopi ke rahim. Setelah itu, barulah sel telur mulai berimplantasi atau
menanamkan diri ke dinding rahim.

Implantasi umumnya menimbulkan gejala, namun tak semua wanita mengalaminya.


Beberapa mendapati munculnya bercak darah di celana dalam selama 1-2 hari. Pada saat ini,
lapisan dinding rahim terus menebal dan serviks ditutupi oleh lendir tebal. Penutup ini akan
tetap melindungi serviks hingga proses persalinan nanti.

Dalam waktu 3 minggu, sel yang menempel di dinding rahim tadi mulai berkembang menjadi
gumpalan, dan sel saraf pertama bayi sudah mulai terbentuk.

7. Munculnya hormon kehamilan

Setelah implantasi terjadi, tubuh mulai menghasilkan hormon kehamilan (hCG). Keberadaan
hormon inilah yang  dideteksi oleh alat tes kehamilan. Umumnya, butuh waktu 3-4 minggu
dari hari pertama haid terakhir agar kadar hCG cukup tinggi untuk terbaca oleh test pack.

C.PENYAKIT PADA SISTEM REPRODUKSI


MANUSIA DAN UPAYA PENCEGAHANNYA
PADA WANITA:
1. Vaginitis

Vaginitis adalah penyakit pada sistem reproduksi wanita dengan kondisi vagina yang
mengalami infeksi. Infeksi pada vagina disebabkan oleh beberapa jenis mikroorganisme,
yaitu seperti bakteri, jamur, dan parasit.

Penyakit pada sistem reproduksi ini bisa menyerang vagina langsung atau melalui perineum.
Penyakit vaginitis bisa disebabkan oleh jamur Candida Albicans, bakteri Gardnerella, parasit
Trichomonas Vaginalis, dan virus.

Penderita vaginitis memiliki beberapa gejala yang bisa diamati. Beberapa gejala penyakit
vaginitis seperti nyeri hebat pada vagina, disuria, pruritas di vulva, ruam bibir vagina, edema
vukva, vagina bau busuk, dan perdarahan vagina.

2. Condiloma Accuminata

Condiloma Accuminata adalah penyakit pada sistem reproduksi wanita yang disebabkan oleh
virus yang tak asing lagi. Virus yang dimaksud adalah virus Human Papiloma.

Virus tersebut juga merupakan virus penyebab kutil. Wanita yang mengalami penyakit
condiloma accuminata sebaiknya segera diobati. Hal ini dikarenakan obat condiluma
accuminta bisa berkembang menjadi kanker pada organ lainnya seperti rahim wanita.

3. Kanker ovarium

Kanker ovarium juga termasuk ke dalam penyakit pada sistem reproduksi wanita. Penyakit
ini berawal dari kista ovarium yang merupakan tumor jinak dan kecil di dalam rahim.
Kista ovarium yang paling sering terjadi adalah kista dermoid, kista lutein, dan kista cokelat.
Tumor jinak atau kista ovarium tersebut lambat laun akan berkembang menjadi semakin
besar dan ganas yang menjadi kanker ovarium.

Tumor ganas ovarium (kanker ovarium) dengan ukuran besar dapat menyebabkan kelainan
letak janin. Penyebab penyakit kanker ovarium disebabkan oleh gaya hidup yang keliru,
asupan, kurang olahraga, dan lainnya. Berhati-hatilah kamu jika memiliki siklus menstruasi
yang tidak teratur karena itu merupakan gejala dari penyakit kanker ovarium.

4. Kanker serviks

Kanker serviks adalah penyakit pada sistem reproduksi wanita yang juga umum terjadi.
Penyakit ini disebabkan karena adanya sel-sel abnormal yang tumbuh pada lapisan epitel
serviks. Sel abnormal tersebut akan terus tumbuh dengan ganas.

Hal tersebut membuat jaringan yang ada di sekitar leher rahim jadi kurang berfungsi.
Pengobatan kanker serviks umumnya dilakukan dengan mengangkat rahim, oviduk, ovarium,
sepertiga dari vagina (bagian atas).

5. Kanker Payudara

Kanker payudara adalah salah satu penyakit pada sistem reproduksi wanita. Meski pria juga
memiliki payudara, namun penyakit yang satu ini lebih rentan menyerang wanita sebab
jaringan lemak pada payudara wanita jauh lebih besar jika dibandingkan dengan pria.

PADA LAKI-LAKI:
1. Prostatitis

Penyakit pada sistem reproduksi pria yang umumnya sering terjadi adalah prostatitis.
Prostatitis adalah penyakit pada sistem reproduksi pria di mana kelenjar prostat mengalami
infeksi.

Penyebab dari prostatitis adalah bakteri. Bakteri yang menginfeksi kelenjar prostat pria
adalah E. coli, Klebsiella, dan Proteus. Pria yang mengalami prostatitis akan memiliki
beberapa gejala seperti sulit ejakulasi, gagal ereksi, disuria, dan demam.

2. Epididimitis

Penyakit pada sistem reproduksi pria yang disebabkan karena adanya infeksi pada organ
reproduksi pria. Penyakit tersebut adalah epididimitis. Epididimitis adalah kondisi di mana
bagian epididimis mengalami peradangan.

Beberapa bakteri yaitu Chlamydia trachomatis, E. coli, dan Neisseria gonorrhoeae adalah
jenis bakteri yang sering menyebabkan penyakit epididimitis. Penyakit ini sering menimpa
para pria yang suka berganti-ganti pasangan seks.

Ada beberapa gejala dari penyakit epididimitis, yaitu nyeri pada testis, ada darah di dalam
sperma, sakit saat ejakulasi, nyeri pada testis, dan disuria.
3. Sifilis

Penyakit pada sistem reproduksi lainnya adalah sifilis. Penyakit sifilis juga biasa disebut ‘raja
singa’. Sifilis bisa terjadi karena aktivitas seksual. Selain itu, bisa juga karena transfusi darah.
Bakteri yang menyebabkan sifilis adalah bakteri Reponema Pallium.

4. Gonorhea

Gonorhea atau kencing nanah juga merupakan penyakit reproduksi pria yang sering terjadi.
Penyebab dari gonorhea adalah bakteri Neisseria Gonorrheae. Penyakit ini ditularkan melalui
aktivitas seksual yang bebas dan menyimpang.

5. Hipogonadisme

Penyakit pada sistem reproduksi lainnya pada pria adalah hipogonadisme. Hipogonadisme
adalah kondisi di mana testis pria tidak dapat memproduksi hormon testosteron yang cukup.
Masalah ini bisa dialami sejak janin berkembang di perut.

BAB 2
SISTEM PERKEMBANGBIAKAN
TUMBUHAN DAN HEWAN
A.PERKEMBANGBIAKAN PADA TUMBUHAN
1.PERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN ANGIOSPERMAE:
Apa yang dimaksud dengan Angiospermae?

Tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae) berasal dari kata angio yang berarti bunga dan
spermae yang berarti tumbuhan berbiji. Jadi Angiospermae adalah tumbuhan berbiji yang
tertutup tertutup. Mengapa dikatakan tumbuhan berbiji tertutup, karena bijinya selalu
diselubungi oleh suatu badan yang berasal dari daun-daun buah yang disebut dengan bakal
buah. Kemudian bakal buah beserta bagian-bagian lain dari bunga akan tumbuh menjadi buah
dan bakal biji yang telah menjadi biji tetap terdapat di dalamnya.

Jenis Reproduksi Angiospermae

Reproduksi Vegetatif

Reproduksi vegetatif adalah cara reproduksi tanpa melalui peleburan gamet jantan dan betina.
Sifat dari reproduksi vegetatif adalah menghasilkan keturunan yang identik (sifat sama)
dengan induknya.
1.Reproduksi Vegetatif alami :

 Tunas adalah bakal individu baru yang muncul di batang bagian bawah. Contoh : pohon
pisang dan beberapa jenis palem.
 Rhizoma atau akar rimpang adalah batang yang tumbuh mendatar di dalam tanah. Contoh :
jahe, lengkuas, sansivera, bunga tasbih, kunyit, dan alang-alang.
 Geragih adalah batang yang tumbuh menjalar di atas permukaan tanah. Contoh : tanaman
stroberi, arbei, dan pegagan.
 Umbi Akar adalah pembengkakan pada bagian akar karena perubahan fungsi dan sebagai
cadangan makanan. Contoh : Dahlia, wortel, dan lobak.
 Umbi Batang adalah pembengkakan pada bagian batang karena perubahan fungsi dan
sebagai cadangan makanan. Contoh : ubi jalar dan kentang.
 Umbi lapis adalah modifikasi batang beserta daun yang memperlihatkan struktur berlapis-
lapis. Contoh : Bawang merah, bawang bombai, dan bunga bakung.
 Tunas adventif adalah tunas yang muncul selain di batang. Contoh : akar = sukun,cemara,
dan daun cocor  bebek.

2. Reproduksi Vegetatif Buatan :

1. Cangkok adalah mengelupas kulit tangkai dan dibalut dengan tanah, serta dibungkus dengan
sabut kelapa atau plastik. Salah satu keunggulan cangkok adalah cepat berbuah, tumbuhan
bisa memiliki sifat yang sama dengan induknya. Sedangkan kekurangannya adalah tanaman
mudah roboh dan tidak tahan kering. Contoh : mangga, jeruk dan jambu air.
2. Merunduk adalah membenamkan tangkai tanaman ke tanah, sehingga tumbuh akar.
Keuntungan dari perkembangbiakan merunduk adalah menghasilkan tanaman yang memiliki
sifat sama dengan induknya. Sedangkan kekurangannya adalah susah mendapatkan
tanaman baru dalam jumlah banyak. Contoh : bunga almanda.
3. Mengenten adalah memotong suatu batang tanaman lalu disambung dengan batang
tanaman lain yang sejenis dan berbeda sifat. Kelebihan dari mengenten adalah cepat
berproduksi, bisa memperoleh tanaman yang kuat dan mempercepat pertumbuhan pohon.
Kekurangannya adalah jenis pohon yang disambung jumlahnya terbatas. Contoh : jeruk,
mangga, kakao, belimbing, dan karet.
4. Okulasi adalah menempel mata tunas dari tanaman ke batang tanaman lain sejenis. Salah
satu kelebihan okulasi adalah memperoleh tanaman dengan produktifitas tinggi, penyiapan
benih yang lebih singkat. Kelemahannya adalah terkadang hasil okulasi kurang normal dan
belum tentu ada keserasian antara batang bawah dengan batang atas. Contoh : bougenvile
dan puring.
5. Stek adalah memotong suatu tanaman dan ditanam untuk menghasilkan individu baru.
Keuntungannya adalah tanaman baru akan menghasilkan rasa buah yang manis, dapat
menghasilkan tanaman baru dalam jumlah yang banyak. Sedangkan kerugiannya adalah
teknik stek akan mempengaruhi tingkat kesuburan, menghasilkan akar serabut. Contoh :
ketela pohon, sukun, dan cocor bebek.

Reproduksi Generatif

Reproduksi vegetatif adalah cara reproduksi tanpa melalui peleburan gamet jantan dan betina.
Bunga adalah alat reproduksi seksual(generatif) pada tumbuhan angiospermae. Fungsi bunga
adalah sebagai wadah menyatunya gamet jantan dan gamet betina untuk menghasilkan biji.
2.PERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN GYMNOSPERMAE:
Apa yang dimaksud dengan Gymnospermae?

Gymnospermae adalah tumbuhan yang tidak memiliki pembungkus biji sehingga bijinya
tampak dari luar atau berada pada permukaan daun buah.

Reproduksi Gymnospermae

Tumbuhan berbiji terbuka menghasilkan heterospora, yaitu berupa megaspora dan


mikrospora. Mikrospora berkembang menjadi mikrogametofit (gametofit jantan) berisi
serbuk sari. Sedangkan megaspora berkembang menjadi megagametofit (gametofit betina).

Di bakal biji (megaspora) ada kantong serbuk sari (pollen chamber) dan struktur liang biji
(mikrofil) yang menggantikan fungsi bunga sebagai organ reproduksi betina.

Setelah serbuk sari dilepas maka butir serbuk sari akan menjadi sperma. Saat penyerbukan
serbuk sari akan melekat pada bakal biji, kemudian sperma bergerak menuju sel telur lewat
buluh serbuk sari.

Dan jika terjadi pembuahan maka terbentuklah zigot yang berkembang menjadi embrio dan
biji, jika biji jatuh di tempat yang sesuai maka biji akan tumbuh dan berkembang menjadi
tumbuhan baru. Penyerbukan tumbuhan berbiji terbuka (gymnospermae) dibantu oleh
perantara angin (Anemokori).

3.PERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN PAKU


Metagenesis pada Tumbuhan Paku

Spora pada tumbuhan paku akan tumbuh atau berkecambah menjadi protalium. Protalium
tumbuh menghasilkan alat perkembangbiakan jantan dan betina, yakni antreridium dan
arkegonoium. Karena itulah protalium disebut sebagai gametofit. Apabila anteridium dan
arkegonoium dihasilkan dalam satu protalium, maka disebut berumah satu, sedangkan bila
dihasilkan pada protalium yang berbeda disebut berumah dua. 

Sperma dan ovum yang dihasilkan dari kedua alat perkembangbiakan tersebut bertemu dan
menghasilkan tumbuhan paku. Tumbuhan paku yang dewasa akan memiliki daun yang
menghasilkan spora, yang disebut sporofil. Oleh karna itu tumbuhan paku disebut sebagai
sprofit. Untuk lebih jelasnya, lihat skema metagenesis antara tumbuhan lumut dengan
tumbuhan paku.
4.PERKEMBANG BIAKAN TUMBUHAN LUMUT
Metagenesis pada Tumbuhan Lumut 
Pada tumbuhan lumut daun misalnya, spora tumbuh menjadi protonema, protonema tumbuh
menjadi tumbuhan lumut, tumbuhan lumut akan menghasilkan anteridium (alat
perkembangbiakan jantan) dan arkegonium (alat perkembangbiakan betina). Kedua organ ini
dapat berada dalam satu tumbuhan (berumah satu), dapat juga berada pada tumbuhan yang
berbeda (berumah dua). Anteridium akan menghasilkan sperma, dan arkegonium akan
menghasilkan ovum. Karena itulah tumbuhan lumut disebut sebagai gametofit (bersifat
haploid), n) atau tumbuhan penghasil gamet. 

Pertemuan antara sperma dan ovum akan menghasilkan zigot yang akhirnya berkembang
menjadi sporofit (bersifat diploid, 2n) atau tumbuhan penghasil spora. Pada lumut daun,
sporofit tetap menempel pada ujung tumbuhan lumut. Pembentukan spora pada sporofit
terjadi melalui pembelahan sel-sel induk dalam sporangium. Sedangkan pembentukan
sporofit dimulai dari pertemuan sperma dan ovumI.
5.TEKNOLOGI PERKEMBANGBIKAN
PADA TUMABUHAN

A. Hidroponik

Hidroponik merupakan suatu cara penanaman tumbuhan dengan menggunakan larutan nutrisi
dan mineral dalam air dan tanpa menggunakan tanah. Tanaman darat khusunya sayuran
seperti paprika, tomat, timun, melon, terong,
selada dapat ditumbuhkan secara langsung dalam wadah yang berisi nutrisi atau dengan
ditambah medium yang tak larut dalam air, misalnya kerikil, arang, sekam, spons, serbuk
kayu, wool sintetik,dan lain sebagainya. Ilmu wan menemukan bahwa tumbuhan menyerap
nutrisi yang penting dalam bentuk ion-ion yang terlarut dalam air. Dalam kondisi alami,
tanah sebenarnya berfungsi sebagai tempat penyimpan nutrisi, sedangkan tanahnya sendiri
tidak diserap oleh tumbuhan. Jadi ketika nutrisi yang dibutuhkan tumbuhan telah disediakan
dengan cara dilarutkan dalam air secara buatan, maka tanah sudah tidak lagi dibutuhkan bagi
tumbuhan untuk tumbuh subur. Keuntungan menggunakan teknik hidroponik ini yaitu: Tidak
memerlukan tanah Air yang berada dalam instalasi alat dapat digunakan kembali, sehingga
membutuhkan sedikit air. Nutrisi dapat dikendalikan, sehingga menghemat penggunaan
pupuk Tidak ada pencemaran lingkungan akibat pupuk Mudah dalam memanen hasil tanam
Mudah dalam menanggulangi hama dan penyakit.

B. Vertikultur
Vertikultur adalah teknik budidaya tanaman dengan cara membuat instalasi secara bertingkat
(vertikal) dengan tujuan untuk meningkatkan jumlah tanaman.Teknik budidaya ini
merupakan konsep penghijauan yang cocok untuk daerah perkotaan dan lahan terbatas.
Media dalam penanaman menggunakan vertikultur dapat menggunakan tanah atau dengan
menggunakan air (dipadukan dengan hidroponik).Selain meningkatkan jumah tanaman, tek
nik ini akan merangsang seseorang untuk menciptakan kreasi dalam menjaga
keanekaragaman hayati di lingkungan tempat tinggal sehingga men ciptakan suasana alami
yang menyenangkan, serta memperoleh hasil pa nenan yang sehat dan berkualitas. Struktur
penanaman secara vertikal, da pat memudahkan kita dalam membuat dan memeliharanya.
Model, bahan, ukuran, dan wadah dalam teknik vertikultur sangat bera gam dan dapat
disesuaikan dengan kondisi dan keinginan. Pada umumnya adalah berbentuk persegi panjang,
segi tiga, atau dibentuk mirip anak tangga, atau sejumlah rak. Bahan dapat berupa bambu
atau pipa paralon, ka leng bekas, bahkan lembaran karung beras pun bisa, karena salah satu
kita. Tanaman yang akan ditanam dengan teknik ini sebaiknya disesuaikan de ngan
kebutuhan dan memiliki nilai ekonomis tinggi, berumur pendek, dan berakar pendek.
Tanaman sayuran yang sering dibudidayakan secara vertikultur antara lain selada, kangkung,
bayam, kemangi, tomat, pare, kacang pan jang, mentimun dan tanaman sayuran daun lainnya.

C. Kultur Jaringan

Kultur jaringan adalah suatu metode per banyakan tumbuhan dengan cara mengambil suatu
bagian dari tanaman, seperti sel atau se ke lompok sel, jaringan, atau organ, kemudian me
num buhkannya dalam kondisi steril pada medium yang mengandung nutrisi dan zat peng
atur tumbuh (hormon) sehingga bagian tersebut dapat memperbanyak diri dan berkembang
menjadi tanaman yang memiliki organ yang lengkap yaitu akar, batang, dan daun.
Semuajenis tumbuhan dapat dibiakkan menggunakan metode ini, namun masing-masing
membutuhkan perlakuan khusus agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
 Jaringan Tumbuhan Perbanyakan tanaman menggunakan metode memiliki beberapa
keuntungan bila dibandingkan dengan metode tradisional, yaitu tanaman hasil kultur bebas
dari penyakit, waktu pertumbuhan dan perbanyakan tumbuhan relatif lebih singkat, dapat
menghasilkan keturunan dalam jumlah yang sangat banyak, tidak membutuhkan lahan yang
luas, dan tidak tergantung musim. Untuk menghasilkan tanaman hasil kultur yang baik dan
bebas dari penyakit, bagian tumbuhan yang akan dipilih untuk dikultur biasanya di ambil dari
bagian meristem tanaman, baik meristem pucuk atau meristem ketiak. Pemilihan jaringan ini
dilakukan karena jaringan meristem memiliki daya regenerasi (kemampuan tumbuh) yang
sangat tinggi dan sangat kecil kemung kinan terinfeksi penyakit. Pelaksanaan metode kultur
jaringan ini secara umum meliputi persiapan medium tanam yaitu berupa medium agar
ditambah nutrisi tertentu, persiapan eksplan atau bahan tanaman, penanaman bahan tanam
pada medium, penumbuhan bahan tanam, serta aklimatisasi atau proses adaptasi dengan
lingkungan alami. Proses kultur jaringan secara umum dapat dilihat pada gambar berikut.

B.PERKEMBANGBIAKAN PADA HEWAN


1.PERKEMBANGBIAKAN ASEKSUAL PADA HEWAN
1.Tunas

Hewan yang berkembang biak dengan cara tunas adalah hydra. Hydra (haidra) merupakan
genus yang berasal dari binatang air. Hewan ini juga termasuk ke dalam kelompok hewan
predator dalam filum cnidaria dan kelas hyrozoa. Bentuk tubuhnya menyerupai tabung dan
memiliki ukuran tubuh sepanjang 10 milimeter yang hanya dapat dilihat dengan bantuan
microskop (bersifat microskopis,) Hydra seringkali dijumpai di wilayah perairan tawar yang
memiliki suhu tropis.

Mekanisme perkembangbiakan hydra adalah dengan cara menumbuhkan tunas di dalam


tubuhnya. Selanjutnya tunas tersebut akan bertumbuh dan berkembang hingga batas ukuran
tertentu. Setelah tunas dewasa, ia akan melepaskan diri dari induknya dan menjadi hewan
yang baru.
2. Membelah Diri

Reproduksi tanpa perkawinan berikutnya adalah dengan cara membelah diri. Hewan yang
berkembang biak dengan cara ini adalah kelompok hewan bersel satu. Hewan bersel satu
mempunyai inti sel di dalam tubuhnya. Inti sel tersebut selanjutnya akan melakukan
pembelahan diri hingga menjadi dua bagian. Pembelahan pada inti sel tersebut turut diikuti
oleh membelahnya dinding sel serta cairan di dalamnya yang kemudian akan membentuk sel

3. Fragmentasi

Fragmentasi adalah suatu bentuk reproduksi aseksual suatu organisme (hewan) dengan cara
memecah tubuhnya menjadi beberapa fragmen. Tiap-tiap fragmen tersebut selanjutnya
tumbuh dan berkembang menjadi dewasa sebagai cloning dari tubuh hewan sebelumnya.
Cara reproduksi semacam ini dapat terjadi dengan adanya keterlibatan makhluk lain secara
sengaja ataupun tanpa disengaja. Hewan yang berkembang biak dengan fragmentasi secara
alamiah mampu mengembangkan organ tertentu pada tubuhnya sehingga dapat dengan
mudah untuk dilepaskan atau diputus.

Model reproduksi fragmentasi digunakan oleh sejumlah organisme semisal spons, cacing
annelid, bintang laut, cacing pipih, dan lain sebagainya. sistem reproduksi ini terbagi atas tiga
macam yakni arsitomi, tunas, dan paratomi. Pada arsitomi, hewan terpisah pada titik-titik
tertentu dan selanjutnya kedua fragmen melakukan regenerasi jaringan dan organ yang telah
hilang. pada paratomi, pemecahan terjadi secara tegak lurus pada sumbu antero-posterior.
Selanjutnya pelepasan didahului oleh pregenerasi struktur anterior pada bagian posterior.

Kekurangan dari sistem reproduksi ini adalah terletak pada tidak adanya keanekaragaman
genetika yang dihasilkan oleh proses perkembangbiakan tersebut. Oleh karenanya, individu
yang terlahir dari sistem fragmentasi secara fisik lebih rentan terhadap faktor perubahan
lingkungan yang mengancap senantiasa kehidupannya.

4. Partenogenesis

Partenogenesis adalah bentuk reproduksi aseksual di mana betina memproduksi sel telur yang
berkembang tanpa melalui proses fertilisasi. Partenogenesis dapat kita lihat pada kutu daun,
lebah, kutu air, dan beberapa invertebrata lainnya, juga pada beberapa tumbuhan. Komodo
dan hiu ternyata juga mampu bereproduksi secara partenogenesis, bersama dengan beberapa
genera ikan, amfibi, dan reptil - yang telah menunjukkan bentuk reproduksi aseksual yang
berbeda, termasuk partenogenesis sejati, gynogenesis, dan hybridogenesis (bentuk tidak
sempurna dari partenogenesis).

2.PERKEMBIAKAN SEKSUAL PADA HEWAN


A. OVIPAR (Bertelur)

Ovipar merupakan cara perkembangbiakan yang biasanya dilakukan oleh unggas dan reptil.
Setelah terjadi pembuahan, embrio yang dihasilkan akan tumbuh dan berkembang di dalam
cangkang telur. Embrio tersebut mendapatkan nutrisi dan cadangan makanan dari dalam
telur. Beberapa ciri-ciri hewan ovipar yaitu tidak memiliki kelenjar susu dan tidak memiliki
daun telinga. Contoh hewan bertelur adalah ayam, bebek, dan angsa.
B.  VIVIPAR (Melahirkan)

Vivipar merupakan perkembangbiakan yang dilakukan dengan cara melahirkan. Setelah


terjadi pembuahan, embrio akan tumbuh dan berkembang di dalam rahim betina. Selama di
dalam kandungan, embrio tersebut mendapatkan nutrisi dari makanan yang dimakan oleh
induknya melalui plasenta. Beberapa ciri-ciri hewan vivipar yaitu memiliki kelenjar
susu,memiliki daun telinga, tubuh dilindungi bulu. Contoh hewan melahirkan adalah kucing,
anjing, dan singa.

C. OVOVIVIPAR (Bertelur dan Melahirkan)

Berbeda dengan dua hal tadi, cara perkembangbiakan ovovivipar merupakan kombinasi dari
dua tadi. Ketika terjadi pembuahan, maka embrio yang dihasilkan akan tumbuh dan
berkembang di dalam telur. Sekilas memang terdengar mirip ovipar. Tapi, pada ovovivipar,
telur tersebut tidak akan dikeluarkan dari tubuh induknya, melainkan akan tetap berada
di dalam tubuh induknya sampai menetas. Setelah menetas, baru calon anak tersebut akan
dilahirkan lewat tubuh ibunya. Jumlah hewan yang berkembangbiak dengan cara ovovivipar
ini tidak sebanyak ovipar dan vivipar. Beberapa hewan yang berkembangbiak dengan
ovovivipar di antaranya adalah platypus, kuda laut, beberapa spesies ikan hiu, dan iguana.

3.PERKEMBANGBIAKAN HIDUP HEWAN


Terdapat dua jenis metamorfosis pada hewan, yaitu metamorfosis sempurna dan
metamorfosis tidak sempurna. Dikatakan sempurna dikarenakan bentuk larva sangat jauh
berbeda dengan bentuk imagonya. tahapan yang dilalui metamorfosis sempurna ada 4 tahap
yaitu, telur - larva - pupa / nimfa - imago. Contoh metamorfosis sempurna diantaranya, katak,
nyamuk, lalat, kupu-kupu.

Metamorfosis tidak sempurna pada serangga hanya melalui tiga tahapan yaitu, telur - nimfa -
imago (hewan dewasa). Hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurnya mempunyai
bentuk tubuh sama ketika kecil sampai dewasa. yang membedakan adalah pertumbuhan
sebagian tubuh hewan tersebut. contoh hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna
walang, kepik, whitefly, rayap, kutu daun, jangkrik, capung dll. berikut tahapan metamorfosis
pada hewan:

1. Telur: Cikal bakal makhluk hidup yang dimiliki betina yang nantinya akan dibuahi
pejantan
2. Nimfa: Hewan muda yang mempunyai bentuk sudah menyerupai hewan dewasa
3. Larva: Hewan muda yang sangat berbeda dengan bentuk hewan dewasa
4. Pupa: Fase transisi perubahan dari larva menjadi Imago
5. Imago: Hewan dewasa
4.TEKNOLOGI PERKEMBANGBIAKAN PADA HEWAN
Selain teknologi perkembangbiakan tumbuhan, hewan pun memiliki teknologinya. Berikut
teknologi perkembangbiakan hewan:

Inseminasi buatan

Inseminasi buatan  merupakan istilah lain dari kawin suntik yang merupakan proses
memasukkan cairan sperma dari sapi jantan yang unggul ke dalam saluran reproduksi sapi
betina dengan buatan manusia. Alat yang digunakan berupa suntikan, sperma yang telah
dibekukan masuk ke dalam saluran reproduksi sapi betina menggunakan suntikan tersebut.
BAB 3
PEWARISAN SIFAT PADA MAKHLUK
HIDUP
A.MOLEKUL YANG MENDASARI PEWARISAN
SIFAT
1.MATERI GENETIK
Materi genetik merupakan informasi pada setiap sel makhluk hidup yang dapat diturunkan
pada keturunan selanjutnya. Biasanya, materi genetik juga disebut sebagai asam nukleat atau
faktor hereditas. Pada makhluk hidup, materi genetik yang terdiri atas kromosom, gen, DNA,
dan RNA akan diturunkan melalui proses reproduksi.

2.STRUKTUK DNA DAN RNA


Struktur DNA

DNA adalah suatu molekul besar kompleks yang terdiri dari dua pita panjang yang saling
berpilin membentuk heliks ganda, dengan setiap pitanya merupakan suatu polimer dari
ratusan hingga ribuan nukleotida. Setiap nukleotida ini terdiri dari:

 Gula pentosa deoksiribosa, gula pentosa (beratom 5C) yang kehilangan satu atom
oksigen.
 Gugus fosfat, yang terikat pada atom C nomor 5 dari gula pentosa.
 Basa nitrogen, yang terikat pada atom C nomor 1 dari gula pentosa.

Ikatan Kimia pada Rantai DNA

 Ikatan fosfodiester, yaitu ikatan kimia antara gugus fosfat dari satu nukelotida dan
gula dari nukleotida berikutnya.
 Ikatan hidrogen, yaitu ikatan kimia antarpasangan basa nitrogen.
 Ikatan antara gula deoksiribosa dan basa nitrogen:
o Deoksiadenosin monofosfat (dAMP): antara gula deoksiribosa dan basa
adenin.
o Deoksiguanin monofosfat (dGMP): antara gula deoksiribosa dan basa guanin.
o Deoksisistidin monofosfat (dCMP): antara gula deoksiribosa dan basa sitosin.
o Deoksitimidin monofosfat (dTMP): antara gula deoksiribosa dan basa timin.

Fungsi DNA

 Membawa informasi genetik.


 Memiliki peran dalam pewarisan sifat.
 Mengekspresikan informasi genetik.
 Menyintesis molekul kimia lain.
 Menduplikasikan diri atau bereplikasi.

Sifat DNA

 Jumlah DNA konstan pada setiap jenis sel dan spesies.


 Kandungan DNA dalam sel bergantung sifat ploidi atau jumlah kromosom.
 Bentuk DNA pada inti sel eukariotik seperti benang yang tidak bercabang.
 Bentuk DNA pada inti sel prokariotik, plastid, dan mitokondria berbentuk sirkuler.

Replikasi DNA

Replikasi atau proses menduplikasikan diri ini terjadi saat interfasi sebelum sel membelah
dengan tujuan agar sel anakan hasil pembelahan mengandung DNA yang identik dengan
DNA sel induk. Jika terdapat kesalahan pada proses ini, sifat pada sel-sel anakan akan
mengalami perubahan. Berikut merupakan penjelasan singkat dari proses ini:

1. Dua rantai DNA dibuka oleh enzim helikase (no.9) dengan bantuan enzim
topoisomerase (no.11).
2. Rantai tunggal DNA dilekati oleh protein-protein pengikat untaian tunggal (no.10)
dengan tujuan mencegah terbentuk kembalinya heliks ganda.
3. Enzim RNA primase (no.6) menggabungkan nukelotida-nukleotida menjadi primer
RNA, yaitu potongan pendek dari RNA.
4. Molekul DNA polymerase (no.3 dan 8) melekat pada untaian tunggal DNA dan
bergerak di sepanjang untaian itu kemudian membentuk untaian DNA baru.
5. DNA ligase (no.4) menyambungkan fragmen-fragmen tersebut.

Struktur RNA

RNA adalah suatu polinukleotida yang tersusun dari banyak ribonukleotida. Tiap
ribonukleotida tersesun dari:

 Gula pentosa ribosa.

 Gugus fosfat, yang membentuk tulang punggung RNA bersama ribosa.

 Basa nitrogen, yang terdiri atas basa purin dan basa pirimidin.

Fungsi RNA

RNA berperan dalam proses sintesis protein di dalam sel. Akan tetapi, pada beberapa jenis
virus, RNA berperan seperti DNA untuk membawa informasi genetik.

Macam-Macam RNA

 RNA genetik, yaitu RNA yang berperan seperti DNA dalam membawa informasi
genetik. RNA tipe ini hanya ada dalam beberapa jenis virus.
 RNA nongenetik, yaitu RNA yang hanya berperan dalam proses sintesis protein. RNA
tipe ini ada dalam organisme yang memiliki DNA. Ada tiga macam RNA nongenetik,
yaitu:
o RNA duta (mRNA), rantai tunggal panjang yang tersusun atas ratusan
nukleotida. RNA ini terbentuk melalui proses transkripsi di dalam inti sel oleh
DNA. Fungsi dari mRNA adalah sebagai pembawa kode genetik (kodon) dari
inti sel ke sitoplasma.
o RNA pemindah (tRNA), rantai tunggal pendek yang dibentuk DNA di dalam
inti sel kemudian diangkut ke sitoplasma. Fungsi dari tRNA adalah sebagai
penerjemah kodon dari mRNA dan pengangkut asam-asam amino dari
sitoplasma ke ribosom.
o RNA ribosom (rRNA), rantai tunggal, tidak bercabang, serta fleksibel pada
ribosom yang dibentuk DNA di dalam inti sel. Jumlahnya lebih banyak
daripada mRNA ataupun tRNA. Fungsi dari rRNA adalah sebagai mesin
perakit polipeptida pada sintesis protein.

3.PERANAN MATERI GENETIK DALAM PENENTUAN SIFAT


Jika orang tua memiliki jenis cuping telinga yang melekat, maka semua anaknya pun juga memiliki
jenis cuping telinga yang melekat. Namun bila salah satu dari orang tua memiliki jenis cuping telinga
yang terpisah maka semua anaknya memiliki jenis cuping telinga yang terpisah, walaupun ada juga 
salah satu anaknya memiliki jenis cuping telinga yang melekat.

Jika orang tua memiliki jenis cuping telinga yang melekat, maka semua anaknya pun juga memiliki
jenis cuping telinga yang melekat. Namun bila salah satu dari orang tua memiliki jenis cuping telinga
yang terpisah maka semua anaknya memiliki jenis cuping telinga yang terpisah, walaupun ada juga 
salah satu anaknya memiliki jenis cuping telinga yang melekat.

Bentuk cuping terpisah (a) dan melekat (b) merupakan hasil pewarisan sifat

Sifat Dominan dan Resesif

Dalam pewarisan sifat kita mengenal istilah sifat dominan dan sifat resesif. Sifat dominan adalah
karakter yang mampu mengalahkan/menutupi karakter yang lain. Sedangkan sifat resesif adalah
karakter yang kalah atau karakter yang tertutupi oleh karakter yang lain.

Gen dominan ditulis dengan huruf besar (kapital), sedangkan gen resesif cukup ditulis dengan huruf
kecil saja. Contoh: cuping yang terpisah dikode oleh gen G (dominan), sedangkan karakter cuping
yang melekat dikode oleh gen g (resesif).

Variasi atau bentuk alternatif dari gen-gen (pada kasus ini yaitu gen G dan gen g) disebut sebagai
alel.

Perwujudan gen ini dapat dilihat oleh mata telanjang. Fenotip adalah sifat-sifat atau karakter yang
dapat dilihat oleh mata, contoh: bentuk rambut dan bentuk cuping telinga. Fenotip merupakan
perwujudan “ekspresi” dari gen. Sedangkan, genotip adalah susunan informasi genetik suatu
individu yang mengkode karakter-karakter fisik.

Peran Gen dalam Menentukan Jenis Kelamin


Kita perlu mengetahui bahwa susunan kromosom pada sel penyusun tubuh berbeda dengan
susunan kromosom pada sel kelamin, baik itu sel telur atau ovum maupun sel sperma. Kromosom
pada sel tubuh susunannya berpasangan atau diploid (2n), sedangkan susunan kromosom pada sel
kelamin tidak berpasangan atau haploid (n). Sehingga kromosom pada sel kelamin berjumlah
setengah dari kromosom sel tubuh.

Jumlah kromosom sel tubuh sebanyak 23 pasang. Jumlah total kromosomnya sebanyak 23 x 2 = 46
buah kromosom, karena diploid (2n). Kromosom nomor 1 - 22 disebut sebagai autosom (kromosom
tubuh), sedangkan kromosom nomor 23 disebut gonosom(kromosom kelamin). Gonosom inilah yang
membedakan laki-laki atau perempuan.

Penulisan kromosom kelamin atau gonosom laki-laki ditulis XY dan untuk perempuan ditulis XX.
Dengan demikian, kariotipe atau susunan kromosom pada laki-laki  dapat dituliskan dengan rumus
22AA + XY. Sedangkan kariotipe atau susunan kromosom pada perempuan, ditulis dengan rumus
22AA + XX.

Pada sel kelamin, kromosom adalah haploid (tidak dalam keadaan berpasangan), maka kariotipe sel
kelamin jantan (sperma) adalah 22A + X atau 22A + Y, sedangkan kariotipe sel kelamin betina (ovum)
adalah 22A + X.

Sel-sel sperma ada yang mengandung kromosom kelamin Y dan ada pula yang mengandung
kromosom kelamin X.

Gen-gen pada kromosom kelamin Y berperan dalam menentukan jenis kelamin pada manusia. Pada
sel kelamin perempuan hanya terdapat autosom dan kromosom kelamin X saja. Jadi ketika sel ovum
yang mengandung kromosom kelamin X bertemu dengan sel sperma yang mengandung kromosom
kelamin X maka akan menghasilkan anak (keturunan) dengan jenis kelamin perempuan (XX).

Jika ovum yang mengandung kromosom kelamin X bertemu dengan sel sperma yang mengandung
kromosom kelamin Y maka akan menghasilkan anak dengan jenis kelamin laki-laki (XY). Dalam
proses pewarisan sifat, keturunan disebut dengan filial (F), sedangkan orangtua atau induk disebut
dengan parental (P).

Sifat Dominan dan Resesif

Dalam pewarisan sifat kita mengenal istilah sifat dominan dan sifat resesif. Sifat dominan adalah
karakter yang mampu mengalahkan/menutupi karakter yang lain. Sedangkan sifat resesif adalah
karakter yang kalah atau karakter yang tertutupi oleh karakter yang lain.
Gen dominan ditulis dengan huruf besar (kapital), sedangkan gen resesif cukup ditulis dengan huruf
kecil saja. Contoh: cuping yang terpisah dikode oleh gen G (dominan), sedangkan karakter cuping
yang melekat dikode oleh gen g (resesif).
Variasi atau bentuk alternatif dari gen-gen (pada kasus ini yaitu gen G dan gen g) disebut sebagai
alel.
Perwujudan gen ini dapat dilihat oleh mata telanjang. Fenotip adalah sifat-sifat atau karakter yang
dapat dilihat oleh mata, contoh: bentuk rambut dan bentuk cuping telinga. Fenotip merupakan
perwujudan “ekspresi” dari gen. Sedangkan, genotip adalah susunan informasi genetik suatu
individu yang mengkode karakter-karakter fisik.

Peran Gen dalam Menentukan Jenis Kelamin

Kita perlu mengetahui bahwa susunan kromosom pada sel penyusun tubuh berbeda dengan
susunan kromosom pada sel kelamin, baik itu sel telur atau ovum maupun sel sperma. Kromosom
pada sel tubuh susunannya berpasangan atau diploid (2n), sedangkan susunan kromosom pada sel
kelamin tidak berpasangan atau haploid (n). Sehingga kromosom pada sel kelamin berjumlah
setengah dari kromosom sel tubuh.

Jumlah kromosom sel tubuh sebanyak 23 pasang. Jumlah total kromosomnya sebanyak 23 x 2 = 46
buah kromosom, karena diploid (2n). Kromosom nomor 1 - 22 disebut sebagai autosom (kromosom
tubuh), sedangkan kromosom nomor 23 disebut gonosom(kromosom kelamin). Gonosom inilah yang
membedakan laki-laki atau perempuan.

Penulisan kromosom kelamin atau gonosom laki-laki ditulis XY dan untuk perempuan ditulis XX.
Dengan demikian, kariotipe atau susunan kromosom pada laki-laki  dapat dituliskan dengan rumus
22AA + XY. Sedangkan kariotipe atau susunan kromosom pada perempuan, ditulis dengan rumus
22AA + XX.

Pada sel kelamin, kromosom adalah haploid (tidak dalam keadaan berpasangan), maka kariotipe sel
kelamin jantan (sperma) adalah 22A + X atau 22A + Y, sedangkan kariotipe sel kelamin betina (ovum)
adalah 22A + X.

Sel-sel sperma ada yang mengandung kromosom kelamin Y dan ada pula yang mengandung
kromosom kelamin X.

Gen-gen pada kromosom kelamin Y berperan dalam menentukan jenis kelamin pada manusia. Pada
sel kelamin perempuan hanya terdapat autosom dan kromosom kelamin X saja. Jadi ketika sel ovum
yang mengandung kromosom kelamin X bertemu dengan sel sperma yang mengandung kromosom
kelamin X maka akan menghasilkan anak (keturunan) dengan jenis kelamin perempuan (XX).

Jika ovum yang mengandung kromosom kelamin X bertemu dengan sel sperma yang mengandung
kromosom kelamin Y maka akan menghasilkan anak dengan jenis kelamin laki-laki (XY). Dalam
proses pewarisan sifat, keturunan disebut dengan filial (F), sedangkan orangtua atau induk disebut
dengan parental (P).

B.HUKUM PEWARISAN SIFAT

1.PERSILANGAN MONOHIBRIDA(SATU SIFAT)


Persilangan monohibrid adalah persilangan dengan satu sifat beda. Maksudnya adalah
pada persilangan ini kita hanya memperhatikan satu sifat saja, seperti warna bunga (merah,
putih, dsb) atau bentuk buah (bulat, lonjong, dsb). Pada persilangan monohibrid berlaku
Hukum Mendel I karena pada saat pembentukan gamet kedua (G2), gen di dalam alel yang
sebelumnya berpasangan akan mengalami pemisahan secara bebas dalam dua sel anak
(gamet). Secara bebas di sini maksudnya adalah pemisahan kedua gen tersebut tidak
dipengaruhi atau mempengaruhi pasangan gen yang lainnya. Mendel melakukan persilangan
monohibrid dengan satu sifat beda yang menunjukkan sifat dominansi yang muncul secara
penuh dan sifat dominansi yang tidak muncul secara penuh (intermediet).

 Kasus dominansi penuh

Persilangan pada kasus dominansi penuh akan terjadi apabila sifat gen yang satu lebih kuat
dibandingkan dengan sifat gen yang lainnya. Akibatnya, sifat gen yang lebih kuat itu dapat
menutupi sifat gen yang lemah. Dalam hal ini, gen yang memiliki sifat yang kuat disebut
gen dominan dan gen yang memiliki sifat yang lemah disebut gen resesif.

Perhatikan contoh di bawah ini!

Persilangan antara bunga mawar merah (MM) dengan bunga mawar putih (mm) dengan gen
M bersifat dominan penuh terhadap m. Lakukanlah persilangan sampai mendapatkan F2!

Penyelesaian:

Berdasarkan persilangan di atas, kita bisa mengetahui perbandingan fenotip dan genotipnya. Perlu
diingat kalau fenotip adalah sifat yang tampak. Jadi, berdasarkan hasil F2 kita bisa tahu kalau
perbandingan fenotipnya adalah 3 : 1 (3 sifat merah : 1 sifat putih). Sedangkan, untuk perbandingan
genotipnya diperoleh MM : Mm : mm = 1 : 2 : 1.

 Kasus dominansi tidak penuh (Intermediet)

Persilangan pada kasus intermediet terjadi apabila sifat dari kedua gen sama-sama kuat.
Jadi, tidak ada gen yang bersifat dominan ataupun resesif.
Perhatikan contoh di bawah ini!

Persilangan antara bunga mawar merah (MM) dengan bunga mawar putih (mm) dengan M
dan m sama-sama merupakan gen dominan. Lakukanlah persilangan sampai mendapatkan
F2!

Penyelesaian:

2.PERSILANGAN DIHIBRIDA(DUA SIFAT)


Jika pada persilangan monohibrid kita hanya memperhatikan satu sifat beda saja, maka pada
persilangan dihibrid kita akan memperhatikan dua sifat beda atau lebih. Misalnya warna
buah dan bentuk buah, warna buah, bentuk buah, dan rasa buah, dsb. Pada persilangan
dihibrid berlaku Hukum II Mendel karena pada saat pembentukan F2, gen di dalam gamet
yang tadinya mengalami pemisahan kemudian akan bergabung secara bebas. Penggabungan
secara bebas ini maksudnya adalah gen yang satu dapat secara bebas bergabung dengan gen
yang lainnya tanpa adanya syarat tertentu.
Perhatikan contoh berikut!

Persilangan antara biji bulat kuning (BBKK) dengan biji kisut hijau (bbkk). Biji bulat (B)
dominan terhadap biji kisut (b) dan warna kuning (K) dominan terhadap warna hijau (k).
Lakukan persilangan sampai mendapat F2!

Penyelesaian:

Sehingga, akan diperoleh F2 = bulat kuning (B_K_), bulat hijau (B_kk), kisut kuning (bbK_),
kisut hijau (bbkk). 

Untuk perbandingan fenotipnya adalah sebagai berikut:

Perbandingan fenotip = bulat kuning : bulat hijau : kisut kuning : kisut hijau =  9 : 3 :
3 : 1. 

C.PEWARISAN SIFAT PADA MAKHLUK HIDUP


DAN KELAIANAN SIFAT YANG DITURUNKAN
1. Warna Kulit
Warna kulit juga dikode oleh banyak gen. Namun dapat kita sederhanakan menjadi tiga gen.
Misalnya tiga gen tersebut yaitu gen A, B, C yang mengkode pembentukan pigmen kulit
yaitu melanin sehingga kulit menjadi gelap. Variasi atau alternatif gen lain pada kulit (alela)
yaitu gen a, b, c. Orang yang memiliki gen AABBCC akan memiliki kulit sangat gelap,
sedangkan yang memiliki gen aabbcc akan memiliki kulit sangat terang. Orang yang
memiliki gen AaBbCc akan memiliki warna kulit sawo matang (tengah-tengah antara sangat
gelap dan sangat cerah). Selain akibat gen faktor lingkungan, faktor lain seperti paparan sinar
matahari juga berpengaruh pada fenotip warna kulit.

2.Bentuk Pertumbuhan Rambut pada Dahi


Ada rambut yang tumbuh melingkar biasa atau tumbuh seperti huruf “V” atau yang dikenal
dengan widow’s peak. Tumbuhnya rambut seperti huruf “V” dikontrol oleh gen W (diambil
dari widow’s peak). Gen W ini bersifat dominan, orang yang memiliki pertumbuhan rambut
pada dahi memiliki gen WW (homozigot dominan) atau gen Ww (heterozigot), sedangkan
orang yang tidak memiliki pertumbuhan rambut seperti huruf “V” memiliki genotip
homozigot resesif (ww).

3. Tipe Perlekatan Cuping Telinga


Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya tipe perlekatan cuping telinga ini juga dikontrol
oleh gen, yaitu gen G untuk cuping telinga terpisah atau terlepas dan gen g untuk cuping
telinga melekat. Jadi, seseorang yang memiliki gen G (baik bergenotip GG atau Gg) akan
memiliki tipe perlekatan cuping telinga terpisah, sedangkan yang memiliki tipe perlekatan
cuping melekat memiliki gen gg.

4. Bentuk Rambut
Bentuk rambut juga dikode oleh gen. Ada dua versi gen yang mengendalikan tipe rambut,
gen C (dominan) mengkode rambut keriting, dan gen s (resesif) mengkode rambut lurus.
Bentuk rambut merupakan kasus yang menarik yang dikenal dominansi tidak sempurna.
Artinya, jika kamu memiliki salah satu dari kedua jenis gen tersebut (gen C dan gen s), kamu
akan mendapat campuran dari keduanya yaitu rambutmu akan menjadi berombak (Cs). Jadi,
orang yang memiliki rambut keriting memiliki genotif CC, orang yang memiliki rambut
berombak memiliki genotif Cs, dan yang memiliki rambut lurus memiliki genotip ss.

Kelainan Sifat pada Manusia yang Diturunkan


Beberapa kelainan pada manusia diturunkan melalui autosom atau kromosom s*ks baik
bersifat dominan ataupun resesif. Kelainan yang diwariskan melalui kromosom s*ks antara
lain buta warna dan hemofili.

1. Albino
Albino merupakan kelainan yang disebabkan tidak adanya zat warna (pigmen) yang disebut
zat melanin. Orang yang menderita kelainan ini pada umumnya akan mengalami fotofobia
atau takut cahaya. Pigmen melanin berfungsi untuk melindungi kulit dari sinar ultraviolet.
Tidak adanya pigmen kulit membuat penderita lebih rentan terserang kanker kulit dan kulit
mudah melepuh akibat terpapar sinar matahari. Gen penyebab kelainan ini bersifat resesif
(gen a). Orang yang menderita kelainan ini memiliki genotip homozigot resesif (aa),
sedangkan orang yang normal memiliki genotip homozigot dominan (AA) sedangkan yang
menjadi carrier atau pembawa memiliki genotip heterozigot (Aa).

2. Buta Warna
Buta warna adalah kelainan seseorang yang tidak dapat membedakan beberapa warna dengan
baik, biasanya antara merah, oranye, biru, dan hijau. Penyakit buta warna diakibatkan gen
yang berada pada kromoson kelamin X. Seorang perempuan akan menderita buta warna jika
kedua kromosom X mengandung gen buta warna (XcbXcb), namun jika hanya salah satu
kromosom X yang mengandung gen buta warna (XcbX) maka perempuan tersebut akan
menjadi pembawa (carrier) gen buta warna tanpa menjadi penderita. Pada laki-laki jika
kromosom X mengandung gen buta warna maka akan langsung menderita buta warna (XcbY).

3. Hemofilia
Hemofilia adalah kelainan dimana darah sulit untuk menggumpal saat terjadi luka pada
bagian tubuh tertentu yang disebabkan tidak dihasilkannya faktor penggumpalan darah dalam
tubuh seseorang. Gen hemofilia terletak pada kromosom X dan sering ditandai dengan Xh
(huruf X sebagai penanda kromosom, huruf h sebagai penenda gen hemofilia). Jika wanita
memiliki salah satu kromosom X yang mengandung gen hemofilia (memiliki genotip XhX) ia
akan menjadi pembawa (carrier) kelainan hemofilia. Wanita dengan kromosom X
mengandung gen gen hemofilia (memiliki genotip XhXh) akan langsung meninggal (letal) saat
dilahirkan. Seorang laki-laki memiliki satu kromosom X saja, sehingga laki-laki yang
menderita hemofilia adalah laki-laki yang memiliki kromosom X yang mengandung gen
hemofilia (XhY).

4. Kanker
Kanker sebenarnya merupakan perkembangan dari sel tumor, yaitu sel yang terus membelah
diluar kendali. Pembelahan diluar kendali ini terjadi akibat adanya mutasi atau kerusakan
pada gen pengontrol pembelahan sel. Mutasi ini dapat disebabkan oleh sinar X, sinar UV,
sinar gamma, zat kimia berbahaya, atau akibat infeksi virus. Sebenarnya, mutasi yang terjadi
pada satu gen saja sebenarnya tidak cukup untuk menghasilkan sel tumor. Hal ini disebabkan
tubuh memiliki mekanisme perbaikan gen yang rusak. Namun, sejalan dengan bertambahnya
waktu jika semakin banyak mutasi yang terjadi, maka mutasi tersebut akan terakumulasi
menjadi banyak dan menyebabkan gen pengontrol pembelahan rusak akibatnya sel-sel
membelah tanpa henti. Jika sel tumor ini tidak segera diatasi maka sel-sel tumor dapat terus
berkembang dan mampu untuk menyebar ke seluruh tubuh membentuk berbagai jenis kanker,
misalnya kanker kulit, kanker rahim, kanker payudara, dan kanker prostat.

D.PENERAPAN PEWARISAN SIFAT DALAM


PEMULIAAN MAKHLUK HIDUP
1.PEWARISAN SIFAT DALAM PEMULIAAN TANAMAN
Salah satu contoh pemulian tumbuhan adalah dalam pemyiapan bibit pilihan melaui tahap
pembuatan varietas hibrida. Perlu diketahui bahwa varietas hibrida merupakan salah satu
jenis tanaman yang merupakan hasil keturunan yang dihasilakan dari persilangan antara dua
jenis atau lebih yang mempuyai sifat genetik yang berbeda. Persilangan yang dilakukan
sesuai dengan penemuan yang dilaksanakan oleh ilmuan yang bernama Mendel yaitu tentang
pewarisan sifat.

Seperti yang telah diterapkan oleh beberapa petani bahwa padi hibrida dapat menghasilkan
panen beras mencapai 30 % lebih banyak jika dibandingkan dengan jumlah hasil panen
tumbuhan padi pada umumnya. Jenis tanaman padi ini dapat bertahan hidup pada kondisi
tanah yang kering, sehingga beras yang dihasilkan terasa pulen, lebih wangi, dan masa panen
lebih cepat jika dibandingkan dengan jenis bibit padi biasanya. Adapun bibit unggul padi
hibrida meliputi, varietas Arize, PPH, Intani, varietas IPB4S, dan bernas prima. Salah satu
jenis padi hibrida varietas IPB4S merupakan varietas bibit unggulan yang telah diolah oleh
Institut Pertanian Bogor (IPB). Tujuan utama dalam pengembangan bibit padi ini tidak lain
adalah sebagai tindakan untuk membantu pemerintah dalam menyelamatkan manusia dari
peristiwa krisis pangan. Adapun keunggulan dari padi varietas yang telah dikembangkan
dengan bibit padi biasa adalah sebagai berikut :

• Tumbuhan akan tetap bertahan terhadap kekeringan lahan

Dari beberapa macam lahan meliputi lahan tadah hujan pada ini mampu menyesuaikan hidup
dengan baik

• Kemampuan dalam menghasilkan panen sangat tinggi

Jenis bibit padi varietas ini dapat menghasilkan padi saat panen mencapai 11,2 – 13,4 ton per
hektar dengan hasil rata-rata panen 7 ton perhektar

• Tidak mudah terserang penyakit tungro dan serangan hawar daun bakteri prototipe III
• Sangat cocok ditanam diberbagai jenis lahan pertanian

Padi varietas cocok ditanam di lahan gambut berrawa, di sekitar irigasi, dan tadah hujan
• Padi yang dihasilkan lebih berisi. Padi atau gabah secara umumnya berbentuk langsing atau
kecil-kecil
• Tekstur beras ketika setelah di masak menjadi nasi yang pulen dan kadar amilosa yang
cukup manis, sehingga sangat digemari oleh masyarakat

Tidak hanya padi saja yang dapat dikembangkan, akan tetapi tumbuhan jagung pula dapat
disilangkan untuk mendapatkan buah yang maksimal. Jenis jagung hibrida meliputi, Hibrida
C1, Hibrida CP1 dan CP2, Hibrida IPB4, Hibrida Pioneer2, Malin, Metro dan varietas bima.
Salah satu jenis jagung hibrida varietas bima merupakan hasil persilangan antara galur Balai
Penelitian Sereal dengan galur hasil kerjasama dengan Syngenta yang menghasilkan bibit
unggulan.

2.PEWARISAN SIFAT DALAM PEMULIAAN HEWAN


Pewarisan sifat dalam pemuliaan hewan merupakan suatu usaha pengembangan beternak
yang dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas genetika. Secara umum kualitas genetika itu
sendiri merupakan kemampuan peninggalan yang berasal dari yang tertua dan nenek moyang
individu. Proses untuk melakukan pewarisan sifat dalam pemuliaan hewan adalah sangat
penting. Hal ini dapat mengembangkan dan menghasilkan hewan ternak yang mempunyai
kualitas tinggi. Sebagai contoh pewarisan sifat dalam pemuliaan hewan yang sering
ditemukan adalah jenis hewan unggas yang mampu menghasilkan telur dengan jumlah yang
cukup banyak dan sapi perah yang dapat menghasilkan susu dan daging yang sangat memiliki
nilai gizi tinggi.

Adapun teknik ataupun cara yang digunakan untuk pewarisan sifat dalam pemuliaan hewan
adalah dengan cara inseminasi buatan. Inseminasi buatan atau yang sering dikenal dengan
istilah kawin suntik ini merupakan cara untuk memasukkan sperma yang sudah dicairkan dan
melalui beberapa proses penyisihan yang berasal dari ternak jantan ke dalam saluran alat
reproduksi hewan betina. Dengan menggunakan cara atau teknik inseminasi buatan ini dapat
menghasilkan keturunan yang lebih banyak dari jenis hewan jantan yang telah terpilih secara
unggul jika dibandingkan dengan persilangan yang dilakukan secara alami.

Adapun contoh lain dari pewarisan sifat dalam pemuliaan hewan adalah pada ayam broiler.
Jenis unggas ayam broiler ini dapat diklasifikasikan berdasarkan asal daerahnya, yaitu
Inggris, Asia, Mediterania, dan Amerika. Secara umum ayam broiler yang ada di Indonesia
merupakan berasal dari negara-negara tersebut. Golongan ayam broiler yang berasal dari Asia
meliputi, jenis Brahma yang berasal asli dari negara India. Adapun kelompok ayam broiler
yang berasal dari Inggris adalah sejenis Cornish. Ciri-ciri dari kelompok ayam broiler
Cornish ini yaitu, bertubuh pendek dan dapat menghasilkan daging yang sangat banyak.
Berbeda dengan kelompok ayam broiler yang berasal dari Amerika, yaitu Playmouth Rock.
Jenis ayam broiler Playmouth Rock mempunyai ciri-ciri bulu putih keabu-abuan, memiliki
ukuran tubuh yang cukup besar, menghasilkan jumlah telur yang lumayan banyak, dan cita
rasa daging yang sangat lezat apabila setelah diolah. Kelompok ayam tersebut merupakan
salah satu hasil persilangan antara ayam Black Cochin dengan jenis ayam Dominique.

BAB 4
LISTRIK STATIS DALAM KEHIDUPAN
SEHARI-HARI
A.KONSEP LISTRIK STATIS
1.MUATAN LISTRIK
Muatan listrik adalah muatan dasar yang dimiliki suatu benda, yang membuatnya mengalami gaya
pada benda lain yang berdekatan dan juga memiliki muatan listrik. Simbol Q sering digunakan untuk
menggambarkan muatan. Sistem Satuan Internasional dari satuan Q adalah coulomb, yang
merupakan 6.24 x 1018 muatan dasar. Q adalah sifat dasar yang dimiliki oleh materi baik itu berupa
proton (muatan positif) maupun elektron (muatan negatif). Muatan listrik total suatu atom atau
materi ini bisa positif, jika atomnya kekurangan elektron. Sementara atom yang kelebihan elektron
akan bermuatan negatif. Besarnya muatan tergantung dari kelebihan atau kekurangan elektron ini,
oleh karena itu muatan materi/atom merupakan kelipatan dari satuan Q dasar. Dalam atom yang
netral, jumlah proton akan sama dengan jumlah elektron yang mengelilinginya (membentuk muatan
total yang netral atau tak bermuatan).

 muatan positif (+) akan menyebabkan garis-garis medan listrik berarah dari padanya
menuju keluar,
 muatan negatif (-) akan menyebabkan garis-garis medan listrik berarah menuju
masuk padanya.
 muatan nol ( ) tidak menyebabkan adanya garis-garis medan listrik.

2.HUKUM COULOMB
Hukum Coulomb adalah hukum yang menjelaskan hubungan antara gaya yang timbul antara
dua titik muatan, yang terpisahkan jarak tertentu, dengan nilai muatan dan jarak pisah
keduanya.
Hukum ini menyatakan apabila terdapat dua buah titik muatan maka akan timbul gaya di
antara keduanya, yang besarnya sebanding dengan perkalian nilai kedua muatan dan
berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antar keduanya [1]. Interaksi antara benda-benda
bermuatan (tidak hanya titik muatan) terjadi melalui gaya tak-kontak yang bekerja
melampaui jarak separasi [2]. Adapun hal lain yang perlu diperhatikan adalah bahwa arah gaya
pada masing-masing muatan terletak selalu sepanjang garis yang menghubungkan kedua
muatan tersebut [3]. Gaya yang timbul dapat membuat kedua titik muatan saling tarik-menarik
atau saling tolak-menolak, tergantung nilai dari masing-masing muatan. Muatan sejenis
(bertanda sama) akan saling tolak-menolak, sedangkan muatan berbeda jenis akan saling
tarik-menarik [4].
3.MEDAN LISTRIK
Medan listrik adalah efek yang ditimbulkan oleh keberadaan muatan listrik, seperti elektron,
ion, atau proton, dalam ruangan yang ada di sekitarnya. Medan listrik memiliki satuan N/C
atau dibaca Newton/coulomb. Medan listrik umumnya dipelajari dalam bidang fisika dan
bidang-bidang terkait, dan secara tak langsung juga di bidang elektronika yang telah
memanfaatkan medan listrik ini dalam kawat konduktor (kabel).
4.BEDA POTENSIAL DAN ENERGI LISTRIK
Beda potensial listrik adalah perbedaan potensial listrik antara dua titik dalam rangkaian
listrik. Beda potensial listrik merupakan ukuran beda potensial yang mampu membangkitkan
medan listrik sehingga menyebabkan timbulnya arus listrik dalam sebuah konduktor listrik.
Agar terjadi aliran muatan (arus listrik) dalam suatu rangkaian tertutup, maka harus ada beda
potensial di kedua ujung rangkaian, Beda potensial  listrik adalah energi tiap satuan muatan.
B.PENERAPAN LISTRIK STATIS DALAM
KEHIDUPAN SEHARI-HARI
1.KELISTRIKAN PADA SEL SARAF
Muatan yang ada di luar dan di dalam sel saraf tidak dapat saling tarik menarik dengan
sendirinya karena ada pemisah berupa membran sel saraf (perhatikan Gambar 5.9). Tarik
menarik antar muatan akan terjadi jika ada rangsangan dari neurotransmitter. Masih ingatkah
kamu apa itu neurotransmitter? Coba buka kembali Bab 4 tentang Partikel Penyusun Benda
dan Makhluk Hidup untuk mengingat kembali.

Saat sel saraf tidak menghantarkan impuls, muatan positif Na+ melingkupi bagian luar
membran sel. Pada kondisi demikian, membran sel saraf bagian luar bermuatan listrik positif
dan membran sel bagian dalam bermuatan listrik negatif (Cl- ). 
Setiap manusia memiliki sistem saraf yang dapat mengontrol gerak otot. Sistem saraf terdiri
atas sel-sel saraf berfungsi untuk menerima, mengolah, dan mengirim rangsangan yang
diterima panca indera. Rangsangan ini disebut impuls. Setiap sel saraf terdiri atas 3 bagian,
yaitu badan sel saraf, dendrit, dan akson atau neurit. Selain ketiga bagian tersebut, pada sel
saraf juga terdapat bagian tambahan berupa selubung myelin.

Myelin sebetulnya bukan bagian sel saraf, tetapi terdiri dari sel pembentuk myelin yang
berfungsi menyelubungi akson. Berdasarkan keberadaan myelin, terdapat dua macam neuron,
yaitu neuron yang berselubung myelin dan neuron yang tidak berselubung myelin. 
 

2.HEWAN-HEWAN PENGHASIL LISTRIK


A. Ikan Belalai Gajah

Ikan belalai gajah memiliki mulut yang panjang menyerupai bentuk belalai gajah. Ikan ini
dilengkapi dengan organ khusus, yang disusun oleh ribuan sel electropax, pada bagian ekor
yang mampu menghasilkan listrik statis bertegangan tinggi. Sel electroplax merupakan sel
yang menghasilkan muatan negatif pada bagian dalam dan muatan positif pada bagian luar
saat ikan belalai gajah dalam keadaan beristirahat. Arus listrik akan muncul pada saat otot
ikan berkontraksi, pada saat itu pula ikan mampu mendeteksi keberadaan predator dan
mangsa.
B. Ikan Pari Elektrik

Ikan pari elektrik mampu mengendalikan tegangan listrik yang ada pada tubuhnya. Kedua sisi
kepala ikan pari elektrik mampu menghasilkan listrik hingga sebesar 220 volt. Besar
tegangan ini sama seperti besar tegangan listrik yang ada di rumah.

C. Hiu Kepala Martil

Hiu kepala martil memiliki ratusan ribu elektroreseptor atau sel penerima rangsang listrik.
Hiu kepala martil mampu menerima sinyal listrik hingga setengah milyar volt. Hiu kepala
martil biasa menggunakan kemampuan mendeteksi sinyal listrik untuk mengetahui letak
mangsa di bawah pasir, menghindari keberadaan predator, dan untuk mendeteksi arus laut
yang bergerak sesuai medan magnet bumi.
D. Echidnas

Echidnas memiliki moncong memanjang yang berfungsi sebagai pengirim sinyal-sinyal


listrik untuk menemukan serangga  (mangsa). Elektroreseptor Echidnas terus menerus
dibasahi agar lebih mudah untuk menghantarkan listrik. Hal inilah yang menyebabkan ke
banyakan hewan yang memiliki sistem elektroreseptor berasal dari perairan.

E. Belut Listrik

Penelitian menunjukkan bahwa belut listrik dapat menghasilkan kejutan tanpa lelah selama
satu jam. Besarnya jumlah energi listrik yang dihasilkan tersebut diyakini dapat membunuh
manusia dewasa.
F. Lele Elektrik

Lele air tawar yang berasal dari perairan tropis di Afrika ini memiliki kemampuan untuk
menghasilkan listrik hingga sebesar 350 volt. Besarnya energi yang dihasilkan lele elektrik
sama seperti energi listrik yang diperlukan untuk menyalakan komputer selama 45 menit.

3.PENGGUNAAN LISTRIK STATIS DALAM TEKNOLOGI

A. Pengendap Elektrostatis pada Cerobong Asap


Pengendap elektrostatis berfungsi untuk membersihkan gas buang yang keluar melalui cerobong
asap agar tidak mengandung partikel-partikel kotor yang dapat mencemari udara. Komponen utama
yang ada pada alat ini adalah kawat yang bermuatan negatif dan pelat logam yang bermuatan
positif. Saat asap kotor melewati kawat, maka beberapa partikel abu juga akan bermuatan negatif.
Setelah itu, pelat logam yang bermuatan positif akan menarik partikel abu tersebut hingga
membentuk jelaga yang mudah dibersihkan. d. Pengecatan Mobil Butiran cat mobil akan bermuatan
listrik ketika bergesekan dengan mulut pipa semprot dan udara. Butiran cat tersebut akan tertarik ke
badan mobil apabila badan mobil diberi muatan yang berlawanan dengan muatan cat.
B.Proses pengecatan atau pelapisan secara elektrostatik.

Pada ujung alat penyemprot diproduksi ion-ion dengan memberikan tegangan listrik yang
sangat tinggi. Material pelapis atau cat didorong dengan udara dan saat melewati ujung
nozzle menangkap sebagian muatan sehingga menjadi partikel bermuatan. Bahan yang akan
dilapis atau dicat yang umumnya konduktor diberi muatan yang berlawanan tanda. Pada
konduktor muatan listrik tersebar di permukaan secara merata. Partikel pelapis yang telah
bermuatan ditarik oleh muatan di permukaan bahan yang akan dicat sehingga jatuh ke
permukaan benda tersebut secara merata.

Prinsip yang digunakan adalah gaya tarik antara muatan positif dan negatif. Gambar di atas
adalah ilustrasi proses pengecatan atau pelapisan tersebut. Material cat atau partikel pelapis
disemprot dari nozzle menggunakan dorongan udara. Namun, di ujung penyemprot
dihasilkan banyak muatan listrik dengan memberikan tegangan listrik yang sangat tinggi.
Partikel yang keluar dari nozzle mengikat sebagian muatan tersebut sehingga keluar dari
nozzle sebagai partikel bermuatan. Benda yang dicat atau dilapisi umumnya berbentuk logam
atau bahan konduktor lain diberi muatan listrik yang berlawanan. Karena bahan tersebut
adalah logam maka muatan akan tersebar di permukaan logam. Muatan yang ada di
permukaan bahan akan menarik partikel yang keluar dari nozzle yang memiliki muatan
berlawanan tanda sehingga bergerak kea rah benda yang akan dicat. Karena muatan yang ada
di permukaan bahan tersebar merata di seluruh permukaan maka partikel pelapis akan
menunju bahan secara merata pula. Dengan demikian, hasil pelapisan atau pengecatan
menjadi rata.
C. Mesin Fotokopi

Selain menerapkan konsep optik, mesin fotokopi juga menerapkan konsep listrik statis.
Komponen utama pada mesin fotokopi yang menerapkan listrik statis adalah penggunaan
toner atau tempat bubuk hitam halus. Toner sengaja dibuat bermuatan ne gatif sehingga
mudah ditarik oleh kertas.
 

Anda mungkin juga menyukai