Anda di halaman 1dari 13

KIMIA PEMISAHAN

LAPORAN CBR, CJR, RI, MR DAN PROJEK

KROMATOGRAFI KOLOM

DISUSUN OLEH KELOMPOK I :

NAMA : ALLIKA HAYA FAHRUNISA (4182131014)

ANRY AGNES SIMANUNGKALIT (4182131012)

DEBORA SILVIA SIAGIAN (4183331031)

KELAS : KIMIA DIK A 2018

DOSEN PENGAMPU : Drs.Jasmidi,M.Si

Rini Selly, S.Pd, M.Sc

MATA KULIAH : KIMIA PEMISAHAN

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
penulis rahmat kesehatan dan kesempatan sehingga bisa menyusun dan menyelesaikan tugas
KKNI ini.Penulisan tugas - tugas ini penulis sajikan secara ringkas dan sederhana sesuai
dengan kemampuan yang penulis miliki,dan tugas ini disusun dalam rangka memenuhi tugas
wajib KKNI dalam Mata Kuliah Kimia Pemisahan

Dalam penyusunan tugas - tugas ini, penulis mendapat bimbingan dari berbagai pihak
untuk menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakannya. Oleh karena itu
penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan tugas ini terutama kepada Drs.Jasmidi,M.ScdanRini Selly S.Pd.,M.Sc yang telah
membimbing serta mengarahkan penulis dalam menyelesaikan tugas ini.

Penulis berharap dengan adanya tugas ini dapat memberikan manfaat kepada semua
pihak, khususnya bagi pembaca untuk memperluas wawasan dan juga pengetahuan mengenai
Kimia Pemisahan.

Penulis menyadari banyak kesalahan dan kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kritik yang membangun dari semua pihak sangat
penulis harapkan agar dapat memperbaikinya dan menjadi bekal untuk penulisan tugas KKNI
yang lebih baik lagi di masa yang akan datang..

Medan, September 2020

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Pengertian Kromatografi Kolom


Kromatografi kolom (adsorbsi) merupakan salah satu contoh kromatografi adsorbsi.
Karakter kromatografi kolom :
 Fasa diam : padat (misal: silika gel, alumina, karbon aktif, dan lain- lain)
 Fasa gerak : cair (misal: aseton, etanol, dan lain-lain)
Senyawa yang dipisahkan dengan kromatografi kolom memiliki mekanisme yang
sama dengan jenis kromatografi lain yaitu berkaitan dengan perbedaan antara gaya-gaya
antar molekul dalam sampel dengan fasa gerak dan antara komponen dengan fasa diam.
Tekniknya bergantung pada kombinasi fasa diam dan fasa gerak yang dipilih, sehingga
interaksi yang timbul juga demikian.
Berdasarkan sifat instrumen yang digunakan, metode analisis Kromatografi terdiri
dari 2 macam yaitu konvensional dan modern. Kromatografi modern adalah teknik
pemisahan komponen zat atau zat aktif dari suatu senyawa yang memiliki berat molekul
tinggi dengan menggunakan instrument canggih.

1.2 Materi Mengenai Kromatografi Kolom


Pemisahan kromatografi kolom adsorpsi didasarkan pada adsorpsi komponen –
komponen campuran dengan afinitas berbeda – beda terhadap permukaan fase diam.
Kromatografi kolom adsorpsi termasuk pada cara pemisahan cair - padat. Kromatografi
cair – padat juga disebut Kromatografi Adsorpsi, metode ini banyak digunakan untuk
analisis biokimia dan organic (Suryadarma, 2014).
Beberapa jenis pelarut dan fasa gerak untuk kromatogafi kolom
a. Deret Trappe Deret ini menggambarkan kekuatan elusi pelarut-pelarut dengan
kolom yang menggunakan padatan penyerap silika gel : Air murnt e metanol < etanol <
propanol < aseton e etil asetat e dietil eter e kloroform < metilen klorida e benzena e
toluena e trikloro etilen « karbon tetraklorida e sikloheksana < heksana Urutan pelarut-
pelarut di atas menunjukkan bahwa semakin turun kepolarannya maka semakin
bertambah kekuatan pelarut tersebut untuk mengelusi senyawa yang teradsorbsi oleh
silika gel.
b. Deret Williams Deret ini menggambarkan kekuatan elusi yang berbeda dari deret
sebelumnya untuk pelarut yang digunakan pada teknik kromatografi kolom dengan
padatan karbon aktif untuk pemisahan asam-asam amino dan sakarida-sakarida : Etil
asetat < dietil eter < propanol < aseton < etanol < metanol < air murnt
Urutan pelarut-pelarut di atas menunjukkan bahwa dengan kenaikan kepolaran
memberikan kemampuan elusi pelarut- pelarut tersebut terhadap asam-asam amino dan
sakarida- sakarida yang teradsorb oleh karbon aktif semakin besar. Dengan kata lain
semakin turun kepolarannya kekuatan elusi semakin berkurang.
Padatan untuk menyerap Kromatografi Kolom
No JenisPadatan Kegunaan dalam Pemisahan
Sterol, zat warna, vitamin, ester, alkaloid,
1 Alumina dan magnesia
senyawa anorganik
2 Silica gel Sterol, asam amino
3 Karbon aktif Peptide, kerbohidrat, asam amino
4 Magnesium silikat Sterol, ester, gliserida, alkaloid
5 Magnesium karbonat Perphirin
6 Kalium hidroksida Karatenoid
7 Kalsium karbonat Karatenoid, santhofil
8 Kalsium phospat Enzim, protein, pelinukleotida
9 Aluminium sulfat Sterol
10 Pati Enzim
11 Gula Klorofil, Xanthofil
Untuk system kolom pertisi, keberadaan padatan tidak lagi berfungsi sebagai
fasa diam tetapi berfungsi sebagai padatan pendukung yang memediasi proses
pemisahan menjadi media interaksi fasa diam cair dan f asa gerak cair dengan
senyawa yang akan dipisahkan.

1.3 Prinsip Dasar Kromatografi Kolom


1. Prinsip kerja kromatografi kolom Zat cair sebagai fasa gerak akan membawa cuplikan
senyawa mengalir melalui fasa diam sehingga terjadi interaksi berupa adsorbsi
senyawa-senyawa tersebut oleh padatan dalam kolom. Kecepatan bergerak suatu
komponen dalam cuplikan tergantung pada seberapa besar/lama komponen tersebut
tertahan oleh padatan penyerap dalam kolom. Hasil yang diperoleh berupa fraksi-
fraksi senyawa (eluat) yang ditampung pada bagian bawah kolom.

Untuk dapat diperoleh pemisahan yang sempurna perlu dilakukan pemilihan fasa
diam dan fasa gerak secara tepat dan sesuai. Faktor yang menjadi ukuran pemilihan
terhadap kedua fasa tersebut antara lain polaritas dan kelarutan.

Teknik kromatografinya:
1. Dibuat bubur adsorben yang berasal dari padatan yang telah kita pilih.

2. Bubur adsorben dituang ke dalam kolom gelas ukuran panjang + 40 cm dan


diameter t 2 cm (dimensi kolom dapat disesuaikandengan kebutuhan) yang di
bagian ujung bawahnya dilengkapi dengan kran, secara hati-hati. Bagian bawah
ditahan dengan glass wool atau sejenisnya untuk menghindari lolosnya adsorben
dari dalam kolom.
3. Dijaga jangan sampai terjadi gelembung udara pada bagian dalam kolom. Hasil
akhir penuangan bubur adsorben berbentuk padat dan kompak tanpa lubang atau
retakan. Bila hal ini terjadi maka kolom tersebut dikatakan rusak dan tidak dapat
dipergunakan.
4. Padatan kolom yang terbentuk dijaga supaya tetap basah oleh pelarut dengan
menuangkan pelarut dengan hati-hati dan terhindar dari kekeringan permukaan.
Umumnya langkah ini dilakukan sehari semalam sebelum kolom dapat
dipergunakan.
5. Bila akan digunakan pelarut yang berbeda sebagai fasa gerak (yang demikian
ini disebut eluen) maka kolom harus dicuci terlebih dahulu dengan pelarut yang
dimaksud dengan cara mengalirkan secara berulang-ulang pelarut tersebut ke
dalam kolom serta didiamkan beberapa saat sebagai langkah aktivasi kolom.
6. Pada saat penuangan cuplikan dilakukan melalui bagian tepi tabung kolom
secara perlahan-lahan, tidak langsung ke permukaan padatan karena dapat
merusak permukaan padatan.
7. Laju alir fasa gerak diatur dengan menentukan kecepatan penetesan cairan
setiap satuan waktu. Fraksi yang ditampung (eluat) diharapkan akan bervolume
sama dalam selang waktu tertentu.
2. Penyerapan ideal Jalur-jalur penyerapan yang ideal dengan teknik kromatografi kolom
digambarkan sebagai berikut :
1. Konstituen-konstituen yang terpisah dari campuran dapat teramati di dalam kolom
yang berupa warna, reaksi dengan indikator/perekasi kimia, disinari dengan lampu
UV.
2. Komponen dilarutkan atau dielusi dengan mengalirkan pelarut lain untuk
mengeluarkannya dari dalam kolom.

1.4 Jenis Sampel yang digunakan untuk Kromatografi Kolom


Sampel yang digunakan dapat berupa zat padat dan zat cair.
Beberapa contoh pemisahan dengan kromatografi kolom parsial

Paadatan
Pemisahan Fase diam Fase gerak
pendukung
Kloroform, karbon tetra
Alcohol C1-C4 Cellite Air
klorida
Asam lemak C2-
Silica gel Air Kloroform:n-butanol
CB
n-propanol, n-butanol: asam
Asam amino Pati Air
klorida
Methanol: n-butanol:
Fenol-fenol selulosa Air
kloroform

1.5 Peralatan Kromatografi Kolom


Alat utama yang digunakan adalah sebuah tabung dengan diameter 5-50 mm dan
tinggi 5 cm – 1m. Pada bagian dasar tabung diberi semacam penyaring dari glass wool
untuk menghindari hilangnya fasa diam.

1.6 Keuntungan Pemakaian Kromatografi Kolom

Keuntungan pemisahan dengan metode kromatografi kolom adalah:


1. Dapat digunakan untuk sampel atau konstituen yang sangat kecil.

2. Cukup selektif terutama untuk senyawa – senyawa organik multi komponen.


3. Proses pemisahan dalam dilakukan dalam waktu yang relative singkat.

4. Seringkali murah dan sederhana karena umumnya tidak memerlukan alat yang mahal
dan rumit.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Contoh Aplikasi Jenis Pemisahan dengan Menggunakan Metode Kromatografi


Kolom
 Jurnal 1 : Komposisi Sitronelol Dan Geraniol Dari Rhodinol Minyak Sereh
Jawa Melalui Pemisahan Silika Gel Terimpregnasi AgNO3
Rhodinol hasil dari isolasi minyak sereh jawa merupakan campuran dari
senyawa sitronelol dan geraniol. Penelitian ini bertujuan mengetahui komposisi
sitronelol dan geraniol dalam rhodinol dari hasil pemisahan silika gel terimpregnasi
AgNO3. pada kromatografi kolom.
Penelitian ini diawali dari fakta bahwa minyak yang diperoleh diukur
volumenya dan dianalisa kandungan rhodinol, berat jenis dan bilangan penyabunan.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa kondisi optimum untuk ekstraksi
rhodinol dengan pelarut n-heksana pada perbandingan pelarut dan bahan 5:1 dengan
waktu operasi 2,5 jam dan diperoleh rhodinol sebanyak 78,43 %. Sayekti,dkk (2013)
telah melakukan isolasi rhodinol dari minyak sereh Jawa menggunakan destilasi
fraksinasi pengurangan tekanan sehingga diperoleh persentase rhodinol sebesar
68,55%. Selanjutnya rhodinol tersebut dipisahkan menggunakan kromatografi kolom
tekan (KKT) dengan komposisi pelarut bergradien toluen : etil asetat (toluen 100%
dan toluen : etil asetat = 12:0,1; 12:0,5; 12:0,7). Hasil dari KKT kemudian dianalisis
dengan menggunakan spektrofotometer GC-MS dan IR. Kromatogram GC-MS
menunjukkan persentase sitronelol 42,98% dan geraniol 57,02%.
Isolasi sironelol dan geraniol pada penelitian ini dilakukan dengan
kromatografi kolom yang dimodifikasi yaitu dengan mengimpregnasi fasa diam silika
gel dengan perak nitrat. Proses impregnasi melalui tahapan penentuan konsentrasi dan
waktu optimum perak nitrat dan silika gel. Pemisahan dipandu dengan kromatografi
lapis tipis (KLT) dengan pendeteksi noda menggunakan lampu UV. Penetapan hasil
terbaik didasarkan berdasarkan data analisis GC-MS. Alat-alat yang digunakan pada
penelitian ini adalah alat-alat gelas yang umum digunakan di laboratorium kimia,
bejana KLT, botol semprot KLT, lampu UV, neraca analitik (OHAUS Carat Series),
seperangkat alat kromatografi kolom tekan (KKT), spektrofotometer IR (FTIR
SHIMADZU PRESTIGE 21) dan spektrofotometer GCMS (SHIMADZU QP 2010).
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah etil asetat (CH3COOC2H5),
n-heksana (C6H14), kloroform (CHCl3), perak nitrat (AgNO3) , plat KLT slika gel
F254 , rhodinol (Sayekti, dkk, 2013), dan silika gel 60 (230 – 400 mesh).
Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut: Isolasi campuran sitronelol dan geraniol dari rhodinol
dapat dilakukan dengan silika gel terimpregnasi perak nitrat dengan konsentrasi 36%
dan waktu perendaman 1 jam pada kromatografi kolom dengan eluen n-heksana :
kloroform dengan komposisi 99:1.
Hasil isolasi rhodinol (sitronelol dan geraniol) dari minyak sereh Jawa dengan
teknik kromatografi kolom menggunakan AgNO3 yang diidentifikasi dengan GCMS
diperoleh kemurnian yang tinggi dengan luas area sitronelol 21,42% dan geraniol
69,15% lebih baik dari proses isolasi rhodinol (sitronelol dan geraniol) dari minyak
sereh Jawa dengan teknik kromatografi kolom yang diidentifikasi dengan GC-MS
diperoleh kemurnian dengan luas area sitronelol 42,98% dan geraniol 57,02%.

 Jurnal 2 : Pemisahan sitronelal dengan menggunakan Kromatografi Kolom


Dengan Fasa Diam Siklodekstarin Terasetilasi
Pemisahan senyawa kiral telah menjadi pembicaraan besar karena sebagian
besar molekul bioorganik adalah kiral. Karena sifat kiralitasnya, sepasang enantiomer
dari organisme hidup menunjukkan respon biologis yang berbeda antara satu dengan
yang lain, sering kali dua enantiomer dari obat rasemat yang sama memiliki efek
farmakologi yang berbeda. Sebagai contoh S(+)-propanolol sangat lebih aktif dari
pada enantiomernya. Anestetik ketamin diberikan sebagai campuran rasemat. S(+)-
ketamin lebih potensi dari pada R(-)-ketamin, disamping itu bentuk R(-)-
menyebabkan efek setelah operasi. Karena efek samping yang mungkin disebabkan
oleh hadirnya komponen campuran dalam rasemat obat, sehingga saat ini
kecenderungan industri farmasi dalam mempersiapkan obat dalam satu enantiomer
saja.Menurut (Chen, et al.; 2005)Siklodekstrin efektif dalam pemisahan dua turunan
naftalena dengan kromatografi cair kinerja tinggi. Hasil yang diperoleh selektivitas
dapat secara signifikan ditingkatkan oleh interaksi antara cincin s-triazine dari ikatan
kimia siklodekstrin-silika sebagai fasa diam.

Sedangkan untuk alat-alat yang digunakan antara lain: satu set peralatan
kromatografi kolom, satu set alat KLT, Gas Chromatograpy dan FT-IR
Spectrofotometer Perkin Elmer series frontier. Langkah kerja yang dilakukan dalam
penelitian ini dimulai dengan melakukan reaksi asetilasi dengan memasukkan 5 g
katalis Zr4+zeolit beta ditambah 20 mL anhidrida asetat (0,0208 mol) ditambah 5 mL
pelarut DMF kemudian diaduk, campuran 20 g ß-siklodekstrin dan 70 mL DMF
dimasukkan tetes demi tetes. Diaduk dengan pengaduk magnet pada temperatur ruang
27°C selama 36 jam. Kemudian hasil reaksi disaring dan ditambahkan dengan aseton.

Hasil reaksi dianalisis menggunakan FT-IR. Selanjutnya untuk menentukan


eluen menggunakan metode KLT. Hasil analisis menggunakan FT-IR menunjukkan
bahwa gugus -OH hasil reaksi asetilasi -siklodekstrin semakin berkurang,
sedangkan gugus C=O semakin bertambah.
Pada saat pengelusian pertama yang akan keluar terlebih dahulu adalah eluen
dalam hal ini adalah toluena. Kemudian eluat yang telah ditampung dalam vial-vial
diuji dengan menggunakan plat KLT silica gel. Eluen yang digunakan adalan toluena
dan etil asetat dengan perbandingan 12:0,1. Pemisahan sitronelal sebagai senyawa
kiral menggunakan kromatografi kolom dengan fasa diam siklodekstrin terasetilasi
lebih baik dari pada dengan menggunakan fasa diam silica gel.

Hasil analisis menggunakan FT-IR menunjukkan bahwa gugus -OH hasil


reaksi asetilasi β−siklodekstrin semakin berkurang, sedangkan gugus C=O semakin
bertambah. Hal ini menandakan gugus -OH telah digantikan oleh gugus asetil dengan
bertambahnya gugus C=O. Namun dikarenakan pada spektrum IR hasil asetilasi peak
pada bilangan gelombang 3000an yaitu gugus -OH masih ada berarti bahwa tidak
semua gugus -OH pada -siklodekstrin digantikan oleh gugus asetil dari anhidrida
asam asetat. Hal inilah yang membuat -siklodekstrin terasetilasi menjadi kaya akan
gugus fungsi dan akan lebih selektif dalam pemisahan senyawa kiral.

Senyawa golongan terpen alkohol dari tanaman obat terbal Thymus vilgaris
dan Thymus zygis telah diidentifikasi menggunakan KLT dengan komposisi eluen
toluena : etil asetat (93:7) dan noda dideteksi dengan menggunakan larutan vanilin.
Hasil analisis menunjukkan bahwa obat herbal tersebut mengandung senyawa
sitronelal dengan waktu retensi (Rf) 0,7-0,8 (Utami; 1987). Pemilihan fasa gerak pada
fraksi 3 hasil isolasi minyak sereh dilakukan dengan menggunakan kromatografi lapis
tipis (KLT) menggunakan komposisi eluen toluena : etil asetat (12:0,1) (analisis KLT
menggunakan plat silica gel; tebal 0,25 mm; jarak elusi 4 cm; penampak noda vanilin;
dipanaskan) menunjukkan nilai Rf = 0,825 (Sayekti, et al.; 2013).

Untuk memastikan bahwa enantiomer dari sitronelal telah terpisah maka


dibandingkan kadar sitronelal hasil pemisahan menggunakan kromatografi kolom
dengan fasa diam siklodekstrin terasetilasi dan dengan fasa diam silica gel. Dari hasil
GC didapatkan kadar pemisahan sitronelal.

2.2 Ide Jenis Pemisahan Kromatografi Kolom


 Kromatografi Kolom Pada Kunyit
Kromatografi kolom digunakan untuk memisahkan senyawa-senyawa dalam
jumlah yang banyak berdasarkan adsorpsi dan partisi. 
Kunyit (Curcuma domestica Val.) merupakan jenis temu-temuan yang
mengandung kurkuminoid, yang terdiri atas senyawa kurkumin dan turunannya yang
meliputi desmetoksikurkumin dan bisdesmetoksikurkumin. Kurkuminoid merupakan
bahan aktif dalam rimpang kunyit yang mempunyai aktivitas biologis berspektrum
luas, yang salah satunya antihepatotoksik (Sujatno, 1997). Manfaat rimpang kunyit
sebagai obat tradisional antara lain untuk obat gatal, kesemutan, gusi bengkak, luka,
sesak napas, sakit perut, bisul, kudis, encok, sakit kuning, memperbaiki pencernaan,
antidiare, penawar racun, dan sebagainya (Rukmana, 1999).
 Alat dan Bahan

No Alat Bahan

1. Papan Kertas
2. Tang Kapas
3. Penggaris Busa
4. Lilin Selang
5. Pensil Kain
6. Gunting Pasir
7. Pulpen EkstrakKunyit
8. Korek api Petroleum Eter
9. Pisau
10
Kawat
.
11
Paku
.
12
Besi
.
13
Botol bekas
.
14
Gergaji
.

 Prosedur Kerja
1. Potong papan
2. Potong botol belas
3. Potong selang
4. Bakar paku untuk melindungi tutup botol
5. Gunting kertas, busa dan kain hingga berbentuk bulat
6. Rekatkan dengan menggunakan lem
7. Rekatkan tutup botol dengan botol yang telah berisi pasir
8. Gunakan kawat untuk meletakkan botol
9. Masukkan kapas kedalam botol yang telah berisi pasir dan padatkan
10. Masukkan petroleum eter
11. Masukkan ekstrak kunyit
12. Perhatikan hasilnya dan catat

DAFTAR PUSTAKA

Murniwati. 2018. Buku Informasi Analisis Kromatografi Konvensional Mengikuti Prosedur.


Menteri Pendidikan dan Kebudayaan: Jakarta.

Murtiyanti.,Setyaningrum.,Cahyono.,E.(2016).Pemisahan Sitronela Menggunakan


Kromatografi Kolom dengan Fase diam Sikodekstri. Indonesian Journal of Chemical
Science. 80-85: p-ISSN 2252-6951, e-ISSN 2502-6844

Prihatni,V.,Sayekti,E.,Rudiyansyah.(2015). Komposisi Sitronelol dan Geraniol dari Minyak


Sereh Jawa Melalui Pemisahan Silica Gel Trimpregnasi AgNo3. JKK.4(3).28-32.

ISSN 2303-1077.
Rubiyanto.2017. Metode kromatografi.CV budi utama: Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai