Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS JURNAL

PENYAKIT ENDEMIK MALARIA

Makalah ini disusun untuk memenuhi penugasan pada mata kuliah Kesehatan
Pariwisata
Disusun Oleh :

1. Ni Kadek Ayu Purnamawati (18C10148)


2. Ni Komang Ayu Sawitri Yogi (18C10150)
3. Ni Nyomang Evi Sariani (18C10162)
4. I Nyoman Krisna Artha Kusuma (18C10169)
5. Ni Putu Lilik Wahyuningsih (18C10171)
6. Putu Mahendra (18C10172)
7. Kadek Novi Safitri (18C10178)
8. Ni Kadek Okki Suryani (18C10179)
9. Ni Made Pebri Listiawati (18C10180)
10. Ni Made Rani Rahayu (18C10181)
11. Ni Komang Surya Ariani (18C10191)
12. Ni Kadek Uni Windika Larasavitri (18C10194)
13. Ni Kadek Wiwin Dwi Wahyuni (18C10199)

TINGKAT II / KELAS C
PRODI SARJANA KEPERAWATAN
FAKULTAS KESEHATAN
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
TAHUN AJARAN
2019 / 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Analisis Jurnal
Penyakit Endemik Malaria” dengan baik serta tepat waktu, yang dibuat untuk
memenuhi tugas akhir pada mata kuliah Kesehatan Pariwisata.
Dalam penulisan makalah ini tentunya kami berterimakasih kepada :

1. Dosen pembimbing pada mata kuliah Kesehatan Pariwisata yaitu Ibu Ni


Wayan Sukma Antari, S.Si.,M.Si yang telah membimbing kami dalam
proses pembelajaran,
2. Seluruh teman-teman yang turut memberi saran serta dukungan moral atas
penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak untuk menyempurnakan makalah ini.

Akhir kata kami mengucapkan terimakasih dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat serta dapat memenuhi harapan bagi pembaca.

Klungkung, 24 Maret 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR........................................................................................................i

DAFTAR ISI ......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1

A. Latar Belakang...............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah .........................................................................................................2
C. Tujuan ...........................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................3

A. Sejarah Malaria..............................................................................................................3
B. Jenis Plasmodium Malaria.............................................................................................4
C. Metode/Cara Pemeriksaan Malaria ...............................................................................5
D. Cara Pencegahan Malaria..............................................................................................7

BAB III PENUTUP.............................................................................................................8

A. Kesimpulan ..................................................................................................................8
B. Saran.............................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................9

LAMPIRAN.......................................................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Malaria adalah salah satu penyakit menular yang menjadi permasalahan


kesehatan masyarakat baik masalah utama di dunia maupun di Indonesia yang
sangat mempengaruhi angka kematian, kesakitan bayi, anak balita dan ibu
melahirkan serta dapat menurunkan produktifitas tenaga kerja. Lebih dari 100
negara terinfeksi malaria dengan perkiraan 300-500 juta kasus pertahun dan lebih
dari 1 juta kematian pertahun karena infeksi malaria. Sebagian besar kematian
terjadi pada bayi dan anak. Pada tahun 2016, diperkirakan terdapat kasus malaria
sebanyak 216 juta dari seluruh dunia. Sebagian besar kasus terjadi di Afrika
(90%) kemudian diikuti Asia Tenggara (7%). Di Asia Tenggara melaria
merupakan masalah kesehatan yang penting, karena sekitar 96% dari penduduk
yang beresiko tertular malaria tinggal di Bangladesh, India, Indonesia, Myanmar
dan Thailand yang merupakan daerah endemis malaria.

Indonesia merupakan salah satu negara yang angka kesakitan malarianya


masih cukup tinggi, karena memengaruhi angka kesakitan bayi, balita, ibu hamil
serta menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB). Malaria masih menjadi ancaman
kesehatan pada masyarakat yang hidup di daerah terpencil dan endemis di
Indonesia. Berdasarkan Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Kesehatan
Lingkungan-PP dan PL dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,
sebanyak 107 juta penduduk Indonesia saat ini tinggal di daerah endemis tinggi
malaria. Enam provinsi yang termasuk daerah endemis di Indonesia yakni
Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat, Sumatera Utara (Nias dan Nias
Selatan) dan Nusa Tenggara Timur (NTT) termasuk daerah endemis malaria
tinggi. Sementara Aceh, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Jambi, Kalimantan
Tengah, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Jawa Tengah dan Jawa Barat termasuk
endemis malaria sedang. Hal ini sesuai dengan Peraturan Presiden No.2, 2015
pada rencana pembangunan jangka menengah nasional tahun 2015-2019 dimana
malaria adalah prioritas utama yang perlu ditangani.

1
Maka dari itu diperlukan hasil penelitian dari berbagai pihak yang mampu
menopang negara Indonesia dalam mencegah maupun menanggulangi kejadian
infeksi malaria khususnya pada daerah endemis malaria.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah
dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah sejarah penyakit malaria hingga menjadi
endemis di Indonesia ?
2. Apakah jenis plasmodium yang menyebabkan malaria pada
anak-anak ?
3. Bagaimanakah metode / cara pemeriksaan malaria ?
4. Bagaimanakah cara pencegahan penyakit malaria ?

C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui sejarah penyakit malaria hingga menjadi
endemis di Indonesia.
2. Untuk mengetahui jenis plasmodium yang menyebabkan
malaria pada anak-anak.
3. Untuk mengetahui metode / cara pemeriksaan malaria.
4. Untuk mengetahui cara pencegahan penyakit malaria.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Malaria

Sejak parasit malaria ditemukan pada manusia oleh Charles Louis


Alphonse Laveran, 1880 (ahli Bedah Angkatan Perang Perancis),
patogenetik dan patologi malaria berkembang mengikuti perkembangan
teknik histologi, histokimia dan mikroskop elektron. Selanjutnya peneliti
Italia (Giovanni Batista dan Raimondo Filetti, 1890) memperkenalkan dua
nama plasmodium yaitu P. falciparum dan P. Vivax. Malaria diduga
berasal dari Afrika, dengan ditemukan fosil nyamuk yang telah berumur 3
juta tahun. Penyebaran malaria mengikuti migrasi ke wilayah di sepanjang
pantai Mediteria, Mesopotamia, Jazirah India dan Asia Tenggara.
Kemungkinan P.vivax dan P. malariae menyebar dari Asia Tenggara ke
Amerika melalui pelayanan lintas pasifik migrasi manusia. Selanjutnya P.
falciparum tersebar setelah era Columbus, melalui perbudakan oleh para
penakluk Spanyol yang membawa orang Afrika ke Amerika Tengah.
Laporan tentang malaria di Indonesia pertama dibuat oleh dokter-dokter
militer pada abad ke-19.

Selanjutnya, kejadian wabah malaria dilaporkan di Cirebon pada


tahun 1852–1854. Studi malaria yang lebih lengkap dilakukan pada
permulaan abad ke-20, khususnya penyakit malaria pada pekerja
perkebunan di Sumatera Utara. Sebelum tahun 1952, Jakarta dan
sekitarnya, kota-kota di pantai utara jawa dan beberapa daerah perkebunan
serta persawahan di Jawa Barat merupakan daerah endemis malaria lalu
menginfeksi daerah sekitar Papua.

Banyaknya daerah endemis malaria di Indonesia, seperti di


Sumatera Selatan diakibatkan karena lingkungan tempat tinggal suku
Anak Dalam di Sumatera Selatan yang kebanyakan tinggal di sekeliling
hutan, hal itu yang menyebabkan mereka akan memiliki resiko untuk
tertular malaria, selain itu aktivitas mereka juga lebih banyak dilakukan di

3
alam terbuka yang akan meningkatkan intensitas kontak nyamuk dengan
manusia. Maka dari itu malaria menjadi penyakit endemik di wilayah
tersebut karena cepatnya penularan. Di daerah endemis malaria, anak
-anak belum terbentuk resistensi terhadap malaria dalam tubuhnya bila
dibandingkan dengan orang dewasa, sehingga tingkat keparahan malaria
akan lebih berat pada anak-anak. Berbeda dengan daerah endemis di
Papua, secara geografis kabupaten Yahukimo provinsi Papua masih
dikelilingi oleh hutan dan rawa. Banyak rawa-rawa memungkinkan berisi
banyak vektor/nyamuk menjadi penyebab malaria berkembang biak.
Selain itu, kurangnya kesadaran masyarakat tentang kebersihan
lingkungan, sehingga jarang dilakukan pembersihan rawa di sekitar rumah
sehingga nyamuk dapat berkembang menjadi vektor malaria. Sedangkan
daerah endemis di Sulawesi, di katakan endemis malaria karena penyakit
malaria merupakan penyebab tingginya angka kematian bayi, balita, anak-
anak serta dapat menimbulkan kejadian luar biasa (KLB).

B. Jenis Plasmodium Malaria

Malaria disebabkan oleh protozoa plasmodium yang ditularkan ke


manusia oleh nyamuk Anopheles betina. Ini ditandai oleh demam,
menggigil, kelelahan, anemia dan splenomegali. Plasmodium vivax dan
Plasmodium falciparum adalah parasit penyebab malaria paling umum di
Indonesia. Namun, dibandingkan dengan Plasmodium vivax dan jenis
plasmodium lainnya, Plasmodium falciparum adalah spesies plasmodium
yang paling umum ditemukan di Indonesia.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hotnida Sitorus, dkk


(2011), jenis Plasmodium yang paling dominan menginfeksi anak usia 0-9
tahun di daerah endemis Provinsi Sumatera Selatan adalah P. vivax dengan
proporsi sebesar 82,4% dan diduga penularan terjadi secara indigenous.
Hal ini selaras dengan penelitian yang dilakukan di Sulawesi Tengah yang
menyebutkan bahwa Plasmodium vivax merupakan jenis plasmodium
terbanyak yang menginfeksi kasus malaria, hal ini dikarenakan
Plasmodium vivax mempunyai distribusi geografis yang paling luas, mulai

4
dari daerah yang beriklim dingin, subtropik sampai daerah tropis. Namun
hal itu berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan di daerah endemis
Papua, penelitian ini mendapatkan bahwa usia terbanyak anak dengan
infeksi malaria adalah pada usia 1-5 tahun. Di daerah endemis, anak-anak
berusia 1-5 tahun berada dalam periode risiko tinggi mengalami infeksi
malaria karena tidak adanya kekebalan. Di RSUD Dekai Provinsi Papua
parasit penyebab paling umum infeksi malaria pada anak adalah
Plasmodium falciparum sebanyak 119 (49,2%). Plasmodium falciparum
merupakan jenis paling ganas dari empat spesies dan memiliki tingkat
morbiditas dan mortalitas terkait tertinggi. Ini memiliki kapasitas tinggi
untuk amplifikasi karena dapat menyerang sel-sel darah merah dari segala
usia, menghasilkan parasitemia tingkat tinggi. Hal tersebut selaras dengan
penelitian yang dilakukan di Afrika sub-Sahara, menyebutkan bahwa
Plasmodium falciparum yang paling berisiko menginfeksi anak-anak yang
ada didaerah tersebut.

C. Metode / Cara Pemeriksaan Malaria

Dari berbagai hasil penelitian, ada beberapa metode pemeriksaan yang


digunakan untuk mendeteksi jenis nyamuk / Plasmodium yang
menginfeksi anak-anak yaitu antara lain :

1. Sediaan Darah Jari ( SDJ )

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Sumatera Utara


pada masyarakat Suku Anak Dalam, cara mendeteksi malaria yang
digunakan yaitu dengan mengambil darah pada jari anak yang
digunakan untuk membuat sediaan darah (tebal dan tipis) dan
mengukur kadar Hemoglobin (metode sahli) setelah itu dilakukan
spleen dengan cara palpasi khusus pada anak usia 2-9 tahun,
kemudian sediaan darah jari yang diperoleh di lapangan
selanjutnya diwarnai dan diidentifikasi di Laboratorium
Parasitologi Loka Litbang P2B2 Baturaja. Hasil pemeriksaan
sediaan darah jari anak di Desa Pagar Desa menunjukkan angka
prevalensi malaria pada anak umur 0-9 tahun di Desa Pagar Desa

5
sebesar 14,9%, dengan proporsi (parasite formula) P. falciparum
sebesar 17,6% dan P. vivax sebesar 82,4%. Dari 17 anak yang
positif malaria 5 diantaranya diketahui memiliki parasit fase
gametosit.

Hal ini selaras dengan hasil penelitian yang dilakukan pada


anak di RSUD Dekai Papua, hasil laboratorium ditentukan dengan
metode konvensional menggunakan pewarnaan Giemsa dari
apusan darah (metode semi kuantitatif). Diagnosis Malaria Tropika
ditegakkan dengan ditemukannya Plasmodium falciparum dalam
darah. Diagnosis malaria Tersiana ditegakkan dengan
ditemukannya Plasmodium vivax dalam darah. Diagnosis malaria
campuran ditegakkan dengan ditemukannya Plasmodium
falciparum dan Plasmodium vivax dalam darah.

2. Rapid Diagnostic Test ( RDT )

Berbeda dengan di Indonesia, sesuai penelitian yang


dilakukan pada anak di Afrika sub-Sahara, metode pemeriksaan
yang dilakukan untuk mendeteksi terinfeksinya malaria pada anak
yaitu dengan Rapid Diagnostic Test ( RDT ).

Metode pemeriksaan RDT malaria adalah


imunokromatografi yang mendeteksi antigen Plasmodium dalam
darah dengan menggunakan reaksi antigen-antibodi pada strip
nitroselulose.  Kompleks antigen-antibodi terkonjugasi menjadi
emas koloid, dan hasil positif terlihat sebagai garis berwarna merah
atau ungu-merah. Tiga jenis antigen parasit malaria yang dipakai
sebagai target adalah:

- HRP-2 (Histidine Rich Protein-2) hanya dihasilkan


oleh P. falciparum (stadium tropozoit dan gametosit
muda).

- pLDH (pan Lactate Dehydrogenase) Stadium seksual


dan aseksual parasit malaria dari keempat spesies

6
plasmodium yang menginfeksi manusia menghasilkan
enzim pLDH. Selain pLDH-pan terdapat pada semua
spesies, juga ada pLDH spesifik untuk masing-masing
spesies, yaitu pLDH-pf, pLDH-pv, dan pLDH-pvom.

- Pan Aldolase, dihasilkan ke empat spesies


Plasmodium yang menginfeksi manusia.

D. Cara Pencegahan Penyakit Malaria

Pada tahap awal pemberantasan malaria (1919- 1927) dilaksanakan


perbaikan sanitasi lingkungan, untuk mengurangi perindukan nyamuk
Anopheles serta pengobatan dengan kina. Setelah perang dunia II,
dilakukan uji coba penyemprotan DDT di rumah-rumah, dengan hasil
yang cukup memuaskan.

Kemoprofilaksis atau Pencegahan bertujuan untuk mengurangi


resiko terinfeksi malaria sehingga bila terinfeksi maka gejala klinisnya
tidak berat. Kemoprofilaksis ini ditujukan kepada orang yang bepergian ke
daerah endemis malaria dalam waktu yang tidak terlalu lama, seperti turis,
peneliti, pegawai kehutanan dan lain-lain Untuk kelompok atau individu
yang akan bepergian/tugas dalam jangka waktu yang lama, sebaiknya
menggunakan personaI protection seperti pemakaian kelambu, repellent,
kawat kassa dan Iain-lain.

Sehubungan dengan laporan tingginya tingkat resistensi


Plasmodium falciparum terhadap klorokuin, maka doksisiklin menjadi
pilihan untuk kemoprofilaksis. Doksisiklin diberikan setiap hari dengan
dosis 2 mg/kgbb selama tidak Iebih dari 4-6 minggu. Doksisiklin tidak
boleh diberikan kepada anak umur < 8 tahun dan ibu hamil.
Kemoprofilaksis untuk Plasmodium vivax dapat diberikan klorokuin
dengan dosis 5 mg/kgbb setiap minggu. Obat tersebut diminum satu
minggu sebelum masuk ke daerah endemis sampai 4 minggu setelah
kembali. Dianjurkan tidak menggunakan klorokuin lebih dan 3-6 bulan.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa malaria
merupakan penyakit yang berasal dari Afrika, kemudian menyebar
mengikuti migrasi ke wilayah di sepanjang pantai Mediteria,
Mesopotamia, Jazirah India dan Asia Tenggara termasuk Indonesia.
Malaria disebabkan protozoa plasmodium yang ditularkan ke manusia oleh
nyamuk Anopheles betina. Parasit penyebab malaria paling umum di
Indonesia adalah Plasmodium vivax dan Plasmodium falciparum. Cara
pemeriksaan malaria di Indonesia dilakukan dengan menggunakan Sediaan
Darah Jari ( SDJ) sedangkan di Afrika menggunakan Rapid Diagnostic
Test ( RDT ). Cara pencegahan penyakit malaria bisa dilakukan dengan
sanitasi lingkungan, kemoprofilaksis serta pemberian doksisilin.

B. Saran
Saran yang dapat diberikan terkait pembahasan diatas adalah
kepada para pembaca yang termasuk bagian dari masyarakat utamanya
yang tinggal di daerah endemis malaria diharapkan dapat menerapkan cara
pencegahan penyakit malaria, dengan itu sekiranya akan membantu dalam
penanggulangan penyakit malaria demi terciptanya negara Indonesia bebas
malaria.

8
DAFTAR PUSTAKA

Bantoyot, Feby dkk.2013. PROFIL MALARIA PADA ANAK DI BRSD LUWUK


KABUPATEN BANGGAI PROVINSI SULAWESI TENGAH
PERIODEJANUARI 2011- DESEMBER 2013. Bagian Ilmu Kesehatan Anak,
Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

Dewi,Gusti Ayu Nyoman Yulia Sitta Dewi dkk. 2019.Karakteristik infeksi


malaria pada anak di RSUD Dekai Papua April-Juni 2018. MEDICINA.
Volume 50, Number 3: 488-492

Sitorus, Hotnida dkk. 2011. MALARIA PADA ANAK DI DESA PAGAR


DESA (PEMUKIMAN SUKU ANAK DALAM) DI KABUPATEN MUSI
BANYUASIN PROPINSI SUMATERA SELATAN. Media Litbang Kesehatan.
Volume 21 Nomor 1 : 10-17

Yang, Dan dkk. 2020. Drinking water and sanitation conditions are associated
with the risk of malaria among children under five years old in sub-Saharan
Africa: A logistic regression model analysis of national survey data. Journal of
Advanced Research 21 : 1–13

Hanggara,Dian Sukma. 2019. Pemeriksaan RDT Malaria.


https://patologiklinik.com/2019/02/26/pemeriksaan-rapid-diagnostic-test-rdt-
malaria/ (Diakses pada : 18/03/2020)

9
LAMPIRAN

10

Anda mungkin juga menyukai