Pembimbing:
Oleh :
Bangun Fajar Baskara
202010401011047
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah
ini dengan baik dan benar,serta tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami akan
membahas mengenai “EVIDENCE BASED MEDICINE (EBM)”.
Makalah ini telah ini dibuat dengan bantuan dari berbagai pihak untuk
membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini.
Oleh karena itu, penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-sebesarnya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada
makalah ini. Oleh karena itu penyusun berharap pembaca untuk memberikan saran
serta kritik ysng dapat membangun makalah ini. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar ...................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................... ii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Evidence Based Medicine (EBM) merupakan suatu pendekatan
kesehatan. Era kedokteran berbasis bukti / EBM seperti saat ini, seorang klinisi harus
mampu mengaplikasikan sesuatu temuan dari suatu penelitian ilmiah dalam jurnal ke
membuat keputusan terapi. Praktek EBM itu sendiri juga banyak dicetuskan oleh
Banyaknya informasi di era digital saat ini membutuhkan kemampuan seorang untuk
secara kritis mampu menelaah jurnal-jurnal kedokteran dengan berfokus pada studi
yang berkualitas tinggi, yang mampu memberikan penuntun klinis praktis dan
1
1.3 Tujuan
1) Mampu menjelaskan definisi dari Evidence Based Medicine
2) Mampu menjelaskan tujuan Evidence Based Medicine
3) Mampu menjelaskan langkah-langkah dalam Evidence Based Medicine
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Menurut Sackett et al. (2000), Evidence-based medicine (EBM) adalah
suatu pendekatan medik yang didasarkan pada bukti-bukti ilmiah terkini untuk
bukti-bukti ilmiah yang relevan dengan masalah klinik yang dihadapi, serta
2.2 Tujuan
EBM bertujuan membantu klinisi memberikan pelayanan medis yang lebih
baik agar diperoleh hasil klinis (clinical outcome) yang optimal bagi pasien, dengan
cara memadukan bukti terbaik yang ada, keterampilan klinis, dan nilai nilai pasien.
Penggunaan bukti ilmiah terbaik memungkinkan keputusan klinis yang efektif, aman,
3
bisa diandalkan (reliable), efisien dan cost-effective.
tentang hal-hal di atas sudah sangat tidak adekuat pada saat ini; beberapa justru
sering keliru dan menyesatkan (misalnya informasi dari pabrik obat yang
medical education yang bersifat didaktik), atau bisa saja terlalu banyak, sehingga
kemampuan ilmiah (akibat terbatasnya informasi yang dapat diakses) serta kinerja
4
2.3. Langkah – langkah EBM
a. Langkah 1 : Merumuskan pertanyaan klinis
Setiap saat seorang dokter menghadapi pasien tentu akan muncul
penyakit, jenis terapi yang paling tepat, faktor- faktor resiko, prognosis, hingga
upaya apa yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah yang dijumpai pada
pasien.
dengan diagnosis, prognosis, terapi, dapat juga berkaitan dengan resiko efek
spesifik, berkaitan dengan kondisi pasien saat masuk, bentuk intervensi terapi
5
Terdiri atas 4 komponen yaitu Patient, Intervention, Comparison,
Outcome
eksplisit agar bukti-bukti yang dicari dari database hasil riset relevan
serupa dengan pasien/ populasi pasien yang datang pada praktik klinik.
sampel penelitian dan pasien yang datang pada praktik klinik penting
bukti (applicability).
Intervention :
kesehatan lainnya.
Comparison :
manfaat suatu tes diagnostik, maka akurasi tes diagnostik itu perlu
6
dibandingkan dengan keberadaan penyakit yang sesungguhnya, tes
diagnostik yang lebih akurat yang disebut rujukan standar (standar emas),
4
dapat disimpulkan apakah tes diagnostik tersebut bermanfaat atau tidak
Outcome :
―3D‖: (1) Death; (2) Disability; dan (3) Discomfort. Intervensi medis
sistematis. Jadi pendekatan berbasis bukti sangat mengandalkan riset, yaitu data
perencanaan riset .Bukti ilmiah yang dicari dalam EBM memiliki ciri-ciri
and Appraised – yaitu bukti yang dapat dipahami, relevan, dapat diterapkan/
7
c. Langkah 3 : Menilai kritis bukti
EBM merupakan praktik penggunaan bukti riset terbaik yang tersedia
(best available evidence). Tetapi „not all evidences are created equal”- tidak
semua sumber bukti memberikan kualitas bukti yang sama. Dokter dituntut
untuk berpikir kritis dan menilai kritis bukti (critical appraisal). Nilai bukti
ditentukan oleh dua hal: (1) Desain riset; dan (2) Kualitas pelaksanaan riset.
kualitas bukibukti yang dilaporkan oleh artikel riset pada jurnal. Intinya,
penilaian kritis kualitas bukti dari artikel riset meliputi penilaian tentang
Validity
Untuk memperoleh hasi riset yang benar (valid), maka sebuah riset perlu
menggunakan desain studi yang tepat. Sebagai contoh, jika bukti yang
maka bukti yang terbaik berasal dari kajian sistematis/ meta-analisis dari
8
randomized, triple-blind, placebo-controlled trial (RCT), yaitu
follow-up yang cukup untuk melihat hasil yang diinginkan. Di pihak lain,
pendapat pakar, memiliki nilai rendah sebagai bukti, karena efek plasebo
palsu), bias yang timbul ketika mengamati atau melaporkan kasus, dan
sebagainya
Importance
Bukti yang disampaikan oleh suatu artikel tentang intervensi medis perlu
Applicability
Bukti yang valid dan penting dari sebuah riset hanya berguna jika bisa
9
Langkah EBM diawali dengan merumuskan pertanyaan klinis dengan
5
penerapan bukti intervensi perlu mempertimbangkan kelayakan (feasibility)
karaktersistik pasien yang digunakan dalam riset dan pasien yang dihadapi
alternatif intervensi.
Outcome : Prinsip EBM, hasil yang diharapkan dari suatu intervensi adalah
9
memperhatikan nilai-nilai dan ekspektasi pasien. Menerapkan bukti riset
Karena itu pengambilan keputusan klinis untuk pasien tidak bersifat ‗take-
dengan metode yang ada dan pada lingkungan yang diperlukan. Meskipun
praktik klinis.
sebagai berikut :
bukti dalam waktu cukup singkat tetapi dengan kualitas bukti yang tidak
10
memenuhi ―VIA (kebenaran, kepentingan, dan kemampuan penerapan
EBM.
11
BAB III
KESIMPULAN
kemampuan dan pengalaman klinik dengan bukti-bukti ilmiah terkini yang paling
dapat dipercaya.
baik agar diperoleh hasil klinis yang optimal bagi pasien, dengan cara memadukan
klinis, mencari bukti, menilai kritis bukti, menerapkan bukti, mengevaluasi kinerja
penerapan EBM.
12
Daftar Pustaka
15 No 12 (10.7150/ijms.25869)
4. Tumbelaka, Alan, 2016, Evidence Based Medicine, Sari Pediatri Vol. 13 No.4
13