Anda di halaman 1dari 31

Penilaian Berbasis Kelas

PENILAIAN BERBASIS KELAS

PENDAHULUAN

Kurikulum, proses pembelajaran, dan penilaian merupakan dari sekian


banyak dimensi yang sangat penting dalam pendidikan. Ketiga dimensi tersebut
saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Kurikulum merupakan
penjabaran tujuan pendidikan yang menjadi landasan program pembelajaran.
Proses pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan guru untuk mencapai
tujuan yang dirumuskan dalam kurikulum. Penilaian merupakan salah satu
kegiatan yang dilakukan untuk mengukur dan menilai tingkat pencapaian
kurikulum dan berhasil tidaknya proses pembelajaran.
Penilaian juga digunakan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan
yang ada dalam proses pembelajaran, sehingga dapat dijadikan dasar untuk
pengambilan keputusan. Misalnya apakah proses pembelajaran sudah baik dan
dapat dilanjutkan atau masih perlu perbaikan dan penyempurnaan oleh sebab itu,
disamping kurikulum yang cocok dan proses pembelajaran yang benar perlu ada
sistem penilaian yang baik, searah dan terencana. Guru yang baik harus
menguasai 3 dimensi metode dan penguasaan penilaian, apabila guru memiliki
kelemahan salah satunya, maka hasilnya tidak maksimal.
Salah satu penilaian dalam proses pembelajaran antara lain sebagai
kegiatan menghimpun fakta-fakta dan dokumen peserta didik yang dapat
dipercaya untuk melakukan kegiatan program, apabila kegiatan penilaian tersebut
terjadi sebagai bagian dari progam pembelajaran di kelas oleh karena itu penilaian
berfungsi membantu guru untuk merencanakan kurikulum dan pengajaran dalam
proses belajar mengajar.
Bahwa penilaian juga merupakan suatu proses menyimpulkan dan
menafsirkan fakta-fakta dan membuat pertimbangan dasar yang profesional untuk
mengambil kebijakan pada sekumpulan informasi, yaitu informasi tentang peserta
didik. Program belajar peserta didik dapat dinilai dengan melihat perkembangan
hasil pribadi dan prestasi peserta didik dan sekaligus dapat dibandingkan peserta

Kelompok IV 1
Penilaian Berbasis Kelas

didik lain dalam kelompoknya. Bagi peserta didik penilaian yang tepat tidak
hanya menunjukkan perilaku peserta didik yang lengkap, tetapi juga peserta didik
yang hidup dan nyata yang sesuai dengan harapan orang tua, sekolah dan
masyarakat.
Tujuan penilaian berbasis kelas atau kemudian disebut penilaian kelas
adalah (1) Menjamin agar proses pembelajaran peserta didik tetap sesuai dengan
kurikulum. (2) Memeriksa kelemahan dan kelebihan yang dimiliki peserta didik
selama proses pembelajaran berlangsung. (3) Mencari dan menemukan hal-hal
yang menyebabkan terjadinya kelemahan dalam proses pembelajaran. (4)
Menyimpulkan apakah peserta didik telah mencapai seluruh atau sebagian
kompetensi yang telah ditetapkan dalam kurikulum.

Kelompok IV 2
Penilaian Berbasis Kelas

PEMBAHASAN

I. Pengertian Penilaian Berbasis Kelas


Penilaian berbasis kelas merupakan salah satu pilar dalam kurikulum
berbasis kompetensi. Penilaian berbasis kelas adalah proses pengumpulan dan
penggunaan informasi oleh guru untuk pemberian nilai terhadap hasil belajar
siswa berdasarkan tahapan kemajuan belajarnya sehingga didapatkan potret/profil
kemampuan siswa sesuai dengan daftar kompetensi yang ditetapkan dalam
kurikulum. Penilaian berbasis kelas dilaksanakan secara terpadu dengan kegiatan
belajar-mengajar.
Penilaian dapat dilakukan baik dalam suasana formal maupun informal, di
dalam kelas, di luar kelas, terintegrasi dalam kegiatan belajar-mengajar atau
dilakukan pada waktu yang khusus.Penilaian berbasis kelas dilaksanakan melalui
berbagai cara, seperti tes tertulis (paper and pencil test), penilaian hasil kerja
siswa melalui kumpulan hasil kerja (karya) siswa (portofolio), penilaian produk 3
dimensi, dan penilaian, unjuk kerja (performance) siswa.
Penilaian berbasis kelas merupakan suatu proses yang dilakukan melalui
langkah-langkah perencanaan, pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti
yang menunjukkan pencapaian hasil belajar siswa, pelaporan, dan penggunaan
informasi tentang hasil belajar siswa.
Penyempurnaan kurikulum adalah salah satu upaya peningkatan mutu
pendidikan. Upaya itu berhasil jika ada perubahan pola kegiatan pembelajaran,
dari yang berpusat pada guru kepada yang berpusat pada siswa, serta orientasi
penilaian dari yang berorientasi diskriminasi siswa kepada yang berorientasi
diferensiasi siswa.
Keseluruhan perubahan itu akan menentukan hasil pendidikan. Ketepatan
penilaian yang dilakukan sekolah, terutama yang berkaitan dengan penilaian
berbasis kelas, memperlihatkan pencapaian hasil belajar siswa. Penilaian tersebut
mempengaruhi pendekatan, kegiatan, dan sumber belajar yang diterapkan guru
dalam proses pembelajaran. Penilaian dan kegiatan pembelajaran bermuara pada
penguasaan kompetensi yang diharapkan. Selama ini pelaksanaan penilaian di

Kelompok IV 3
Penilaian Berbasis Kelas

kelas kurang mampu menggambarkan kemampuan siswa yang beragam karena


cara dan alat yang digunakan kurang sesuai dan kurang bervariasi. Karena
keterbatasan kemampuan dan waktu, penilaian cenderung dilakukan dengan
menggunakan cara dan alat yang lebih menyederhanakan tuntutan perolehan
siswa.
Hasil evaluasi pelaksanaan Kurikulum 1994 menunjukkan bahwa
penilaian yang dilakukan di kelas kurang mampu memperlihatkan tuntutan hasil
belajar siswa, yaitu:
a. Mengungkapkan pemahamannya dengan kalimat sendiri secara lisan
dan tertulis;
b. Mengekspresi gagasan, khususnya dalam bentuk gambar, grafik,
diagram, atau simbol lainnya;
c. Mengembangkan keterampilan fungsional sebagai hasil interaksi
dengan lingkungan fisik, sosial, dan budaya;
d. Menggunakan lingkungan (fisik, sosial, dan budaya) sebagai sumber
dan media belajar.

Kelompok IV 4
Penilaian Berbasis Kelas

II. Karakteristik Penilaian berbasis Kelas


Menurut Sumarna Supranata dan Muhammad hatta, penilaian berbasis
kelas memiliki karakteristik yaitu;
1) Pusat Belajar dan berakar dalam Proses Pembelajaran.
Penilaian berbasis kelas dapat memberikan informasi dan petunjuk
bagi guru dan peserta didik dalam membuat pertimbangan yang tujuan
utamanya adalah untuk memperbaiki hasil belajar.
Contoh: Standar kompetensi, kompetensi dasar, yudikator dan materi PKn
kelas II Tsanawiyah / SMP

Standar
Kompetensi dasar Indikator Materi Pokok
Kompetensi
Kemampuan Kemampuan - Menyebutkan macam Proses
memahami mendiskusikan kedaulatan. terbentuknya
kedaulatan kedaulatan - Menguraikan pentingnya suatu
kedaulayan lagi sebuah kedaulatan
negara. Negara
- Mengidentifikasi
kedaulatan yang dianut
negara Indonesia

2). Umpan Balik


Penilaian berbasis kelas dapat juga diartikan sebagai suatu aku balik
(feed back loop) di kelas. Guru maupun murid dapat dengan cepat dan mudah
menggunakan penilaian berbasis kelas. Informasi tentang perkembangan peserta
didik dapat dikumpulkan untuk melakukan umpan balik perbaikan terhadap
pencapaian hasil belajar peserta didik. Agar kumpulan informasi tersebut lebih
valid dan dapat dipercaya maka diperlukan rancangan dan pengalaman
kemampuan dan ketrampilan guru di kelas. Guru harus belajar lebih banyak
tentang bagaimana peserta didik belajar, merespon teknik penilaian berbasis kelas

Kelompok IV 5
Penilaian Berbasis Kelas

yang sangat berfariasi ditinjau dari segi jenisnya, dan melakukan pendekatan
mengajar yang tepat untuk mencapai kompetensi dasar yang dituntut oleh
kurikulum.
Melalui teknik penilaian berbasis kelas, hasil penilaian dapat membantu
guru untuk melakukan umpan balik yang berguna. Biasanya guru berasumsi
bahwa jika peserta didik sudah belajar lebih rajin, maka hasil belajar mereka akan
sesuai dengan apa yang diajarkan oleh gurunya. Demikian juga apabila guru
sudah rajin mengajar, maka sudah dapat dipastikan peserta didik akan mencapai
kompetensi yang dituntut dalam kurikulum.
Melalui penilaian berbasis kelas, kepada sekolah dan guru menjadi lebih mampu
untuk memahami dan mempromosikan hasil belajar peserta didik, dan membantu
peserta didik menjadi lebih efektif dalam belajar dan memiliki petunjuk penilaian
diri. Dalam penilaian berbasis kelas dilakukan sesuai dengan jenis dan bentuk
penilaian yang digunakan dikelas.
Dalam penggunaan penilaian berbasis kelas, dasar yang harus diperhatikan
yaitu:
1. Guru memahami lebih awal pembelajaran peserta didik dan mampu
menerapkan pengajaran yang tepat sehngga teknik penilaian berbasis kelas
dapat dilaksanakan.
2. Guru menjelaskan tujuan kegiatan pembelajaran peserta didik dan mampu
menerapkannya sehingga teknik penilaian berbasis kelas dapat
dilaksanakan.
3. Guru menentukan kompetensi peserta didik, sehingga teknik penilaian
berbasis kelas digunakam berdasarkan kompetensi peserta didik tersebut.
4. Guru memilih teknik penilaian berbasis kelas yang tepat untuk
memberikan umpan balik perbaikan pengajaran bagi guru dan
pembelajaran bagi peserta didik.
5. Guru memilih gaya pengajaran secara konsisten sehingga dapat diterapkan
dengan peserta didik secara maksimal melalui teknik penilaian berbasis
kelas.

Kelompok IV 6
Penilaian Berbasis Kelas

6. Guru dan peserta didik mampu menggunakan informasi hasil belajar


peserta didik secara maksimal melalui teknik penilaian berbasis kelas.
7. Guru dan peserta didik menelaah hasil teknik penilaian berbasis kelas dan
menentukan apakah terdapat perubahan.
8. Peserta didik perlu mengetahui teknik penilaian berbasis kelas yang
digunakan di kelas.

Kelompok IV 7
Penilaian Berbasis Kelas

III. Tujuan Penilaian Berbasis Kelas


Tujuan penilaian berbasis kelas atau kemudian disebut penilaian kelas
adalah (1) Menjamin agar proses pembelajaran peserta didik tetap sesuai dengan
kurikulum. (2) Memeriksa kelemahan dan kelebihan yang dimiliki peserta didik
selama proses pembelajaran berlangsung. (3) Mencari dan menemukan hal-hal
yang menyebabkan terjadinya kelemahan dalam proses pembelajaran. (4)
Menyimpulkan apakah peserta didik telah mencapai seluruh atau sebagian
kompetensi yang telah ditetapkan dalam kurikulum.
Penilaian berbasis kelas juga harus memperhatikan hal-hal dalam
penilaian berbasis kelas, antara lain;
a. Tujuan program pembelajaran setiap mata pelajaran yang harus
dicapai oleh peserta didik.
b. Standar keberhasilan yang harus dicapai oleh peserta didik
berdasarkan kriteria yang dijadikan rujukan. Oleh karena itu perlu ada
kesepakatan dan penggunaan kriteria agar kualitas pencapaian kriteria
akan selalu diperbaiki dari waktu ke waktu.
c. Penilaian berbasis kelas sebagai penilaian internal yang dilakukan
guru merupakan bagian internal dari penilaian ekternal. Misalnya :
seperti ujian akhir nasional.
d. Model penilaian berbasis kelas menitik beratkan pada aspek perbaikan
mutu pengajaran bagi guru dan pembelajaran bagi peserta didik.
e. Memanfaatkan hasil penilaian berbasis kelas akan sangat beragam dari
suatu penilaian dengan penilaian lain, sehingga setiap penilai dalam
melakukan perbaikkan mutu pembelajaran berbeda satu dengan yang
lain.
Prinsip-prinsip dasar yang harus digunakan dalam rangka pencapaian
kompetensi, yaitu:
a. Motivasi,
b. Validitas,
c. Adil,
d. Terbuka,

Kelompok IV 8
Penilaian Berbasis Kelas

e. Berkesinambungan,
f. Bermakna,
g. Menyeluruh,
h. Edukatif.

Kelompok IV 9
Penilaian Berbasis Kelas

IV. Jenis-jenis Penilaian Berbasis Kelas


Secara umum penilaian berbasis kelas antara lain terdiri atas ulangan
harian, pemberian tugas dan ulangan umum. Berbagai jenis penilaian berbasis
kelas antara lain : tes tulis, tes perbuatan, pemberian tugas, penilaian kinerja,
penilaian proyek, penilaian hasil kerja peserta didik, penilaian sikap dan penilaian
portofolio.
Tes tertulis merupakan alat penilaian berbasis kelas peserta didik
memberilkan jawaban atas pertanyaan atau pertanyaan maupun tanggapan atas
pertanyaan atau pertanyaan maupun tanggapan atas pertanyaan atau pertanyaan
yang diberikan. Tes tertulis dapat diberikan pada saat ulangan harian dan ulangan
umum. Bentuk tes tertulis dapat berupa pilihan ganda, menjodohkan, benar salah,
isian singkat, dan uraian (esai).
Tes perbuatan dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung
yang memungkinkan terjadinya praktek. Pengamatan dilakukan terhadap perilaku
peserta didik pada saat proses pembelajaran berlangsung. Pemberian tugas
dilakukan bisa dilakukan mulai awal kelas sesuai dengan akhir kelas sesuai
dengan materi pelajaran dan perkembangan peserta didik.
Pelaksanaan pemberian tugas perlu memperhatikan hal sebagai berikut;
a. Banyaknya tugas mata pelajaran diusahakan tidak memberatkan peserta
didik. Karena mereka memerlukan waktu bermain, bersosialisasi
dengan teman dan lain-lain.
b. Jenis dan pemberian tugas harus didasarkan pada tujuan pemberian
tugas yaitu untuk melatih peserta didik menerapkan atau menggunakan
hasil pembelajarannya dan memperkaya wawasan pengetahuannya.
c. Diupayakan pemberian tugas dapat mengembangkan kreatifitas dan
rasa tanggung jawab serta kemandirian.
Penilaian proyek adalah penilaian berbasis kelas terhadap tugas yang
harus disesuaikan dalam waktu tertentu. Penilaian proyek dilakukan mulai dari
pengumpulan, pengorganisasian, pengevaluasian, hingga penyajian data. Penilaian
Produk adalah penilaian hasil kerja peserta didik terhadap penguasaan ketrampilan
peserta didik dalam membuat suatu produk dan penilaian kualitas hasil kerja

Kelompok IV 10
Penilaian Berbasis Kelas

peserta didik tertentu. Misalnya : Siswa diberi tugas untuk membuat kliping
Koran tentang bencana alam di Indonesia, selanjutnya siswa diberi tugas untuk
mengomentarinya dan solusi untuk meringankan beban mereka.
Penilaian Sikap merupakan penilaian berbasis kelas. Terhadap suatu
konsep psikologi yang komplek. Penilaian sikap dalam berbagai mata pelajaran
secara umum dapat dilakukan berkaiatan dengan berbagai obyek sikap antara lain,
a. Sikap terhadap mata pelajaran,
b. Sikap terhadap guru mata pelajaran,
c. Sikap terhadap proses mata pelajaran,
d. Sikap terhadap materi pembagian. Pengukuran sikap dapat dilakukan
dengan berbagai cara observasi perilaku, pertanyan langsung, laporan
pribadi, penggunaan skala sikap.
Penilaian Portofolio. Penilaian ini merupakan penilaian berbasis kelas
terhadap sekumpulan karya peserta didik yang tersusun secara sistematis dan
terorganisasi yang diambil selama proses pembelajaran dalam kurun waktu
tertentu, digunakan oleh guru dan peserta didik untuk memantau perkembangan
pengetahuan, ketrampilan, dan sikap peserta didik dalam mata pelajaran tertentu.
menurut Bartons dan Collins (1997) semua obyek portofolio atau avidence di
bedakan menjadi empat macam yaitu
a. Hasil karya peserta didik (arti facts), yaitu hasil kerja peserta didik
yang dihasilkan di kelas.
b. Reproduksi (reproduction) yaitu hasil kerja peserta didik yang
dikerjakan di luar kelas.
c. Pengesahan (affes tations) yaitu pernyataan dan hasil pengamatan
yang dilakukan oleh guru atau pihak lainnya tentang peserta didik.
d. Produksi (productions) yaitu hasil kerja peserta didik yang
dipersiapkan khusus untuk portofolio.

Kelompok IV 11
Penilaian Berbasis Kelas

V. Cara-cara Penilaian
a. Penilaian Tertulis
Penilaian tertulis biasanya diadakan untuk waktu yang terbatas dan
dalam kondisi tertentu. Dari berbagai alat penilaian tertulis, alat penilaian
jawaban benar-salah, isian singkat, dan menjodohkan merupakan alat yang
hanya menilai kemampuan berpikir rendah, yaitu kemampuan mengingat
(pengetahuan). Alat pilihan ganda dapat digunakan untuk menilai
kemampuan mengingat dan memahami.
Pilihan ganda mempunyai kelemahan, yaitu siswa tidak
mengembangkan sendiri jawabannya tetapi cenderung hanya menerka
jawaban yang benar. Hal ini menimbulkan kecenderungan siswa tidak
belajar untuk memahami pelajaran tetapi menghafalkan soal dan
jawabannya. Alat penilaian ini kurang dianjurkan pemakaiannya karena
tidak menggambarkan kemampuan siswa yang sesungguhnya.
Esai adalah alat penilaian yang menuntut siswa untuk mengingat,
memahami, dan mengorganisasikan gagasannya atau hal-hal yang sudah
dipelajari, dengan cara mengemukakan atau mengekspresikan gagasan
tersebut dalam bentuk uraian tertulis dengan menggunakan kata-katanya
sendiri. Alat ini dapat menilai berbagai jenis kemampuan, misalnya
mengemukakan pendapat, berpikir logis, dan menyimpulkan.
Kelemahan alat ini antara lain cakupan materi yang ditanyakan
terbatas.
Dalam melakukan pemeriksaan soal esai perlu diperhatikan hal-hal
berikut:
 Siapkan pedoman penilaian atau penskoran segera setelah menulis
soal untuk memeriksa jawaban siswa kelak.
 Bacalah jawaban siswa lalu bandingkan dengan jawaban yang ada
pada pedoman.
 Berikan skor sesuai dengan tingkat kelengkapan dan kesempurnaan
jawaban siswa. Semakin lengkap jawabannya semakin tinggi

Kelompok IV 12
Penilaian Berbasis Kelas

skornya dan sebaliknya semakin kurang lengkap jawabannya


semakin kecil skornya.
 Periksalah seluruh lembar jawaban siswa pada nomor yang sama,
baru kemudian dilanjutkan memeriksa jawaban nomor berikutnya.
Hal ini perlu dilakukan untuk menjaga konsistensi dan objektivitas
pemberian skor.
 Hindarkan faktor-faktor yang tidak relevan dalam pemberian skor,
seperti bagus tidaknya tulisan, kedekatan hubungan guru dengan
siswa, dan perilaku siswa yang
menyenangkan atau menjengkelkan.
b. Penilaian Unjuk Kerja (Performance)
Pada dokumen kurikulum tercantum banyak hasil belajar yang
menggambarkan proses, kegiatan, atau unjuk kerja. Untuk menilai hasil
belajar tersebut dibutuhkan pengamatan terhadap siswa ketika
melakukannya. Penilaian unjuk kerja adalah penilaian berdasarkan hasil
pengamatan penilai terhadap aktivitas siswa sebagaimana yang terjadi.
Penilaian dilakukan terhadap unjuk kerja, tingkah laku, atau interaksi
siswa.
Cara penilaian ini lebih otentik daripada tes tertulis karena apa
yang dinilai lebih mencerminkan kemampuan siswa yang sebenarnya.
Semakin sering guru mengamati unjuk kerja siswa, semakin terpercaya
hasil penilaian kemampuan siswa. Penilaian dengan cara ini lebih tepat
digunakan untuk menilai kemampuan siswa dalam berpidato, pembacaan
puisi, dan diskusi, pemecahan masalah dalam suatu kelompok, partisipasi
siswa dalam diskusi kelompok kecil, menari, memainkan alat musik, dan
melakukan aktivitas berbagai cabang olahraga, menggunakan peralatan
laboratorium, dan mengoperasikan suatu alat.
Pengamatan unjuk kerja perlu dilakukan dalam berbagai konteks
sebelum menetapkan tingkat pencapaian kemampuan tertentu. Contoh;
untuk menilai kemampuan berbicara siswa, perlu dilakukan pengamatan
berbicara yang beragam, seperti: diskusi dalam kelompok kecil, berpidato,

Kelompok IV 13
Penilaian Berbasis Kelas

bercerita, dan melakukan wawancara. Dengan demikian, gambaran


kemampuan siswa akan lebih utuh.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam membuat penilaian
unjuk kerja adalah sebagai berikut:
 Identifikasi semua langkah penting atau aspek yang diperlukan atau
yang akan mempengaruhi hasil akhir.
 Tuliskan kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk
menyelesaikan tugas.
 Usahakan kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak,
sehingga semua dapat diamati.
 Urutkan kemampuan yang akan dinilai berdasarkan urutan yang
akan diamati.
 Bila menggunakan skala rentang, perlu disediakan kriteria untuk
setiap pilihan ( kompeten bila siswa…….., agak kompeten bila
…….. ).
Hal lain yang perlu mendapat perhatian adalah cara mengamati dan
memberi skor terhadap unjuk kerja siswa. Penilaian sebaiknya
dilakukan oleh lebih dari satu orang agar faktor subjektivitas dapat
diperkecil dan hasil penilaian lebih akurat. Penilaian unjuk kerja
dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek (ya – tidak) atau
skala rentang (sangat kompeten – kompeten – agak kompeten – tidak
kompeten).
Pada penilaian unjuk kerja yang menggunakan daftar cek,
siswa mendapat nilai apabila kriteria penguasaan kemampuan
tertentu dapat diamati oleh penilai. Jika tidak dapat diamati, siswa
tidak memperoleh nilai. Kelemahan cara ini adalah penilai hanya
mempunyai dua pilihan mutlak, misalnya benar-salah, dapat diamati-
tidak dapat diamati. Dengan demikian nilai tengah tidak ada.
Penilaian unjuk kerja yang menggunakan skala rentang
memungkinkan penilai memberi nilai tengah terhadap penguasaan

Kelompok IV 14
Penilaian Berbasis Kelas

kompetensi tertentu karena pemberian nilai secara kontinuum di


mana pilihan kategori nilai lebih dari dua.
c. Penilaian Produk
Penilaian hasil kerja meliputi pula penilaian terhadap kemampuan
siswa membuat produk-produk teknologi dan seni, seperti: makanan,
pakaian, hasil karya seni (patung), barang barang terbuat dari kayu,
keramik, plastik, dan logam.
Penilaian produk ini tidak hanya melihat hasil akhirnya saja tetapi
juga proses pembuatannya. Contoh, kemampuan siswa menggunakan
berbagai teknik menggambar, menggunakan peralatan dengan aman,
membakar kue dengan hasil baik, bercita rasa enak, dan berpenampilan
menarik.
Pengembangan produk meliputi tiga tahap.
1. Tahap persiapan, meliputi: menilai kemampuan siswa
merencanakan, menggali, dan mengembangkan gagasan, dan
mendesain produk.
2. Tahap pembuatan (produk), meliputi: menilai kemampuan siswa
menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik.
3. Tahap penilaian (appraisal), meliputi: menilai kemampuan siswa
membuat produk sesuai kegunaannya dan memenuhi kriteria
keindahan.
Untuk produk penilaian biasanya menggunakan cara holistik atau
analitik. Cara holistik yang berdasarkan kesan keseluruhan dari produk,
biasanya dilakukan pada tahap appraisal. Cara analitik terhadap aspek-
aspek produk yang berbeda, biasanya dilakukan terhadap semua kriteria
yang terdapat pada semua tahap proses pengembangan. Contoh penilaian
untuk produk teknologi pada tahap perencanaan termasuk kriteria yang
berkaitan dengan desain dan pemilihan bahan pada tahap produksi
termasuk kriteria yang berkaitan dengan aplikasi proses dan kemampuan
menggunakan alat dan pada tahap appraisal termasuk kriteria berkaitan
dengan pencapaian tujuan yang diinginkan.

Kelompok IV 15
Penilaian Berbasis Kelas

d. Penilaian Portofolio
Portofolio merupakan kumpulan karya (hasil kerja) seorang siswa
dalam satu periode. Kumpulan karya ini menggambarkan taraf
kemampuan/kompetensi yang telah dicapai seorang siswa.
Hal penting yang menjadi ciri portofolio adalah karya tersebut
dapat diperbaiki jika siswa menghendakinya. Dengan demikian, portofolio
dapat memperlihatkan perkembangan kemajuan belajar siswa.
Perkembangan tersebut tidak dapat terlihat dari hasil pengujian. Kumpulan
karya siswa itu merupakan refleksi perkembangan berbagai kompetensi.
Di samping itu, kumpulan karya yang berkelanjutan lebih memperkuat
hubungan pembelajaran dan penilaian.
Pengumpulan dan penilaian karya siswa yang terus-menerus
sebaiknya dijadikan titik sentral program pengajaran, karena penilaian
merupakan bagian dari proses pembelajaran. Karya tersebut harus selalu
diberi tanggal sehingga dapat terlihat perbedaan kualitas dari waktu ke
waktu. Yang menjadi pertimbangan utama adalah guru seyogianya
menggunakan penilaian portofolio sebagai bagian integral dari proses
pembelajaran karena nilai diagnostik portofolio sangat berarti bagi guru.
Portofolio dapat digunakan untuk menilai perkembangan siswa
dalam ilmu-ilmu sosial, seperti menganalisis masalah-masalah sosial,
bahasa, seperti menulis karangan, dan matematika, seperti pemecahan
masalah matematika. Guru bahasa asing dapat menggunakan portofolio
audio untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berbicara.
Rekaman contoh-contoh berbicara siswa yang dikumpulkan secara terus-
menerus dalam waktu tertentu dapat dimasukkan dalam portofolio
berbicara.
Untuk melihat dan mendiagnosis kesulitan siswa dalam
mengarang, guru dapat mengumpulkan tulisan-tulisan siswa. Untuk
mendapatkan hasil terbaik pada pertunjukan mendatang, seorang guru
drama dapat menggunakan “videotape” untuk merekam latihan-latihan.

Kelompok IV 16
Penilaian Berbasis Kelas

Berikut ini dikemukakan hal-hal pokok yang perlu diperhatikan


dalam membuat portofolio di dalam kelas.
• Pastikan bahwa tiap siswa merasa memiliki portofolio.
Dalam hal ini siswa perlu diberi penjelasan maksud
penggunaan portofolio, yaitu tidak semata-mata merupakan
kumpulan hasil kerja sementara siswa yang digunakan hanya oleh
guru untuk penilaian, tetapi digunakan juga oleh siswa sendiri.
Dengan melihat portofolionya siswa dapat mengetahui
kemampuan, keterampilan, dan minatnya. Proses ini tidak akan
terjadi secara spontan, tetapi membutuhkan waktu bagi siswa untuk
belajar meyakini hasil penilaian mereka sendiri.
• Tentukan bersama siswa sampel-sampel karya apa saja yang akan
dikumpulkan.
Kemungkinan karya yang dikumpulkan tidak sama antara
siswa yang satu dan yang lain. Misalnya, untuk kemampuan
menulis karangan karya yang dikumpulkan adalah karangan-
karangan siswa. Untuk kemampuan menggambar, karya yang
dikumpulkan adalah gambar-gambar buatan siswa.
• Kumpulkan dan simpanlah karya-karya tiap siswa dalam satu map
atau folder.
• Tentukan kriteria penilaian sampel-sampel karya siswa beserta
pembobotannya bersama para siswa agar dicapai kesepakatan.
Diskusikan dengan para siswa bagaimana menilai kualitas karya
mereka. Contoh; untuk kemampuan menulis karangan, kriteria
penilaiannya misalnya: penggunaan tata bahasa, pemilihan kosa-
kata, kelengkapan gagasan, dan sistematika penulisan. Sebaiknya
kriteria penilaian suatu karya dibahas dan disepakati bersama siswa
sebelum siswa membuat karya tersebut. Dengan demikian, siswa
mengetahui harapan (standar) guru dan berusaha mencapai harapan
atau standar itu.

Kelompok IV 17
Penilaian Berbasis Kelas

• Mintalah siswa menilai karyanya secara berkesinambungan. Guru


dapat membimbing siswa tentang bagaimana cara menilai dengan
memberi keterangan tentang kelebihan atau kekurangan karya
tersebut dan bagaimana cara memperbaikinya. Hal ini dapat
dilakukan pada saat membahas portofolio.
• Setelah suatu karya dinilai dan ternyata nilainya jelek atau belum
memuaskan siswa, kepada siswa dapat diberi kesempatan untuk
memperbaiki lagi. Namun, antara siswa dan guru perlu dibuat
“kontrak” atau perjanjian mengenai jangka waktu perbaikan,
misalnya setelah 2 minggu karya yang telah diperbaiki harus
diserahkan kepada guru.
• Bila perlu, jadwalkan pertemuan untuk membahas portofolio. Jika
dianggap perlu, undanglah orang tua siswa. Orang tua perlu diberi
penjelasan tentang maksud dan tujuan portofolio sehingga mereka
dapat membantu dan memotivasi anaknya.
Perlu dicatat bahwa tidak ada satu pun alat penilaian yang dapat
mengumpulkan informasi prestasi dan kemajuan belajar siswa secara
lengkap. Penilaian tunggal tidak cukup untuk memberikan
gambaran/informasi tentang kemampuan, keterampilan, pengetahuan dan
sikap seseorang. Lagi pula, interpretasi hasil tes tidak mutlak dan abadi
karena anak terus berkembang sesuai dengan pengalaman belajar yang
dialaminya.
Alat penilaian tertulis seperti pilihan ganda yang mengarah kepada
hanya satu jawaban yang benar (convergent thinking), tidak mampu
menilai keterampilan/kemampuan lain yang dimiliki siswa. Hal ini amat
menghambat penguasaan beragam kompetensi yang tercantum pada
kurikulum secara utuh. Alat penilaian pilihan ganda kurang mampu
memberikan informasi yang cukup untuk dijadikan umpan-balik guna
mendiagnosis atau memodifikasi pengalaman belajar. Karena itu, guru
hendaknya mengembangkan alat-alat penilaian yang membedakan antara
jenis-jenis kompetensi yang berbeda dari tiap tingkat pencapaian.

Kelompok IV 18
Penilaian Berbasis Kelas

Hasil penilaian dapat menghasilkan rujukan terhadap pencapaian


siswa dalam domain kognitif, afektif, dan psikomotor, sehingga hasil
tersebut dapat menggambarkan profil siswa secara lengkap.
Penilaian kemajuan belajar siswa pada kurikulum berbasis
kompetensi menghendaki ciri-ciri berikut ini.
• Tujuan penilaian bergeser dari keperluan untuk klasifikasi siswa
(diskriminasi) ke pelayanan individual siswa dalam
mengembangkan kemampuannya (diferensiasi).
• Lebih cenderung menggunakan penilaian acuan kriteria (criterion
referenced assessment) daripada penilaian acuan norma (norm-
referenced assessment).
• Tujuan-tujuan pendidikan yang tercantum dalam kurikulum lebih
terjamin dicapai karena kompetensi dasar yang dirumuskan dalam
kurikulum menjadi acuan utama.
• Tidak sekedar menerapkan penilaian tertulis dan lisan tetapi juga
penilaian unjuk kerja, produk, portofolio dan tingkah laku untuk
menjamin validitas penilaian, objektivitas penilaian, dan
keanekaragaman kompetensi yang dinilai agar kemampuan siswa
lebih rinci terpapar dan tergambarkan.
• Profil kompetensi siswa sebagai hasil belajar memberikan
informasi yang lebih lengkap dan mudah dipahami baik oleh siswa,
orang tua, guru lain maupun pengguna lulusan, sehingga prinsip
akuntabilitas publik lebih terjamin.
• Pemanfaatan berbagai cara dan alat penilaian mendorong
penerapan pendekatan belajar aktif sehingga mengoptimalkan
pengembangan kepribadian serta kemampuan bernalar dan
bertindak siswa. Pengumpulan informasi hasil belajar siswa dapat
dilakukan dalam suasana formal dan informal, dengan berbagai
cara penilaian.

Kelompok IV 19
Penilaian Berbasis Kelas

VI. Jenis Tagihan


Untuk memperoleh data dan informasi sebagai dasar penentuan tingkat
keberhasilan peserta didik dalam penguasaan kompetensi dasar yang diajarkan
diperlukan adanya berbagai jenis tagihan. Jenis tagihan yang dapat dipakai dalam
sistem penilaian berbasis kompetensi dasar dapat berkait dengan ranah kognitif
ataupun psikomotor, antara lain yaitu sebagai berikut.
1. Kuis :
Waktu yang diperlukan relatif singkat, kurang lebih 15 menit dan
hanya menanyakan hal-hal yang prinsip saja dan bentuknya berupa isian
singkat. Biasanya kuis diberikan sebelum pelajaran baru dimulai, untuk
mengetahui penguasaan pelajaran yang lalu secara singkat. Namun bisa
juga kuis diberikan setelah pembelajaran selesai, yaitu untuk mengetahui
pemahaman peserta didik terhadap bahan ajar yang baru diajarkan. Bila
ada bagian pelajaran yang belum dikuasai, sebaiknya guru menjelaskan
kembali dengan menggunakan metode pembelajaran yang berbeda.
2. Pertanyaan lisan di kelas :
Materi yang ditanyakan berupa pemahaman terhadap konsep,
prinsip, atau teorema. Teknik bertanya yang baik adalah mengajukan
pertanyaan ke kelas, memberi waktu sebentar untuk berpikir, dan
kemudian memilih peserta didik secara acak untuk menjawab. Jawaban
peserta didik benar atau salah selalu diberikan ke peserta didik lain atau
minta pendapatnya terhadap jawaban peserta didik yang pertama.
Kemudian guru menyimpulkan tentang jawaban peserta didik yang benar.
Pertanyaan lisan ini bisa dilakukan di awal pelajaran atau di akhir
pelajaran.
3. Ulangan harian :
Ulangan harian dilakukan secara periodik misalnya setelah I (satu)
atau 2 (dua) kompetensi dasar selesai diajarkan. Bentuk soal yang
digunakan sebaiknya bentuk uraian objektif atau yang non-objektif.

Kelompok IV 20
Penilaian Berbasis Kelas

Tingkat berpikir yang terlibat sebaiknya mencakup pemahaman, aplikasi,


dan analisis.
4. Tugas individu :
Tugas individu dapat diberikan setiap minggu dengan bentuk
tugas/soal uraian objektif atau non-objektif. Tingkat berpikir yang terlibat
sebaiknya aplikasi, analisis, bila mungkin sampai sintesis dan evaluasi.
Tugas individu untuk mata pelajaran tertentu dapat terkait dengan ranah
psikomotor, seperti menugasi peserta didik untuk melakukan observasi
lapangan dalam Geografi atau menugasi peserta didik untuk berlatih tari
dan musik pada pelajaran Pendidikan Kesenian.

5. Tugas kelompok :
Tugas kelompok digunakan untuk menilai kemampuan kerja
kelompok. Bentuk soal yang digunakan adalah uraian dengan tingkat
berpikir yang tinggi yaitu aplikasi sampai evaluasi. Bila mungkin peserta
didik diminta untuk menggunakan data sungguhan atau melakukan
pengamatan terhadap suatu gejala, atau merencanakan sesuatu proyek.
Proyek pada umumnya menggunakan data sesungguhnya dari lapangan.
Seperti halnya tugas individu, tugas kelompok dapat terkait dengan ranah
psikomotor.
6. Ulangan blok :
Bentuk soal yang dipakai dalam ulangan blok, bagian dari semester
dapat berupa pilihan ganda, campuran pilihan ganda dan uraian, atau
semuanya bentuk uraian. Materi yang diujikan berdasar kisi-kisi soal.
Tingkat berpikir yang terlibat mulai dari pemahaman sampai dengan
evaluasi.
7. Laporan kerja praktik atau laporan praktikum :
Bentuk ini dipakai untuk mata pelajaran yang ada kegiatan
praktikumnya, seperti Fisika, Kimia, dan Biologi. Peserta didik bisa
diminta untuk mengamati suatu gejala dan melaporkannya.
8. Responsi atau ujian praktik :

Kelompok IV 21
Penilaian Berbasis Kelas

Bentuk ini dipakai untuk mata pelajaran yang ada kegiatan


praktikumnya, seperti Fisika, Kimia, dan Biologi yaitu untuk mengetahui
penguasaan akhir baik dari ranah kognitif maupun psikomotor. Ujian
responsi bisa dilakukan diawal praktek atau setelah melakukan praktek.
Ujian dilakukan sebelum praktek bertujuan untuk mengetahui kesiapan
peserta didik melakukan praktek di laboratorium, sedang bila dilakukan
setelah praktek, tujuannya untuk mengetahui kompetensi dasar praktek
yang dicapai peserta didik dan yang belum.

Kelompok IV 22
Penilaian Berbasis Kelas

VII. Bentuk Tagihan


1. Tes Lisan di Kelas
Pertanyaan lisan dapat digunakan untuk mengetahui taraf serap
peserta didik untuk masalah yang berkaitan dengan kognitif. Pertanyaan
lisan yang diajukan ke kelas harus jelas, dan semua peserta didik harus
diberi kesempatan yang sama. Dalam melakukan pertanyaan di kelas
prinsipnya adalah: mengajukan pertanyaan, memberi waktu untuk berpikir,
kemudian menunjuk peserta untuk menjawab pertanyaan. Baik benar atau
salah jawaban peserta didik, jawaban tersebut ditawarkan lagi ke kelas
untuk mengaktifkan kelas. Tingkat berpikir untuk pertanyaan lisan di kelas
cenderung rendah, seperti pengetahuan dan pemahaman.
2. Bentuk Pilihan Ganda
Pedoman utama dalam pembuatan butir soal bentuk pilihan ganda (Ebel,
1977) adalah :
a. Pokok soal harus jelas.
b. Pilihan jawaban homogen dalam arti isi.
c. Panjang kalimat pilihan jawaban relatif sama.
d. Tidak ada petunjuk jawaban benar.
e. Hindari mengggunakan pilhan jawaban : semua benar atau semua
salah.
f. Pilihan jawaban angka diurutkan.
g. Semua pilihan jawaban logis. Jangan menggunakan negatif ganda.
h. Kalimat yang digunakan sesuai dengan tingkat perkembangan peserta
tes.
i. Bahasa Indonesia yang digunakan baku.
j. Letak pilihan jawaban benar ditentukan secara acak.
3. Bentuk Uraian Objektif
Bentuk soal uraian objektif sangat tepat digunakan untuk bidang
Matematika dan IPA, karena kunci jawabannya hanya satu. Pengerjaan

Kelompok IV 23
Penilaian Berbasis Kelas

soal ini melalui suatu prosedur atau langkah-langkah tertentu. Setiap


langkah ada skornya. Objektif di sini dalam arti apabila diperiksa oleh
beberapa guru dalam bidang studi tersebut hasil penskorannya akan sama.
Pertanyaan pada bentuk soal ini di antaranya adalah : hitunglah, tafsirkan,
buat kesimpulan dan sebagainya.
4. Bentuk Uraian Non-objektif
Bentuk tes ini dikatakan non-objektif karena penilaian yang
dilakukan cenderung dipengaruhi subjektivitas dari penilai. Bentuk tes ini
menuntut kemampuan peserta didik untuk menyampaikan, memilih,
menyusun, dan memadukan gagasan atau ide yang telah dimilikinya
dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Keunggulan bentuk tes ini
dapat mengukur tingkat berpikir dari yang rendah sampai yang tinggi,
yaitu mulai dari hapalan sampai dengan evaluasi. Namun demikian,
sebaiknya hindarkan pertanyaan yang mengungkap hafalan seperti dengan
pertanyaan yang dimulai dengan kata : apa, siapa, di mana.
Selain itu bentuk ini relatif mudah membuatnya. Kelemahan
bentuk tes ini adalah :
 Penskoran sering dipengaruhi oleh subjektivitas penilai,
 Memerlukan waktu yang lama untuk memeriksa lembar jawaban
 ,Cakupan materi yang diujikan sangat terbatas,
 Adanya efek bluffing.
Untuk menghindari kelemahan tersebut cara yang ditempuh adalah :
 Jawaban tiap soal tidak panjang, sehingga bisa mencakup materi
yang banyak,
 Tidak melihat nama peserta ujian,
 Memeriksa tiap butir secara keseluruhan tanpa istirahat,dan
 Menyiapkan pedoman penskoran.
Langkah membuat tes ini adalah sebagai berikut.
1. Menulis soal berdasarkan kisi-kisi pada indikator.
2. Mengedit pertanyaan :

Kelompok IV 24
Penilaian Berbasis Kelas

3. Apakah pertanyaan mudah dimengerti?


4. Apakah data yang digunakan benar?
5. Apakah tata letak keseluruhan baik?
6. Apakah pemberian bobot skor sudah tepat?
7. Apakah kunci jawaban sudah benar?
8. Apakah waktu untuk mengerjakan tes cukup?
Kaidah penulisan soal bentukuraian non-objektif :
1. Gunakan kata-kata: mengapa, uraikan, jelaskan, bandingkan,
tafsirkan, hitunglah, buktikan.
2. Hindari penggunakan pertanyaan: siapa, apa, bila.
3. Menggunakan bahasa Indonesia yang baku.
4. Hindari penggunaan kata-kata yang dapat ditafsirkan ganda.
5. Buat petunjuk mengerjakan soal.
6. Buat kunci jawaban.
7. Buat pedoman penskoran.
Penskoran bentuk tes ini bisa dilakukan secara analitik atau global.
Analitik berarti penskoran dilakukan bertahap sesuai kunci jawaban,
sedang yang global dibaca secara keseluruhan untuk mengetahui ide pokok
dari jawaban soal kemudian diberi skor.
5. Bentuk jawaban Singkat
Bentuk jawaban singkat ditandai dengan adanya tempat kosong
yang disediakan bagi pengambil tes untuk menuliskan jawabannya sesuai
dengan petunjuk. Ada tiga jenis soal bentuk ini, yaitu: jenis pertanyaan,
jenis melengkapi atau isian, dan jenis identifikasi atau asosiasi.
Kaidah-kaidah utama penyusunan soal bentuk ini adalah sebagai
berikut.
1. Soal harus sesuai dengan indikator.
2. Jawaban yang benar hanya satu.
3. Rumusan kalimat soal harus komunikatif.
4. Butir soal menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan
benar.

Kelompok IV 25
Penilaian Berbasis Kelas

6. Bentuk Menjodohkan
Soal bentuk menjodohkan atau memasangkan terdiri dari suatu
premis, suatu daftar kemungkinan jawaban, dan suatu petunjuk untuk
menjodohkan masing-masing premis itu dengan satu kemungkinan
jawaban. Biasanya nama, tanggal/tahun, istilah, frase, pernyataan, bagian
dari diagram, dan yang sejenisnya digunakan sebagai premis. Hal-hal yang
sama dapat pula digunakan sebagai alternatif jawaban.
Kaidah-kaidah pokok penulisan soal jenis menjodohkan ini adalah
sebagai berikut.
1. Soal harus sesuai dengan indikator.
2. Jumlah alternatif jawaban lebih banyak dari pada premis.
3. Alternatif jawaban harus “nyambung” atau berhubungan secara
logis dengan premisnya.
4. Rumusan kalimat soal harus komunikatif.
5. Butir soal menggunakan Bahasa Indonesiayang baik dan benar.
7. Unjuk Kerja/Performance
Penilaian unjuk kerja sering disebut dengan penilaian autentik atau
penilaian alternatif yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan
peserta didik dalam menyelesaikan masalah-masalah di kehidupan nyata.
Penilaian unjuk kerja berdasarkan pada analisis pekerjaan (Nathan &
Cascio, 1986). Penilaian ini menggunakan tes yang juga disebut dengan
tes unjuk kerja. Hasil tes ini digunakan untuk perbaikan proses
pembelajaran sehingga kemampuan peserta didik mencapai pada tingkat
yang diinginkan. Tes unjuk kerja lebih banyak digunakan pada mata
pelajaran yang ada prakteknya.
Bentuk tes ini digunakan untuk mengukur status peserta didik
berdasarkan hasil kerja dari suatu tugas. Pertanyaan pada tes unjuk kerja
berdasarkan pada tuntutan dari masyarakat dan lembaga lain yang terkait
dengan pengetahuan yang harus dimiliki peserta didik. Jadi pertanyaan
butir soal cenderung pada tingkat aplikasi suatu prinsip atau konsep pada
situasi yang baru. Walau uraian namun batasnya harus jelas dan ditentukan

Kelompok IV 26
Penilaian Berbasis Kelas

berdasarkan kebutuhan masyarakat. Permasalahan yang diujikan sedapat


mungkin sama dengan masalah yang ada di kehidupan nyata. Inilah yang
menjadi ciri utama perbedaan antara tes unjuk kerja dengan bentuk yang
konvensional.
8. Portfolio
Portfolio adalah kumpulan pekerjaan seseorang (Popham, 1999),
dalam bidang pendidikan berarti kumpulan dari tugas-tugas peserta didik.
Portfolio merupakan salah bentuk dari penilaian autentik, yaitu yang
menilai keadaan a sesungguhnya, dari peserta didik. Portfolio cocok
digunakan untuk penilaian di kelas, tetapi tidak cocok untuk penilaian
dengan skala yang luas (Marzano & Kendall, 1996). Penilaian dengan
portfolio memerlukan kemampuan membaca yang baik. Hal yang penting
pada penilaian portfolio adalah mampu mengukur kemampuan membaca
dan menulis yang lebih luas, peserta didik menilai kemajuannya sendiri,
mewakili sejumlah karya seseorang.
Penilaian porfolio pada dasarnya adalah menilai karya-karya
individu untuk suatu mata pelajaran tertentu. Jadi semua tugas yang
dikerjakan peserta didik dikumpulkan, dan di akhir satu unit program
pembelajaran misalnya satu semester. Kemudian dilakukan diskusi antara
peserta didik dan guru untuk menentukan skornya. Prinsip penilaian
portfolio adalah peserta didik dapat melakukan penilaian sendiri kemudian
hasilnya di bahas. Bentuk ujiannya cenderung bentuk uraian, dan tugas-
tugas rumah. Karya yang dinilai meliputi hasil ujian, tugas mengarang atau
mengerjakan soal. Jadi portfolio adalah suatu metode pengukuran dengan
melibatkan peserta didik untuk menilai kemajuannya dalam bidang studi
tersebut.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan penilaian
portfolio adalah sebagai berikut.
1. Karya yang dikumpulkan adalah benar-benar karya yang
bersangkutan.
2. Menentukan contoh pekerjaan mana yang harus dikumpulkan.

Kelompok IV 27
Penilaian Berbasis Kelas

3. Mengumpulkan dan menyimpan sampel karya.


4. Menentukan kriteria untuk menilai portfolio.
5. Meminta peserta didik untuk menilai secara terus menerus hasil
portfolionya.
6. Merencanakan pertemuan dengan peserta didik yang dinilai.
7. Dapat melibatkan orang tua dalam menilai portfolio.
Penilaian dengan portfolio memiliki karakteristik tertentu,
sehingga penggunaannya juga harus sesuai dengan tujuan dan substansi
yang diukur. Mata pelajaran yang memiliki banyak tugas dan jumlah
peserta didik yang tidak banyak, penilaian dengan cara portfolio akan
lebih cocok.

Kelompok IV 28
Penilaian Berbasis Kelas

PENUTUP

Kesimpulan dari makalah ini adalah penilaian berbasis kelas adalah proses
pengumpulan dan penggunaan informasi oleh guru untuk pemberian nilai
terhadap hasil belajar siswa berdasarkan tahapan kemajuan belajarnya sehingga
didapatkan potret/profil kemampuan siswa sesuai dengan daftar kompetensi yang
ditetapkan dalam kurikulum.
Penilaian berbasis kelas memiliki karakteristik yaitu;
1. Pusat Belajar dan berakar dalam Proses Pembelajaran.
2. Umpan Balik.
Prinsip-prinsip dasar yang harus digunakan dalam rangka pencapaian kompetensi,
yaitu:
a. Motivasi,
b. Validitas,
c. Adil,
d. Terbuka,
e. Berkesinambungan,
f. Bermakna,
g. Menyeluruh,
h. Edukatif.

Berbagai jenis penilaian berbasis kelas antara lain :


a. Tes tulis,
b. Tes perbuatan,
c. Pemberian tugas,
d. Penilaian kinerja,
e. Penilaian proyek,
f. Penilaian hasil kerja peserta didik,
g. Penilaian sikap dan

Kelompok IV 29
Penilaian Berbasis Kelas

h. Penilaian portofolio.

Jenis Tagihan dalam Penilaian kelas yaitu:


a. Kuis
b. Pertanyaan lisan di kelas
c. Ulangan harian
d. Tugas individu
e. Tugas kelompok
f. Ulangan blok
g. Laporan kerja praktik atau laporan praktikum
h. Responsi atau ujian praktik.

Bentuk Tagihan dalam penilaian berbasis kelas yaitu:


a. Tes Lisan di Kelas
b. Bentuk Pilihan Ganda
c. Bentuk Uraian Objektif
d. Bentuk Uraian Non-objektif
e. Bentuk jawaban Singkat
f. Bentuk Menjodohkan
g. Unjuk Kerja/Performance
h. Portofolio.

Kelompok IV 30
Penilaian Berbasis Kelas

Daftar Pustaka

Allen, M.J., &Yen,W. M. (1979). Introduction to measurement theory. Monterey,


California: Brooks/Cole Publishing Company.
Departemen Pendidikan Nasional, (2004). “Kurikulum 2004 Standar Kompetensi
Sekolah Menengah Atas”. Jakarta
Ebel, R. L. (1979). Essentials of education measurement. New Jersey: Prentice
Hall.
Gronlund, N. E., dan Linn, R. L. (1990). Measurement and evaluation in teaching.
New York: McMillian Publishing Company.
Nathan, B. R. & Cascio, W. F. (1986). Technical and legal aspects in Berk, R. A.
(edit. 1986). Performance assessment. Baltimore: John Hopkin Univ. Press.

Kelompok IV 31

Anda mungkin juga menyukai