Anda di halaman 1dari 4

MATERI PEMBUATAN PUPUK KOMPOS

Kompos merupakan hasil penguraian dari campuran bahan-bahan organik yang dapat
dipercepat oleh populasi berbagai macam mikroorganisme dalam kondisi lingkungan yang
hangat, lembab, dan aerobik atau anaerobik (Wikipedia.org).

 Mengapa Harus Dikomposkan Terlebih Dahulu


Tanaman tidak dapat menyerap hara dari bahan organik yang masih mentah, apapun
bentuk dan asalnya. Kotoran ternak yang masih segar tidak bisa diserap haranya oleh
tanaman. Apalagi sisa tanaman yang masih segar bugar juga tidak dapat diserap haranya oleh
tanaman. Melihat besarnya sampah organik yang dihasilkan oleh masyarakat, terlihat potensi
untuk mengolah sampah organik menjadi pupuk organik demi kelestarian lingkungan dan
kesejahteraan masyarakat (Rohendi, 2005)

 Manfaat Kompos
Kompos ibarat multivitamin bagi tanah dan tanaman. Rachman Sutanto (2002)
mengemukakan bahwa dengan pupuk organik sifat fisik, kimia dan biologi tanah menjadi
lebih baik. Selain itu Kompos memiliki banyak manfaat yang ditinjau dari beberapa aspek:
Aspek Ekonomi :
 Menghemat biaya untuk transportasi dan penimbunan limbah.
 Mengurangi volume/ukuran limbah.
 Memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada bahan asalnya.
Aspek Lingkungan :
 Mengurangi polusi udara karena pembakaran limbah dan pelepasan gas metana dari
sampah organik yang membusuk akibat bakteri metanogen di tempat pembuangan
sampah
 Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan.
Aspek bagi tanah/tanaman :
 Meningkatkan kesuburan tanah.
 Memperbaiki struktur dan karakteristik tanah.
 Meningkatkan kapasitas penyerapan air oleh tanah.
 Meningkatkan aktivitas mikroba tanah.
 Meningkatkan kualitas hasil panen (rasa, nilai gizi, dan jumlah panen).
 Menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman.
 Menekan pertumbuhan/serangan penyakit tanaman.
 Meningkatkan retensi/ketersediaan hara.

 Bahan Kompos
Pada prinsipnya semua bahan yang berasal dari mahluk hidup atau bahan organik
dapat dikomposkan, diantaranya:
 Sisa tanaman (batang jagung, jerami padi,rumput, daun, dan limbah panen lainnya).
 Ketoran ternak (ayam, sapi, kambing)
 Kapur pertanian.
 Limbah rumah tangga
 Abu dapur / abu dari pembakaran sampah
 Mikroba pengurai (EM4, BEKA, dll)
 Air untuk menyiram bahan.

 Alat Pengomposan :
 Cangkul dan sekop untuk mengaduk dan membalikkan kompos
 Ember untuk menyirami bahan kimpos
 Pisau untuk merajang bahan kompos dan memisahkan antara daun dan batang.

 Tahap Pengomposan
Dalam proses pembuatan kompos dapat dilakukan dengan beberapa metode yaitu
sebagi berikut :
 Anaerob (Tanpa Udara)
Dilakukan di tempat tertutup dan memerlukan aktivator berupa mikroorganisme (starter)
untuk mempercepat proses pengomposannya. Caranya adalah sebagai berikut :
1. Untuk mempermudah bahan kompos terurai (terdekomposisi) maka harus dicincang
bahan seperti jerami, batang jagung, dan bahan besar lainnya kemudian ditimbun
setebal 20-30 cm (tergantung ketersediaan). Penimbunan bahan kompos tidak boleh
dipadatkan, tetapi dibuat longgar supaya proses penghawaan berjalan dengan lancar.
2. Menaburi timbunan dengan kotoran ternak dan abu bakar.
3. Menaburi timbunan baha kompos dengan kotoran ternak setebal 5 – 10 cm
4. Setelah selesai ditaburi kotoran ternak, kemudian diatasnya ditaburi abu dapur/abu
bakar sampah yang berasal dari sekitar halaman/pekarangan dan kapur setebal 2 cm.
5. Untuk menjaga kelembaban selama proses pengomposan, maka penyiraman secara
rutin diperlukan, titak perlu setiap hari, tetapi disesuaikan dengan kadaan kompos.
Air siraman dapat menggunakan campuran EM 4 dan air kemudian ditambahkan
pupuk urea dan TSP/SP 36 dengan takaran 2
sendok makan setiap 10 liter air. Penambahan
pupuk bertujuan untuk meningkatkan kualitas
dan membantu mempercepat pengomposan.
6. Jika persediaan bahan kompos melimpah,
maka langkah 2 dan 3 dapat diulang sampai
ketinggian bahan kompos mencapai 1- 1,5
meter.
7. Setelah proses berjalan kurang lebih 1
minggu, maka dilakukan pembalikan.
Pembalikan ini dilakukan setiap 1 minggu
sekali hingga bahan kompos berubah menjadi
menyerupai tanah.
Gambar 1. Timbunan bahan kompos
 Proses Aerob (Dengan Udara)
Dilakukan di tempat terbuka dengan sirkulasi udara yang baik. Caranya adalah sebagai
berikut :
1. Siapkan untuk bak pengomposan (lebar 1 m dan panjang 1,5 m). Lebih baik diberi
peneduh untuk menghindari hujan.
2. Siapkan bahan organik dan cacah hingga menjadi potongan-potongan kecil.
3. Susun semua bahan di dalam bak secara berlapis-lapis. Tiap lapisan disiram air
hingga kelembaban 40%.
4. Masukkan beberapa bambu yang sudah dilubangi kedalam bahan kompos dan tutup
dengan terpal/karung goni.
5. Balik bahan kompos setiap minggu hingga diperoleh kompos matang (kurang lebih 8
minggu).
6. Setelah 8 minggu, tinggi tumpukan tinggal 1/3 dari tinggi semula. Kompos sudah
dapat dipanen (Kompos matang) jika tekstur remah (mudah hancur), bau tidak
menyengat seperti bau tanah, warna coklat kehitaman.
Gambar 2. Proses pengomposan yang ditandai dengan adanya penyusutan pada bahan
kompos

 Prinsip Pembuatan kompos


 Menjaga kelembaban (50 – 60 %.)
 Pembalikan diperlukan agar kompos tidak kekurangan udara
 Peneduhan Agar terlindung dari hujan dan sinar matahari secara langsung.

 Uji Tingkat Kematangan Kompos Menggunakan Perkecambahan Benih


Kompos matang berbau seperti tanah dan berstruktur remah. Limbah dapur dapat
terdekomposisi meskipun memiliki ukuran yang besar seperti biji buah, tulang, dan kulit
telur. Untuk menguji kematangan kompos dapat dilakukan dengan cara menggunakannya
sebagai media semae. Caranya yaitu masukan kompos yang sudah diayak hingga halus
kedalam gelas plastik atau wadah lain kemudian benih tanaman ditanam dan pertahankan
kelembabannya. Karena benih sangat sensitif terhadap faktor tumbuh, maka tingkat
kematangan kompos dapat diukur berdasarkan kecepatan pertumbuhan benih.
 Kompos matang : benih akan berkecambah setelah 2-3 hari dan setelah 5-7 hari akan
berwarna hijau tua dengan akar yang cukup panjang berwarna putih.
 Kompos segar : hanya beberapa benih yang tumbuh dan memerlukan waktu yang lebih
lama, daun kadang-kadang berwarna kuning kecoklat-coklatan.

Anda mungkin juga menyukai