Anda di halaman 1dari 7

Penelitian tindakan kelas

 
Meningkatkan minat siswa terhadap mata pelajaran pkn dengan menggunakan metoda
pengajaran simulasi .
 
I.   Pendahuluan
      pendidikan di indonesia secara kuantitatif telah berkembang sangat pesat. Perkembangan
tersebut tidak diikuti dengan peningkatan kualitas pendidikan yang sepadan.akibatnya
muncul berbagai ketimpangan pendidikan di masyarakat .
1.   Ketimpangan antara kualitas out put pendidikan dan kualitas tenaga kerja yang
dibutuhkan.
2.   Ketimpangan kualitas pendidikan antara desa dan kota , antar jawa dan luar jawa , antar
penduduk kaya dan penduduk miskin.
Dengan adanya ketimpangan tersebut di atas, maka diupayakan peningkatan profesional guru
baik dari segi pendidikan maupun dari segi profesionalnya. Kondisi guru di indonesia masih 
banyak mengalami masalah baik dalam tugas mengajar maupun dalam mendidik. Guru
mempunyai anggapan bahwa tugas guru itu hanya mengajar, sehingga tugas tugas lain seperti
tugas persiapan mengajar dan tugas evaluasi maupun tugas administrasi sering tidak
dilakukan. Kondisi seperti ini akan membuat peningkatan kualitas guru akan semakin sulit,
misalnya guru dituntut untuk melakukan penelitian tindakan kelas, maka yang ditemui adalah
kurangnya kemampuan guru untuk melakukan penelitian tersebut, dikarenakan minimya
kemampuan di bidang itu.
Kita menyadari bahwa dalam pelaksanaan penelitian itu sebenarnya tidak sulit, karena guru
sebenarnya sudah melakukan penelitian tindakan kelas, tetapi yang menjadi kendala adalah
membuat proposal dan laporan penelitian, hampir sebagian kecil guru belum didukung dalam
kemampuan itu.
 
 
 
Ii. Latar belakang
    bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik. Ditegaskan
pula bahwa guru berfungsi untuk meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen
pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional.
Mengacu pada isi uu no. 14 tahun 2005 sangat jelas bahwa guru merupakan componen yang
sangay penting dalam pendidikan. Guru menurut sarwiji suwandi, merupakan variabel
determinan bagi keberhasilan proses pembelajaran di sekolah. Bahwa siswa yang berprestasi
pada umumnya memiliki akses untuk berkembang dengan lebih baik di bawah bimbingan
guru – guru yang profesional serta memiliki kemampuan intelektual dan kreativitas tinggi.
      sebagai praktisi yang merupakan ujung tombak dalam kegiatan pendidikan, guru tentu
pernah menghadapi permasalahan dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Permasalahan itu
dapat berkaitan dengan proses maupun hasil bellajar. Permasalahan pembelajaran bukan saja
ada pada siswa, tetapi bisa pula berkenaan dengan fasilitas belajar, sistem evaluasi, guru dan
bahkan sekolah. Permasalahan yang berkaitan dengan siswa, misalnya adalah kurangnya
minat baca dan motivasi belajar, ketidak beranian bertanya, kekurangterampilan dam
berbicara, kekurangterampilan dalam membaca cepat dan efektif dan kekurangterampilan
dalam mengarang. Permasalahan yang berkenaan dengan guru, misalnya kurangnya
kemampuan menyusun perencanaan pembelajaran, kurangnya kemampuan mengembangkan
materi ajar, kuranya pemahaman dan kemampuan menerapkan metode atau strategi
pembelajaran yang tepat, kurangnya kemampuan dalam munyusun alat penilaian sesuai
dengan tujuan pembelajaran, kurangnya kemampuan dalam melaksanakan penilaian dan
mengadministrasikan hasil penilaian dan kurangnya kemampuan dalam menejeman kelas. 
Guru memiliki tanggung jawab untuk mengurangi dan bahkan memecahkan masalah
tersebut. Guru hendaknya berupaya untuk mencari jalan keluar atas permasalahan yang ada.
Kesadaran atas tanggung jawab seorang guru yang menginginkan siswanya gagal dalam
belajar, guru tentu mengharapkan agar para peserta didiknya dapat belajar secara optimal.
Guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, selain menguasai bahan pelajaran yang
akan ditranformasikan kepada siswa , seharusnya memiliki kemampuan dalam memilih
media pengajaran, agar bahan yang diberikan kepada siswa akan lebih mudah diserap
maupun diminati oleh para siswa.  Pengalaman empiris menunjukkan bahwa di sekolah
kejuruan khususnya smk ditemui adanya sebagian siswa yang tidak minat  dalam mata
pelajaran pkn ( normatif ) dibandingkan dengan mata pelajaran produktif.. Sebagai guru yang
mengajar bidang studi  pkn  merasakan hal tersebut. Dugaan  sementara kurangnya minat
tersebut disebabkan oleh beberapa factor :
1.   Bahwa mata pelajaran pkn tidak di uan kan, sehingga kurangnya minat terhadap mata
pelajaran tersebut.
2.   Mata pelajaran pkn adanya kesan dari siswa kurang mendukung ketrampilan yang sedang
ditempuh.
3.  Mata pelajaran pkn  merupakan ilmu social, sehingga tidak memerlukan praktek di
lapangan dan bisa dipelajari dari buku.
4.  Mata pelajaran pkn tidak mempunyai hubungan dengan ketrampilan.
Masih banyak faktor lain yang mempengaruhi baik dari sisi guru maupun dari materi yang
diajarkan, tidak adanya minat siswa terhadap mata pelajaran pkn bisa ditimbulkan dari faktor
guru itu sendiri, misalnya dalam menyampaikan materi guru kurang dalam penguasaan
bahan, atau guru terpaku dalam metode ceramah, atau kreativitas guru dalam memilih metode
mengajar kurang tepat bahkan cara mengajarnya monoton. Pemilihan metode mengajar akan
sangat mempengarui siswa dalam menerima pelajaran. Metoda mengajar yang tepat akan
mendorong siswa minat terhadap mata pelajaran pkn. Guru berasumsi  bahwa siswa itu
mempunyai kemampuan dalam berfikir dan  mengembangkan , sehingga materi pelajaran
yang diberikan harus dipilih metoda mengajar yang tepat.
Peneliti sebagai guru pkn akan mencoba mencari solusi untuk mengatasi kurangnya minat
terhadap mata pelajaran pkn di smk negeri 4 yogyakarta.
 
 
 
Iii.    Kajian  teori.
Proses pendidikan formal sistem persekolahan harus memiliki ciri-ciri :
1.   Pendidikan lebih menekankan pada proses pembelajaran ( learning ) dari pada mengajar
( teaching)
2.   Pendidikan diorganisir dalam suatu struktur yang fleksibel.
3. Pendidikan memperlakukan peserta didik sebagai individu yang memiliki karakteristik
khusus dan mandiri.
4.  Pendidikan merupakan proses yang berkesinambungan dan berinteraksi dengan
lingkungan.
Salah  satu  hal yang paling pokok  sebagai  guru  adalah memiliki  kepribadian,  sebab  pada
dasarnya  pendidikan adalah usaha mendewasakan anak, terlebih pada kepribadian anak
tersebut.  Guru akan dapat berhasil  mendidik  anak apabila  dia sendiri telah dewasa dalam
hal  kepribadian. Sebagai  seorang pendidik pada waktu akan mengajar  tidak pernah
mengingat apalagi erumuskan tujuan  apakah  yang akan  dicapai  dengan pengajaran  yang
diberikan  kepada murid-muridnya.  
Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk  membentukmanusiapembangunan
yang berpancasila. Guru memiliki kejujuran profesional dalam  menerapkan kurikulum sesuai
dengan kebutuhan anak didik  masing- masing. Guru mengadakan komunikasi terutama
dalam memperoleh informasi  tentang anak didik,  tetapi  menghindarkan diri segala bentuk
penyalahgunaan. Guru menciptakan suasana kehidupan dan memelihara    hubungan  dengan
orang tua murid sebaik-baiknya  bagi kepentingan anak didik. Guru memelihara hubungan
baik dengan masyarakat sekitar  sekolah maupun masysrakat yang lebih luas  untuk
kepentingan kependidikan. Guru secara sendiri-sendiri dan atau bersama-sama    berusaha
mengembangkan dan meningkatkan mutu profesinya. Guru menciptakan dan memelihara
hubungan antara   sesama guru baik berdasar lingkungan kerja maupun  di  dalam hubungan
keseluruhan. Guru secara bersama-sama memelihara, membina dan meningkatkan mutu
organisasi guru profesional sebagai    sarana pengabdiannya. Guru melaksanakan segala
ketentuan yang merupakan  kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan, maka guru
dituntut untuk mengembangakan kreativitasnya.
1.      Mengembangkan kepercayaan yang tinggi  kepada    siswa dan mengurangi timbulnya
rasa takut siswa.
2.      Memberi semangat kepada siswa untuk suatu komunikasi ilmiah yang bebas dan
terarah.
3.       Memperkenalkan  siswa untuk menentukan  sendiri  dan  evaluasi terhadap dirinya
sendiri.
4.       Pengawasan jangan terlalu ketat atau  kaku  otoriter (drs. Yosep ilmu hs, 1981)
Tugas guru untuk mengajar dengan baik :
A.  Menguasai bahan pengajaran.
1.  Menguasai bahan pengajaran kurikulum pendidiksan    dasar.
A. Mengkaji kurikulum pendidikan dasar
B. Menelaah buku teks pendidikan dasar
C. Berlatih melaksanakan kegiatan-kegiatan yang     khusus.
2.  Mengusai bahan pengajaran.
Bahan pengajaran dapat dilakukan dengan mengkaji bahan penunjang  yang  relevan  dengan
bahan  bidang  studi pendidikan dasar.
B.   Menyusun program pengajaran
1.  Menetapkan tujuan pengajaran tik
2.  Memilih dan mengembangkan bahan pengajaran
3.  Memilih dan mengembangkan strategi belajar mengajar
4.  Memilih   dan  mengembangkan  media   pengajaran   yang sesuai  
5.   Memilih dan memanfaatkan sumber belajar
C.  Melaksanakan program pengajaran.
1.  Menciptakan iklim belajar yang tepat
2.  Mengatur ruangan belajar.
3.  Mengelola interaksi belajar mengajar
E.   Menilai  hasil  dan proses belajar mengajar  yang  telah dilaksanakan.
1.  Menilai prestasi murid untuk kepentingan pengajaran.
2. Menilai proses belajar mengajar yang telah  dilaksanakan.
 
Iv.   Tempat penelitian
Penelitian akan dilakukan di smk negeri 4 yogyakarta, dengan pokok bahasan yaitu
demokrasi dengan menggunakan metoda simulasi di kelas 2 tata rambut 1 tahun pelajaran
2008 – 2009.
 
V.   Metode simulasi
 untuk meningkatkan pemahaman siswa dengan pokok bahasan demokrasi akan diterapkan
dengan metode simulasi. Penggunaan metode ini karena memiliki berbagai keunggulan
antara lain :
1.   Memberikan kebebasan siswa dalam mengemukakan pendapat
2. Tiap siswa mempunyai kemampuan untuk dikembangkan, dengan metode simulasi siswa
akan lebih bergairah dalam menelaan materi pelajaran.
3. Siswa lebih kreatif karena metode ini memunculkan persaingan yang bersifat kompetitif.
4. Adanya motivasi dari siswa dalam mengemukakan pendapat, sehingga metode ini akan
lebih hidup dalam menelaah materi pelajaran.
5. Tidak mematikan inisiatif siswa, baik dalam bertindak maupun dalam berargumentasi.
6. Adanya aktivitas dalam bergeraka dan berfikir, sehingga tidak membuat siswa jenuh.         
 
Vi.    Rumusan masalah
Kurangnya minat siswa terhadap mata pelajaran normatif, salah satunya bisa diatasi dengan
pemilihan metoda yang tepat yang dapat memberikan kebebasan siswa dalam berpendapat
maupun dalam mengembangkan potensi yang ada pada diri siswa. Dalam pemilihan metoda
ini akan dipengaruhi olah materi pelajaran yang diberikan kepada siswa, maka guru dituntut
untuk mampu memilih metoda pengajaran yang tepat dan mempertimbangkan kelebihan dan
kekurangan metoda yang akan diterapkan.
Berdasarkan uraian di atas rumusan masalah adalah upaya meningkatkan minat siswa
terhadap mata pelajaran normatif dengan menggunakan metode pengajaran yang tepat.
 
Vii.   Obyek penelitian.
Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk meningkatkan kinerja guru dan hasil belajar siswa,
maka obyek penelitian ini adalah metode pembelajaran.
 
Viii.       Tujuan
Tujuan dalam penelitian ini adalah ingin mengetahui apakah metoda yang digunakan dalam
proses belajar mengajar akan dapat mendorong minat dalam mata pelajaran normatif
dibandingkan mata pelajaran produktif di sekolah smk.
 
Ix.  Manfaat
1.  Manfaat bagi sekolah
A.  Akan memberikan masukan kepada guru – guru di smk, bahwa memilih metode yang
tepat murupakan bagian yang sangat penting dalam menyampaikan materi pelajaran.
B. Sebagai pertimbangan bagi pengambilan polecy, untuk mengadakan penataran bagi guru –
guru smk
2.  Bagi siswa
A.   Siswa bisa mengembangkan kemampuannya, sehingga tidak merasa bosan
     dalam menelaan materi pelajaran, karena metode ini akan menghidupkan suasana kelas.
B.      Siswa lebih bergairah dikarenakan adanya persaingan yang kompetitif diantara sesama
siswa, maka akan bisa memacu siswa lain untuk lebih kreatif.
 
 
 
 
 
 
Daftar pustaka
 
Ali imron, m.pd belajar dan pembelajaran, penerbit pt. Dunia pustaka jaya jakarta cetakan
pertama tahun 1996
 
Kunandar, s.pd, m.si   langkah mudah penelitian tindakan kelas sebagai pengembangan
profesi guru, pt. Radja grafindo persada, jakarta  2008
 
Margaret e. Bell gredler, belajar dan pembelajaran , penerbit cv. Rajawali , jakarta tahun
1991
 
Suwarsih madya, teori dan praktek penelitian tindakan action research , penerbit alfabeta
bandung, 2007
 

Anda mungkin juga menyukai