Anda di halaman 1dari 7

SAYA GENERASI UNGGUL KEBANGGAAN BANGSA

INDONESIA

OLEH : ANDREAS MANURUNG

Essai ini saya tulis untuk mengikuti Beasiswa Unggul Masyarakat


Berprestasi tahun 2020/2021. Nama saya Andreas Manurng. Saya berasal
dari Mandoge, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara. Saya mahasiswa
semester 3 universitas Methodist Indonesia,medan.

Dalam rangka menciptakan generasi unggul kebanggaan bangsa Indonesia,


banyak hal yang harus di perbaiki dari bangsa ini. Perubahan bangsa
Indonesia menjadi lebih baik merupakan tujuan seluruh masyarakat
Indonesia. Menciptakan kondisi sosial yang stabil tanpa ada kesenjangan
sosial, jelas merupakan dambaan seluruh masyarakat Indonesia. Untuk
menyongsong perubahan bangsa Indonesia menjadi lebih baik dari masa
sekarang maka diperlukan suatu pengabdian. Pengabdian yang dilandasi
oleh rasa cinta tanah air. Pengabdian yang dilandasi oleh ketulusan hati
untuk membangun tanah air. Pengabdian dari hati yang dilakukan oleh
seluruh elemen masyarakat tanpa ada keinginan untuk mengambil
keuntungan secara pribadi. Perubahan bangsa Indonesia tidak hanya
dilakukan oleh sepihak saja. Seluruh lapisan masayarakat perlu bekerja
sama, bahu-membahu melakukan perubahan dan pembangunan.

Seperti yang kita ketahui bahwa pemuda adalah pemegang tongkat estafet
kemajuan negeri ini. Baik buruknya suatu bangsa dapat dilihat melalui
cerminan moral para pemudanya. Kemajuan dan kemunduran suatu negara
dapat dilihat dari cara berfikir masyarakatnya terutama pemudanya. Kita
dapat mengutip kalimat sederhana namun penuh makna dari Ir. Soekarno
“Beri aku 1000 orang tua niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya, beri
aku 10 pemuda niscaya akan kuguncang dunia”. Pengaruh generasi muda
dalam perkembangan suatu bangsa sangat penting. Pemuda sekarang
berjuang untuk meningkatkan kualitas bangsa Indonesia di masa depan.
Kemudian, generasi berikutnya akan berjuang untuk lebih baik dari yang
dilakukan oleh pemuda sekarang. Namun, sayangnya mereka kini tidak
dalam keadaan yang produktif. Bukan rahasia umum lagi bahwa pemuda
bangsa Indonesia saat ini sedang mengalami penurunan moral. Hal ini
pastinya bukan tanpa sebab, penurunan moral generasi muda seringkali
disebabkan oleh kurangnya perhatian dari lingkungan sekitarnya terhadap
potensi yang dimiliki banyak generasi muda. Seorang sastrawan muda
seringkali merasa minder karena tulisan-tulisannya dianggap berlebihan
oleh lingkungan sekitarnya. Seorang matematikawan muda seringkali
dikucilkan karena tidak pandai bergaul. Seorang seniman muda seringkali
di pandang sebelah mata karena nilai sainsnya buruk. Banyak potensi-
potensi pemuda yang disia-siakan hanya karena salah tempat. Oleh karena
itu, untuk meningkatkan potensi ini kita sebagai lapisan masyarakat harus
bekerja sama menciptakan generasi muda unggul kebanggaan Indonesia.
Setiap lapisan masyarakat harus lebih peka terhadap lingkungan sekitar.
Memperbaiki cara komunikasinya agar tidak terjadi salah paham satu sama
lain. Memahami komunikasi orang lain untuk menciptakan toleransi yang
baik antar satu sama lain. Dengan hal-hal kecil tersebut perbaikan moral
bangsa Indonesia perlahan akan membaik. Dan tujuan kita untuk
meningkatkan kualitas bangsa ini akan mengalami peningkatan yang
dinamis.

Saya sebagai generasi muda bangsa memahami banyaknya penafsiran yang


menjelaskan tentang bagaimana menjadi generasi muda unggul
kebanggaan bangsa. Tetapi, menurut saya untuk menjadi generasi unggul
kebanggan bangsa cukup dengan mengenali diri sendiri. Memahami diri
sendiri dari hal yang terkecil. Memahami bagaimana sempurna Tuhan
menciptakan kita, memahami bagaimana tulus kedua orang tua kita
merawat kita, dan memahami seberapa besar keinginan kita untuk menjadi
bermanfaat. Dengan memahami halhal tersebut kita tidak akan mudah
terjerumus ke pikiran yang negatif. Menjadi diri sendiri, untuk menjadi
pribadi yang unggul merupakan kewajiban bagi kita untuk mengenali diri
sendiri tujuannya agar kita dapat menempatkan posisi kita di masyarakat.
Beberapa poin yang saya anggap penting dalam pengenalan jati diri salah
satunya adalah Passion, Menurut saya passion adalah semangat kita. Semua
orang pasti menginginkan hobi, pekerjaan, pendidikan yang sesuai dengan
passion. Passion dapat membuat kita nyaman dan percaya diri untuk
melangkah lebih maju meskipun berbeda. Kemudian jujur, dengan berlaku
jujur setiap saat itu berarti kita sudah menunjukkan siapa kita sebenarnya,
jati diri kita. Usaha, kualitas diri seseorang dapat dilihat dari bagaimana dia
berusaha. Cara dia menghargai proses mencapai tujuan langkah demi
langkah. Cara dia mengambil keputusan untuk bekerja keras lalu ikhlas
dengan hasil yang diperoleh. Dan yang terakhir Doa, bagaimana kita dapat
mengenali diri kita sendiri, sedangkan kita tidak mengenali Tuhan yang
menciptakan diri kita. Dengan semakin mendekatkan diri kepada Tuhan
yang menciptakan kita berarti kita juga semakin dekat dengan diri kita
sendiri. Semakin kita mengenali Tuhan kita, semakin kita mengenali diri
kita sendiri.

Namun, kenyataan di lapangan banyak generasi muda yang kurang


mengenali potensi diri yang dimiliki. Banyak generasi muda yang hanya
berfokus pada prospek kerja yang ada. Sehingga mereka seringkali
menempuh pendidikan yang bukan passionnya. Menurut saya hal ini
merupakan prinsip yang kurang benar, karena dikhawatirkan dengan
masuk ke bidang yang kurang diminati akan menghasilkan sumber daya
manusia dengan kualitas yang kurang maksimal. Oleh karena itu, sebaiknya
sedini mungkin kita memahami diri kita, menggali potensi-potensi diri
serta berusaha menjadi pribadi yang berkualitas dengan mengasah potensi
tersebut melalui komunitas-komunitas kecil dan mengikuti kegiatan yang
memiliki dampak sosial dalam kesejahteraan masyarakat umum sehingga
kita dapat menjadi seorang yang bisa membawa perubahan dengan
mengkedepankan kualitas output masyarakat kedepan. Semakin cepat kita
mengenali potensi diri kita semakin cepat pula kita dapat menyesuaikan
ruang gerak kita, di lingkungan mana kita berjuang dan ikut serta dalam
kemajuan bangsa ini baik dalam bidang ekonomi, pembangunan, teknologi,
budaya, agama dan yang lainnya.

Saya adalah mahasiswa pertanian universitas Methodist Indonesia program


studi Agroteknologi,saya angkatan tahun 2019.saya bercita-cita menjadi
sarjana pertanian yang dapat meningkatkan hasil pertanian yang ada di
Indonesia. Untuk mewujudkan mimpiku tentu saja aku harus berjuang lebih
keras. Sejak SD, aku berulang kali mengikuti berbagai lomba seperti cerdas
cermat, olimpiade sains, olimpiade matematika, dan karya ilmiah remaja. Namun,
berulang kali pula aku harus merasakan kegagalan. Tapi, aku tidak pernah
menyerah dan terus belajar. Aku tahu untuk meraih mimpiku tidak hanya butuh
sekedar kecerdasan, tapi aku butuh perjuangan. Perjuangan untuk mampu
bangkit dari kegagalan. Selain itu, aku juga butuh kejujuran. Oleh karena itu, saat
sekolah aku selalu berusaha untuk berperilaku jujur dan tidak mencontek. Bagiku,
mencontek bukanlah hal yang sepele atau remeh. Aku sering sakit hati ketika
melihat temanku sendiri berbuat curang saat ujian. Tapi, aku menjadikan hal
tersebut sebagai motivasi untuk belajar lebih keras dan terus semangat
menggalakkan budaya anti mencontek. Aku yakin di luar sana, ada banyak
perilaku mencontek yang masih dianggap hal yang sepele atau remeh. Namun aku
percaya, aku adalah generasi unggul yang bermoral dan aku tidak ingin membuat
Indonesia kecewa telah memilihku sebagai salah satu anak bangsanya. Saat akhir
kelas SMA, aku dihadapkan pada persoalan pilihan SNMPTN. Aku merasa dilema
dalam memilih universitas negeri tempatku untuk belajar. Pada akhirnya ayahku
memilihkan salah satu universitas negeri yaitu universitas sumatera utara. Saat itu
aku benar-benar bimbang, tapi aku harus memantapkan hati karena aku yakin
pilihan ayahku adalah yang terbaik . Namun, aku tidak berhenti dan berpasrah
pada keajaiban lolos di SNMPTN. Aku telah mempersiapkan mental untuk
SBMPTN dan belajar lebih keras. Aku yakin, sebagai salah satu generasi unggul
bangsa Indonesia, aku harus selalu siap menghadapi berbagai keadaan, termasuk
takdirku.pada saat pengumuman SNMPTN saya dinyatakan tidak lulus.setelah
melihat hasil tersebuat ada kekecewaan di dalam diri namun,saya tidak boleh
terpuruk dalam kesedihan saya bangkit lagi dan belajar keras untuk menghadapi
ujian SBMPTN.Saya pun mendaftar untuk ujian SBMPTN pada gelombang kedua
saya sangat berharap saya dapat di nyatakan lulus dan lagi lagi saya memilih
universita sumatera utara.Dan tiba lah ujian tiba tiba saya demam dan pada
akhirnya saya tidak dapat mengikuti ujian SBMPTN pada akhirnya saya di
nyatakan tidak lulus.saya pun kembali kecewa semua persiapan belajar saya sia-
sia.lalu ayah saya menghampiri saya dan memberi saya semangat dan ayah saya
menyarankan mendaftar ke universitas swasta dan saya pun berpikr dua kali di
karenakan swasta itu cukup mahal dan saya tidak mau terlalu membebani orang
tua saya lagi,di karenakan pada saat itu saya memiliki adik yang naik ke kelas 3
SMA kalo saya swasta bagaimana nanti adik saya karena dia juga ingin kuliah di
tambah lagi saya memiliki adik baru lulus SMP dan akan melanjut ke SMA butuh
biaya yang cukup besar juga saya pun dilema bagaimana nanti adik adik saya kalo
saya masuk kampus swasta.pada saat itu saya memiliki 1 adik naik kekelas 3
SMA,satu adik naik ke kelas 1 SMA,satu adik naik ke kelas 2 SMP,dan satu adik
naik ke kelas 4 SD.tadi nya saya berpikir jikalau saya masuk negeri beban biaya
tidak terlalu besar,lagi-lagi ayah menanyakan saya mau daftar di kampus swasta
mana,pada akhirnya saya memilih mendaftar di universitas Methodist
Indonesia,medan,fakultas pertanian dengan program studi Agroteknologi.saya
kumpulkan semangat lagi dan saya berniat mencoba jikalau ada pembukaan
beasiswa untuk dapat mengurangi biaya tanggungan orang tua saya,dan saya
mengetahui dari grup alumni SMA bahawa besiswa unggulan sudah buka dan
saya tertarik untuk mencoba nya supaya dapat kuliah dengan biaya sendiri.dan
saya sangat berharap kepada bapak/ibu supaya dapat mempertimbangkan saya
sebagai salah satu penerima BEASISWA UNGULAN.

Sedangkan harapan saya untuk para generasi muda, menjadi generasi


unggul tak sekedar menjadi pribadi yang cerdas intelektualnya saja. Tetapi
juga harus cerdas emosinya, harus baik moralnya. Agar tidak terjadi
kesenjangan antara diri kita dan masyarakat. Walaupun usia kita masih
muda dan belum terlalu matang kita tidak boleh acuh terhadap lingkungan
sekitar. Kita perlu memahami apa yang terjadi di lingkungan sekitar serta
ikut andil dalam kehidupan bermasyarakat. Kita harus mensinergikan
potensi yang kita miliki agar dapat bermanfaaat besar terhadap lingkungan
dan masyarakat.

Kita generasi unggul kebanggaan bangsa, kita mampu. Kita cerdas dengan
potensi yang kita miliki. Kecerdasan kita berbeda-beda tapi kita adalah
generasi yang cerdas. Kita bisa meningkatkan kualitas negeri ini karena kita
mau meningkatkan kualitas negeri ini.

Anda mungkin juga menyukai