Anda di halaman 1dari 37

BAB I

PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Kehamilan Postdate adalah suatu kehamilan yang berakhir antara 40 dan 42
minggu (Julie ,et.al,2010).
Berikut merupakan defenisi menurut World Health Organization (WHO) (2006).
Terdapat perluasan penggunaan istilah-istilah ini yang bergantian dalam komunitas
medis, dalam penelitian dan buku-buku pelajaran.
1) Kehamilan Postterm adalah suatu kehamilan yang berlangsung pada atau
melebihi 42 minggu atau 294 hari. Akhir –akhir ini istilah ini digunakan untuk
menunjukkan kehamilan yag berlangsung melebihi 41 minggu.
2) Kehamilan Pstdate adalah suatu kehamilan yang berlangsung melebihi 40
minggu ditambah satu atau lebih hari (setiap waktu yang melebihi tanggal
perkiraan lahir).
3) Prolonged Pregnancy adalah semua kehamilan yang melebihi 42 minggu
merupakan sinonim dari postterm.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa antara kehamilan
postterm,postdate maupun prolonged pregnancy memiliki defenisi yang hampir sama
yaitu kehamilan yang melebihi hari perkiraan persalinan. Dapat disimpulkan pula
bahwa penatalaksanaan yang diberikan untuk mengakhiri kehamilan ini sama
tergantung dari umur kehamilan ibu.
II. TUJUAN
A. Umum
Mahasiswa mampu menerapkan SOAP sesuai dengan kasus manajemen
asuhan kebidanan pada ibu post operasi atas indikasi post date serta mendapatkan
pengalaman dalam menangani masalah

B. Khusus
Setelah melakukan asuhan kebidanan mahasiswa dapat :
1. Mahasiswa mampu memahami teori post date
2. Melaksanakan pengkajian pada manajemen asuhan kebidanan
Pada ibu post operasi atas indikasi post date dan gagal induksi
3. Mengidentifikasi diagnosa/ masalah kebidanan berdasarkan data
subjektif dan data objektif
4. Menentukan masalah potensial
5. Menentukan kebutuhan segera
Menentukan tindakan yang akan dilakukan untuk menangani kasus
Pada ibu post operasi atas indikasi post date dan gagal induksi
6. Melaksanakan perencanaan yang telah dilakukan
7. Mendokumentasikan secara benar

III. RUMUSAN MASALAH


Masalah yang penulis ambil adalah Manajemen asuhan kebidanan Pada ibu
post date dan gagal induksi pada Ny “F” dengan Tindakan SC di RSUD
DELISERDANG LUBUK PAKAM.

BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Persalinan
a. Pengertian Persalinan
Persalinan normal adalah proses pengeluaran bayi dengan usia kehamilan
cukup bulan, letak memanjang atau sejajar sumbu badan ibu, presentasi belakang
kepala,keseimbangan diameter kepala bayi dan panggul ibu, serta dengan tenaga ibu
sendiri. Hampir sebagian besar persalinan merupakan persalinan normal,hanya
sebagian saja (12-15%) merupakan persalinan patologi (Saifuddin,2009).
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang
telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau melalui
jalan lain , dengan bantuaan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri) (Manuaba,2010).
b. Tanda-tanda persalinan
Menurut Sofian (2012) tanda dan gejala persalinan antara lain :
1) Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur.
2) Keluar lendir bercampur darah (blood show) yang lebih banyak karena
robekan-robekan kecil pada serviks.
3) Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
4) Pemeriksaan dalam: serviks mendatar dan pembukaan telah ada.
c.Kala Persalinan
1) Kala I
Kala pertama adalah dilatasi serviks untuk menyiapkan jalan lahir bagi janin.
Kala ini lebih lanjut dibagi lagi menjadi beberapa fase berdasarkan tingkat dilatasi
serviks. Fase laten normal adalah < 20 jam pada nulipara dan <14 jam pada
multipara. Pada ase aktif , serviks harus mengalami dilatasi > 1,2 cm/jam pada
nulipara (1,5 cm/jam pada multipara) (Norwitz 2008).
2) Kala II
Kala II dimulai ketika pembukaan serviks lengkap (10 cm) dan berakhir
dengan kelahiran bayi. Pada saat ini ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan
terjadinya kontraksi dan merasakan makin meningkatnya tekanan pada rectum dan
vagina. Perineum menonjol . vulva vagina dan spingter ani terlihat membuka serta
makin banyaknya pengeluaran lendir darah. Tanda pasti kala II dapat dilakukan
melalui pemeriksaan dalam dimana pembukaan serviks telah lengkap atau terlihat
bagian kepala bayi pada introitus vagina (Wiknjosastro dkk,2008).
3) Kala III
Kala tiga adalah dilahirkannya plasenta dan selaput janin dan biasanya
berlangsung selama kurang lebih 10 menit. Dalam keadaan tidak adanya perdarahan
berlebihan, maka kala tiga dapat dibiarkan berjalan dengan sendirinya tanpa
intervensi sampai batas waktu 30 menit (Norwitz ,2008).
4) Kala IV
Segera setelah kelahiran plasenta , sejumlah perubahan maternal terjadi pada
saat stres fisik dan emosional akibat persaalinan dan kelahiran mereda dan ibu
memasuki penyembuhan pascapartum dan bonding (ikatan). Meskipun intrapartum
sudah selesai, istilah kala empat persalinan mengidentifikasi jam pertama
pascapartum ini perlu diamati dan dikaji dengan ketat (Varney,2007).

B. Kehamilan Post Date


a. Pengertian
Kehamilan Postdate adalah suatu kehamilan yang berakhir antara 40 dan 42
minggu (Julie ,et.al,2010).
Berikut merupakan defenisi menurut World Health Organization (WHO)
(2006). Terdapat perluasan penggunaan stilah-istilah ini yang bergantian dalam
komunitas medis, dalam penelitian dan buku-buku pelajaran.
1. Kehamilan Postterm adalah suatu kehamilan yang berlangsung pada atau
melebihi 42 minggu atau 294 hari. Akhir –akhir ini istilah ini digunakan untuk
menunjukkan kehamilan yag berlangsung melebihi 41 minggu.

2. Kehamilan Postdate adalah suatu kehamilan yang berlangsung melebihi 40


minggu ditambah satu atau lebih hari (setiap waktu yang melebihi tanggal
perkiraan lahir).
3. Prolonged Pregnancy adalah semua kehamilan yang melebihi 42 minggu
merupakan sinonim dari postterm.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa antara kehamilan


postterm,postdate maupun prolonged pregnancy memiliki defenisi yang hampir sama
yaitu kehamilan yang melebihi hari perkiraan persalinan. Dapat disimpulkan pula
bahwa penatalaksanaan yang diberikan untuk mengakhiri kehamilan ini sama
tergantung dari umur kehamilan ibu.
b. Etiologi
Menurut Saiuddin (2014) , seperti halnya teori bagaimana terjadinya
persalinan, sampai saaat ini sebab terjadinya kehamilan postdate belum jelas.
Beberapa teori diajukan antara lain sebagai berikut :
1) Pengaruh Progesteron
Penurunan hormon progesteron dalam kehamilan dipercaya merupakan
kejadian perubahan endokrinyang penting dalam memacu proses biomolekuler pada
persalinan dan meningkatkan sensivitas uterus terhadap oksitosin,sehingga beberapa
penulis menduga bahwa terjadinya kehamilan postdate adalah karena masih
berlangsungnya pengaruh progesteron.
2) Teori Oksitosin
Pemakaian oksitosin untuk induksi persalinan pada kehamilan postdate
memebri kesan atau dipercaya bahwa oksitosin secara fisiologis memegang peranan
penting dalam menimbulkan persalinan dan pelepasan oksitosin dari neurohipofisis
ibu hamil yang kurang pada usia kehamilan lanjut diduga sebagai salah satu faktor
penyebab kehamilan postdate.

3) Teori kortisol / ACTH janin


Dalam teori ini diajukan bahwa sebagai “ pemberi tanda” untuk dimulainya
persalinan adalah janin ,diduga akibat peningkatan tiba-tiba kadar kortisol plasma
janin. Kortisol janin akan memengaruhi plasenta sehingga produksi progesteron
berkurang dan memperbesar sekresi estrogen, selanjutnya berpengaruh terhadap
menngkatnya produksi prostglandin. Pada cacat bawaan janin seperti anencephalus
,hipoplasia adrenal janin dan tidak adanya kelenjarhipofisi pada janin akan
menyebabkan kortisol janin tidak diprodksi dengan baik sehingga kehamilan dapat
berlangsung lewat waktu.

4) Syaraf uterus
Tekanan pada ganglion servikalis dari Pleksus Frankenhauser akan
membangkitkan kontraksi uterus. Pada keadaan dimana tidak ada tekanan pada
pleksus ini, seperti pada kelainan letak ,tali pusat pendek dan bagian bawah masih
tinggi kesemuanya di duga sebagai penyebab terjdinya kehamilan postdate.

5) Herediter
Seorang ibu yang mengalami kehamilan postdate mempunyai kecendurungan
untuk melahirkan lewat waktu pada kehamilan berikutnya.morgen (1999) seperti
dikutip cunningham, menyatakan bahwa bilamana seorang ibu mengalami kehamilan
postdate
Saat melahirkan anak perempuan,maka besar kemungkinan anak
perempuannya akan mengalami kehamilan postdare.
c. Patofisiologi
Serviks yang akan mengalami persalinan normal secara tertahap akan
melunak,menipi mudah berdilatasi,dan bergerak ke arah anterior mendekati waktu
persalinan. Serviks pada wamita multipara lebih cepat matang dibandingkan
nulipara,dan pemahaman mengenai paritas penting dalam menentukan saat yang tepat
untuk melanjutkan pemeriksaan serviks pada kehamilan lanjut (varney,2007)
Kehamilan lewat waktu yang disebabkan karena faktor hormonal,kurangnya produksi
oksitosin akan menghambat kontraksi otot uterus secara alami dan adekuat,sehingga
mengurangi respons serviks untuk menipis dan membuka. Akibatnya kehamilan
bertahan lebih lama dan tidak ada lecendurungan untuk persalinan pervaginam.
(varney 2007)

d. Faktor predisposisi
Seseorang ibu yang mengalami kehamilan postdate mempunyai
kecenderungan untuk melahirkan lewat waktu pada kehamilan berikutnya( saifuddin
2014)sebuah kecendurung genetin kehamilan postdate telah
didemonstrasikan.seorang wanita yang lahir lewat waktu memiliki 49% peningkat
risiko melahirkan anak melampaui usia kehamilan 42 minggu,risionya adalah 23%
jika ayah dari anak tersebut lahir lewat waktu sedangkan anencephaly janin dan
kekurangan surfaktan plasenta adalah penyebab langkah kehamilan yang melebihi
taksiran persalinan(wang,et.al,2014).

e. Faktor Resiko
Faktor resiko yang dilakukan untuk kehamilan postdate adalah kehamilan
postdate sebelumnya,nuliparitas,usia ibu yang lebih tuadari 30 tahun,dan obesitas
dibandingkan dengan wanita berat badan normal,resiko dari kehamilan postdate pada
wanita dengan obesitas hampir dua kali lipatnya.resiko sectio caesarea ,maupun
indikasi persalinan pada kehamilan ini,meningkatkan bersama dengan umur ibu dan
BMI serta lebih dari dua kali lipatnya pada wanita berumur 35 tahun. Risiko lima kali
lipat terlibat pada wanita primigrapida , dengan kata lain. Nuliparitas, peningkatan
umur ibu dan obesitas merupakan faktof resiko terkuat untuk kehamilan postdate dan
sectio caesarea maupun induksi persalinan

f. Keluhan subjektif
Keluhan subjektif yang sering dikeluhkan ibu antara lain ibu merasa cemas
bilamana kehamilan terus berlangsung melewati taksiran persalinan .
g.Tanda klinis/ laboratoris
Menurut saifuddin (2014) kehamilan dapat dinyatakan sebagai kehamilan
lewat waktu bila didapat 3 atau lebih dari 4 kriteria hasil pemeriksaan,
1) Telah lewat 36 minggu sejak tes kehamilan positif
2) Telah lewat 32 minngu sejak DJJ pertama terdengar dengan doppler
3) Telah lewat 24 minggu sejak dirasakan gerak janin pertama kali.
4) Telah lewat 22 minggu sejak terdengarnya DJJ pertama kali dengan stetoskop
Tanda klinik/ laboratorium untuk kehamilan postdate, antara lain sebagai berikut.
1) Keaddan klinik yang dapat ditemukan ialah gerakan janin yang jarang
yaitu secara subjektif kurang dari 7 kali/20 menit atau secara objektif
dengan kardiotopografi kurang dari 10 kali/20 menit
2) Pada bayi akan ditemukan tanda-tanda lewat waktu yangterbagi menjadi:
a) Stadium : kulit kehilang verniks kaseosa dan terjadi maserasi sehingga
kulit kering,rapuh dan mudah mengelupas.
b) Stadium II : seperti stadium I disertai pewarnaan mekonium
(kehijauan) di kulit
c) Stadium III : seperti stadium I disertai pewarnaan kekuningan pada
kuku,kulit dan tali pusat
h. prognosis
kematian janin pada kehamilan postdate meningkatkan; apabila pada
kehamilan normal (37-41 minggu) angka kematiannya 1,1 % pada kehamilan 43
minggu ,angka kematian bayi menjadi 3,3 % dan pada kehamilan 44 minngu menjadi
6,6. Pada beberapa kusus,fungsi plasenta tetap baik meskipun usia kehamilan
mencapai di atas 42 minngu,sehingga anak menjadi besar (>4000 gram) dan
mempersulit persalinan. Morbiditas ibu meningkat karena terjadi partus buatan dan
sectio caessarea meningkat (Martaadisubrata,2013). Berikur merupakan komplikasi
yang terjadi pada kehamilan postdate .
1) Perubahan pada plasenta
Menurut fadlun (2011)disfungsi plasenta merupakan faktor penyebab
terjadinya komplikasi pada kehamilan.kehamilan lewat waktu dan meningkatnya
resiko pada janin.perubahan yang terjadi pada plasenta adalah sebagai berikut
a) Terjadinya peningkatan penimbunan kalsium, hal ini dapat menyebabkan
gawat janin dan bahkan kematian janin intrauteri yang dapat meningkat
sampai 2 -4 kali lipat.
Timbunan kalsium plasenta meningat sesuai dengan progresivitas degenetasi
tanpa mengalami kalsifikasi
b) Selaput vaskulosinsisial menjadi tambah tebal dan jumlahnya
kurang,keadaan ini dapat menurunkan mekanisme traspotr dari plasenta
c) Terjdi proses degenerasi jaringan plasenta seperti edema,timbunan fibrinoid,
fibrosis,thrombosis intervili,dan infark vili.
d) Perubahan biokimia,adanya insufiensi plasenta menyebabkan protein
plasenta dan kadar DNA (deoxyribonucleid Acid) dibawah normal,
sedangkan konsentrasi RNA (Ribonucleid Acid) meningkat. Transport
kalsium tidak terganggu, aliran natrium, kalium, dan glukosa menurun.
Pengangkutan bahan dengan berat molekul tinggi seperti asam amino
lemak, dan gama globulin biasanya mengalami gangguan sehingga dapat
mengakibatkan gangguan pertumbuhan janin intrauterin.

2) Pengaruh pada janin


Menurut Saifuddin(2014),pengaruh kehamilan postdate terhadap janin sampai
saat ini antara lain :
a) Berat Janin
Bila terjadi perubahan anatomi yang besar pada plasenta,maka terjadi
penurunan berat janin. Sesudah umur kehamilan 36 minggu,grafik rata-rata
pertumbuhan janin mendatar dan tampak adanya penurunan sesudah 42 minggu.
Namun, sering kali pula palsenta masih dapat berfungsi dengan baik sehingga berat
janin bertambah terus sesuai dengan bertambahnya umur kehamilan.
b) Sindrom postmaturnitas
Dapat dikenali pada neonatus melalui beberapa tanda seperti, gangguan
pertumbuhan,dehidrasi,kulit kering,keriput,seperti kertas (hilangnya lemak sub
kutan), kuku tangan dan kaki panjang,tulang tengkora lebih keras,hilangnya verniks
kaseosa dan lanugo,maserasi kulit terutama daerah lipat paha dan genital luar, warna
coklat kehijauan atau kekuningan pada kulit atau tali pusat,serta muka tampak
menderita dan rambut kepala banyak atau tebal. Tidak seluruh neonatus dari
kehamilan postdate atau postmaturnitas, tergantung dengan fungsi plasenta.
c) Gawat janin atau kematian perinatal
Menunjukan angka meningkat sebagian besar terjadi pada intrapartum.
Keadaan ini biasanya disebabkan karna makrosomia yang dapat menyebabkan
terjadinya distosia pada persalinan serta insufiensi plasenta dapat berakibat
pertumbuhan janin terhambat,oligohidroamnion Iterjadi kompresi tali pusat keluar
mekonium yang kental), hipoksia janin,aspirasi mekonium oleh janin, serta cacat
bawaan, terutama akibat hipoplasia adrenal dan anensefalus.

3) Pengaruh terhadap ibu


a) Morbiditas/mortalitas ibu : dapat meningkat sebagai akibat dari
makrosomia janin dan tulang tengkorak menjadi lebih keras sehingga menyebabkan
terjadinya distosia perl=salinan,incoordinate uterine action,partus lama,meningkatkan
tindakan obstetric dan persalinan traumatis/perdarahan postpartum akibat bayi besar
b) Aspek emosi: ibu dan keluarga menjadi cemas bilamana kehamilan terus
berlangsung melewari taksiran persalinan (Saifuddin,2014).

i. Penatalaksanaan Postdate dalam Persalinan


Menurut saifuddin (2014), sampai saat ini masih terdapat perbedaan pendapat
dalam pengelolaan kehamilan postdate. Beberapa kontroversi dalam pengelolaan
kehamilan ini antara lain adalah :
1) Apakah sebaiknya dilakukan pengelolaan secara aktif yaitu dilakukan induksi
setelah ditegakkan diagnosis ataukah sebaiknya dilakukan pengelolaan secara
ekspektatis atau menunggu.
2) Bila dilakukan pengelolaan seara aktif apakah kehamilan sebaiknya diakhiri pada
usia kehamilan 41 minggu.

Pengelolaan secara aktif yaitu dengan melakukan persalinan anjuran pada usia
kehamilan 41 atau 42 minggu untuk memperkecil risiko terhadap janin,sedangkan
pengelolaan pasif atau ekspektatif didasarkan pada pandangan bahwa persalinan
anjuran yang dilakukan semata-mata atas dasar postdate mempunyai risiko atau
komplikasi cukup besar terutama risiko persalinan atau operatif sehingga
menganjurkan untuk dilakukan pengawasan secara terus menerus terhadap
kesejahteraan janin, baik secara biofisik maupun biokimia sampai persalinan
berlangsung dengan sendirinya atau timbul indikasi untuk mengakhiri kehamilannya
(Saifuddin,2014).
Penatalaksanaan postdate dalam eprsalinan antara lain adalah sebagai berikut
1) Apabila tidak ada anda0tanda insufiensi plasenta,persalinan spontan dapat
ditunggu dengan pengawasan ketat.
2) Pemeriksaan dalam untuk menilai kematangan serviks, kalau sudah matang dapat
dilakukan induksi persalinan. Cara objektif untuk menilai kematangan serviks
menggunakan sistem penilaian bishop.
3) Pada persalinan pervaginam diperhatikan bahwa partus lama sangat merugikan
bayi. Janin postmatur kadang-kadang besar dan kemungkinan disproporsi sefalo
pelvis serta distosia janin perlu dipertimbangkan (Sofian,2011)
4) Pasien tidur miring sebelah kiri
5) Pergunakan pemantau elektronik jantung janin
6) Beri oksigen bila ditemukan keadaan jantung yang abnormal
7) Perhatikan jalannya persalinan.
8) Segera setelah lahir, bayi harus segera diperiksa terhadap kemungkinan
hipoglikemi,hipovolemi,hipotermia,polisitemi (Saifuddin,2009)
9) Pemantauan yang baik terhadap ibu (aktivitas uterus) dan kesejahteraan janin.
10) Hindari penggunaan obat penenang atau analgetika selama persalinan
11) Persiapan oksigen dan sectio sasarea bila sewaktu-waktu terjadi kegawatan janin.
12) Cegah terjadinya aspirasi mekonium dengan segera mengusap wajag neonatus
dan dilanjutkan resusitasi sesuai dengan prosedur pada janin dengan cairan ketuban
bercampuran mekonium.
13) Pengawasan ketat terhadap neonatus dengan tanda-tanda postdate
(Saifuddin,2014).

C. Induksi Persalinan
a.Pengertian
Induksi persalinan adalah suatu upaya agar persalinan mulai berlangsung
sebelum atau sesudah kehamilan cukup bulan dengan jalan merangsang timbulnya his
(Sofian,2011).
Induksi persalinan adalah upaya untuk melahirkan janin menjelang aterm dalam
keadaan belum terdapat tanda-tanda persalinan atau belum in patru,dengan
kemungkinan janin dapat hidup di luar kandungan (umur di atas 28 minggu)
(Manuaba,2010).
b.indikasi
menurut Nugroho (2012), indikasi untuk dilakukan induksi persalinan antara
lain sebagai berikut.
1. Faktor ibu tergantung derajat penyakit
a. Preeklamsi berat/eklamsi yang tidak membaik dengan terapi obat-obatan
b. Diabetes melituis
2. Faktor janin
a. Janin mati dalam kandungan (IUFD : Intra Uterine Fetal Death)
b. Pertumbuhan janin terhambat/PJT (IUGR :Intra Uterin Growth retardation)
c. Inkompabilitas rhesus
3. Keadaan kehamilan
a. Prolonged pregnancy (usia kehamilan ≥41 minggu)
b. Ketuban pecah dini (KPD), usia kehamilan ≥34 minggu
c. Amnionitis atau khorioramnionitis
d. Solusio plasenta
e. Partus tak maju (PTM)

c. kontraindikasi
kontaindikasi induksi serupa dengan kontraindikasi untuk menghindarkan
persalinan dan pelahiran spontan. Faktor janin meliputi makrosomia yang besar,
gestasi janin lebih lebih dari satu, hidrosefalus berat, malpresentasi, atau status janin
yang meresahkan . beberapa kontraindikasi ibu berkaitan dengan tipe insisi uterus
sebelumnya, anatomi panggul yang terdistorsi atau sempit, plasentasi abnormal dan
kondisi seperti infeksi herpes genital aktif atau kanker servicks (Cunningham,2013)

d. persyaratan induksi
Menurut Oxorn (2010), persyaran induksi antara lain adalah sebagai berikut
1. Presentasi
Presentasi harus kepala, induksi persalinan tidak boleh dilakukan bila ada
letak lintang, presentasi majemuk dan sikap ekstensi pada janin, dan hamper
tidak boleh dilakukan kalau bayinya presentasi bokong,
2. Stadium kehamilan
Semakin kehamilannya mendekati masa aterm, semakin mudah
pelaksanaan induksi.
3. Stasiun
Kepala janin harus sudah masuk panggul, semakin rendah kepala bayi,
semakin mudah dan semakin aman prosedur tersebut.
4. Kematangan serviks
Serviks harus sudah mendatar, panjangnya kurang dari 1,3 cm (0,5
inci),lunak, bisa dilebarkan dan sudah membuka untuk dimasuki sedikitnya
satu jari tangan dan sebaiknya dua jari tangan, cincin ostium internum tidak
boleh kaku. Keadaan yang lebih menguntungkan adalah bilamana srviks
berada dalam garis pusat jalan lahir atau disebelah anteriornya. Kalau serviks
disebelah posterior, kondisi untuk induksi kurang menguntungkan.
5. Paritas
Induksi pada multipara jauh lebih mudah dan lebih aman dari pada
primigrafida, angka keberhasilan meningkat bersama-sama paritas.
6. Maturitas janin
Umumnya semakin kehamilannya mendekati 40 minggu, semakin baik
hasilnya bagi janin, kalau kehamilan harus diakhiri sebelum aterm, pengujian
maturitas janin harus dilakukan untuk menetapkan sejauh mungkin apakah
janin akan dapat hidup diluar kandungan.
e. metode induksi
salah satu metode yang paling umum dilakukan adalah metode infus oksitosin.
Menurut teori “see-saw”, professor Scapo dari universitas Washington menyatakan
bahwa prostaglandin banyak dijumpai dalam jaringan tubuh, progesterone mungkin
menghalangi kerja prostaglandin sehingga tidak terdapat kontraksi otot Rahim,
oksitosin dianggap merangsang pengeluaran prostaglandin sehingga terjadi kontraksi
otot Rahim. Pemberian prostaglandin secara langsung dapat meningkatkan kontraksi
otot Rahim. Prostaglandin merupakan obat yang cukup mahal, sedangkan induksi
persalinan dengan oksitosin murah dan efektif (manuaba 2010).
Dosis interval penambahan, dan lama pemberian masih banyak diperdebatkan
dan kemungkinan bervariasi menurut usia kehamilan, paritas, dan skor serviks. Setiap
klinik mempunyai protocol pemberian oksitosin yang berbeda-beda untuk dipatuhu
(varney, 2007)
Menurut manuaba (2007), metode dan oksitosin dapat dilakukan sebagai
berikut :
1. Sebaiknya dilakukan pada malam harinya ibu masuk rumah sakit
2. Dapat diberikan laksan/enema
3. Dipasang infus dekstros 5% atau ringer laktat dengan 5 unit oksitosin
4. Tetesan pertama antara 8-12 tetes permenit dengan perhitungan setiap tetesan
mengandung 0,0005 unit sehingga dengan pemberian 12 tetes/menit terdapat
oksitosin sebanyak 0,0006 unit/menit
5. Setiap 15 menit dilakukan penilaian,jika tidak terdapat his yang adekuat,
jumlah tetesan ditambah 4 tetes, sampai maksimal sampai 40 tetes/menit atau
0,02 unit oksitosin/menit.
6. Tetsan maksimal dipertahankan dalam 2 kali pemberian 500 cc dekstros 5%
7. Jika sebelum tetesan ke-40, sudah timbul kontraksi otot Rahim yang adekuat,
tetesan terakhir doipertahankan, sampai persalinan berlangsung
8. Dalam literaturbdikemukakan juga, bahwa pemberian oksitosin maksimal
setiap menit adalah sekitar 30-40 mIU atau tetesan sebanyak 40 tetes/menit
dengan oksitosin sebanyak 10 IU.
Komlikasi pada induksi persalinan dengan oksitosin antara lain adalah
sebagai berikut:
1. Pecahnya vasa previa dengan tanda perdarahan dan diikuti fetal
distress, darah merah segar.
2. Prolapses bagian kecil janin terutama tali pusat
3. Gejala terjadinya rupture uteri imminens atau rupture uteri
4. Terjadinya fetal distress karena gangguan sirkulasi retro-plasenta
pada tetani uteri atau solusio plasenta (manuaba 2007)
Oksitosin merupakan obat yang kuat yang dapat mengakbatkan rupture uteri
yang berkaitan dengan cedera ibu dan janin ataupun kematian. Namun dilaporkan
saat ini rupture muteri yang berkaitan dengan pemakaian oksitosin jarang dijumpai
dan bahkan pada wanita para, kecuali bila terdapat jaringan perut diuterus
(Cunningham, 2013)
Induksi persalinan untuk kehamilan antara 41 dan 42 minggu kehamilan telah
terbukti mengurangi tingkat section caesarea dengan penurunan kematian perinatal
dan morbiditas bila dibandingkan dengan manajemen kehamilan (Delaney,M.,
Roggensack, A, 2008).

D. Manajemen Kebidanan
1. Penerapan 7 Langkah Varney
Ketujuh langkah ini mewakili seluruh lingkup kerja yang bersifat perencanaan
mandiri dan terdiri dari :
Langkah I : Pengumpulan Data Dasar
Dalam pengumpulan data dasar ada dua tipe :
1) Data Subjektif
` Data subjektif ini berisi biodata, riwayat menstruasi, riwayat kesehatan,
riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas, biopsikososiospiritual, dan pengetahuan
klien.
a) Biodata atau identitas
Nama untuk mengetahui nama klien dan suami. Umur untuk mengetahui
factor resiko kehamilan. Agama untuk memberikan motivasi sesuai agama yang
dianut. Suku/bangsa untuk mengetahui factor ras. Pendidikan untuk menyerasikan
dalam pemberian KIE. Pekerjaan untuk mengetahui tingkat ekonomi. Alamat untuk
mendapatkan gambaran tempat tinggal.
b) Keluhan Utama
Ditanyakan untuk mengetahui alas an utama klien dating, apakah untuk
memeriksakan kehamilan atau untuk memeriksakan keluhan. Biasanya keluhan utama
pasien dengan postdatenadalah belum merasakan tanda-tanda persalinan dan
kehamilannya melebihi tanggal perkiraan (Mufdlilah,2009).
c) Riwayat Kebidanan
Menurut Varney (2007) yang perlu dikaj antara lain :
Riwayat menstruasi : umur saat menarche, frekuensi: remang jika
tidak teratur, lama, jumlah darah yang keluar, karakteristik darah
yang keluar, hari pertama menstruasi terakhir (HPMT) untuk
menentukan hari perkiraan lahir (HPL).
Riwayat kehamilan sekarang: meliputi antenatal care (ANC) yaitu
tempat da frekuensi, keluhan, gerakan janin, penatalaksanaan dan
terapi yang diberikan.
Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu: berapa kali
hamil, melahirkan, berapa umur dari setiap kehamilannya, apakah
pernah mengalami kehamilan postdate atau tidak, bagaimana cara
persalinannya, dimana dan ditolong oleh siapa, apakah ada
penyulit dalam persalinan terdahulu.
d) Data Biopsikososiospritual
Data psikologi perlu dikaji untuk mengetahui respon ibu terhadap kehamilan
lewat waktu yang ia alami, apakah ibu mengeluh cemas terhadap persalinan dan
janin, hubungan social antara pasien dalam keluarga perlu dikaji untuk mengetahui
hubungan dalam keluarga tersebut, dukungan keluarga akan meningkatkan rasa
nyaman serta menumbuhkan rasa percaya diri pada pasien.
2) Data Objektif
Pada kasus kehamilan postdate ditemukan gerakan janin yang kurang dan
tidak adanya his.
a) Pemeriksaan Umum
Dilakukan untuk mengetahui keadaan umum, kesadaran, tinggi badan, berat
badan, pengukuran vital sign yang meliputi tekanan darah, suhu, nadi dan respirasi
(Varney,2007).
b) Pemeriksaan Khusus (Fisik)
Pengkajian lainnya adalah pemeriksaan fisik, yang bertujuan untuk menilai
kondisi kesehatan ibu dan bayinya, serta tingkat kenyamanan fisik ibu bersalin. Hasil
yang didapat dari pemeriksaan fisik dan anamnesis dianalisis untuk membuat
keputusan klinis, menegakkan diagnosis, dan mengembangkan rencana asuhan atau
perawatan yang paling sesuai dengan kondisi ibu (Sondakh, 2013). Jenis pemeriksaan
khusu kehamilan postdate, meliputi :
Palpasi
Pada pasien hamil postdate dilakukan palpasi abdomen meliputi pemeriksaan
Leopold dan kontraksi.
- Leopold I : diraba berapakah tinggi fundus uterus dan bagian
apakah yang terdapat di fundus.
- Leopold II : menentukan batas samping uterus, diraba bagian-
bagian yang berada disebelah kanan dan kiri untuk menentukan
letak punggung dan bagian kecil janin.
- Leopold III : menentukan bagian terbawah janin.
- Leopold IV : meraba seberapa dalam bagian bawah janin sudah
masuk pintu atas panggul
- Kontraksi : menghitung jumlah, lama dan intensitas his dalam
waktu tertentu
Auskultasi
Pada kasus postdate, denyut jantung janin akan terdengar teratur apabila
kondisi janin baik atau tidak teratur jika terjadi gawat janin saat pemeriksaan secara
auskultasi dengan Doppler atau leanec (Sofian, 2011).
3) Data Penunjang
Ketetapan usia gestasi sebaiknya mengacu pada hasil pemeriksaan
ultrasonografi (USG) pada trimester pertama. Kesalahan perhitungan dengan rumus
Naegele dapat mencapai 20%. Bila telah dilakukan pemeriksaan USG serial terutama
sejak trimester pertama, hamper dapat dipastikan usia kehamilan. Pemeriksaan sesaat
setelah kehamilan trimester III dapat dipakai untuk menentukan berat janin, keadaan
air ketuban, ataupun keadaan plasenta yang sering berkaitan dengan kehamilan
postdate, tetapi sukar untuk memastikan usia kehamilan (Saifuddin, 2014).
Langkah II : Interpretasi Data Dasar
Diagnosa kebidanan pada pasien bersalin dengan postdate: Ny. X GxPxAx
umur x tahun, hamil x minggu, janin tunggal, hidup intrauterine, letak janin
memanjang, punggung kanan/kiri, presentasi kepala, bagian terbawah masuk x
bagian, belum dalam persalinan dengan postdate.
Masalah yang mungkin timbul pada ibu bersalin dengan postdate adalah
cemas karena kecemasan terhadap kehamilan yang dialaminya, keadaan janinnya dan
tentang proses persalinan yang akan dihadapinya (Fadlun, 2011).
Kebutuhan dalam menghadapi rasa cemas pada ibu bersalin dengan postdate
adalah memberikan konseling mengenai rasa cemas sebagai cara untuk mengatasi
rasa takut dan memberikan dukungan emosional (Varney,2007).

Langkah III : mengidentifikasi diagnosa potensial dan mengantisipasi


penanganannya
Pada ksus ibu bersalin dengan induksi atas indikasi kehamilan postdate
diagnosa potensialnya adalah :
1) Pada ibu : partus lama,ruptur uteri,distosia,perdarahan post partum
2) Pada janin : Intra uterin Fetal Death (IUFD) , gawat janin, distosia bahu
Antisipasi penangannnya adalah dengan mengobservasi kemajuan
persalinan,his,DJJ .Gerak janin (Sofia,2012)
Langkah IV : Menetapkan Kebutuhan terhadap tindakan segera
Pada langkah ini bidan menetapkan kebutuhan terhdap tindakan
segera,melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan kondisi klien.
Tindakan langsung pada ibu dengan kehamilan postdate adalah kolaborasi dengan
dokter Sp.OG dalam pemberian terapi (induksi) dan mempercepat persalinan dengan
sectio caesarea apabila induksi gagal,terjadi gawat janin ayau partus lama(Sofian ,
2012).

Langkah V : Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh


Rencanan Asuhan pada ibu bersalin dengan induksi atas indikasi postdate antara
lain :
1) Beritahu hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga
2) Observasi keadaan umum dan vital sign ibu
3) Observasi DJJ dan his tiap 30 menit atau apabila ada indikasi
4) Observasi pengeluaran pervaginam
5) Lakukan pemeriksaan dalam untuk menilai kematangan serviks dan kemajuan
persalinan
6) Berikan asuhan nutrisi
7) Lakukan informed consent dengan keluarga untuk tindakan induksi persalinan
8) Kolaborasi dengan dokter Sp.OG untuk pemberian induksi atau tindakan SC
apabila induksi gagal gwat janin atau parts lama.
9) Anjurkan ibu tidur miring kekiri
10) Berikan KIE dan support mental
Langkah VI : Pelaksanaan langsung asuahn dengan efisien dan aman
Penatalaksaanaan asuhan ibu bersalin dengan induksi atas indikasi postdate
dilakuakn sesaui dengan rencana an telah dibuat dan menerapkan prinsip-prinsip
asuhan sayang ibu dan bayi seperti memebrikan support mental pada ibu ,
mengijinkan keluarga mendapingi ibu selam persalinan,mempersilahkan ibu memilih
posisi bersalin senyaman mungkin , rawat gabung antara ibu dan bayi,serta
mengajarkan ibu cara pemberian ASI yang benar pada bayi.
Langkah VII : Evalausi
Hasil evaluasi yang diharapkan pada ibu bersalin dengan induksi atas indikasi
postdate adalah terjadi kemajuan persalinan,proses persaliann berjalan lancar , ibu
serta bayi sehat dan selamat.
2.Follow Up Data perkembangan Kondisi Pasien
Tujuh langka varney disarikan menjadi 4 langkah yaitu SOAP (Subjektif ,
Objektif , Analisi , Penatalakassnaan). SOAP disariakn dari proses pemikiran
penatalaksanaan kebidanan sebagai perkmbangan catatan kemajuan keadaan klien.
S : Subjektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui
anamnesa sebagai langkah I varney. Meliputi identitas , keluahn utama, riwayat
kebidanan sertadata psikososial. Data subjektif untuk kehamilan postdate antara lain :
1) Belum merasakan tada-tanda persalinan dan kehamilanya melebihi tanggal
perkiraan (Mufdillah,2009)
2) Ibu dan keluarga menjadi cemas bilamana kehamilan terus berlangsung
melewati aksiran persalian ( Fadlun 2011).
Objektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan klien ,hasil laboratorium,
hasil tes diagnostikberupa pemeriksaan USG yang dirumuskan dalam data fokus
untuk mendukung asuhan sebagai langkah I varney . data objektif untuk pasien
bersalin dengan postdate antara lain :
1) Hamil postdate bisa didapatkan berat badan yang bertambah dan ada pula
yang mengalami penurunan berat badan (Nugroho,2012)
Pergerakan janin, pada kasus postdate ditemukan gerak janin yang jarang secara
subyektif kurang dari kali/20 menit atau secara obyektif dengan kardiotopografi
dari 10 kali/20 menit (Nugroho,2012)
A : Analisis
Analisis kebidanan padapasie bersaliandengan postdate. Ny.x GxPxAx umur x
tahun hamil x minggu , janin tunggal hidup untrs uterin ,etak memanjang , punggung
kanan/kiri ,presentasi belakang kepala , bagian terbawah masuk x bagian , inpartu
kala x denganpostdate.
1) Diagnosa masalah : pada ibu dapat terjadi partus lama,perdaraha,ruptur uteri
sednagkan pada bayi mungkin terjadi IUFD , gawat janin maupun distosia
bahu.
2) Antisipasi diagnosa/masalah dengan mengobservasi kemajuan
persaliann,his,DJJ.
3) Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter,konsultasi.kolaborasi untuk
pemberian induski dan atau rujukan sebagai langkah 2,3 dan 4 varney.
P :Penatalaksanaan
Menggambarkan pendokuemntasian dari perencanaan,tindakan , implementasi
dan evaluasi pada ksus ibu bersalin dengan postdate berdasarkan analisi sebagai
langkah 5,6 dan 7).
(KepMenKes RI No.938/MENKES /SK/VII/2007.

BAB III
TINJAUAN KASUS

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN


PADA IBU POST OPERASI ATAS INDIKASI POST DATE
DI RSUD DELI SERDANG LUBUK PAKAM

I.PENGUMPULAN DATA
A. IDENTITAS/BIODATA
 Identitas Klien
a. Nama Ibu : Ny. R Nama Suami : Tn. O
b. Umur : 33 tahun Umur : 34 tahun
c. Suku : Batak Suku : Batak
d. Kebangsaan : Indonesia Kebangsaan : Indonesia
e. Agama : Kristen Agama : Kristen
f. Pendidikan : S-1 Pendidikan : S-1
g. Pekerjaan : Guru horor Pekerjaan : PDAM
h. Alamat : Jl Sunda Gg Tapanuli Alamat : Jl Sunda
i. Telp : 081296213078 Telp : -

B. ANAMNESA (DATA SUBJEKTIF)


Pada tanggal : 6 Desember 2018 Pukul : 16.00 WIB
1. Alasan datang ke RSUD Deliserdang : karna ada keluhan
2. Keluhan-keluhan : - Ibu mengatakan belum merasakan tanda tanda persalinan
- Sehari sebelum ke RS ibu memeriksakan kehamilannya,
dan ia di beritahu bahwa air ketubannya sudah semakin
sedikit
- ibu mengatakan usia kehamilan sudah 10 bulan
3. Riwayat menstruasi
 Haid pertama : umur 15 tahun
 Siklus : 28 hari
 Banyaknya : 3 x ganti doek
 Dismenorrhea : tidak ada
 Teratur/tidak : teratur
 Lamanya : 7 hari
 Sifat darah : encer
4. Riwayat kehamilan persalinan dan nifas yang lalu :
n An Kehamilan Persalinan Nifas Anak Ket
o ak
umu Penyu Peno Jenis Temp Peny Penyu Kela BB
ke
r lit long at ulit lit min lahir
1 HAMIL INI

5. Riwayat kehamilan ini


 Hari Pertama Haid Terakhir : 25 Februari 2018
 Taksiran Persalinan : 5 November 2018
 Keluhan : Trimester 1 : tidak ada
Trimester 2 : tidak ada
Trimester 3 : tidak ad
 Pergerakan anak pertama kali : Bulan ke-4
 Pergerakan anak 24 jam terakhir : 10 x/i
 Gerakan janin 2 kali dalam 5 menit
 Kontraksi uterus/His
- his : tidak ada
- frekuensi :-
- lamanya :-
- kekuatan :-
 Keluhan yang dirasakan (bila dijelaskan)
o Rasa lelah : ada
o Mual dan muntah : tidak ada
o Nyeri perut : tidak ada
o Panas, mengigil : tidak ada
o Sakit kepala berat : tidak ada
o Penglihatan kabur : tidak ada
o Rasa nyeri : tidak ada
o Rasa gatal di vagina : tidak ada
o Pengeluaran cairan pervaginam : tidak ada
o Nyeri, kemerahan, tegang pd tungkai : tidak ada
o Oedema : tidak ada
o Sakit pinggang : tidak ada
o Lain-lain : tidak ada
 Obat-obat yang dikonsumsi : tidak ada
 Kekhwatiran khusus : takut sewaktu mau bersalin
 Pola eliminasi
BAK : frekuensi : 7-8 kali/hari
warna : kuning jernih
Keluhan waktu BAK : tidak ada
BAB : Frekuensi : 1 kali/hari
Warna : kuning kecoklatan
Keluhan waktu BAB : tidak ada
 Pola aktifitas sehari-hari
Istirahat da tidur : siang : 2-3 jam malam : 7 jam
Seksualitas : 1 x dalam seminggu
 Imunisasi : Ada, Imunisasi TT
 Kontrasepsi yang pernah digunakan : tidak ada
6. Riwayat sosial ekonomi
 Status perkawinan : sah
 Lama pernikahan : 1,5 Tahun
 Respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan
Direncanakan tidak direncanakan
Diterima tidak diterima
 Dukungan suami/keluarga terhadap kehamilan : mendukung
 Pengambilan keputusan dalam keluarga : suami
 Pola makan/minum
Makan sehari-hari, frekuensi : 3 x dalam sehari
Jenis makanan yang dikonsumsi :
Pagi : nasi + lauk + sayur+ buah
Siang : nasi + lauk + sayur
Malam : nasi + lauk + sayur
Perubahan yang dialami : nafsu makan bertambah)
Minum : 1 liter dalam sehari
 Kebiasaan merokok : tidak ada
 Minuman keras : tidak ada
 Mengkonsumsi obat terlarang : tidak ada
 Kegiatan sehari-hari : Mengajar
 Tempat dan petugas kesehatan yang diinginkan untuk membantu persalinan :
RSUD Deli Serdang
PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum : Lemah
Kesadaran : Composmentis
2. Pemeriksaan fisik umum : BB : 69 kg, TB : 160cm, LILA : 24 cm
BB Sebelum hamil : 61 kg
Kenaikan BB selama hamil : 8 kg
3. Tanda vital : TD : 100/70x/mmHg, Pols : 98 x/i
RR : 32 x/i Temp : 360C
4. Kepala : Kulit kepala : bersih
Distribusi rambut : merata
5. Wajah : Oedema : tidak ada
Closasmagravidarum: tidak ada
Pucat : tidak
6. Mata : Conjungtiva : merah muda
Sklera mata : an-ikterik
Odem palpebra : tidak
7. Hidung : Polip : tidak ada
Pengeluaran : tidak ada
8. Mulut : Lidah : bersih
Stomatis : tidak ada
Gigi : Caries : tidak ada
Berlobang : tidak ada
Epulis pada gusi : tidak ada
Tonsil : tidak meradang
Pharing : tidak meradang
9. Telinga : Serumen : tidak ada
Pengeluaran : tidak ada
10. Leher : Luka bekas operasi : tidak ada
Kelenjar tiroid : tidak meradang
Pembuluh limfe : tidak meradang
11. Dada
Mamae : simetris : ya
Aerola mamae
Puting susu : menonjol
Benjolan : tidak ada
Pengeluaran dari puting susu : tidak ada
12. Aksila
pembesara getah bening : tidak ada
13. Abdomen
Pembesaran : simetris
Linea : nigra
Striae : livida
Bekas luka operasi : tidak ada
Pergerakan janin : 2 kali / 10 menit
Pemeriksaan khusus kebidanan
 Kontraksi : tidak teratur
 Leopold I : TFU 32 cm
 Leopold II : perut kiri :panjang memapan
Perut kanan : bagian ekstremitas
 Leopold III : kepala
 Leopold IV belum masuk PAP
 Auskultasi (DJJ) :146 x/i teratur
Pemeriksaan panggul luar
 Distansia spinarum : Tidak diperiksa
 Distansia cristarum : Tidak diperiksa
 Conjugata eksterna : Tidak diperiksa
 Lingkar panggul luar : Tidak diperiksa
14. Genitalia
 Vulva : Pengeluaran : tidak ada
Varices : tidak ada
Kemerahan lesi : tidak ada
 Perineum : bekas luka/luka parut : tidak ada
15. Pinggang (pemeriksaan ketuk : Costo-Verteore-Angel-Tendernes = CVAT)
Nyeri : tidak diperiksa
16. Ekstremitas
 Odem pada jari tangan : tidak ada
 Odem ekstermitas bawah : tidak ada
 Varices : tidak ada
 Refleks patella : + (positif)

C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Hb : tidak ada
2. Glukosa darah : tidak ada
3. Leukosit : tidak ada
4. Trombosit : tidak ada
5. Protein urine : tidak ada
6. HbsAg Kualitatif : tidak ada
7. CT/BT : tidak ada
8. Anti HIV : tidak ada
II. Interpretasi data
Diagnosa : Skundi gravida, KDR 41 minggu, janin tunggal, intrauterine,
letak kepala, dan hidup

Data subjektif :
 Ibu mengatakan ini kehamilan anak pertama
 HPHT 25 Februari 2018
 Ibu mengatakan kehamilannya sudah lewat dari hitungan
TTP
 Ibu mengatakan mules tidak ada
 Ibu mengatakan gerakan janin berada di satu sisi
 Ibu mengatakan janin bergerak tapi tidak teratur
Data objektif :
 TTV
 TD : 100/70 mmHg
 Pols : 98 x/i
 Rr : 32 x/i
 T : 36 0c
 Dilakukan pemeriksaan Palpasi pada ibu
 Leopold I : TFU : 30 cm
TBBJ : 1830 gr
 Leopold II : Teraba bagian keras, memapan
( PUKI)
 Leopold III : kepala
 Leopold IV : tidak ada hasil
 Dilakukan auskultasi : DJJ : 146 x/I tidak teratur
 Dilakukan VT ` : tidak ada pembukaan
III. DIAGNOSA POTENSIAL
Post Date
IV. TINDAKAN SEGERA
Tidak ada
V. INTERVENSI
1) Beritahu hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga
2) Observasi keadaan umum dan vital sign ibu
3) Observasi DJJ dan his tiap 30 menit atau apabila ada indikasi
4) Observasi pengeluaran pervaginam
5) Lakukan pemeriksaan dalam untuk menilai kematangan serviks dan
kemajuan persalinan
VI. IMPLEMENTASI
1) Beritahu ibu bagaimana kondisi ibu dan janin
2) Konsultasi ke dokter Obgyn mengenai indikasi.
3) Anjuran dokter untuk memberi rangsangan
VII. EVALUASI
1) Hasil observasi TTV dan keadaan ibu sudah diketahui
2) Ibu dan keluarga sudah mengetahui kondisi ibu dan janin
3) Sudah kolaborasi dengan dokter SpOG

DATA PERKEMBANGAN Ny R
Pukul : 15.00 WIB
Di Ruangan : IGD PONEK

Data Subjektif :
 Ibu mengatakan ini kehamilan pertama
 Ibu mengatakan keluar berupa air sehari sebelum ke RS .
 HPHT 25 Februari 2018
 Ibu mengatakan mules tidak ada
 Ibu mengatakan janin bergerak tapi tidak teratur
Data Objektif :
 Keadaan umum :
 TD : 110/70 mmHg
 Pols : 98 x/i
 RR : 32 x/i
 Temp : 36 oC

 HPHT : 25 Februari 2018


 TTP : 5 Nopember 2018
 G2P1A0
 Palpasi :
- Leopold l : TFU 30 cm
- Leopold ll : Teraba bagian keras, memapan(PUKI)
- Leopold lll : Kepala
- Leopold lV : Kepala belm masuk PAP
 Auskultasi : DJJ : 146 x/i tidak teratur
 VT : tidak ada pembukaan
 Tidak tampak keluar air
 Penagananya
 Infus RL 20 gtt/i
 injeksi Ceftriaxone 1 gr (injeksi)
Asessment
Skundi gravida + KDR 41 minggu + janin tunggal + intrauterine + letak kepala +
hidup
Planning
 beritahukan kepada ibu dan keluarga hasil pemeriksaan
 beritahukan pada ibu dan keluarga untuk dilakukan induksi persalinan
sesuai anjuran dokter.
 Lakukan pengisian partograf
Implementasi
 Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu
 TD : 110/80
 Pols : 98 x/i
 RR : 22 x/i
 Temp : 36 oC
 Melakukann induksi mulai dari 4 setiap per 15 menit sampai his adekuat
 Melakukan VT `: tidak ada pembukaan
 Melakukan pengisian partograf

Evaluasi
 Ibu dan keluarga sudah diberitahukan hasil pemeriksaan : ibu sudah
mengerti penjelasan yang diberikan kepadanya.
 Sudah dilakukan induksi , his tidak ada pembukaan juga tidak ada
 Kemanjaun tidak ada dan segera harus dilakukan tindakan operasi sesuai
anjuran dokter
Pukul : 18.05 WIB
RUANGAN : OK PONEK
Data Subjektif :
 Ibu mengatakan ibu merasa cemas
Data Objektif :
 Keadaan umum
TD :130/70 mmHg
Pols : 100 x/i
RR : 24 x/i
Tem : 36,8 oC
Assesment :
Post date dan Gagal induksi
Planning :
 Anjuran dokter untuk dilakukan operasi
 Anjurkan ibu untuk tidak cemas dan memberikan motivasi
 Dilakukan pembersihan daerah abdomen
 Persiapan ruangan dan alat-alat operasi
Implementasi :
 Memberitahukan ibu akan dilakukan pembedahan
 Menganjurkan ibu untuk berdoa
 Melakukan persiapan ruangan oleh petugas OK
 Memberitahu petugas untuk menjemput bayi
 Memperhatikan kondisi ibu dan bayi
Evaluasi :
 Bayi lahir pukul 18.30 WIB bayi lahir menangis dengan
 Jenis kelamin : Laki-laki
 Berat badan : 3100 gram
 Panjang badan : 47 cm
Pukul : 19.15 WIB
Ruangan : RR
Data Subjektif :
 Ibu mengatakan nyeri pada daerah bagian operasi
 Ibu mengatakan merasa mual dan pusing
Data Objektif :
Keadaaan umum : Lemah
 TD : 110/80 mmHg
 Pols : 98 x/I
 RR : 22 x/i
 Temp : 36 oC
Nyeri : Ada
Assesment :
Post Op SC atas indikasi Post Date dan Gagal Induksi
Planning :
 Dilakukan TTV dan keadaan ibu setiap 15 menit
 Dilakukan pemantaun kontraksi uterus dan perdarahan
 Kaji tingkat nyeri pada daerah perut yang dioperasi
 Diberikan asuhan pada ibu post sc
Implementasi :
 Memberitahukan hasil TTV dan keadaan ibu
 TD
 Pols
 RR
 Temp
 Melakukan pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan
 Mengkaji tingkat nyeri
 Memberikan asuhan pad ibu post sc
Evaluasi
 Ibu masih lemah
 kontraksi uterus baik
 Perdarahan ± 50-100 cc
 Nyeri masih ada dengan skala 5-6 kali
 Meganjurkan ibu untuk tidak mengangkat kepala selama 24 jam
 Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung protein
tinggi
 Memberitahu ibu untuk menjaga personal hyginenya.

BAB IV
PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai