Anda di halaman 1dari 8

JP Vol.2 No.

1 Februari 2018 ISSN 2549-1008

STUDI PENINGKATAN LAJU PRODUKSI DENGAN


MENGGUNAKAN PROGRESSIVE CAVITY PUMP (PCP) PADA SUMUR
KTT-024 DI LAPANGAN KETALING TIMURPT. PERTAMINA EP
ASSET1JAMBI

STUDY OF INCREASING RATE OF PRODUCTION WITH


PROGRESSIVE CAVITY PUMP (PCP) FOR WELL KTT – 024 AT
KETALING TIMUR FIELD PT. PERTAMINA EP
ASSET 1 JAMBI

Wawan Febriansyah1, Taufik Arief2, dan Weny Herlina3


1,2,3
Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya, Jl. Raya
Palembang - Prabumulih KM.32 Inderalaya, 30662, Indonesia
E-mail: wawanfebriansyah@gmail.com

ABSTRAK

Dalam upaya meningkatkan laju produksi, PT. Pertamina EP Asset 1 Jambi fieldmelakukan evaluasi terhadap sumur -
sumur produksi.Salah satunya adalah sumur KTT – 024 yang berada di lapangan Ketaling Timur. Dari hasil
evaluasi,pompasucker rod pump yang digunakan pada sumur tersebut mengalami perbaikan sebanyak dua
kali.Keduanya dilakukan karena masalah yang sama yaitu akibat kandungan pasir berlebih. Berdasarkan data analisa
laboratorium, diketahui kandungan pasir sebesar 2,96 %. Pompa yang digunakan hanya mampu mengatasi maksimal
0,1 % pasir. Bila pompa tetap dipertahankan, maka masalah yang sama akan terus terjadi dan berdampak pada laju
produksi yang akan mengalami penurunan. Selain itu, pompa dapat mengalami stuck atau macet dan mengakibatkan
produksi menjadi terhenti. Pompa progressive cavity pumpakan diterapkan pada sumur KTT-024 untuk menggantikan
sucker rod pump guna meningkatkan kembali laju produksi. Pompa tersebut sangat baik dalam mengatasi pasir yang
berlebih hingga mencapai 50 %. Bentuknya yang berulir dengan cara kerja yang unik, memungkinkan pasir tidak
merusak pompa.Oleh karena itudilakukan studi peningkatan laju produksi dengan menggunakanprogressive cavity
pump. Studi tersebut meliputi menentukan desain progressive cavity pumpdan perkiraan laju produksi sumur KTT - 024
menggunakan progressive cavity pump..Berdasarkan hasil studi, diperolehrangkaian progressive cavity pumpuntuk
sumur KTT – 024. Dimana pompa yang digunakan yaitu pompa tipe 30-H-200 dengan elastomer tipe RM 138. Posisi
pump setting depth pada kedalaman 1346,92 ft. Berdasarkan perhitungan matematis diperoleh rotasi per menit sebesar
102 RPM dengan drive head tipe R&M Energy AA4. Daya yang diperlukan untuk menggerakkan rangkaian PCP
adalah 2,34 HP. Perkiraan laju produksi sumur adalah sebesar 163,2 bfpd, meningkat sebesar 82,2 bfpd atau 101,48 %
dari produksi rata-rata pada Maret 2016.

Kata kunci: Artificial lift, Pergantian, SRP, PCP

1. PENDAHULUAN
PT. Pertamina EP Aseet 1 Jambi Field melakukan evaluasi terhadap sumur KTT – 024 yang berada dilapangan Ketaling
Timur. Berdasarkan hasil evaluasi, pompa sucker rod pump (SRP)yang digunakan untuk berproduksi pada sumur
tersebut mengalami perbaikan sebanyak dua kali. Perbaikan – perbaikan tersebut dilakukan karena pompa mengalami
masalah yang sama yaitu akibat kandungan pasir yang berlebih.

17
JP Vol.2 No. 1 Februari 2018 ISSN 2549-1008

Berdasarkan pada analisa laboratorium terhadap sampel fluida sumur, diketahui kandungan pasir adalah sebesar 2,96 %.
Pompa yang digunakan kurang mampu mengatasi masalah kepasiran. Pompa ini hanya mampu mengatasi maksimal 0,1
% pasir. Apabila pompa tersebut tetap dipertahankan, maka masalah yang sama akan terus terjadinya dan
mengakibatkan laju produksi mengalami penurunan. Kemungkinan terburuk yang bisa terjadi yaitu pompa mengalami
stuck atau macet sehingga produksi menjadi terhenti.

Rencananya, pompa progressive cavity pump(PCP) akan diterapkan pada sumur KTT – 024 untuk menggantikan sucker
rod pump. Pergantian dilakukan karena pompa tersebut cocok digunakan dalam memproduksi sumur berpasir.
Kemampuannya sangat baik dalam mengatasi pasir yang berlebih hingga mencapai 50 %.Bentuknyayang berulir
dengan cara kerja yang unik, memungkinkan pasir tidak merusak pompa. Oleh karena itu, dilakukan studi peningkatan
laju produksi dengan menggunakan progressive cavity pump.

Tujuan dari penelitian ini ialah (1) Mengetahuiketercapaian laju produksi aktual sumur KTT – 024 dengan sucker rod
pump terhadap target produksi, (2) Menentukan desainprogressive cavity pumpyang tepat untuk meningkatkan laju
produksi sumur KTT - 024, (3) Menentukan perkiraan laju produksi sumur KTT – 024 menggunakanprogressive cavity
pump.

Dalam upaya memproduksi minyak dan gas bumi, terdapat dua metode yang biasa digunakan yaitu metode natural flow
dan metode artificial lift[1].

Seiring berjalannya waktu, tekanan reservoir akan mengalami penurunan sebagai akibat diproduksikannya minyak dari
dalam reservoir. Penurunan tekanan ini tersebut menyebabkan penurunan energi yang dihasilkan guna mendorong
minyak dari dasar sumur hingga ke permukaan. Penurunan energi ini akan terus terjadi hingga minyak tidak dapat
mengalir dari dasar sumur ke permukaan secara alamiah. Sehingga diperlukan metode pengangkatan buatan yang
dikenal dengan artificial lift[2].

Sucker rod pump merupakan salah satu metode pengangkatan buatan (artificial lift), dimana untuk mengangkat minyak
dari formasi ke permukaan digunakan sumber tenaga listrik atau gas dari prime mover. Pompa ini digunakan pada
sumur-sumur dengan viskositas rendah sampai medium, GOR tinggi, sumur-sumur lurus dan fluid level tinggi [3].

Adapun prinsip kerja pompa sucker rod pump ialah dimulai dari gerak rotasi dari prime mover diubah menjadi gerak
naik turun oleh pumpingunit. Kemudian gerak naik turun ini oleh horse head dijadikan gerak lurus naik turun untuk
menggerakkan plungermelalui batang rod. Pada saat upstroke,terjadi penurunan tekanan dalam sumur, tekanan dasar
sumur yanglebih besar dari tekanan di dalam pompa mengakibatkan standing valve terbuka dan fluida masuk ke dalam
pompa. Pada saat down stroke, standing valve tertutup karena tekanan di dalam pompa lebih besar dari tekanan dasar
sumur dan mengakibatkantravelling valve terbuka dan standing valve tertutup sehingga minyak akan masuk ke dalam
plunger [4].

Pompasucker rod pumpmemiliki keterbatasan dalam memproduksi pasir. Persentase kandungan pasir yang masih
mampu ditoleransi oleh pompa ini adalah sebesar 0,1 %. Jika kandungannya terlalu berlebih akan berdampak pada
pompa yang bisa mengalami kerusakan dan stuck(macet) sehingga produksi akan terganggu.[5].

Pompa progressive cavity pump sangat baik dan memiliki karakteristik yang bagus, tahan terhadap hampir seluruh jenis
gas dan abrasi. Selain itu, pompa ini mampu mengatasi kandungan pasir hingga mencapai 50 % tanpa merusak
pompa [6].

Adapun prinsip kerja pompa progressive cavity pump ialah dengan mengandalkan 2 elemen utama yaitu stator dan rotor
yang membentuk rongga-rongga. Pada waktu rotor berputar didalam stator, rongga – rongga yang terbentuk akan
berpindah dan bergerak maju dari sisi sebelah bawah menuju sisi sebelah atas pompa secara terus menerus.Adapun
Motor drive sebagai prime mover (penggerak) berada di permukaan yang menggerakkan rotor di lubang sumur. Fluida
mengalir kedalam stator dan terus mengair melalui tubing hingga ke permukaan[7].

Total dynamic head (TDH) adalah head yang diperlukan pompa untuk berproduksi pada laju alir yang ditetapkan[8].
TDH merupakan penjumlahan dari tubing friction loss (HF), head tubing (HT), dan dynamic fluid level(DFL).

Penentuan besarnya rotasi per menit (RPM) pompa progressive cavity pumpdipengaruhi oleh laju produksi (Q) harapan
dan displacementpompa terpilih. Persamaan matematisnya adalah sebagai berikut [9].

18
JP Vol.2 No. 1 Februari 2018 ISSN 2549-1008

𝑄𝑄 𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻
𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 = 𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏 𝑥𝑥 100 (1)
𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷 ( )
100 𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅

Besarnya Horse Power (HP) motor dipengaruhi oleh besarnya laju produksi harapan, besarnya total dynamic head, dan
SG fluida campuran. Sehingga, secara matematis nilai HP dapat ditulis sebagai berikut [10].
𝑄𝑄 ℎ𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎 𝑥𝑥 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑥𝑥 𝑆𝑆𝑆𝑆 𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐
𝐻𝐻𝐻𝐻 = (2)
135770

2. METODE PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 10 Maret 2016 sampai dengan tanggal 10 April 2016 di PT. Pertamina EP Asset 1
Jambi Field lapangan Ketaling Timur, Provinsi Jambi.

Metode Penelitian ini adalah Metode Dokumentasi dengan mencari data mengenai hal-halyang berkaitan dengan
penelitian berupa catatan, buku, laporan, peralatan, agenda dan sebagainya.

Prosedur penelitianmeliputi Studi literatur yaitupencarian bahan pustaka terhadap perumusan masalah sepertibagaimana
mendesain progressive cavity pumpdan laporan perusahaan. Survei lapangan dilakukan di lapangan Ketaling Timur PT.
Pertamina EP Asset 1 Jambi untuk mengetahui kondisi terkini dari sumur yang akan diteliti. Selanjutnya, proses
pengambilan data sekunder yang bersumber dari arsip perusahaan berupa data geologi, data reservoir, data sumur, data
produksi harian dan bulanan, data informasi fluida, dan data sonolog.

Pengolahan data dilakukan secara manual dengan menggunakan bantuan software penunjang. Data – data diolah dengan
analisa matematis dan empiris yang disajikan dalam bentuk perhitungan penyelesaian dengan rumus yang ada. Setelah
melakukan analisis, didapat kesimpulan dan rekomendasi hasil penelitian sebagai masukan untuk perusahaan.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Mengetahui KetercapaianLaju Produksi Aktual Sumur KTT - 024 dengansucker rod pumpTerhadap Target Produksi
Besarnya target produksi sumur KTT – 024 ketika berproduksi dengan menggunakan sucker rod pumpadalah sebesar
204 bfpd. Target tersebut sesuai dengan kapasitas produksi pompa yang digunakan.
Laju produksi aktual yang dianalisis yaitu produksi sejak 1 Juli 2015 hingga 21 Maret 2016. Data tersebut merupakan
data produksi 9 bulan terakhir dan dipilih karena memperlihatkan produksi sumur mulai mengalami penurunan. Gambar
1 menampilkan kurva laju produksi sumur KTT – 024 dengan sucker rod pump.

Gambar 1. Kurva Laju Produksi Sumur KTT – 024 dengan Sucker Rod Pump

Tabel 1. Produksi Rata-Rata Per Bulan

19
JP Vol.2 No. 1 Februari 2018 ISSN 2549-1008

Bulan Produksi rata-rata (Bfpd)


Juli 2015 125
Agustus 2015 123
September 2015 127
Oktober 2015 122
November 2015 112
Desember 2015 108
Januari 2016 96
Februari 2016 88
Maret 2016 81

Tabel 2.Efisiensi Volumetris Pompa Sucker Rod Pump per Bulan

Bulan Efisiensi Volumetris Pompa SRP


Juli 2015 61,27
Agustus 2015 60,29
September 2015 62,25
Oktober 2015 59,80
November 2015 54,90
Desember 2015 52,94
Januari 2016 47,06
Februari 2016 43,14
Maret 2016 39,71

Laju produksi aktual sumur tidak memenuhi target produksi sebesar 204 bfpd. Tabel 1 menunjukan produksi rata – rata
per bulan.

Jika ditinjau dari efisiensi volumetric per bulan yang terlihat pada tabel 2, pompa sucker rod pumpyang sekarang
digunakan sudah tidak efisien lagi untuk digunakan karena laju produksi yang kecil dengan kapasitas pompa yang
besar. Lebih jelasnya, efisiensi volumetris pompa pada bulan Juli 2015 hingga Maret 2016 dapat dilihat pada kurva
efisiensi volumetris pompa sucker rod pumpseperti yang terlihat pada gambar 2.

Gambar 2. Kurva Efisiensi Volumetris Pompa Sucker Rod Pump (SRP)

3.2MenentukanDesainProgressive Cavity Pump untuk Meningkatkan Laju Produksi Sumur KTT – 024

20
JP Vol.2 No. 1 Februari 2018 ISSN 2549-1008

Dalam menentukan desain, kapasitas pompa progressive cavity pump disesuaikan dengan kapasitas pompa sucker rod
pumpsebelumnya yaitusebesar 204 bfpd. Data penunjang yang diperlukan dalammenentukan rangkaian progressive
cavity pumpadalahseperti pada tabel 3.

3.2.1 Pemilihan Jenis Elastomer


PT. Pertamina EP Asset 1 Jambi Field melakukan pemilihan jenis elastomerberdasarkan rekomendasi dari pihak
penyedia pompa yang pemilihannya akan disesuaikan dengan hasil tes laboratorium yang telah mereka lakukandengan
mengkondisikan suhu dan tekanan sesuai dengan kondisi reservoir terhadap fluida sumur.

Pada saat penelitian ini dilakukan, sample fluida Sumur KTT – 024 belum dikirim kepihak penyedia pompa. Sehingga,
penentuan jenis elastomer dilakukan berdasarkan pada hasil Elastomer Compatibility Test sumur referensi yang
berproduksi pada layer yang sama dengan sumur KTT – 024. Sumur tersebut yaitu KTT - 025 dan KTT - 039.

Hasil Elastomer Compatibility Test sumur KTT – 025 dan KTT – 039 menunjukan bahwa elastomer jenis RM 138
merupakan rekomendasi yang diberikan oleh pihak penyedia pompa karena daya tahannya terhadap fluida sumur paling
bagus dan paling sedikit mengalami perubahan diantara jenis yang lain. Sehingga, elastomer yang dipilih untuk sumur
KTT – 024 adalah RM 138.

3.2.2 Pemilihan Tipe Pompa


Pemilihan tipe pompadidasarkan pada pertimbangan dinamic fluid level dan target produksiyang diharapkan. Dengan
memasukan DFL (1031,74 ft) dan target produksi(204 bfpd) kedalam tabel Quick Selection Guide (Gambar 3), maka
dipilih tipe pompa 20-H-200.

Tabel 3. Data Sumur KTT – 024 untuk Mendesain Progressive Cavity Pump

Data Nilai Satuan


Top Perforasi 441 Meter
Konstanta Hazen-William (C) 120 -
ID Tubing 2,441 Inch
Pressure Well Head (Pwh) 50 Psi
Gravity Oil 20,569 °API
SG Water 1 -
Water Cut (Wc) 57 %
Dynamic Fluid Level (DFL) 1031,74 ft
Target Produksi (Qt) 204 Bfpd

21
JP Vol.2 No. 1 Februari 2018 ISSN 2549-1008

Gambar 3.Tabel Quick Selection Guide (PT. Pertamina EP Asset 1 Jambi Field (2016))

Setelah dilakukan pengecekan, pompa tipe 20-H-200 tidak tersedia dilapangan. Tipe pompa yang tersedia di PT.
Pertamina Asset I Jambi yaitu 40-N-095, 20-H-500, 30-N-045, 30-H-200. Maka harus dipilih alternatif pompa yang
akan digunakan. Pemilihannya harus mendekati kemampuan produksi 20-H-200 baik itu dari segi kedalaman lifting
yang bisa dicapai maupun kapasitas produksinya.

Pompa tipe 40-N-095 memiliki kemampuan memproduksi fluida hingga mencapai kedalaman 4000 ft. kedalaman
lifting pompa tersebut jauh melebihi pompa 20-H-200 yang hanya mampu memproduksi hingga kedalaman 2000 ft.
Pompa 20-H-500 memiliki kedalaman lifting yang sama dengan 20-H-200 yaitu 2000 ft. Namun, perbedaannya terletak
pada kapasitas produksi fluida yang mencapai 500 bfpd/100 rpm, jauh melebihi kapsitas produksi 20-H-200 yang hanya
mampu mencapai 200 bfpd/100 rpm.

Pompa 30-N-045 memiliki kapasitas produksi yang sangat kecil jika dibandingkan dengan 20-H-200. Sehingga,
diperlukan rotasi per menit yang besar untuk memenuhi target produksi sumur. Pompa tipe 30-H-200 memiliki
kedalaman lifting yang mampu dicapai untuk memproduksi 200 bfpd per 100 rpm adalah 3000 ft. Berdasarkan
penjelasan diatas maka jenis pompa yang paling mendekati 20-H-200 adalah pompa 30-H-200. kapasitas produksinya
sama dan perbedaan pada kedalaman lifting tidak terlalu signifikan. Oleh karena itu, alternatif pompa yang akan
digunakan adalah 30-H-200.Ukuran tubing dan rod string yangakan digunakan tetap sama ketika menggunakan sucker
rod pump yaitu 2-7/8” tubingdan 7/8”rod string.

3.2.3 Penentuan Pump Setting Depthdan TotalDynamic Head


3.2.3.1 Pump Setting Depth(PSD)
Pump setting depthberada pada kedalaman 1346,92 ft. Penentuan didasarkan pada pertimbangan dynamic fluid
level(DFL) dan kedalaman lubang perforasi sumur. Pump setting depth (PSD) sebaiknya memiliki jarak aman terhadap
dynamic fluid level(DFL) karena akan memudahkan dalamrencana optimasi. Sehingga pump setting depth(PSD)
ditentukan pada kedalaman 100 ftdiatastop perforasi(1446,92 ft).

22
JP Vol.2 No. 1 Februari 2018 ISSN 2549-1008

91,11 ft-lb

Gambar 4.Performance Based on TorquePompa 30-H-200(Robbins dan Myers, 2005)

3.2.3.2 Total Head Dynamic (TDH)


Total dynamic head (TDH) pompa adalah sebesar 1068,71 ft. angka tersebut merupakan penjumlahan dari Tubing
Friction Loss (HF) sebesar 0,706 ft, head tubing (HT) sebesar 36,265 ft, dan dynamic fluid level(DFL) sebesar 1031.74
ft.

3.2.4 Rotasi Per Menit (RPM) Pompa


Produksiharapanatau target produksi sumur KTT – 024 yaitu 204bfpd dan kapasitas lifting pompa yang dipilih yaitu
200 bbl per 100 rpm. Sehingga, rotasi per menit (RPM) pompa adalah sebesar 102 RPM.

3.2.5 Horse Power (HP)Motor


Besarnya nilai HP setelah dikalikan dengan safety factor (SF) sebesar 1,5 adalah 2,34 HP. Diperoleh dengan
pertimbangan laju produksi harapan atau target produksi, total head dynamic (TDH), dan SG fluida campuran.

3.2.6 Penentuan Torque


Torque yang diterima pompa adalah sebesar 91,11 ft-lb. Diperoleh dengan menggunakan kurvaperformance based on
torque 30-H-200 seperti terlihat pada gambar 4. Caranya dengan menarik garis vertikal nilai TDH (1068,71 ft) sampai
memotong garis hitam, kemudian tarik garis horizontal kekiri. Maka akan diperoleh nilai torque.

3.2.7 Pemilihan Drive Head


Pemilihan drive head didasarkan pada pertimbangan horse power(HP) yang diperlukan,Rotasi Per Menit (RPM),torque
yang diterima oleh pompa, dan ukuran dari polished rod. Ukuran polished rod yang digunakan adalah 1-1/4” karena di
PT. Pertamina EP Asset 1 hanya tersedia ukuran tersebut.

Setelah mengetahui nilai HP, RPM, Torque, dan ukuran polished rod, maka dipilih drive head tipe R&M Energy AA4.

4.3Perkiraan Laju Produksi Sumur KTT – 024 Menggunakan Progressive Cavity Pump (PCP)
Laju produksi sumur KTT – 024 diperkirakan sebesar 163,2 bfpd. Diperoleh dari hasil kali antara kapasitas pompa
terpilih (204 bfpd) dengan efisiensi volumetric pompa yang diasumsikan sebesar 80 %.

4. KESIMPULAN
Dari pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Laju produksi aktual sumur KTT – 024 tidak mencapai target produksi. Target produksi adalah sebesar 204 bfpd,
namun laju produksi aktual rata – rata pada bulan Maret 2016 hanya sebesar 81 bfpd.
2. Berdasarkan target produksi yang ditetapkan, diperoleh desainprogressive cavity pump yang tepat untuk sumur KTT
– 024 sebagai berikut :
- Tipe elastomer : RM 138
- Tipe pompa : 30-H-200 dengan 2-7/8” tubing dan 7/8” rod string
- Posisi pump setting depth : Pada kedalaman 1346,92 ft
- Rotasi Per Menit (RPM) : sebesar 102 RPM

23
JP Vol.2 No. 1 Februari 2018 ISSN 2549-1008

- Horse Power (HP) : 2,34 HP


- Torque : 91,11 ft-lb
- Tipe drive head : R&M Energy AA4
3. Berdasarkan perhitungan, perkiraan laju produksi sumur KTT – 024 menggunakan progressive cavity pump (PCP)
sebesar 163,2 bfpd. Meningkat sebesar 82,2 bfpd atau meningkat sebesar 101,48 % dari produksi rata – rata pada
Maret 2016.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Soekarno, P. (1989). Teknik Produksi I. Bandung : Penerbit ITB.


[2] Omar, A.F.,& Sudjati R.(2009). Kegagalan Screening pada Kasus Sand Control Sumur X-Twin di Lapangan
Mangunjaya- Sumatera Selatan. Bandung: Jurnal Teknik Perminyakan ITB,16(4).
[3] Sepriadi. (2012). Evaluasi Kinerja Sucker Rod Pump dan Permasalahannya pada Sumur BKT-X dan BKT-Y PT
Pertamina EP Region Sumatera Field Pendopo. Skripsi, Fakultas Teknik: Universitas Sriwijaya.
[4] Hafizah, A.A. (2014). Optimasi Produksi Hasil Perencanaan SRP Terpasang untuk Sumur TMT-Y di TAC-
Pertamina EP Golwater TMT. Inderalaya: Jurnal Ilmu Teknik Unsri, 2(4), 62.
[5] Lea, J.F. and Patterson, J. (1997). Selection Considerations for Artificial Lift. Dubai: Artificial Lift Equipment
Forum.
[6] Nelik, L. dan Jim B.(2005). Progressing Cavity Pumps, Downhole Pumps and Mudmotors. Texas: Gulf Publishing
Company.
[7] Lake, L.W. (2007). Petroleum Engineering Handbook Vol.IV. USA: Society of Petroleum Engineers.
[8] Wincy, A.P. (2014). Analisis Kinerja Progressive Cavity Pump (PCP) pada Sumur Kas 273, Lapangan Kenali
Asam PT. Pertamina Ep Asset I Jambi. Skripsi, Fakultas Teknik : Universitas Sriwijaya.
[9] Robbins dan Myers. (2005). Moyno Down Hole Pump Specifications. Amerika Serikat: Brosur Robbins and Myers
Company.
[10] Anonim. (2003). Perencanaan dan Trouble Shooting Progressive Cavity Pum. Jakarta: PT Pertamina Manajemen
Produksi Hulu

24

Anda mungkin juga menyukai