Anda di halaman 1dari 12

Persona, Jurnal Psikologi Indonesia

Mei 2015, Vol. 4, No. 02, hal 183 - 194

Konsep Diri, Dukungan Sosial dan Penyesuaian Sosial Mahasiswa Pendatang Di


Bali

Meding Edie Gunarta


Meding.edie@gmail.com
Prodi Bimbingan dan Konseling
IKIP PGRI Denpasar Bali

Abstrac. The purpose of this study to tes the relationship between self concept and social
support for social adjustment in student from outside at IKIP PGRI Bali. The variable of the
study are measured by using self concept, social support and social adjustment. The input
data is analyzing by using regression t-test. The result show that self concept and social
support does have relation with social adjustment, where are F = 11,277 and p = 0,000
(p<0,001). Retrived R² = 0,264 means of social adjustment student from outside explained
by variable self concept and social support. The result of the t test analysis showed no
difference adjustment, self concept and social support among male student and female
students.

Keywords : Selt concept, Social support, Social adjustment

Intisari. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji secara empiris hubungan antara
konsep diri dan dukungan sosial dengan penyesuaian sosial mahasiswa pendatang di IKIP
PGRI Bali. Pengumpulan data menggunakan skala konsep diri, dukungan sosial, dan
penyesuaian sosial yang disusun oleh peneliti dan telah melalui uji reliabilitas dan validitas
alat ukur. Analisa data dilakukan dengan uji statistic regresi serta uji beda menggunakan uji
t. Hasil penelitian menunjukan nilai F = 11, 277, pada p = 0,000 (p<0,01). Artinya adalah
ada hubungan konsep diri dan dukungan sosial dengan penyesuaian sosial mahasiswa di
Bali. Diperoleh R² = 0,264 artinya penyesuaian sosial mahasiswa pendatang dijelaskan
dengan variabel konsep diri dan dukungan sosial. Hasil analisa uji t menunjukan tidak ada
perbedaan penyesuaian diri, konsep diri dan dukungan sosial antara mahasiswa laki-laki dan
mahasiswa perempuan.

Kata Kunci : Konsep diri, Dukungan sosial, Penyesuaian sosial

PENDAHULUAN
Indonesia merupakan sebuah negara Keanekaragaman suku bangsa di Indonesia
yang dilintasi oleh garis khatulistiwa dan berada menciptakan budaya yang berbeda pula, wujud
diantara benua Asia dan Australia serta antara kebudayaan bangsa ini dapat tercermin pada
Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. motif rumah adat, upacara adat, tarian, lagu,
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di musik, seni gambar, seni patung, pakaian adat,
dunia terdiri dari 13.466 pulau dan memiliki seni suara, makanan.
300 kelompok etnis Keragaman budaya atau “cultural
(wikipedia.org/wiki/Indonesia). diversity” adalah keniscayaan yang ada di bumi

183
Meding Edie Gunarta

Indonesia. Keragaman budaya Indonesia adalah dibuat megah dan meriah, upacara pembakaran
sesuatu yang tidak dapat dipungkiri mayat (ngaben) misalnya mencerminkan
keberadaannya, dalam konteks pemahaman kegotong royongan dan semangat kebersamaan
masyarakat majemuk selain kebudayaan yang tinggi pada masyarakat Bali. Sebagai
kelompok suku bangsa, masyarakat Indonesia sebuah wilayah dengan adat istiadat yang kuat
juga terdiri dari berbagai kebudayaan yang tampaknya Bali tetap menjadi pilihan bagi
bersifat kewilayahan dan merupakan pertemuan banyak etnis di negara ini untuk tinggal dan
dari berbagai kebudayaan kelompok suku menetap. Beberapa etnis yang tinggal dan
bangsa yang ada di daerah tersebut. Pertemuan- menetap adalah Etnis Jawa, Sunda, Ambon,
pertemuan dengan kebudayaan luar NTT dan masih banyak lagi keberagaman suku
mempengaruhi proses asimilasi kebudayaan yang ada pulau dewata itu. Mereka tinggal di
yang ada di Indonesia sehingga menambah sebuah daerah dengan sesama etnisnya maupun
ragamnya jenis kebudayaan tersebut. Salah satu berbaur dengan masyarakat asli Bali.
suku bangsa dengan nilai budaya yang masih Perkembangan pendidikan yang pesat di
kuat bertahan adalah suku Bali. Suku Bali Bali juga dipandang oleh peneliti sebagai salah
adalah suku bangsa mayoritas yang berada di satu daya tarik bagi berbagai etnis di negeri ini
pulau Bali dan mengikuti budaya bali dengan untuk menuntut pendidikan. Salah satu etnis
90% masyaraktnya beragama hindu. Suku Bali terbesar yang menuntut ilmu di bali adalah
yang tinggal di Bali di dalam sistem mahasiswa asal Nusa Tenggara Timur (NTT).
ketatanegaraan kemudian di kenal dengan Mahasiswa NTT ini tersebar di kampus negeri
Propinsi Bali. Bali merupakan salah satu maupun swasta, salah satu kampus dengan
propinsi di Indonesia yang memiliki jumlah mahasiswa NTT besar adalah Kampus
keragaman budaya, adat istiadat serta IKIP PGRI Bali. Peneliti mendapatkan data
religiusitas yang tinggi. Covarrubias, (dalam bahwa terdapat 600 mahasiswa asal NTT yang
Vickers, 2012) menyebut bahwa setiap orang mengenyam pendidikan di IKIP PGRI.
bali disebut sebagai seniman, sebab ada Mahasiswa NTT ini memiliki karakter yang
berbagai aktifitas seni yang mereka lakukan unik dibanding dengan mahasiswa lain yang
seperti menari, bermain musik, melukis, mengenyam pendidikan di IKIP PGRI.
memahat, menyanyi hingga bermain lakon Mahasiswa NTT cenderung menarik diri dari
terlepas dari kesibukannya sebagai seorang teman yang bukan berasal dari NTT. Cenderung
petani, pedagang, kuli, sopir, dan sebagainya. enggan berinteraksi dan bergaul dengan
Kehidupan budaya, adat istiadat dan agama di mahasiswa lain yang bukan berasal dari NTT.
Bali tetap terjaga dengan kuat mekipun Hal ini tentu saja menjadi persoalan bagi
modernisasi tumbuh disetiap sudut. mahasiswa lainnya, terutama msyarakat Bali
Kelestarian budaya yang masih terjaga yang terkenal dengan keramahannya.
ini pada akhirnya menjadikan Bali salah satu Mahasiswa-mahasiswa NTT cenderung kurang
daya tarik wisata nasional maupun mampu bergaul dan berinteraksi dengan
internasional. Tumbuhnya arus pariwisata baik mahasiswa-mahasiswa lain dari Bali maupun
lokal maupun internasional semakin membuat dari luar bali. Mahasiswa NTT cenderung
masyarakat Bali tetap menjunjung tinggi adat, berkumpul dengan sesama rekan dari NTT
budaya dan agama sebagai nilai-nilai luhur meskipun sudah berada di IKIP Bali hampir 3
untuk kehidupan yang lebih baik. Budaya tahun namun keterbukaan untuk berinteraksi
masyarakat Bali yang saat ini masih terjaga kuat masih terbatas.
adalah upacara-upacara keagamaan yang selalu
184
Konsep Diri, Dukungan Sosial dan Penyesuaian Sosial Mahasiswa Pendatang di Bali

Komunikasi yang mahasiswa NTT diterima oleh etnis yang lain. Keadaan ini harus
lakukan dengan rekan sesama mahasiswa juga disadari menyimpan potensi besar terhadap
cenderung terbatas. Padahal menurut Pearson, timbulnya pertengkaran antar etnis yang satu
(1983) sebagai makhluk sosial, setiap manusia dengan yang lain. Sejarah telah menceritakan
tidak dapat menjalin hubungan sendiri, setiap kejadian-kejadian yang berhubungan dengan
manusia selalu menjalin hubungan dengan kekerasan yang melibatkan kelompok-
orang lain, mencoba untuk mengenali dan kelompok etnis di Nusantara yang terjadi sejak
memahami kebutuhan satu sama lain, jaman kolonial sekitar 1730-an hingga tahun
membentuk interaksi serta berusaha 2000an. Telah banyak kisah menyedihkan
mempertahankan interaksi tersebut. Munculnya menyangkut pertentangan antar kelompok.
keterbukaan untuk melakukan atau menjalin Misalnya tentang peristiwa “Sampit” pada
hubungan akan semakin memudahkan para tahun 2001 dan konflik masyarakat Bali di
mahasiswa NTT menjalin interaksi antar Lampung pada tahun 2012 yang dikenal dengan
mahasiswa lain di luar komunitas dirinya. konflik Balinuraga-Agom di lampung adalah
Menurut McClelland, kebutuhan berinteraksi dua konflik etnis yang tidak bisa dilupakan
adalah suatu keadaan di mana seseorang dalam pembahasan kekerasan antar etnis yang
berusaha untuk mempertahankan suatu terjadi di negeri ini. Peristiwa sampit adalah
hubungan, bergabung dalam kelompok, konflik antara warga Dayak dan Madura di
berpartisipasi dalam kegiatan, menikmati Sampit Kalimantan tengah, yang berkembang
aktivitas bersama keluarga atau teman, menjadi konflik antar etnis. Dalam waktu
menunjukkan perilaku saling bekerja sama, seminggu, jumlah korban yang tewas dari etnis
saling mendukung, dan konformitas. Seseorang Madura tercatat 315 orang. Konflik Sampit
yang memiliki kebutuhan untuk berinteraksi, telah menambah panjang daftar konflik
berusaha mencapai kepuasan terhadap bernuansa SARA di tanah air. Konflik antar
kebutuhan ini agar disukai, diterima oleh orang warga Dayak dengan warga Madura yeng
lain, serta mereka cenderung untuk memilih terjadi tanggal 18 februari 2001 di kota Sampit,
bekerja bersama orang yang mementingkan ibukota kabupaten Waringin Timur, Kalimantan
keharmonisan dan kekompakan kelompok. Tengah, berkembang menjadi kerusuhan antar
Proses interaksi ini bisa terjadi apabila etnis. Pelaku dan daerah konflik bertambah
mahasiswa NTT mampu menjalin penyesuaian luas, hingga menjangkau kedaerah lain seperti
sosial yang tidak hanya dengan sesama etnis kuala Kapuas, pangkalan bun bahkan
tetapi juga antar etnis. Schneiders, (1964) palangkaraya. (wikipedia.org/wiki/Indonesia).
menyebutkan bahwa penyesuaian sosial Oleh karena itu peneliti berasumsi bahwa makin
merupakan kemampuan untuk bereaksi secara baik penyesuaian sosial, makin terbuka orang
efektif dan sehat terhadap situasi, realitas dan untuk mengungkapkan dirinya, sehingga akan
relasi sosial sehingga tuntutan hidup terbangun persepsi tentang orang lain dan
bermasyarakat dipenuhi dengan cara yang dapat persepsi tentang dirinya kepada orang lain. Oleh
diterima dan memuaskan. karena itu, penulis menganggap penyesuaian
Pentingnya mereka menjalin sosial ini menjadi suatu variabel yang penting
penyesuaian sosial tersebut adalah untuk untuk diteliti, sehingga topik yang diangkat
menjaga agar tidak terjadi konflik yang dalam penelitian ini adalah berkaitan dengan
mungkin saja timbul akibat proses dan cara penyesuaian sosial pada mahasiswa NTT di
menyesuaikan diri yang salah dan tidak bisa IKIP PGRIBali.

185
Meding Edie Gunarta

Penyesuaian Sosial
Menurut Schneiders (1964) penyesuaian persahabatan, berperan aktif dalam kegiatan
sosial merupakan kemampuan untuk bereaksi sosial, serta menghargai nilai-nilai yang
secara efektif dan sehat terhadap situasi, realitas berlaku dimasyarakat.
dan relasi sosial sehingga tuntutan hidup 3). Social approval adalah minat dan simpati
bermasyarakat dipenuhi dengan cara yang dapat terhadap kesejahteraan orang lain
diterima dan memuaskan. Penyesuaian diri Hal ini dapat merupakan bentuk penyesuaian
yang baik adalah yang mampu merespon secara diri dimasyarakat, dimana individu dapat
matang, efisien, memuaskan dan bermanfaat. peka dengan masalah dan kesulitan orang
Efisien maksudnya adalah hal yang lain disekelilingnya serta bersedia membantu
dilakukannya memberikan hasil yang sesuai meringankan masalahnya. Selain itu individu
dengan yang diinginkannya tanpa banyak juga harus menunjukan minat terhadap
mengeluarkan energi, tidak membuang waktu, tujuan, harapan dan aspirasi, cara pandang
dan melakukan sedikit kesalahan. ini juga sesuai dengan tuntutan dalam
Adapun aspek penyesuaian sosial menurut penyesuaian keagamaan (religious
Schneiders (1964), sebagai berikut: adjustment).
1) Recognition adalah menghormati dan 4). Altruisme adalah memiliki sifat rendah hati
menerima hak-hak orang lain dan tidak egois.
Dalam hal ini individu tidak melanggar hak- Rasa saling membantu dan mementingkan
hak orang lain yang berbeda dengan dirinya, orang lain merupakan nilai-nilai moral yang
untuk menghindari terjadinya konflik sosial. aplikasi dari nilai-nilai tersebut merupakan
Menurut Schneiders (1964) ketika kita dapat bagian dari penyesuaian moral yang baik
menghargai dan menghormati hak-hak orang yang apabila diterapkan dimasyarakat secara
lain maka orang lain akan menghormati dan wajar dan bermanfaat maka akan membawa
menghargai hak-hak kita sehingga hubungan pada penyesuaian diri yang kuat. Bentuk dari
sosial antar individu dapat terjalin dengan sifat-sifat tersebut memiliki rasa
sehat dan harmonis. kemanusian, rendah diri, dan kejujujuran
2) Participation adalah melibatkan diri dalam dimana individu yang memiliki sifat ini akan
berelasi memiliki kestabilan mental, keadaan emosi
Setiap individu harus dapat mengembangkan yang sehat dan penyesuaian yang baik
dan melihara persahabatan. Seseorang yang 5).Conformity adalah menghormati dan
tidak mampu membangun relasi dengan mentaati nilai-nilai integritas hukum, tradisi
orang lain dan lebih menutup diri dari relasi dan kebiasaan.
sosial akan menghasilkan penyesuain diri Adanya kesadaran untuk mematuhi dan
yang buruk. Individu ini tidak memiliki menghormati peraturan dan tradisi yang
ketertarikan untuk berpartisipasi dengan berlaku dilingkungan maka ia akan dapat
aktivitas dilingkungannya serta tidak mampu diterima dengan baik dilingkungannya.
untuk mengekspresikan diri mereka sendiri,
sedangkan bentuk penyesuaian akan
dikatakan baik apabila individu tersebut
mampu menciptakan relasi yang sehat
dengan orang lain, mengembangkan

Konsep Diri

186
Konsep Diri, Dukungan Sosial dan Penyesuaian Sosial Mahasiswa Pendatang di Bali

Berk (dalam Dariyo, 2007) Konsep diri 1. Ada hubungan antara dukungan sosial dan
(self-concept) ialah gambaran diri sendiri yang konsep diri dengan penyesuaian sosial
bersifat menyeluruh terhadap keberadaan diri pada mahasiswa pendatang yang
seseorang. Konsep diri ini bersifat multi-aspek menempuh perkuliahan di Bali
yaitu meliputi 4 (empat) aspek seperti: 1). 2. Ada hubungan positif antara konsep diri
aspek fisiologis, 2). psikologis, 3). dengan penyesuaian sosial pada
psikososiologis, 4). psiko-etika moral. mahasiswa pendatang yang menempuh
Gambaran konsep diri berasal dari interaksi perkuliahan di Bali. Semakin tinggi konsep
antara diri sendiri maupun antara diri dengan diri yang dimiliki mahasiswa maka
orang lain (lingkungan sosialnya). Oleh karena semakin tinggi dalam melakukan
itu, konsep diri sebagai cara pandang seseorang penyesuaian sosial.
mengenai diri sendiri untuk memahami 3. Ada hubungan positif antara dukungan
keberadaan diri sendiri maupun memahami sosial dengan penyesuaian sosial pada
orang lain. Aspek-aspek menurut pandangan mahasiswa pendatang yang menempuh
Berk (dalam Dariyo, 2007) terdiri atas 4 aspek perkuliahan di Bali. Semakin tinggi
yaitu: Aspek fisik : meliputi penilaian individu dukungan sosial maka semakin tinggi
terhadap segala sesuatu yang dimilikinya. penyesuaian sosialnya
Aspek sosial : meliputi bagaimana peranan 4. Ada perbedaan penyesuaian sosial antara
sosial yang dimainkan oleh individu di mahasiswa pendatang laki-laki dengan
lingkungan keluarga, teman, dan kemampuan pendatang perempuan
interaksi sosialnya Aspek moral : meliputi
berdasarkan nilai-nilai etika dan moralitas. METODE
Setiap pemikiran, perasaan, dan perilaku Variabel yang digunakan dalam penelitian ini
individu harus mengacu pada nilai-nilai dan adalah : Penyesuaian sosial sebagai variabel
kepantasan. Aspek psikis : meliputi kognisi, tergantung (Y), Konsep diri sebagai variabel
afeksi dan konasi bebas (X1) dan Dukungan sosial sebagai
variabel bebas (X2). Responden yang akan
Dukungan Sosial dijadikan sebagai subjek dalam penelitian ini
Saroson (dalam Smet, 1994) yang menyatakan adalah mahasiswa NTT yang studi di IKIP
bahwa dukungan sosial adalah adanya transaksi PGRI Denpasar Bali. 40 Subjek berjenis
interpersonal yang ditunjukkan dengan kelamin laki-laki dan 26 perempuan dengan
memberikan bantuan pada individu lain, minimal lama tinggal di Bali adalah 1 tahun.
dimana bantuan itu umunya diperoleh dari Teknik pengumpulan data yang dipakai adalah
orang yang berarti bagi individu yang kuesioner yang mewakili masing-masing
bersangkutan. Dukungan sosial dapat berupa variable yang diukur serta menggunakan
pemberian infomasi, bantuan tingkah laku, wawancara untuk memperkaya data yang
ataupun materi yang didapat dari hubungan didapat. Setelah data didapatkan maka akan
sosial akrab yang dapat membuat individu dilakukan olah data statistic menggunakan
merasa diperhatikan, bernilai, dan dicintai. analisis regresi, uji korelasi parsial dan uji t.
Definisi oprasional dari penyesuaian sosial
Hipotesa adalah merupakan kemampuan untuk bereaksi
Berdasarkan landasan pemikiran diatas secara efektif dan sehat terhadap situasi,
maka peneliti mengajukan hipotesis penelitian realitas dan relasi sosial sehingga tuntutan
sebagai berikut : hidup bermasyarakat dipenuhi dengan cara

187
Meding Edie Gunarta

yang dapat diterima dan memuaskan. reliabel. Sementara itu hasil uji validitas data
Pengembangan alat ukur Skala penyesuaian konsep diri menunjukkan corrected item-
sosial untuk mengumpulkan data penyesuaian totalcorelation bergerak dari 0,136–0,519.
sosial. Skala ini dikembangkan berdasarkan Definisi oprasional Dukungan sosial
konsep dari Schneiders (1995), meliputi lima merupakan transaksi interpersonal yang
aspek yaitu : Recognition adalah menghormati ditunjukkan dengan memberikan bantuan pada
dan menerima hak-hak orang lain. individu lain, dimana bantuan itu umunya
Participation adalah melibatkan diri dalam diperoleh dari orang yang berarti bagi individu
berelasi. Social approval adalah minat dan yang bersangkutan. Dukungan sosial dapat
simpati terhadap kesejahteraan orang lain. berupa pemberian infomasi, bantuan tingkah
Altruisme adalah memiliki sifat rendah hati dan laku, ataupun materi yang didapat dari
tidak egois. Conformity adalah menghormati hubungan sosial akrab yang dapat membuat
dan mentaati nilai-nilai integritas hukum, individu merasa diperhatikan, bernilai, dan
tradisi dan kebiasaan. dicintai
Definisi operasional Konsep diri Hasil uji reliabilitas data variabel
merupakan gambaran individu mengenai dukungan sosial menunjukkan skor alpha
karakteristik dirinya yang mencakup karakter cronbach 0,942 p>0,07 . Artinya alat ukur
fisik, sosial, emosional, aspirasi dan tersebut reliabel. Sementara itu hasil uji
achievement. Indikator dari konsep diri validitas data dukungan sosial menunjukkan
menurut Berk (dalam Dariyo, 2007) adalah corrected item-totalcorelation bergerak dari
Fisiologis, karakter fisik yang mempengaruhi 0,033–0,672.
bagaimana seseorang menilai diri sendiri dan Untuk menguji hubungan antara
penilaian orang lain yang diterima individu dari konsep diri dan dukungan sosial dengan
kondisi fisik. Psikologis, penghayatan dan penyesuaian sosial, data penelitian dianalisis
pemahaman unsure-unsur aspek psikologis dengan analisis regresi ganda. Selanjutnya
yang mempengaruhi penilaian terhadap diri analisis korelasi parsial diterapkan untuk
sendiri. Aspek sosial meliputi: pemahaman menguji hubungan masing-masing variabel
individu bahwa dirinya memiliki hubungan independen konsep diri dan dukungan sosial.
dengan lingkungan sosialnya. Aspek Untuk membuktikan perbedaan penyesuaian
moralmeliputi memahami dan melakukan sosial antara mahasiswa laki-laki dengan
perbuatan berdasarkan nilai-nilai etika dan mahasiswa perempuan, data penelitian
moralitas. Setiap pemikiran, perasaan dan dianalisis dengan uji t antar kelompok.
perilaku individu harus mengacu pada nilai-
nilai kebaikan, keadilan dan kehormatan
Hasil uji reliabilitas data variabel
konsep diri menunjukkan skor alpha cronbach
0,962 p>0,07 . Artinya alat ukur tersebut

HASIL
Berdasarkan perhitungan mean dan sebagai kategorisasi tingkat penyesuaian sosial
standart deviasi untuk penyesuaian sosial, adalah seperti pada tabel dibawah ini
maka di dapatkan batas nilai penyesuaian sosial

188
Konsep Diri, Dukungan Sosial dan Penyesuaian Sosial Mahasiswa Pendatang di Bali

Tabel 1
Penentuan Batas Nilai Penyesuaian Sosial
Kategori Batas Nilai N %
Sangat Tinggi ≥ 412,00 29 43,94%
Tinggi 343,335 ≤ 412,00 30 45,45 %
Sedang 274,665≤ 343,335 7 10,61%
Rendah 205,995≤272,665 0 0%
Sangat Rendah <205,995 0 0%

Terdapat 30 subyek penelitian yang memiliki tingkat penyesuaian sosial


mempunyai kemampuan penyesuaian sosial dalam kategori rendah dan sangat rendah.
pada kategori tinggi. Sementara itu 29 subyek Pada variabel konsep diri, didapat batas
penelitian mempunyai kemampuan nilai sebagai dasar kategori untuk tingkat
penyesuaian sosial berada pada kategori sangat konsep diri adalah sebagai berikut :
tinggi dan tidak ada satupun subjek penelitian

Tabel 2
Penentuan Batas Nilai Konsep Diri
Kategori Batas Nilai N %
Sangat Tinggi ≥ 448,005 26 39,39%
Tinggi 373,335 ≤ 448,005 32 48,48 %
Sedang 298,665≤ 373,335 8 12,12%
Rendah 223,995≤298,665 0 0%
Sangat Rendah <223,995 0 0%

Konsep diri yang dimiliki oleh 32 memiliki konsep diri yang rendah bahkan
subyek penelitian berada pada kategori tinggi sangat sangat rendah Dibawah ini merupakan
dan 26 berada pada kategori sangat tinggi. batasan nilai untuk kategori dukungan sosial
Tidak ada satupun subjek penelitian yang

Tabel 3
Penentuan Batas Nilai Dukungan Sosial
Kategori Batas Nilai N %
Sangat Tinggi ≥ 256,005 34 51,51%
Tinggi 213,335 ≤ 256,005 30 45,45%
Sedang 170,665≤ 213,335 2 3,03%
Rendah 127,995≤170,665 0 0%
Sangat Rendah <127,995 0 0%

Sementara itu 34 subyek penelitian yang tergolong memiliki dukungan sosial


mendapatkan dukungan sosial pada kategori sedang. Dalam variabel ini tidak ada satupun
sangat tinggi, dan 30 mendapatkan dukungan subjek dengan dukungan sosial rendah maupun
sosial pada kategori tinggi. Terdapat 2 subjek sangat rendah

189
Meding Edie Gunarta

Uji Hipotesa c. Berdasarkan harga R2 = 0,264 pada hasil


a. Hasil analisa regresi hubungan variabel analisa regresi yang dilakukan, dapat
dukungan sosial dan konsep diri dengan disimpulkan bahwa variabel dukungan
penyesuaian sosial diperoleh F = 11,277 sosial dan konsep diri secara bersama-
pada p = 0,000 (p < 0,01). Hal ini sama berperan mempengaruhi variabel
menunjukkan bahwa ada hubungan penyesuaian sosial sebesar 26,4 %. Selain
sangat signifikan antara dukungan sosial kedua variabel tersebut yang memberi
dan konsep diri dengan penyesuaian sosial pengaruh terhadap penyesuaian sosial
b. Hasil analisa parsial antara variabel sebesar 73,60%.
sukungan sosial dengan penyesuaian d. Hasilnya uji F = 1,417 pada p = 0,238 (p >
sosial menunjukkan harga t = 2,981 pada 0,05) untuk variabel dukungan sosial; F
p = 0,004 (p < 0,05) yang berarti ada = 2,984 pada p = 0,089 (p > 0,05) untuk
hubungan signifikan antara dukungan variabel konsep diri dan F = 1,298 pada p
sosial dengan penyesuaian sosial. = 0,259 (p > 0,05) untuk variabel
Demikian pula hasil pengujian parsial penyesuaian sosial. Hal ini menunjukan
antara variabel konsep diri dengan bahwa ketiga variabel (dukungan sosial,
penyesuaian sosial dengan harga t = 2,238 konsep diri, dan penyesuaian sosial)
pada p = 0,029 (p < 0,05), menunjukkan apabila ditinjau dari jenis kelamin
bahwa ada hubungan yang signifikan menunjukan tidak adanya perbedaan yang
antara konsep diri dengan penyesuaian signifikan antara mahasiswa laki-laki dan
sosial. perempuan

DISKUSI mempunyai keunikan karakter sendiri-sendiri ,


Hasil Analisa Regresi Hubungan hal inilah yang terkadang menimbulkan
Variabel Dukungan Sosial dan Konsep Diri berbagai dinamika kehidupan didalamnya.
dengan Penyesuaian Sosial menunjukkan Karakter yang berbeda terkdang membuat
harga F = 11,277 pada p = 0,000 (p < 0,01). manusia dapat menyelesaikan tujuan secara
Artinya ada hubungan positif dan signifikan bersama namun tidak jarang juga perbedaan
antara Konsep diri dan dukungan sosial tersebut menimbulkan konflik padahal terdapat
dengan penyesuaian sosial. Semakin positif target yang harus diraih secara bersama.
konsep diri dan semakin tinggi dukungan Disinilah kemampuan penyesuaian sosial
sosial yang dimiliki maka semakin baik juga sangat dibutuhkan oleh masing-masing
penyesuaian sosial yang dilakukan oleh individu.
individu. Hipotesa yang menyataan ada Menurut Schneiders (1964)
hubungan yang positif antara konsep diri dan penyesuaian sosial merupakan kemampuan
dukungan sosial dengan penyesuaian sosial untuk bereaksi secara efektif dan sehat
diterima. terhadap situasi, realitas dan relasi sosial
Manusia adalah mahluk sosial, sehingga tuntutan hidup bermasyarakat
demikian Sarwono (1999) menyampaikan. dipenuhi dengan cara yang dapat diterima dan
Sebagai mahluk sosial artinya manusia akan memuaskan. Seseorang yang memiliki
selalu hidup berdampingan dengan manusia- penyesuaian diri yang baik adalah yang
manusia lainnya. Manusia tidak bisa hidup mampu merespon secara matang, efisien,
tanpa kehadiran orang lain. Namun karena memuaskan dan bermanfaat. Efisien
manusia juga merupakan mahluk individual maksudnya adalah hal yang dilakukannya
yang artinya bahwa setiap manusia memberikan hasil yang sesuai dengan yang

190
Konsep Diri, Dukungan Sosial dan Penyesuaian Sosial Mahasiswa Pendatang di Bali

diinginkannya tanpa banyak mengeluarkan hari,seperti mudah mendapatkan bantuan dari


energi, tidak membuang waktu, dan teman mahasiswa di Bali, dapat belajar
melakukan sedikit kesalahan. Pengertian kelompok dengan berbagai mahasiswa yang
bermanfaat maksudnya adalah yang dilakukan ada diBali, mudah mendapatkan pinjaman
ditujukan untuk kemanusiaan, lingkungan catatan kuliah, bila menghadapi kendala
sosial, dan didalam berhubungan dengan banyak teman yang membantunya dan lain
Tuhan, dengan demikian terdapat kategori sebagainya. Hal inilah yang membuat proses
individu yang baik dalam penyesuaian diri, kuliah berjalan sesuai dengan rencana.
baik terhadap dirinya maupun terhadap Penyesuaian sosial memegang peranan
lingkungan sosialnya. penting dalam proses belajar di Bali bagi
Individu yang mempunyai penyesuaian mahasiswa NTT. Penyesuaian sosial ini yang
sosial yang baik maka mudah baginya dapat menentukan mudah tidaknya masing-
menjalani kehidupan sehari-hari sekalipun masing mahasiswa NTT menjalani proses
berada diluar komunitasnya. Individu mudah belajar yang ada. Namun yang perlu diingat
menyesuaikan diri dengan aturan-aturan baru terdapat beberapa hal yang mempengaruhi
yang berbeda dengan komunitas sebelumnya, kemampuan mahasiswa NTT dalam proses
sehingga luwes dalam bersosialisasi. Hal ini penyesuaian sosial ini. Peneliti menduga
membuatnya lebih mudah mencapai target- konsep diri dan dukungan sosial berperan
target yang telah ditetapkan. Begitu juga pada terhadap penyesuaian sosial yang dimiliki
mahasiswa NTT yang mengenyam pendidikan mahasiswa NTT tersebut.
di Bali. Mahasiswa tersebut keluar dari Konsep diri yang positif menurut
komunitasnya yang memiliki perbedaan Calhoun & Acoccela (1990) bukan hanya
budaya maupun nilai-nilai yang dianut. sekedar menerima dan bangga terhadap diri
Mahasiswa apabila mampu melakukan sendiri. Namun juga digambarkan sebagai
penyesuaian sosial maka akan membuatnya pribadi yang tahu betul tentang dirinya, dapat
tenang dalam menempuh pendidikan atau memahami dan menerima sejumlah fakta yang
dalam proses belajar mengajar. Namun apabila bermacam-macam tentang dirinya dan dapat
mahasiswa tersebut tidak mampu melakukan menerima keberadaan orang lain. Kemampuan
penyesuaian sosial, artinya sulit beradaptasi individu untuk memahami dirinya dan dapat
dengan norma-norma maupun pergaulan di menerima keberadaan orang main
masyarakat Bali maka akan berdampak negatif membuatnya cepat dalam melakukan
terhadap proses belajar. Dampak negatif yang penyesuaian sosial.
biasanya terjadi adalah nilai perkuliahan yang Dukungan sosial menurut Pierce
buruk atau prestasi belajar tidak tercapai, (dalam Kail and Cavanaug, 2000) merupakan
stress sehingga tidak mampu mengikuti sumber emosional,informasional atau
perkuliahan dengan baik serta tidak jarang pendampingan yang diberikan oleh orang-
terjadi DO pada mahasiswa tersebut, terjadi orang sekitar individu untuk menghadapi
konflik dengan lingkungan sosial yang bahkan setiap permasalahan. Pendampingan dan
mungkin sampai terjadi perkelahian. Hal ini perhatian yang diberikan oleh orang lain
membuat niat mengenyam pendidikan dan terhadap individu akan membuatnya mudah
mencapai gelar sarjana sulit tercapai. Namun dalam melakukan penyesuaia sosial.
pada mahasiswa yang mudah melakukan Pertolongan dari lingkungan sekitar secara
penyesuaian sosial maka akan dapat lebih tidak langsung mengajarkan pada individu
survive dalam menjalani aktivitas sehari- tentang rasa senang atau bahagia dengan

191
Meding Edie Gunarta

pertolongan yang diberikan oleh orang lain. merasa dicintai, dihargai dan menjadi bagian
Hal inilah yang juga memudahkan individu dari kelompok. Hal ini dapat memudahkan
yang berasal dari rantau mudah untuk individu untuk melakukan penyesuaian sosial.
melakukan penyesuaian sosial. Artinya mahasiswa NTT yang mengenyam
Konsep diri yang positif digambarakan pendidikan diBali tidak akan mengalami
sebagai pribadi yang mempunyai pandangan kendala dalam melakukan penyesuaian sosial,
yang baik tentang dirinya dan mampu menilai sehingga ia dapat dengan mudah mengikuti
orang lainpun positif. Hal ini apabila proses belajar yang terjadi dan hidup
didukung juga oleh dukungan sosial yang berdampingan dengan mahasiswa Bali pada
didapatkan dari lingkungan sekitar maka akan umumnya. Penelitian ini didukung oleh
memudahkan mahasiswa NTT yang penelitian sebelunya Astuti dkk (2000) dalam
mengenyam pendidikan di IKIP PGRI bali penelitiannya tentang hubungan antara
lebih mudah dalam melakukan penyesuaian dukungan keluarga dengan penyesuaian diri
sosial. perempuan pada kehamilan pertama.
Hipotesa ke dua yang menyatakan Penelitian tersebut menunjukkan ada
bahwa ada hubungan antara dukungan sosial hubungan yang sangat signifikan antara
dan penyesuaian sosial juga diterima. Artinya dukungan sosial dengan penyesuaian diri
semiakin baik dukungan sosial yang perempuan pada kehamilan pertama.
didapatkan maka semakin baik pula Hipotesa ketiga yang diajukan adalah
penyesuaian sosial yang dilakukan. Hasil terdapat hubungan antara konsep diri dengan
analisa regresi secara parsial antara variabel penyesuaian sosial, juga diterima. Hasil
dukungan sosial dengan penyesuaian sosial pengujian parsial antara variabel Konsep Diri
menunjukkan harga t = 2,981 pada p = 0,004 dengan Penyesuaian Sosial dengan harga t =
(p < 0,05). Dukungan sosial menurut Saroson 2,238 pada p = 0,029 (p < 0,05), menunjukkan
(dalam Smet, 1994) adalah adanya transaksi bahwa ada hubungan yang signifikan antara
interpersonal yang ditunjukkan dengan Konsep Diri dengan Penyesuaian Sosial. Jadi
memberikan bantuan pada individu lain. konsep diri mempunyai peran penting juga
Bantuan itu umunya diperoleh dari orang yang dalam proses penyesuaian sosial mahasiswa
berarti bagi individu yang bersangkutan. NTT yang mengenyam pendidikan di Bali.
Dukungan sosial dapat berupa pemberian Konsep diri adalah semua ide, pikiran,
infomasi, bantuan tingkah laku, ataupun materi kepercayaan dan pendirian yang diketahui
yang didapat dari hubungan sosial akrab yang individu tentang dirinya sendiri dan
dapat membuat individu merasa diperhatikan, mempengaruhi individu dalam berhubungan
bernilai, dan dicintai. dengan orang lain (Keliat, 1992). Burns
Rook 1985 (dalam Smet, 1994) (1993) konsep diri adalah gambaran campuran
mendefinisikan dukungan sosial sebagai salah dari yang kita pikirkan orang-orang lain
satu fungsi pertalian sosial yang berpendapat menegenai diri kita, dan seperti
menggambarkan tingkat dan kualitas umum apa diri kita yang kita inginkan. Konsep diri
dari hubungan interpersonal yang akan yang positif menunjukkan penilaian positif
melindungi individu dari konsekuensi stres. individu akan diri dan kemampuan yang
Dukungan sosial yang diterima dapat membuat dimiliki. Apabila inidividu menilai dirinya
individu merasa tenang, diperhatikan, timbul mampu dan bisa mencapai target belajar,
rasa percaya diri dan kompeten. Tersedianya menjalankan hidup sehari hari dengan baik
dukungan sosial akan membuat individu maka hal tersbut akan mudah dilakukan oleh

192
Konsep Diri, Dukungan Sosial dan Penyesuaian Sosial Mahasiswa Pendatang di Bali

diri individu. Sebaliknya apabila individu = 1,298 pada p = 0,259 (p > 0,05) untuk
merasa dirinya buruk dan tidak mempunyai variabel Penyesuaian Sosial. Artinya tidak ada
kemampuan dalam proses bersosialisasi dan perbedaan penyesuaian sosial, dukungan sosial
belajar maka hal ini pun akan membuat dirinya dan konsep diri pada mahasiswa NTT laki-laki
sulit menjalani kehidupan sehari-hari termasuk maupun perempuan yang sedang mengenyam
dalam proses belajar. Konsep diri yang positif pendidikan diBali. Baik mahasiswa NTT yang
dapat dijelaskan penilain yang positif akan mengenyam pendidikan di Bali laki-laki
dirinya. Hal ini memudahkannya untuk maupun perempuan mempunyai kemampuan
melakukan penyesuaian sosial. Penelitian ini yang sama dalam hal penyesuaian sosial,
mendukung hasil penelitian sebelumnya Ary dukungan sosial dan konsep diri. Masing-
(2005) ditemukan ada hubungan yang positif masing mampu melakukan penyesuaian sosial,
dan signifikan antara konsep diri dengan konsep diri dan mendapatkan dukungan sosial
penyesuaian sosial pada siswa akselerasi di yang sama. Jenis kelamin tidak membedakan
SMP N 2 dan SMP PL Domenico Savio dalam proses tersebut. Laki-laki maupun
Semarang. perempuan mempunyai cara dalam proses
Hipotesa keempat yang diajukan tersebut, sehingga relatif tidak mengalami
adalah terdapat perbedaan penyesuaian sosial, kendala yang berarti. Penelitian ini
dukungan sosial dan konsep diri pada mendukung hasil penelitian yang dari Ary
mahasiswa laki-laki dan perempuan NTT yang (2005) yang menyatakan tidak ditemukan
mengenyam pendidikan diBali, ditolak. perbedaan penyesuaian sosial siswa akselerasi
Hasilnya menunjukkan harga F = 1,417 pada p perempuan dan siswa akselerasi laki-laki dari
= 0,238 (p > 0,05) untuk variabel Dukungan SMPN 2 maupun di SMP PL Domenico Savio
Sosial; harga F = 2,984 pada p = 0,089 (p > Semarang. Laki-laki dan perempuan
0,05) untuk variabel Konsep Diri dan harga F mempunyai penyesuaian diri yang sama.

DAFTAR PUSTAKA Hubungan Kemanusiana. Satmoko


Azwar, Saifrudin (1999). Penyusunan Skala (Pen). Edisi 3. Semarang. IKIP
Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Semarang Press
belajar Fitroh,Siti. (2011). Hubungan Antara
Azwar, Saifrudin (2012). Penyusunan Skala Kematangan Emosi & Hardiness
Psikologi. Edisi 2. Pustaka belajar Dengan Penyesuaian Diri Menantu
Burns, R, B. (1993). Konsep Diri, Teori, Perempuan yang Tinggal di Rumah
Pengukuran, Perkembangan, dan Ibu Mertua.Psi Islam
Perilaku. Jakarta : Arcan Hurlock.EB. (1994). Psikologi Perkembangan
Astuti,dkk. (2000).Jurnal Psikologi. Sepanjang Rentang Kehidupan. Edisi
Hubungan antara dukungan ke 5 Jakarta:Erlangga
keluarga dengan Indrariyani, Wahyu & Supriyadi. (2013).
Penyesuaian diri perempuan pada Hubungan antara Kecerdasan
kehamilan pertama. No.2. 84-95 Emosi dan Self Efficacy dalam
Brehm,S.S dan Kassin,SM,(1996). Social Pemecahan Masalah Penyesuaian
Psychology. Third Edition,Prentice- Diri Remaja Awal. Psi Udayana
Hall, London Iswinarti. (2002}. Journal Anima
Calhoun,J.F & A Cocella. JR. (1995). Psychological., Penyesuaian Sosial
Psikologi Tentang Penyesuaian dan Anak

193
Meding Edie Gunarta

Gifted. Vol 18, 1, 71-79. Wima,Ari. Hubungan Konsep Diri dengan


Mardani, Rosidah. Hubungan antara Perilaku Penyesuaian Sosial Siswa Kelas
Asertif dengan Penyesuaian Diri Akselerasi di SMP Negeri 2 dan SMP
pada Siswa Kelas X Asrama SMA RL Domeniko Savio.Undip Semarang
MTA Surakarta. Univ Sebelas Maret Wijaya,Niken. (2012). Jurnal Persona.Efikasi
O’Sears,D.(1999). Psikologi Sosial.Erlangga. diri akademik, dukungan orang tua Dan
Jakarta penyesuaian diri mahasiswa dalam
Sarwono,W.S.(1999).Psikologi Sosial.Balai perkuliahan. Vol 1,no 1
Pustaka.Jakarta Widianingsih & Widyarini. (2009). Dukungan
Sarwono,W.S.(2001). Teori-teori Psikologi Orang Tua dan Penyesuaian Diri
Sosial. Rajawali Pers. Jakarta Remaja Mantan Pengguna Narkoba.
Schneiders, A.A (1964). Personal Adjustment Jurnal psikologi. Univ Gunadarma
And Mental Health. New York.
Renehat And Winston
Smet, Bart. (1994). Psikologi Kesehatan.
Jakarta : PT Gramedia Widiasarana
Indonesia

194

Anda mungkin juga menyukai