Anda di halaman 1dari 12

12PENINGKATAN

Varia Pendidikan, Vol. 21, No. 1, Juni


KEMAMPUAN 2009
BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF MAHASISWA
DALAM PEMECAHAN MASALAH PENGANTAR DASAR MATEMATIKA
MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS KONSTRUKTIVIS

N. Setyaningsih
Jurusan Pendidikan Matematika
FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. A. Yani Pabelan Tromol Pos I Surakarta 57102
Telp. 0271-717417 psw 130

Abstract: The aim of this CAR is to increase the ability of critical and creative thinking of the
students in solving the problem in Introductory Basic Mathematics Subject by using constructivism
method. This research was done at PGSD Program FKIP-UMS. Data were collected by observation,
field note, and review, then, analyzed by descriptive qualitative with spiral model. The results of
this research are (1) there is an increase in critical thinking in solving the problem that are
realized in four aspects: a. understanding what will be looked for, b. understanding what has been
recognized, c. understanding the formula which is used to solve the problem, d. ability in organizing
the steps used, (2) there is an increase in creative thinking in solving the problem that are realized
in two aspects: a. active in question promoting, b. active in giving feedback toward their friends
and the lectures, (3) there is a good result in learning mathematics.

Keywords: critical thinking, creative, and constructivism.

Pendahuluan guru kelas yang profesional. Mahasiswa PGSD


harus menguasai materi bidang studi, salah satu
Dewasa ini pembangunan di Indonesia adalah bidang studi matematika. Pengantar dasar
antara lain diarahkan untuk meningkatkan kualitas matematika merupakan salah satu matakuliah
sumberdaya manusia. Sumberdaya manusia yang yang diberikan kepada mahasiswa Jurusan PGSD
berkualitas sangat diperluka dalam pembangunan FKIP - UMS. Maksud agar mahasiswa dapat
bangsa, khususnya pembangunan di bidang pen- berpikir kritis, logis, kreatif, dan inovatif terhadap
didikan. Dalam era globalisasi ini, sumberdaya permasalahan yang dihadapi. Mahasiswa dituntut
manusia yang berkualitas akan menjadi tumpuan mempunyai kemampuan berpikir (kritis dan
utama agar suatu bangsa dapat berkompetisi. kreatif), artinya mahasiswa mampu mencari
Sehubungan hal tersebut, pendidikan formal meru- makna dan pemahaman terhadap sesuatu, mem-
pakan salah satu wahana dalam membangun buat pertimbangan dan keputusan terhadap suatu
sumberdaya manusia yang berkualitas. PGSD permasalahan. kemampuan berpikir mahasiswa
sebagai bagian dari pendidikan formal seharusnya Jurusan PGSD untuk memecahkan permasalahan
ikut memberi kontribusi dalam membangun yang dihadapi secara ilmiah.
sumberdaya manusia yang berkualitas tinggi. Studi pendahuluan menunjukan bahwa
Salah satu tujuan diselenggarakan jurusan dalam perkuliahan bidang studi matematika diikuti
PGSD adalah dalam rangka memenuhi kebutuhan mahasiswa dari jurusan selain jurusan matematika

12
N. Setyaningsih, Peningkatan Kemampuan Berfikir Kritis ... 13

(misal jurusan pendidkan biologi) belum maksimal. Suparno (1997) dan Sugeng Mardiyono (2001),
Di mana dalam perkuliahan belum banyak Dosen (guru) dituntut untuk dapat menciptakan
menunjukan keterlibatan mahasiswa secara aktif. kegiatan-kegiatan yang merangsang keingin-
Perkuliahan yang diberikan dosen secara umum tahuan mahasiswa(siswa) dan membantu mereka
masih konvensional. Dalam proses pembelajaran untuk mengekspresikan gagasan-gagasan dan
berlangsung masih dalam satu arah, di mana mengkomunikasikan ide ilmiah mereka.
proses pembelajaran masih mengacu pada proses Pembelajaran berbasis konstruktivis me-
trasfer pengetahuan dari dosen ke mahasiswa. nuntut adanya suatu kegiatan yang memungkinkan
Mahasiswa belum banyak dilibatkan dalam per- mahasiswa membangun sendiri pengetahuan.
kuliahan. Perkuliahan kurang menarik, monoton, Dosen hanya berperan sebagai fasilisator dan
dan akibatnya hasil belajar mahasiswa tidak sesuai mediator yang membantu mahasiswa agar proses
yang diharapkan. Hal ini didukung dengan tingkat pembelajaran berlangsung dengan baik.
kelulusan bidang matematika masih jauh dari Berangkat dari uraian di atas permasalahan
harapan. yang akan dikaji adalah “Apakah tindakan dosen
Permasalahan tersebut di atas harus segera dalam siklus pembelajaran pengantar dasar
diatasi, agar tidak terjadi di jurusan PGSD. Pen- matematika melalui pendekatan pembelajaran
dekatan pembelajaran yang masih konvensional berbasis konstruktivis?”
harus dibenahi. Proses pembelajaran efektif, a. Meningkatkah kemampuan berpikir kritis dan
apabila mahasiswa secara aktif berpartisipasi kreatif mahasiswa dalam pemecahan ma-
dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, salah?
mahasiswa mengalami, menghayati dan menarik b. Meningkatkah prestasi belajar mahasiswa ,
pelajaran dari pengalamnya. Hasil belajar meru- khususnya mata kuliah pengantar dasar mate-
pakan bagian dari pemikiran dan pengalamannya. matika ?
Hasil belajar akan lebih melekat dan tentu saja
kondisi tersebut menuntut mahasiswa untuk lebih Metode
kreatif. Hal ini didukung dari pendapat Elain B.
Johnson (2007) yang menyatakan untuk mening- Jenis penelitian ini adalah Classroom
katkan kemampuan pemahaman konsep menuntut Action Research (CAR). Proses penelitian
kemampuan mahasiswa berpikir kritis dan kreatif. berbentuk siklus (cycles) mengacu pada model
Memperhatikan kondisi di atas, peneliti Elliot’s (Hopkin, 1993). Siklus ini berlangsung
tertarik ingin mengembangkan pendekatan pem- beberapa kali sehingga tercapai tujuan yang
belajaran berbasis konstrutivis sebagai alternatif diinginkan pada pembelajaran pengantar dasar
penyelesaian. Frederick (1981) menyebutkan matematika. Dalam setiap siklus terdiri dari empat
prinsip konstruktivis (1) pengetahuan dibangun kegiatan pokok, yaitu (1) perencanaan (plan), (2)
oleh mahasiswa (siswa) sendiri; (2) pengetahuan pelaksanaan (act), (3) pengawasan (observe),
tidak dapat dipindahkan dari dari dosen (guru) ke dan (4) refleksi (reflect) (Suwarsih, 1994).
siswa; (3) mahasiswa (siswa) aktif mengkon- Penelitian ini dilakukan di Jurussan PGSD
struksikan terus menerus sehingga terbentuknya FKIP UMS. Waktu penelitian 4 bulan, dan lama-
konsep ilmiah dan (4) dosen (guru) sekedar hanya nya tindakan tiga putaran dengan masing-masing
membantu menyediakan sarana dan situasi agar putaran selama dua minggu. Subjek tindakan
proses konstruksi siswa berjalan mulus. penelitian ini adalah mahasiswa semester I E dan
Dengan mengacu prinsip tersebut, maka dosen pengampu matakuliah Pengantar Dasar
peran guru hanya sebagai fasilitator. Kondisi ini Matematika.
mendukung pernyataan Watt & Pope yang dikutip Teknik pengumpulan data yang digunakan
14 Varia Pendidikan, Vol. 21, No. 1, Juni 2009

adalah teknik observasi, catatan lapangan, dan data dilakukan dalam rangka pemahaman ter-
teknik tes. Teknik observasi digunakan untuk me- hadap sekumpulan informasi yang memberi ke-
ngamati aktivitas mahasiswa dalam interaksi mungkinan adanya penarikan kesimpulan.
pembelajaran pemecahan masalah pengantar da- Sedangkan penarikan kesimpulan dilakukan
sar matematika dengan pendekatan konstruktivis. secara bertahap untuk memperoleh derajat keper-
Catatan lapangan digunakan untuk mencatat cayaan yang tinggi. Dengan demikian langkah
kejadian-kejadian penting yang muncul pada saat analisis data dalam penelitian tindakan ini dila-
proses pembelajaran berlangsung.Teknik tes kukan semenjak tindakan-tindakan dilaksanakan.
digunakan untuk memperoleh data tentang tingkat
kemampuan berfikir kritis dan kreatif dalam pe- Hasil dan Pembahasan
mahaman pemecahan masalah matematika siswa
sebelum, selama, dan sesudah penelitian ber- Solusi yang peneliti tawarkan untuk meng-
langsung. atasi masalah peningkatan kemampuan berfikir
Instrumen penelitian dikembangkan oleh kritis dan kreatif mahasiswa dalam pembelajaran
peneliti bersama mitra dosen pengampu bidang pengantar dasar matematika adalah pembelajaran
matematika di PGSD dengan menjaga validitas berbasis konstruktivis. Dengan begitu diharapkan
isi. Pedoman observasi disusun berdasarkan mahasiswa tertarik dan tidak merasa bosan dalam
indikator aktivitas dosen dan siswa, yaitu: situasi belajar pengantar dasar matematika yang pada
dalam kelas, keaktifan dan respon dalam tanya akhirnya dapat meningkatkan kemampuan berfikir
jawab maupun dalam diskusi kelompok. Tes kritis dan kreatif. Dengan meningkatnya
pemecahan masalah pengantar dasar matematika kemampuan berfikir kritis dan kreatif mahasiswa
disusun berdasarkan langkah-langkah pemecahan akan berdampak pada peningkatan hasil belajar.
masalah Polya, yang terdiri dari soal berbentuk Dengan pendekatan ini pembelajaran lebih
uraian. Soal berbentuk uraian terdiri dari aspek mementingkan proses serta melatih mahasiswa
merencanakan penyelesaian, melaksanakan pe- untuk mengkontruksi sendiri model matematika
nyelesaian, dan soal secara langkah keseluruhan. sesuai dengan pengetahuan yang sudah didapat.
Analisis data dilakukan secara deskriptif Pendapat setiap mahasiswa perlu diperhitungkan
kualitatif. Analisis deskriptif digunakan untuk walaupun pada akhirnya dosen harus membim-
mendeskripsikan implementasi model pembela- bing mahasiswa dalam menemukan konsep atau
jaran pengantar dasar matematika yang dilakukan pengertian secara umum pada akhir pembe-
dosen dan untuk menghitung persentase jumlah lajaran. Dengan menerapkan pendekatan ini keje-
mahasiswa yang berhasil dalam pembelajaran nuhan dan kebosanan yang dialami mahasiswa
tersebut. Pada penelitian ini, mahasiswa dikata- teratasi.
kan berhasil apabila mencapai kemampuan lebih Tindakan solusi masalah yang disepakati
dari 60. Analisis kualitatif dilakukan dengan metode oleh dosen dan peneliti yaitu gaya mengajar dengan
alir. perencanaan yang akan dikembangkan adalah
Menurut Moleong (1994), alur yang dilalui sebagaai berikut:
meliputi reduksi data, penyajian data, dan pena- a. Model Pembelajaran
rikan kesimpulan atau verifikasi. Reduksi data Pembelajaran yang sebelumnya cenderung
adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian satu arah dan akan diubah menjadi pem-
pada penyederhanaan dan transformasi data kasar belajaran dengan kelompok kecil ataupun
yang muncul dari catatan-catatan tertulis di individu dengan menggunakan model pem-
lapangan. Kegiatan ini mulai dilakukan dalam belajaran berbasis konstruktivis.
setiap pasca tindakan dilaksanakan. Penyajian
N. Setyaningsih, Peningkatan Kemampuan Berfikir Kritis ... 15

b. Strategi Pembelajaran pendekatan pembelajaran berbasis


Strategi pembelajaran yang semula monoton konstruktivis. Adapun tahapan meliputi (1)
dan cenderung membosankan dibenahi men- orientasi materi perkuliahan, (2) elicitas,
jadi strategi terbuka. Strategi pembelajaran mahasiswa diberi kesempatan untuk
yang dimaksud adalah pembelajaran terbuka mengungkapkan ide, (3) restrukturisasi ide
bagi mahasiswa. Terbuka dalam pola interaksi dan (4) aplikasi, di mana pengetahuan
dosen dengan mahasiswa kelompok dengan yang telah dibangun mahasiswa perlu
kelompok. Mengizinkan mahasiswa me- diaplikasikan.
ngendalikan situasi belajar, sumber dan materi 3) Tindakan pada tahap penutup.
agar terbuka bagi mahasiswa, kegiatan dan Pada tahapan ini dosen dan mahasiswa
metode belajar bervariasi, penampilan dosen mereview materi yang telah dibahas.
yang fasilitatif dan iklim belajar yang bersifat Kegiatan mereview dapat dilakukan
menerima. melalui tes.
c. Tindakan pembelajaran
Pada penelitian ini, tindakan pembelajaran Pelaksanaaan tindakan dimulai pada
yang dimaksud adalah suatu tindakan yang minggu ke 2 bulan September 2007 yang dilaku-
akan dilaksanakan dosen dalam pembelajaran kan dosen pengampu matakuliah pengantar dasar
yang berbasis konstruktivis. matematika di kelas IE. Tindakan dilaksanakan
Berdasarkan kesepakatan dosen dan peneliti, sesuai dengan isi rencana pembelajaran yang telah
maka tindakaan pembelajaran berbasis kon- disepakati antara peneliti dan dosen pengampu.
struktivis sebagai upaya untuk meningkatkan Rencana pembelajaran merupakan rancangan
kemampuan berfikir kritis dan kreatif maha- tindakan yang telah disusun berdasarkan per-
siswa dilakukan sebagai berikut. masalahan yang diduga mempengaruhi pem-
1) Tindakan pada tahap pendahuluan. belajaran dan berakibat kepada kemampuan
Pada tahap ini dosen memberi motivasi berfikir kritis dan kreatif mahasiswa dalam me-
pada mahasiswa dengan cara menyam- mecahkan masalah, serta hasil belajar mahasiswa
paikan tujuan pembelajaran yang akan dalam.
dicapai serta kompetensi-kmpetensi apa
yang akan dimiliki a. Tindakan Putaran I
Dengan pemberian motivasi tersebut, Pada putaran pertama ini mahasiswa
mahasiswa di rangsang untuk memiliki dikelompokkan menjadi 10 kelompok yang ang-
rasa ingin tahu. Keingin tahuan ini pen- gotanya dipilih secara acak dan juga mengacu pada
ting agar sejak dini mahasiswa tidak hasil pre tes. Kemudian mahasiswa diberi materi
kehilangan perhatian terhadap materi yang perkuliahan untuk pokok bahasa himpunan pada
sedang dipelajari. Dan akhirnya, kondisi materi pertama dan operasi serta relasi himpunan
ini akan mengajak mahasiswa terlibat pada materi kedua. Mahasiswa diberi kesempatan
penuh sejak awal. Keterlibatan maha- untuk memahami materi tersebut dengan mendis-
siswa sejak awal merupakan daya pe- kusikan dalam kelompok. Ide-ide yang telah di-
nguat agar mahasiawa tidak pasif dalam peroleh dari hasil diskusi kelompok, kemudian
mengikuti pembelajaran dibawa ke dalam diskusi kelas untuk mengklarifi-
2) Tindakan pada tahap pengembangan dan kasi ide-ide. Dari hasil ide-ide, kemudian diaplika-
penerapan.. sikan dan diakhiri dengan mereview materi.
Pada tindakan tahap ini dosen menyam- Hasil refleksi pada putaran pertama
paikan materi dengan mengacu pada menunjukan bahwa kemampuan dosen dalam
16 Varia Pendidikan, Vol. 21, No. 1, Juni 2009

mengorganisir pembelajaran berbasis konstruk- diberi kesempatan untuk memahami materi


tivis masih jauh dari harapan. Hal ini ditunjukan tersebut dengan mendiskusikan dalam kelompok.
adanya dominasi dosen masih tampak kuat karena Ide-ide yang telah diperoleh dari hasil diskusi
dosen masih banyak menuntun/memberikan kelompok, kemudian dibawa ke dalam diskusi
penjelasan pada mahasiswa. Padahal dengan kelas untuk mengklarifikasi ide-ide. Dari hasil ide-
pendekatan konstruktivis mahasiswa dituntut untuk ide, kemudian diaplikasikan dan diakhiri dengan
menemukan konsep sendiri. Pada tindakan kelas mereview materi. Sebagaimana pada putaran
putaran pertama ini dosen masih kurang mem- pertama , untuk memancing kemampuan berpikir
berikan semangat kepada kelompok mahasiswa kritis dan kreatif mahasiswa diusahakan tiap ada
yang kurang berhasil, dosen juga kurang mem- latihan dikerjakan dan dibahas didepan. Maha-
berikan reward atau pujian terhadap perbuatan siswa secara langsung terlibat dalam menjawab
mahasiswa yang mendukung pembelajaran. soal yang diberikan. Mereka diberi kesempatan
Untuk mengetahui tingkat pemahaman maju ke depan kelas mengerjakan soal dan pada
konsep yang mereka kuasai dan untuk mengetahui akhir putaran diadakan dengan test.
rata-rata nilai mahasiswa diberikan soal sebagai Dari hasil refleksi menunjukan bahwa ke-
test. Dari hasil tes menunjukan bahwa untuk mampuan dosen dalam mengorganisir pembelajar-
putaran pertama nilai rata-rata mahasiswa 45,5 , an berbasis konstruktivis sudah ada kemajuan
sedangkan yang mendapatkan nilai dia atas 60 dibandingkan pada putaran pertama. Hal ini ditun-
ada 9 orang (19 %). Dari hasi jawaban menun- jukan adanya berkurangnya dominasi dosen pada
jukan (1) 15 orang ( 28%) yang memahami apa proses pembelajaran. Komponen pada pemdekatan
yang hendak dicari dalam permasalahan , (2) 15 konstruktivis sudah dipenuhi, yaitu orientasi mata ku-
orang (28 %) memahami apa yang diketahui , (3) liah, elicitas, restrukturisasi ide, aplikasi dan reviewer.
10 orang (19 %) memahami rumus yang diguna- Pada diskusi kelompok sudah ada kema-
kan dan (4) 10 orang (19%) mampu meng- juan dibandingkan pada putaran pertama, di mana
organisisr langkah-langkah yang ditempuh. Di mahasiswa yang mempunyai kemampuannya
samping itu dari observasi juga menunjukan rendah sudah berani mengambil peran dalam
bahwa antusias mahasiswa untuk mengajukan diskusi. Pada tindakan kelas putaran kedua ini
pertanyaan atau ide masih rendah, yaitu baru 10 dosen sudah ada kemajuan untuk memberi
orang (19%). Demikian juga dalam memberikan motivasi pada mahasiswa, khususnya yang mem-
tanggapan, hanya ada 5 orang (9 %). punyai kemampuan rendah.
Berdasarkan hasil refleksi tersebut dapat Tingkat pemahaman konsep yang mereka
dievalusai bahwa pelaksanaan proses pembela- kuasai dan rata-rata nilai mahasiswa setelah
jaran sudah ada kemajuan, namun juga belum diberikan soal sebagai test. Hasil tes menunjukan
optimal. Untuk itu putaran kedua akan dilakukan bahwa untuk putaran pertama nilai rata-rata
perbaikan berdasarkan kekurangan yang terjadi mahasiswa 55, sedangkan yang mendapatkan nilai
pada putaran pertama. dia atas 60 ada 20 orang (38 %). Dari hasi jawaban
menunjukan (1) 27 orang (51 %) yang memahami
b. Tindakan Putaran II apa yang hendak dicari dalam permasalahan , (2)
Pada putaran kedua ini kondisi disetting 28 orang (52 %) memahami apa yang diketahui,
dalam bentuk diskusi kelompok dengan anggota (3) 24 orang (45 %) memahami rumus yang
tetap seperti pada putaran I. Kemudian mahasiswa digunakan dan (4) 22 orang ( 43 %) mampu
diberi materi perkuliahan untuk pokok bahasan mengorganisisr langkah-langkah yang ditempuh.
fungsi dan relasi fungsi pada materi pertama dan Observasi menunjukan bahwa antusias mahasiswa
komposisi ungsi pada materi kedua. Mahasiswa untuk mengajukan pertanyaan atau ide masih sudah
N. Setyaningsih, Peningkatan Kemampuan Berfikir Kritis ... 17

meningkat yaitu pada putaran pertama hanya 19 Pada diskusi kelompok sudah jauh lebih
% , maka pada putaran kedua meningkat menjadi baik dibandingkan pada putaran kedua, di mana
28 %. Demikian juga dalam memberikan mahasiswa yang mempunyai kemampuannya
tanggapan, adanya peningkatan pada ptaran rendah sudah berani memberikan tanggapan
pertama hanya 9 % meningkat menjadi 20 %. maupun bertanya. Pada tindakan kelas putaran
Berdasarkan hasil refleksi tersebut dapat ketiga ini, dosen banyak memberikan motivasi
dievalusai bahwa pelaksanaan proses pembela- pada mahasiswa. Hal ini ditunjukan dengan
jaran belum optimal sebagaimana yang telah diberinya reward bagi yang maju dan penghar-
direncanalan. Putaran kedua dilakukan perbaikan gaan yang tinggi bagi kelompok yang bisa
berdasarkan kekurangan yang terjadi pada mengangkat temannya yang mempunyai kemam-
putaran pertama. puan kurang untuk berbicara di diskusi kelas.
Tingkat pemahaman konsep yang mereka
c. Tindakan Putaran III kuasai dan rata-rata nilai mahasiswa setelah
Pada putaran ketiga ini kondisi di setting diberikan soal sebagai test. Dari hasil tes
dalam bentuk diskusi kelompok dengan anggota menunjukan bahwa untuk putaran pertama nilai
tetap seperti pada putaran kedua. Kemudian rata-rata mahasiswa 67,5 , sedangkan yang
mahasiswa diberi materi perkuliahan untuk pokok mendapatkan nilai dia atas 60 ada 35 orang (66
bahasan preposisi pada materi pertama dan %). Dari hasi jawaban menunjukan (1) 40 orang
operasi preposisi (konjungsi, disjungsi, implikasi, ( 75 %) yang memahami apa yang hendak dicari
biimplikasi, invers, konvers dan kontraposisi) pada dalam permasalahan , (2) 42 orang (76 %)
materi kedua. Mahasiswa diberi kesempatan untuk memahami apa yang diketahui , (3) 35 orang (66
memahami materi tersebut dengan mendiskusikan %) memahami rumus yang digunakan dan (4) 35
dalam kelompok. Ide-ide yang telah diperoleh dari orang ( 66 %) mampu mengorganisisr langkah-
hasil diskusi kelompok, kemudian dibawa ke dalam langkah yang ditempuh. Di samping itu dari
diskusi kelas untuk mengklarifikasi ide-ide. Dari observasi juga menunjukan bahwa antusias
hasil ide-ide , kemudian diaplikasikan dan diakhiri mahasiswa untuk mengajukan pertanyaan atau
dengan mereview materi. Sebagaimana pada ide sudah meningkat yaitu pada putaran kedua
putaran kedua , untuk memancing kemampuan hanya 28 %, maka pada putaran ketiga meningkat
berfikir kritis dan kreatif mahasiswa diusahakan menjadi 47 %. Demikian juga dalam memberikan
tiap ada latihan dikerjakan dan dibahas didepan. tanggapan, adanya peningkatan pada putaran
Maha-siswa secara langsung terlibat dalam kedua hanya 20 % meningkat menjadi 43 %.
menjawab soal yang diberikan. Mereka diberi Evaluasi berdasarkan hasil tindakan dari
kesempatan maju ke depan kelas mengerjakan tiga putaran dengan setiap putaran dua kali per-
soal dan pada akhir putaran diadakan dengan test. temuan dilakukan untuk mengetahui perubahan
Dari hasil refleksi pada putaran ketiga tindak mengajar dari dosen dan tidak belajar dari
menunjukan bahwa kemampuan dosen dalam mahasiswa sebelum dan sesudah terjadi proses
mengorganisir pembelajaran berbasis konstruk- tindakan. Terjadinya perubahan ini sebagai wujud
tivis sudah dianggap cukup. Hal ini ditunjukan keberhasilan peningkatan kemampuan berfikir
adanya dominasi dosen sudah banyak berkurang kritis dan kreatif mahasiswa dalam pemecahan
pada proses pembelajaran . Komponen pada masalah pengantar dasar matematika.
pemdekatan konstruktivis sudah dipenuhi , yaitu Adapun hasil evaluasi dapat diinformasi-
orientasi mata kuliah, elicitas, restrukturisasi ide, kan sebagai berikut.
aplikasi dan reviewer.
18 Varia Pendidikan, Vol. 21, No. 1, Juni 2009

a. Tindak Mengajar hendak dicari, (b) memahami apa yang dike-


Dari hasil proses pembelajaran yang me- tahui, (c) memahami rumus yang digunakan
ngacu pada pendekatan konstruktivis selama tiga dan (d) mampu mengorganisasi langkah-
putaran dapat disampaikan pada tabel 1. langkah yang akan ditempuh menunjukan ada
Dengan mengacu pada tabel 1 menunjuk- peningkatan secara perlahan-lahan.(lihat table
kan adanya perubahan yang terjadi pada tindak 2 dan gambar 1)
mengajar dari dosen antara lain: 1) Melibatkan 2) Persentase keaktifan mengajukan ide meng-
mahasiswa secara aktif, 2) Membantu, membim- alami peningkatan, diakhir putaran mencapai
bing dan mengarahkan mahasiswa dalam pem- 47 %. Sedangkan prosentase dalam mem-
belajaran, khususnya dalam mengemukakan ide , berikan tanggapan meningkat sampai 43 %.
dan memberikan tanggapan, 3) Memotivasi siswa (lihat tabel 2 dan gambar 2)
dalam menyajikan permasalahan atau menyele- 3) Persentase hasil belajar mahasiswa pada akhir
saikan permasalahan, 4) dosen semula cenderung penelitian mencapai 66 % (35 siswa). .(lihat
mendominasi berubah sebagaai fasilitator. table 2 dan gambar 3)

b. Tindak Belajar Secara lengkap profil kemampuan dalam


Perubahan pada tindak belajar yang pemecahan masalah disampaikan dalam tabel 2
berkaitan dengan kemampuan berfikir kritis dan dan gambar 1, 2, dan 3.
kreatif serta hasil belajar mahasiswa, khususnya Peningkatan kemampuan berpikir kritis dan
matakuliah pengantar dasar matematika setelah kreatif mahasiswa dalam pemecahan masalah
dilaksanakan tindakan kelas selama tiga putaran pengantar dasar matematika. Dosen pengampu
dapat disimpulkan sebagai berikut: telah melakukan pembenahan perencanaan,
1) Prosentase kemampuan berfikir kritis dalam pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran. Peren-
pemecahan masalah untuk yang tertuang canaan pembelajaran berisi tentang rumusan
dalam komponen (a) memahami apa yang tujuan pembelajaran, materi perkuliahan, kegiatan

Tabel 1. Profil pembelajaran berbasis konstruktivis

Indikator Penunjang Putaran I Putaran II Putaran III


1. Tindakan persiapan
a. memberikan tujuan belajar V VV VVV
b. membangkitkan rasa ingin tahu V VV VVV
2. Tindakan tahap pengembangan dan penerapan
a. Orientasi V VV VVV
b. Elicitasi V VV VVV
c. Restrukturisasi ide V VV VVv
d. aplikasi V VV VV
3. Tindakan tahap Penutupan
a. Review V VV VV
b. Umpan balik / kinerja mhs V VV VVV
N. Setyaningsih, Peningkatan Kemampuan Berfikir Kritis ... 19

belajar mengajar, metode dan media pembelajaran tujuan pembelajaran. Dalam merumuskan tujuan
serta evaluasi. pembelajaran menekankan pada kegiatan
Pembenahan perencanaan pembelajaran pembelajaran yang optimal. Komponen materi
untuk meningkatkan kemampuan berfikir kritis dan kuliah diatur sedemikian sehingga menantang
kreatif dalam pemecahan masalah dimulai dengan mahasiswa untuk aktif mempelajarinya. Demikian

Tabel 2. Profil kemampuan berfikir kritis dan kreatif dalam pemecahan masalah

Indikator Baseline Putaran I Putaran II Putaran III


Memahami apa yang hendak dicari (10) 19 % (15) 28 % (27) 51 % (40) 75 %
Memahami apa yang dketahui (10) 19 % (15) 28 % (28) 52 % (42) 76 %
Memahami metode/rumus yang (5) 9 % (10) 19 % (24) 45 % (35) 66 %
digunakan
Mampu mengorganisir langkah- (5) 9 % (10) 19 % (22) 44 % (35) 66 %
langkah yang akan ditempuh
Aktif mengajukan pertanyaan (5) 9 % (10) 19 % (15) 28 % (25) 47 %
Aktif memberikan tanggapan 4 (7%) (5) 9 % (11) 20 % (23) 43 %
Nilai pengantar dasar matematika 4 (7%) (9) 17 % (20) 38 % (35) 66 %
> 60

Gambar 1 Kemampuan dalam pemecahan masalah


Di mana :
1 : memahami apa yang hendak dicari
2 : memahami apa yang diketahui
3 : memahami rumus rumus yang digunakan
4 : mengorganisir langka-langkah yang ditempuh.
20 Varia Pendidikan, Vol. 21, No. 1, Juni 2009

30

25

20 aktif
mengajukan ide
15
memberikan
10 tanggapan

0
1 2 3
p u ta ra n

Gambar 2. Profil keaktifan mahasiswa

Gambar 3. Hasil belajar dalam tiga putaran

halnya kegiatan pembelajaran diatur sedemikian materi. dosen selalu mengaitkannya dengan
sehingga fase-fase konstruktvis , yaitu orientasi, materi sebelumnya dengan tanya jawab.
elicitasi, restrukturisasi ide, aplikasi dan review Kondisi ini perlu dilakukan agar keterlibatan
terlaksana. Sedangkan strategi pembelajaran dan mahasiswa dalam pembelajaran tinggi. Hal ini
alat bantu mengajar dipilih sedemikian sehingga sejalan dengan pendapat Hisyam Z (2007)
menumbuhkan partisipasi mahasiswa, yang bahwa untuk meningkatkan keterlibatan
akhirnya akan dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam pembelajaran haris dimulai
berfikir kritis dan kreatif mahasiswa. Dosen dari awal, yaitu mempersiapkan dan memo-
menyusun sejumlah pertanyaan atau permasa- tivasi mahasiswa untuk belajar dengan selalu
lahan yang harus diselesaikan oleh mahasiswa, mengingatkan pengetahuan prasarat.
baik bersifat mandiri maupun kelompok. 2. Dosen menyiapkan strategi pembelajaran aktif
Adapun hasil pengamatan selama pelak- (active learning). Pendekatan pembelajaran
sanaan tindakan menunjukan pembenahan pembe- yang digunakan berbasis konstruktivis, maka
lajaran yang dilakukan dosen sebagai berikut : startegi yang digunakan adalah diskusi
1. Sebelum proses pembelajaran dimulai, dosen kelompok dan diskusi kelas. Dengan tahapan
sudah mengkondisikan mahasiswa untuk meliputi (1) orientasi materi perkuliahan,
menerima perkuliahan, yaitu untuk memasuki dimana dosen memberikan permasalahan
N. Setyaningsih, Peningkatan Kemampuan Berfikir Kritis ... 21

pengantar dasar matematika dan mahasiswa Secara keseluruhan penelitian ini dapat
diberi kesempatan untuk mengembangkan dikatakan berhasil dengan diindikasikan adanya
motivasi dalam mempelajarai topic tersebut, perubahan dalam proses pembelajaran.
(2) elicitas, di mana para mahasiswa diberi
kesempatan untuk mengungkapkan ide Simpulan dan Saran
dengan berdiskusi kelompok, (3) restruk-
turisasi ide, yaitu dari ide yang diperoleh dalam Hasil penelitian tindakan kelas secara
diskusi kelompok dibawa ke diskusi kelas, (4) kolaborasi antara pengampu matakuliah dan
aplikasi, di mana pengetahuan yang telah peneliti dapat disimpulkan sebagai berikut.
dibangun mahasiswa perlu diaplikasikan dan 1. Usaha yang dilakukan dosen dalam upaya
(5) review. meningkatkan kemapuan berfikir kritis dan
3. Dosen memberikan evaluasi yang berupa kreatif mahasiswa dalam memecahkan ma-
tugas kelompok maupun mandiri. Di samping salah pengantar dasar matematika lewat
itu untuk memperkuat materi, dosen aktif pembenahan dan pelaksanaan pembelajaran.
memberikan latihan. Oleh karena itu dengan Pembenahan yang dimaksud adalah :
meningkatnya partisipasi mahasiswa akan a. Dosen menyiapkan strategi pembelajaran
berdampak pada meningkatnya kemampuan dengan berbasis konstruktivis yang mela-
berfikir kritis dan kreatif. Untuk menyele- lui tahapan: (1) orientasi materi per-
saikan soal digunakan langkah-langkah Polya kuliahan, (2) elicitas, di mana para maha-
yang termuat dalam tulisan Herman Hudaya siswa diberi kesempatan untuk mengung-
(1988) guna memecahkan masalah, yaitu (1) kapkan ide dengan berdiskusi kelompok,
memahami apa yang hendak dicari, (2) (3) restrukturisasi ide, (4) aplikasi, dan (5)
mema-hami apa yang diketahui, (3) memahami review.
rumus yang akan digunakan untuk menyele- b. Dosen memberikan evaluasi yang berupa
saikan masalah dan (4) mampu mengorganisi tugas kelompok maupun mandiri. Di
lanhkag-langkah yang akan ditempuh. Dengan samping itu untuk memperkuat materi ,
dilaluinya tahapan yang ditawarkan Polya dosen aktif memberikan latiha
tersebut dalam memecahkan masalah akan c. Terciptanya suasana akademik yang
berdampak meningkatnya kemampuan kondusif. Dosen memberi tanggapan yang
mahasiswa dalam berfikir kritis. baik atas pendapat, pertanyaan maupun
4. Terciptanya suasana akademik yang kondusif. respon dari mahasiswa. Dengan adanya
Dosen memberi tanggapan yang baik atas kondisi membuat mahasiswa mempunyai
pendapat, pertanyaan maupun respon dari keberanian mengemukakan ide, tanggapan
mahasiswa. Dengan adanya kondisi membuat maupun pertanyaan baik yang ditujukan
mahasiswa mempunyai keberanian menge- pada teman maupun dosen. akibatnya,
mukakan ide , tanggapan maupun pertanyaan mahasiswa menjadi lebih aktif dalam
baik yang ditujukan pada teman maupun proses pembelajaran
dosen. akibatnya, mahasiswa menjadi lebih 2. Adanya peningkatan kemampuan berfikir
aktif dalam proses pembelajaran. Dan akhir- kritis mahasiswa dalam pemecahan masalah
nya akan berdampak pada peningkatan yang dituangkan dalam empat komponen,
kemampuan berfikir kreatif. Oleh karena itu yaitu (a) memahami yang hendak dicari, (b)
dalam proses pembelajaran dosen telah mam- memahami apa yang diketahui, (c) memahami
pu menempatkan diri sebagai fasilitator dan metode/rumus yang digunakan untuk
motivator. memecahkan masalah dan (d) mampu
22 Varia Pendidikan, Vol. 21, No. 1, Juni 2009

mengorganisir langkah-langkah yang akan ningkatkan kemampuan berfikir kritis dan


ditempuh . kreatif, dan akhirnya akan berdampak pada
3. Adanya peningkatan kemampuan berfikir peningkatan hasil belajar.
kreatif yang dituangkan dalam komponen (a) 2. Terhadap Mahasiswa
aktif mengajukan pertanyaan dan (b) aktif Penelitian ini terbukti terjadinya peningkatan
dalam memberikan tanggapan baik terhadap kemampuan berpikir kritis dan kreatif, maka
dosen maupun teman. pada mahasiswa jangan segan-segan untuk
4. Adanya peningkatan prestasi belajar maha- mencoba memecahkan permasalah matemati-
siswa pada mata kuliah pengantar dasar ka, karena tanpa banyak latihan mustahil ke-
matematika. mampuan berpikir kritis dan kreatif dalam
pemecahan masalah, khususnya pengatar dasar
Berdasarkan hasil penelitian, maka diaju- matematika akan meningkat. Di samping itu,
kan saran sebagai berikut : jangan segan ambil peran aktif dalam pembela-
1. Terhadap Dosen pengampu jaran diantaranya, aktif mengajukan perta-
Perlunya bagi dosen pengampu untuk men- nyaan, memberikan tanggapan maupun
cermati kondisi mahasiswa selama pembe- mengajukan ide.
lajaran. Hal ini perlu dilakukan karena maha- 3. Terhadap Peneliti Lain
siswa PGSD berasal dari latar belakang Kepada peneliti yang mempunyai kepedulian
pendidikan yang berbeda. Di samping itu perlu dalam meningkatkan kualitas pembelajaran,
diciptakan suasana akademik yang kondusif, untuk mengembangkan penelitian dengan
baik selama proses pembelajaran maupun pendekatan pembelajaran aktif lainnya.
diluar perkuliahan. Dengan terciptanya sua-
sana akademik yang kondusif akan menum- Dengan selesainya penelitian ini, kami
buhkan keberanian mahasiswa dalam menja- ucapkan terima kasih kepada Direktorat Jendral
wab pertanyaan mengajukan ide ataupun pendidikan Tinggi Departemen Pedidikan Nasional
memberi tanggapan. Dengan adanya kebe- melalui kegiatan Program Hibah Kompetisi
ranian mahasiswa tersebut akan dapat me- PGSD-B yang telah mendanai penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Elain B. Johnson, (2007). Contextual Teaching and Learning. USA: Corwin Prea, Inc, calornia.

Frederick HB. (1981). Teaching and Learning Mathematics. USA: Brown Company Publishers.

Hudoyo, Herman (1988). Mengajar Belajar Matematika. Jakarta : P2LPTK.

Hopkins, D. (1993), A Teacher’s Guide to Classroom Research, Buckingham: Philadelphia open


University Press.

Mardiyono, Sugeng. (2001). “Perkembangan dan Aplikasi Matematika di Mellineum III”. Disampaikan
dalam seminar Nasional Konferda Matematika dan DIY di UII Yogyakarta , 2 Februari 2001.

M., Suwarsih (1994). Panduan Penelitian Tindakan. Yogyakarta: Lembaga Penelitian IKIP
Yogyakarta.
N. Setyaningsih, Peningkatan Kemampuan Berfikir Kritis ... 23

Moleong, J. (1994). Metodolog Penelitian Kualitatif . Bandung : Remaja Rosdakarya.

Ratri, Dyan (2007). “Peningkatan Kualitas Pembelajaran Kalkulus I melalui Model Pembelajaran
Kontektual yang dibantu Komputer”, Jurnal MIPA, Vol. 17 No.1 Januari 2007.

Suparno (2002) . “Model Konstruktivisme dalam Pembelajaran Matematika di SMU”. Disampaikan


dalam seminar Pendidikan MIPA di USD Yogyakarta , 6 April 2002.

Suryanto. (2002). “Matematika Kontekstual , Menjanjikan Kualitas Pembelajaran”. Kompas 23


September 2002.

Z., Hisyam dkk (2007). Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: CTSD, IAIN sunan Kalijaga.

.................... (2002), Desain Pembelajaran Di Perguruan Tinggi, CTSD , IAIN sunan Kalijaga,
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai