N. Setyaningsih PDF
N. Setyaningsih PDF
N. Setyaningsih
Jurusan Pendidikan Matematika
FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. A. Yani Pabelan Tromol Pos I Surakarta 57102
Telp. 0271-717417 psw 130
Abstract: The aim of this CAR is to increase the ability of critical and creative thinking of the
students in solving the problem in Introductory Basic Mathematics Subject by using constructivism
method. This research was done at PGSD Program FKIP-UMS. Data were collected by observation,
field note, and review, then, analyzed by descriptive qualitative with spiral model. The results of
this research are (1) there is an increase in critical thinking in solving the problem that are
realized in four aspects: a. understanding what will be looked for, b. understanding what has been
recognized, c. understanding the formula which is used to solve the problem, d. ability in organizing
the steps used, (2) there is an increase in creative thinking in solving the problem that are realized
in two aspects: a. active in question promoting, b. active in giving feedback toward their friends
and the lectures, (3) there is a good result in learning mathematics.
12
N. Setyaningsih, Peningkatan Kemampuan Berfikir Kritis ... 13
(misal jurusan pendidkan biologi) belum maksimal. Suparno (1997) dan Sugeng Mardiyono (2001),
Di mana dalam perkuliahan belum banyak Dosen (guru) dituntut untuk dapat menciptakan
menunjukan keterlibatan mahasiswa secara aktif. kegiatan-kegiatan yang merangsang keingin-
Perkuliahan yang diberikan dosen secara umum tahuan mahasiswa(siswa) dan membantu mereka
masih konvensional. Dalam proses pembelajaran untuk mengekspresikan gagasan-gagasan dan
berlangsung masih dalam satu arah, di mana mengkomunikasikan ide ilmiah mereka.
proses pembelajaran masih mengacu pada proses Pembelajaran berbasis konstruktivis me-
trasfer pengetahuan dari dosen ke mahasiswa. nuntut adanya suatu kegiatan yang memungkinkan
Mahasiswa belum banyak dilibatkan dalam per- mahasiswa membangun sendiri pengetahuan.
kuliahan. Perkuliahan kurang menarik, monoton, Dosen hanya berperan sebagai fasilisator dan
dan akibatnya hasil belajar mahasiswa tidak sesuai mediator yang membantu mahasiswa agar proses
yang diharapkan. Hal ini didukung dengan tingkat pembelajaran berlangsung dengan baik.
kelulusan bidang matematika masih jauh dari Berangkat dari uraian di atas permasalahan
harapan. yang akan dikaji adalah “Apakah tindakan dosen
Permasalahan tersebut di atas harus segera dalam siklus pembelajaran pengantar dasar
diatasi, agar tidak terjadi di jurusan PGSD. Pen- matematika melalui pendekatan pembelajaran
dekatan pembelajaran yang masih konvensional berbasis konstruktivis?”
harus dibenahi. Proses pembelajaran efektif, a. Meningkatkah kemampuan berpikir kritis dan
apabila mahasiswa secara aktif berpartisipasi kreatif mahasiswa dalam pemecahan ma-
dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, salah?
mahasiswa mengalami, menghayati dan menarik b. Meningkatkah prestasi belajar mahasiswa ,
pelajaran dari pengalamnya. Hasil belajar meru- khususnya mata kuliah pengantar dasar mate-
pakan bagian dari pemikiran dan pengalamannya. matika ?
Hasil belajar akan lebih melekat dan tentu saja
kondisi tersebut menuntut mahasiswa untuk lebih Metode
kreatif. Hal ini didukung dari pendapat Elain B.
Johnson (2007) yang menyatakan untuk mening- Jenis penelitian ini adalah Classroom
katkan kemampuan pemahaman konsep menuntut Action Research (CAR). Proses penelitian
kemampuan mahasiswa berpikir kritis dan kreatif. berbentuk siklus (cycles) mengacu pada model
Memperhatikan kondisi di atas, peneliti Elliot’s (Hopkin, 1993). Siklus ini berlangsung
tertarik ingin mengembangkan pendekatan pem- beberapa kali sehingga tercapai tujuan yang
belajaran berbasis konstrutivis sebagai alternatif diinginkan pada pembelajaran pengantar dasar
penyelesaian. Frederick (1981) menyebutkan matematika. Dalam setiap siklus terdiri dari empat
prinsip konstruktivis (1) pengetahuan dibangun kegiatan pokok, yaitu (1) perencanaan (plan), (2)
oleh mahasiswa (siswa) sendiri; (2) pengetahuan pelaksanaan (act), (3) pengawasan (observe),
tidak dapat dipindahkan dari dari dosen (guru) ke dan (4) refleksi (reflect) (Suwarsih, 1994).
siswa; (3) mahasiswa (siswa) aktif mengkon- Penelitian ini dilakukan di Jurussan PGSD
struksikan terus menerus sehingga terbentuknya FKIP UMS. Waktu penelitian 4 bulan, dan lama-
konsep ilmiah dan (4) dosen (guru) sekedar hanya nya tindakan tiga putaran dengan masing-masing
membantu menyediakan sarana dan situasi agar putaran selama dua minggu. Subjek tindakan
proses konstruksi siswa berjalan mulus. penelitian ini adalah mahasiswa semester I E dan
Dengan mengacu prinsip tersebut, maka dosen pengampu matakuliah Pengantar Dasar
peran guru hanya sebagai fasilitator. Kondisi ini Matematika.
mendukung pernyataan Watt & Pope yang dikutip Teknik pengumpulan data yang digunakan
14 Varia Pendidikan, Vol. 21, No. 1, Juni 2009
adalah teknik observasi, catatan lapangan, dan data dilakukan dalam rangka pemahaman ter-
teknik tes. Teknik observasi digunakan untuk me- hadap sekumpulan informasi yang memberi ke-
ngamati aktivitas mahasiswa dalam interaksi mungkinan adanya penarikan kesimpulan.
pembelajaran pemecahan masalah pengantar da- Sedangkan penarikan kesimpulan dilakukan
sar matematika dengan pendekatan konstruktivis. secara bertahap untuk memperoleh derajat keper-
Catatan lapangan digunakan untuk mencatat cayaan yang tinggi. Dengan demikian langkah
kejadian-kejadian penting yang muncul pada saat analisis data dalam penelitian tindakan ini dila-
proses pembelajaran berlangsung.Teknik tes kukan semenjak tindakan-tindakan dilaksanakan.
digunakan untuk memperoleh data tentang tingkat
kemampuan berfikir kritis dan kreatif dalam pe- Hasil dan Pembahasan
mahaman pemecahan masalah matematika siswa
sebelum, selama, dan sesudah penelitian ber- Solusi yang peneliti tawarkan untuk meng-
langsung. atasi masalah peningkatan kemampuan berfikir
Instrumen penelitian dikembangkan oleh kritis dan kreatif mahasiswa dalam pembelajaran
peneliti bersama mitra dosen pengampu bidang pengantar dasar matematika adalah pembelajaran
matematika di PGSD dengan menjaga validitas berbasis konstruktivis. Dengan begitu diharapkan
isi. Pedoman observasi disusun berdasarkan mahasiswa tertarik dan tidak merasa bosan dalam
indikator aktivitas dosen dan siswa, yaitu: situasi belajar pengantar dasar matematika yang pada
dalam kelas, keaktifan dan respon dalam tanya akhirnya dapat meningkatkan kemampuan berfikir
jawab maupun dalam diskusi kelompok. Tes kritis dan kreatif. Dengan meningkatnya
pemecahan masalah pengantar dasar matematika kemampuan berfikir kritis dan kreatif mahasiswa
disusun berdasarkan langkah-langkah pemecahan akan berdampak pada peningkatan hasil belajar.
masalah Polya, yang terdiri dari soal berbentuk Dengan pendekatan ini pembelajaran lebih
uraian. Soal berbentuk uraian terdiri dari aspek mementingkan proses serta melatih mahasiswa
merencanakan penyelesaian, melaksanakan pe- untuk mengkontruksi sendiri model matematika
nyelesaian, dan soal secara langkah keseluruhan. sesuai dengan pengetahuan yang sudah didapat.
Analisis data dilakukan secara deskriptif Pendapat setiap mahasiswa perlu diperhitungkan
kualitatif. Analisis deskriptif digunakan untuk walaupun pada akhirnya dosen harus membim-
mendeskripsikan implementasi model pembela- bing mahasiswa dalam menemukan konsep atau
jaran pengantar dasar matematika yang dilakukan pengertian secara umum pada akhir pembe-
dosen dan untuk menghitung persentase jumlah lajaran. Dengan menerapkan pendekatan ini keje-
mahasiswa yang berhasil dalam pembelajaran nuhan dan kebosanan yang dialami mahasiswa
tersebut. Pada penelitian ini, mahasiswa dikata- teratasi.
kan berhasil apabila mencapai kemampuan lebih Tindakan solusi masalah yang disepakati
dari 60. Analisis kualitatif dilakukan dengan metode oleh dosen dan peneliti yaitu gaya mengajar dengan
alir. perencanaan yang akan dikembangkan adalah
Menurut Moleong (1994), alur yang dilalui sebagaai berikut:
meliputi reduksi data, penyajian data, dan pena- a. Model Pembelajaran
rikan kesimpulan atau verifikasi. Reduksi data Pembelajaran yang sebelumnya cenderung
adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian satu arah dan akan diubah menjadi pem-
pada penyederhanaan dan transformasi data kasar belajaran dengan kelompok kecil ataupun
yang muncul dari catatan-catatan tertulis di individu dengan menggunakan model pem-
lapangan. Kegiatan ini mulai dilakukan dalam belajaran berbasis konstruktivis.
setiap pasca tindakan dilaksanakan. Penyajian
N. Setyaningsih, Peningkatan Kemampuan Berfikir Kritis ... 15
meningkat yaitu pada putaran pertama hanya 19 Pada diskusi kelompok sudah jauh lebih
% , maka pada putaran kedua meningkat menjadi baik dibandingkan pada putaran kedua, di mana
28 %. Demikian juga dalam memberikan mahasiswa yang mempunyai kemampuannya
tanggapan, adanya peningkatan pada ptaran rendah sudah berani memberikan tanggapan
pertama hanya 9 % meningkat menjadi 20 %. maupun bertanya. Pada tindakan kelas putaran
Berdasarkan hasil refleksi tersebut dapat ketiga ini, dosen banyak memberikan motivasi
dievalusai bahwa pelaksanaan proses pembela- pada mahasiswa. Hal ini ditunjukan dengan
jaran belum optimal sebagaimana yang telah diberinya reward bagi yang maju dan penghar-
direncanalan. Putaran kedua dilakukan perbaikan gaan yang tinggi bagi kelompok yang bisa
berdasarkan kekurangan yang terjadi pada mengangkat temannya yang mempunyai kemam-
putaran pertama. puan kurang untuk berbicara di diskusi kelas.
Tingkat pemahaman konsep yang mereka
c. Tindakan Putaran III kuasai dan rata-rata nilai mahasiswa setelah
Pada putaran ketiga ini kondisi di setting diberikan soal sebagai test. Dari hasil tes
dalam bentuk diskusi kelompok dengan anggota menunjukan bahwa untuk putaran pertama nilai
tetap seperti pada putaran kedua. Kemudian rata-rata mahasiswa 67,5 , sedangkan yang
mahasiswa diberi materi perkuliahan untuk pokok mendapatkan nilai dia atas 60 ada 35 orang (66
bahasan preposisi pada materi pertama dan %). Dari hasi jawaban menunjukan (1) 40 orang
operasi preposisi (konjungsi, disjungsi, implikasi, ( 75 %) yang memahami apa yang hendak dicari
biimplikasi, invers, konvers dan kontraposisi) pada dalam permasalahan , (2) 42 orang (76 %)
materi kedua. Mahasiswa diberi kesempatan untuk memahami apa yang diketahui , (3) 35 orang (66
memahami materi tersebut dengan mendiskusikan %) memahami rumus yang digunakan dan (4) 35
dalam kelompok. Ide-ide yang telah diperoleh dari orang ( 66 %) mampu mengorganisisr langkah-
hasil diskusi kelompok, kemudian dibawa ke dalam langkah yang ditempuh. Di samping itu dari
diskusi kelas untuk mengklarifikasi ide-ide. Dari observasi juga menunjukan bahwa antusias
hasil ide-ide , kemudian diaplikasikan dan diakhiri mahasiswa untuk mengajukan pertanyaan atau
dengan mereview materi. Sebagaimana pada ide sudah meningkat yaitu pada putaran kedua
putaran kedua , untuk memancing kemampuan hanya 28 %, maka pada putaran ketiga meningkat
berfikir kritis dan kreatif mahasiswa diusahakan menjadi 47 %. Demikian juga dalam memberikan
tiap ada latihan dikerjakan dan dibahas didepan. tanggapan, adanya peningkatan pada putaran
Maha-siswa secara langsung terlibat dalam kedua hanya 20 % meningkat menjadi 43 %.
menjawab soal yang diberikan. Mereka diberi Evaluasi berdasarkan hasil tindakan dari
kesempatan maju ke depan kelas mengerjakan tiga putaran dengan setiap putaran dua kali per-
soal dan pada akhir putaran diadakan dengan test. temuan dilakukan untuk mengetahui perubahan
Dari hasil refleksi pada putaran ketiga tindak mengajar dari dosen dan tidak belajar dari
menunjukan bahwa kemampuan dosen dalam mahasiswa sebelum dan sesudah terjadi proses
mengorganisir pembelajaran berbasis konstruk- tindakan. Terjadinya perubahan ini sebagai wujud
tivis sudah dianggap cukup. Hal ini ditunjukan keberhasilan peningkatan kemampuan berfikir
adanya dominasi dosen sudah banyak berkurang kritis dan kreatif mahasiswa dalam pemecahan
pada proses pembelajaran . Komponen pada masalah pengantar dasar matematika.
pemdekatan konstruktivis sudah dipenuhi , yaitu Adapun hasil evaluasi dapat diinformasi-
orientasi mata kuliah, elicitas, restrukturisasi ide, kan sebagai berikut.
aplikasi dan reviewer.
18 Varia Pendidikan, Vol. 21, No. 1, Juni 2009
belajar mengajar, metode dan media pembelajaran tujuan pembelajaran. Dalam merumuskan tujuan
serta evaluasi. pembelajaran menekankan pada kegiatan
Pembenahan perencanaan pembelajaran pembelajaran yang optimal. Komponen materi
untuk meningkatkan kemampuan berfikir kritis dan kuliah diatur sedemikian sehingga menantang
kreatif dalam pemecahan masalah dimulai dengan mahasiswa untuk aktif mempelajarinya. Demikian
Tabel 2. Profil kemampuan berfikir kritis dan kreatif dalam pemecahan masalah
30
25
20 aktif
mengajukan ide
15
memberikan
10 tanggapan
0
1 2 3
p u ta ra n
halnya kegiatan pembelajaran diatur sedemikian materi. dosen selalu mengaitkannya dengan
sehingga fase-fase konstruktvis , yaitu orientasi, materi sebelumnya dengan tanya jawab.
elicitasi, restrukturisasi ide, aplikasi dan review Kondisi ini perlu dilakukan agar keterlibatan
terlaksana. Sedangkan strategi pembelajaran dan mahasiswa dalam pembelajaran tinggi. Hal ini
alat bantu mengajar dipilih sedemikian sehingga sejalan dengan pendapat Hisyam Z (2007)
menumbuhkan partisipasi mahasiswa, yang bahwa untuk meningkatkan keterlibatan
akhirnya akan dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam pembelajaran haris dimulai
berfikir kritis dan kreatif mahasiswa. Dosen dari awal, yaitu mempersiapkan dan memo-
menyusun sejumlah pertanyaan atau permasa- tivasi mahasiswa untuk belajar dengan selalu
lahan yang harus diselesaikan oleh mahasiswa, mengingatkan pengetahuan prasarat.
baik bersifat mandiri maupun kelompok. 2. Dosen menyiapkan strategi pembelajaran aktif
Adapun hasil pengamatan selama pelak- (active learning). Pendekatan pembelajaran
sanaan tindakan menunjukan pembenahan pembe- yang digunakan berbasis konstruktivis, maka
lajaran yang dilakukan dosen sebagai berikut : startegi yang digunakan adalah diskusi
1. Sebelum proses pembelajaran dimulai, dosen kelompok dan diskusi kelas. Dengan tahapan
sudah mengkondisikan mahasiswa untuk meliputi (1) orientasi materi perkuliahan,
menerima perkuliahan, yaitu untuk memasuki dimana dosen memberikan permasalahan
N. Setyaningsih, Peningkatan Kemampuan Berfikir Kritis ... 21
pengantar dasar matematika dan mahasiswa Secara keseluruhan penelitian ini dapat
diberi kesempatan untuk mengembangkan dikatakan berhasil dengan diindikasikan adanya
motivasi dalam mempelajarai topic tersebut, perubahan dalam proses pembelajaran.
(2) elicitas, di mana para mahasiswa diberi
kesempatan untuk mengungkapkan ide Simpulan dan Saran
dengan berdiskusi kelompok, (3) restruk-
turisasi ide, yaitu dari ide yang diperoleh dalam Hasil penelitian tindakan kelas secara
diskusi kelompok dibawa ke diskusi kelas, (4) kolaborasi antara pengampu matakuliah dan
aplikasi, di mana pengetahuan yang telah peneliti dapat disimpulkan sebagai berikut.
dibangun mahasiswa perlu diaplikasikan dan 1. Usaha yang dilakukan dosen dalam upaya
(5) review. meningkatkan kemapuan berfikir kritis dan
3. Dosen memberikan evaluasi yang berupa kreatif mahasiswa dalam memecahkan ma-
tugas kelompok maupun mandiri. Di samping salah pengantar dasar matematika lewat
itu untuk memperkuat materi, dosen aktif pembenahan dan pelaksanaan pembelajaran.
memberikan latihan. Oleh karena itu dengan Pembenahan yang dimaksud adalah :
meningkatnya partisipasi mahasiswa akan a. Dosen menyiapkan strategi pembelajaran
berdampak pada meningkatnya kemampuan dengan berbasis konstruktivis yang mela-
berfikir kritis dan kreatif. Untuk menyele- lui tahapan: (1) orientasi materi per-
saikan soal digunakan langkah-langkah Polya kuliahan, (2) elicitas, di mana para maha-
yang termuat dalam tulisan Herman Hudaya siswa diberi kesempatan untuk mengung-
(1988) guna memecahkan masalah, yaitu (1) kapkan ide dengan berdiskusi kelompok,
memahami apa yang hendak dicari, (2) (3) restrukturisasi ide, (4) aplikasi, dan (5)
mema-hami apa yang diketahui, (3) memahami review.
rumus yang akan digunakan untuk menyele- b. Dosen memberikan evaluasi yang berupa
saikan masalah dan (4) mampu mengorganisi tugas kelompok maupun mandiri. Di
lanhkag-langkah yang akan ditempuh. Dengan samping itu untuk memperkuat materi ,
dilaluinya tahapan yang ditawarkan Polya dosen aktif memberikan latiha
tersebut dalam memecahkan masalah akan c. Terciptanya suasana akademik yang
berdampak meningkatnya kemampuan kondusif. Dosen memberi tanggapan yang
mahasiswa dalam berfikir kritis. baik atas pendapat, pertanyaan maupun
4. Terciptanya suasana akademik yang kondusif. respon dari mahasiswa. Dengan adanya
Dosen memberi tanggapan yang baik atas kondisi membuat mahasiswa mempunyai
pendapat, pertanyaan maupun respon dari keberanian mengemukakan ide, tanggapan
mahasiswa. Dengan adanya kondisi membuat maupun pertanyaan baik yang ditujukan
mahasiswa mempunyai keberanian menge- pada teman maupun dosen. akibatnya,
mukakan ide , tanggapan maupun pertanyaan mahasiswa menjadi lebih aktif dalam
baik yang ditujukan pada teman maupun proses pembelajaran
dosen. akibatnya, mahasiswa menjadi lebih 2. Adanya peningkatan kemampuan berfikir
aktif dalam proses pembelajaran. Dan akhir- kritis mahasiswa dalam pemecahan masalah
nya akan berdampak pada peningkatan yang dituangkan dalam empat komponen,
kemampuan berfikir kreatif. Oleh karena itu yaitu (a) memahami yang hendak dicari, (b)
dalam proses pembelajaran dosen telah mam- memahami apa yang diketahui, (c) memahami
pu menempatkan diri sebagai fasilitator dan metode/rumus yang digunakan untuk
motivator. memecahkan masalah dan (d) mampu
22 Varia Pendidikan, Vol. 21, No. 1, Juni 2009
DAFTAR PUSTAKA
Elain B. Johnson, (2007). Contextual Teaching and Learning. USA: Corwin Prea, Inc, calornia.
Frederick HB. (1981). Teaching and Learning Mathematics. USA: Brown Company Publishers.
Mardiyono, Sugeng. (2001). “Perkembangan dan Aplikasi Matematika di Mellineum III”. Disampaikan
dalam seminar Nasional Konferda Matematika dan DIY di UII Yogyakarta , 2 Februari 2001.
M., Suwarsih (1994). Panduan Penelitian Tindakan. Yogyakarta: Lembaga Penelitian IKIP
Yogyakarta.
N. Setyaningsih, Peningkatan Kemampuan Berfikir Kritis ... 23
Ratri, Dyan (2007). “Peningkatan Kualitas Pembelajaran Kalkulus I melalui Model Pembelajaran
Kontektual yang dibantu Komputer”, Jurnal MIPA, Vol. 17 No.1 Januari 2007.
Z., Hisyam dkk (2007). Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: CTSD, IAIN sunan Kalijaga.
.................... (2002), Desain Pembelajaran Di Perguruan Tinggi, CTSD , IAIN sunan Kalijaga,
Yogyakarta.