Anda di halaman 1dari 3

Hati adalah Raja ( hearts is king )

Abu Hurairah berkata : “Hati adalah raja anggota tubuh. Dan anggota tubuh adalah para prajuritnya.
Apabila raja baik, maka baik pulalah para prajuritnya. Dan apabila raja busuk, maka busuk pulalah para
prajuritnya”. Hati menjadi pusat dalam kehidupan ini, dengan hati yang bersih seseorang bisa menjadi
terhormat dan mulia di hadpan Allah maupun di hadapan manusia, sebaliknya dengan hati yang busuk,
kotor sesorang bisa menjadi hina tiada berdaya.

Hati adalah unsur yang paling penting dalam ajaran Islam, bahwa yang dinilai dari urusan-urusan dalam
masalah agama adalah intinya, bukan kulitnya; hakikatnya, bukan bentuknya, dan hatinya bukan badan
atau lisannya. Dalam hadis lain Rasulullah saw bersabda,

''Sesungguhnya Allah tidak melihat bentuk dan harta kalian, tetapi Dia melihat pada hati dan amal
kalian.''

Perumpamaan hati, ialah seperti sebuah benteng. Sedangkan syetan merupakan musuh yang hendak
masuk ke dalam benteng tersebut, hendak menguasai dan merebutnya. Benteng tidak akan terlindungi,
kecuali dengan menjaga pintu-pintunya. Orang yang tidak mengetahui pintu-pintu itu, tidak akan bisa
menjaganya.

Hati adalah pusat ilmu dan ketaqwaan, cinta dan benci, keragu-raguan dan bencana. Dialah yang tahu
tentang Allah, dan jalan menuju kepadaNya.

Dan anggota tubuh ini tidak lain hanyalah mengikuti dan berkhidmat kepadanya. Tubuh ini di komandoi
oleh Hati, oleh karena hati bisa mendeteksi, dia adalah mata yang paling tajam penglihatannya, bisa
menembus ruang kasat mata, yang tidak di bisa di lihat oleh mata,ia adalah sumber ilmu pengetahuan,
ia bisa memahami berfikir.

Jagalah hati sebaik-baiknya jangan sampai dia mengeras, sehingga akan berdampak dalam perilaku kita,
itu karena hati yang mempengaruhi otak, dari jantung ia akan memberikan sinyal kepada otak lalu otak
akan mengeluarkan dalam bentuk sikap dan perilaku.

Jika kalbu hamba sehat, tidak ada di dalamnya selain kecintaan kepada Allah ‘azza wa jalla, mencintai
apa yang dicintai-Nya, takut kepada-Nya, dan takut apabila terjatuh dalam perbuatan yang dibenci-Nya,
niscaya akan baik gerakan seluruh anggota tubuhnya.
Ini akan mengantarkan hamba untuk menjauhi seluruh yang diharamkan dan menjaga diri dari syubhat
karena khawatir jatuh ke dalam yang haram.

Adapun kalbu yang rusak dan dikuasai oleh hawa nafsu, lantas mengikuti semua kesenangan jiwa
walaupun dibenci oleh Allah ‘azza wa jalla , niscaya akan rusak seluruh gerakan anggota tubuhnya.
Disusul pula dengan melakukan seluruh maksiat, mendekati yang syubhat sesuai dengan keinginan hawa
nafsunya.

Kesimpulan

Hati adalah raja seluruh anggota badan. Apabila hati memerintahkan kepada kebaikan maka anggota
badanpun akan mengikuti perintah sang raja.

Amalan anggota badan merupakan gambaran apa yang ada di hati. Sehingga apabila amal anggota
badan telah mampu istiqomah di atas keta’atan maka Insya Allah hati pun demikian. Karena anggota
badan laksana rakyat yang merupakan cerminan sang raja.

Ketika amal anggota badan buruk, maka tidak dapat dikatakan yang penting hatinya bersih. Ini adalah
pemahaman terbalik. Yang benar, ketika amalan anggota badan buruk, besar kemungkinan hati lebih
buruk lagi.

Hendaklah kita bersemangat memperbaiki, menata kembali hati kita. Karena orang yang paling baik
hatinya pun senantiasa meminta agar diberikan hati yang bersih dan selamat.

Hati adalah raja, dan organ tubuh adalah pasukan yang menjalankan perintah, yang menerima petunjuk
bila melakukan perintah, dan tidak ada satu amal yang tegak melainkan sehingga amal itu keluar dari
hati. Hati adalah hal yang ditanyai dari rakyatnya, karena setiap pemimpin pasti akan ditanya tentang
bawahannya, maka memperhatikan kebaikan dan membersihnya adalah pegangan yang paling utama
bagi orang yang menempuh jalan menuju Allah.

Ketika posisi hati di depan organ tubuh bagaikan raja yang mengatur pasukannya, di mana organ tubuh
melakukan sesuatu karena perintahnya, dan hati berhak untuk menggunakannya sesuai apa yang di
inginkan, maka semua anggota badan tunduk di bawah kekuasaan hati, dan hati tertuntut untuk
istiqomah atau menyimpang, dan organ tubuh mengikuti apa yang di setujui oleh hati berupa tekad.

“Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika
ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati (jantung)” (HR. Bukhari no. 52
dan Muslim no. 1599).

Anda mungkin juga menyukai