Judul : The Return Of Weeping Stone Jenis Teater : Campuran ( Gerak, Musikal) Tema : Kasih Ibu Amanat : Tersirat Alur : Campuran Penokohan : kakak = Adik = Darmi = Ibu Darmi = Laki Laki Desa/Bapak Darmi = Dalang = Properti : Bingkai foto, buku dongeng, busana sesuai peran masing-masing Ibu Darmi = Pakaian tradisional biasa Darmi = Pakaian tradisional Dalang = Pakaian tradisional Kakak = Seragam SMA Adik = Seragam SMP Dalang = Tongkat, Pakaian tradisional Laki laki Desa/Bapak Darmi = Pakaian tradisional, kumis palsu, Durasi : 15 menit List Backsound : - Abadi Selamanya (Ost Legenda) - Ibu (Hadad Alwi) Latar : FIRST TAKE (Masa Sekarang) SECOND TAKE (Teater Gerak Penggambaran dalam Dongeng) THIRTH TAKE (Kembali ke Masa Sekarang) FOURTH TAKE (Teater Gerak Penggambaran Masa Lalu Tokoh) First Take DALANG Selamat siang.. salam kenal semuanya. Perkenalkan saya adalah pemandu teater anda hari ini. Disini kami akan menampilkan sebuah pentas berjudul The Return Of Weeping Stone. Dongeng yang berasal dari Kalimantan Barat dimana memiliki bukti berupa keberadaan Batu yang diduga merupakan bagian dari dongeng tersebut. Baik, sebelum teater ini dimulai, kami himbau kepada hadirin di saat teater berlangsung harap tenang dengan memperkecil volume handpone dan tidak berbicara dalam suara yang keras tentunya agar suasana dalam ruangan tetap kondusif. Terima kasih atas perhatiannya dan selamat menyaksikan. (Lampu Ruangan Mati dan Korden di tutup) SETTING Ruangan dalam keadaan gelap. Sang Adik berjalan ke dalam kamarnya membawa tumpukan buku pelajaran dan menaruh buku buku itu di atas meja belajarnya lantas duduk berdiam diri dengan tumpukan buku itu. Kemudian selang beberapa detik, sang adik justru tergoda untuk bermain dengan handphonenya. Sampai pada akhirnya datanglah sang kakak yang hendak melihat adiknya yang rajin belajar itu. KAKAK Eh..belajar atau pacaran tu?.. Ayah!! Lihat ni siapa yang main handphone terus.. cowok yah.. cowokk!.. (berlagak seperti kakak yang jail dengan berteriak di depan pintu disambung oleh respon sang ayah yang berkata “ENGGAK ADA MAIN MAIN HP LAGI!! BAWA KESINI HP NYA SEKARANG!!”) ADIK Ka..kak!!! HISHH! (berkata lalu berjalan keluar sambil menarik sang kakak ikut keluar. Selang beberapa saat mereka masuk kembali dengan tatapan sinis satu sama lain) KAKAK Kok malah jadi aku yang kenak juga.. kamu tu ngapain sih.. katanya ngerjain pr kok malah.. (kesal) ADIK Ngerjainnya ya ngerjain.. tapi pr nya gini gimana mau ngerjain..Legenda indonesia tapi tulisannya Bahasa inggris disuruh terjemahin semua (berkata sambil memegang kepala dengan kedua tangan) KAKAK Alah mana sini.. gitu aja kok susah.. ini aja kok ngeluh.. cuman di suruh terjemahin kok ngeluh..lihat the weeping stone ya berarti artinya itu.. tulis makannya!.. artinya itu bla bla bla ( sembari memasang wajah bergurau) ADIK Kakak!!! ( berkata sambil memukul meja belajarnya sebab geram dengan tingkah kakaknya yang jail) KAKAK Hahaha.. iya iya.. judulnya batu menangis. Pada zaman dahulu… ( sembari menggerakkan tangan melingkar ke atas layaknya sebuah film kartun) Second Take SETTING (Backsound “abadi selamanya” berbunyi). Dari ufuk timur ke ujung barat, terukir dengan indah jejak langkahmu (Ibu Darmi memasuki ruangan dengan menggendong anaknya yang masih bayi bersama dengan bapak Darmi, lantas selang beberapa saat mereka bergegas keluar dengan berkata “sshut jangan nangis anakku sayang.. shut”, sebab bayi itu tiba tiba saja menangis ). Silam kunyatakan, menghapus kisahku, bumi pertiwi ini tempatku bersemayam selamanya (Ibu Darmi memasuki ruangan dengan wajah lesu. Ia lantas terjatuh sambil menitihkan air mata, Darmi pun dari kejauhan berteriak pelan “ibu?!” dan bergegas membantu ibunya untuk berdiri. Namun ibu Darmi menahan anaknya seraya berbisik “bapakmu meninggal nak”. Darmi pun tersentak sambil menggelengkan kepalanya seraya berkata “bapak”. Ibu Darmi yang ingin menenangkan Darmi justru mendapat penolakan keras dari anaknya yang berteriak “Tidak!!”. Darmi yang malang itu pun langsung berlari keluar lantas disusul oleh ibunya) Matahari, terus bersinar, tak kan ada galau pedihku, matahari, tak kan tenggelam, kisahku pun abadi selamanya. (Darmi memasuki ruangan bersama laki laki desa disusul oleh ibu Darmi. Ketika melihat kedatangan sang ibu, laki laki desa heran. Hal ini membuat Darmi lantas mendorong ibunya sampai terjatuh dan berkata “ dia bukan ibuku mas…emm.. dia pembantuku.. bibi ngapain disini?”. Mendengar hal itu, dengan badan lemah ibu Darmi berusaha bangun seraya berteriak “Darmi.. Durhaka kamu nak!.. durhaka!.. lebih baik kau jadi batu dibandingkan menjadi anakku lagi!. Darmi pun mulai merasakan hal aneh di tubuhnya. Ia pun berteriak “panas!” lantas berlari. Laki laki desa mengikuti sambil memanggil Darmi sedangkan Ibu Darmi tetap menyusul anaknya dengan langkah pelan penuh kecewa) Thirth Take SETTING Kembali pada bagian masa kakak beradik. Sang kakak yang sedari tadi fokus pada dongeng melirik adiknya yang ternyata telah tertidur di sampingnya. KAKAK Yaelah.. malah tidur ni anak.. hmm.. ibu ya?.. (terdiam sejenak sambil memposisikan diri seperti sang adik yang tertidur) ADIK (Seketika tiba tiba terbangun) Besok bu.. besok saya kumpulkan tugasnya! (berteriak sambil mengangkat kedua tangan lantas tertidur kembali) KAKAK (kaget) Astaghfirullah anak ni.. (berkata sambil mengelus kepala sang adik lantas terdiam kembali) ibu.. Fourth Take SETTING (Backsound Ibu mulai dinyanyikan secara bergiliran oleh kakak, peraga ibu dan peraga anak). Adegan saat ini menampilkan kilas balik di saat ibu masih bersama mereka. KAKAK Bersinar kau bagai cahaya yang selalu beriku penerangan. Selembut citra kasihmu kan selalu kurasa dalam suka dan duka.(Peraga ibu pun masuk dengan menggendong seorang bayi dengan senyuman di wajahnya diikuti oleh peraga ayah yang tampak bahagia melihat buah hati mereka. Selang beberapa saat, mereka pun keluar sambil berkata “ibu disini nak..ayah juga.. hussttt..” sebab sang bayi tiba tiba menangis) PERAGA IBU Kaulah anakku. Cinta kasihku, kasih sayangku takkan pernah terhenti. Kau bagai bintang kecil yang selalu bersinar, sinari hidupku dengan kehadiranmu.(Peraga anak masuk dalam ruangan lalu bersamaan dengan ibunya. Sang peraga anak kemudian mengambil gadgetnya lantas bermain dengan benda itu disamping ibunya) PERAGA ANAK Kaulah ibuku, Cinta kasihku, Terimakasihku takkan pernah terhenti. Kau bagai matahari yang selalu bersinar, sinari hidupku dengan kehangatanmu. (Sang peraga anak tetap bermain dengan gadgetnya sambil sesekali melirik dengan senyuman pada ibunya yang kemudian membereskan rumah mereka. Sang peraga ibu Nampak kewalahan sedangkan anaknya tak menyadari hal itu) PERAGA IBU Kaulah anakku. Cinta kasihku, kasih sayangku takkan pernah terhenti. Kau bagai bintang kecil yang selalu bersinar, sinari hidupku dengan kehadiranmu.(Kemudian tak disangka sang peraga ibu mengeluarkan darah dari hidungnya. Ketika sang peraga anak tahu, sang ibu mengalihkan dengan dalih itu adalah darah seekor nyamuk yang telah ia pukul) KAKAK Kaulah ibuku, Cinta kasihku, Terimakasihku takkan pernah terhenti. (Sang kakak mulai bersedih dan tak terasa ingin menangis) (Diikuti dengan peragaan sang ibu bersenda gurau dengan anaknya agar sang anak tidak curiga. Dari kejauhan mereka mendengar suara sang peraga ayah “si kecil ngompol.. banjir semua ya” dan tangisan suara bayi. Sang peraga ibu dan anak itu pun pergi keluar ruangan) Kau bagai matahari yang selalu bersinar, sinari hidupku dengan kehangatanmu. Sinari hidupku dengan kehangatanmu (Diikuti dengan adegan masuknya sang peraga anak dengan lesu lalu terbaring di lantai sambil berkata “ibu..”.Peraga ayah menyusul masuk sambil menutupi wajahnya yang sedih sambil bertumpu badan pada meja disampingnya) KAKAK Bukannya bantu ibu jagain adek atau ngurusin rumah.. a.ku.. ma..lah.. hiks.. ibu.. maaf.. (berkata lantas memeluk adiknya) maafin kakak… DALANG (Lampu ruangan menyala. Korden dibuka) Okay.. Ladies and gentlemen. Ibu is the most beautiful angel who life behind us. She is the best girls who teach me how this world begin and over. Perhatikan dan lindungi keberadaan mereka yang masih bisa kita rasakan. Waktu itu cepat berlalu akan tetapi kenangan yang indah meskipun singkat akan selalu terkenang sepanjang waktu. Mereka dan waktu itu sama sama sesuatu yang berarti. Lantas penjelasan selanjutnya sama seperti slogan yang dapat dikunjungi di belakang, spanduk yang terpampang besar. Jika kalian tak bisa memberi, maka setidaknya janganlah menyakitinya. Terkhusus untuk semua ibu ataupun calon ibu yang ada di seluruh penjuru dunia.. Tepuk tangan.. Baik.. cukup sampai disini.. saya pembawa acara.. mohon undur diri.. terimakasih.. dan salam Seni Budaya..