Anda di halaman 1dari 4

Kelompok “Seni Budaya”

Deskripsi Singkat Theater 29/01/2020


Judul : The Return Of Weeping Stone
Jenis Teater : Campuran ( Gerak, Musikal)
Tema : Kasih Ibu
Amanat : Tersirat
Alur : Campuran
Penokohan : kakak =
Adik =
Darmi =
Ibu Darmi =
Laki Laki Desa/Bapak Darmi =
Dalang =
Properti : Bingkai foto, buku dongeng, busana sesuai peran masing-masing
Ibu Darmi = Pakaian tradisional biasa
Darmi = Pakaian tradisional
Dalang = Pakaian tradisional
Kakak = Seragam SMA
Adik = Seragam SMP
Dalang = Tongkat, Pakaian tradisional
Laki laki Desa/Bapak Darmi = Pakaian tradisional, kumis palsu,
Durasi : 15 menit
List Backsound : - Abadi Selamanya (Ost Legenda)
- Ibu (Hadad Alwi)
Latar : FIRST TAKE (Masa Sekarang)
SECOND TAKE (Teater Gerak Penggambaran dalam Dongeng)
THIRTH TAKE (Kembali ke Masa Sekarang)
FOURTH TAKE (Teater Gerak Penggambaran Masa Lalu Tokoh)
First Take
DALANG
Selamat siang.. salam kenal semuanya. Perkenalkan saya adalah pemandu teater anda hari ini. Disini kami
akan menampilkan sebuah pentas berjudul The Return Of Weeping Stone. Dongeng yang berasal dari
Kalimantan Barat dimana memiliki bukti berupa keberadaan Batu yang diduga merupakan bagian dari
dongeng tersebut. Baik, sebelum teater ini dimulai, kami himbau kepada hadirin di saat teater berlangsung
harap tenang dengan memperkecil volume handpone dan tidak berbicara dalam suara yang keras tentunya
agar suasana dalam ruangan tetap kondusif. Terima kasih atas perhatiannya dan selamat menyaksikan.
(Lampu Ruangan Mati dan Korden di tutup)
SETTING
Ruangan dalam keadaan gelap. Sang Adik berjalan ke dalam kamarnya membawa tumpukan buku pelajaran
dan menaruh buku buku itu di atas meja belajarnya lantas duduk berdiam diri dengan tumpukan buku itu.
Kemudian selang beberapa detik, sang adik justru tergoda untuk bermain dengan handphonenya. Sampai
pada akhirnya datanglah sang kakak yang hendak melihat adiknya yang rajin belajar itu.
KAKAK
Eh..belajar atau pacaran tu?.. Ayah!! Lihat ni siapa yang main handphone terus.. cowok yah.. cowokk!..
(berlagak seperti kakak yang jail dengan berteriak di depan pintu disambung oleh respon sang ayah yang
berkata “ENGGAK ADA MAIN MAIN HP LAGI!! BAWA KESINI HP NYA SEKARANG!!”)
ADIK
Ka..kak!!! HISHH! (berkata lalu berjalan keluar sambil menarik sang kakak ikut keluar. Selang beberapa saat
mereka masuk kembali dengan tatapan sinis satu sama lain)
KAKAK
Kok malah jadi aku yang kenak juga.. kamu tu ngapain sih.. katanya ngerjain pr kok malah.. (kesal)
ADIK
Ngerjainnya ya ngerjain.. tapi pr nya gini gimana mau ngerjain..Legenda indonesia tapi tulisannya Bahasa
inggris disuruh terjemahin semua (berkata sambil memegang kepala dengan kedua tangan)
KAKAK
Alah mana sini.. gitu aja kok susah.. ini aja kok ngeluh.. cuman di suruh terjemahin kok ngeluh..lihat the
weeping stone ya berarti artinya itu.. tulis makannya!.. artinya itu bla bla bla ( sembari memasang wajah
bergurau)
ADIK
Kakak!!! ( berkata sambil memukul meja belajarnya sebab geram dengan tingkah kakaknya yang jail)
KAKAK
Hahaha.. iya iya.. judulnya batu menangis. Pada zaman dahulu… ( sembari menggerakkan tangan melingkar
ke atas layaknya sebuah film kartun)
Second Take
SETTING
(Backsound “abadi selamanya” berbunyi). Dari ufuk timur ke ujung barat, terukir dengan indah jejak
langkahmu (Ibu Darmi memasuki ruangan dengan menggendong anaknya yang masih bayi bersama dengan
bapak Darmi, lantas selang beberapa saat mereka bergegas keluar dengan berkata “sshut jangan nangis
anakku sayang.. shut”, sebab bayi itu tiba tiba saja menangis ).
Silam kunyatakan, menghapus kisahku, bumi pertiwi ini tempatku bersemayam selamanya (Ibu Darmi
memasuki ruangan dengan wajah lesu. Ia lantas terjatuh sambil menitihkan air mata, Darmi pun dari
kejauhan berteriak pelan “ibu?!” dan bergegas membantu ibunya untuk berdiri. Namun ibu Darmi menahan
anaknya seraya berbisik “bapakmu meninggal nak”. Darmi pun tersentak sambil menggelengkan kepalanya
seraya berkata “bapak”. Ibu Darmi yang ingin menenangkan Darmi justru mendapat penolakan keras dari
anaknya yang berteriak “Tidak!!”. Darmi yang malang itu pun langsung berlari keluar lantas disusul oleh
ibunya)
Matahari, terus bersinar, tak kan ada galau pedihku, matahari, tak kan tenggelam, kisahku pun abadi
selamanya. (Darmi memasuki ruangan bersama laki laki desa disusul oleh ibu Darmi. Ketika melihat
kedatangan sang ibu, laki laki desa heran. Hal ini membuat Darmi lantas mendorong ibunya sampai terjatuh
dan berkata “ dia bukan ibuku mas…emm.. dia pembantuku.. bibi ngapain disini?”. Mendengar hal itu,
dengan badan lemah ibu Darmi berusaha bangun seraya berteriak “Darmi.. Durhaka kamu nak!.. durhaka!..
lebih baik kau jadi batu dibandingkan menjadi anakku lagi!. Darmi pun mulai merasakan hal aneh di
tubuhnya. Ia pun berteriak “panas!” lantas berlari. Laki laki desa mengikuti sambil memanggil Darmi
sedangkan Ibu Darmi tetap menyusul anaknya dengan langkah pelan penuh kecewa)
Thirth Take
SETTING
Kembali pada bagian masa kakak beradik. Sang kakak yang sedari tadi fokus pada dongeng melirik adiknya
yang ternyata telah tertidur di sampingnya.
KAKAK
Yaelah.. malah tidur ni anak.. hmm.. ibu ya?.. (terdiam sejenak sambil memposisikan diri seperti sang adik
yang tertidur)
ADIK
(Seketika tiba tiba terbangun) Besok bu.. besok saya kumpulkan tugasnya! (berteriak sambil mengangkat
kedua tangan lantas tertidur kembali)
KAKAK
(kaget) Astaghfirullah anak ni.. (berkata sambil mengelus kepala sang adik lantas terdiam kembali) ibu..
Fourth Take
SETTING
(Backsound Ibu mulai dinyanyikan secara bergiliran oleh kakak, peraga ibu dan peraga anak). Adegan saat
ini menampilkan kilas balik di saat ibu masih bersama mereka.
KAKAK
Bersinar kau bagai cahaya yang selalu beriku penerangan. Selembut citra kasihmu kan selalu kurasa dalam
suka dan duka.(Peraga ibu pun masuk dengan menggendong seorang bayi dengan senyuman di wajahnya
diikuti oleh peraga ayah yang tampak bahagia melihat buah hati mereka. Selang beberapa saat, mereka pun
keluar sambil berkata “ibu disini nak..ayah juga.. hussttt..” sebab sang bayi tiba tiba menangis)
PERAGA IBU
Kaulah anakku. Cinta kasihku, kasih sayangku takkan pernah terhenti. Kau bagai bintang kecil yang selalu
bersinar, sinari hidupku dengan kehadiranmu.(Peraga anak masuk dalam ruangan lalu bersamaan dengan
ibunya. Sang peraga anak kemudian mengambil gadgetnya lantas bermain dengan benda itu disamping
ibunya)
PERAGA ANAK
Kaulah ibuku, Cinta kasihku, Terimakasihku takkan pernah terhenti. Kau bagai matahari yang selalu bersinar,
sinari hidupku dengan kehangatanmu. (Sang peraga anak tetap bermain dengan gadgetnya sambil sesekali
melirik dengan senyuman pada ibunya yang kemudian membereskan rumah mereka. Sang peraga ibu
Nampak kewalahan sedangkan anaknya tak menyadari hal itu)
PERAGA IBU
Kaulah anakku. Cinta kasihku, kasih sayangku takkan pernah terhenti. Kau bagai bintang kecil yang selalu
bersinar, sinari hidupku dengan kehadiranmu.(Kemudian tak disangka sang peraga ibu mengeluarkan darah
dari hidungnya. Ketika sang peraga anak tahu, sang ibu mengalihkan dengan dalih itu adalah darah seekor
nyamuk yang telah ia pukul)
KAKAK
Kaulah ibuku, Cinta kasihku, Terimakasihku takkan pernah terhenti. (Sang kakak mulai bersedih dan tak
terasa ingin menangis) (Diikuti dengan peragaan sang ibu bersenda gurau dengan anaknya agar sang anak
tidak curiga. Dari kejauhan mereka mendengar suara sang peraga ayah “si kecil ngompol.. banjir semua ya”
dan tangisan suara bayi. Sang peraga ibu dan anak itu pun pergi keluar ruangan)
Kau bagai matahari yang selalu bersinar, sinari hidupku dengan kehangatanmu. Sinari hidupku dengan
kehangatanmu (Diikuti dengan adegan masuknya sang peraga anak dengan lesu lalu terbaring di lantai
sambil berkata “ibu..”.Peraga ayah menyusul masuk sambil menutupi wajahnya yang sedih sambil bertumpu
badan pada meja disampingnya)
KAKAK
Bukannya bantu ibu jagain adek atau ngurusin rumah.. a.ku.. ma..lah.. hiks.. ibu.. maaf.. (berkata lantas
memeluk adiknya) maafin kakak…
DALANG
(Lampu ruangan menyala. Korden dibuka) Okay.. Ladies and gentlemen. Ibu is the most beautiful angel who
life behind us. She is the best girls who teach me how this world begin and over. Perhatikan dan lindungi
keberadaan mereka yang masih bisa kita rasakan. Waktu itu cepat berlalu akan tetapi kenangan yang indah
meskipun singkat akan selalu terkenang sepanjang waktu. Mereka dan waktu itu sama sama sesuatu yang
berarti. Lantas penjelasan selanjutnya sama seperti slogan yang dapat dikunjungi di belakang, spanduk yang
terpampang besar. Jika kalian tak bisa memberi, maka setidaknya janganlah menyakitinya. Terkhusus
untuk semua ibu ataupun calon ibu yang ada di seluruh penjuru dunia.. Tepuk tangan.. Baik.. cukup sampai
disini.. saya pembawa acara.. mohon undur diri.. terimakasih.. dan salam Seni Budaya..

END

Anda mungkin juga menyukai