Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
2.Sitoplasma
Fungsi sitoplasma sebagai berikut :
*Untuk perantara transportasi zat dari luar sel ke organel atau inti sel.
*Tempat berlangsungnya metabolisme dan sintesis dengan cara suatu reaksi kimia
*Sebagai tempat penyimpanan nutrisi dan berbagai zat kimia yang dapat dipakai untuk proses
metabolisme sel
*Sebagai pelarut untuk seluruh protein dan senyawa pada sel
*Menjamin terjadinya pertukaran zat supaya sel dapat berfungsi dengan baik.
*Memberi bentuk terhadap sel
*Mendorong pergerakan sel dari satu bagian ke bagian lainnya.
Struktur dan Bagian-Bagian Sitoplasma
70-90% bagian pada sitoplasma adalah sitosol yakni cairan yang tidak memiliki warna.
Sitosol berisi ion-ion seperti potasium, sodium, klorida, bikarbonat, asam amino, magnesium,
kalsium enzim dan protein.
3.Ribosom
1. Tempat Sintesis Protein
Fungsi utama ribosom adalah melakukan proses pembentukan protein. Ribosom menyusun
urutan asam amino menjadi peptida sesuai cetakan dalam RNA messenger (mRNA). Ribosom
menjadi tempat terjadinya sintesis protein dalam sel. Rangkaian proses sintesis protein ini
dinamakan sebagai dogma sentral. Protein yang dihasilkan dalam proses sintesis ini nantinya
akan digunakan oleh sitoplasma. Pembentukan atau sintesis protein menjadi fungsi utama
organel sel ini.
2. Fungsi Translasi
Dalam proses pembentukan protein, ribosom melakukan langkah translasi. Langkah ini
dilakukan berupa proses mengambil instruksi dari Messenger RNA dan menggantinya menjadi
protein.Proses atau langkah-langkah ribosom untuk membuat protein dimulai saat ribosom
menempel asam amino membangun protein, lalu kedua subunit bergabung dengan RNA
messenger, hingga akhirnya proses membangun protein terjadi.
3. Berperan dalam Kegiatan Metabolisme Sel
Fungsi ribosom yang lainnya juga berperan penting bagi setiap kegiatan dan aktivitas
metabolisme yang dilakukan oleh sel itu sendiri. Ribosom merupakan bagian yang berperan
penting dalam pembentukan suatu sel yang sempurna.
4.Mikrofilamen
Mikrofilamen ini memiliki beberapa fungsi diantaranya yaitu:
*Untuk menahan tegangan (gaya tarik).
*Mempertahankan bentuk sel.
*Memiliki peran dalam perubahan bentuk sel kontraksi otot.
*Mikrofilamen ini biasanya membentuk jaringan sub membran plasma untuk mendukung bentuk
sel.
*Kontraksi otot (filamen aktin bergantian dengan serat yang lebih tebal dari myosin, yang
membentuk protein motorm dalam jaringan otot ).
*Siklosis (pergerakan komponen sitoplasma di dalam sel).
*Pergerakan “amuboid” dan fagositosis.
*Bertanggung jawab untuk pemutusan jalur pada sitokinesis He.
*Berperan dalam perubahan bentuk sel kontraksi otot.
*Mikrofilamen biasanya membentuk jaringan sub membran plasma untuk mendukung bentuk
sel.
*Kontraksi otot (filamen aktin bergantian dengan serat yang lebih tebal dari myosin, membentuk
protein motor, dalam jaringan otot).
*Bertanggung jawab untuk pemutusan galur pada sitokinesis He
5. Sentriol
*Setiap sentriol tersebut akan memunculkan sentriol baru. Yang mana sentriol yang baru tersebut
terbentuk dengan tetap menempel pada sentriol orangtuanya serta akan memanjang selama fase S
serta G2.
*Benang spindel ini akan bertanggung jawab atas segregasi sel kromosom ke dalam sel anak.
*Sebagai pusat pengelompokkan mikrotubula.
*Pada saat tahap profase, sentriol ini akan bergerak berlawanan itu dengan sel serta akan
membentuk benang spindel.
*Sebagai badan basal, yang adalah suatu tempat untuk kemudian memproduksi silia.
*Dapat menghasilkan silia serta flagela.
6. Mikrotubulus
Ada 4 fungsi utama mikrotubulus:
*Untuk membentuk kerangka kerja arsitektur yang menetapkan polaritas keseluruhan sel dengan
memengaruhi organisasi nukleus, organel, dan komponen sitoskeleton lainnya.
*Untuk membentuk aparatus gelendong dan memastikan pemisahan kromosom yang digandakan
menjadi sel anak selama pembelahan sel (mis. sitokinesis). Aparatus gelendong juga mengatur
rakitan dan lokasi cincin kontraktil yang kaya aktin yang mencubit dan memisahkan dua sel
anak.
*Untuk membentuk jaringan transportasi internal untuk perdagangan vesikel yang mengandung
bahan-bahan penting ke seluruh sel. Perdagangan ini dimediasi oleh protein terkait mikrotubulus
(MAP) dengan aktivitas protein motorik seperti kinesin dan dinein.
*Untuk membentuk inti internal yang kaku yang digunakan oleh protein motor terkait
mikrotubulus untuk menghasilkan kekuatan dan gerakan dalam struktur motil seperti silia dan
flagela. Inti dari mikrotubulus dalam kerucut pertumbuhan saraf dan akson juga memberikan
stabilitas dan mendorong navigasi dan panduan saraf.
7. Peroksisom
Fungsi peroksisom, yaitu:
*Penghasil enzim oksidase dan katalasePeroksisom mengandung enzim oksidase dan enzim
katalase. Enzim oksidase berfungsi memindahkan hidrogen dari suatu substrat agar dapat
bereaksi dengan oksigen dan menghasilkan hidrogen peroksida (H2O2) sebagai produk
sampingan. Oleh karena itu, organel tersebut dinamakan peroksisom
*Memecah asam lemak menjadi molekul kecil sebagai bahan bakar untuk respirasi
sel.menyederhanakan rantai asam lemak yang panjang melalui beta oksidasi. Dalam sel hewan,
asam lemak yang sangat panjang menjadi rantai medium asam lemak, yang kemudian dibawa ke
mitokondria dan akhirnya dipecah menjadi karbon dioksida dan air. Dalam sel tanaman, proses
ini hanya untuk peroksisom.
*Di dalam sel hati, peroksisom menetralisir racun alkohol dan senyawa berbahaya lainnya.Enzim
katalase yang terdapat di dalam peroksisom menggunakan H2O2 untuk mengoksidasi substrat
lainnya, seperti fenol, asam format, formaldehida, dan alkohol. Proses ini akan menghilangkan
hidrogen peroksida yang beracun tersebut. Reaksi ini sangat penting dalam hati dan sel-sel
ginjal, dimana peroksisom mendetoksifikasi berbagai zat-zat beracun yang masuk ke dalam
darah. Sekitar 25% etanol pada minumal keras teroksidasi dengan cara ini. Selain itu, ketika
kelebihan H2O2 di dalam sel, enzim katalasi mengubahnya melalui reaksi ini.
Sedangkan untuk Nukleoplasma berfungsi sebagai media suspensi untuk semua organel dalam
nukleus, dan juga membantu menjaga bentuk dan struktur inti. Salah satu fungsi lainnya adalah
bahwa ia bertanggung jawab untuk pengangkutan bahan yang penting untuk metabolism dan
fungsi sel.
9. Mitokondria
*Tempat Berlangsungnya Respirasi Sel
Fungsi utama mitokondria adalah respirasi sel. Respirasi sel adalah proses kimiawi untuk
melepaskan energi yang tersimpan dalam glukosa. Energi yang digunakan untuk pemecahan
glukosa disediakan oleh molekul-molekul ATP. Proses ini terdiri dari glikolisis, siklus krebs dan
transpor elektron.
*Menghasilkan Energi dalam Bentuk ATP
Fungsi mitokondria adalah untuk menghasilkan energi. Makanan yang dikonsumsi akan dipecah
dalam bentuk molekul seperti karbohidrat atau lemak untuk kemudian dikirim ke mitokondria,
Nantinya akan dihasilkan molekul ATP melalui proses fosforilasi oksidatif.
*Menjaga Konsentrasi Ion Kalsium
Mitokondria juga penting untuk menjaga konsentrasi ion kalsium yang tepat dan cukup dalam
berbagai kompartemen sel. Mitokondria membantu sel-sel dengan melayani sebagai sebuah
tangki penyimpanan yang dapat menyimpan ion kalsium.
*Membangun Bagian-Bagian dari Darah dan Hormon
Mitokondria juga memiliki peran dan fungsi lainnya, yakni dalam membangun bagian-bagian
tertentu dari darah serta hormon. Contoh bagian-bagian yang dibangun mitokondria dari darah
atau hormon misalnya yaitu testosteron dan estrogen.
*Mendetoksifikasi Amonia
Fungsi mitokondria juga penting untuk melakukan detoksifikasi amonia. Hal ini dilakukan
karena adanya enzim yang terdapat pada mitokondria yang ada pada sel-sel hati. Enzim itulah
yang kemudian melakukan tugasnya untuk detoksifikasi ammonia
A. SITOSKLETON
Sitoskeleton atau kerangka sel adalah jaring berkas-berkas protein yang menyusun
sitoplasma dalam sel. Setelah lama dianggap hanya terdapat di sel eukariota, sitoskeleton
ternyata juga dapat ditemukan pada sel prokariota. Dengan adanya sitoskeleton, sel dapat
memiliki bentuk yang kokoh, berubah bentuk, mampu mengatur posisi organel, berenang, serta
merayap di permukaan.Jaringan ini terdiri atas tiga tipe dasar yaitu mikrofilamen (filamen
aktin), mikrotubulus (jamak dari mikrotubuli serta intermediat filamen. Filamen-filamen
ini terhubung antara satu sama lain dan saling bekerjasama (koordinasi).
Dengan adanya tiga tipe filamen tersebut, struktur sel bisa bervariasi antara satu sel dengan
beberapa sel yang lainnya. Dalam efektivitas kerjanya, ketiga filamen protein tersebut tergantung
dari pada jumlah protein asesori yang telah menghubungkan filamen ke komponen sel lain.
Protein asesori sangat penting untuk mengontrol perakitan filamen sitoskeleton dalam posisi
tertentu, termasuk didalamnya protein motorik yang berfungsi untuk menggerakkan organel
dalam filamen atau filamen itu sendiri.
Susunan struktur dari filamen sendiri sangat mirip dengan barisan semut. Tersusun sangat rapi
dan jika ada yang meninggalkan rombongan, maka barisan tersebut dapat kembali tersusun
dalam kecepatan tinggi.
Fungsi Sitoskeleton adalah sebagai berikut:
1.MIKROTUBULUS
Bentuk mikrotubulus adalah tabung berongga dengan diameter 25 nm. Panjang
tubuhnya antara 200 nm sampai 25 μm. Mikrotubulus mempu nyai suatu protein yang disebut
tubulin. Tubu lin terdiri atas dua macam, yakni alpha-tubulin dan betatubulin. Mikrotubulus ini
berfungsi mempertahankan bentuk sel; berperan saat motilitas sel, seperti silia atau flagela; dan
membantu pergerakan kromosom saat pembelahan sel.
Mikrotubulus atau mikrotubula adalah tabung yang disusun dari mikrotubulin. bersifat lebih
kokoh dari aktin, mikrotubulus mengatur posisi organel di dalam sel. Mikrotubulus dibagi
menjadi dua, yaitu mikrotubulus singlet dan mikrotubulus doublet. Mikrotubulus memiliki dua
ujung, yaitu ujung negatif yang terhubung dengan pusat pengatur mikrotubulus, dan ujung positif
yang berada di dekat membran plasma. Organel dapat meluncur di sepanjang mikrotubulus untuk
mencapai posisi yang berbeda di dalam sel, terutama saat pembelahan sel.
Penemuan Mikrotubulus
Penemuan keberadaan mikrotubulus (jamak: mikrotubuli) baru terungkap pada
saat Keith Porter dan sejawatnya mengembangkan suatu cara untuk melihat sel tanpa
penyelubungan (embedding) dan penyayatan, namun dengan menggunakan HVEM ( high
voltage electron microscope). Pengamatan dengan menggunakan HVEM menunjukkan bahwa
bagian sitoplasma yang berada di sela-sela organela tampak penuh dengan anyaman trimatra dari
benang-benang yang sangat halus yang juga disebut jejala mikrotrabekular serta terdapat pula
filamen-filamen yang bermatra lebih besar yang di kelompokkan menjadi 3 kelompok
berdasarkan struktur dan garis tengahnya, yaitu: mikrotubulus, mikrofilamen, dan filamen
intermedia. Kemudian diadakan penelitian lebih lanjut mengenai filamen-filamen tersebut yang
salah satunya adalah mikrotubulus.
Bagian-bagian mikrotubulus
Mikrotubulus ditemukan dalam sitoplasma semua sel eukariotik. Mikrotubulus itu
berupa batang lurus dan berongga. Mikrotubulus berukuran kecil, melengkung,
berbentuk silindris, dan kaku, dimana ditemukan di setiap sel yang sedang mengalami
pembelahan. Mikrotubulus tersusun atas protein yang dikenal sebagai tubulin. struktur
mikrotubul sangat menarik hampir sama di semua jenis organisme. Analisis ultrastruktural secara
negatif menunjukan noda pada potongan mikrotubul, ini menunjukan bahwa dindingnya ialah
polimer yang tersusun atau subunit globular . Pemeriksaan potongan melintang dari dinding
mikrotubulus menunjukan biasanya 13 subunit yang memutar sehingga membentuk dinding.
Ketika permukaannya dilakukan secara membujur maka memperlihatkan protofilament. Ketika
mikrotubul yang retak, 13 protofilament pembuat dinding tersebut dapat dilihat, menandakan
perkumpulan dari subunit mengitari dinding mikrotubul. Satu berkas dari subunit-subunit tadi
terlihat berpola spiral seperti bentuk sekrup. Setiap molekul rantai-rantai protein tubulin yang
membentuk spiral merupakan heterodimer yang terdiri dari dua subunit globular yang terikat
erat. Subunit-subunit tersebut merupakan protein sejenis yang diberi nama α-tubulin dan β-
tubulin. Masing-masing protein terdiri dari ikatan polipeptida tunggal yang panjangnya sekitar
500 asam amino. Spiral ini membentuk tabung berlubang yang panjangnya dari 200 nm hingga
25 µm dengan diameter 25 nm dan tebal 5nm. Mikrotubulus dapat dibongkar dan tubulinnya
digunakan untuk membangun mikrotubulus di mana saja di dalam sel. Molekul tubulin selama
ini hanya dijumpai di sel-sel eukariota, terutama di otak vertebrata. Jika mikrotubul dianalisis
kandungan kimianya, maka ditemukan kandungan kesemuanya protein yang satu α-tubulin dan
yang lain β-tubulin. Kedua protein tersebut diperkirakan berat molekulnya kira-kira 54.000
dalton yang mempunyai hubungan dengan struktur dan urutan asam amino yang kiranya berasal
dari leluhur protein pada awal periode evolusi. Penambahan untuk tubulin yang mana tercatat 80-
95% dari kandungan protein di mikrotubul ialah MAPs (Microtubule-associated proteins) yang
juga hadir di organel dan sekarang ini sedang diteliti secara intensive.
Pembentukan mikrotubulus
Dalam banyak sel, mikrotubulus tumbuh dari sentrosom, suatu daerah yang terletak dekat
nukleus. Mikrotubulus memanjang dengan menambah molekul tubulin di ujung-ujungnya.
Tubulin dapat berpolimerisasi membentuk mikrotubulus. Percobaan polimerisasi dapat dibuat
dengan campuran tubulin, larutan penyangga, dan GTP pada suhu 37 °C. Dalam tahapannya,
jumlah polimer mikrotubulus mengikuti kurva sigmoid. Pada fase lag, tiap molekul tubulin
berasosiasi untuk membentuk agregat yang agak stabil. Beberapa di antaranya berlanjut
membentuk mikrotubulus. Saat elongasi, tiap subunit berikatan dengan ujung ujung
mikrotubulus. Saat fase plato, (mirip fase log pada pembelahan sel), polimerisasi dan
depolimerisasi berlangsung secara seimbang karena jumlah tubulin bebas yang ada pas-pasan.
.
Dalam pembentukan mikrotubulus, sebelum molekul-molekul tubulin menjadi
mikrotubulus, telebih dahulu mereka menyusun diri membentuk protofilamen dengan
jalan subunit β-tubulin dari sebuah molekul tubulin berlekatan dengan subunit α dari
molekul tubulin yang lain yang berada di sampingnya. Sebuah mikrotubulus yang juga terdiri
dari 13 protofilamen ysng tersusun membentuk suatu lingkaran. Jika 3 buah protofilamen dari
sebuah mikrotubulus (mikrotubulus A), juga menjadi milik mikrotubulus lain (mikrotubulus B),
maka dua buah mikrotubulus tersebut di beri nama doublet. Mikrotubulus memiliki kutub positif,
yaitu kutup yang pertumbuhannya cepat, dan kutub negative yaitu kutub yang pertumbuhannya
lambat. Hal ini di sebabkan oleh susunan profilamen yang sejajar satu terhadap yang lain dan
sesuai dengan polaritas masing-masing.
Pengelompokan mikrotubulus
Terdapat dua kelompok mikrotubulus :
a) Mikrotubulus stabil yaitu mikrotubulus yang dapat diawetkan dengan larutan fisikatif
apapun, misalnya : OsO4, MnO4 atau aldehida dan suhu berapapun. Contoh
mikrotubulus stabil adalah pembentukan silia dan flagella.
b) Mikrotubulus labil yaitu, mikrotubulus yang dapat diawetkan hanya dengan larutan
fisikatif aldehida dan pada suhu sekitar 4o C. Contoh mikrotubulus labil adalah
mikrotubulus pembentuk gelendong pembelahan. Sifat kelabilan mikrotubulus ini
berguna untuk menerangkan arah pertumbuhannya. Mikrotubulus yang kedua ujungnya
terdapat bebas di dalam sitoplasma akan segera lenyap. Mikrotubulus ysng tumbuh
dengan ujung negatif melekat pada sentroma dapat dibuat stabil apabila ujung positifnya
dilindungi sehingga menghalangi terjadinya depolimerisasi.
Mikrotubulus labil dijumpai di dalam sitoplasma, oleh karena itu disebut pula
mikrotubulus sitoplasmik. Mereka seringkali tersusun secara sejajar terhadap satu sama lain,
seperti yang terdapat dalam aksoplasma sel saraf. Namun, dapat pula terlihat terpancar dari satu
pusat ke dekat inti seperti yang terlihat pada sel yang sedang membelah. Mikrotubulus
sitoplasmik dapat memberikan polaritas kepada sel dan membantu mengatur bentuk sel, gerakan
sel dan menentukan bidang pembelahan sel.
Mikrotubulus sitoplasmik, di dalam sel pada stadium interfase dari sel yang dibiakkan
dapat ditunjukkan dengan teknik immunofluoresen. Mikrotubulus terlihat paling banyak disekitar
inti. Dari daerah ini terpancar dalam bentuk anyaman benang-benang halus kearah perifer sel.
Asal mikrotubulus dapat diketahui dengan tepat dengan jalan mendepolimerisasi dan
membiarkannya tmbuh kembali. Mikrotubulus yang timbul kmbali semula akan terlihat seperti
bintik kecil yang berbentuk bintang, oleh karena itu disebut aster terletak di dekat inti. Pancaran
benang-benang halus itu memanjang ke arah tepi sel. Sampai penyebaran awal terbentuk
kembali. Daerah tempat timbulnya aster disebut MTOC (microtubule organizing center). Dengan
menggunakan perunut, dapat diketahui bahwa kutub negative mikrotubulus berada di daerah
MTOC sedangkan kutub positifnya menjauhi MTOC.
Kegiatan dan fungsi mikrotubulus
Mikrotubulus merupakan serabut penyusun sitoskeleton terbesar.
Mikrotubulus menjalankan beberapa fungsi, terutama sebagai sarana transport material
di dalam sel serta sebagai struktur sporting bagi fungsi-fungsi organel lainnya. Beberapa
fungsi lain dari mikrotubulus yaitu:
• Mempertahankan bentuk sel (“balok” penahan-tekanan),
• Motilitas sel (seperti pada silia atau flagella),
• Pergerakan kromosom dalam pembelahan sel, serta pergerakan organel.
Kegiatan dan fungsi mikrotubula sebagian besar berdasarkan kelabilannya. Salah satu contoh
yang mencolok adalah terbentuknya gelondong mitosis, yang terbentuk setelah mikrotubula
sitoplasma terurai setelah mitosis. Mikrotubula ini umumnya sangat labil, cepat terakit dan cepat
pula terurai. Hal inilah yang menyebabkan sangat pekanya gelondong mitosis terhadap pengaruh
obat-obatan seperti “colcisine”. Obat ini dapat menghentikan mitosis untuk beberapa menit.
Senyawa-senyawa yang memiliki kemampuan menghambat mitosis disebut dengan antimitosis.
Zat amitosis dapat mencegah sel membelah, sehingga dapat untuk menghambat sel kanker
Perhatikan Gambar
Mikrofilamen seperti mikrotubulus, tetapi lebih lembut. Terbentuk dari komponen utamanya
yaitu protein aktin dan miosin (seperti pada otot). Mikrofilamen berperan dalam pergerakan sel
k. dan peroksisom (Badan Mikro). Organel ini senantiasa berasosiasi dengan organel lain, dan
banyak mengandung enzim oksidase dan katalase (banyak disimpan dalam sel-sel hati).
3. FILAMEN INTERMEDIET
Filamen antara disebut juga dengan serabut antara atau filamen intermediet. Diameter
serabut antara lebih besar dibandingkan diameter mikrofi lamen. Namun, bila
dibandingkan dengan diameter mikrotubulus, serabut antara memiliki diameter yang lebih kecil,
yakni 8-10 nm. Sebagian besar bahan penyusun filamen antara dalam sel adalah fimentin.
Berbeda dengan lainnya, filamen antara pada sel kulit bernama protein keratin. Fungsi filamen
antara misalnya sebagai penguat bentuk kerangka sel saat beraktivitas dan pemerkokoh posisi
organel dalam sel.
Silia adalah benang tipis setebal 0,25 µm dengan bundel mikrotubulus di bagian intinya.
Dinding dari silia terdiri dari 9 dublet mokrotubula. Dublet-dublet tersebut tersusun
melingkar dan radier terhadap dua buah singlet mikrotubula. Silia dapat ditemukan pada
beberapa hewan avertebrata misalnya pada Dugesia. Permukaan tubuh bagian ventral Dugesia
memiliki silia yang berfungsi untuk pergerakan. Secara garis besar mekanisme gerakan silia ada
dua yang perlu diketahui yaitu : sembulan tubulus ganda dan dua tubulus tunggal. Satu sama lain
saling dihubungkan oleh kompleks protein yang menggandakan ikatan silang.
Silia berfungsi sebagai alat gerak, pengambil makanan, maupun sebagai penerima
rangsang. Silia ada yang tumbuh merata pada seluruh permukaan tubuh, tetapi ada pula
yang hanya tumbuh pada bagian tertentu dari tubuh organisme tersebut.
Paramecium merupakan salah satu protista mirip hewan, yang bergerak dengan
menggetarkan silianya, yang bergerak melayang-melayang didalam air. Cara menangkap
makanannya adalah dengan cara menggetarkan rambut (silianya).
Ukuran panjang flagela biasanya 15 sampai 25 µm tetapi dapat juga mencapai 70 µm,
dengan diameter 10 sampai 20 nµ. Karena diameternya dibawah batas daya pisah mikroskop
cahaya, maka untuk dapat melihat flagela harus dengan pewarnaan khusus. Sebuah flagela
tunggal dapat mendorong sel dengan gerakan seperti cambuk.
Berdasarkan jumlah dan lokasi pelekatan, tipe flagela pada sel bakteri menampakkan bentuk
yang khas. Fungsi utama flagela pada bakteri adalah sebagai alat untuk pergerakan.
Flagela bukan merupakan alat untuk pertahanan hidup.
1. Flagela
1) Jumlah 1-2
2) Terdapat pada ujung sel
3) Panjang
4) Menunjukkan pergerakan
5) Tersebar pada Protozoa (kelas Flagelata), sel Koanosit Spons, Spermatozoa pada
Metazoa & tanaman (algae) dan sel kelamin.
2. Silia
1) Jumlah 3000-14000 atau >>>
2) Terdapat pada seluruh permukaan Sel
3) Lebih pendek dari flagela
4) Bergerak dalam suatu ritme yang terkoordinasi
5) Bergerak/bergetar
6) Pada Protozoa (Ciliata), Epitel yang bersilia pada Metazoa, pada larva
Platyhelmintes, Echinodermata, Molusca dan Annelida.
Silia biasanya terdapat dalam jumlah banyak pada permukaan sel, sedangkan flagela
hanya satu atau beberapa sel saja. Silia bergerak maju mundur, dengan kibasan yang
saling bergantian, sementara flagela geraknya berombak-ombak yang mirip dengan ular
yang menggerakkan sel dalam arah yang sama.
Silia dan flagela memiliki struktur dasar yang sama. Mereka melekat pada struktur yang
dikenal sebagai badan basal, yang pada gilirannya berlabuh kesisi sitoplasma dari
membran plasma.
D.CELL JUNCTION
Cell junction adalah sambungan antar sel yang bersebelahan.
3 tipe cell junction yaitu :
• Desmosom menghubungkan sel-sel yang seringkali mengalami peregangan
yang
cukup besar
.
• Tight junction Tight junction (sambungan ketat) terutama didapatkan antar
sel epitel, membatasi lewatnya molekul melalui ruang ekstraselular antar sel.