Anda di halaman 1dari 5

BAKTERI

Klasifikasi Berdasarkan Bentuk

Jika dilihat dari bentuknya, bakteri dibagi menjadi bakteri coccus, bacilli, dan spiral.

Coccus memiliki bentuk bulat atau bujur telur. Jenis yang satu ini bisa hidup sendiri, tapi bisa juga hidup
dalam formasi dengan bakteri sejenis lainnya. Dua coccus yang bergabung disebut diplococci, sementara
empat coccus yang membentuk kotak disebut tetrad. Susunan yang umum didapatkan dari jenis ini
adalah rantai bakteri yang disebut streptococci.

Klasifikasi Berdasarkan Pewarnaan Gram

Ilmuwan asal Denmark Hans Christian Gram menemukan metode untuk mengklasifikasikan bakteri
berdasarkan struktur pada dinding selnya. Ia membagi berdasarkan pemberian zat kimia pewarnaan dan
mengelompokkannya menjadi dua jenis, yaitu Gram positif dan Gram negatif.

Gram positif mampu mempertahankan pewarna kristal violet yang diujikan. Artinya, jenis ini memiliki
lapisan peptidoglikan yang tebal atau berganda. Kebanyakan bakteri jenis ini memunyai asam teitoik,
tidak punya ruang periplasmik, dan tidak punya membran luar. Jenis ini juga rentan terhadap
kekeringan, tapi tidak terlalu resisten terhadap antibiotik. Dinding selnya hanya terdiri dari satu lapisan
dan kandungan di dinding selnya rendah.

Sementara itu, Gram negatif tidak mempertahankan warna violet dan berwarna lebih merah atau merah
muda. Jenis ini lebih tahan terhadap antibodi karena memiliki dinding sel yang sulit ditembus.
Peptidoglikan pada bakteri Gram negatif cenderung tipis dan tidak memiliki asam teitoik, ruang
periplasmik, dan memiliki membran luar.

Klasifikasi Berdasarkan Suhu

Jika dibagi berdasarkan kemampuan adaptasinya terhadap suhu, bakteri ada tiga jenis, yaitu
thermophile, mesophile, dan psychrophile.

Thermophile mampu bertahan di lingkungan bersuhu tinggi, yaitu 41-122 derajat celsius. Jenis ini
biasanya ditemukan di wilayah hangat di Bumi, seperti mata air panas, lautan dalam hidrotermal, dan
kompos.

Sementara itu, mesophile adalah jenis yang pertumbuhan optimalnya berada di suhu sedang, yaitu 20-
45 derajat celsius. Biasanya, jenis ini terdapat pada keju dan yogurt. Sebagian besar patogen yang
menyerang manusia juga termasuk pada mesophile.
Terakhir, psychrophile adalah kelompok bakteri yang dapat tumbuh dan bereproduksi di suhu dingin,
dari 20-10 derajat celsius. Ciri-cirinya adalah membran sel lipid yang secara kimia tahan terhadap suhu
dingin dan sering membuat protein antibeku untuk menjaga cairan internal dan DNA mereka.

Klasifikasi Berdasarkan Kebutuhan Oksigen

Berdasarkan kebutuhannya akan oksigen, bakteri dibagi menjadi aerobik, anaerobik, anaerobik
fakultatif, dan micro-aerophilic.

Aerobik adalah bakteri yang memerlukan oksigen untuk proses metabolisme dan respirasi seluler. Jenis
ini menggunakan oksigen untuk melakukan metabolisme senyawa seperti karbohidrat dan lemak untuk
menghasilkan energi. Jenis ini juga dapat menghasilkan lebih banyak energi ATP daripada respirasi
anaerobik atau fermentasi, tapi ia rawan terkena stres oksidatif.

Jenis selanjutnya adalah anaerobik. Anaerobik dibagi menjadi tiga, yaitu anaerobik obligat, anaerobik
aerotoleran, dan anaerobik fakultatif.

Anaerobik obligat adalah jenis yang tidak membutuhkan oksigen untuk pertumbuhannya. Malah, jenis
ini bisa mati jika terkena oksigen, walaupun dengan kadar yang berbeda-beda.

Sementara itu, anaerobik aerotoleran adalah jenis yang tidak membutuhkan oksigen, tapi mampu
melindungi diri sendiri dari oksigen. Bakteri jenis ini menggunakan respirasi anaerob dan fermentasi
untuk memproduksi energi ATP. Ia juga memiliki enzim superoxide dismutase dan peroksidase, tapi
tidak punya enzim katalase.

Di lain sisi, anaerobik fakultatif membuat energi ATP dengan respirasi aerobik jika terdapat oksigen di
lingkungannya, tapi bisa berganti menjadi respirasi anaerobik atau fermentasi jika tidak ada oksigen.

Terakhir, micro-aerophilic adalah jenis yang membutuhkan oksigen untuk bertahan hidup, tapi hanya
dalam konsentrasi rendah. Bakteri jenis ini memerlukan oksigen karena tidak mampu melakukan
fermentasi ataupun respirasi anaerobik. Tapi, jenis ini akan teracuni jika terpapar konsentrasi oksigen
yang tinggi.
ARCHAEBACTERIA

Klasifikasi Archaea

Klasifikasi Arkea atau Prokariota secara umum masih menjadi perdebatan. Sistem klasifikasi saat ini
bertujuan untuk mengatur Archaebacteria menjadi kelompok-kelompok yang memiliki fitur struktural
dan leluhur yang sama. Sistem ini sangat bergantung pada urutan rRNA (filogenetik molekuler). Dua
filum yang sudah banyak dikenal adalah Euryarchaeota dan Crenarchaeota. Mempelajari klasifikasi
dengan filogenetik molekuler ini mungkin terlalu rumit dan kurang intuitif untuk pemula, sehingga ada
baiknya kita mencoba menggolongkan Arkea berdasarkan fisiologisnya. Kelompok Arkea yang hidup di
lingkungan ekstrem disebut dengan Arkea ekstremofil, terdapat empat kelompok utama Arkea
ekstremofil ini, yaitu halofil, termofil, alkalifil, dan asidofil. Keempat ini tidak saling menggugurkan
(mutually exclusive) karena bisa saja satu organisme memiliki “kemampuan” yang berbeda.

1. Halofil (Halophiles)
Organisme halofil adalah kelompok organisme yang hidup dan berkembang pada lingkungan dengan
kadar garam tinggi. kelas Halobacteria termasuk dalam filum Euryarchaeota, yang ditemukan pada air
jenuh atau mendekati jenuh dengan garam. Agar tidak rancu dengan Bakteri, Halobacteria ini disebut
juga dengan Haloarchaea. Tingkat kepadatan tinggi Haloarchaea di air sering menyebabkan air berwarna
merah mudah atau merah, karena selnya mengandung pigmen bacteriorhodopsin yang digunakan
untuk menyerap cahaya. [3]

Halofil di tambak garam | Photo by Grombo is licensed under CC-BY-SA-3.0

2. Termofil (Thermophiles)
Organisme termofil adalah organisme yang hidup dan berkembang pada suhu yang relatif tinggi, antara
41°C dan 122°C. Termofil ditemukan di berbagai wilayah geotermal, seperti sumber air panas pada
Taman Nasional Yellowstone dan lubang geotermal laut dalam. [4] Lebih jauh lagi hipertermofil adalah
organisme yang dapat hidup dan berkembang pada lingkungan yang sangat panas, di atas 60°C.
Hipertermofil adalah bagian dari termofil yang juga selain dapat bertahan pada suhu sangat panas tetapi
juga bisa bertahan dengan lingkungan ekstrim lain, seperti tingkat keasaman dan tingkat radiasi yang
tinggi. [5] Arkea termofil dan hipertermofil, khususnya kelas Thermoprotei, filum Crenarchaeota,
diketahui menempati lingkungan sumber air panas, lubang laut, dan geyser yang diketahui tidak dapat
dihuni bentuk kehidupan yang lain. [

3. Alkalifil (Alkaliphiles)
Organisme alkalifil adalah organisme yang mampu bertahan hidup pada lingkungan basa (pH sekitar 8,5-
11), tumbuh optimal pada pH 10. Organisme ini kemudian dapat dikategorikan lebih lanjut
sebagai alkalifil obligat (yang membutuhkan pH tinggi untuk bertahan hidup), alkalifil fakultatif (dapat
bertahan pada pH tinggi, tetapi juga dapat tumbuh pada kondisi normal), dan haloalkalifil (yang juga
membutuhkan kadar garam tinggi untuk bertahan hidup). [7] Genus Natronomonas yang merupakan
kelas Halobacteria, filum Euryarchaeota, adalah salah satu contoh organisme haloalkalifil yang tidak
hanya membutuhkan konsentrasi NaCl yang tinggi, tetapi juga pH tinggi, dan konsentrasi Mg 2+ yang
rendah untuk tumbuh.
4. Asidofil (Acidophiles)
Organisme asidofil adalah organisme yang hidup dan berkembang pada kondisi dengan tingkat
keasaman tinggi (biasanya pada pH 2,0 atau dibawahnya). Genus Picrophilus yang merupakan kelas
Thermoplasmata, filum Euryarchaeota, diketahui sebagai organisme yang paling asidofil, yang dapat
tumbuh pada pH -0,06. [8] Kombinasi antara termofil dan asidofil (termoasidofil) merupakan organisme
yang selain dapat bertahan pada suhu tinggi, juga dapat bertahan pada tingkat keasaman tinggi. Ordo
Sulfolobales misalnya, yang merupakan kelas Thermoprotei, filum Crenarchaeota, merupakan organisme
yang dapat hidup pada pH 2-3 dan suhu 75°C-80°C. [

Jenis-Jenis Eubacteria (Bakteri)

Eubacteria memiliki beragam jenis yang dikelompokkan dalam karekteristik dinding sel, berdasarkan
jumlah letak dan flagela, berdasarkan cara hidup antara lain sebagai berikut..

1.

Jenis-Jenis Eubacteria (Bakteri) Berdasarkan Karakteristik Dinding Sel


• Bakteri Gram Negatif
• Bakteri Gram Positif
• Bakteri Tidak Berdinding Sel

2.

Jenis-Jenis Eubacteria (Bakteri) Berdasarkan Jumlah dan Letak Flagela


• Bakteri monotrik
• Bakteri amfitrik
• Bakteri lofotrik
• Bakteri peritrik

3.

Jenis-Jenis Eubacteria (Bakteri) Berdasarkan Cara Hidup


• Bakteri heterotrof
• Bakteri Autotorf

Ciri-Ciri Eubacteria (Bakteri) 


Kelompok kedua prokariota ialah nama yang lebih akrab bagi anda, kerajaan Eubacteria ialah bakteri
yang sejati. Mereka memiliki peran yang tak terhitung jumlahnya, termasuk dekomposisi dan daur ulang
nutrisi, pencernaan dan penyakit. Ciri-ciri umum eubacteria ialah sebagai berikut:

 Umumnya tidak berklorofil

 Bentuk yang bervariasi

 Tidak memiliki membran inti atau prokariotik

 Berukuran antara 1 s/d 5 mikron

 Hidupnya secara parasit atau bebas (kosmolipit) / patogen

 Bersifat uniseluler (bersel satu)

 Eubacteria ialah organisme uniseluler prokariotik.

 Eubacteria dinding sel yang tersusun atas peptidoglikan (gula dan protein).

 Ukuran tubuh Eubacteria sekitar 1-5 mikron.

 Eubacteria berkembang biak dengan cara membelah diri, konjugasi, transformasi dan transduksi
(pemindahan sebagian materi genetik melalui perantara virus).

 Eubacteria dapat mensekresikan lendir ke permukaan dinding sel membentuk kapsul.

 Ada Eubacteria yang memiliki flagel dan ada juga Eubacteria yang tidak memiliki flagel.

 Eubacteria hidup kosmopolitan artinya dapat hidup di segala tempat, misalnya di darat, udara,
air, bahkan tubuh manusia.

 Apabila berada di lingkungan yang kurang menguntungkan Eubacteria akan membentuk


endospora.

Anda mungkin juga menyukai