Anda di halaman 1dari 35

GO-TOUR: UPAYA MENINGKATKAN TARAF HIDUP MASYARAKAT

SULAWESI SELATAN MELALUI PENGEMBANGAN


WISATA ALAM DAN BUDAYA GUNA
MEWUJUDKAN SDGS 2030

BIDANG
PARIWISATA

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Proses Diklat Ilmiah XIV
Lembaga Kreativitas Ilmiah Mahasiswa Penelitian dan Penalaran
Universitas Muhammadiyah Makassar

Disusun oleh:
M. Anas 105611121619 2019
Ulfiah Syukri 105641100719 2019
Miftakhurahmi 105611123418 2018
Sri Nengsi Eka 105731111418 2018
Fitriani 105401131818 2018

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR


MAKASSAR
2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat ilahi Robbul
Izzati, yang berkat rahmat dan karunia-nya peneliti dapat menyelesaikan
karya tulis ilmiah ini dengan judul “Go-Tour: Upaya Meningkatkan Taraf
Hidup Masyarakat Sulawesi Selatan melalui Pengembangan Daya Tarik
Wisata Alam dan Budaya Guna Mewujudkan Sustainble Development Goals
2030”.
Sholawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta
kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat
nanti. Adapun penulis menyadari kelemahan serta keterbatasan yang ada sehingga
dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini memperoleh bantuan dari berbagai
pihak, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ungkapan terimakasih dan
penghargaan yang istimewah kepada Kakanda Tutor, Kakanda Pembimbing
Kakanda Pengurus, Kakanda Panitia, serta teman-teman yang telah memberikan
curahan kasih, perhatian, motivasi, kepercayaan, dan doa-doa yang tak
henti- hentinya demi menggapai Ridho-Nya Allah SWT.
Berbagai upaya peneliti lakukan demi rampungnya dan terselesaikannya
penelitian ini. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis
mengharapkan adanya saran dan kritikan yang sifatnya membangun dan
terciptanya kesempurnaan penelitian ini.
Billahi Fisabililhaq Fastabiqul Khaerat
Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Makassar, 17 Maret 2020

Peneliti
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ ii

KATA PENGANTAR.................................................................................... i
i
DAFTAR ISI...................................................................................................
i
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... v
ABSTRAK ...................................................................................................... v
i
BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 3
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA..................................................................... 5
A. Go-Tour................................................................................................ 5
B. Taraf Hidup Masyarakat ...................................................................... 6
C. Wisata Alam dan Budaya..................................................................... 7
D. Sustainable Development Goals 2030 ................................................. 9
BAB 3 METODE PENELITIAN.................................................................. 1
1
A. Jenis Penelitian..................................................................................... 1
1
B. Objek Penelitian ................................................................................... 1
1
C. Data dan Sumber Data ......................................................................... 1
1
D. Teknik Pengumpulan Data................................................................... 1
1
E. Teknik Analisis Data............................................................................ 1
2
BAB 4 PEMBAHASAN ................................................................................. 1
3
A. Konsep Aplikasi Go-Tour .................................................................... 1
3
B. Manfaat Aplikasi Go-Tour................................................................... 2
0
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 2
2
A. Kesimpulan .......................................................................................... 2
2
B. Saran .................................................................................................... 2
2
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
iv
DAFTAR GAMBAR

ha
l.
Gambar 4.1 Tampilan Menu Awal
................................................................. 1
Gambar 4.2 Tampilan Menu Login 1
................................................................ 5
Gambar 4.3 Tampilan Daftar 1
Akun................................................................ 5
Gambar 4.4 Tampilan Pengaturan Bahasa dan Menu 1
Open........................... 6
Gambar 4.5 Tampilan Menu 10 Daerah Wisata 1
............................................. 6
Gambar 4.6 Menu Pilihan Wisata Alam dan 1
Budaya..................................... 7
Gambar 4.7 Tampilan Objek Wisata 1
.............................................................. 7
Gambar 4.8 Menu Pilihan 1
Fitur...................................................................... 8
Gambar 4.9 Menu Informasi 1
.......................................................................... 8

v
ABSTRAK

M. Anas, dkk. 2019. Go-Tour: Upaya Meningkatkan Taraf Hidup


Masyarakat Sulawesi Selatan melalui Pengembangan Daya Tarik Wisata
Alam dan Budaya Guna Mewujudkan Sustainable Development Goals 2030.
Lembaga Kreativitas Ilmiah Mahasiswa Penelitian dan Penalaran (LKIM-
PENA) Universitas Muhammadiyah Makassar.

Pariwisata di Sulawesi Selatan memiliki potensi yang sangat besar akan tetapi
saat ini kurang dilirik oleh wisatawan lokal maupun mancanegara yang
mengakibatkan kurangnya pendapatan masyarakat yang seharusnya dapat
menjadi peluang untuk memperoleh keuntungan dengan mengembangkan potensi
dan daya tarik wisatawan. Sehingga secara langsung akan berdampak pada
peningkatan taraf hidup khususnya masyarakat Sulawesi Selatan. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana konsep upaya menigkatkan
taraf hidup masyarakat sulawesi selatan melalui daya tarik wisata alam dan
budaya guna mewujudkan Sustainable Develpment Goals 2030 dan untuk
mengetahui bagaimana cara Go- Tour dalam meningkatkan taraf hidup
masyarakat Sulawesi Selatan. Standar hidup (living strandard) pada prinsipnya
adalah kemampuan ekonomi untuk menghasilkan barang dan jasa yang
digunakan konsumen untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan mereka (Agnes,
2017). Metode yang digunakan yaitu library research menggunakan pendekatan
deskriptif kualitatif. Go-Tour adalah aplikasi kepariwisataan yang berfokus pada
10 tempat daerah objek wisata alam dan wisata budaya yang ada di Sulawesi
Selatan untuk mempermudah para wisatawan dalam mendapatkan akses
informasi dan lokasi wisata yang akan di kunjungi. Go-Tour sangat bermanfaat
bagi wisatawan karena dapat mengetahui wisata alam dan wisata budaya yang
terdapat di beberapa daerah yang ada di Sulawesi Selatan. Konsep aplikasi Go-
Tour dalam upaya meningkatkan taraf hidup masyarakat Sulawesi Selatan
melalui pengembangan wisata alam dan wisata budaya guna mewujudkan
SDGs 2030 adalah sebuah aplikasi yang didesain dengan berbagai fitur yang
telah tersedia dalam aplikasi. Taraf hidup masyarakat diukur melalui standar
pendapatan dan kualitas hidup. Sektor kepariwisataan adalah salah satu bidang
yang memberikan peluang dalam mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

Kata Kunci: Go-Tour, Taraf Hidup Masyarakat, Wisata Alam dan


Budaya, SDGS2030

vi
1
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Wilayah Indonesia yang dilewati garis khatulistiwa menjadikan
Indonesia memiliki beranekaragam flora dan fauna yang mempesona para
wisatawan untuk berkunjung ke Indonesia. Keadaan geografis Indonesia yang
berupa hutan hujan tropis, gunung, pantai, dan juga lautan serta
keanekaragaman budaya merupakan modal besar yang sangat potensial untuk
dijadikan daerah tujuan wisata yang terkenal di dunia. Keindahan alam dan
keanekaragaman budaya, menjadikan negara Indonesia sebagai negara yang
terkenal akan objek wisata, baik itu objek wisata alam maupun objek wisata
budaya (Bahiyah, 2018).
Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah yang dapat
dilihat dari objek wisata alam maupun objek wisata budaya-Nya yang apabila
dikelolah dengan baik dapat memberikan keuntungan yang besar bagi
masyarakat untuk meningkatkan taraf hidup-Nya. Sehingga, objek wisata alam
maupun objek wisata budaya harus ditingkatkan dan diperkenalkan sehingga
dapat menjadi objek wisata yang terkenal.
Pariwisata adalah perjalanan atau kegiatan yang dilakukan oleh
seseorang dalam jangka waktu tertentu dari sebuah tempat ke tempat lain
untuk rekreasi atau bersenang serta memperoleh kenikmatan saat berwisata.
Salah satu provinsi yang ada di Indonesia yaitu Sulawesi Selatan memiliki
daya tarik wisata yang cukup unik seperti gunung, pantai, hutan yang
dapat dijadikan objek wisata rekreasi bersama keluarga.
Walaupun Sulawesi Selatan menyimpan potensi yang sangat besar
dalam bidang pariwisata tetapi kurang dilirik oleh wisatawan lokal maupun
mancanegara. Hal ini mengakibatkan kurang-Nya pendapatan masyarakat
yang seharus-Nya dapat menjadi peluang untuk memperoleh keuntungan
dengan mengembangkan potensi dan daya tarik wisatawan. Sehingga secara
langsung akan berdampak pada peningkatan taraf hidup khususnya masyarakat
Sulawesi Selatan.
2

Menurut data Badan Pusat Statistik pada tahun 2017, luas daratan
Indonesia ialah 1.913.578,68 km2 memiliki kebudayaan dan kesenian
masyarakatnya, dan keindahan alam-Nya sehingga menjadi daya tarik
tersendiri. Kondisi tersebut mengakibatkan potensi pariwisata yang
dimiliki oleh Indonesia dapat menjadi salah satu kekuatan yang
diperhitungkan (Bahiyah, 2018).
Berkembang-Nya pariwisata di suatu daerah akan
mendatangkan banyak manfaat bagi masyarakat, yakni secara ekonomis, sosial
dan budaya. Namun, jika pengembangannya tidak meyulitkan atau bahkan
merugikan masyarakat. Data BPS menunjukkkan bahwa lebih dari 80%
Produk Domestik Bruto (BPD) Indonesia di dominasi oleh provinsi-provinsi di
Kawasan Barat Indonesia, sedangkan sisanya terdistribusi di seluruh provinsi
pada Kawasan Timur Indonesia (Iskandar, 2018). Hal ini didukung oleh
fenomena pertumbuhan inklusi (ketercakupan) dalam menurunkan
kemiskinan, menurunkan ketimpangan, dan meningkatkan penyerapan tenaga
kerja lebih banyak di Kawasan Barat Indonesia.
Sustanaible Development Goals 2030 atau biasa disebut dengan SDGs
merupakan agenda yang disepakati pada Sidang Umum Perserikatan Bangsa-
bangsa (PBB) ke 70 pada bulan September 2015 di New York, Amerika
Serikat. Kesepakatan tersebut menjadi titik sejarah baru dalam pembangunan
global. Sebanyak 193 kepala negara dan pemerintahan dunia hadir untuk
menyepakati agenda pembangunan universal baru yang tertuang dalam
dokumen berjudul Transforming Our World: the 2030 Agenda for Sustainable
Development berisi 17 Tujuan dan 169 Sasaran yang berlaku mulai tahun 2016
hingga tahun 2030. Dokumen ini dikenal dengan istilah Sustainable
Development Goals atau SDGs (Astuti, 2020).
SDGs disepakati dengan harapan dapat mengakomodasi masalah-
masalah pembangunan secara lebih komprehensif (secara luas dan lengkap),
baik secara kualitatif, maupun kuantitatif menargetkan penyelesaian tuntas
terhadap setiap tujuan dan sasarannya. Pada tujuan ke 10 yang dimana
ketimpangan adalah salah satu tantangan terbesar dalam mewujudkan
hak asasi manusia. Dampak ketimpangan sangat fatal, karena ia
menciptakan
kemiskinan, marginalisasi, yang pada akhirnya akan memicu konflik. Laporan
Ilmu Pengetahuan Sosial Dunia (World Social Science Report) yang disusun
oleh UNESCO yang berjudul Menantang Ketimpangan (Challenging
Inequalities) mengidentifikasi tujuh dimensi ketimpangan, yaitu ketimpangan
ekonomi, ketimpangan sosial, ketimpangan budaya, ketimpangan politik,
ketimpangan lingkungan, ketimpangan spasial, dan ketimpangan pengetahuan
(Unesco, 2016).
Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah sistem yang dapat membantu
memperkenalkan pada wisatawan dalam mengambil keputusan untuk memilih
objek wisata yang paling efektif untuk dikunjungi dan tidak melek informasi
persoalan kepariwisataan. Media yang disajikan dalam bentuk sebuah aplikasi
yang dirancang sedemikian rupa sesuai kebutuhan masyarakat. Fitur dalam
aplikasi memberikan nuansa yang berbeda dengan penyajian 2 komponen
objek kepariwisataan yaitu alam dan budaya. Adanya suatu sistem
tersebut juga membantu wisatawan menentukan daerah tujuan wisata yang
ingin dikunjungi dan meningkatkan kebutuhan pembangunan berkelanjutan
seperti yang diharapkan.
Berdasarkan permasalahan diatas, maka peneliti berinisiatif membuat
sebuah aplikasi untuk memperkenalkan pariwisata yang ada di Sulawesi
Selatan mulai dari objek wisata alam dan budaya-Nya yang berjudul
“Go- Tour: Upaya Meningkatkan Taraf Hidup Masyarakat Sulawesi
Selatan melalui Daya Tarik Wisata Alam dan Budaya Guna
Mewujudkan SDGs
2030”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah yang
diangkat adalah.
1. Bagaimana konsep aplikasi Go-Tour dalam pengembangan wisata alam
dan budaya di Sulawesi Selatan?
2. Bagaimana cara aplikasi Go-Tour meningkatan taraf hidup
masyarakat
Sulawesi Selatan dalam pengembangan wisata dan budaya?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian
ini
adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana konsep aplikasi Go-Tour
dalam pengembangan wisata alam dan budaya di Sulawesi Selatan.
2. Untuk mengetahui cara Aplikasi Go-Tour dalam meningkatkan taraf
hidup masyarakat Sulawesi Selatan dalam pengembangan wisata alam dan
budaya.

D. Manfaat
Adapun manfaat dalam karya tulis ilmiah ini terbagi menjadi 2 yaitu.
1. Praktis, karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi peneliti dan
peneliti selanjutnya.
2. Teoretis
a. Peneliti
Menambah wawasan pengetahuan tentang masalah pariwisata dan
menjadi bahan masukan untuk mengatasi permasalahan di bidang
pariwisata.
b. Masyarakat
Memberikan wawasan dasar mengenai pariwisata dan mengarahkan
masyarakat dalam penggunaan aplikasi Go-Tour untuk hal yang positif.
c. Pemerintah
Memberikan solusi untuk membantu mengatasi masalah pariwisata
terkhusus di Sulawesi Selatan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Go-Tour
Kata Go-Tour diambil dari Bahasa inggris, yang terdiri dari dua kata
yaitu Go dan Tour.
1. Go yang berarti pergi. Pergi adalah sebuah tindakan yang dilakukan dengan
pergerakan, menyatakan suatu keadaan dimana seseorang berpindah
dari satu tempat ke tempat yang lainnya.
2. Tour yang berarti perjalanan. Perjalanan adalah suatu kegiatan bepergian
untuk meninggalkan tempat kediaman dengan maksud mengunjungi objek
wisata ataupun bukan objek wisata. Kegiatan bepergian yang dilakukan,
menempuh jarak perjalanan yang jauh dan ataupun tanpa menggunakan
angkutan yang dilakukan oleh perseorangan maupun kelompok.
Aplikasi Go-Tour dirancang sedemikian rupa untuk kebutuhan
masyarakat dalam sektor pariwisata. Aplikasi Go-Tour menawarkan fitur-fitur
kepada wisatawan sehingga dapat memilih dua objek wisata yang mereka
inginkan. Objek wisata yang terdapat didalam aplikasi ini yaitu wisata
alam dan budaya, yang dibagi ke dalam 10 daerah tempat wisata di
Sulawesi Selatan. Wisatawan mendapatkan banyak pilihan fitur yang dapat
memudahkan dalam memilih wisata yang sesuai dengan keinginan.
Contohnya, ketika wisatawan memilih objek wisata alam akan muncul
beberapa destinasi wisata alam.
Wisatawan mendapatkan informasi mengenai akomodasi travel
mencakup tempat penginapan, pemesanan tiket, transportasi, dan tempat
makan. Untuk lebih menarik perhatian pengunjung disajikan informasi
berbasis visual yang dapat dilihat dalam bentuk foto maupun animasi
bergerak/video. Selain itu, tak lupa hal yang paling penting yaitu
petunjuk wilayah dalam bentuk maps. Wisatawan dapat mengunjungi
tempat wisata tanpa perlu mencari dan bertanya lagi.
Desain aplikasi Go-Tour yang dirancang akan memberikan kesan yang
menarik bagi wisatawan karena desainnya yang sangat iconic. Menu
fitur disajikan dengan gambar ikon sehingga tidak terkesan
membosankan jika hanya dengan tulisan semata.
Aplikasi lain yang sebanding berjalan di sektor kepariwisataan adalah
Aplikasi Jakarta Tourism. Aplikasi ini merupakan aplikasi yang telah ada dan
dirancang sesuai kebutuhan kepariwisataan. Berbeda dengan aplikasi yang
dirancang peneliti yaitu menampilkan menu akses login dan informasi
mengenai destinasi wisata yang dituju. Aplikasi Jakarta Tourism
menambahkan fitur-fitur objek wisata seperti wisata alam, wisata air, wisata
religi dan masih banyak lainnya. Namun, isinya lebih monoton terhadap
tampilan koran dan informasi semata. Justru lebih terkesan membosankan
karena wisatawan hanya membaca. Bukan hanya itu, desain aplikasi-Nya
masih standar dan masih monoton terhadap tulisan. Membuat wisatawan dapat
berpikir dua kali sebelum mengunjungi tempat wisata tersebut (Natsir, 2019).
Aplikasi Go-Tour dibuat untuk memudahkan para wisatawan lokal
maupun wisatawan luar dalam melakukan perjalanan wisata yang ada di
Sulawesi Selatan. Aplikasi Go-Tour menawarkan 10 tempat objek wisata alam
dan budaya yang ada di Sulawesi Selatan dengan menu fitur yang menarik dan
tidak membosankan.

B. Taraf Hidup Masyarakat


Taraf hidup umumnya diukur melalui standar seperti pendapatan setiap
orang dan melalui tingkat kemiskinan. Selanjutnya dapat diukur pula oleh
ketersediaan dan kualitas, kesenjangan pertumbuhan pendapatan, dan taraf
hidup pendidikan juga digunakan. Standar hidup atau taraf hidup (living
strandard) pada prinsipnya adalah kemampuan ekonomi untuk menghasilkan
barang dan jasa yang digunakan konsumen untuk memenuhi keinginan dan
kebutuhan mereka (Agnes, 2017).
Taraf hidup merupakan standar pendapatan bagi setiap orang yang
dapat diukur melalui ketersediaan kualitas, kesenjangan pertumbuhan dan taraf
hidup pendidikan untuk memenuhi keinginan serta kebutuhan masyarakat.
Taraf hidup juga sebagai kemampuan untuk menghasilkan barang dan
jasa untuk meningkatkan ekonomi masyarakat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan taraf hidup yaitu.
1. Jumlah dan pemerataan pendapatan
Pendapatan berhubungan dengan lapangan kerja, kondisi usaha, dan
faktor ekonomi lainnya. Penyediaan lapangan kerja dilakukan oleh semua
pihak agar masyarakat memiliki pendapatan tetap untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya.
2. Pendidikan yang semakin mudah untuk dijangkau
Pendidikan yang mudah dan murah merupakan impian semua orang.
Dengan pendidikan yang tinggi itu, kualitas sumber daya manusia akan
semakin meningkat. Dengan demikian kesempatan untuk mendapatkan
pekerjan yang layak semakin terbuka.
3. Kualitas kesehatan yang semakin meningkat dan merata.
Kesehatan merupakan faktor untuk mendapatkan pendapatan dan
pendidikan. Karena itu, faktor kesehatan harus ditempatkan sebagai
hal yang utama dilakukan oleh pemerintah agar mampu mencapai taraf
kesejahteraan yang diinginkan oleh rakyatnya.
Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
peningkatan taraf hidup adalah cara-cara atau tujuan yang hendak dicapai
untuk meningkatkan dan memenuhi kebutuhan hidup.
Taraf hidup di ukur melalui standar pendapatan setiap orang melalui
tingkat kemiskinan yang pada prinsipnya menghasilkan barang dan
jasa yang digunakan konsumen untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan
mereka. Beberapa faktor yang mempengaruhi taraf hidup seperti jumlah dan
pemerataan pendapatan, pendidikan yang semakin mudah dijangkau, serta
kualitas kesehatan semakin meningkat.

C. Wisata Alam dan Budaya


Wisata alam merupakan suatu kegiatan perjalanan yang dilakukan
secara sukarela seerta bersifat sementara untuk menikmati keunikan dan
keindahan alam, di taman nasional, taman hutan raya dan taman wisata alam.
Sedangkan, pariwisata alam adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan
wisata alam, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata alam serta
usaha-usaha yang terkait bidang tersebut.
Wisata alam adalah bentuk kegiatan rekreasi yang memanfaatkan
potensi sumber daya alam, baik dalam keadaan alami maupun setelah di
budidayakan, sehingga wisatawan memperoleh kesegaran jasmani dan rohani,
mendapatkan pengetahuan dan pengalaman serta menumbuhkan rasa kecintaan
terhadap alam. Wisata alam digunakan sebagai penyeimbang hidup
setelah melakukan aktivitas yang sangat padat, sehingga dengan melakukan
kegiatan wisata alam tubuh dan pikiran menjadi segar kembali. Tempat-tempat
wisata alam yang ada di Sulawsi Selatan seperti, hutan mangrove tongke-
tongke, Celebes canyon, air terjun ladenring, danau tempe, pantai labombo, air
terjun salu maridi, paputo beach, pantai lowita, pantai tanjung bira, pantai
samalona.
Pariwisata budaya adalah komponen yang meresap pada suatu daerah,
kekayaan budaya suatu daerah dapat mempengaruhi pemasaran di bidang
pariwisata. Beberapa nilai budaya yang dapat menarik pengunjung di daerah
wisata yaitu festival-festival budaya, situ sejarah, atau acara yang memotivasi
wisatawan untuk berkunjung. Nilai budaya pada suatu daerah wisata juga
mempunyai ciri khas dari tempat wisata tersebut sehingga akan meningkatkan
nilai ikonik (identitas) dari dari daerah wisata tersebut (Utami, 2018).
Cakupan objek wisata budaya sangatlah luas, namun secara sederhana
dapat dikatakan bahwa situs wisata budaya terebut berasal dari apa yang
dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh manusia selaku pemilik budaya
sebagai identitas dari kebudayaan tertentu yang muncul dalam artefact,
ideafact, dan sosiofact (Prasodjo, 2017). Wisata budaya juga sangatlah
menarik bagi wisatawan luar, dan dapat menjadi potensi serta daya tarik
tersendiri apabila dapat dikemas dengan baik, sehingga pariwisata budaya di
Indonesia semakin tumbuh dengan pesatnya pada setiap daerah.
Wista alam merupakan kegiatan perjalan yang dilakukan
secara sukarela untuk menikmati keunikan dan keindahan alam, serta
mendapatkan pengetahuan dalam wisata alam. wisata budaya merupakan
kekayaan budaya di setiap daerah yang memiliki daya tarik tersendiri serta
dapat mempengaruhi pemasaran di bidang pariwisata.
D. Sustainable Development Goals 2030
Sidang umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 25
September
2015 di NewYork, Amerika Serikat, secara resmi telah menetapkan Agenda
Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals SDGs
sebagai kesepakatan pembangunan global. Sekurang-Nya 193 kepala negara
hadir mengesahkan Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030. SDGs berisi
17 tujuan dan salah satu tujuan SDGs adalah mengatur tata cara dan prosedur
masyarakat yang damai tanpa kekerasan, nondiskriminasi, partisipasi, tata
pemeintahan yang terbuka serta kerja sama kemitraan multi pihak
(Adhani,
2017).
Sustainable Development Goals (SDGs) adalah sebuah dokumen yang
akan menjadi acuan dalam kerangka pembangunan dan perundingan negara-
negara di dunia. Berbeda dengan MDGs yang lebih bersifat birokratis dan
teknoratis, penyusunan butir-butir SDGs lebih inklusif melibatkan banyak
pihak termasuk organisasi masyarakat sipil atau Civil Society Organization
(CSO) (Wahyuningsih, 2017). SDGs tidak hanya berlaku pada negara
berkembang, tetapi juga berlaku pada negara-negara maju pada akhir
tahun
2015.
SDGs membawa 5 prinsip-prinsip mendasar yang menyeimbangkan
dimensi ekonomi, sosia, dan lingkungan, yaitu 1) People (manusia), 2) Planet
(bumi), 3) Prosperity (kemakmuran), 4) Peace (perdamaian), dan 5)
Partnership (kerjasama). Kelima prinsip dasar ini dikenal dengan istilah 5
P dan menaungi 17 tujuan dan 169 sasaran yang tidak terpisahkan, saling
terhubung, dan terintegrasi satu sama lain guna mencapai kehidupan manusia
yang lebih baik ( Panuluh, 2016).
Adapun 17 tujuan SDGs yang dimaksud yaitu.
1. Tanpa kemiskinan
2. Tanpa kelaparan
3. Kehidupan sehat dan sejahtera
4. Pendidikan berkualitas
5. Kesetaraan Gender
6. Air bersih dan sanitasi layak
7. Energi bersih dan terjangkau
8. Pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi
9. Industri, inovasi, dan infrastruktur
10. Berkurangnya kesenjangan
11. Kota dan permukiman yang berkelanjutan
12. Konsumsi dan produksi yang bertanggungjawab
13. Penangan dan perubahan iklim
14. Ekosistem lautan
15. Ekosistem daratan
16. Perdamaian, keadilan dan kelembagaan yang tangguh
17. Kemitraan untuk mencapai tujuan
Kepala negara dan pemerintahan yang menyepakati SDGs telah
meneguhkan komitmen bersama untuk menghapuskan kemiskinan,
menghilangkan kelaparan, memperbaiki kualitas, kesehatan, meningkatkan
pendidikan, dan mengurangi ketimpangan. Agenda pembangunan ini juga
menjanjikan semangat bahwa tidak ada seorangpun yang akan ditinggalkan.
Dijelaskan bahwa setiap orang dari semua golongan akan ikut melaksanakan
dan merasakan manfaat SDGs, dengan memprioritaskan kelompok-kelompok
yang paling termarginalkan.
Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan sebuah agenda
yang telah ditetapkan oleh PBB untuk menjadi acuan dalam pembangunan
berkelanjutan. SDGs berisi 17 tujuan untuk mengatasi permasalahan
pembangunan. SDGs tidak hanya berlaku pada negara-negara
berkembang, tetapi juga berlaku pada negara-negara maju.
BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan penulis dalam penyusunan karya tulis
ini yaitu study kepustakaan (lybrary reseacrh) menggunakan pendekatan
deskriptif kualitatif dengan metode kualitatif. Dikatakan deskriptif kualitatif
karena dalam hal ini akan menggambarkan bagaimana upaya meningkatkan
taraf hidup masyarakat melalaui pengembangan daya tarik wisata alam dan
budaya di Sulawesi Selatan. Sedangkan, metode penelitian kualitatif adalah
metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan
untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah (Sugiyono, 2018).

B. Objek Penelitian
Objek penelitian yang menjadi sasaran dalam karya tulis ilmiah
ini yaitu objek wisata alam dan objek wisata budaya yang tersebar di beberapa
daerah di Sulawesi Selatan.

C. Data dan Sumber Data


1. Data
Data yang digunakan dalam penulisan karya tulis ini berasal dari
berbagai sumber seperti buku, jurnal, majalah, internet yang sesuai dengan
permasalahan yang dibahas.
2. Sumber Data
Sumber data yang digunakan diperoleh dari berbagai sumber yaitu,
buku cetak, skripsi, website resmi, jurnal, dan artikel yang sesuai dengan
permasalahan yang dibahas.

D. Teknik Pengumpulan Data


Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan
karya tulis ini yaitu sebagai berikut.
1. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan merupakan segala usaha yang dilakukan oleh
peneliti untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau
masalah yang akan atau sedang diteliti. Informasi itu dapat diperoleh dari
buku-buku ilmiah, jurnal, dan skripsi. (anonim, 2017)
2. Internet Searching
Internet Searching merupakan teknik pengumpulan data melalui
bantuan teknologi yang berupa alat atau mesin pencari berupa internet
dimana segala informasi dari berbagai era tersedia di dalamnya. Sehingga,
membantu menemukan suatu file atau data dengan kecepatan, kelengkapan,
dan ketersediaan data dari berbagai tahun telah tersedia.

E. Teknik Analisis Data


Menurut Miles dan Huberman dalam (Sugiyono, 2018) teknik
analisis data terbagai kedalam 3 bagian yaitu sebagai berikut:
1. Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang memerlukan
kecerdasan, keluasan, dan kedalaman wawasan yang tinggi.
2. Penyajian Data
Penyajian data merupakan bentuk uraian singkat dalam bentuk tabel,
grafik, phi card, pictogram, bagan, hubungan antara kategori flowchart dan
sejenisnya.
3. Penarikan Kesimpulan/Verifikasi
Verifikasi merupakan penarikan kesimpulan yang di kemukakan
masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti
yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.
14
BAB 4
PEMBAHASAN

A. Konsep Aplikasi Go-Tour


1. Selayang Pandang
Go-Tour merupakan singkatan yang diambil dari Bahasa Inggris,
Go yang berarti pergi dan Tour yang berarti perjalanan. Penggunaan kata
Go- Tour, Go terinspirasi dari konsep kepariwisataan yang dominan
melakukan perjalanan bergerak dilakukan seperti ‘pergi’. Sedangkan kata
Tour yang berarti perjalanan, karena dalam kepariwisataan sangat identik
dengan orang yang melakukan perjalanan, berkeliling ke tempat-tempat
tertentu. Go-Tour adalah bepergian untuk melakukan perjalanan
mengunjungi tempat yang diinginkan. Go-Tour adalah aplikasi
kepariwisataan yang berfokus pada objek wisata alam dan wisata budaya
yang ada di Sulawesi Selatan untuk mempermudah mendapatkan akses
informasi dan lokasi pada wisatawan lokal maupun luar.
Go-Tour dibuat untuk memudahkan para wisatawan dalam
melakukan perjalanan wisata yang dapat memberikan informasi akurat bagi
para pengunjung untuk mengetahui tentang pariwisata di provinsi Sulawesi
Selatan. Aplikasi Go-Tour yang dirancang penulis memberikan informasi
untuk aksebilitas penunjang kepariwisataan yang ada di Sulawesi Selatan.
Aplikasi ini berfokus pada objek wisata alam dan budaya mencakup 24
daerah yang ada di Sulawesi Selatan yaitu Sinjai, Barru, Bone, Wajo,
Palopo, Sidrap, Pare-Pare, Pinrang, Bulukumba dan Makassar, Bantaeng,
Enrekang, Gowa, Jeneponto, Selayar, Luwu, Luwu Timur, Luwu Utara,
Maros, Pangkajene, Soppeng, Takalar, Tanah toraja, Toraja Utara. Di setiap
daerah disajikan 11 tempat destinasi wisata alam dan budaya pilihan yang
akan sangat menarik perhatian pengunjung.
Melalui aplikasi Go-Tour ini wisatawan dapat terdorong untuk
memulai suatu perjalanan wisata ke Sulawesi Selatan karena dalam
aplikasi ini menyediakan beberapa fitur yang sangat memanjakan pariwisata
seperti akomodasi transportasi, tempat makan, penginapan dan petunjuk
perjalanan dalam bentuk maps. Sebelum wisatawan akan berkunjung,
mereka dapat memilih destinasi wisata yang tepat melalui aplikasi ini.
Disamping itu, fitur visual bergerak dalam bentuk video akan membuat
wisatawan tidak akan bosan, karena memungkinkan, jika wisatawan
akan bosan hanya dengan tulisan semata yang begitu panjang. Selain itu,
14
salah satu kelebihan dari aplikasi ini yaitu desain aplikasinya yang
dirancang sedemikian menarik dan lebih aksebilitas.
2. Skema Kerja Go-Tour
Adapun skema kerja atau tampilan pada aplikasi Go-Tour adalah
sebagai berikut:
a. Tampilan Logo Go-Tour
Logo Go-Tour terdiri dari 3 elemen penting. Pertama, tulisan Go-
Tour sebagai nama aplikasi yang dirancang. Kedua, ditengah ada gambar
orang menandakan gerakan atau bepergian dengan modelnya seperti
berlari. Terakhir, diberikan background gambar bumi, ada laut, gunung,
dan bangunan menandakan konsep besar penulis yang meliputi wisata
alam dan budaya.

Gambar 4.1 Tampilan Menu Awal


Sumber: Peneliti
b. Tampilan Menu Login
Ketika membuka aplikasi akan muncul tampilan pertama yaitu
menu Login. Penulis memberikan kesan yang menarik dan berbeda
dengan aplikasi pariwisata yang lain. Menu untuk Login digunakan
untuk membatasi hak akses bagi user untuk melihat dan berinteraksi
dengan data.
15

Gambar 4.2 Tampilan Menu Login


Sumber: Peneliti
c. Tampilan Menu Pendaftaran
Sebelumnya menampilkan menu Login. Apabila user belum ada,
maka diharuskan melakukan pendaftaran terlebih dahulu. Setelah,
mengklik ikon daftar akun akan mencul tampilan seperti dibawah
ini. Jika pengguna aplikasi sudah memiliki akun Facebook atau Google
maka bisa langsung memilih ikon seperti yang ditampilkan di gambar
seperti mengisi nama, email dan password.

Gambar 4.3 Tampilan Daftar Akun


Sumber: Peneliti
d. Tampilan Menu Pengaturan Bahasa
Tampilan ini menampilkan menu tambahan yaitu untuk
pengaturan Bahasa. Aplikasi ini bersifat aksebilitas, dapat diakses
oleh siapa saja. Memungkinkan jika ada orang asing yang menggunakan
aplikasi. Peneliti menggunakan 2 bahasa yaitu Bahasa Inggris dan
Bahasa Indonesia. Bahasa inggris dipilih karena merupakan Bahasa
15
Internasional. Terdapat gambar ikon play ditengah aplikasi menandakan
akses untuk ke menu selanjutnya.

Gambar 4.4 Tampilan Pengaturan Bahasa dan Menu Open


Sumber: Peneliti

e. Tampilan menu pilihan daerah wisata


Dibawah ini menampilkan pilihan 24 daerah tempat wisata alam
dan budaya di Sulawesi Selatan. Adapun 24 daerah yang dimaksud
adalah: Sinjai, Barru, Bone, Wajo, Palopo, Sidrap, Pare-Pare, Pinrang,
Bulukumba dan Makassar, Bantaeng, Enrekang, Gowa, Jeneponto,
Selayar, Luwu, Luwu Timur, Luwu Utara, Maros, Pangkajene, Soppeng,
Takalar, Tanah toraja, Toraja Utara.

Gambar 4.5 Tampilan Menu 24 Daerah Wisata


Sumber: Peneliti
17

f. Tampilan menu pilihan objek wisata


Berikut ini menampilkan pilihan bagi wisatawan yang
ingin mengunjungi objek wisata alam atau wisata budaya.

Gambar 4.6 Menu Pilihan Wisata Alam dan Budaya


Sumber: Peneliti
g. Tampilan menu destinasi tempat wisata
Menu ini menampilkan pilihan destinasi tempat wisata
sesuai daerah wisata yang dipilih pada tampilan sebelumnya. Dibawah
ini, ada
11 contoh destinasi tempat wisata di Kabupaten Barru. Wisatawan bisa
memilih salah satu tempat wisata kemudian akan diarahkan ke menu
selanjutnya.

Gambar 4.7 Tampilan Objek Wisata


Sumber: Peneliti
h. Tampilan menu pilihan fitur
Menampilkan beberapa fitur yang sangat dibutuhkan para
wisatawan untuk mengunjungi destinasi tempat wisata. Gambar dibawah
ini disajikan fitur maps, travel, foto dan video, restaurant dan homestay.
Wisatawan dapat memilih salah satu ikon yang diinginkan.

Gambar 4.8 Menu Pilihan Fitur


Sumber: Peneliti
i. Tampilan menu informasi
Menu dibawah ini menampilkan pilihan beberapa travel.
Wisatawan dapat melakukan pemesanan travel ketika mengklik jenis
travel yang diinginkan. Begitupun jika memilih ikon lain.

Gambar 4.9 Menu informasi


Sumber: Peneliti
3. Pihak-pihak yang Terlibat dalam Implementasi Go-Tour
a. Pemerintah
Pemerintah memliki peran besar dalam mewujudkan konsep
aplikasi Go-Tour, yaitu sebagai pengontrol pelaksanaan program, serta
sebagai sumber dana yang dibutuhkan guna mewujudkan konsep aplikasi
Go-Tour.
b. Perusahaan Travel
Perusahaan Travel juga memiliki peran dalam mewujudkan
konsep aplikasi Go-Tour, yaitu sebagai penyedia transportasi bagi
wisatawan dalam melakukan perjalanan ke tempat wisata
c. Pengelola Wisata
Pengelola wisata juga memiliki peran dalam mewujudkan konsep
aplikasi Go-Tour, yaitu sebagai penyedia infrastruktur, serta memperluas
berbagai bentuk fasilitas objek wisata.
4. Langkah-langkah Implementasi Go-Tour
a. Tahap Pembuatan Aplikasi Go-Tour
Langkah pertama untuk menerapkan konsep aplikasi Go-
Tour, yaitu dengan membuat aplikasi tersebut sebagai sarana yang
digunakan wisatawan untuk berkunjung ke tempat wisata.
b. Tahap sosialisasi Go-Tour
Langkah kedua yang dilakukan setelah tahap pembuatan aplikasi
Go-Tour sebagai sarana yang digunakan wisatawan untuk berkunjung ke
tempat wisata adalah tahap untuk mensosialisasikan Go-Tour kepada
wisatawan. Tahap soasialisasi Go-Tour kepada wisatawan dilakukan
sedetail mungkin mulai dari tata cara penggunaan Go-Tour manfaat serta
kegunaan.
5. Analisis SWOT
a. Kekuatan
1) Go-Tour memiliki tampilan yang menarik
2) Go-Tour Memiliki fitur yang lebih lengkap dari aplikasi lain
3) Go-Tour adalah aplikasi pengenalan objek wisata yang
berbasis android.
b. Kelemahan
1) Aplikasinya menampilkan desain terlalu full color sehingga terlihat
ramai, meski tujuannya untuk memberikan kesan unik.
2) Belum dapat diperadakan aplikasinya. c. Peluang
1) Go-Tour sangat membantu wisatawan dalam mengetahui objek wisata
alam dan budaya yang ada di Sulawesi Selatan.
2) Go-Tour membantu wisatawan untuk mengakses fitur pariwisata yang
disajikan dalam satu sistem aplikasi.
3) Go-Tour, tidak hanya memberikan informasi semata seperti website
tetapi wisatawan dapat melakukan pemesanan travel atau penginapan
dalam satu aplikasi.
4) Go-Tour, menampilkan informasi akurat mengenai destinasi wisata
yang disajikan dalam bentuk visual bergerak seperti video.
5) Go-Tour, menampilkan objek wisata budaya. Diobjek wisata budaya
akan disajikan fitur festival budaya. Wisatawan luar daerah akan
melihat kebudayaan lain diluar kebudayaannya sendiri.
d. Ancaman
Android memungkinkan aplikasi untuk menggunakan kamera dan
mikrofon pengguna secara diam-diam. Penyerang dapat mengontrol
aplikasi untuk mengambil foto dan/atau merekam video melalui aplikasi
jahat yang tidak memiliki izin untuk melakukannya.

B. Manfaat Aplikasi Go-Tour


Aplikasi ini akan memperkenalkan 2 objek wisata yaitu wisata
alam dan wisata budaya yang ada di Sulawesi Selatan. Dua objek wisata yang
disajikan mencakup 10 daerah pilihan di Sulawesi Selatan. 10 daerah itu yaitu
Sinjai, Barru, Bone, Wajo, Palopo, Sidrap, Pare-pare, Pinrang, Bulukumba dan
Makassar yang sangat terkenal dengan destinasi wisatanya. Aplikasi ini
memberikan beberapa fitur yang sangat berguna untuk membantu para
wisatawan untuk mengunjungi tempat wisata yang diinginkan.
Melalui satu aplikasi yaitu Go-Tour, wisatawan dapat mengakses
banyak fitur seperti pada wisata alam disajikan fitur travel, maps, penginapan
dan restaurant. Selain itu, fitur yang ditampilkan tidak hanya memberikan
informasi umum pada pengguna melainkan didalamnya penggunna dapat
melakukan pemesanan travel, dan booking penginapan. Adapun informasi
yang disajikan lebih akurat dan tidak akan mengecewakan wisatawan.
Wisatawan mendapatkan banyak informasi sebelum mengunjungi tempat
wisata yang diinginkan.
Selain keunggulan karena hal pemesanan, aplikasi ini juga dirancang
sangat aksebilitas untuk berbagai kalangan. Desainnya yang unik dan tidak
membosankan. Pengguna tidak hanya mendapatkan informasi dalam bentuk
tulisan. Penulis merancang aplikasi-Nya lebih menarik yaitu dengan tampilan
informasi berbentuk visual bergerak seperti video. Wisatawan dapat melihat
secara nyata destinasi wisata yang akan dikunjungi. Sehingga, mereka tidak
akan kecewa sesampainya disana.
Di wisata budaya misalnya, penulis merancang aplikasi dengan objek
wisata budayanya. Disana akan banyak fitur juga seperti festival budaya,
Bahasa, gaya hidup masyarakatnya, sejarah dan kerajinan tangan. Secara tidak
langsung, ketika wisatawan berkunjung kesana, mereka akan mengenal budaya
lain diluar budaya-Nya sendiri serta memberikan pula manfaat edukasi atau
pendidikan.
Aplikasi ini tidak hanya bermanfaat bagi para wisatawan tetapi juga
untuk masyarakat yang ada di Sulawesi Selatan. Secara tidak langsung,
aplikasi ini akan bermanfaat untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat
Sul-Sel melalui sektor kepariwisataan. Semakin banyak pula yang mengenal
daerah- daerah di Sulawesi Selatan.
Aplikasi Go-Tour sangat memudahkan para wisatawan dalam
melakukan perjalanan wisata, karena di dalam aplikasi terdapat 2 objek wisata
alam dan budaya yang ada di Sulawesi Selatan. Kemudian aplikasi Go-Tour
dirancang untuk berbagai kalangan dan juga memiliki desain yang unik serta
tidak membosankan.
BAB 5
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Konsep aplikasi Go-Tour dalam upaya meningkatkan taraf hidup
masyarakat Sulawesi Selatan melalui pengembangan wisata alam dan budaya
guna mewujudkan SDGs 2030 adalah sebuah aplikasi yang didesain dengan
berbagai fitur yang telah tersedia dalam aplikasi seperti fitur tampilan menu
login dan daftar akun, fitur pengaturan bahasa, fitur menu 10 daerah
wisata, fiur wisata alam dan budaya, fitur tempat objek wisata, fitur
menu travel, penginapan, tempat makan, maps.
Pengembangan wisata alam dan budaya salah satu upaya dalam
meningkatkan taraf hidup masyarakat. Taraf hidup masyarakat umumnya
diukur melalui standar seperti pendapatan dan kualitas hidup. Sektor
kepariwisataan adalah salah satu bidang yang memberikan peluang dalam
mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Sehingga dapat memberikan
kelayakan kehidupan bagi manusia.

B. Saran
Adapun saran yang terdapat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Masyarakat
Melalui penelitian ini di harapkan masyarakat dapat menggunakan
dan memanfaatkan aplikasi Go-Tour dengan sebaik-baiknya.
2) Pemerintah
Membantu mendukung aplikasi Go-Tour agar dapat meningkat taraf
hidup masyarakat guna mewujudkan DGDs 2030.
3) Peneliti
Bagi peneliti selanjutnya agar membantu untuk mengaplikasikan
pembuatan
Go-Tour ini agar dapat digunakan oleh wisatawan.
DAFTAR PUSTAKA

Adhani, Y. 2017. Penataan dan Penegakan Hukum Lingkungan pada


Pembangunan Inrastruktur dalam Mewujudkan Pembangunan
Berkelanjutan (Studi Kasus Pembangunan PLTU II di Kecamatan Mundu
Kabupaten Cirebon). Jurnal Ilmu Hukum. 4(1): 66
Agnes, W. 2017. Pengaruh Peningkatan Taraf Hidup Masyarakat Penjual Tanah
Terhadap Perilaku Konsumtif di Wilayah Desa Singasari, Kecamatan
Jonggol, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Skripsi. Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah. Jakarta.
Anonim, 2017. Pengertian Studi Literatur.
seputarpengertian.blogspot.com.
Diakses pada Tanggal 11 Maret 2020 (11.15)
Astuti P. dkk. 2020. Gambaran Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Universitas
Hasanuddin Tentang Perwujudan Sustainable Development Goals
(SDGs)
2030 di Indonesia. Jurnal Abdi. 2(1): 41-42
Bahiyah, C. dkk. 2018. Strategi Pengembangan Potensi Pariwisata di Pantai Duta
Kabupaten Probolinggo. Jurnal Ilmu Ekonomi. 2(1): 95-96
Iskandar, A. dkk. 2018. Analisis Kondisi Kesenjangan Ekonomi Daerah : Studi
Kasus Kabupaten/Kota di Sulawesi Selatan. Jurnal Info Artha. 2(1): 37-52
Natsir M. 2019. Aplikasi Sistem Informasi Pariwisata Tourism Pada DKI Jakarta
Berbasis Android. Jurnal Petir. 12(1): 21-25
Panuluh, S. dkk. 2016. Perkembangan pelaksanaan Sustainable Development
Goals (SDGs) di Indonesia. https://www.sdg2030indonesia.org. Diakses
pada Tanggal 15 Maret 2020 (11.23)
Prasodjo, T. 2017. Pengembangan Pariwisata Budaya dalam Perspektif Pelayanan
Publik. Jurnal Office. 3(1): 3
Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D. Bandung.
Alfabeta .
UNESCO. 2016. Kerangka Analisis untuk Mengintegrasikan Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dengan Kewajiban Pemenuhan Hak-
hak Asasi Manusia untuk di Indonesia.
https://sdg.komnasham.go.id. Diakses pada Tanggal 7 Maret 2020 (08.25)
Utami, N. D. dkk. 2018. Analisis Peningkatan Minat Berkunjung Kembali Pada
Wisatawan Melalui Citra Wisata dan Nilai Budaya (Studi pada Kota
Kuningan, Jawa Barat). Jurnal Sains Pemasaran Indonesia. 17(3): 209
Wahyuningsih, 2017 Millenium Development Goals (MDGs) dan Sustainable
Development Goals (SDGs) dalam Kesejahteraan Sosial. Jurnal Bisnis dan
Manajemen. 11(3): 392
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

M. Anas, lahir di Bandung pada tanggal 05 Desember 2001.


Peneliti menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD
Inpres Lembang Bu’ne pada tahun 2012. Kemudian
melanjutkan pendidikan di MTs Muhammadiyah Lembang
Bu’ne dan tamat pada tahun 2015. Selanjutnya melanjutkan
pendidikan di MAN
1 Gowa pada tahun 2015 dan selesai pada tahun 2018.
Tahun
2019 peneliti melanjutkan pendidikan di Universitas Muhammadiyah Makassar,
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dan mengambil Program Studi Ilmu
Administrasi Negara. Pengalaman organisasi yang pernah digeluti yaitu Praja
Muda Karana (PRAMUKA), Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), Purna
Paskibraka dan Remaja Mesjid.

Sri Nengsi Eka, lahir di Kp. Beru pada tanggal 16


November
2000. Peneliti menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di
SD Inpres 145 Bungung-bungung pada tahun 2012. Kemudian
melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 2 Tamalatea dan
tamat pada tahun 2015. Selanjutnya melanjutkan pendidikan
di SMA Negeri 1 Wabula pada tahun 2015 dan selesai
pada tahun
2018. Tahun 2018 peneliti melanjutkan pendidikan di Universitas
Muhammadiyah Makassar, Fakultas Ilmu Ekonomi dan Bisnis dan mengambil
Program Studi Akuntansi. Pengalaman organisasi yang pernah digeluti yaitu
Palang Merah Remaja (PMR), Praja Muda Karana (PRAMUKA), Organisasi
Siswa Intra Sekolah (OSIS).

Miftakhurahmi, lahir di Sungguminasa pada tanggal


06
Agustus 2000. Peneliti menyelesaikan pendidikan Sekolah
Dasar di SD Inpres Pangentungan Selatan pada tahun 2012.
Kemudian melanjutkan pndidikan di SMP Negeri
1
Sungguminasa dan tamat pada tahun 2015. Selanjutnya
melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Gowa pada
tahub
2015 dan selesai pada tahun 2018. Tahun 2018 peneliti melanjutkan pendidikan
di
Universitas Muhammadiyah Makassar, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dan
mengambil Program Studi Ilmu Administrasi Negara. Pengalaman organisasi
yang pernah digeluti yaitu Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS).

Ulfiah Syukri, lahir di Barru pada tanggal 17 Januari 2002.


Peneliti menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD
Negeri 12 Mangempang pada tahun 2013. Kemudian
melanjutkan pndidikan di SMP Negeri 1 Barru dan tamat pada
tahun 2016. Selanjutnya melanjutkan pendidikan di SMA
Negeri 6 Barru pada tahun 2016 dan selesai pada tahun 2019.
Tahun 2019 peneliti melanjutkan pendidikan di
Universitas
Muhammadiyah Makassar, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dan mengambil
Program Studi Ilmu Pemerintahan. Pengalaman organisasi yang pernah digeluti
yaitu Karate INKADO Barru, Karya Tulis Ilmiah (KIR), English Conversation,
Atletik.

Fitriani, lahir di Mualla pada tanggal 10 Agustus 1999.


Peneliti menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD
Negeri 155 Assorajang pada tahun 2011. Kemudian
melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Sajoanging dan
tamat pada tahun 2014. Selanjutnya melanjutkan pendidikan
di SMA Negeri 1 Penrang pada tahun 2014 dan selesai
pada tahun 2017. Tahun 2018 peneliti melanjutkan
pendidikan di
Universitas Muhammadiyah Makassar, Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan dan
mengambil Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Pengalaman
organisasi yang pernah digeluti yaitu Praja Muda Karana (PRAMUKA).

Anda mungkin juga menyukai