Anda di halaman 1dari 17

1

UPAYA MENINGKATKAN ACADEMIC SELF EFICACY DAN HASIL


BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY
LEARNING DI SMK NEGERI 3 SURAKARTA

Ika Nurhayati, Dewi Kusuma Wardani, Salman Alfarisy Totalia*


*Pendidikan Ekonomi-BKK Tata Niaga, FKIP Universitas Sebelas Maret
Surakarta, 57126, Indonesia
Nurhayati308@gmail.com

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan academic self efficacy
dan hasil belajar kelas X Pemasaran 3 SMK Negeri 3 Surakarta tahun ajaran
2014/2015 melalui penerapan model pembelajaran Discovery Learning. Jenis
penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Subjek penelitian ini adalah
peserta didik kelas X pemasaran 3 SMK Negeri 3 Surakarta Tahun Pelajaran
2014/2015 yang berjumlah 31 peserta didik. Prosedur penelitian meliputi tahap (a)
perencanaan, (b) tindakan, (c) observasi, (d) refleksi. Berdasarkan hasil penelitian,
proses pembelajaran dengan penerapan model discovery learning dapat
meningkatkan academic self efficacy dan hasil belajar peserta didik. Hal ini
terbukti pada siklus I academic self efficacy peserta didik ditinjau dari indikator –
indikator academic self efficacy meningkat 25.85% (presentase prasiklus yaitu
40.62 dan 66.45 pada siklus I). Hasil belajar peserta didik juga mengalami
peningkatan yaitu sebesar 6.5% (nilai rata-rata hasil belajar pra siklus 70.18 dan
siklus I 76.68) Pada siklus II academic self efficacy peserta didik terus mengalami
peningkatan, terbukti dari indikator – indikator academic self efficacy meningkat
17.42%. Hasil belajar peserta didik pada siklus II juga mengalami peningkatan
yaitu sebesar 8.14% dan presentase ketuntasan meningkat 12.9% (presentase
siklus I 80.64 dan siklus II 93.54%).

Kata kunci : Discovery Learning, academic self efficacy, hasil belajar

ABSTRACT

The purpose of this research is to improve the academic self-efficacy and


learning outcomes class X Marketing 3 SMK Negeri 3 Surakarta academic year
2014/2015 through the application of learning models Discovery Learning. The
type of this research is slassroom action research. The Subject of this research is
student at class x marketing 3 of vocational high school 3 surakarta I the academic
year of 2014/2015 with 31 students. The procedures of this research are (a)
planning, (b) action, (c) observation, and (d) reflection. Based on the results of the
research, the learning process with the implementation of the model of discovery
learning can improve academic self-efficacy and learning outcomes of students.
1
2

This was evident in the first cycle of academic self-efficacy of students in terms of
indicators - indicators of academic self-efficacy increased by 25.85% (percentage
prasiklus namely 40.62 and 66.45 in the first cycle). The study of students also
experienced an increase in the amount of 6.5% (the average value of pre-cycle
learning outcomes 70.18 and 76.68 the first cycle) In the second cycle of
academic self-efficacy of students continues to increase, as evidenced by
indicators - indicators of academic self-efficacy increased 17:42%. The study of
students in the second cycle also experienced an increase in the amount of 8:14%
and the percentage of completeness increased 12.9% (the percentage of first cycle
and cycle II 80.64 93.54%).

Keywords: Discovery Learning, academic self efficacy,learning outcones.

PENDAHULUAN belajar sehingga terdapat perubahan


Kurikulum 2013 menganut pada diri siswa tersebut. Perubahan
pandangan dasar bahwa pengetahuan inilah yang disebut sebagai hasil
tidak dapat dipindahkan begitu saja belajar.
dari guru ke siswa. Siswa adalah Suyahman (2004:135)
subjek yang memiliki kemampuan mengemukakan bahwa,”
untuk secara aktif mencari, mengolah, Keberhasilan seseorang ditandaai
mengkonstruksi, dan menggunakan dengan adanya perubahan tingkah
pengetahuan. “Pembelajaran harus laku yang bersifat permanen,
memberikan kesempatan kepada sehingga siswa yang berhasil dalam
siswa untuk mengkonstruksi belajarnya akan menunjukan pola-
pengetahuan dalam proses pola tingkah laku tertentu yang sesuai
kognitifnya” (Permendikbud, 2013). dengan tujuan, sebaliknya siswa yang
Pembelajaran hendaknya disesuaikan mengalami kesulitan belajar akan
dengan tujuan pembelajaran dan menunjukan pola-pola tingkah laku
karakteristik siswa. Guru dapat yang menyimpang dari tujuan”.
menggunakan model pembelajaran Hasil observasi terhadap
yang bervariasi untuk proses pembelajaran Pengantar
mengoptimalkan potensi siswa. Ekonomi dan Bisnis pada kelas X
Suasana belajar dan proses PM-3 SMK Negeri 3 Surakarta pada
pembelajaran yang terencana dengan academic self efficacy antara lain:
baik akan dapat membuat siswa pada indikator berani menyampaikan
3

atau menanggapi gagasan teman academic self efficacy akan


sebesar 31.2%, bertanya pada guru membantu siswa merasa percaya pada
tentang materi yang belum dipahami kemampuan diri yang mereka miliki.
sebesar 25%, bersemangat dalam Akar masalah rendahnya
mengikuti pembelajaran Pengantar efikasi diri akademik (academic self
Ekonomi dan Bisnis 62.6%, efficacy) dan hasil belajar siswa dapat
menjawab pertanyaan atau soal disebabkan oleh beberapa hal.
Pengantar Ekonomi dan Bisnis Pertama, dalam pembelajaran
dengan yakin tanpa ragu-ragu Pengantar Ekonomi dan Bisnis
sebesar 37.5% dan tenang ketika selama ini guru belum pernah
mengerjakan ulangan Pengantar menerapkan model pembelajaran
Ekonomi dan Bisnis sebesar 46.8%. yang inovatif, hal ini memicu kurang
Hasil observasi di SMK Negeri 3 aktifnya peserta didik dalam
Surakarta menunjukan kurang pembelajaran, dengan menggunakan
berhasilnya pembelajaran Pengantar metode ceramah peserta didik merasa
Ekonomi dan Bisnis. Hal tersebut cepat bosan dan jenuh sehingga
dapat dilihat dari nilai rata-rata belajar informasi yang diterima peserta didik
siswa yang menunjukan masih ada sangat mudah dilupakan. Kedua,
beberapa peserta didik memiliki nilai kesulitan yang dialami peserta didik
kurang dari KKM. Nilai rata-rata dalam belajar Pengantar Ekonomi dan
hasil belajar pada kelas X PM-3 SMK Bisnis yaitu kesulitan memahami dan
negeri 3 Surakarta yaitu 70.18, mencerna materi pelajaran ekonomi,
sementara itu presentasi siswa yang hal ini karena peserta didik tidak
belum tuntas atau berada dibawah terbiasa untuk berdiskusi dan
KKM sebesar 45.16%, sedangkan memberikan argument serta kurang
nilai KKM pelajaran Pengantar terbiasa dalam tanya jawab saat
Ekonomi dan Bisnis sebesar 67 pembelajaran berlangsung.
(2.67). Solusi yang dapat dilakukan
Academic self efficacy untuk mengatasi masalah yang telah
memegang peranan penting dalam teridentifikasi di kelas X PM-3 SMK
kemajuan pendidikan karena Negeri 3 Surakarta adalah dengan
4

menggunakan suatu model efficacy) yang dimilikinya. Model


pembelajaran yang baik sesuai pembelajaran ini dapat diterapkan
dengan tujuan yang akan dicapai pada semua jenjang pendidikan
yaitu dapat membantu siswa Sekolah Menengah Atas maupun
mengembangkan kemampuan Kejuruan. Dipilihnya model
berpikir, pemecahan masalah, pembelajaran ini karena model
keaktifan siswa dalam proses tersebut memberikan kesempatan
pembelajaran, dan meningkatkan bagi peserta didik untuk berpikir,
efikasi diri akademik (academic self menemukan, menjawab, dan saling
efficacy) siswa. Salah satu model bekerja sama. Sehingga dapat
pembelajaran yang mampu melatih digunakan untuk meningkatkan
siswa untuk mahir dalam Academic Self Eficacy dan hasil
memecahkan masalah yang dihadapi belajar siswa. Model pembelajaran
dan dapat menemukan konsep yang Discovery Learning mengharuskan
menurut mereka sendiri serta dapat peserta didik lebih aktif, namun guru
melatih dan menuntut siswa untuk tetap memantau kelas untuk
berpikir sehingga dapat meningkatkan memberikan bimbingan baik secara
efikasi diri akademik (academic self kelompok maupun secara individual.
efficacy) siswa dalam pembelajaran Berdasarkan latar belakang
adalah model pembelajaran Discovery di atas, maka dirumuskan
Learning. permasalahan yaitu apakah model
Model pembelajaran pembelajaran Discovery Learning
Discovery Learning membantu siswa dapat meningkatkan academic self
untuk mendapatkan pengetahuan efficacy (efikasi diri akademik) dan
yang penting, mahir dalam hasil belajar siswa kelas X
memecahkan masalah, dapat Pemasaran-3 SMK Negeri 3
menemukan konsep tersendiri, Surakarta?
memiliki strategi belajar sendiri, Berdasarkan rumusan
memiliki kecakapan berpartisipasi masalah, penelitian ini bertujuan
dalam tim, serta melatih siswa untuk untuk meningkatkan academic self
mengembangkan keyakinan diri (self efficacy (efikasi diri akademik) dan
5

hasil belajar siswa kelas X bentuk perubahan pengetahuan, sikap,


Pemasaran-3 SMK Negeri 3 dan keterampilan. Perubahan tersebut
Surakarta. dapat diartikan terjadinya
peningkatan dan pengembangan yang
KAJIAN TEORI lebih baik dibandingkan dengan
Hasil Belajar sebelumnya, misalnya dari tidak tahu
Belajar menurut menjadi tahu, sikap kurang sopan
Aunurrahman (2009:34) adalah menjadi sopan, dan sebagainya”.
“Upaya sadar yang dilakukan Penilaian hasil belajar peserta didik
individu untuk memperoleh suatu pada kurikulum 2013 mencakup
perubahan tingkah laku baru secara kompetensi sikap, pengetahuan, dan
menyeluruh, sebagai hasil keterampilan yang dilakukan secara
pengalaman individu itu sendiri di berimbang sehingga dapat digunakan
dalam interaksi dengan untuk menentukan posisi relatif setiap
lingkungannya yang menyangkut peserta didik terhadap standar yang
aspek-aspek kognitif, afektif dan telah ditetapkan.
psikomotor. Perubahan tingkah laku Menurut Hamdani (2011: 60)
dalam proses belajar memiliki menyebutkan tentang faktor-faktor
beberapa ciri diantaranya terjadi yang menentukan ketuntasan belajar,
secara sadar, bersifat kontinu, antara lain:
terarah, positif dan aktif, serta 1) Model pembelajaran untuk
mencapai ketuntasan
mencakup seluruh aspek tingkah laku
belajar, diantaranya model
baik pemikiran, sikap maupun pembelajaran individual,
pembelajaran sejawat,
keterampilan. Perubahan dengan ciri
pembelajaran kelompok
seperti itulah yang disebut sebagai dan tutorial.
2) Peran guru. Guru harus
hasil belajar”.
intensif dalam hal
Menurut Hamalik (3003: 31) menjabarkan kompetensi
dasar, mengajarkan materi,
menyatakan bahwa,” Hasil belajar
memonitor pekerjaan
tampak sebagai terjadinya perubahan siswa, menilai
perkembangan siswa dalam
tingkah laku pada diri siswa, yang
mencapai kompetensi
dapat diamati dan diukur dalam (kognitif, afektif dan
6

psikomotorik), bimbingan dan


menggunakan teknik penyuluhan.
diagnosis, menyediakan 5) Bahan pertimbangan
alternative strategi pengembangan pada yang
pembelajaran siswa yang akan datang meliputi
kesulitan belajar. pengembangan
3) Peran siswa. Siswa diberi kurikulum, metode, dan
kebebasan dalam alat-alat PBM.
menetapkan kecepatan
pencapaian kompetensi. Menurut Permendikbud
Tujuan dari pembelajaran
Nomor 66 Tahun 2013 dalam
pada hakikatnya adalah perubahan
Kunandar (2014: 49) menyatakan
tingkah laku pada diri siswa. Oleh
bahwa, “Penilaian Pendidikkan
karena itu, dalam penilaian
sebagai proses pengumpulan dan
hendaknya diperiksa sejauh mana
pegolahan informasi untuk mengukur
perubahan tingkah laku siswa setelah
pencapaian hasil belajar peserta didik
mengalami proses belajar. Dapat
mencakup: penilaian autentik,
diambil tindakan perbaikan dalam
penilaian diri, penilaian berbasis
proses pembelajaran dan perbaikan
portofolio, ulangan akhir semester,
pada siswa yang bersangkutan untuk
ujian tingkat kompetensi, ujian mutu
mengetahui tercapai tidaknya suatu
tingkat kompetensi, ujian nasional,
tujuan pembelajaran tersebut.
dan ujian sekolah/madrasah”.
Menurut Syah (2011: 142) fungsi-
fungsi evaluasi hasil belajar Academic Self Efficacy
diantaranya sebagai berikut: Baron dan Byrne (dalam
1) Fungsi Administrasi Aswendo, 2010: 4) mendefinisikan
untuk penyusunan daftar
“efikasi diri akademik (academic self
nilai dan pengisian buku
raport. efficacy) sebagai keyakinan seseorang
2) Fungsi Promosi untuk
bahwa dirinya mampu untuk
menetapkan kenaikan.
3) Fungsi diagnistik untuk melakukan tugas akademik yang
mengidentifikasi kesulitan
diberikan dan menandakan level
belajar siswa dan
merencanakan program kemampuan dirinya”. Park dan Kim
perbaikan pengajaran.
(dalam Aswendo, 2010: 4)
4) Sumber data BP untuk
memasok data siswa menyebutkan “efikasi diri akademik
tertentu yang memerlukan
7

sangat penting bagi pelajar untuk yang mempunyai implikasi penting


mengontrol motivasi mencapai pada perilaku. Bandura (dalam
harapan-harapan akademik”. “Efikasi Risalatuna, 2013: 13) mengemukakan
diri akademik jika disertai dengan ada tiga aspek dalam efikasi diri
tujuan-tujuan yang spesifik dan akademik yaitu: Magnitude (tingkat
pemahaman mengenai prestasi kesulitan tugas), generality
akademik, maka akan menjadi (generalitas), strength (kekuatan
penentu suksesnya perilaku akademik keyakinan).
di masa yang akan datang”, Alwisol Menurut pendapat Bandura
(dalam Aswendo, 2010: 5). “Siswa (dalam Yufita, 2006: 38) academic
dengan keyakinan diri akademik yang self efficacy seseorang akan
tinggi akan gigih dan ulet dalam dipengaruhi oleh beberapa faktor
menjalankan usahanya memenuhi antara lain:
hambatan dan kesulitan serta merasa 1) Sifat tugas yang dihadapi,
semakin sulit tugas yang
yakin bahwa aktivitas yang dipilihnya
diterima individu akan
akan dapat dilakukan dengan sukses. cenderung menilai dirinya
tidak mampu,
Keyakinan diri akademik membuat
2) Jika dalam melakukan
siswa tidak mudah menyerah dan tugas individu diberikan
imbalan atau hadiah
akan melaksanakan tugas-tugas
individu tersebut akan
akademiknya sampai berhasil” merasa mampu,
3) Seseorang yang memiliki
(Ormond, 2005: 151).
status atau peran yang lebih
Bandura dalam Feist & Feist tinggi dalam
lingkungannya atau
(2013: 213) menyatakan bahwa
kelompoknya akan
“academic self efficacy (efikasi diri memiliki derajat kontrol
yang lebih besar pula,
akademik) tidak tumbuh dengan
sehingga memiliki tingkat
sendirinya, tetapi terbentuk dalam academic self efficacy yang
lebih tinggi,
hubungan segitiga antara karakteristik
4) Informasi tentang
pribadi, pola perilaku, dan faktor kemampuan diri academic
self efficacy individu akan
lingkungan”. Efikasi diri akademik
meningkat jika mereka
yang dimiliki seseorang berbeda- mendapatkan informasi
yang positif tentang
beda, apat ilihat berdasarkan aspek
8

kemampuan yang mereka relevan dengan bidang studi


miliki. dan ketrampilan-ketrampilan
masalah umum seperti
Ciri-ciri individu dengan memformulasikan aturan,
efikasi diri akademik tinggi dari menguji hipotesis dan
mengumpulkan informasi.
Zarina (dalam Fazrian, 2013: 230) “Model Pembelajaran
yaitu Discovery Learning adalah teori
Individu merasa yakin belajar yang didefinisikan sebagai
akan berhasil (mampu),
kinerja tinggi dalam proses pembelajaran yang terjadi bila
mengerjakan tugas, gigih pelajar tidak disajikan dengan
sampai tujuan tercapai,
memikul tanggungjawab pelajaran dalam bentuk finalnya,
secara pribadi, mampu untuk tetapi diharapkan siswa
mengontrol strees, dan
kecemasan (tidak tertekan), mengorganisasi sendiri”,
menganggap tugas sebagai (Kemendikbud, 2013). Dalam
pekerjaan yang menarik, serta
kreatif dan inovatif (bertindak mengaplikasikan metode Discovery
aktif). Sebaliknya individu Learning guru berperan sebagai
yang memiliki efikasi diri
akademik yang rendah pembimbing dengan memberikan
memiliki ciri-ciri berlawanan kesempatan kepada siswa untuk
dengan individu yang
memiliki efikasi diri akademik belajar secara aktif, sebagaimana
tinggi. pendapat guru harus dapat
membimbing dan mengarahkan
DISCOVERY LEARNING
kegiatan belajar siswa sesuai dengan
Bruner (Schunk, 2012: 34)
tujuan. Kondisi seperti ini akan
mengemukakan bahwa:
merubah kegiatan belajar mengajar
Belajar menemukan
(Discovery Learning) yang teacher oriented menjadi
mengacu pada penguasaan student oriented.
pengetahuan untuk diri
sendiri. Belajar penemuan Menurut Kemendikbud
melibatkan arahan guru untuk (2013) model pembelajaran
mengatur aktivitas-aktivitas
yang dilakukan siswa seperti Discovery Learning memiliki dua
mencari, mengolah, langkah operasional yang harus
menelusuri dan menyelidiki.
Siswa mempelajari dilaksanakan yaitu langkah persiapan
pengetahuan baru yang dan pelaksanaan.
9

1) Langkah Persiapan d) Data processing (pengolahan


a) Menentukan tujuan data).
pembelajaran e) Verification (pembuktian).
b) Melakukan identifikasi f) Generalization (menarik
karakteristik siswa (kemampuan kesimpulan/ generalisasi).
awal, minat, gaya belajar, dan
sebagainya) METODE PENELITIAN
c) Memilih materi pelajaran. Penelitian ini termasuk dalam
d) Menentukan topik-topik yang penelitian tindakan kelas (PTK).
harus dipelajari siswa secara Subjek dalam penelitian tindakan
induktif (dari contoh-contoh kelas ini adalah peserta didik kelas X
generalisasi) PM-3 SMK Negeri 3 Surakarta tahun
e) Mengembangkan bahan-bahan pelajaran 2014/2015. Objek penelitian
belajar yang berupa contoh- adalah berbagai kegiatan yang terjadi
contoh, ilustrasi, tugas dan di dalam kelas selama
sebagainya untuk dipelajari berlangsungnya proses belajar
siswa mengajar yang terdiri dari: 1)
f) Mengatur topik-topik pelajaran Pelaksanaan pembelajaran mata
dari yang sederhana ke pelajaran Pengantar Ekonomi dan
kompleks, dari yang konkret ke Bisnis dengan menggunakan Model
abstrak, atau dari tahap enaktif, Pembelajaran discovery learning. 2)
ikonik sampai ke simbolik Pengukuran academic self efficacy
g) Melakukan penilaian proses dan dan hasil belajaran mata pelajaran
hasil belajar siswa. Pengantar Ekonomi dan Bisnis
2) Pelaksanaan, meliputi: dengan menerapkan model
a) Stimulation (stimulasi/ pembelajaran discovery learning.
pemberian rangsangan). Sumber data yang digunakan
b) Problem statement (pernyataan/ dalam penelitian ini adalah data
identifikasi masalah). sekunder dan data primar. Data
c) Data collection (pengumpulan sekunder dalam penelitian ini yaitu
data). dokumen atau arsip sekolah mengenai
10

rencana pelaksanaan pembelajaran pelaksanaan tindakan, observasi dan


(RPP), silabus dan daftar nilai peserta refleksi.
didik. Data primer dapat berupa opini
orang secara individu atau kelompok, HASIL DAN PEMBAHASAN
hasil observasi suatu benda, kejadian Kondisi awal di kelas X PM-
atau kegiatan dan hasil pengujian. 3 SMK Negeri 3 Surakarta
Sumber data primer yaitu informasi menunjukan bahwa academic self
yang didapat dari guru dan siswa, efficacy dan hasil belajar peserta didik
tempat dan peristiwa berlangsungnya dalam pembelajaran Pengantar
aktivitas pembelajaran. Ekonomi dan Bisnis masih tergolong
Teknik pengumpulan data rendah. Kegiatan belajar belum
yang digunakan adalah teknik tes dan optimal dan pemanfaatan potensi
non tes. teknik non tes meliputi peseta didik masih kurang. Peserta
observasi, wawancara dan didik belum terbiasa untuk bertanya
dokumentasi. Validitas datanya mengenai materi yang diajarkan,
menggunakan tiangulasi sumber data. siswa jarang menjawab pertanyaan
Analisis yang digunakan adalah dari guru, peserta didik juga belum
analisis statistic deskriptif komparatif optimal dilibatkan dalam kegiatan
dan analisis kritis. Indikator kinerja pembelajaran seperti kegiatan
penelitian yaitu hasil belajar target observasi, berdiskusi, menganalisa,
pencapaian 80% siswa memenuhi menyimpulkan kegiatan belajar dan
KKM dan academic self efficacy cenderung pembelajaran berpusat
siswa target pencapaiannya 80% pada guru.
siswa yakin dengan kemampuan Berdasarkan hasil tersebut
akademik dirinya. maka dilaksanakan pembelajaran
Menurut Daryanto (2011: dengan menggunakan model
183) prosedur dalam penelitian ini pembelajaran discovery learning.
terdapat beberapa siklus, dan setiap Penerapan model pembelajaran
siklusnya terdiri dari empat tahapan discovery learning merupakan
kegiatan yaitu perencanaan tindakan, Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
yang bertujuan untuk meningkatkan
11

academic self efficacy dan hasil discovery learning. Hal tersebut


belajar dalam proses pembelajaran ditunjukan sebelum dilakukan
Pengantar Ekonomi dan Bisnis di tindakan ketuntasan hasil belajar
kelas X PM-3 SMK Negeri 3 peserta didik memiliki presentase
Surakarta. Penelitian yang dilakukan sebesar 54.83%, lalu meningkat
dengan siklus pembelajaran melalui setelah dilakukan tindakan pada
model pembelajaran yang sama pada siklus I menjadi 80.64% dan
setiap siklusnya, yaitu model mengalami peningkatan kembali pada
pembelajaran discovery learning. siklus II menjadi 93.54%. Nilai rata-
Setiap siklus yang dilakukan pada rata hasil belajar peserta didik juga
proses pembelajaran untuk meningkat dari 70.18 sebelum
meningkatkan academic self efficacy diadakan tindakan menjadi 76.68
dan hasil belajar peserta didik. pada siklus I dan meningkat lagi
Berdasarkan hasil Penelitian menjadi 84.82 pada siklus II.
menunjukan adanya kenaikan Penerapan model
presentase academic self efficacy pembelajaran discovery learning
peserta didik ditinjau dari tiap dapat mempermudah peserta didik
indikator kegiatan pra siklus ke siklus dalam memahami materi sehingga
I dan dari siklus I ke siklus II. hasil belajar yang diperoleh semakin
Peningkatan academic self efficacy baik. Berdasarkan hasil wawancara
dari pra siklus ke siklus I sebesar yang dilakukan dengan beberapa
25.83% (academic self efficacy pada peserta didik maka dapat diketahui
pra siklus yaitu 40.62 menjadi 66.45 bahwa model discovery learning lebih
pada siklus I) dan kenaikan dari menyenangkan dibandingkan sebelum
siklus I ke siklus II yaitu sebesar diterapkannya model pembelajaran
17.42% (pada siklus I 66.45 menjadi tersebut, dikarenakan peserta didik
83.87 pada siklus II). tidak hanya mendengar serta mencatat
Peningkatan hasil belajar penjelasan dari guru tetapi juga
peserta didik serta ketuntasan peserta terdapat kegiatan diskusi dengan
didik antara sebelum dan setelah teman sekelasnya, sehingga peserta
penerapan model pembelajaran didik lebih semangat dalam proses
12

pembelajaran. Pada pembelajaran disebabkan kurangya pemahaman


sebelumnya, guru hanya peserta didik akan materi pelajaran
menggunakan metode ceramah yang diberikan oleh guru dengan
sehingga peserta kurang memahami menggunakan metode ceramah dan
materi, mereka tidak berani untuk peserta didik kurang antusias dalam
mengeluarkan pendapat atau proses pembelajaran.
mengajukan pertanyaan kepada guru Guru juga mengungkapkan
dan tidak berani menjawab bahwa penerapan model pembelajaran
pertanyaan yang diberikan oleh guru. discovery learning dapat menarik
Pada pembelajaran dengan penerapan perhatian peserta didik dan membuat
model discovery learning yang peserta didik lebih terlibat aktif dalam
dilakukan dengan diskusi, peserta pembelajaran karena peserta didik
didik juga akan mempresentasikan dilatih untuk melakukan observasi,
hasil diskusi di depan kelas, yang mengajukan pertanyaan, menganalisa,
dapat memacu academic self eficacy dan menyampaikan hasil diskusi
seperti adanya tanggapan, sanggahan didepan kelas.
maupun pertanyaan dari kelompok Berdasarkan hasil
lain. wawancara tersebut dapat
Berdasarkan data yang disimpulkan bahwa pembelajaran
diperoleh sebelum penerapan model dengan menggunakan model
discovery learning maka diketahui pembelajaran discovery learning
bahwa nilai rata-rata hasil belajar dapat membantu siswa mencapai
peserta didik sebesar 70.18 dengan tujuan pembelajaran secara aktif dan
persentase ketuntasan sebesar efisien serta memungkinkan peserta
54.83%. Hal tersebut menunjukkan didik untuk melakukan pembelajaran
bahwa hasil belajar kelas X PM-3 secara aktif, tidak hanya membaca
SMK Negeri 3 Surakarta masih dan mendengar tetapi juga
kurang baik karena hasil belajar yang memberikan kesempatan kepada
diperoleh masih dibawah batas tuntas peserta didik untuk berlatih
keberhasilan yaitu sebesar 67. berdiskusi, berpartisipasi,
Rendahnya hasil belajar peserta didik bekerjasama, serta memecahkan
13

masalah-masalah tertentu berkaitan yang dipelajari, sehingga membuat


dengan materi pembelajaran yang peserta didik lebih mudah dalam
akhirnya dapat meningkatkan memahami materi pelajaran yang
academic self efficacy dan hasil berdampak pada meningkatnya hasil
belajar peserta didik. belajar peserta didik. Kegiatan diskusi
Berdasarkan siklus I dan di dalam kelas akan memunculkan
siklus II menunjukkan hasil belajar suatu keaktifan pada peserta didik
peserta didik selalu mengalami diantara teman sekelompoknya untuk
peningkatan pada setiap siklus. mengeluarkan pendapat dan dituntut
Meningkatnya hasil belajar peserta untuk berpikir sebagai upaya
didik dipengaruhi oleh dua faktor, pemecahan masalah atas
yaitu faktor eksternal dan faktor kasus/permasalahan yang diberikan
internal. Faktor eksternal yang oleh guru hal tersebut dapat
mempengaruhi hasil belajar peserta meningkatkan academic self eficacy.
didik antara lain materi pelajaran Selain itu, dalam memecahkan
yang diberikan permasalahan melalui masalah yang diberikan oleh guru,
model discovery learning, selain itu peserta didik juga harus bekerjasama
faktor internal yang mempengaruhi dengan teman sekelompoknya, seperti
hasil belajar adalah motivasi atau menghargai pendapat teman dan
dorongan yang tinggi dari dalam diri membantu teman sekelompok yang
peserta didik untuk memecahkan kesulitan. Oleh karena itu, model
permasalahan tersebut secara discovery learning mampu
bersama-sama dengan teman meningkatkan academic self eficacy
sekelompoknya. Kedua faktor dan hasil belajar peserta didik.
tersebut saling mempengaruhi
sehingga dengan semangat yang
tinggi peserta didik terlibat secara KESIMPULAN
langsung dalam proses pembelajaran Berdasarkan analisis dan
untuk berdiskusi dengan teman pembahasan penelitian, disimpulkan
sekelas untuk memecahkan bahwa penerapan model pembelajaran
permasalahan terkait dengan materi discovery learning dapat
14

meningkatkan academic self efficacy bersemangat dalam mengikuti


peserta didik dalam proses pembelajaran Pengantar Ekonomi dan
pembelajaran. Model pembelajaran Bisnis, 61.29% menjawab pertanyaan
ini meningkatkan academic self atau soal Pengantar Ekonomi dan
efficacy peserta didik yang ditunjukan Bisnis dengan yakin tanpa ragu-agu,
dengan hasil penelitian yang 74.19% tenang ketika mengerjakan
mengalami peningkatan pada setiap ulangan Pengantar Ekonomi dan
siklus. Sebelum diterapkan model Bisnis. Hasil siklus II indikator berani
pembelajaran discovery learning menyampaikan atau menanggapi
peserta didik masih rendah dalam gagasan teman meningkat menjadi
academic self efficacy, yang 83.87%, bertanya pada guru tentang
ditunjukan pada pencapaian setiap materi yang belum dipahami
indikator antara lain berani meningkat menjadi 83.87%,
menyampaikan atau menanggapi bersemangat dalam mengikuti
gagasan teman 31.2%, bertanya pada pembelajaran Pengantar Ekonomi dan
guru tentang materi yang belum Bisnis meningkat menjadi 87.10%,
dipahami 25%, bersemangat dalam menjawab pertanyaan atau soal
mengikuti pembelajaran Pengantar Pengantar Ekonomi dan Bisnis
Ekonomi dan Bisnis 62.6%, dengan yakin tanpa ragu-ragu
menjawab pertanyaan atau soal meningkat menjadi 80.65%, dan
Pengantar Ekonomi dan Bisnis tenang ketika mengerjakan ulangan
dengan yakin tanpa ragu-ragu 37.5% Pengantar Ekonomi dan Bisnis
dan tenang ketika mengerjakan meningkat menjadi 83.87%.
ulangan Pengantar Ekonomi dan Peningkatan hasil belajar
Bisnis 46.8%. juga meningkat melalui penerapan
Hasil siklus I pada setiap model pembelajaran discovery
98
indikator meningkat yaitu menjadi learning. Nilai rata-rata hasil belajar
58.06% berani menyampaikan atau dan presentase ketuntasan peserta
menanggapi gagasan teman, 61.29% didik sebelum dilakukan tindakan
bertanya pada guru tentang materi yaitu 70.18 dengan presentase
yang belum dipahami, 77.42% ketuntasan sebesar 54.83%. Hasil
15

siklus I nilai rata-rata hasil belajar pendapat dari siswa lain


peserta didik sebesar 76.68 dengan sehingga pembelajaran
presentase ketuntasan sebesar berlangsung menarik dan
80.64%. Hasil siklus II nilai rata-rata menyenangkan.
sebesar 84.82 dengan presentase 2. Kepada Guru :
ketuntasan 93.54%. a. Guru hendaknya
memperhatikan model
SARAN pembelajaran yang tepat yang
1. Kepada Siswa : akan diterapkan dalam proses
a. Siswa hendaknya terlibat aktif pembelajaran. Salah satu model
dalam proses pembelajaran pembelajaran yang tepat adalah
sesuai dengan model model pembelajaran discovery
pembelajaran yang digunakan learning.
guru, khususnya discovery b. Guru hendaknya mempelajari
learning sehingga perolehan dengan seksama langkah-
pengetahuan dan konsep lebih langkah pembelajaran yang
tahan lama. digunakan sehingga proses
b. Siswa hendaknya tidak hanya pembelajaran berjalan dengan
mengandalkan penjelasan dari baik.
guru tetapi juga harus berusaha c. Guru hendaknya memanfaatkan
mengembangkan keaktifan siswa selama proses
pengetahuannya sendiri pembelajaran mengingat
sehingga siswa akan lebih pembelajaran dengan model
menguasai konsep yang discovery learning
diajarkan. membutuhkan peran siswa
c. Siswa hendaknya untuk bekerjasama,
mengembangkan berpartisipasi dalam
kemampuannya dalam memecahkan masalah yang
berdiskusi, membentuk berhubungan dengan materi.
kerjasama tim, menyampaikan
pendapat atau menanggapi UCAPAN TERIMA KASIH
16

Terselesaikannya artikel Feist, Jess & Feist, Gregory. 2013.


Teori Kepribadian. Jakarta:
ilmiah ini tidak terlepas dari
Salemba Humanika.
bimbingan, arahan, dan bantuan dari
Hamalik, O. (2003). Perencanaan
berbagai pihak. Oleh karena itu Pengajaran Berdasarkan
penulis mengucapkan terima kasih Pendekatan Sistem. Jakarta:
Bumi Aksara.
kepada Ketua Prodram Studi
Pendidikan Ekonomi FKIP UNS, Hamdani, M.a. 2011. Strategi Belajar
Mengajar. Bandung: Pustaka
Pembimbing I dan Pembimbing II, Setia.
serta jajaran redaksi Jurnal
Kementerian Pendidikan dan
Pendidikan Ekonomi FKIP UNS. Kebudayaan. (2013a).
Implementasi Kurikulum
2013 untuk Peningkatan
DAFTAR PUSTAKA Mutu Pendidikan Indonesia.
Aswendo. 2010. Pengaruh Pelatihan Jakarta: Kementerian
Berpikir Positif Pada Efikasi Pendidikan Nasional.
Diri Akademik Mahasiswa.
Kementerian Pendidikan dan
Jurnal Psikologi. Vol. 8,
Kebudayaan. (2013b).
No.2.
Peraturan Menteri
Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pendidikan dan Kebudayaan
Pembelajaran. Bandung : (Permendikbud) No. 66
Alfabeta tahun 2013 tentang Standar
Penilaian Pendidikan.
Daryanto. 2011. Penelitian Tindakan Jakarta: Kementerian
Kelas dan Penelitian Pendidikan Nasional.
Tindakan Sekolah:Beserta
Contoh-Contohnya. Kunandar. 2014. Penilaian Autentik
Yogyakarta: Penerbit Gava (Penilaian Hasil Belajar
Media. Peserta didik Berdasarkan
Kurikulum 2013), Edisi
Dimyati dan Mudjionoo. 2006. Revisi: Suatu Pendekatan
Belajar dan pembelajaran. Praktis, disertai dengan
Jakarta: Rineka Cipta Contoh. Jakarta: PT. Raja
bekerjasama dengan Grafindo Persada.
Depdikbud
Ormond, J.E. (2005). Human
Fazrian. 2013. Metode Tukar Learning. New Jersey:
Pengalaman Untuk Prentise-Hall Inc.
Meningkatkan Efikasi Diri
pada Pecandu Narkoba. Risalatuna. 2013. Efikasi Diri (Self
Jurnal Sains dan Praktik Eficacy). Diperoleh 10
Psikologi. Vol. 3, No. 2. Januari 2015, dari
17

http://risalatuna.blogspot.co
m/2013/01/efikasi-diri-self-
efficacy.html

Schunk, D. H. (2012). Learning


Theories: An Educational
Perspective. New York:
McGraw-Hill Companies.

Syah, M. 2011. Psikologi Belajar.


Jakarta: PT Raja Grafindo
Persaja.

Yufita & Yohanes, B. 2006. Motivasi


Kerja Guru ditinjau dari Self
Efficacy dan Iklim Sekolah
Sekolah (Studi pada guru-
guru Yayasan “X”).
Phronesis Jurnal Ilmiah
Psikologi Industri dan
Organisasi, 8 (2).

Anda mungkin juga menyukai