1 30733 1 10 20151023 PDF
1 30733 1 10 20151023 PDF
ABSTRAK
Kulit buah pisang kepok (Musa paradisiaca Linn.) mengandung senyawa yang berfungsi sebagai
antioksidan pada biodiesel. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai bilangan peroksida, bilangan
asam, dan kadar FFA biodiesel dari minyak jelantah kelapa sawit dengan penambahan ekstrak kloroform kulit buah
pisang kepok (EKKBPK). Biodiesel disintesis menggunakan bahan baku minyak jelantah kelapa sawit dengan
metanol melalui reaksi esterifikasi (10:1) dan reaksi transesterifikasi (4:1), selanjutnya ditambahkan ekstrak dengan
variasi konsentrasi sebesar 0,1 % b/v (A1); 0,2 % b/v (A2); dan 0,3 % b/v (A3). Nilai bilangan peroksida, bilangan
asam, dan kadar FFA biodiesel hasil sintesis (9,3591 meq peroksida/1000 g; 0,7221 mg KOH/g; dan 0,33%);
biodiesel tanpa penambahan EKKBPK (12,2746 meq peroksida/1000 g; 0,6492 mg KOH/g; dan 0,30%); dan
biodiesel dengan penambahan EKKBPK 0,1 % b/v (11,1878 meq peroksida/1000 g; 0,4814 mg KOH/g; dan 0,22%);
0,2 % b/v (9,7508 meq peroksida/1000 g; 0,3501 mg KOH/g; dan 0,16%); dan 0,3 % b/v (12,2512 meq
peroksida/1000 g; 0,5217 mg KOH/g; dan 0,24%). Bilangan asam biodiesel tersebut sesuai dengan SNI 04-7182-
2006. Biodiesel dengan penambahan EKKBPK sebesar 0,2 % b/v diperoleh nilai bilangan peroksida, bilangan asam,
dan kadar FFA paling rendah. Penambahan EKKBPK 0,2 % b/v pada biodiesel paling efektif menghambat reaksi
oksidasi.
Kata kunci : biodiesel, minyak jelantah kelapa sawit, kulit buah pisang kepok, reaksi oksidasi
ABSTRACT
The peel of banana kepok fruit (Musa paradisiaca Linn.) contains compound that function as an antioxidant
in biodiesel. The purposes of this study were to determine the peroxide number, acid number, and FFA content of
biodiesel from waste palm oil with addition of chloroform extract (EKKBPK). Biodiesel was synthesized using
esterification reaction of wasted palm oil with methanol (10:1) and by transesterification reaction (4:1), the extract of
peel of banana kepok fruit was theen added with various concentration of 0,1 % w/v (A1); 0,2 % w/v (A2); and 0,3
% w/v (A3) to the reaction mixtures. The peroxide number, acid number, and FFA content of synthesized biodiesel
obtained in this research were 9.3591 meq peroxide/1000 g; 0.7221 mg KOH/g; and 0.33% repectively; biodiesel
without addition of EKKBPK (12.2746 meq peroxide/1000 g; 0.6492 mg KOH/g; and 0.30%); and biodiesel with
addition of EKKBPK 0.1 % w/v (11,1878 meq peroxide/1000 g; 0,4814 mg KOH/g; and 0.22%); 0.2 % w/v (9.7508
meq peroxide/1000 g; 0.3501 mg KOH/g; and 0.16%); and 0.3 % w/v (12.2512 meq peroxide/1000 g; 0.5217 mg
KOH/g; and 0.24%). The acid numbers of those biodiesel were in acordance to the acid number of SNI 04-7182-
2006. The addition of 0.2 % w/v EKKBPK on biodiesel showed the lowest peroxide number, acid number, and FFA
content threfore it was the most effective in inhibiting the oxidation reaction of biodiesel.
Keywords : biodiesel, waste palm oil, peel of banana kapok fruit, oxidation reaction
259
JURNAL KIMIA 9 (2), JULI 2015: 259-266
260
ISSN 1907-9850
jam dan diulangi sebanyak 4x. Hasil maserasi filtrat metil ester (biodiesel). Biodiesel hasil
dipekatkan dengan rotatory vacum evaporator. sintesis ditentukan nilai bilangan peroksida,
Ekstrak kental metanol kulit buah pisang kepok bilangan asam, dan kadar FFA.
dilarutkan dengan pelarut metanol : air (7:3), Penambahan Ekstrak Kloroform Kulit Buah
selanjutnya metanol diuapkan dan didapatkan Pisang Kepok pada Produk Biodiesel dari
fraksi air. Fraksi air dipartisi dengan kloroform Minyak Jelantah Kelapa Sawit
sebanyak 8x. Fraksi kloroform selanjutnya Biodiesel hasil sintesis, ditambahkan
dipekatkan dengan rotatory vacum evaporator, antioksidan ekstrak kloroform kulit buah pisang
sehingga diperoleh ekstrak kental kloroform kulit kepok dengan variasi konsentrasi yaitu 0,1 % b/v,
buah pisang (Atun et al., 2007). 0,2 % b/v, dan 0,3 % b/v dan dibandingkan dengan
Proses Pembuatan Biodiesel Minyak Jelantah biodiesel tanpa penambahan ekstrak kloroform
Kelapa Sawit kulit buah pisang. Biodiesel yang telah
Pertama dilakukan proses penghilangan ditambahkan antioksidan disimpan dalam botol
kotoran padatan dan air pada minyak jelantah kaca bening yang bertutup kain kasa selama 14
kelapa sawit, dengan cara terlebih dahulu minyak hari pada suhu ruang, selanjutnya dilakukan
jelantah kelapa sawit disaring. Hasil saringan pengujian terhadap bilangan peroksida, bilangan
minyak jelantah dipanaskan sampai suhu 100oC asam, dan kadar FFA setelah hari ke-14.
sambil diaduk. Setelah air yang mendidih dalam Analisis Bilangan Peroksida, Bilangan Asam,
minyak mulai hilang, kemudian dipanaskan sampai dan Kadar FFA pada Biodiesel
suhu 130oC selama 10 menit, selanjutnya Bilangan Peroksida
didinginkan dan dilakukan pengukuran kadar asam Sebanyak 1 mL biodiesel yang telah
lemak bebas (kadar FFA) (Sumarsih, 2008). ditentukan massa jenisnya pada suhu ruang,
Pada proses esterifikasi, sebanyak 220 mL dipipet menggunakan pipet ukur dan dimasukkan
minyak jelantah kelapa sawit ditambahkan metanol ke dalam erlenmeyer, kemudian ditambahkan
sebanyak 22 mL (Darmawan dan Susila, 2013) dan campuran asam asetat glasial dan kloroform
katalis HCl 37% sebanyak 1,1 mL (Fajriyah et al., sebanyak 10 mL dengan perbandingan 3:2 dan
2012). Campuran dipanaskan pada suhu 65oC - digoyangkan agar terlarut sempurna. Setelah larut,
67oC dan diaduk selama 1 jam dengan alat refluks. ditambahkan 0,5 mL KI jenuh dan didiamkan
Minyak hasil esterifikasi dimasukkan ke dalam selama 2 menit, kemudian ditambahkan 10 mL air
corong pisah dan didiamkan selama 24 jam suling. Campuran dititrasi dengan larutan Na2S2O3
sehingga terbentuknya dua lapisan. Lapisan atas 0,0193 N hingga warna kuning muda terbentuk.
ialah campuran minyak dan alkil ester. Lapisan Campuran ditambahkan dengan indikator amilum
atas ini dicuci dengan aquades sebanyak 3 kali 1% sebanyak 0,5 mL kemudian dititrasi kembali
untuk menghilangkan sisa katalis asam. Lapisan dengan Na2S2O3 0,0193 N hingga warna kuning
bawah (disisihkan) adalah campuran metanol, air kehitaman hilang (Wildan, 2002). Pengerjaan ini
dan asam klorida. dilakukan sebanyak tiga kali.
Minyak jelantah kelapa sawit yang telah Perhitungan :
melalui proses esterifikasi, dilanjutkan dengan
proses transesterifikasi. Campuran minyak dan Bilangan Peroksida =
alkil ester dari hasil proses esterifikasi sebanyak
(meq peroksida/1000 g biodiesel)
160,4 gram ditambahkan dengan metanol sebanyak
(Sudarmadji et al., 1984)
50,63 mL dan katalis KOH sebanyak 2,406 gram,
Keterangan :
selanjutnya dipanaskan dengan alat refluks pada
V = Jumlah Na2S2O3 untuk biodiesel (mL)
suhu 60oC selama 1 jam yang diikuti dengan
N = Normalitas Na2S2O3
pengadukan. Campuran dipisahkan dengan corong
G = massa biodiesel (g)
pisah dan didiamkan selama 1 jam, maka akan
terbentuk lapisan bawah (gliserol) dan lapisan atas
Kadar FFA dan Bilangan Asam
(biodiesel). Lapisan biodiesel dicuci dengan air
Sebanyak 2 mL biodiesel yang telah
panas sebanyak 4 kali, selanjutnya ditambahkan
ditentukan massa jenisnya pada suhu ruang,
CaCl2 anhidrat dan disaring maka didapatkan
261
JURNAL KIMIA 9 (2), JULI 2015: 259-266
dipipet menggunakan pipet volume, dimasukkan kloroform menghasilkan 3,28 gram ekstrak kental
kedalam erlenmeyer 250 mL dan ditambahkan kloroform yang berwarna cokelat kekuningan.
etanol 95% sebanyak 2 mL. Larutan ditambahkan
2-3 tetes indikator fenolftalein, kemudian dititrasi Produk Biodiesel dari Minyak Jelantah Kelapa
dengan larutan standar KOH 0,0766 N hingga Sawit
berwarna merah muda konstan (tidak berubah Kadar asam lemak bebas (kadar FFA) dari
selama 15 detik). Jumlah KOH yang digunakan minyak jelantah kelapa sawit dari hasil penelitian
untuk titrasi dicatat untuk menghitung bilangan ini sebesar 0,67%. Hasil dari kadar FFA
asam. Pengerjaan ini dilakukan sebanyak tiga kali. menunjukkan bahwa di dalam minyak jelantah
Perhitungan : kelapa sawit masih terdapat asam lemak bebas
maka dari itu pada pembuatan biodiesel dilakukan
Kadar FFA = dua proses yaitu proses esterifikasi dan proses
transesterifikasi (Sofyan, 2012). Proses esterifikasi
bertujuan agar asam lemak bebas berubah menjadi
Bilangan asam = Kadar FFA x metil ester menggunakan metanol dan HCl yang
(Sudarmadji et al., 1984) berfungsi sebagai katalis (Fessenden dan
Fessenden, 1992). Pada tahap esterifikasi ini asam
Keterangan : lemak bebas pada metil ester akan berkurang
V = Jumlah volume KOH untuk titrasi (mL) karena esterifikasi akan merubah asam lemak
N = Normalitas NaOH bebas menjadi senyawa ester. Proses
G = massa biodiesel (g) Transesterifikasi ini dilakukan agar trigliserida dari
hasil esterifikasi jelantah minyak kelapa sawit
berubah menjadi metil ester (Drapcho et al., 2008).
HASIL DAN PEMBAHASAN Pada tahap transesterifikasi dihasilkan metil ester
pada lapisan atas yang berwarna kuning muda
Ekstraksi Kulit Buah Pisang Kepok sebanyak 130 mL dan gliserol pada lapisan bawah
Hasil maserasi dari 300 gram serbuk kulit yang berwarna cokelat tua. Persen rendemen
buah pisang kepok dengan ±1600 mL metanol biodiesel yang dihasilkan sebesar 59,1% yang
menghasilkan 13,31 gram ekstrak kental metanol artinya masih cukup banyak dihasilkan gliserol
yang berwarna cokelat. Hasil partisi 10,25 gram pada proses transesterifikasi.
ekstrak kental metanol menggunakan 600 mL
Gambar 1. Bilangan Peroksida Biodiesel Hasil Sintesis (A), Tanpa (A0), dan dengan Penambahan Ekstrak
Kloroform Kulit Buah Pisang Kepok 0,1 % b/v (A1), 0,2 % b/v (A2), dan 0,3 % b/v (A3)
262
ISSN 1907-9850
Nilai Bilangan Peroksida, Bilangan Asam, dan meq peroksida/1000 g biodiesel) dan biodiesel A2
Kadar FFA Pada Biodiesel (9,7508 meq peroksida/1000 g biodiesel). Hal ini
Bilangan Peroksida membuktikan bahwa biodiesel A0 mengalami
Nilai bilangan peroksida biodiesel hasil reaksi oksidasi. Biodiesel A0 tersebut didiamkan
sintesis, tanpa dan dengan penambahan ekstrak selama 14 hari pada suhu kamar dan ditutup kain
kloroform kulit buah pisang kepok dapat dilihat kasa serta tanpa penambahan ekstrak kloroform
pada Gambar 1. kulit buah pisang yang menyebabkan asam lemak
Berdasarkan Gambar 1 menunjukkan tidak jenuh pada biodiesel banyak yang
bahwa biodiesel A0 memiliki nilai bilangan teroksidasi. Reaksi oksidasi disebabkan oleh
peroksida paling tinggi sebesar 12,2746 meq adanya asam lemak jenuh pada biodiesel. Asam
peroksida/1000 g biodiesel. Biodiesel A3 memiliki lemak tidak jenuh teroksidasi membentuk senyawa
nilai bilangan peroksida sebesar 12,2512 meq peroksida (Fessenden dan Fessenden, 1992).
peroksida/1000 g biodiesel lebih tinggi Mekanisme terjadinya reaksi oksidasi pada asam
dibandingkan biodiesel A (9,3591 meq lemak tidak jenuh dapat dilihat pada Gambar 2.
peroksida/1000 g biodiesel), biodiesel A1 (11,1878
O O
H H
R C C C C O H + O 2 R C C C C O H
H H H 2 H 2
O O
A s a m le m a k p e ro k sid a
tid a k je n u h
Gambar 2. Mekanisme Terjadinya Reaksi Oksidasi pada Asam Lemak Tidak Jenuh (Fessenden dan
Fessenden, 1992)
+
H
O
O
H H O
R C C C C O H + O
H 2
O O .
R a d ik a l p e ro k sid a
H O O H
a sa m le m a k
O H O H
5 , 6 , 7 , 4 '- t e t r a h i d r o k s i - 3 , 4 - f l a v a n - d i o l
O .
H O O O
+ H
R C C C C O H
H 2
O O H
H O O H
O H O H
Gambar 3. Mekanisme Reaksi Senyawa 5,6,7,4'-tetrahidroksi-3,4-flavan-diol Dengan Radikal Peroksida
Asam Lemak
263
JURNAL KIMIA 9 (2), JULI 2015: 259-266
Gambar 4. Bilangan Asam Biodiesel Hasil Sintesis (A), Tanpa (A0), dan dengan Penambahan Ekstrak
Kloroform Kulit Buah Pisang Kepok 0,1 % b/v (A1), 0,2 % b/v (A2), dan 0,3 % b/v (A3)
O O O
O
H H
R C C C C OH + O 2 R CH + HC C C OH
H 2
H 2
O O A ld e h id
p e r o k s id a
O
O
R CH + O 2 R C OH
A ld e h id A s a m k a rb o k sila t
Gambar 5. Mekanisme Reaksi Oksidasi Pada Senyawa Peroksida (Fessenden dan Fessenden, 1992)
264
ISSN 1907-9850
Gambar 6. Kadar FFA Biodiesel Hasil Sintesis (A), Tanpa (A0), dan dengan Penambahan Ekstrak
Kloroform Kulit Buah Pisang Kepok 0,1% (A1), 0,2% (A2), dan 0,3% (A3)
265
JURNAL KIMIA 9 (2), JULI 2015: 259-266
266