Anda di halaman 1dari 3

Tugas Matrikulasi Geografi Manusia

Nama : Dhiffa Nabilla Rachma


No.Peserta : 2002202372
Prodi : S2 Ilmu lingkungan
Dosen Penganampu : Dr. Sudrajat, M.P

Berikan ulasan dengan menggunakan pendekatan spasial mengapa manusia berada disuatu tempat
dengan kepadatan yang bervariasi dan berikan ulasan factor apa yang mempengaruhinya dan
bagaimana mereka beradaptasi dengan lingkungan sehingga mampu bertahan hidup?

ULASAN

Kepadatan penduduk adalah perbandingan antara jumlah penduduk dan luas daerah yang
ditempati. Kepadatan penduduk atau population density menggunakan satuan penduduk jiwa/km².
Cara menghitungnya yakni:
jumlah penduduk di suatu wilayah
luas wilayah tersebut
Semakin besar angkanya maka semakin padat wilayahnya. Sebaliknya, semakin kecil angkanya
maka semakin renggang penduduknya.

Mengapa manusia berada disuatu tempat dengan kepadatan yang bervariasi, ada beberapa factor
suatu wilayah tumbuh lebih padat dibanding dengan daerah lain, diantanya:

1. Faktor Kelahiran
Ini merupakan faktor utama dan yang paling berpengaruh langsung terhadap jumlah
penduduk di suatu wilayah. Jumlah kelahiran yang lebih besar dari jumlah kematian di
suatu daerah otomatis akan menambah jumlah penduduk dari waktu ke waktu.

2. Faktor Ekonomi
dapat mempengaruhi kepadatan penduduk suatu daerah karena tersedianya peluang dan
lapangan pekerjaan yang menarik banyak orang. Setiap orang membutuhkan pekerjaan
untuk memenuhi kebutuhannya dan mendapatkan penghidupan yang lebih baik.
Contohnya, banyak penduduk di Indonesia yang memilih pindah ke Jakarta untuk bekerja.

3. Faktor Fisiografis
meliputi bentuk permukaan bumi, kondisi perairan, dan kondisi iklim. Kondisi alam
berpengaruh terhadap kepadatan penduduk karena sumber daya yang dimiliki dan
dihasilkan. Misalnya, Indonesia mengandung banyak sumber daya alam. Selain itu,
iklimnya menghasilkan berbagai jenis makanan.

4. Faktor Sosial Budaya


Adat/budaya juga dapat mempengaruhi seseorang atau sekelompok orang untuk berpindah
ke daerah lain. Adanya sanksi adat ataupun sanksi sosial bagi orang yang tidak mengikuti
adat tersebut berupa cibiran atau pengucilan juga menjadi pendorong seseorang untuk tetap
menjalankan adat tersebut. Di daerah tertentu seperti di pedesaan hal seperti ini masih
banyak terjadi dimana seseorang dituntut untuk merantau mencari penghidupan ke daerah
lain seperti perkotaan.

5. Pola Pikir Masyarakat Desa


Hal ini juga berkaitan dengan tingkat pendidikan seseorang dan ketersedian lapangan
pekerjaan di tempat asal. Ciri-ciri masyarakat tradisional yaitu yang pola pikirnya yang
beranggapan tinggal di kota besar pasti bisa sukses masih banyak ditemukan di pedesaan.
Biasanya karena melihat kesuksesan saudara atau tetangga yang berhasil mapan
diperantauan, hatinya tergerak untuk merantau dengan harapan bisa mendapat pencapaian
yang sama. Orang-orang seperti ini biasanya tidak berpikir panjang mengenai apa yang
hendak mereka kerjakan nanti saat di kota besar. Karena pola pikir seperti ini banyak yang
malah berakhir di jalanan tanpa tujuan yang pasti.

Merurut Heni Suhaeni diJurnalnya yang berjudul “KEPADATAN PENDUDUK DAN


HUNIAN BERPENGARUH TERHADAP KEMAMPUAN ADAPTASI PENDUDUK DI
LINGKUNGAN PERUMAHAN PADAT” ada Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
kemampuan adaptasi penduduk dengan lingkungan sekitarnya pada kawasan perumahan
padat, adalah :
 Wilayah teritorial keluarga, dalam hal ini adalah luas kapling rumah dan luas
bangunan rumah.
 Keberadaan fungsi-fungsi ruang yang ada dalam setiap bangunan rumah dan dapat
mengakomodasi kebutuhan dasar ruang.
 Fasilitas umum, berupa ruang terbuka tempat bermain, tempat kumpul warga, atau
ruang serba guna yang intinya berfungsi untuk berinteraksi dengan anggota atau
warga lain sekitarnya.
 Halaman rumah dan lebar jalan yang berada didepan rumahnya sebagai pengganti
ruang terbuka dan dapat berfungsi sebagai tempat berinteraksi.

Keempat faktor tersebut berpengaruh terhadap kemampuan adaptasi manusia pada


kawasan perumahan padat. Walaupun nilai koefisien korelasi antar variabel yang
berpengaruh relative kecil, tetapi signifikan pada tingkat kepercayaan 95%, artinya
ada pengaruh kepadatan penduduk

Manusia dapat beradaptasi dengan kepadatan penduduk saya mengambil contoh pada
daerah padat Tambora Jakarta, Tambora adalah wilayah Jakarta yang dikenal, tapi
barangkali tak banyak dari kita benar-benar penah mengunjunginya. Tambora adalah titik
terpadat Jakarta. Pemerintah DKI menaksir sedikitnya 250.000 kepala menjejali kawasan
seluas 5,48 km persegi.

Bersumber dari sebuah wawancara penduduk Tambora yang di publikasikan melalui social
media Youtobe: “Asumsi – Distrik:Tambora Membara”, penduduk yang datang di
Tambora lebih banyak dari pada yang pergi, lahan makin terbatas, warga harus beradaptasi
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang menuntut ruang. Rumah dibangun berhimpit
dan semakin tinggi, kebutuhan air bersih pun menjadi masalah, pompa-pompa berkekuatan
tinggi dilingkungan kaya menghisap banyak air tanah dalam, mengakibatkan penurunan
permukaan tanah. Akibatnya, warga miskin di wilayah terpinggirkan mendapat air tanah
bermutu buruk dan rentang kebanjiran. Seperti yang di alami Wahyu (22), 1 rumah yang
beranggotaan 12 orang pastinya membutuhkan pasokan air yang banyak, namun rumahnya
masih menggunakan pompa jaman dulu dimana tergantung sekali dengan musim hujan,
masalahnya jika kemarau maka akan kering, disinilah mereka harus mengatur agar pasokan
air tercukupi, yang dilakukan keluarga wahyu adalah dengan mengalirkan air dengan
selang dari tetangga yang menggunakan PAM.

Anda mungkin juga menyukai