Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PERCOBAAN IV
HEMOLISIS
OLEH :
NAMA : SUSLIWATI
NIM : F1D1 16 065
KELOMPOK : III (TIGA)
ASISTEN PEMBIMBING : HASNIAR
A. Latar Belakang
Darah memiliki sifat yang berbeda dengan jaringan lain didalam tubuh,
sehingga mengakibatkan darah dapat bergerak dari satu tempat ketempat lain dan
dapat menyebar keseluruh tubuh. Darah dibentuk dari dua komponen yaitu
komponen seluler dan komponen non seluler. Komponen seluler yang membentuk
sekitar 45% yang terdiri dari tiga jenis sel yaitu eritrosit, leukosit dan trombosit.
Komponen non seluler berupa cairan yang disebut plasma membentuk sekitar
55% bagian darah. Darah merupakan cairan tubuh yang berwarna merah dan
terdapat di dalam sistem peredaran darah tertutup dan sangat penting untuk
ukuran dan bentuk dari sel darah meliputi sel darah merah, sel darah putih dan
trombosit. Ukuran dan bentuk sel darah dapat dipengaruhi oleh volume terhadap
pengangkutan oksigen
yang mengangkut oksigen dari paru-paru menuju jaringan diseluruh tubuh, dan
tubuh, penyeimbang air tubuh, pengatur suhu dalam tubuh, pertahanan terhadap
infeksi, tranport hormon dan pengatur metabolisme, serta pembekuan. Darah juga
memiliki fungsi membawa karbon dioksida dan zat sisa metabolise atau zat yang
antibodi.
membran eritrosit, zat atau unsur kimia tertentu, pemanasan atau pendinginan,
serta rapuh karena ketuaan dalam sirkulasi darah. Berdasarkan tersebut, maka
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Praktikum
Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini yaitu untuk mengetahui cara
D. Manfaat Praktikum
Manfaat yang ingin diperoleh pada praktikum ini yaitu dapat mengetahui
A. Darah
Darah adalah kendaraan untuk transport masal jarak jauh dalam tubuh
untuk berbagai bahan antara sel dan lingkungan eksternal antara sel-sel itu sendiri.
Darah terdiri dari cairan kompleks plasma tempat elemen selular diantaranya
oksigen. Komponen seluler yang membentuk sekitar 45% yang terdiri dari tiga
jenis sel yaitu eritrosit, leukosit dan trombosit. Komponen non seluler berupa
cairan yang disebut plasma membentuk sekitar 55% bagian darah. Darah dalam
penyeimbang air tubuh, pengatur suhu dalam tubuh, pertahanan terhadap infeksi,
Sel darah merah atau eritrosit mempunyai membran sel yang bersifat semi
larutan NaCl hipotonis) akan masuk ke dalam eritrosit melalui membran yang
NaCl yang sama dan hasilnya menunjukkan bahwa eritrosit merespon dengan
dan mempunyai batas-batas fisiologis terhadap tekanan osmosis dari luar eritrosit.
Tonisitas eritrosit babi sangat penting diketahui karena erat kaitannya dengan
terapi infus pada hewan sakit atau kekurangan cairan. Tonisitas dari eritrosit,
dapat diketahui untuk menguji fragilitas atau uji hemolisis. Fragilitas eritrosit
dengan tekanan osmosis tertentu akan menyebabkan lisis eritrosit, inilah yang
C. Hemolisis
mengganggu uji parameter laboratorium. Hemolisis dapat terjadi dari dua sumber
atau reaksi transfusi dan in-vitrohemolisis oleh karena koleksi spesimen yang
Hemolisis inilah yang mengindikasikan rusaknya membran sel. Salah satu faktor
perusak membran sel adalah radikal hidroksil. Radikal hidroksil yang terbentuk
akibat adanya pajanan sinar UV menyebabkan membran sel pecah dan terjadi
Semakin besar hemolisis yang terjadi pada eritrosit, maka serapan absorbansinya
E. Krenasi
hipotonis dan hipertonis. Faktor penyebab krenasi yaitu adanya peristiwa osmosis
yang menyebabkan adanya pergerakan air dalam sel sehingga ukuran sel menjadi
berkurang atau mengecil. Proses yang sama juga terjadi pada tumbuhan yaitu
plasmolisis dimana sel tumbuhan juga mengecil karena dimasukkan dalam larutan
hipertonik. Krenasi ini dapat dikembalikkan dengan cara menambahkan cairan
B. Pembahasan
Kerusakan membran eritrosit dapat disebabkan oleh antara lain
permukaan membran eritrosit, zat atau unsur kimia tertentu, pemanasan atau
pendinginan, serta rapuh karena ketuaan dalam sirkulasi darah. Jika medium di
sekitar eritrosit menjadi hipotonis medium tersebut (plasma dan larutan) akan
medium yang hipertonis, maka cairan eritrosit akan keluar menuju ke medium
luar eritrosit (plasma), akibatnya eritrosit akan keriput (krenasi). Keriput ini dapat
eritrosit.
dapatkan hasil pada pengamatan pertama yaitu 5 tetes darah di tambahkan larutan
NaCl 0,9% menghasilkan darah mengalami perubahan yaitu warna darah menjadi
merah terang. Hal tersebut dapat terjadi karena latutan NaCl 0,9% bersifat
isotonis, dimana larutan ini merupakan larutan yang memiliki konsentrasi sama
darah yang menyebabkan warna darah menjadi merah keruh dan terjadi krenasi.
penambahan larutan akuades pada 5 tetes sel darah merah menyebabkan darah
menjadi transparan sehingga terjadi hemolisis. Hal tersebut dapat terjadi karena
(plasma dan larutan NaCl) akan masuk ke dalam eritrosit melalui membran yang
hipertonis, maka cairan eritrosit akan keluar menuju ke medium luar eritrosit
A. Kesimpulan
ditandai dengan pecahnya sel darah merah yang disebabkan oleh penambahan
dapat ditandai dengan adanya kerutan sel darah merah yang disebabkan oleh
sel darah.
B. Saran
Saran yang dapat diajukan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Diharapkan para pratikan tidak ribut dan lebih serius pada saat pratikum
berlangsung.
Damanik, M.N.V., 2014, Hemolisis Eritrosit Babi Landrace Jantan yang Dipotong
di Rumah Pemotongan Hewan Pesanggaran Denpasar, Jurnal Indonesia
Medicus Veterinus, 3(3): 1-2
Komari, N., Karlina, Dewi, A.M.S., dan Amrullah, F.H., 2009, Pengaruh
Pemberian Minyak Kelapa Murni terhadap Hemolisis Sel Darah Merah
Akibat Paparan Lampu Uv Secara In Vitro, Jurnal Sains dan Terapan
Kimia, 3(2): 156
Saputro, D.A., dan Junaidi, S., 2015, Pemberian Vitamin C pada Latihan Fisisk
Maksimal dan Perubahan Kadar Hemoglobin Darah Jumlah Eritrosit,
Jurnal Of Sport Sciences, 4(3): 1-2
Siswanto, Sulabda, I.N., dan Soma, I.G., 2014, Kerapuhan Sel Darah Merah Sapi
Bali, Jurnal Veteriner, 15(1): 1-2
Watson, Roger. 2002. Anatomi dan Fisiologi untuk Perawat Edisi 10. Jakarta :
EGC Buku Kedokteran.
Sutikno, dan Fitryadi, K., 2016, Pengenalan Jenis Golongan Darah Menggunakan
Jaringan Syaraf Tiruan Perceptron, Jurnal Masyarakat Informatika, 7(1):
1-2