——————————->>>>>
Tentunya kita akan memerlukan layer indeks yang digunakan untuk membedakan antar layout,
atau dengan kata lain layer yang mempunyai attribut yang membedakan antar wilayah. Layer
indeks ini dapat berupa grid atau dapat juga berupa wilayah seperti wilayah administrasi.
Perpindahan antar halaman layout didefinisikan berdasar attibut yang ada pada suatu kolom
dalam layer indeks.
Sebagai contoh dalam tulisan ini kita akan membuat layout peta kawasan hutan menurut
kecamatan di Kabupaten Kapuas Hulu,Provinsi Kalimantan Barat. Shapefile yang digunakan
adalah kawasan hutan (Kemenhut) dan peta wilayah (BPS,2010). Yang menjadi layer indeks
adalah peta wilayah kecamatan di Kabupaten Kapuas Hulu.
Attribut dari shapefile kawasan hutan Kabupaten Kapuas Hulu adalah sebagai berikut
Sedangkan Attribut dari shapefile peta wilayah kecamatan Kabupaten Kapuas Hulu adalah
sebagai berikut
Layout kawasan hutan per kecamatan ini akan diatur untuk menampilkan hanya kawasan hutan
di kecamatan tersebut saja, sehingga kawasan hutan di kecamatan-kecamatan lain di sekitarnya
tidak akan ditampilkan dalam layout tersebut. Oleh karena itu sebelumnya kedua shapefile
tersebut di “overlay” terlebih dahulu (bisa dengan union atau identity).
Adapun attribut shapefile setelah proses “overlay” menjadi seperti berikut ini
Setelah itu, toolbar “Data Driven Pages” diaktifkan, maka akan muncul toolbar baru.
Langkah selanjutnya adalah meng”klik” tombol “Data Driven Page Setup” untuk kemudian
mengatur apa yang akan menjadi dasar dalam pembedaan halaman (page) dalam “Data Driven
Pages”
Pada jendela “View” terlihat yang menjadi fokus adalah wilayah Kecamatan Silat Hilir.
Akan tetapi, karena pada layout ini hanya akan menampilkan kawasan hutan di kecamatan
tersebut saja (sesuai yang terpilih pada “Data Driven Pages”), maka masih diperlukan langkah-
langkah sebagai berikut:
1. Klik kanan pada layer yang pada langkah awal sudah di”overlay”, pada contoh ini adalah layer
“kawasan_kapuas_hulu.shp”
2. Klik “Properties”.
3. Pilih menu “Definition Query”.
4.Klik tombol “Page Definition”
5.Setelah muncul jendela “Page Definition Query” maka centang pada “Enable”
6. Pilih kolom dari shapefile yang isinya sama persis dengan yang digunakan menjadi kolom
pada “Name Field” pada jendela “Setup Data Driven Pages”.
7.Pilih “Match” pada “Show features that”
8. Klik “OK”. Maka kawasan hutan di kecamatan lain tidak akan diperlihatkan.
Langkah selanjutnya adalah menampilkannya di Layout
Agar judul dari peta tersebut juga otomatis berubah sesuai dengan wilayah kecamatannya, maka
pada nama kecamatan, kita memakai “query”. Query tersebut kita copy saja dari query yang
telah ada pada “Data Driven Page Name”. Caranya :
1. Klik pada “Page Text” yang terletak paling kanan pada toolbar “Data Driven Pages”.
2.Pilih “Data Driven Name”.
3. Pada jendela “View” akan muncul tulisan yang dikelilingi oleh garis berwarna biru putus-putus.
4.Klik dua kali pada tulisan tersebut.
5.Akan muncul jendela “Properties”.
6.Salin (copy) query yang terdapat pada “Text”.
7.”Paste” query tersebut pada “Text” judul peta.
8. “Text” pada langkah ke-3 yang diambil querynya dihapus dari layout, sehingga tidak
mengganggu layout.
Maka selesai sudah “template” layout dari peta kawasan hutan per kecamatan di Kabupaten
Kapuas Hulu. Untuk berpindah ke layout kecamatan lain, hanya perlu klik tombol “Next Page”
pada toolbar “Data Driven Pages”
Maka “View” yang tampil di Layout akan berpindah ke wilayah selanjutnya sesuai dengan yang
diatur pada “Setup Data Driven Pages”
Jadi setelah memakai tool “Data Driven Pages” kita tinggal mengatur skalanya agar bulat (jika
diperlukan) kemudian menyimpan ke dalam .MXD baru atau bisa juga .MXD hanya satu, tetapi
untuk output dalam bentuk image saja misal dalam bentuk .jpeg .
Untuk menyimpan layout dalam bentuk image langkahnya adalah sebagai berikut :
1. Klik pada menu “File”.
2. Pilih “Export Map”.
3.Pilih folder tempat penyimpanan file.
4.Ketikkan nama file yang akan dihasilkan (defaultnya akan sesuai dengna nama .MXD).
5.Pilih jenis image.
6. Mengatur kualitas image yang dihasilkan.
7. Save.
Share this:
Twitter Facebook
Suka
Satu blogger menyukai ini.
Terkait