Askep Uropsis
Askep Uropsis
MAHASISWA :
NURLAELA FAIZA
A2R16039
I. DEFINISI
Urosepsis adalah suatu kondisi terjadinya sindroma peradangan sistemik yang diakibatkan
karena bakteri yang berasal dari saluran kemih tersebut.Urosepsis adalah suatu kondisi ketika infeksi
saluran kemih menyebabkan sindrom respon inflamasi sistemik (SIRS).Infeksi saluran kemih tersebut
menyebar ke aliran darah.
Urosepsis adalah adanya mikroorganisme patogenik atau toksinnya didalam darah atau
jaringan lainnya. Urosepsis berat adalah yang berkaitan dengan disfungsi organ , hipoperfusi, atau
hipotensi.
UROSEPSIS adalah infesksi saluran kemih yang menyebar ke aliran darah sehingga antibodi
memberikan respon berlebihan dan merangasang tubuh, menghasilkan antibodi terlalu banyak
akhirnya masuk ke dalam darah. kemudian menyebabkan keracunan darah
II. ETIOLOGI
Urosepsis disebabkan oleh bakteri gram (-) dan focus primernya dapat berasal dari saluran
genitouraniruim, saluran empedu dan saluran gastrointestinum yang kemudian menyebar kestruktur
yang berdekatan, seperti pada peritonitis setelah perforasi apendikal, atau biasa berpindah dari
perineum ke urethra atau kandung kemih. Sedangkan gram (+) timbul dari infeksi kulit., saluran
respirasi dan juga biasa bersal dari luka terbuka, seperti luka bakar.
III. TANDA DAN GEJALA
a. Nyeri perut dan panggul
b. Urin berdarah
c. Sulit atau sakit saat buang air kecil dan terasa panas saat BAK
d. Demam dan menggigil
e. Nyeri selama berhubungan seksual
f. Detang jantung cepat
g. Nafas cepat
h. Nadi lemah
i. Keringat banyak
j. Mengalami gejala infeksi saluran kemih
IV. PEMERIKSAAN FISIK DAN PENUNJANG
a. Tanda-tanda vital
b. Kultur darah
c. Pemeriksaan laboratorium
d. Rontgen thorax dan abdomen
e. USG organ urogenital
2
f. CT scan
V. PENATALAKSANAAN
a. Penanganan gawat (syok) : resusitasi ABC
b. Pemberian antibiotik = menghilangkan sumber infeksi
c. Resusitasi cairan dan elektrolit
VII. PATHWAY
Kuman pada sistem perkemihan
Sitokin
Urosepsis Urosepsis
Nyeri
Hipertermia Disfungsi seksual
3Kurang pengetahuan
VIII. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Hipertermi berhubungan dengan kerusakan control suhu
b. Nyeri akut berhubungan dengan adanya pus saat berkemih
c. Infeksi
d. Disfungsi seksual berhubungan dengan perubahan fungsi tubuh akibat proses penyakit
e. Kurang pengetahuan mengenai konsep penyakit dan pengobatan berhubungan dengan kurang
terpapar informasi.
IX. INTERVENSI
1) Hipertermi berhubungan dengan reaksi inflamasi
Manajemen Hipertermia :
Observasi :
Identifikasi penyebab hipertermia (mis. Dehidrasi)
Monitor suhu tubuh
Monitor haluaran urine
Terapeutik :
Longgarkan atau lepaskan pakaian
Berikan cairan oral
Edukasi :
Anjurkan tirah baring
Regulasi Temperature :
Observasi :
Monitor suhu tubuh sampai stabil (36,5 derajat Celcius sampai 37,5 derajat Celcius
Monitor tekanan darah, frekuensi pernafasan, dan nadi
Manajemen nyeri :
Observasi :
Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
Identifikasi skala nyeri
Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
Terapeutik :
Edukasi :
Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri.
Jelaskan strategi meredakan nyeri
Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri
X. DAFTAR PUSTAKA
Nurarif, Amin Huda dan Kusuma, Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan keperawatan Nanda nic-noc jilid 3.
Jogjakarta : Mediaction.
https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/urosepsis-adalah-infeksi-saluran-kencing/.2018
4
KLINIK KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI NERS
MAHASISWA STIKES “HUTAMA ABDI HUSADA”
TULUNGAGUNG
NURLAELA FAIZA
A2R16039
5
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
“HUTAMA ABDI HUSADA”
Ijin Pendirian Mendiknas RI Nomor : 113/D/O/2009
I. IDENTITAS
1. Nama : Tn. R
2. Umur : 66 Tahun
3. Jenis Kelamin :L
4. Agama : Islam
5. Suku / Bangsa : Jawa/Indonesia
6. Bahasa : Indonesia dan Jawa
7. Pendidikan : SMA
8. Pekerjaan : Karyawan
9. Alamat : Kauman
10. Alamat yg mudah dihubungi : Kauman
11. Ditanggung oleh : BPJS
1
3. Riwayat Kesehatan Yang Lalu :
Memakai kateter selama kurang lebih 2 tahun.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga :
tidak ada keturunan yang mengalami penyakit seperti Tn. P
III. POLA AKTIFITAS SEHARI-HARI
B. Pola Eliminasi
1. B A B
- Warna Kuning khas Belum BAB
- Bau Khas Belum BAB
- Konsistensi Padat Belum BAB
- Jumlah Tidak terkaji Belum BAB
- Frekwensi 1-2x/hari Belum BAB
- Masalah BAB Tidak ada Belum BAB
- Upaya mengatasi Tidak ada Belum BAB
2. B A K
- Spontan/alat bantu Kateter Kateter
- Warna Kuning khas Kuning pekat kecoklatan
- Bau Khas Khas
- Konsistensi Cair Cair
- Jumlah Tidak terkaji 100cc saat pengkajian
- Frekwensi Tidak terkaji Tidak terkaji
- Masalah BAK Ada Ada
- Upaya mengatasi Pemasangan kateter Pemasangan kateter
2
2. Minum
- Oral / NGT Oral Oral
- Frekwensi Kurang lebih 8x Sewaktu-waktu
- Jenis Cair Cair
- Diit Tidak ada Tidak ada
- Pantangan Tidak ada Tidak ada
- Yang Disukai Semua suka Semua suka
- Yang Tdk disukai Tidak ada Tidak ada
- Alergi Tidak ada Tidak ada
- Masalah minum Tidak ada Tidak ada
- Upaya mengatasi Tidak ada Tidak ada
F. Kebiasaan
- Merokok Tidak Tidak
- Alkohol Tidak Tidak
- Jamu, dll Tidak Tidak
V. KONSEP DIRI
A. Gambaran Diri
Baik
B. Harga Diri
Pasien ingin cepat sembuh
C. Ideal Diri
Pasien ingin beraktivitas seperti biasa
D. Identitas Diri
Pasien mengatakan namanya Tn.I
E. Peran
Ayah dan kakek
3
VI. DATA SPIRITUAL
A. Ketaatan Beribadah :
Selama di rawat pasien tetap beribadah dengan sering menyebut nama Allah
B. Keyakinan terhadap sehat / sakit : pasien yakin sembuh
C. Keyakinan terhadap penyembuhan :
Pasien yakin sembuh
4
4. Telinga
a. Bentuk telinga : lebar
Ukuran telinga : lebar
Ketegangan telinga : lentur
b. Lubang telinga :
sedikit kotor
c. Ketajaman pendengaran :
dapat mendengar dengan normal
5. Mulut dan faring
a. Keadaan bibir :
kering
b. Keadaan gusi dan gigi :
ada caries gigi
c. Keadaan lidah :
sedikit kotor
d. Orofarings :
tidak ada peradangan
6. Leher
a. Posisi trakhea : simetris
b. Tiroid : tidak ada pembesaran
c. Suara : normal
d. Kelenjar Lymphe : tidak ada pembesaran
e. Vena jugularis : tidak ada bendungan
: …………………………………………………
f. Denyut nadi Carotis : teraba normal
: …………………………………………………
D. Pemeriksaan Integumen ( Kulit )
a. Kebersihan : kotor
b. Kehangatan : hangat
c. Warna : sawo matang
d. Turgor : normal
e. Tekstur : halus
f. Kelembaban : kering
g. Kelainan pada kulit : mengelupas dan kemerahan
: …………………………………………………
E. Pemeriksaan payudara dan ketiak
a. Ukuran dan bentuk payudara :
simetris
b. Warna payudara dan areola :
cokelat
c. Kelainan-kelainan payudara dan puting :
tidak ada
d. Axila dan clavicula :
tidak ada benjolan
5
F. Pemeriksaan Thorak / dada
1. Inspeksi Thorak
a. Bentuk Thorak : normal
b. Pernafasan
Frekwensi : 20x/menit
Irama : reguler
c. Tanda-tanda kesulitan bernafas :
tidak ada
d. Alat bantu : O2 - luka : ada
Keterangan luka : kulit memerah dan mengelupas
2. Pemeriksaan Paru
a. Palpasi getaran suara ( vocal fremitus ) :
getaran sama, kanan dan kiri
b. Perkusi :
sonor/normal
c. Auskultasi
Suara Nafas :
Vesikuler/normal
Suara Ucapan :
Seluruh lapang paru
Suara Tambahan :
Tidak ada suara tambahan
3. Pemeriksaan Jantung
a. Inspeksi dan Palpasi
- Pulsasi : teraba
- Ictus cordis : ICS V (mid clavicula sinistra)
b. Perkusi
Batas-batas jantung :
Atas = ICS II mid sternalis. Bawah = ICS V
Kanan = ICS IV mid sternalis dextra. Kiri = ICS V midclavicula sinistra
c. Auskultasi
- Bunyi jantung I : terdengar lup
- Bunyi jantung II : terdengar dup
- Bunyi jantung Tambahan : tidak ada - Bising / Murmur : tidak ada
- Frekwensi denyut jantung : 90x/menit
G. Pemeriksaan Abdomen
a. Inspeksi
- Bentuk abdomen : datar
- Benjolan / Massa : tidak ada benjola/ massa
-Bayangan pembuluh darah pada abdomen : Tidak terlihat bayangan pembuluh darah
c. Palpasi
- Tanda nyeri tekan : tidak ada nyeri tekan
- Benjolan / massa : tidak ada benjolan massa
- Tanda-tanda ascites : tidak ada acites
- Hepar : tidak ada pembesaran hepar
- Lien : tidak ada pembesaran lien
- Titik Mc. Burne : tidak ada nyeri tekan
d. Perkusi :
- Suara Abdomen : timpani
- Pemeriksaan Ascites Tidak ada acites
6
H. Pemeriksaan Kelamin dan Daerah Sekitarnya
1. Genetalia
a. Kelainan – kelainan pada genetalia eksterna dan daerah inguinal : tidak ada
kelainan
2. Anus dan Perineum
a. Lubang anus : normal tidak ada luka
b. Kelainan – kelainan pada anus dan perineum :tidak ada kelainan
I. Pemeriksaan Muskuloskeletal ( Ekstrimitas )
a. Kesimetrisan Otot : simetris
b. Pemeriksaan Oedem : tidak ada oedema ekstremitas
c. Kekuatan Otot : normal
d. Kelainan – kelainan pada ekstrimitas dan kuku : px merasa lemas tidak ada kelainanpada
kuku
e. Luka : ada/tidak jenis : fraktur / abvasi / alat bantu : ya/tidak
jenis alat bantu-
J. Pemeriksaan Neurologi
1. Tingkat kesadaran ( secara kuantitatif ) / GCS : Compos mentis, GCS 3-5-5
2. Tanda – tanda rangsangan otak ( meningeal sign ) : normal
3. Syaraf otak( Nervus cranialis ) : normal
4. Fungsi Motorik : normal
5. Fungsi Sensorik : normal
6. Refleks :
a. Refleks Fisiologis : normal
b. Refleks Patologis : normal
PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Diagnosa Medis : Urosepsis
B. Pemeriksaan Diagnostik / Penunjang Medis :
1. Laboratorium
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
2. Rontgen
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
3. E C G
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
4. U S G
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
5. Lain – lain
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
Ceftriaxon 2x1
Levofloxacin 1x750 mg
Ranitidine 2x1
7
Nebulizing Combivent 3x1
Paracetamol 4x1
Mahasiswa
NURLAELA FAIZA
____________________________
NIM. A2R16039
8
ANALISA DATA
9
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
10
NO DIAGNOSA TUJUAN KRITERIA RENCANA TANDA TANGAN
. KEPERAWATAN STANDART TINDAKAN
1. Nyeri berhubungan Setelah dilakukan asuhan keperawatan - N Manajemen nyeri : RENCANA
dengan disuria selama 1x24 jam diharapkan nyeri yeri berkurang Observasi :
dapat terkontrol. - Klien tampak tidak Identifikasi lokasi, ASUHAN
meringis karakteristik, KEPERAWATAN
- Klien Nampak tidak durasi, frekuensi,
gelisah kualitas, intensitas Nama pasien : Tn. R
nyeri Umur : 66 tahun
Identifikasi skala No. Register :
nyeri 221122233
Identifikasi faktor
yang memperberat
dan memperingan
nyeri
Terapeutik :
Berikan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri
Fasilitasi istirahat
dan tidur
Edukasi :
Jelaskan
penyebab,
periode, dan
pemicu nyeri.
Jelaskan strategi
meredakan nyeri
Ajarkan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
nyeri
Nama Pasien : Tn. R Umur : 66 tahun No. Register : 221122233 Kasus : Urosepsis
P : Lanjutkan intervensi
2
2. 2 16 Juni - Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, 16 Juni S : Px mengatakan badan terasa enakan. Saat
2020/17.00 durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri 2020/20:30 BAK kadang-kadang nyeri.
- Mengidentifikasi skala nyeri
- mengidentifikasi faktor yang memperberat O : Keadaan umum lemah
dan memperingan nyeri TD = 131/57 mmHg
- Memberikan teknik nonfarmakologis untuk N = 75x/menit
mengurangi rasa nyeri RR = 32x/menit
S = 38 derajat Celcius
SpO2 = 97%
Terpasang kateter
Urine = 100cc warna coklat pekat.
P : Lanjutkan intervensi
3
SATUAN ACARA PENYULUHAN
ISK DAN UROSEPSIS
G. Setting Tempat
Duduk saling berhadapan
H. Evaluasi
NO ASPEK WAKTU METODE ALAT EVALUATOR
.
1. Kognitif 5 menit Tanya jawab Daftar pertanyaan Nurlaela
I. Daftar pertanyaan :
1. Apa itu ISK ?
2. Sebutkan penyebab ISK dan urosepsis?
3. Sebutkan tanda dan gejala ISK dan urosepsis?
4. Coba jelaskan penanganan ISK dan urosepsis?
5. Sebutkan cara pencegahan ISK dan urosepsis?
6
MATERI PENYULUHAN INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK) DAN UROSEPSIS
1. Pengertian penyakit ISK Infeksi saluran kemih adalah ditemukannya bakteri pada urine di kandung kemih yang umumnya steril (Mansjoer, 2000). Infeksi Saluran Kemih (ISK)
adalah infeksi yang terjadi sepanjang saluran kemih, terutama masuk ginjal itu sendiri akibat proliferasi suatu organisme (Corwin, 2001).Urosepsis adalah suatu kondisi
terjadinya sindroma peradangan sistemik yang diakibatkan karena bakteri yang berasal dari saluran kemih tersebut.Urosepsis adalah suatu kondisi ketika infeksi saluran kemih
menyebabkan sindrom respon inflamasi sistemik (SIRS).Infeksi saluran kemih tersebut menyebar ke aliran darah.
2. Penyebab penyakit ISK a. Bakteri b. Jamur c. Virus d. Bakteri yang hidup di anus : E. Coli
3. Tanda dan gejala ISK Tanda dan gejala ISK pada bagian bawah : a. Nyeri yang sering dan rasa panas ketika berkemih b. Spasme pada area kandung kemih dan suprapubis c.
Hematuria d. Nyeri punggung dapat terjadi Tanda dan gejala ISK bagian atas : a. Demam b. Menggigil c. Nyeri panggul dan pinggang d. Nyeri ketika berkemih e. Malaise f.
4. Penanganan pada anak dengan ISK Penanganan ISK dilakukan dengan pemberian antibiotik sesuai resep dokter, menangani demam dengan antipiretik dan tirah baring, serta
5. Cara pencegahan ISK Menurut Mansjoer (2000), ada beberapa cara untuk mencegah infeksi saluran kencing, antara lain : a. Jaga kebersihan b. Sering ganti celana dalam c.
Banyak minum air putih d. Tidak sering menahan kencing e. Bersihkan alat kelamin setelah BAB maupun BAK secara benar yaitu dari depan ke belakang.
7
ISK DAN PENGERTIAN Gejala
Urosepsis
UROSEPSIS
ISK adalah infeksi bakteri yang
mengenai bagian dari saluran
kemih. ISK dapat menimbulkan
komplikasi, salah satunya yaitu - Sering buang air kecil
urosepsis - Saat BAK terasa panas dan terbakar
- Kandung kemih terasa penuh, bahkan
setelah BAK
- Ada darah pada urine
- Nyeri saat berhubungan seks
- Nyeri punggung dan perut
- Volume urine berkurang atau tidak keluar
8
PENCEGAHAN VIRUS CORONA (COVID-19)
Virus corona COVID-19 menyebar dengan cepat dari orang ke orang melalui tetesan bersin atau batuk yang keluar dari
orang dengan infeksi COVID-19. Karena cepatnya penyebaran virus ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
menyarankan untuk melakukan lima 5 ini demi mencegah penyebaran virus corona.
1. Secara teratur dan menyeluruh bersihkan tangan Anda dengan sabun dan air atau cairan berbasis alkohol. Mencuci
tangan dengan sabun dan air atau menggunakan cairan berbasis alkohol membunuh virus yang mungkin ada di tangan
Anda.
2. Pertahankan jarak fisik atau physical distancing setidaknya 1 meter (3 kaki) antara Anda dan siapa saja yang batuk atau
bersin. Ketika seseorang batuk atau bersin, mereka menyemprotkan tetesan cairan kecil dari hidung atau mulut mereka
yang mungkin mengandung virus. Jika Anda terlalu dekat, Anda bisa menghirup tetesan air, termasuk virus COVID-19
jika orang tersebut menderita batuk.
3. Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut. Tangan menyentuh banyak permukaan dan virus dapat menempel. Setelah
terkontaminasi, tangan dapat memindahkan virus ke mata, hidung, atau mulut Anda. Dari sana, virus bisa masuk ke
tubuh Anda dan bisa membuat Anda sakit.
4. Pastikan Anda, dan orang-orang di sekitar Anda, menjaga kebersihan pernapasan. Ini berarti menutupi mulut dan
hidung Anda dengan siku atau anggota badan yang tertekuk saat Anda batuk atau bersin. Kemudian segera buang tisu
bekas yang digunakan untuk menutupi bersih atau batuk. Tetesan yang keluar saat Anda bersin atau batuk menyebarkan
virus. Dengan mengikuti saran ini, Anda melindungi orang-orang di sekitar Anda dari virus.
5. Tetap di rumah jika Anda merasa tidak sehat. Jika Anda mengalami demam, batuk dan kesulitan bernapas, cari bantuan
medis dan hubungi mereka terlebih dahulu. Ikuti arahan otoritas kesehatan setempat Anda. Otoritas nasional dan lokal
akan memiliki informasi terbaru tentang situasi di daerah Anda.
9
Menelepon terlebih dahulu akan memungkinkan penyedia layanan kesehatan mengarahkan Anda ke fasilitas kesehatan
yang tepat. Ini juga akan melindungi Anda dan membantu mencegah penyebaran virus dan infeksi lainnya.
10
11
I.
12