1. Pernahkah kamu berada dalam situasi yang membuat kamu meragukan kebaikan Tuhan? Jika pernah,
ceritakanlah apa yang telah terjadi dan apa yang kamu rasakan!
2. “Allah adalah seorang hakim yang murka. Jika Anda berbuat baik, maka Anda akan diberkati: jika Anda berdosa,
Anda akan dihukum.” Apakah kamu setuju dengan kalimat ini? Mengapa?
Narasi yang sering diajarkan kepada kita adalah konsep hukum karma. Jika kita berbuat baik, maka kita akan
diberkati. Jika kita berdosa, maka kita akan dihukum. Kita juga seringkali diajar untuk berbuat baik karena kita takut
dihukum oleh Tuhan. Hal ini juga membuat kita cenderung berpikir bahwa jika ada suatu hal buruk yang menimpa kita,
itu pastilah karena kita telah berbuat dosa. Akan tetapi, benarkah demikian? Mari kita melihatnya dalam narasi Yesus
tentang Allah.
Yesus juga pernah mendapatkan pertanyaan yang serupa. Suatu kali, Yesus dan murid-muridnya bertemu
dengan orang yang terlahir dalam keadaan buta. Lalu murid-murid bertanya kepada-Nya, "Rabi, siapakah yang berbuat
dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?" Lalu apa jawab Yesus? Jawab Yesus, “"Bukan
dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia” (Yoh. 9:2-3).
Dalam narasi Yesus, Bapa-Nya adalah Allah yang baik. Yesus menolak konsep yang diajukan para murid. Dia melihat
penderitaan orang tersebut, bukan sebagai sebuah hukuman atas kesalahannya maupun orang tuanya, melainkan
suatu kesempatan untuk menyatakan kuasa Allah.
Dari kisah ini, kita dapat memahami kebenaran bahwa kebaikan Allah itu tidak bergantung pada perbuatan
manusia. Allah itu baik, apapun situasi yang terjadi dalam kehidupan ini tidak dapat mengubah sifat Allah tersebut.
Memang harus diakui bahwa terkadang kita tidak bisa mengerti jika melihat ada sebuah realita di mana ada orang jahat
yang hidupnya seolah-olah diberkati. Namun, ada orang baik yang hidupnya sangat susah. Inilah relita hidup yang
terkadang sepertinya tidak adil dan kitapun tidak tahu mengapa Allah mengizinkan hal itu terjadi. Namun, kita harus
mengingat kebenaran yang telah diajarkan oleh Yesus, bahwa Allah itu baik dan kebaikannya tidak ditentukan oleh
perbuatan manusia dan apa yang terjadi.
Untuk itu, kita harus memelihara iman kita. Mereka yang memiliki iman pada akhirnya akan melihat bahwa
semua yang dilakukan-Nya ternyata adil sekalipun tidak dapat dimengerti oleh pemahaman manusia. Oleh karena itu,
kita harus percaya bahwa suatu saat nanti kita akan mengerti seutuhnya bahwa Allah bukan hanya adil tetapi Allah itu
juga baik.
The Good and Beautiful God Series
Apa yang dapat kita lakukan untuk menolong kita mengetahui dan mengalami kebaikan Tuhan? Ada dua jenis
latihan yang dapat kita lakukan untuk mulai mengalami kebaikan Tuhan. Latihan yang pertama meliputi adalah
berdiam. Latihan yang kedua adalah menikmati alam ciptaan.
Berdiam
Kita terbiasa hidup dalam dunia yang ribut dan tergesa-gesa, dan sedikit dari kita yang bisa berhenti dan
tenang. Allah yang baik itu dapat menggapai kita ketika kita tenang, seperti yang diucapkan oleh pemazmur,
“tenanglah dan ketahuilah bahwa Akulah Allah.” (Mazmur 46:10) Latihan yang akan kita lakukan dalam dua minggu
ini adalah dengan mencoba menemukan lima menit dalam setiap hari untuk duduk dalam keheningan. Kalian
bisa melakukannya sambil menikmati sesuatu yang hangat dan enak, duduk dalam kursi yang nyaman dan hanya
duduk dengan tenang. Itu saja. Ada beberapa tips yang dapat kamu lakukan:
• Carilah sedikit waktu luang setiap harinya, misalnya ketika break di antara berbagai kegiatan.
• Bangunlah sedikit lebih pagi setiap hari atau hadirlah lebih awal ke suatu pertemuan sehingga ketika kamu tiba lebih
awal, kamu memiliki waktu lebih untuk bisa tenang.
• Banyak orang menemukan bahwa pikiran mereka ke sana ke mari ketika mereka melakukan waktu hening
(berdiam). Hal ini normal. Pikiran kita terbiasa dipakai untuk menolong kita menyelesaikan masalah dan tidak
terbiasa untuk tenang. Ada dua tips yang dapat menolong kita menenangkan pikiran kita:
• Ambillah catatan untuk menuliskan hal-hal yang muncul dalam pikiranmu, misalnya tugas yang harus
diselesaikan, hal yang harus dilakukan, dsb. Hal ini akan menolong pikiranmu untuk tenang.
• Kamu bisa memulai dengan cara membaca Alkitab selama satu atau dua menit.
Mungkin hal ini akan terlihat menantang dan sulit ketika pertama kali kalian melakukannya, tetapi dengan
sedikit usaha, kalian akan dapat melakukan hal ini dengan mudah setiap harinya. Bukan hanya itu, kita akan
menemukan bahwa latihan ini penting bagi kita. Latihan ini akan membantu kita memperlambat langkah kita dan
membuat kita hadir di setiap waktu dan moment, serta membuat kita lebih fokus di hadapan Allah.
Dalam pertemuan KTB ini, kita akan mem-follow up proyek ketaatan yang sudah dilakukan oleh para siswa kita
berdasarkan materi yang telah diberikan. Mari kita mendorong setiap siswa untuk boleh menceritakan pengalaman
mereka melakukan proyek ketaatan tersebut, sehingga kita dapat mengenal dan mendoakan mereka. Berikut ini adalah
pertanyaan yang dapat dipakai untuk men-sharing kan pengalaman tersebut.
1. Apakah kalian dapat melakukan latihan untuk berdiam diri (selama 2 minggu ini)? Bagaimana perasaan
kalian ketika melakukan latihan tersebut?
2. Apakah yang kalian pelajari mengenai Allah atau dirimu sendiri melalui latihan ini?
3. Sulitkah mencari waktu lima menit tiap harinya untuk bisa berdiam diri?
4. Apakah yang kalian perlajari ketika memperhatikan alam ciptaan di sekitar kalian?
Kesimpulan:
Pertemuan KTB dengan tema God is good ini telah mengajarkan kita suatu kebenenaran penting mengenai
sifat Allah yaitu Allah itu baik. Sebagai orang percaya, kita perlu memahami dan mengenal sifat Allah yang baik
dengan benar. Kita hidup dalam dunia yang memiliki konsep keliru mengenai kebaikan Allah. Untuk itu, kita perlu
diajarkan konsep yang benar mengenai “Allah yang baik” sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Yesus. Masih
ingatkah kalian dengan kisah orang buta sejak lahir yang disembuhkan oleh Yesus? Yesus menolak konsep yang
diajukan para murid-Nya. Dia melihat apa yang dialami orang buta tersebut, bukan sebagai sebuah hukuman atas
kesalahannya maupun orang tuanya, melainkan suatu kesempatan untuk menyatakan kuasa Allah. Dalam narasi
Yesus, Bapa-Nya adalah Allah yang baik. Untuk itu, kita juga harus memiliki narasi yang sama seperti yang Yesus
ajarkan.
Setelah memiliki narasi/konsep yang benar mengenai Allah itu baik, kita menjalankan proyek ketaatan (Soul
Training) untuk berdiam diri dan menikmati alam ciptaan di sekitar kita untuk menolong kita menikmati kebaikan dan
kasih Allah dalam kehidupan kita sehari-hari. Dengan demikian, kita sungguh-sungguh mengenal bahwa Allah itu baik
bukan hanya dari apa kata orang tetapi mengalaminya secara pribadi