Anda di halaman 1dari 45

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN BRONKITIS

Dosen Pengampu : Ns. Ginanjar S.A., S. Kep., Sp.M.B

Disusun Oleh:
1. Syayida Yunita Sari 1711011066
2. Rizal Fajri Maulana 1711011072
3. Naning Anggraini Putri 1711011087
4. Zunanda Handrie Lukman 1711011088

PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

2020
BAB 1
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Konsep Dasar Medis


1. Definisi bronkitis
Bronkitis adalah peradangan pada saluran bronkial,
menyebabkan pembengkakan yang berlebihan dan produksi lendir.
(Alifariki, 2019)
2. Etiologi
Penyebab penyakit bronkitis sering disebabkan oleh virus seperti
Rhinovirus, Respiratory Syncitial virus (RSV), virus influenza, virus
para influenza, dan coxsackie virus. Bronkitis dapat juga disebabkan
oleh parasit seperti askariasis dan jamur. Selain penyakit infeksi,
bronkitis dapat pula disebabkan oleh penyebab non infeksi seperti
bahan fisik atau kimia serta faktor risiko lainnya yang mempermudah
seseorang menderita bronkitis misalnya perubahan cuaca, alergi,
polusi udara dan infeksi saluran nafas atas kronik (Selviana, 2015).
3. Patofisiologi
Bronkitis biasanya didahului oleh suatu infeksi saluran nafas
bagian atas oleh virus dan infeksi bakteri sekunder oleh S. Pneumonia
atau hemophilus influenza. Adanya bahan-bahan pencemar udara juga
memperburuk keadaan penyakit begitu juga dengan menghisap rokok.
Suara nafas pada penderita bronkitis memiliki suara nafas tambahan
(ronki) rasa sakit pada dada dan kadang-kadang terdapat nafas pendek.
Batuk-batuk proksimal dan penyumbatan oleh sekreasi kadang-kadang
berkaitan dengan terjadinya muntah-muntah. Dalam beberapa hari,
batuk tersebut akan produktif dan dahak akan dikeluarkan penderita
dari jernih dan bernanah. Dalam 5 – 10 hari lendir lebih encer dan
berangsur-angsur menghilang. Kemudian auskultasi akan
mengungkapkan adanya suara pernafasan bernada tinggi, menyerupai
bunyi-bunyi pernafasan pada penyakit asma.
Pajanan Iritan Pajanan Debu Organik/Anorganik Pajanan Gas Berbahaya

Terhirup dengan waktu yang lama

Inflamasi Percabangan Tracheobrokial

Inflamasi meluas dan Hipertrofi dan hiperplaasia


BRONKITIS
degranulasi sel mast kelenjar mukus

Hipertermi Bronkus menyempit Produksi Mukus (+)


dan Tersumbat

Batuk Berdahak Bersihan Jalan


Ekspirasi Memanjang
dan Sesak Nafas Nafas Tidak Efektif

Gangguan Ketidakefektifan Pola


Pola Tidur Nafas

Ketidakseimbangan ventilasi perfusi

Metabolisme Anaerob

Intoleransi Aktivitas Penumpukan Asam Laktat

4. Tanda Dan Gejala


a. Batuk-batuk semakin semakin berat. batuk mula-mula kering
setelah 2 atau 3 hari batuk mulai berdahak dan menimbulkan suara
lendir.
b. Peningkatan dahak, sputum putih/ mukoid bila ada infeksi, sputum
menjadi purulent atau mukopurulen dan kental.
c. Sesak napas adalah gejala utama bronkitis. Pada beberapa hari
pertama tidak terdapat kelainan pada pemeriksaan dada tetapi
kemunduran dapat timbul ronki basah kasar dan suaraf nafas kasar
5. Pemeriksaan Penunjang
Penegakkan diagnosis penyakit bronkitis biasanya dari hasil
anamnesa, pemeriksaan fisis dan pemeriksaan penunjang. Pada
pemeriksaan fisik akan terdengar bunyi ronkhi pada dada dan pada
pemeriksaan penunjang biasnya dengan foto rontgen akan ditemukan
adanya bercak pada saluran napas. Pemeriksaan mikrobiologis,
spesimen usap tenggorok, sekresi nasafaring, biasan bronkus atau
sputum, darah, aspirasi trakea, fungsi pleura atau aspirasi paru.
6. Penatalaksanaan Medis
Untuk mengurangi demam dan rasa tidak enak badan, kepada
penderita diberikan aspirin atau acetaminophen; kepada anak-anak
sebaiknya hanya diberikan acetaminophen. Antibiotik diberikan
kepada penderita yang gejalanya menunjukkan bahwa penyebabnya
adalah infeksi bakteri (dahaknya berwarna kuning atau hijau dan
demamnya tetap tinggi) dan penderita yang sebelumnya memiliki
penyakit paru-paru. Kepada penderita dewasa diberikan trimetoprim-
sulfametoksazol, tetracyclin atau ampisilin. Erythromycin diberikan
walaupun dicurigai penyebabnya adalah Mycoplasma
pneumoniae.Kepada penderita anak-anak diberikan amoxicillin.Jika
penyebabnya virus, tidak diberikan antibiotik.

B. Konsep Dasar Keperawatan


1. Pengkajian
Pengkajian asuhan keperawatan pada Bronkitis menurut Muttaqin
(2008) adalah sebagai berikut :
a. Pengumpulan data : mengenai nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan,
tempat tinggal, adanya riwayat alergi pada keluarga, adanya riwayat
asma pada saat anak-anak.
b. Keluhan utama pada Bronkitis adalah dispnea, klien biasanya
mempunyai riwayat merokok dan riwayat batuk kronik.
c. Mengkaji keluhan yang dirasakan ketika pasien datang ke rumah
sakit biasanya pasien dengan bronchitis mengeluh susah untuk
bernafas, batuk. Suara nafas ngkrok-ngkrok diikuti adanya
peningkatan usaha dan frekuensi pernafasan, tidak nafsu makan,
berat badan menurun serta kelemahan.
d. Riwayat penyakit dahulu seperti adanya infeksi saluran pernafasan
atas, bronkitis kronik, asma bronkhial, emfisema, batuk kronis, dan
alergi
e. Riwayat penyakit keluarga pada klien dengan bronkitis perlu dikaji
adanya keluarga yang mempunyai riwayat alergi.
Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : Perawat perlu mengkaji kesadaran klien apakah
adanya dyspnea atau tidak.
b. Pemeriksaan B1 dan B6
1) B1 (Breathing)
Adanya peningkatan usaha dan frekuensi pernafasan, serta
penggunaan otot bantu nafas (sternokloidomastoid). Pada saat
inspeksi bagian dada pernafasan abnormal yang tidak efektif.
Palpasi dada dengan klien bronkitis terdapat vocal fremitus
biasanya normal. Pada perkusi, didapatkan suara normal sampai
hipersonor sedangkan diafragma mendatar/menurun. Auskultasi
Sering didapatkan adanya bunyi nafas ronchi dan wheezing sesuai
tingkat keparahan obstruksi pada bronkhiolus.
2) B2 (Blood)
Penurunan tekanan darah (hipotensi), takikardia, kadar oksigen
yang rendah (hipoksemia), distensi vena jugularis, vlubbing
finger, edema perifer, sianosis sentral.
3) B3 (Brain)
Pada saat inspeksi, tingkat kesadaran perlu dikaji, diperlukan
pemeriksaan GCS untuk menentukan tingkat kesadaran pasien
apakah compos mentis, somnolen, stupor, atau koma.
4) B4 (Bledder)
Pengukuran volume output urine perlu dilakukan karena berkaitan
dengan intake cairan. Memonitor ada tidaknya oliguria, karena
hal tersebut merupakan tanda awal syok.
5) B5 (Bowel)
Pasien biasanya sering mengalami mual dan muntah, penurunan
nafsu makan dan penurunan berat badan.
6) B6 (Bone)
Mengkaji adanya edema pada ekstremitas, adanya infeksi,
keletihan fisik.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d penyempitan bronkus d.d
peningkatan produksi mucus.
b. Ketidakefektifan pada pola nafas b.d obstruksi bronkus d.d
ekspirasi memanjang.
c. Hipertermi berhubungan dengan respon inflamasi.
d. Gangguan pola tidur b.d bronkus tersumbat d.d batuk berdahak
dan sesak nafas.
e. Intoleransi Aktifitas b.d metabolism anaerob d.d penumpukan
asam laktat.
3. Intervensi Keperawatan
Rencana tindakan bersihan jalan nafas tidak efektif.
a. Nursing treatment
1) Pertahankan posisi tubuh atau kepala tepat dan gunakan alat
jalan nafas sesuai kebutuhan
2) Lakukan fisioterapi dada
R/ membantu mengeluarkan dahak pasien
3) Lakukan nebulizer
R/ membantu mengeluarkan dahak pasien
4) Berikan oksigen tambahan
R/ memenuhi kebutuhan oksigen pasien
b. Observasi
1) TTV : R/ mengetahui keadaan umum pasien
2) Aliran oksigen
R/ mengetahui jumlah aliran oksigen pasien
3) Karakteristik batuk dan produksi sputum
R/ mengetahui tingkat batuk, jenis batuk dan produksi sputum
pasien
c. Edukasi
1) Ajarkan pasien cara melakukan batuk efektif
R/ membantu proses kesembuhan pasien dengan pengetahuan
yang adekuat
d. Kolaborasi
a. Dengan dokter terkait
R/ profesionalisme lebih tepat

DAFTAR PUSTAKA

Alifariki, l. 2019. Faktor Risiko Kejadian Bronkitis Di Puskesmas Mekar Kota


Kendari. Jurnal Ilmu Kesehatan. Vol. 8 No.1. ISSN Cetak 2303-1433
ISSN Online: 2579-7301.
Selviana dkk, 2015. Hubungan Antara Lingkungan Fisik Rumah Dan Status
Merokok Dengan Kejadian Bronkitis Akut Pada Balita di Wilayah Kerja
Puskesmas Sungai Duri Kabupaten Bengkayang.
BAB II

ANALISIS JURNAL

A. Validity (Metode Penelitian)


Desain Jenis penelitian yang dipergunakan pada penelitian ini adalah
Quasi Eksperiment dengan jenis One Group Pretest-Posttes design
Rancangan ini mempunyai ciri-ciri mengungkapkan hubungan sebab
akibat dengan cara melibatkan satu kelompok subjek, kemudian
kelompok subjek akan diobservasi sebelum dilakukan intervensi,
selanjutnya diobservasi lagi setelah intervensi (Nursalam, 2008).
Populasi pada penelitian ini adalah semua anak usia 1-5 tahun yang
mengalami gangguan bersihan jalan nafas di Puskesmas Moch.
Ramdhan. Sampel adalah bagian dari suatu populasi yang dipilih dengan
cara tertentu hingga dianggap mewakili dari populasinya (Sastroasmoro
& Ismael, 2008). Cara pemilihan responden pada penelitian ini adalah
Purposive Sampling dengan sampel sebanyak 17 orang. Pemilihan
responden berdasarkan kriteria atau pertimbangan yang dibuat oleh
peneliti. Kriteria tersebut terdiri dari kriteria inklusi dan eksklusi.

B. Importance (Hasil Penelitian)


1. Karakteristik UmumResponden
Anak usia 1-5 tahun yang mengalami gangguan bersihan jalan
nafas ditandai dengan respirasi rate (RR) >40x/mnt, pernafasan cuping
hidung (PCH) +, serta retraksi intercostal (RIC) +, Nadi dan suhu tubuh
anak dalam batas normal, Kesadaran Baik (Kompos metis), Orang tua
pasien memberikan ijin menjadi responden, Kriteria eksklusi adalah
menghilangkan atau mengeluarkan subyek yang tidak memenuhi kriteria
inklusi. (Nursalam, 2008), yaitu: Pasien dengan Kelainan dinding dada:
Fraktur iga, infeksi, neoplasma, riketsia. Pasien dengan Tension
Pneumothoraks. Pasien yang mengalami kelainan yang berhubungan
dengan darah: kelainan pembekuan, haemoptisis, perdarahan intrabronkial
yang massif. Pasien dengan Aritmia jantung.
2. Karakteristik Klasifikasi Penyakit bersihan jalan nafas
Bersihan jalan nafas adalah suatu keadaan dimana paru atau
trache terbebas dari penumpukan secret dengan parameter tidak
terjadi peningkatan respirasi atau RR < 40 kali/menit, pernafasan
cuping hidung (-) serta Retraksi intercostals (-).
3. Karakteristik Depresi
Mengalami depresi ringan karena terganggunya jalan nafas
4. Kualitas Tidur (SleepQuality)
Sebagian besar mengalami gejala tidur atau tidur kurang maksimal
dikarenakan terganggunya jalan nafas

C. Applicability
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat diambil
kesimpulan bahwa terdapat perbedaan frekwensi nafas sebelum dan sesudah
dilakukan fisioterapi dada pada anak yang mengalami bersihan jalan nafas.
dimana dapat diketahui dari hasil penelitian dengan hasil perhitungan p =
0.00 (p=<0.05), hal ini berarti bahwa fisioterapi dada dapat membentu
perbaikan frekwensi nafas pada anak yang mengalami gangguan bersihan
jalan nafas. Sedangkan, untuk uji beda proporsi (pernafasan cuping hidung,
dan retraksi interkostal) tidak terdapat perbedaan antara sebelum dan sesudah
fisioterapi dada dengan hasil perhitungan p = 0.225, artinya fisioterapi dada
tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap pernafasan cuping hidung dan
retraksi interkostal.
BAB IV

LAPORAN KASUS

A. Kasus
Berdasarkan hasil dari pengkajian didapatkan data bahwa terdapat klien
anak-anak berinisial An.A berusia 6 tahun. Keluhan utama yang didapatkan
dari data subjektif Ibu An.Y mengatakan bahwa anaknya sering batuk dan
mengalami demam selama 2 hari. Diagnosa awal saat anak masuk rumah
sakit febris, setelah di lakukan pemeriksaan foto rontgen didapatkan corakan
vaskuler meningkat dan kasar tak tampak infiltrat densitas abnormal trakea
tampak di midline, hilus tampak melebar dan kasar dengan kesimpulan bahwa
terdapat gambaran bronkitis.
DEPARTEMEN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
PROGRAM STUDI NERS KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Tgl / jam MRS : 22 September 2014 Ruang : Kenanga


Tgl. Pengkajian : 22 September 2014 No. Register : 140922012
Diagnosa Medis : Febris

A. IDENTITAS KLIEN
Nama : An. A Suami Istri / Orang tua : Ibu
Umur : 6 tahun Nama : Ny. A
Jenis Kelamin : Laki-Laki Pekerjaan :

Agama : Alamat : Jatisuko 08/04/

Suku / Bangsa : Jawa Campursalam,


. Parakan, Temanggung

Bahasa : Penanggung jawab : Ibu


Pendidikan : Nama : Ny.A
Pekerjaan : Alamat : Jatisuko 08/04/
Campursalam, Parakan, Temanggung
Status : Anak
Alamat : Jatisuko 08/04/ Campursalam, Parakan, Temanggung.

A. KELUHAN UTAMA
Ny. A mengatakan An.A sering batuk.

B. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


An. A.Z mengalami demam selama 2 hari dari tanggal 20-22 September
2014. An.A merasakan sakit tenggorokan saat batuk, susah mengeluarkan
dahak, dan terkadang merasa sesak nafas. An.A dibawa ke poli anak RSK
Ngesti Waluyo Parakan, kemudian disarankan untuk rawat inap pada
tanggal 22 September 2014 dengan diagnose medis febris.
Upaya yang telah dilakukan : Ny. A mengatakan An.A sudah diperiksakan
di pelayanan kesehatan terdekat.
Terapi yang telah diberikan :
………………………………………………………….

C. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU


Ny. A mengatakan An.A tidak mempunyai alergi terhadap makanan,
minuman, obat-obatan maupun cuaca.

D. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


Keluarga An. A tidak memiliki penyakit yang sam dengan An.A maupun
penyakit keturunan.
Genogram:

E. Keadaan Lingkungan Yang Mempengaruhi Timbulnya Penyakit


………………………………………………………………………………

F. POLA FUNGSI KESEHATAN


1. Pola persepsi dan tata laksana kesehatan
Jika ada keluarga yang sakit, akan dibawa ke pusat pelayanan kesehatan
terdekat terlebih dahulu.

2. Pola nutrisi dan metabolisme


Ny. A mengatakan pola makan An.A sesuai dengan selera. An.A belum
pernah melakukan diet,biasa makan nasi, lauk, pauk, serta minum air
putih, susu, dan teh. Ny.A mengatakan An.A suka makan snack dan suka
minum minuman yang berwarna. Hanya suka makan buah pisang. Nafsu
makan An.A sebelum sakit dan saat sakit baik. Saat sakit tidak mual
muntah.

3. Pola eliminasi
Tidak ada masalah dalam eliminasi BAK dan BAB.
4. Pola aktifitas
An.A hanya tertidur ditempat tidur rumah sakit. Sebelum sakit An.A
melakukan toileting sendiri. An.A melakukan toileting dikamar mandi
dengan bantuan Ny.A (ibu) karena keadaan An.A yang terpasang infus.

5. Pola istirahat – tidur


Durasi tidur malam : 10 Jam, durasi tidur siang : 3 Jam (jarang), Pola
istirahat mengalami gangguan akibat adanya sesak napas karena tidak
dapat mengeluarkan dahak (sputum).
6. Pola kognitif dan persepsi sensori
Tidak ada gangguan dalam komunikasi. An. A mampu menggunakan
kata-kata sederhana dan spesifik dalam mendeskripsikan keluhan, dan
juga sudah dapat mempraktekan tindakan yang dianjurkan.
7. Pola konsep diri
…………………………………………………………………………
8. Pola hubungan – peran
………………………………………………………………………….
9. Pola fungsi seksual – seksualitas
……………………………………………………………………….
10. Pola mekanisme koping
………………………………………………………………………

11. Pola nilai dan kepercayaan


……………………………………………………………………….

B. STATUS MENTAL ( PSIKOLOGIS)


…………………………………………………………………………….

C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Status kesehatan umum Keadaan / penampilan umum : Lemas
Kesadaran : Composmentis G C S : 15
BB sebelum sakit : 20 Kg
BB saat ini : 20 Kg
BB ideal :-
Tanda– tanda Vital :
TD : mmHg Suhu : C
N : x/mnt RR : 45 x/mnt
Sp02 : 94 %
2. Kepala : Bentuk kepala mesocepal rambut lurus hitam dan tebal distribusi
rambut merata, kulit kepala bersih, tidak ada cidera atau bekas operasi,
tidak adanyeri tekan. Bentuk mata simetris dextra dan sinistra, reflex pupil
terhadap cahaya normal, pupil isokor, konjutiva tidak anemis. Lubang
hidung simetris dextra dan sinistra, tidak ada pembengkakan. Bentuk
telinga simetris dextra dan sinistra, tidak terdapat serumen,pendengaran
baik. Mulut : Bentuk mulut simetris dextra dan sinistra, warna pucat,
mukosa bibirkering, tidakada stomatitis, tidakada tonsillitis, fungsi
pengecapan baik.
3. Leher
Tenggorokan : Suara serak, sakit tenggerokan, tidak sulit dalam menelan,
Pada leher : tidak ada benjolan, tidak ada pembesaran tyroid, tidak kaku
kuduk, tidak ada

4. Thorax (dada)
Pemeriksaan Paru Pemeriksaan Jantung
- Inspeksi - Inspeksi :
Simetris dextra dan sinistra, menggun ictus cordis tidak tampak
akan pernapasan dada, gerakandiagra - Palpasi : tidak ada nyeri tekan
gma minimal, adanya pembesaran -Perkusi:Pekak, 
dada saat bernapas pelebaran batas jantung
- Palpasi : - Auskultasi : S1 dan S2 reguler.
Vocal fremitus dextra dan sinistra tida
k sama, tidak ada nyeri tekan.
- Perkusi :
hyperresonan pada area paru.
- Auskultasi : terdapat ronchi.

5. Abdomen : Inspeksi : Bentuk simetris, Auskultasi : bising usus 20 x


/menit, Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan, Perkusi : timpani
6. Tulang belakang

7. Ekstremitas
Ekstremitas atas bagian sinistra menggunakan infus, tidak terjadi flebitis
pada daerah infus,pada pemeriksaan ekstremitas atas dan bawah tidak
terdapat luka maupun kelainan.

8. Integumen
………………………………………………………………

9. Genetalia dan anus


………………………………………………………………………….

10. Pemeriksaan neurologis


GCS = 15
motorik = 6 verbal = 5 eye= 4
Kesadaran = Composmentis

D. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Tgl Jenis Hasil
Pemeriksaan
1 Radiologi Hari/ Tanggal : Senin 23/09/2014
Jam : 09.40 PM
(Rontgen
Thorax) X-Foto Thrax AP
Cor : CTR< 55 %
Bentuk dan Konfigurasi normal
Pulmo : Corakan vaskuler meningkat dan kasar tak tampak
infiltrate densitas abnormal.
Trakea tampak di midline, tak menyempit.
Hilus tampak melebar dan kasar
Costpharenic angle tajam, tak tampak efusi.

GAMBARAN BRONKITIS
2 Laboratorium
E. TERAPI
Nama Obat Rute Dosis Efek Samping Nama Obat Rute Dosis Efek Samping
1. Infus Iv 20 tpm Detak jantung 6. Pacetik Oral 3 x ½ Penggunaan
RL tidak cth jangka lama dan
500 m dosis besar dapat
normal,Turunnya t
menyebabkan
ekanan darah, kerusakan hati,
Kesulitan Reaksi
bernapas, Batuk hipersensitifitas

2. Indexo Iv 3 x 0,5 Gangguan cairan 7. Oral 3x½ Gangguan saluran


n cc dan elektrolik IMBOOST cth cerna ringan dan
termasuk retensi reaksi alergi
SYRUP 120
natrium, retensi 
cairan,gagal ml
jantung,
kekurangan
kalium, penurunan
kalium dalam
tubuh, tekanan
darah tinggi
(hipertensi)
3. Vit C IV 3 x 1 Perut kembung, 8. LASAL Diminum 3 x 1 Tremor, palpitasi,
cc sakit perut, diare, SYRUP 100 cth pusing,
mual muntah, ml kecemasan, kram
nyeri ulu hati, otot, mulut kering
Efek samping
batu ginjal.
dapat timbul jika
penggunaan tanpa
disertai
pengawasan
dokter atau
melebihi dosis
yang dianjurkan
4. Gluco IV 3x1 Mual dan muntah- 9. Diminum 1 x 1 demam,
nas cc muntah, YEKADRYL cth pernapasan tidak
kehilangan nafsu SYP teratur,
makan, bradikardia,
sembelit atau mengantuk,
susah buang air kebingungan
besar, menta, berkedut,
tenggorokan kejang, koma,
kering dan cepat merasa
haus, sering buang mengantuk,
air kecil

5. Cefixi 2 x ½ shock,
me Diminu
cth hipersensitif nyeri
m
lambung, diare,
demam, batuk

Mahasiswa,

NIM : …………………….
ANALISIS DATA

NO DATA ETIOLOGI MASALAH


1 Ds : “: Ny.A mengatakan An.A Sekresi yang Bersihan jalan
batuk, susah mengeluarkandahak, tertahan nafas tidak efektif.
dan kadang-kadang sesak napas.
DO :
- Belum bisa mengeluarkan
sputum
- Dysnea, terlihat
pengembangan dada saat
batuk
- Terdengar suara ronchi (ada
sekret yang belum
bisadikeluarkan).
- Tinjauan sistem paru-paru
Paru-Paru
I: simetris dextra dan
sinistra, menggunakan
pernapasan dada, gerakan
diagragma minimal, adanya
pembesaran dada saat
bernapas
P: vocal fremitus dextra dan
sinistra tidak sama, tidak
ada nyeri tekan
Perkusi: hyperresonan pada
area paru
Auskultasi : terdengar
ronchi, suara .
2 Ds : Ny.A mengatakan An.A Batuk dan Sesak Gangguan pola
susah tidur malam jika batuk dan Napas istirahat tidur
sesak.
DO :
- Tampak batuk dengan suara
ronchi ronchi (ada sekret
yang belum
bisadikeluarkan)
- Durasi tidur malam : 10
Jam, durasi tidur siang : 3
Jam (jarang).
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
SESUAI PRIORITAS

NO TGL/JAM DIAGNOSA KEPERAWATAN PARAF


1 22-2-2014 Bersihan jalan napas tidak efektif b.d
sekresi yang tertahan d.d terdapat
suara tambahan ronchi.
1 22-2-2014 Gangguan pola tidur b.d sesak nafas
d.d durasi Durasi tidur malam : 10
Jam, durasi tidur siang : 3 Jam
(jarang).
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

TGl/ DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA RENCANA TINDAKAN RASIONAL PARAF


Jam KEPERAWATAN HASIL
22–2 - Bersihan jalan napas tidak Tujuan : 1. Berikan edukasi 1. Edukasi yang baik
2014 Ketidakefektifan bersihan
efektif b.d sekresi yang terkait fisioterapi dapat meningkatkan
jalan napas teratasi selama 3
tertahan d.d terdapat suara dada. proses kesembuhan
x 24 jam diharapkan.
tambahan ronchi. pasien.
Kriteria Hasil :
2. Manajemen yang tepat
a. frekuensi napas normal
2. Berikan manajemen mempercepat
20-30 x/menit.
bersihan jalan napas penyembuhan.
b. tidak terdapat suara
tidak efektif : a. Menentukan letak
napas tambahan.
a. Lakukan observasi terkumpulnya
c. pasien mampu
sumbatan jalan sekret.
mengeluarkan sekret.
napas. b. Membantu
b. Lakukan fisioterapi membersihkan
dada pada area sekret dari bronkus
terkumpulnya dan mencegah
sekret. penumpukan sekret.
3. Pemantauan
3. Berikan monitoring memberikan informasi
dan evaluasi ; perkembangan.
a. Suara napas
a. Suara nafas tambahan
tambahan. merupakan
indikator gangguan
pada jalan nafas
b. Menilai adanya
b. observasi penggunaan otot
pergerakan dinding pernafasan.
dada. c. Menggambarkan
c. TTV kondisi kesehatan
fisik.
4. Lakukan kalaborasi 4. Pemberian o2
dengan dokter terkait membantu mencegah
pemberian o2 dengan terjadinya hipoksia.
dokter.
2. Gangguan pola tidur b.d Setelah dilakukan tindakan 1. Obervasi kebiasaan 1. Mengetahui status
keperawatan selama 3 x 24
sesak nafas d.d durasi Durasi jam, diharapkan pola tidur tidur dan perubahan perubahan pola tidur
tidur malam : 10 Jam, durasi pasien teratasi dengan pola tidur yang serta
kriteria hasil :
tidur siang : 3 Jam (jarang). - Intensitas tidur pasien terjadi. mengidentifikasi
dapat terpenuhi.
- Menciptakansuasana 2. Intruksikan tindakan intervensi yang
nyaman bagipasien.
relaksasi. tepat.
3. Beri pengetahuan 2. Membuat klien
pada klien dan nyaman serta untuk
keluarga tentang mempercepat
pentingnya tidur / istirahat.
istirahat. 3. Menambah
4. Kolaborasi pemberian pengetahuan klien
sedative sesuai dan keluarga serta
indikasi mempermudah
kerjasama
untuktindakan
selanjutnya.
4. Diberikan untuk
membantu klien
tidur/istirahat
IMPLEMENTASI

DX
TGL/JAM TINDAKAN KEPERAWATAN
KEPERAWATAN
Bersihan jalan 22–2-2014
13:00 WIB 1. Melakukan pengkajian terkait
napas tidak efektif
bersihan jalan napas tidak
b.d sekresi yang
efektif.
tertahan d.d
R/
terdapat suara
- Tampak sesak nafas.
tambahan ronchi
- SpO2 = 94 %
dan Gangguan pola
- Melakukan auskultasi dada :
tidur b.d Sesak
terdengar bunyi ronchi.
nafas d.d durasi
- Adanya retraksi dada.
tidur yang
berkurang. 13:20 WIB 2. Memberikan edukasi kepada
keluarga terkait penyakit,
penyebab, hingga perawatan
pada anak.
R/ Ajarkan keluarga melakukan
pengaturan posisi untuk
mempermudah pernafasan.
16:00 WIB 3. Melakukan pemantauan cairan
infus
R/Infus RL 500 cc
17:00 WIB 4. Mengajarkan teknik relaksasi
R/ Latihan nafas dalam
18:00 WIB 5. Melakukan observasi TTV, suara

nafas tambahan dan pergerakan


dnding dada.
R/
- Auskultasi: ronchi basah.
- Nampak pernafasan cuping
hidung.
6. Melakukan injeksi

21:00 WIB R/
- Indexon 3,05 cc
- Vit c 3 x 1 cc
- Cefixime 2 x ½ cth.
7. Membantu pengaturan posisi
21:45 WIB untuk tidur.
R/ Mengatur posisi semi fowler

23-2-2014 1. Melakukan TTV


R/
07:00 WIB
- rr : 44 x/mnt
- SpO2 : 95 x/mnt
- Auskultasi : terdengar ronchi.
2. Mengobservasi keluhan
R/ Frekwensi batuk sedikit
07.15 WIB
berkurang, namun dahak masih
belum bisa keluar.
3. Melakukan pengantian cairan
08.00 WIB infus
R/ Infus RL 500 cc
4. Melakukan Injeksi
09.00 WIB R/
- Indexon 3,05 cc
- Vit c 3 x 1 cc
10:15 WIB
- Cefixime 2 x ½ cth.

5. Melakukan edukasi kepada

12:00 WIB keluarga pasien


R/
- Edukasi tentang pemenuhan
tidur
- Menjelaskan kondisi dan
perawatan anak.
- Mengajakrkan teknik
fisioterapi dada yang tepat
sesuai dengan letak sekret.
6. Memberikan obat oral dan
14:00 WIB
menjelaskan prosedur
R/
- Imboost Syrup
17:00 WIB - Lasal syr
- Yekadrl syr

7. Mengobservasi status pernafasan


18:00 WIB setiap 4 jam
R/
- rr : 41 x/mnt
- SpO2 : 96 x/mnt
- auskultasi : ronchi basah
berkurang.
- Nampak pernafasan cuping
hidung
8. Mempertahankan posisi

19:00 WIB R/ Menganjurkan untuk


mempertahankan psosi semi
fowler..
9. Memberikan edukasi terkait
pentingnya istirahat tidur.
R/ Memberikan penjelasan
pentingnya beristirahat.
1. Mengobservasi keluhan
24-2-2014
07.00 WIB R/
- Ny. A mengatakan anaknya
sudah bisa tidur dengan
terlelap.
- Ny. A mengatakan bahwa
anaknya sudah tidak batuk.
- Keluar lendir dari
hidung pasien
2. Melakukan pemantauan cairan
R/ Infus RL 500 CC
08.00 WIB
3. Mengobservasi status pernafasan

09:00 WIB R/
- Pasien sudah tidak Nampak
sesak lagi.
- SpO2 = 98 %
- Rr = 38 x/mnt
- Auskultasi : masih terdengar
sedikit suara ronchi.
- Tidak ada retraksi intercostal
- Tidak ada pernafasan cuping
hidung.
4. Melakukan persiapan
10:15 WIB
pemulangan pasien
R/ melakukan AV Infus.
5. Memberikan edukasi kepada
11:30 WIB keluarga
R/ Terkait perawatan anak
selama di rumah.

EVALUASI
TANGGAL/ MASALAH CATATAN PARAF
PUKUL KEPERAWATAN PERKEMBANGAN
/ KALABORATIF
22-2-2014 Bersihan Jalan S = Keluarga An.A mengatakan
Napas Tidak Efektif An.A masih batuk,masih sesak
dan Gangguan pola napas, dahak tertelan dan
tidur susahdikeluarkan.
O=
- Ada pengembangan dada
saat batuk,
- An.A batuk dengan
pernapasan ronchi,
terbangun di malamhari
jika batuk.
A = Masalah belum teratasi
P = Lanjutkan intervensi
23-2-2014 Bersihan Jalan S = “Ny.A mengatakan sesak
Napas Tidak Efektif nafas An.A sudah
dan Gangguan pola berkurang”
tidur O=
- Rr : 41 x/menit.
- SpO2 : 96%.
- Auskultasi : ronchi
berkurang.
- Pernafasan cuping hidung
(+)
- Retraksi intercostal (+)
- frekuensi batuk berkurang.
A = Bersihan jalan nafas belum
teratasi.
P = Lanjutkan intervensi yaitu
monitor status pernafasan,
observasi
sumbatan jalan nafas, lakukan
fisioterapi dada.
24-2-14 Bersihan Jalan S = Keluarga An.A mengatakan
Napas Tidak Efektif bahwa batuk An.Asudah
dan gangguan pola berkurang, tidak sesak napas,
tidur tidakterbangun saat malam hari.
O=
- Pasien tampak lebih
nyaman, batuk sudah
berkurang dan jarang,
tidak ada gangguan
polatidur.
A = Masalah keperawatan
teratasi
P = Lanjutkan rawat jalan dan
pasien sudah diizinkan untuk
pulang

BAB IV
ANALISIS VIDEO

Batuk, Waspada Bronkitis


Sumber : Bincang Sehati DAAI TV

Batuk merupakan ekspirasi ekplosif, batuk dibagi mejadi dua yaitu


batuk fisiologis atau secara umum yangg tidak menimbulkan penyakit dan
batuk patologis atau batuk yang menjadi penyebab penyakit. Batuk yang
berbahaya adalah batuk patofisilogis yaitu batuk yang disertai dahak lendir,
disertai dengan sesak, dan dahak berwarna kuning kehijauan, atau batuk
dengan sakit dada. Penyebab umum batuk patofisiologis ada beberapa seperti
bakterial atau virus dan alergi.
Bronkitis sendiri didefinisikan yaitu penyakit paru yang menyerang
saluran pertama bronkus dan terjadi peradangan yang menghasilkan gejala
gejala anatara lain batuk, nyeri dada, sesak, mungkin didaoatkan demamt,
tidak nafsu makan, malaise, dan nyeri tidak nyaman. Usia anak, pada usia
lanjut, gaya hidup seperti orang perokok, gizi buruk, orang yang
kebersihannya kurang rentang terkena bronkitis. Bronkus terletak
disetelahpercabangan trakea. Fungsi bronkus yaitu menghantarkan udara
seperti pipa dari luar ke aveoli yang dimana aveoli itu adalah tempat
pertukaran oksigen. Bronkitis dibagi menurut waktu yaitu bronkitis akut
kurang dari 8 minggu dan bronkitis kronic lebih dari 8 mingggu. Profesi yang
rentang terkena bronkitis yaitu yang bekerja di pabrik, yang bekerja dijalanan
karena polusi udara dijalan. Komplikasi bronkitis berupa dahak yang terus
menerus, menimbulkan peluasan infeksi yang berupa pnemonia yang dapat
merusak jaringan paru. Agar tidak terkena komplikasi bronkitis dengan cara
untuk perokok berhenti merokok, gizi tercukupi, sering kontrol.
Sumber :
Agustien, A. “Batuk, Waspada Bronkitis” Youtube. Diunggah oleh Bincang Sehati DAAI
TV, 09 Sep 2019, www.youtube.com/watch?v=EmsIRp3rw74.

Lampiran Jurnal
Lampiran Kasus

Anda mungkin juga menyukai