BY.SOFYAN
PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER
1/1/1995
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
3
INTERNAL RELAY 38
HOLDING RELAY 40
4
Unit 01
Mengenal Progammable Logic Controller - PLC
5
Gambar 1.2 Integrasi komponen input, unit prosesor, dan output
Gambar 1.3 Peletakan Terminal Input dan Output pada PLC Omron CPM2A
6
Pada semua jenis PLC terminal input berada di atas, sedangkan
terminal output berada di bagian bawah (Gambar 1.3 dan 1.4).
Pemisahan letak terminal ini bertujuan untuk memudahkan peng-
guna dalam merangkai dan menganalisis rangkaian jika terjadi trou-
ble hardware pada sistem.
Gambar 1.4 Peletakan Terminal Input dan Output pada PLC Omron CP1L-L
7
Unit 02
RANGKAIN INPUT-OUTPUT:
Rangkaian Input
PLC OMRON CPM2A-20CDR-A memiliki terminal input sebanyak 12
buah, yakni input 00.00 s.d input 00.11 (chanal 0)
Gambar 2.1 Susunan terminal Power supply dan terminal Input PLC Omron
CPM2A – 20 CDR
Awas
Terminal COM INPUT berdekatan dengan terminal
L2/N yang bertegangan 220 V-AC (lihat gambar 2.1)
8
Input Device adalah komponen kendali yang dihubungkan ke
terminal input PLC. Contoh Input Device: tombol push buton, limit
switch, sensor, encoder dll. Input Device berguna untuk mengope-
rasikan sistem kendali (PLC) yang akan dibuat.
Catatan:
Bahwa power supply 24 Volt bisa menggunakan power supply
eksternal, yakni power supply luar PLC, tetapi bisa juga meng-
gunakan power supply internal yang sudah tersedia di dalam
PLC.
9
(a)
(b)
Gambar 2.2 Cara pengkabelan input device: (a) Power supply sksternal; (b)
Power Szupply internal
10
Rangkaian Output
Gambar 2.3 Terminal Power Supply internal 24V-DC dan output LPC OMRON
CPM2A
AWAS !
Letak terminal internal power supply +24 Volt, dan terminal
() BERDEKATAN DENGAN TERMINAL OUTPUT 10.00 DAN
COM
JANGAN SAMPAI TERJADI HUBUNG-SINGKAT, TERUTAMA
JIKA OUTPUT TERHUBUNG LANGSUNG DENGAN TEGANGAN
220 V-AC
11
Cara Pengkabelan Output Device : Bayangkan bahwa PLC adalah
skakelar untuk melayani beban
Kabel Fasa sumber 220 V-AC dihubungkan ke terminal COM
output PLC
Kabel Netral dari sumber 220 V-AC dihubungkan ke beban,
Dari beban dihubungkan ke salah satu terminal output (00, 01,
..., 07), lihat gambar 2.4
Catat bahwa:
Output 10.00
memiliki COM
sendiri
Output 10.01
memiliki COM
sendiri
Output 10.02 dan
10.03 memiliki COM
bersama
Output 10.04, 05, 06
dan 07 memiliki
COM bersama
Awas!
Jangan memasang beban (Device Output) lebih dari 2
Amper.
Jika beban yang dikontrol lebih dari 2 Amper,
gunakan Relay atau kontaktor
12
Terminal Input Dan Output Plc Omron Tipe CP1L
13
Contoh Program Sederhana: Start-Stop Lampu
14
TABEL PENGALAMATAN PLC OMRON CP1L
15
Unit 03
Mengenal Software CX-Progammer 9.1
Memulai CX-Programmer
CX-Programmer adalah sofware aplikasi berbasis Windows. Oleh
karena itu mengaktifkannya mirip dengan software berbasis
Windows lainnya. Beberapa pilihan cara mengaktifkannya adalah
sebagai berikut:
Alternatif pertama:
1. Klik Start
2. Klik All Programs
3. Klik Omron
4. Klik CX One
5. Klik CX Programmer, maka akan muncul tampilan awal seperti
gambar 3.1
16
Gambar 3.1 Mengaktifkan CX Programmer melalui Start
17
Gambar 3.3 Bagian layar CX-Programmer V 9.1
Tombol Shortcut
Toombol Shortcurt adalah tombol yang digunakan untuk membuat
komponen Ladder.
C : membuat tombol Normaly Open
/: membuat tombol Normaly Close
W : membuat tombol Normaly Open OR
X: membuat tombol Normaly Close OR
O: membuat Normal Open Coil
Q: membuat Normal Close Coil
18
Membuat Projek Baru
File New
Klik menu kemudian pilih (lihat gambar 3.4)
Setelah itu akan muncul kotak dialog pemilihan PLC seperti pada
gambar 3.5.
19
Gambar 3.5 Kotak dialog pemilihan tipe PLC
Gambar 3.6 Penyetingan jenis PLC dan kabel komunikasi dari komputer ke PLC
untuk PLC Type CP1L-L
20
Tabel Pengalamatan
Tabel pengalamatan adalah tabel yang berisi fungsi input-output dan
alamat masing-masing fungsi tersebut. Tabel pengalamatan berguna
untuk membantu Programmer mengidentifikasi input dan output
sehingga akan mempersingkat waktu pemrograman.
21
Gambar 3.8 Membuat tombol START
22
Maka akan dihasilkan satu baris ladder (RUNG) seperti
ditunjukkan pada gambar 3.11
4) Membuat pengunci:
Klik pada tombol START, kemudian pindahkan kursor di
bawah tombol start.
Ketikkan W membuat Normally Open OR, gambar 3.12
Isikan 10000, klik OK
Isikan K1, klik OK
23
Gambar 3.12. Membuat OR pada START
24
Program Dasar: Melakukan Simulasi
25
4. Cara menyimulasikan mengoperasikan input (Push Button dll.)
adalah:
Klik pada input yang akan dioperasikan
Menekan (menghidupkan) swtich: Tekan tombol keyboard
Ctrl + J
Melepas (mematikan) switch : Tekan tombol keyboard
Ctrl + K
26
Program Dasar: Transfer Program ke PLC
27
UNIT 04
INSTRUKSI-INSTRUKSI CX PROGRAMER
28
Hasilnya seperti ditunjukkan pada Gambar 4.2. Ladder gambar 4.2
mempunyai fungsi sama dengan ladder Gambar 3.13.
Gambar 4.2 Ladder diagram dengan instruksi KEEP ketika sudah jadi
29
TIMMER
Program timer pada PLC berfungsi untuk mengatur penyalaan output
pada PLC sesuai kebutuhan.
30
Gambar 4.4 Ladder diagram penggunaan Timer
31
Gambar 4.6 Pengunci Dengan Stop Manual – Otomatis
32
UP COUNTER
Secara makna, counter berarti penghitung. Pada PLC Omron, fungsi
counter adalah untuk menghitung berapa kali masukan pada suatu
sistem yang diinginkan.
33
Gambar 4.8 Ladder setelah counter terpasang
4) Masukkan ke output
Pasang tombol NO, berikan addres C0000
Pasang Output, berikan addres 10000 dan comment
LAMP (Gambar 4.10)
34
Gambar 4.10 Program Counter lengkap
35
UP/DOWN COUNTER
Hampir sama dengan up counter, pada up/down counter juga
berfungsi sebagai penghitung jumlah masukan. Akan tetapi dengan
up/down counter, nilai masukan bisa ditambah maupun dikurangi
secara berurutan. Cara memrogram up/down counter sama dengan
up counter akan tetapi perintah CNT diganti dengan CNTR.
Langkah pemrograman:
Pasang tombol NO , beri address 000, dan comment COUNT UP
Pasang Counter Up/Down: Ketiikan I, masukkan CNTR 0000 #6
Pasang tombol NO, beri address 001, dan comment COUNT
DOWN
Pasang tombol NO, beri address 002, dan comment RESET
Pasang tombol NO, beri address C0000
Pasang coil NO, beri address 10000 dan comment LAMP
Hasilnya ditunjukkan pada Gambar 4.11
36
CLOCK/PULSE
Pada PLC Omron, terdapat bit-bit khusus yang mempunyai fungsi-
fungsi khusus. Salah satu bit khusus pada PLC omron adalah
CLOCK/PULSE yang terus menerus akan berkedip selama dalam jeda
waktu tertentu.
Langkah pemrograman:
Pasang tombol NO , beri address P kemudian tekan tombol panah
Down atau Up untuk menyeting waktu berkedip yang diinginkan:
P_0_02s artinya mengahasilkan pulsa dengan lebar 0,02 detik
P_0_1s artinya mengahasilkan pulsa dengan lebar 0,1 detik
P_1m artinya mengahasilkan pulsa dengan lebar 1 menit.
37
DIFFERENTIAL UP (DIFU)
Aplikasi kontrol ini berfungsi untuk meng ON kan output selama satu
scan.
Cara kerjanya :
Apabila tombol START ditekan maka output DIFU 600 akan on dan
kontak DIFU 600 akan hidup hanya sekejap walaupun tombol
START ditekan lama.
o Lampu 100.00 akan menyala.
o Counter CNT01 akan menghitung #1
Apabila tombol START ditekan satu kali lagi maka output DIFU 600
akan on dan kontak DIFU 600 akan ON sekejap walaupun tombol
START ditekan lama.
o Counter CNT01 akan menghitung #2
o NC dari Counter CNT01 akan membuka sehingga lampu
mati
o NO dari Counter CNT01 akan menutup sehingga mereset
Counter
Gambar 4.13 Instruksi DIFU untuk aplikasi start-stop lampu dengan satu tombol.
38
DIFFERENTIAL DOWN
Differential Down atau DIFD adalah instruksi dari omron yang akan
menyalakan output selama satu scan jika input berubah dari high ke
low. Cara memrogramnya sama dengan DIFU, hanya saja DIFU diganti
dengan DIFD.
COMPARE
Comparator digunakan untuk membandingkan masukan satu dengan
masukan lain, atau masukan satu dengan nilai pembanding yang
telah ditentukan. Instruksinya adalah
CMP(spasi)data_1(spasi)data_2.
40
Gambar 4.14 Program Compare
41
INTERNAL RELAY
Internal Relay adalah general purpose relay yang ada di dalam PLC,
tidak dapat diakses secara langsung untuk digunakan sebagai input
maupun output. Internal Relay adalah relay semu yang merupakan
bit digital yang disimpan pada internal image register.
Semua plc mempunyai internal relay akan tetapi penomeran dan
jumlah maksimum yang diperbolehkan tergantung dari merek dan
model PLC. Internal Relay adalah tool pemrograman yang sangat
berharga bagi para programmer .
Internal relay memberi keleluasaan pada programmer untuk
melaksanakan operasi internal yang lebih rumit tanpa memerlukan
penggunaan biaya mahal untuk beberapa output relay. Dalam buku
ini contoh penggunaan internal relay penulis memakai simbol IR
dengan penomeran sbb: 600 – 615.
42
Gambar 4.15 Membuat internal relay dengan addres 600
43
HOLDING RELAY
Holding Relay adalah relay internal yang di pakai untuk menahan
system yang sedang bekerja ketika power supply off, misalnya jika
Sumber Power/ PLN mati. Dengan adanya holding Relay maka proses
bisa tetap lanjut tidak mulai dari awal lagi.
Cara membuat instruksi Holding Relay (HR) seperti membuat output,
berbeda hanya cara menulkiskan addresnya:
tekan huruf O, isikan addres diawali dengan H, isikan comment
Gambar 4.16 menunjukkan contoh penggunaan Holding Relay
yang digabung dengan Internal Relay
44
Unit 05
Studi Kasus Pemrograman
Tabel Pengalamatan
INPUT DEVICES OUTPUT DEVICE
BEL #1 (NO) 0.01 LAMPU#1 100.01
BEL#2 (NO) 0.02 LAMPU#2 100.02
BEL#3 (NO) 0.03 LAMPU#3 100.03
INTERNAL RELAY#1 6.01 TIMER 000 #60
INTERNAL RELAY#2 6.02
INTERNAL RELAY#3 6.03
45
Pemrograman:
Tombol BEL#1, #2, #3 (NO) akan mengaktifkan internal relay#1, #2, #3
Internal Relay#1, #2, #3 akan mengaktifkan Lampu#1, #2, #3
KEEP digunakan untuk menahan Lampu#1, #2, #3
KEEP direset menggunakan Timer 000
Timer diaktifkan oleh Internal Relay#1, #2, #3 (di-OR-kan)
Setias Tombol Bel di-interlock dengan NC dua Internal Relay lainnya (di-
AND-kan)
Ladder Dagram:
46
STUDI KASUS 2 : LAMPU BERJALAN
TABEL PENGALAMATAN
INPUT DEVICES OUTPUT DEVICE
START (NO) 0.00 LAMPU#1 100.00
STOP (NC) 0.01 LAMPU#2 100.01
... ...
LAMPU#8 100.07
47
Pemrograman:
Rangkaian start-stop mengaktifkan internal relay IR-600
(Bisa juga menggunakan KEEP)
IR-600 mengaktifkan lampu pertama L#1 dan Timer T#1
Lampu L1 dimatikan oleh NC dari timer T#1,
NO dari Timer T#1 mengaktifkan lampu L#2 dan Timer T#2
Lampu L#2 dimatikan oleh NC dari Timer T#2
NO dari Timer T#2 mengaktifkan lampu L#3 dan Timer T#3
Lampu L#3 dimatikan oleh NC dari Timer T#3
Dst, sampai dengan rangkaian Lampu L#8
NC dari Timer T#8 mereset Timer T#1
LADDER DIAGRAM
48
STUDI KASUS 3 : SAFETY CRANE
49
Tabel Pengalamatan
INPUT DEVICES OUTPUT DEVICE
OPEN (NO) 0.00 K_MAJU 100.00
LOCK (NC) 0.01 K-MUNDUR 100.01
EMERGENCY (NO) 0.02 K-KIRI 100.02
OVERLOAD OL (NO) 0.03 K-KANAN 100.03
K-NAIK 100.04
MAJU 0.04 K-TURUN 100.05
MUNDUR 0.05
KIRI 0.06 Lampu Hijau 100.06
KANAN 0.07 Lampu Merah 100.07
NAIK 0.08
TURUN 0.09
IR#1 600
Pemrograman
1. Tombol OPEN mengaktifkan internal relay IR-OPEN (addres
600) melalui KEEP.
KEEP akan direset oleh sensor OL dan internal relay IR-LOCK
(addres 601) .
Tombol OPEN di –AND-kan dengan NC dari sensor OL, sehingga
ketika OL aktif (Ncnya membuka) maka IR-OPEN tidak bisa
diaktifkan.
2. Tombol LOCK dan EMERGENCY mengkatifkan internal relay
IR-LOCK (addres 601). Internal relay IR-LOCK dinonaktifkan
menggunan NC dari tombol OPEN.
3. Lampu indikator MERAH akan berkedip jika sensor OL aktif
Lampu ini akan menyala tanpa berkedip jika Internal Relay
IR-LOCK sedang aktif.
4. Lampu HIJAU akan menyala jika Internal Relay IR-OPEN aktif.
50
5. Semua motor crane bisa diaktifkan jika internal relay IR-OPEN
sudah aktif
o Motor Maju dan Motor Mundur saling interlock
o Motor Kanan dan Motor Kiri saling interlock
o Motor Naik dan Motor Turun saling interlock
51
TUDI KASUS 4 : MESIN CUCI MOBIL OTOMATIS
Mesin pencuci mobil otomatis ini terdiri atas sebuah sensor (vehicle-
detecting device), dua buah tombol operasi (push butoon), sebuah
keran penyemprot air (Spray Valve), sebuah motor penggerak sikat
(Bruch motor) dan sebuah motor penggerak Conveyor (Movement of
washing machine). Peralatan input-output tersebut dikontrol oleh
sebuah PLC. Prinsip kerjanya adalah sebagai berikut:
Jika tombol start ditekan maka:
Spray Valve akan membuka,
Motor Conveyor aktif menggerakkan mobil masuk ke mesin,
Setelah mobil masuk ke mesin (sensor mendeteksi adanya mobil),
Brush Motor aktif
Brush motor berhenti jika mobil sudah keluar dari mesin (sensor
tidak mendeteksi adanya mobil)
Jika tombol stop ditekan, maka motor Conveyor berhenti bekerja
52
INPUT DEVICES OUTPUT DEVICES (CP1L)
START (NO) 0.00 SPRAY 100.00
STOP (NO) 0.01 CONVEYOR 100.01
SENSOR (NO) 0.02 BRUSH 100.01
Ladder Diagram
53
STUDI KASUS 5 : PINTU GARASI OTOMATIS
Prinsip Kerja Yang Diinginkan:
A. Mobil datang mendekat ke garasi
Sensor-1 mendeteksi mobil yang dikenal, pintu bergerak
membuka sampai limit switch-1 on, atau sensor-2
berubah dari HIGH menjadi LOW
Selama Mobil bergerak masuk melewati pintu garasi maka
sensor-2 menjadi HIGH, setelah badan mobil masuk
seluruhnya ke garasi maka sensor-2 berubah menjadi LOW,
Setelah sensor-2 LOW atau limit switch-1 ON, maka pintu
bergerak menutup sampai limit switc-2 on.
B. Mobil mau keluar garasi
Sensor-3 mendeteksi mesin mobil hidup, maka pintu
bergerak membuka sampai limit siwtch-1 on, atau sensor-2
berubah dari HIGH menjadi LOW.
Mobil bergerak keluar melewati pintu garasi maka sensor-2
statusnya menjadi HIGH, setelah badan mobil seluruhnya
berada diluar garasi maka sensor-2 berubah menjadi LOW.
Setelah sensor-2 LOW atau limit switch-1 on, maka pintu
bergerak menutup sampai limit switc-2 on.
54
Gambar 5.9. Ilustrasi Pintu Otomatis
Pembahasan:
1. Sensor-1 atau Sensor-3 akan mengaktifkan internal relay IR-600
melalui instruksi KEEP, selanjutnya IR-600 digunakan untuk
membuka Pintu Garasi.
IR-600 direset (pintu berhenti membuka) jika salah satu kondisi
ini dipenuhi:
Sensor-2 berubah kondisi dari HIGH menjadi LOW
(menunjukkan badan mobil sudah masuk seluruhnya ke
garasi atau sudah keluar seluruhnya dari garasi), atau
Limit Siwtch-2 Aktif (menunjukkan pintu sudah membuka
penuh)
2. Sensor-2 mendeteksi apakah badan mobil sudah masuk
seluruhnya ke Garasi, atau sudah keluar seluruhnya dari Garasi.
55
Gambar 5.10 Ladder diagram untuk pintu otomatis
56
STUDI KASUS 6 : CONVEYOR
Prinsip Kerja Yang diingnkan adalah sebagaiberikut:
Saat start ditekan, buzzer akan menyala selama 5 kali.
Setelah buzzer menyala 5 kali, konveyor 1 bekerja.
Jika sensor pada konveyor 1 mendeteksi terdapat 5 barang
yang lewat, konveyor 1 akan mati dan konveyor 2 akan hidup.
Jika sensor pada konveyor 2 mendeteksi terdapat 5 barang
yang lewat, konveyor 2 akan mati dan konveyor 1 akan kembali
menyala.
Jika tombol stop ditekan, konveyor 1 harus mati dahulu, baru
kemudian konveyor 2 agar tidak ada barang yang tertinggal di
konveyor
Jika emergency ditekan, maka konveyor akan langsung mati
keseluruhan
57
Pemrograman
1. Buat Rangkaian START-STOP untjuk mengontrol IR_START
(600)
2. NO IR_START mengontrol BUZZER
3. Tambahkan PULSE 1 secon pada rangkaian BUZZER
4. NO BUZZER menjadi inputan bagi COUNTER#0
5. COUNTER#0 direset oleh tombol EMERGENCY
6. NO dari COUNTER#0 mengaktifkan CONV#1
7. NC dari COUNTER#0 mematikan BUZZER
8. SENSOR#1 menjadi inputan bagi COUNTER#1
9. COUNTER#1 direset oleh tombol EMERGENCY
10. NC dari COUNTER#1 akan mematikan CONV#1
11. NO dari COUNTER#1 akan menghidupkan CONV#2
12. SENSOR#2 menjadi inputan bagi COUNTER#2
13. COUNTER#2 direset oleh tombol EMERGENCY
14. NO dari COUNTER#2 mereset COUNTER#1, sehingga
CONV#1 kembali bekerja.
15. NC dari COUNTER#2 mematikan CONV#2
16. Tombol STOP digunakan mengontrol inetrnal RELAY IR_601,
selanjutnya
a. NC dari IR-601 digunakan untuk mematikan CONV#1
b. NO dari IR-601 digunakan untuk menghidupkan CONV#2
dan mereset COUNTER#0 dan COUNTER#2
58
Gambar 5.11 Diagram ladder conveyor
59
STUDI KASUS 7 : CONVEYOR 2
Conveyor Belt (ban berjalan) digunakan untuk memindahkan barang
dari satu tempat ke tempat lain, misalnya di bandara dan di pabrik-
pabrik. Dalam aplikasi ini PLC digunakan men-START dan STOP motor
pengerak belt konveyor yang digunakan untuk memindahkan pelat
tembaga (Cooper plate) dari Gudang-A ke Gudang-B. Conveyor ini
memiliki tiga buah motor listrik dan 3 buah sensor pendeteksi pelat.
Pemrograman
1. Buat rangkaian Start-Stop untuk mengaktifkan CONVEYOR#3
2. Sensor#3 mengaktifkan CONVEYOR#2
3. Sensor#2 mengaktifkan CONVEYOR#1 dan Timer
60
4. Sensor#1 mematikan CONVEYOR#1.
Pembahasan:
61
Unit 06
Lampu Lalu Lintas
DEFINISI SISTEM:
MASING-MASING ARAH DILENGKAPI DENGAN TIGA LAMPU:
MERAH HIJAU KUNING
LAMPU UTARA MENYALA BERSAMAAN DENGAN LAMPU
SELATAN
LAMPU TIMUR MENYALA BERSAMAAN DENGAN LAMPU
BARAT
62
o LAMPU HIJAUTIMUR-BARAT MENYALA SELAMA 50 DETIK
TIMMING DIAGRAM
UTARA –SELATAN
TIMUR-BARAT
WAKTU 7 50 3 7 50 3
Slamet Wibawanto 63
ADDRESSING
I/O DEVICE ADDRESS I/O DEVICE ADDRESS
PB - START 0000 LAMPU MERAH U-S 10.02
PB - STOP 0001 LAMPU HIJAU U-S 10.03
LAMPU KUNING U-S 10.03
INTERNAL 600
RELAY
LAMPU MERAH T-B 10.04
TIMER T0000 TIM 0000 #7 LAMPU HIJAU T-B 10.06
TIMER T0001 TIM 0001 #50 LAMPU KUNING T-B 10.07
TIMER T0002 TIM 0002 #3
TIMER T0003 TIM 0003 #7
TIMER T0004 TIM 0004 #50
TIMER T0005 TIM 0005 #3
64
LAMPU MERAH U-S KETIKA START DIAKTIFKAN OLEH INTERNAL
RELAY IR600 (NC TIMER T0000 KONDISI TERTUTUP)
LAMPU MERAH U-S DIMATIKAN NC TIMER T0000
PADA SIKLUS SETERUSNYA LAMPU MERAH U-S DIAKTIFKAN
OLEH NO TIMER T0002 PADA KONDISI NC TIMER T0000
TERBUKA
3. BUAT LADDER LAMPU HIJAU UTARA-SELATAN
66
TIMER T0001 DIAKTIFKAN DAN DIRESET OLEH NO TIMER T0000
10. BUAT LADDER TIMER T0002: TIM 0002 #3
67
TIMER T0004 DIAKTIFKAN DAN DIRESET OLEH NC TIMER T0003
13. BUAT LADDER TIMER T0005: TIM 0005 #3
68
LADDER LENGKAP
69
70