Anda di halaman 1dari 11

J. MANUSIA DAN LINGKUNGAN, Vol. 19, No.1, Maret.

2012: 1 - 11

ANALISIS KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT SEKITAR TAMAN


NASIONAL BANTIMURUNG BULUSARAUNG, PROVINSI SULAWESI
SELATAN*)
(Socio-Economic Analysis of Community Around Bantimurung Bulusaraung National
Park, South Sulawesi Province)

Abd. Kadir W.*, San Afri Awang**, Ris Hadi Purwanto*** dan Erny
Poedjirahajoe***
*
Balai Penelitian Kehutanan Makassar, Sulawesi Selatan
*
Mahasiswa Program Doktor pada Program Studi Ilmu Kehutanan Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta.
**
Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
***
Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
*)
Program Studi Ilmu Kehutanan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Email: abdkadirw@yahoo.com, abd.kadirw@mail.ugm.ac.id

Diterima: 9 Januari 2012 Disetujui: 1 Maret 2012

Abstrak

Keberhasilan pengelolaan Taman Nasional tidak terlepas dari sikap dan dukungan masyarakat.
Pemahaman problem sosial ekonomi masyarakat sekitar Taman Nasional sangat diperlukan sebagai salah
satu pertimbangan dalam mengelola Taman Nasional. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan
penjelasan mengenai problem sosial ekonomi masyarakat sekitar Taman Nasional Bantimurung
Bulusaraung (TN Babul), tingkat ketergantungan masyarakat terhadap kawasan Taman Nasional dan
kontribusi pendapatan dari tamanan kemiri terhadap total pendapatan petani.
Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Maros pada Kawasan TN Babul, Propinsi Sulawesi Selatan.
Pemilihan lokasi dilakukan secara purposive. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik survey dengan
mewawancarai 180 responden yang dipilih secara acak. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif dan
kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan problem sosial ekonomi masyarakar sekitar TN Babul adalah
rendahnya tingkat pendidikan, tingginya jumlah tanggungan keluarga, keterlibatan masyarakat dalam
kelompok masih rendah, proses capacity building berjalan lambat, dan rendahnya pendapatan masyarakat
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Rata-rata total pendapatan masyarakat sekitar TN Babul sebesar
Rp. 3.836.367,-/tahun dan sebanyak 65% masyarakat hidup dibawah garis kemiskinan. Rata-rata tingkat
ketergantungan masyarakat terhadap kawasan TN Babul sebesar 37,97%, sementara kontribusi
pendapatan dari tanaman kemiri terhadap total pendapatan masyarakat rata-rata sebesar 19,05%.
Diperlukan peningkatan kegiatan pendampingan, penyuluhan dan pelatihan untuk meningkatkan pola
pikir, pengetahuan, dan keterampilan masyarakat sehingga kapasitasnya meningkat dan dapat mengurangi
ketergantungannya terhadap kawasan TN Babul. Pengelola TN Babul perlu menjalin komunikasi,
koordinasi dan kerjasama dengan berbagai pihak dalam rangka meningkatkan kapasitas masyarakat serta
merumuskan model pengelolaan TN Babul yang efektif dan efisien.

Kata Kunci: Taman Nasional Babul, problem sosial ekonomi, pendapatan masyarakat, ketergantungan
masyarakat, kontribusi tanaman kemiri.

Abstract
The success of the National Park management is inseparable from the attitude and support of the
community. Understanding socio-economic problems of communities around the Park is required as one
2 J. MANUSIA DAN LINGKUNGAN Vol. 19, No. 1

of the considerations in managing the Park. This study aims to obtain an explanation of the socio-
economic problems of communities around Bantimurung Bulusaraung National Park (Babul National
Park), the level of community dependence on National Park and contribution from candlenut (Alleurites
moluccana) to total incomes of farmer.
The experiment was conducted in Maros Regency in Babul National Park, South Sulawesi Province.
The site was selected purposively. Data collected by survey techniques by interviewing 180 respondents
who were randomly selected. Data were analyzed with descriptive qualitative and quantitative.
The results showed socio-economic problems of communities around Babul park is the low level of
education, the high number of family, community involvement in the group is still low, the capacity
building process runs slow, and low income in fulfilling her needs. Average total income of the people
around Babul parks Rp. 3,836,367,-/year and as many as 65% of people live below the poverty line. The
average level of community dependence on Babul parks area of 37.97%, while revenue contribution from
candlenut (Alleurites moluccana) to total incomes by an average of 19.05%. Required increase in
assistance activities, counseling and training to enhance the mindset, knowledge, and skills of
communities so that the capacity increase and to reduce dependence on Babul parks area. For that
managers Babul parks need to establish communication, coordination and cooperation with various
parties in order to improve the capacity of communities and to formulate management Babul parks
effective and efficient.

Keywords: Babul National Parks, socio-economic problems, communities income, dependence on society,
contribution of candlenut.

PENDAHULUAN administratif TN Babul terletak dalam tiga


wilayah kabupaten yaitu Kabupaten Maros,
Latar Belakang Pangkep dan Kabupaten Bone, Provinsi
Salah satu permasalahan yang dihadapi Sulawesi Selatan. TN Babul, berbatasan
dalam pengelolaan kawasan konservasi langsung dengan 10 kecamatan, 40 desa dan
termasuk Taman Nasional berkaitan dengan 71 dusun/lingkungan (Dephut, 2007).
aktifitas masyarakat dalam kawasan Taman Kondisi ini menyebabkan TN Babul sangat
Nasional untuk memenuhi kebutuhan rentan terhadap terjadinya konflik
hidupnya (Mangindaan, 1999; Munggoro, kepentingan antara masyarakat dan pe-
1999; Siregar, 1999; Sembiring, 1998). merintah dan dapat mempengaruhi keber-
Mereka pada umumnya telah turun temurun hasilan pengelolaan Taman Nasional
menjalankan kehidupan tradisional tersebut.
(Manullang, 1999) dan kebanyakan dari Salah satu permasalahan yang dirasakan
mereka hidup pada tingkat ekonomi yang oleh masyarakat sehubungan adanya
sangat subsisten (Awang, 2003). Oleh karena penunjukan kawasan TN Babul adalah terkait
itu keberhasilan pengelolaan kawasan pemanfaatan sumberdaya alam (SDA) dalam
konservasi termasuk Taman Nasional sangat kawasan TN Babul. Masyarakat selama ini
bergantung pada sikap dan dukungan memanfaatkan SDA dalam kawasan TN
masyarakat baik pada tingkat lokal maupun Babul untuk memenuhi kebutuhan hidup
nasional (John et al, 1993). dengan jalan bertani (sawah dan kebun),
Taman Nasional Bantimurung Bulu- memungut hasil hutan kayu dan hasil hutan
saraung (TN Babul) ditunjuk berdasarkan bukan kayu (rotan dan nira aren). Kebun
Surat Keputusan Menteri Kehutanan masyarakat dalam kawasan TN Babul di
Republik Indonesia Nomor : SK.398/ Kabupaten Maros umumnya ditanami dengan
Menhut-II/2004 tanggal 18 Oktober 2004 tanaman kemiri disamping tanaman semusim
dengaan luas wilayah ± 43.750 Ha. Secara (jagung, lombok, kacang-kacangan) serta
Maret 2012 KADIR, A., DKK.:ANALISIS KONDISI SOSIAL 3

tanaman tahunan (kakao dan kopi). Tanaman untuk dikaji secara intensif. Kriteria
kemiri tersebut telah dikelola masyarakat desa/dusun yang dipilih sebagai sampel
secara turun-temurun (Jusuf et al, 2010) dan penelitian adalah; 1) berbatasan langsung
merupakan simbol status sosial serta menjadi atau sebagian wilayahnya masuk dalam
primadona antara tahun 1960-an sampai 1980 kawasan TN Babul, 2) sebagian masya-
karena menjadi sumber pendapatan utama rakatnya telah mengembangkan dan me-
yang menyejahterakan masyarakat (Yusran, manfaatkan hutan kemiri dalam kawasan TN
2005). Babul sebagai salah satu sumber pendapatan
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Tujuan dan Kegunaan Berdasarkan kriteria tersebut maka lokasi
Tujuan yang ingin dicapai dalam sampel penelitian tersebar di enam dusun
penelitian ini adalah: 1) Mendapatkan yaitu Dusun Pattiro dan Kappang di Desa
penjelasan tentang problem sosial ekonomi Labuaja, Kecamatan Cenrana, Dusun
masyarakat sekitar TN Babul; 2) Mendapat- Maddenge di Desa Pattirodeceng, dan Dusun
kan penjelasan tentang tingkat ketergan- Matajang di Desa Timpuseng, Kecamatan
tungan masyarakat terhadap kawasan TN Camba, serta Dusun Bontosiring dan
Babul; 3) Mendapatkan penjelasan tentang Malempo di Desa Samaenre, Kecamatan
kontribusi hutan kemiri terhadap total Mallawa, Kabupaten Maros.
pendapatan masyarakat.
Kegunaan dari penelitian ini adalah Pengumpulan Data
sebagai bahan informasi bagi pemerintah Pengumpulan data dilakukan dengan
khususnya Balai TN Babul dalam me- menggunakan teknik survei. Pada setiap
rumuskan kebijakan pengelolaan TN Babul dusun sampel yang terpilih, kemudian
yang akomodatif terhadap kepentingan dilakukan wawancara dengan 30 orang petani
masyarakat. sebagai responden yang dipilih secara acak
(simple random sampling). Total jumlah
METODE PENELITIAN responden petani yang diwawancarai
sebanyak 180 orang.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Analisis Data
Maros pada Kawasan Taman Nasional Data yang dikumpulkan dianalisis secara
Bantimurung Bulusaraung, Propinsi Sulawesi deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Analisis
Selatan. Penelitian ini dilaksanakan selama deskriptif kuantitatif digunakan untuk
enam bulan yang dimulai pada bulan Juni s/d mendapatkan penjelasan mengenai karak-
bulan Nopember 2010. teristik masyarakat sekitar TN Babul.
Analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk
Sampel Penelitian mendapatkan penjelasan mengenai problem
Pemilihan lokasi penelitian dilakukan sosial ekonomi masyarakat sekitar TN Babul.
secara purposive melalui ketersediaan data Pendapatan masyarakat sekitar TN Babul
dan informasi. Berdasarkan data dan dihitung dengan menjumlahkan seluruh
informasi yang ada diketahui bahwa wilayah pendapatan yang diterima dari kegiatan
pengembangan hutan kemiri rakyat di usahatani (di dalam dan di luar kawasan TN
Kabupaten Maros yang berbatasan langsung Babul) dan pendapatan dari kegiatan non
dengan TN Babul tersebar di 3 (tiga) usahatani. Sementara Tingkat kesejahteraan
kecamatan yaitu Kecamatan Camba, masyarakat sekitar TN Babul diukur dengan
Mallawa dan Kecamatan Cenrana. Pada menggunakan kriteria kemiskinan untuk
setiap kecamatan tersebut dipilih desa, dan daerah pedesaan menurut Sayogyo (1990)
pada setiap desa kemudian dipilih dusun dalam Wantasen (1998) sebagai barikut: 1)
secara purposive sebagai sampel penelitian miskin sekali apabila pendapatan per kapita
4 J. MANUSIA DAN LINGKUNGAN Vol. 19, No. 1

per tahun < 240 kg beras, 2) miskin apabila meskipun secara fisik (kecepatan, kecekatan,
pendapatan perkapita per tahun 240 – 320 kg dan kekuatan) sudah mengalami penurunan.
beras, 3) nyaris miskin apabila pendapatan Menurut Siagian (1995), semakin lanjut usia
per kapita per tahun 320 – 480 kg beras, 4) seseorang, maka diharapkan akan semakin
tidak miskin apabila pendapatan per kapita bijaksana, semakin rasional dalam berpikir
per tahun > 480 kg beras. dan berprilaku.
Tingkat ketergantungan masyarakat
terhadap kawasan TN Babul dihitung dengan Tingkat Pendidikan Masyarakat
rumus: Tingkat pendidikan dapat mempengaruhi
cara berpikir seseorang, terutama dalam
Tingkat ketergantungan (%) = menganalisis suatu permasalahan. Seseorang
yang berpendidikan baik akan mudah
Total pendapatan dari dalam TN Babul
x 100 % mengadopsi teknologi baru, mengembangkan
Total pendapatan masyarakat keterampilan, dan memecahkan perma-
salahan yang dihadapi (Mosher, 1983).
Kontribusi pendapatan dari tanaman kemiri Kecenderungan yang ada, semakin tinggi
terhadap total pendapatan masyarakat tingkat pendidikan seseorang, maka semakin
dihitung dengan rumus : responsif orang tersebut terhadap perubahan–
Kontribusi kemiri (%) = perubahan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Total pendapatan dari tanaman kemiri tingkat pendidikan masyarakat yang
x 100 %
Total pendapatan masyarakat bermukim disekitar TN Babul masih
tergolong rendah (84,4% berpendidikan SD).
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi ini dapat menyebabkan inovasi
teknologi yang diberikan kepada mereka
Karakteristik Masyarakat Sekitar TN berjalan lambat. Kondisi ini dapat diatasi
Babul dengan meningkatkan kegiatan penyuluhan
dan pelatihan serta melakukan kegiatan
Umur pendampingan kepada masyarakat sekitar TN
Umur merupakan salah satu karakteristik Babul.
individu yang sangat berperan dalam
menentukan kemampuan kerja (Handoko, Jenis Pekerjaan Masyarakat
2001) dan produktivitas kerja (Miftah, 1992; Pekerjaan pokok masyarakat yag
Siagian 1995; Robbins, 2001). Hasil bermukim disekitar TN Babul umumnya
penelitian menunjukkan bahwa umur (92,2%) adalah petani (petani sawah dan
masyarakat yang bermukim di sekitar TN kebun). Hal ini berarti bahwa masyarakat
Babul berkisar 20 – 90 tahun, dengan rata– disekitar TN Babul sangat tergantung kepada
rata umur 47,45 tahun. Hal ini menunjukkan potensi sumberdaya alam berupa lahan dalam
bahwa umumnya masyarakat yang bermukim memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
di sekitar TN Babul tergolong dalam usia Dalam kaitannya dengan pengelolaan TN
produktif. Babul, pekerjaan pokok masyarakat yang
Masyarakat yang tergolong dalam usia sebagian besar sebagai petani dapat menjadi
produktif merupakan salah satu potensi potensi pendukung. Masyarakat sekitar TN
dalam meningkatkan produktivitas lahan Babul sedikit-banyaknya telah memiliki
garapan masyarakat dalam rangka memenuhi pengetahuan teknik-teknik bercocok tanam.
kebutuhan hidupnya. Namun demikian, Hal yang perlu dilakukan adalah bagaimana
masyarakat yang tergolong dalam kategori mengarahkan dan membina petani tersebut
usia non-produktif memiliki sisi positif yaitu sehingga dalam mengolah lahan tetap
kedewasaan dalam berfikir dan bertindak memperhatikan prinsip kelestarian sehingga
Maret 2012 KADIR, A., DKK.:ANALISIS KONDISI SOSIAL 5

kerusakan kawasan Taman Nasional dapat KTP maupun KTH. Lembaga ini diharapkan
diminimalkan. menjadi media bagi masyarakat sekitar dalam
meningkatkan kapasitasnya melalui kegiatan
Jumlah Tanggungan Keluarga penyuluhan, pelatihan maupun melalui
Jumlah tanggungan keluarga dapat mem- kegiatan pendampingan
pengaruhi semangat dan tingkat kreativitas KTP maupun KTH yang ada pada belum
kepala keluarga dalam memenuhi kebutuhan memiliki anggaran dasar (AD) dan anggaran
hidup keluarganya. Jumlah tanggungan rumah tangga (ART). Aturan-aturan yang ada
keluarga juga dapat mengindikasikan be- masih sebatas penekanan kehadiran anggota
sarnya potensi tenaga kerja keluarga yang pada setiap pertemuan serta hasil
tersedia yang dapat membantu kepala kesepakatan seperti pemberian denda kepada
keluarga dalam usaha memenuhi kebutuhan anggota yang melakukan pelanggaran.
hidup sehari-hari. Kondisi ini terjadi disebabkan karena
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembentukan kelompok hanya didasarkan
72,8% masyarakat sekitar TN Babul pada persyaratan untuk mendapatkan bantuan
memiliki jumlah tanggungan keluarga dari instansi pemerintah, bukan didasarkan
sebanyak 3 – 9 orang. Kondisi ini pada keinginan dan kebutuhan dari
mengharuskan setiap kepala keluarga bekerja masyarakat itu sendiri.
lebih keras untuk memenuhi kebutuhan Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa
keluarganya. Semangat, kreativitas, dan pada umumnya manfaat yang diperoleh
potensi tenaga kerja yang dimiliki kepala dengan menjadi anggota KTP/KTH adalah
keluarga tersebut harus diarahkan ke hal yang mendapatkan bantuan baik berupa bantuan
positif. Apabila hal ini tidak dilakukan maka bibit tanaman, bantuan sarana produksi,
akan membuka peluang terjadinya pem- bantuan ternak sapi, dan pinjaman dana.
bukaan lahan baru dalam kawasan Taman Manfaat lainnya yang dirasakan adalah
Nasional dan dapat berdampak negatif tambahan ilmu bercocok tanam yang
terhadap kelestarian dan keberhasilan diperoleh melalui kegiatan penyuluhan,
pengelolaan TN Babul. pendampingan, dan sebagai sarana untuk
meningkatkan semangat gotong-royong
Kelembagaan Masyarakat Sekitar TN masyarakat.
Babul Tingkat keterlibatan anggota dalam
Kelembagaan dimaknai sebagai suatu pertemuan kelompok cukup tinggi (64,2%).
kumpulan nilai, norma, peraturan dalam Pertemuan kelompok sangat penting karena
suatu kumpulan orang, yang digunakan untuk disamping dapat mempererat hubungan
mencapai tujuan tertentu. (Awang, 2005). diantara anggota kelompok, juga sebagai
Kelembagaan dapat pula diartikan sebagai media pertukaran informasi yang mungkin
sekumpulan jaringan dari relasi sosial yang dibutuhkan untuk meningkatkan kapasitas
melibatkan orang-orang tertentu, memiliki anggotanya.
tujuan tertentu, memiliki aturan dan norma, Tingkat keterlibatan anggota kelompok
serta memiliki struktur (Syahyuti, 2007). dalam mengemukakan pendapat pada suatu
Kelembagaan yang dimaksud dalam pertemuan kelompok masih rendah. Hanya
penelitian ini adalah organisasi di tingkat 15,4% anggota kelompok yang sering
petani yang bermukin di sekitar TN Babul. mengemukakan pendapat dalam suatu
Kelembagaan masyarakat petani sekitar TN pertemuan kelompok. Keberanian anggota
Babul terdiri dari dua bentuk yaitu kelompok kelompok dalam mengemukakan pendapat
tani pertanian (KTP) dan kelmpok tani hutan perlu ditingkatkan. Semakin banyak anggota
(KTH). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok yang sering mengemukakan
sebanyak 45% masyarakat yang bermukin pendapat maka permasalahan-permasalahan
disekitar TN Babul sudah tergabung dalam yang dihadapi anggota kelompok akan
6 J. MANUSIA DAN LINGKUNGAN Vol. 19, No. 1

terungkap secara jelas untuk kemudian dicari khususnya bagi masyarakat sekitar TN Babul
solusi yang tepat. Proses pengambilan adalah bagaimana memaksimalkan peman-
keputusan kelompok cukup demokratis. faatan lahan garapan masyarakat dalam
Dimana sebanyak 90,4% anggota kelompok kawasan Taman Nasional tanpa merusak ka-
menyatakan bahwa keputusan yang diambil wasan Taman Nasional tersebut. Materi
dalam pertemuan kelompok didasarkan lainnya yang mendesak untuk diberikan ke
kepada kesepakatan anggota. masyarakat adalah teknik penanganan pasca
panen dan pemasaran hasil usahatani sehing-
Peningkatan Kemampuan (Capacity ga mereka tidak tergantung pada tengkulak
Building) Masyarakat Sekitar TN Babul atau pedagang pengumpul yang lebih cende-
Pengetahuan teknik bercocok tanam yang rung menentukan harga di tingkat petani.
baik sangat diperlukan untuk meningkatkan
produktivitas lahan garapan masyarakat Permasalahan yang dihadapi Masyarakat
sekitar TN Babul. Hasil penelitian menunjuk- Sekitar TN Babul
kan bahwa pengetahuan teknik bercocok Penunjukan sebagian kawasan hutan yang
tanam yang diterapkan masyarakat selama ini ada di Kabupaten Maros menjadi kawasan
bersumber dari orang tua mereka dan hasil TN Babul menyisakan permasalahan
interaksi sesama petani. Hal ini mengindika- tersendiri bagi masyarakat sekitar yang
sikan bahwa teknik bercocok tanam yang selama ini beraktifitas dalam kawasan TN
diterapkan masih bersifat tradisional. Babul. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Proses transfer ilmu pengetahuan dan terdapat empat permasalahan utama yang
teknologi bagi masyarakat sekitar TN Babul rasakan oleh masyarakat sekitar sehubungan
berjalan sangat lambat. Hal ini diketahui dari dengan keberadaan TN Babul yaitu: 1)
rendahnya tingkat keterlibatan masyarakat Pembukaan lahan. Keberadaan TN Babul
dalam kegiatan penyuluhan dan pelatihan menyebabkan masyarakat tidak leluasa
dimana hanya 26,7% masyarakat yang menggarap lahan (berkebun) dalam kawasan
pernah mengikuti kegiatan penyuluhan dan taman nasional. Pemahaman masyarakat saat
hanya 13,3% yang pernah mengikuti kegiatan ini terkait dengan status taman nasional
pelatihan. bahwa tindakan berkebun dalam kawasan
Beberapa instansi pemerintah yang taman nasional adalah sebuah pelanggaran.
menyelenggarakan kegiatan penyuluhan dan Masyarakat merasakan luas lahan garapan
pelatihan bagi masyarakat sekitar TN Babul mereka menjadi semakin terbatas.; 2)
adalah Dinas Kehutanan dan Perkebunan, Penebangan kayu. Masyarakat sekitar
Dinas Pertanian, Dinas Peternakan, Badan memahami bahwa tidak diperkenankan lagi
Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan mengambil kayu dalam kawasan hutan
Pangan Maros, dan Balai TN Babul. Adapun khususnya dalam kawasan taman nasional
materi penyuluhan dan pelatihan yang meskipun kayu tersebut berasal dari pohon
diberikan diantaranya adalah teknik bercocok yang sudah mati. Dengan kondisi seperti ini
tanaman padi, teknik bertanam tanaman maka kebutuhan kayu masyarakat untuk
palawija, pengendalian hama dan penyakit memperbaiki rumah sulit terpenuhi karena
tanaman, teknik pembuatan pupuk organik, sebagian masyarakat tidak memiliki
teknik pembibitan dan penanaman tanaman kemampuan membeli kayu yang menurut
kehutanan, pemeliharaan ternak, sosialisasi mereka cukup mahal; 3) Peremajaan Kemiri.
areal TN Babul, larangan penebangan dalam Peremajaan kemiri yang sudah tua oleh
kawasan hutan, pengelolaan hutan rakyat, masyarakat sulit dilakukan karena ketatnya
pengamanan hutan, dan studi banding ke aturan penebangan dalam kawasan taman
kabupaten lain. nasional; 4) Tata Batas TN Babul. Sebagian
Materi kegiatan penyuluhan dan pelatihan masyarakat sekitar TN Babul merasakan
yang penting diberikan kepada masyarakat bahwa pal tata batas TN Babul tidak berada
Maret 2012 KADIR, A., DKK.:ANALISIS KONDISI SOSIAL 7

pada tempat yang semestinya sehingga dari tanaman kehutanan (tanaman kayu dan
semakin mempersempit lahan garapan MPTS) seperti kemiri (Alleurites moluc-
masyarakat. cana), gmelina (Gmelina areborea), jati
Masyarakat sekitar TN Babul pada (Tectona grandis), dan mahoni (Swetenia
umumnya hanya dapat pasrah menghadapi macrophylla). Masyarakat juga mengem-
permasalahan tersebut diatas sambil me- bangkan tanaman tahunan/perkebunan seperti
nunggu kebijakan lebih lanjut dari pengelola kopi (Coffea sp), kakao (Cacao sp), cengkeh
TN Babul. Sebagian masyarakat sekitar (Syzygium aromaticum), serta tanaman
mencoba untuk membicarakan persoalan pertanian/semusim seperti padi (Oryza
yang mereka hadapi dengan aparat terkait sativa), jagung (Cassea zeamae), kacang
seperti Balai TN Babul, dan aparat desa. tanah (Arachis hypogea), cabe (Capsicum
annuum L.), dan tomat (Solanum
Aktivitas Ekonomi Masyarakat dalam lycopersicum).
Kawasan TN Babul Pemilihan jenis komoditas tersebut diatas
Luas Lahan Garapan telah dipertimbangan secara matang dimana
Masyarakat sekitar kawasan TN Babul mereka telah memikirkan kesinambungan
yang sebagian besar berprofesi sebagai petani pendapatan baik untuk keperluan sehari-hari
sangat tergantung kepada sumberdaya alam maupun sebagai tabungan jangka panjang.
berupa lahan garapan. Hasil penelitian Terdapat ungkapan dalam masyarakat
menunjukkan bahwa luas lahan garapan berkaitan dengan pemilihan jenis tanaman
masyarakat sekitar dalam kawasan TN Babul yang dikembangkan untuk kesinambungan
berkisar antara 0,03 ha – 5 ha dengan rata- pendapatan sebagai berikut “tanaman coklat
rata luas lahan garapan sebesar 0,9 ha/KK. dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hidup sehari-hari, tanaman padi untuk
56,1% masyarakat memiliki luas lahan sebagai tabungan bulanan yang sewaktu
garapan dalam kawasan TN Babul kurang dapat dikeluarkan untuk membeli atau
dari 1 ha. Kondisi ini disebabkan karena membiayai sesuatu yang nilainya cukup
peluang untuk memperluas lahan garapan besar, dan tamanan kemiri sebagai tabungan
sangat kecil mengingat lahan yang mereka tahunan untuk keperluan naik haji”
garap adalah kawasan Taman Nasional. Pada Sebanyak 58,9% masyarakat mengem-
umumnya lahan yang mereka garap saat ini bangkan tanaman kemiri dalam kawasan TN
merupakan warisan dari orang tua mereka Babul. Tamanan kemiri di Kabupaten Maros
dan sangat dipengaruhi oleh jumlah penerima telah dikembangkan sejak jaman peme-
hak waris. Masyarakat yang memiliki lahan rintahan Belanda. Yusran (2005) menyatakan
garapan yang lebih luas disebabkan oleh bahwa antara tahun 1960-an sampai 1980
kemampuan mereka dalam membuka lahan Kabupaten Maros dikenal sebagai penghasil
dan membeli lahan garapan milik orang lain. kemiri terbesar dengan kualitas terbaik di
Sebanyak 6,2% masyarakat yang bermukim Indonesia. Saat itu kemiri merupakan simbol
disekitar kawasan telah melakukan proses status sosial dan menjadi sumber pendapatan
jual beli lahan dalam kawasan taman utama masyarakat. Haji kemiri merupakan
nasional. Hal ini perlu mendapatkan bukti sekaligus ungkapan masyarakat untuk
perhatian serius dari pihak TN Babul karena menunjukkan besarnya keuntungan yang
jika proses tersebut berlangsung terus diperoleh dari hutan kemiri saat itu.
menerus dapat memicu terjadinya konflik Saat ini tamanan kemiri dalam kawasan
sehingga menyulitkan dalam pengelolaan TN Babul telah mengalami penurunan
Taman Nasional itu sendiri. produksi yang disebabkan umur kemiri yang
Jenis Komoditas yang dikembangkan sudah tua. Umur tanaman kemiri saat ini
Jenis tanaman yang dikembangkan oleh diperkiran telah mencapai 65 tahun dan
masyarakat dalam kawasan TN Babul terdiri menurut Elevitch and Manner (2006),
8 J. MANUSIA DAN LINGKUNGAN Vol. 19, No. 1

tanaman kemiri diperkirakan dapat hidup pendapatan usahatani masyarakat sekitar dari
antara 40–60 tahun. Kondisi ini menye- kawasan TN Babul berkisar antara Rp.
babkan masyarakat sekitar TN Babul 100.000,-/tahun – Rp. 31.500.000,-/tahun
menginginkan adanya peremajaan tanaman dengan rata-rata sebesar Rp. 2.412.109,-
kemiri dalam kawasan TN Babul. Sementara /tahun. Tingkat ketergantungan masyarakat
dalam kebijakan mengenai pengelolaan terhadap kawasan TN Babul berkisar antara
Taman Nasional, kegiatan peremajaan belum 0,64% - 100% dengan rata-rata tingkat
dimungkinkan untuk dilakukan. Untuk itu ketergantungan sebesar 37,97%. Tingkat
diperlukan diskusi lebih lanjut mengenai ketergantungan masyarakat sekitar terhadap
permasalahan ini karena masyarakat akan kawasan TN Babul disajikan dalam Tabel 1.
kehilangan salah satu sumber pendapatannya. Berdasarkan data yang disajikan pada
Tabel 1 dapat disimpulkan bahwa sebagian
Tingkat Pendapatan dan Kesejahteraan masyarakat sekitar TN Babul memilliki
Masyarakat tingkat ketergantungan yang tinggi terhadap
Hasil penelitian menunjukkan bahwa total kawasan TN Babul.
pendapatan masyarakat sekitar TN Babul Tanaman kemiri menjadi salah satu
berkisar antara Rp. 210.000,-/tahun – Rp. komoditas yang paling banyak dikem-
55.960.000,-/tahun dengan rata-rata total bangkan oleh masyarakat di dalam kawasan
pendapatan sebesar Rp. 8.836.367,-/tahun. TN Babul. Selain dikembangkan dalam
Berdasarkan klasifikasi tingkat kesejahteraan kawasan TN Babul, tanaman kemiri juga
masyarakat menurut Sayogyo dalam banyak dikembangkan dilahan milik
Wantasen (1998), diketahui bahwa sebanyak masyarakat. Pendapatan masyarakat yang
65,0% masyarakat sekitar TN Babul masih bersumber dari tanaman kemiri yang terdapat
berada dibawah garis kemiskinan bahkan dalam kawasan TN Babul berkisar antara Rp.
47,8% diantaranya tergolong dalam kategori 60.000,-/tahun – Rp. 4.150.000,-/tahun
sangat miskin. Hal ini berarti bahwa sebagian dengan rata-rata sebesar Rp. 735.197,-/tahun.
besar masyarakat sekitar TN Babul belum Kontribusi pendapatan dari tanaman kemiri
dapat memenuhi kebutuhan minimum dalam kawasan TN Babul terhadap
mereka sehari-hari. pendapatan usahatani masyarakat dalam
kawasan TN Babul berkisar antara 2,02% -
Tingkat Ketergantungan Masyarakat 100% dengan rata-rata sebesar 79,09%.
Terhadap Kawasan TN Babul Kontribusi pendapatan masyarakat dari
Salah satu sumber penghasilan masya- kemiri yang terdapat dalam kawasan TN
rakat sekitar TN Babul berasal dari kegiatan Babul terhadap pendapatan usahatani
usahatani dalam kawasan taman nasional. masyarakat dalam kawasan TN Babul
Hasil penelitian menunjukkan bahwa disajikan dalam Tabel 2.

Tabel 1. Tingkat Ketergantungan Masyarakat Sekitar Terhadap Kawasan TN Babul

Tingkat Ketergantungan Masyarakat Terhadap Jumlah Responden Persentase


Kawasan TN Babul (orang) (%)
Tidak tergantung (0%) 56 31.1
Rendah (0,01 – 33,33%) 75 41.7
Sedang (33,34 – 66,66%) 19 10.5
Tinggi (66,67 – 100,00%) 30 16.7
180 100.0
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, 2010
Maret 2012 KADIR, A., DKK.:ANALISIS KONDISI SOSIAL 9

Tabel 2. Kontribusi Tanaman Kemiri terhadap Pendapatan Usahatani Masyarakat


dalam Kawasan TN Babul

Kontribusi Kemiri terhadap Pendapatan Usahatani Jumlah Responden Persentase


Masyarakat dalam TN Babul (orang) (%)
Tidak ada kontribusi dari kemiri (0%) 81 45.0
Rendah (0,01 – 33,33%) 20 11.1
Sedang (33,34 – 66,66%) 6 3.3
Tinggi (66,67 – 100,00%) 73 40.6
180 100.0
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, 2010
Kesimpulan yang dapat diambil ber- (capacity building) berjalan lambat, dan
dasarkan data yang disajikan pada Tabel 1 rendahnya tingkat pendapatan masyarakat
bahwa tanaman kemiri memiliki kontribusi dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
yang cukup tinggi terhadap pendapatan Tingkat ketergantungan secara ekonomi
usahatani masyarakat dalam kawasan TN masyarakat sekitar terhadap kawasan TN
Babul. Babul berkisar antara 0,64% - 100%, dengan
Tanaman kemiri tidak hanya dikem- rata-rata tingkat ketergantungan terhadap TN
bangkan oleh masyarakat dalam kawasan TN Babul sebesar 37,97%.
Babul, akan tetapi juga dikembangkan pada Kontribusi pendapatan dari tanaman
lahan-lahan milik masyarakat karena kemiri terhadap total pendapatan masyarakat
tanaman tersebut memiliki peranan yang sekitar TN Babul berkisar antara 0,26% -
penting dalam perekonomian masyarakat. 100% dengan rata-rata sebesar 19,05%.
Kontribusi pendapatan dari tanaman kemiri Terdapat sejumlah instansi yang berperan
(di dalam dan luar kawasan TN Babul) dalam meningkat kapasitas masyarakat
terhadap total pendapatan masyarakat sekitar diantaranya adalah Dinas Kehutanan dan
TN Babul berkisar antara 0,26% - 100% Perkebunan, Dinas Pertanian, Dinas Peter-
dengan rata-rata sebesar 19,05%. Meskipun nakan, Badan Pelaksana Penyuluhan dan
secara rata-rata kontribusi kemiri terhadap Ketahanan Pangan Kabupaten Maros.
total pendapatan petani hanya sebesar
19,05%, namun sangat strategis terhadap Saran
kelangsungan ekonomi masyarakat. Kemiri Kegiatan pendampingan, penyuluhan dan
menjadi sumber dana cadangan untuk pelatihan bagi masyarakat sekitar TN Babul
menutupi kebutuhan masyarakat karena biji perlu ditingkatkan. Kegiatan ini diperlukan
kemiri tahan disimpan sampai dua tahun, untuk meningkatkan pola pikir, pengetahuan,
sehingga memungkinkan petani untuk dan keterampilan petani serta semangat dan
menjualnya pada saat dibutuhkan. kreativitas petani dapat disalurkan kepada hal
yang positif. Kegiatan-kegiatan tersebut
KESIMPULAN DAN SARAN diharapkan berdampak pada peningkatan
produktifitas dan tingkat kesejahteraan
Kesimpulan masyarakat sehingga lambat laun tingkat
Problem sosial ekonomi masyarakar ketergantungan masyarakat terhadap ka-
sekitar TN Babul adalah rendahnya tingkat wasan Taman Nasional dapat dikurangi.
pendidikan, tingginya jumlah tanggungan Meskipun rata-rata kontribusi tanaman
keluarga, rendahnya partisipasi masyarakat kemiri terhadap total pendapatan masyarakat
menjadi anggota kelompok tani, proses hanya sebesar 19,05%, akan tetapi memiliki
peningkatan kemampuan masyarakat peran yang strategis terhadap kelangsungan
10 J. MANUSIA DAN LINGKUNGAN Vol. 19, No. 1

ekonomi masyarakat sekitar TN Babul. Handoko, T.H. 2001. Manajemen Personalia


Untuk itu diperlukan upaya penyelesaian dan Sumberdaya Manusia. BPFE.
yang arif dan bijaksana demi keber- Yogyakarta.
langsungan ekonomi masyarakat dalam John, K. Mackinnon, G. Child, dan J.
rangka meningkatkan kesejahteraannya. Thorsell. 1993. Pengelolaan Kawasan
Pihak pengelola TN Babul sedapat yang Dilindungi di Dearah Tropika.
mungkin menjalin komunikasi, koordinasi Alih Bahasa: Harry Harsono. Gadjah
dan kerjasama dengan berbagai pihak seperti Mada Univertity Press. Yogjakarta.
instansi/dinas teknis terkait (Dinas Ke- Jusuf, Y., Supratman, dan Alif KS, M. 2010.
hutanan dan Perkebunan, Dinas Pertanian, Pendekatan Kolaborasi dalam Penge-
Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan lolaan Taman Nasional Bantimurung
Pangan, Dinas Peternakan, dan Badan Bulusaraung : Strategi Menyatukan
Pertanahan Nasional Kabupaten Maros), Kepentingan Ekologi dan Sosial Eko-
LSM, lembaga-lembaga penelitian dan nomi Masyarakat. Opinion Brief No.
Universitas. Kominikasi, koordinasi dan ECICBFM II-2010.02. The Center for
kerjasama para pihak tersebut diharapkan People and Forest. RECOFTC.
dapat membantu dalam meningkatkan Mangindaan, E.E. 1999. Sambutan Gubernur
kapasitas masyarakat, merumuskan solusi Sulawesi Utara, pada Pertemuan Regio-
atas permasalahan yang dihadapi dan nal Pengelolaan Taman Nasional Kawa-
membantu dalam merumuskan model san Timur Indonesia, Tanggal 23
pengelolaan Taman Nasional yang efektif Agustus 1999 di Manado.
dan efisien. Manullang, S. 1999. Kesepakatan Konservasi
Masyarakat dalam Pengelolaan Kawas-
an Konservasi. Discussion Paper. The
DAFTAR PUSTAKA Natural Resources Manage-ment/EPIQ
Program’s Protected Areas Management
Awang, 2005. Prinsip Dasar Analisis Ke- Office. Jakarta
lembagaan Dalam Usaha Perhutanan Miftah, T. 1992. Dimensi-dimensi Prima
Rakyat dalam Seri Bunga Rampai Hutan Ilmu Administasi Negara. PT. Raja
Rakyat: Petani, Ekonomi, dan Kon- Grafindo Persada. Jakarta.
servasi. Aspek Penelitian dan Gagasan. Mosher AT, 1983. Menggerakan dan Mem-
Editor. San Afri Awang. Pustaka Hutan bangun Pertanian. CV. Yasaguna,
Rakyat. DEBUT Press. Yogyakarta. Jakarta.
Awang, S.A. 2003. Politik Kehutanan Munggoro, D.W. 1999. Manajemen Kemi-
Masyarakat. Centre for Critical Social traan: Meretas Kemelut Pengelolaan
Studies Kerjasama dengan Kreasi Kawasan Konservasi. Makalah Pro-
Wacana Yogyakarta. siding. Seminar Pemberdayaan Aser
Dephut. 2008. Rencana Pengelolaan Jangka Perekonomian Rakyat Melalui Strategi
Panjang Taman Nasional Bantimurung Kemitraan Dalam Pengelolaan Sumber-
Bulusaraung Periode 2008–2027. Balai daya Alam Di Kabupaten Jember. Pus-
Taman Nasional Bantimurung Bulu- taka latin. Bogor
saraung. Robbins, P.S. 2001.Organizational Behavior,
Elevitch, C.R. and Manner, H.I. 2006. 9th edition. Prentice Hall International,
Aleurites moluccana (kukui). Species Inc. New Jersey.
Profiles for Pacific Island Agroforestry. Sembiring, S.N. 1998. Kajian Hukum dan
Traditional Tree Initiative. Kebijakan Pengelolaan Kawasan Kon-
(www.traditionaltree.org). Akses Tgl. 19 servasi di Indonesia. Menuju Pengem-
Pebruari 2011. bangan Desentralisasi dan Peningkatan
Peran Serta Masyarakat. Technical
Maret 2012 KADIR, A., DKK.:ANALISIS KONDISI SOSIAL 11

Report. Kerjasama Lembaga Pengem- http://websyahyuti.blogspot.com/2007/0


bangan Hukum Lingkungan Indonesia 8/kelembagaan-dan-lembaga-
dengan Natural Resources Management dalam.html. Diakses Tgl. 25 Pebruari
Program 2010.
Siagian, S.P. 1995. Teori Motivasi dan Wantasen, E., 1998. Analisis pendapatan
Aplikasi. Rieka Cipta. Jakarta. petani miskin di pedesaan. Tesis S2
Siregar, A.M. 1999. Kebijakan Pengelolaan Program Studi Ekonomi Pertanian.
Taman Nasional di Indonesia. Makalah Program Pasca Sarjana UGM, Yogya-
disampaikan pada Pertemuan Regional karta. (Tidak dipublikasi).
Pengelolaan Taman Nasional Kawasan Yusran, 2005. Mengembalikan Kejayaan
Timur Indonesia, Tanggal 23 Agustus Hutan Kemiri Rakyat. Governance
1999 di Manado. Brief. Juni 2005 Nomor 10. Center for
Syahyuti. 2007. Kelembagaan dan Lembaga International Forestry Research, CIFOR.
dalam Pengembangan Agribisnis Bogor.
Pedesaan.

Anda mungkin juga menyukai