Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kecamatan Nubatukan merupakan sebuah kecamatan yang berada di
Kabupaten Lembata Nusa Tenggara Timur, memiliki luas wilayah sebesar
37.00 𝐾𝑚2 yang terdiri dari 7 kelurahan dan 11 desa antara lain: Kelurahan
Lewoleba, Lewoleba Timur, Selandoro, Lewoleba Selatan, Lewoleba
Tengah, Lewoleba Utara dan Lewoleba Barat, sedangkan desa antaralain:
Bakalerek, Baolangu, Belobatang, Bour, Lite Ulu Mado, Nubamado, Pada,
Paubokol, Udak Melomata, Waijarang dan Watokobu, dengan jumlah
penduduk kecamatan Nubatukan berdasarkan data Badan Pusat Statistik
Kabupaten Lembata Tahun 2019 sebanyak 139.906 jiwa dari data tersebut,
terjadi peningkatan jumlah penduduk sebanyak 1.176 jiwa atau 8,52% dari
tahun sebelumnya. (BPS.Kecamatan Nubatukan dalam angka, 2019)
Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan beragamnya
aktivitas yang dilakukan tentunya akan menimbulkan berbagai persoalan
yang terkait dengan masalah persampahan. Setiap manusia, memiliki
potensi untuk memproduksi sampah. Untuk memenuhi kesejahteraan,
manusia melakukan berbagai aktifitas dan memproduksi makanan, minuman
dan barang lain dari sumber daya alam. Aktivitas tersebut juga
menghasilkan bahan buangan yang disebut dengan sampah (Chandra, 2007).
Meningkatnya jumlah penduduk akan sebanding dengan peningkatan
terhadap timbulan sampah. Timbulan sampah tersebut harus dikelolah dan
segera diatasi agar tidak menimbulkan masalah. Sampah yang dibuang tidak
pada tempatnya dan tidak terolah dengan baik akan mempengaruhi daya
dukung dan daya tampung lingkungan hidup sehingga menimbulkan
masalah kesehatan dan pencemaran lingkungan.
Sistem pengangkutan sampah di Kota Lewoleba sejauh ini belum
optimal karena masih terdapat beberapa masalah antara lain penumpukan
sampah di beberapa wilayah di Kota Lewoleba yang tingkat pelayanan
sampahnya belum terjangkau secara keseluruhan oleh tim kebersihan .
Pemerintah Kota Lewoleba telah berupaya menangani masalah tersebut
melalui Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lembata dengan melakukan
pengangkutan sampah setiap hari dengan rute dan jadwal yang telah
ditentukan. Hingga saat ini sebagian besar masyarakat belum mengetahui
rute pengangkutan sampah dan belum melakukan pemilahan pada
proses pengumpulan sampah. Selain itu, kurangnya petugas operasional,
gerobak sampah dan motor sampah dalam proses pengumpulan sampah dari
pemukiman mengakibatkan masyarakat yang jauh dari Tempat
Penampungan Sementara (TPS) atau tidak terjangkau rute pengangkutan
sampah cenderung membuang sampah pada sembarangan tempat. Hal ini
menyebabkan sampah yang dihasilkan oleh masyarakat menumpuk di
sekitar pinggiran sungai, selokan, kebun warga serta dibakar.
Proses pengangkutan sampah di Kota Lewoleba menggunakan cara
pengambilan bak rute. Cara pengambilan bak rute dapat disebut juga dengan
pengumpulan sampah bak, di mana masyarakat akan mengumpulkan sampah
di TPS, kemudian truk akan mendatangi tiap-tiap TPS untuk memuat
sampah ke dalam truk, proses ini bisa disebut dengan proses loading.
Kemudian setelah truk penuh maka sampah-sampah yang telah diangkut
diantarkan ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) untuk melakukan
pembongkaran muatan sampah, proses ini biasa disebut dengan proses
unloading. Penentuan rute dalam pengangkutan sampah juga sangat penting
karena dapat berpengaruh terhadap jumlah angkutan persampahan yang ada
di Kota Lewolwba. Apabila rute yang ditempuh oleh truk pengangkut tidak
efisien maka akan berdampak pada kelebihan jumlah truk pengangkut
sampah dan waktu yang ditempuh oleh tiap truk pengangkut sampah.
Oleh karena itu perlu dilakukan optimalisasi rute berdasarkan titik -
titik TPS yang dilayani oleh truk pengangkutan sampah dengan jarak
masing- masing TPS, dengan mengetahui jarak antar titik TPS maka dapat
diperoleh jarak yang optimal dengan mengurutkan dari TPS terdekat dari
pangkalan ke TPS terdekat dengan TPS untuk memperpendek rute
pergerakan truk sampah. Agar mempermudah pemetaan rute distribusi
sampah yang optimal maka dibutuhkan program pengolah data spasial, yai tu
menggunakan Sistem Informasi Geografis. Dengan visualisasi posisi
penyebaran data pada kondisi sesungguhnya dapat diketahui rute distribusi
sampah di Kota Kupang.
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis rute pengambilan
sampah berdasarkan jumlah ketersediaan TPS yang ada di Kota Lewoleba
dengan syarat dan kriteria teknis serta pertimbangan fungsi kawasan
perkotaan. Berdasarkan permasalahan di atas, maka dibuat p enelitian
dengan judul tugas akhir: Optimalisasi Rute Pengangkutan Sampah
Berbasis Sistem Informasi Geografis Di Kota Lewoleba.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam penelitian ini disusun sebagai berikut:
1. Seberapa banyak jumlah produksi sampah di Kota Lewoleba?
2. Seberapa tinggi peningkatan produksi timbulan sampah yang
dihasilkan penduduk Kota Lewoleba 5 tahun ke depan?
3. Bagaimana ketersediaan fasilitas persampahan di Kota Lewoleba?
4. Sudah optimalkah fasilitas persampahan di Kota Lewoleba bila
ditinjau dari jumlah TPS yang sudah tersedia?
5. Adakah pengaruh penggunaan rute pengangkutan sampah terhada p
pengoptimalan sistem pengangkutan sampah di Kota Lewoleba?
6. Bagaimana visualisasi pengelolaan sampah berbasis WEBGIS?

1.3 Batasan Masalah


Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Wilayah yang diteliti adalah wilayah Kota Lewoleba dan hanya
dibatasi pada lokasi penampungan sementara sampah yang
disediakan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lembata
2. Penelitian ini dibatasi pada pengelolaan sampah berbasis GIS.
3. Metode yang digunakan untuk mengolah data dalam mencari
hasil pemetaan menggunakan WEBGIS
4. Data yang diinput ke dalam peta WEBGIS yaitu titik TPS, TPA dan
rute angkutan persampahan.
5. Penelitian ini dibatasi dengan tidak meninjau proses daur ulang
sampah.

1.4 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini akan menjawab rumusan masalah di atas,
yaitu:
1. Mengetahui jumlah produksi timbulan sampah di Kota Kupang.
2. Mengetahui peningkatan produksi sampah yang dihasilkan pen duduk
Kota Kupang 5 tahun ke depan.
3. Mengetahui ketersediaan fasilitas persampahan di Kota Kupang.
4. Mengetahui kebutuhan jumlah TPS sampah yang dibutuhkan
penduduk Kota Kupang berdasarkan ketersediaan jumlah TPS dan
produksi sampah.
5. Mengetahui rute angkutan persampahan yang optimal di Kota
Kupang
6. Memvisualisasikan pengelolaan sampah berbasis WEBGIS

1.5 Manfaat Penelitian


Penelitian ini dilakukan dengan tujuan agar mengantisipasi dampak
dari pertambahan jumlah produksi timbulan sampah yang dihasilkan
oleh penduduk kota Lewoleba di 7 Kelurahan, mengetahui jumlah TPS yang
perlu disediakan dan dapat menvisualisasikan berupa informasi tentang
lokasi dan rute pengangkutan persampahan yang efisien berdasarkan sistem
pengelolaan sampah yang ada di Kota Lewoleba.
1

Teknik Sipil, FST, UNDANA


2

Teknik Sipil, FST, UNDANA

Anda mungkin juga menyukai