Kecamatan Nubatukan merupakan sebuah kecamatan yang berada di Kabupaten Lembata Nusa Tenggara Timur, memiliki luas wilayah sebesar 37.00 𝐾𝑚2 yang terdiri dari 7 kelurahan dan 11 desa antara lain: Kelurahan Lewoleba, Lewoleba Timur, Selandoro, Lewoleba Selatan, Lewoleba Tengah, Lewoleba Utara dan Lewoleba Barat, sedangkan desa antaralain: Bakalerek, Baolangu, Belobatang, Bour, Lite Ulu Mado, Nubamado, Pada, Paubokol, Udak Melomata, Waijarang dan Watokobu, dengan jumlah penduduk kecamatan Nubatukan berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Lembata Tahun 2019 sebanyak 139.906 jiwa dari data tersebut, terjadi peningkatan jumlah penduduk sebanyak 1.176 jiwa atau 8,52% dari tahun sebelumnya. (BPS.Kecamatan Nubatukan dalam angka, 2019) Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan beragamnya aktivitas yang dilakukan tentunya akan menimbulkan berbagai persoalan yang terkait dengan masalah persampahan. Setiap manusia, memiliki potensi untuk memproduksi sampah. Untuk memenuhi kesejahteraan, manusia melakukan berbagai aktifitas dan memproduksi makanan, minuman dan barang lain dari sumber daya alam. Aktivitas tersebut juga menghasilkan bahan buangan yang disebut dengan sampah (Chandra, 2007). Meningkatnya jumlah penduduk akan sebanding dengan peningkatan terhadap timbulan sampah. Timbulan sampah tersebut harus dikelolah dan segera diatasi agar tidak menimbulkan masalah. Sampah yang dibuang tidak pada tempatnya dan tidak terolah dengan baik akan mempengaruhi daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup sehingga menimbulkan masalah kesehatan dan pencemaran lingkungan. Sistem pengangkutan sampah di Kota Lewoleba sejauh ini belum optimal karena masih terdapat beberapa masalah antara lain penumpukan sampah di beberapa wilayah di Kota Lewoleba yang tingkat pelayanan sampahnya belum terjangkau secara keseluruhan oleh tim kebersihan . Pemerintah Kota Lewoleba telah berupaya menangani masalah tersebut melalui Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lembata dengan melakukan pengangkutan sampah setiap hari dengan rute dan jadwal yang telah ditentukan. Hingga saat ini sebagian besar masyarakat belum mengetahui rute pengangkutan sampah dan belum melakukan pemilahan pada proses pengumpulan sampah. Selain itu, kurangnya petugas operasional, gerobak sampah dan motor sampah dalam proses pengumpulan sampah dari pemukiman mengakibatkan masyarakat yang jauh dari Tempat Penampungan Sementara (TPS) atau tidak terjangkau rute pengangkutan sampah cenderung membuang sampah pada sembarangan tempat. Hal ini menyebabkan sampah yang dihasilkan oleh masyarakat menumpuk di sekitar pinggiran sungai, selokan, kebun warga serta dibakar. Proses pengangkutan sampah di Kota Lewoleba menggunakan cara pengambilan bak rute. Cara pengambilan bak rute dapat disebut juga dengan pengumpulan sampah bak, di mana masyarakat akan mengumpulkan sampah di TPS, kemudian truk akan mendatangi tiap-tiap TPS untuk memuat sampah ke dalam truk, proses ini bisa disebut dengan proses loading. Kemudian setelah truk penuh maka sampah-sampah yang telah diangkut diantarkan ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) untuk melakukan pembongkaran muatan sampah, proses ini biasa disebut dengan proses unloading. Penentuan rute dalam pengangkutan sampah juga sangat penting karena dapat berpengaruh terhadap jumlah angkutan persampahan yang ada di Kota Lewolwba. Apabila rute yang ditempuh oleh truk pengangkut tidak efisien maka akan berdampak pada kelebihan jumlah truk pengangkut sampah dan waktu yang ditempuh oleh tiap truk pengangkut sampah. Oleh karena itu perlu dilakukan optimalisasi rute berdasarkan titik - titik TPS yang dilayani oleh truk pengangkutan sampah dengan jarak masing- masing TPS, dengan mengetahui jarak antar titik TPS maka dapat diperoleh jarak yang optimal dengan mengurutkan dari TPS terdekat dari pangkalan ke TPS terdekat dengan TPS untuk memperpendek rute pergerakan truk sampah. Agar mempermudah pemetaan rute distribusi sampah yang optimal maka dibutuhkan program pengolah data spasial, yai tu menggunakan Sistem Informasi Geografis. Dengan visualisasi posisi penyebaran data pada kondisi sesungguhnya dapat diketahui rute distribusi sampah di Kota Kupang. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis rute pengambilan sampah berdasarkan jumlah ketersediaan TPS yang ada di Kota Lewoleba dengan syarat dan kriteria teknis serta pertimbangan fungsi kawasan perkotaan. Berdasarkan permasalahan di atas, maka dibuat p enelitian dengan judul tugas akhir: Optimalisasi Rute Pengangkutan Sampah Berbasis Sistem Informasi Geografis Di Kota Lewoleba.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini disusun sebagai berikut: 1. Seberapa banyak jumlah produksi sampah di Kota Lewoleba? 2. Seberapa tinggi peningkatan produksi timbulan sampah yang dihasilkan penduduk Kota Lewoleba 5 tahun ke depan? 3. Bagaimana ketersediaan fasilitas persampahan di Kota Lewoleba? 4. Sudah optimalkah fasilitas persampahan di Kota Lewoleba bila ditinjau dari jumlah TPS yang sudah tersedia? 5. Adakah pengaruh penggunaan rute pengangkutan sampah terhada p pengoptimalan sistem pengangkutan sampah di Kota Lewoleba? 6. Bagaimana visualisasi pengelolaan sampah berbasis WEBGIS?
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Wilayah yang diteliti adalah wilayah Kota Lewoleba dan hanya dibatasi pada lokasi penampungan sementara sampah yang disediakan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lembata 2. Penelitian ini dibatasi pada pengelolaan sampah berbasis GIS. 3. Metode yang digunakan untuk mengolah data dalam mencari hasil pemetaan menggunakan WEBGIS 4. Data yang diinput ke dalam peta WEBGIS yaitu titik TPS, TPA dan rute angkutan persampahan. 5. Penelitian ini dibatasi dengan tidak meninjau proses daur ulang sampah.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini akan menjawab rumusan masalah di atas, yaitu: 1. Mengetahui jumlah produksi timbulan sampah di Kota Kupang. 2. Mengetahui peningkatan produksi sampah yang dihasilkan pen duduk Kota Kupang 5 tahun ke depan. 3. Mengetahui ketersediaan fasilitas persampahan di Kota Kupang. 4. Mengetahui kebutuhan jumlah TPS sampah yang dibutuhkan penduduk Kota Kupang berdasarkan ketersediaan jumlah TPS dan produksi sampah. 5. Mengetahui rute angkutan persampahan yang optimal di Kota Kupang 6. Memvisualisasikan pengelolaan sampah berbasis WEBGIS
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan agar mengantisipasi dampak dari pertambahan jumlah produksi timbulan sampah yang dihasilkan oleh penduduk kota Lewoleba di 7 Kelurahan, mengetahui jumlah TPS yang perlu disediakan dan dapat menvisualisasikan berupa informasi tentang lokasi dan rute pengangkutan persampahan yang efisien berdasarkan sistem pengelolaan sampah yang ada di Kota Lewoleba. 1