Anda di halaman 1dari 5

BAB XI

ANALISA FILSAFAT DAN TEORI PENDIDIKAN

11.1. Analisa Filsafat dalam Masalah Pendidikan

Peranan filsafat pendidikan adalah sebagai pendorong dilakukannya aktivitas

pendidikan. Filsafat berperanan menetapkan ide-ide, nilai-nilai, cita-cita, sedang

pendidikan bertugas merealisasikan ide-ide dalam ajaran filsafat tersebut menjadi

kenyataan dalam bentuk tingkah laku dan kepribadian.  Dengan demikian, filsafat

pendidikan dijadikan dasar orientasi kegiatan sistem pendidikan, dijadikan arah dan

tujuan kegiatan pendidikan yang dijalankan. Filsafat pendidikan harus mampu

memberikan pedoman kepada para perencana pendidikan, dan orang-orang yang

bekerja dalam bidang pendidikan. Hal tersebut akan mewarnai perbuatan mereka

secara arif dan bijak, menghubungkan usaha-usaha pendidikannya dengan falsafah

umum, falsafah bangsa dan negaranya.

Masalah pendidikan, adalah merupakan masalah hidup dan kehidupan manusia.

Proses pendidikan berada dan berkembang bersama proses perkembangan hidup dan

kehidupan manusia, bahkan keduanya pada hakikatnya adalah proses yang satu.

Pengertian yang luas dari pendidikan adalah seluruh proses hidup dan kehidupan

manusia itu adalah proses pendidikan segala pengalaman sepanjang hidupnya

merupakan dan meberikan pengaruh pendidikan baginya.

19
20

Pendidikan merupakan usaha dari manusia dewasa yang telah sadar akan

kemanusiannya, dalam membimbing, melatih, mengajar dan menanamkan nilai-nilai

serta dasar-dasar pandangan hidup kepada generasi muda, agar nantinya menjadi

manusia yang sadar dan bertanggung jawab akan tugas-tugas hidupnya sebagai

manusia, sesuai dengan sifat hakikat dan ciri-ciri kemanusianya Dan pendidikan

formal disekolah hanya bagian kecil saja daripadanya. Tetapi merupakan inti dan bisa

lepas kaitanya dengan proses pendidikan secara keseluruhannya. 

Dijelaskan pula oleh pendapat branameld bahwa latar belakang ide-ide filsafat

menentukan pendidikan, karena tujuan pendidikan bersumber dari filsafat sehingga

pendidikan merupakan suatu proses pembinaan kepribadian anak didik atas nilai–nilai

filsafat. Jadi jika tiap-tiap pendidikan telah memahami azas-azas dan nilai filosofi

serta menggunakannya dalam pendidikan, maka filsafat pendidikan menjadi norma

pendidikan atau sebagai azas normatif di dalam pendidikan. 

Menurut Harry Schofield, ia menekankan bahwa dalam analisa filsapat terhadap

maslah-masalah pendidikan digunakan 2 macam pendekatan, yaitu :

a. Pendekatan filsafat histories

Pendekatan filsafat histories (historiko filosofis), yaitu dengan cara mengadakan

deteksi dari pertanyaan-pertanyaan filosofis yang diajukan, mana-mana yang telah

mendapat jawaban dan para ahlip filsafat sepanjang sejarah. Dalam sejarahnya filsafat

telah berkembang dalam sistematika, jenis dan aliran-aliran filsafat yang tertentu.

Oleh karena itu, kalau diajukan pertanyaan tentang berbagai masalah filosofis dalam
21

bidang pendidikan, jawabanya melakat pada masing-masing sistem, jenis, dan aliran

filsafat tersebut.

b. Pendekatan dengan menggunakan fisafat kritis.

Dengan memahami filsafat orang akan dapat mengembangkan ilmu-ilmu

pengetahuan yang dipelajari secara konsisten. Filsafat mengkaji dan memikirkan

tentang segala sesuatu secara menyeluruh sistematis terpadu, universal, dan radikal,

yang hasilnya menjadi pedoman dan arah bagi perkembangan bagi ilmu-ilmu yang

bersangkutan.

Dalam mengkaji peranan filsafat pendidikan, dapat ditinjau dari tiga lapangan

filsafat, yaitu :

a. Ontologi

Ontologi terdiri dari dua suku kata, yakni ontos dan logos. Ontos berarti sesuatu

yang berwujud dan logos berarti ilmu. Jadi ontologi adalah bidang pokok filsafat

yang mempersoalkan hakikat keberadaan segala sesuatu yang ada menurut tata

hubungan sistematis berdasarkan hukum sebab akibat yaitu ada manusia, ada alam,

dan ada kuasa prima dalam suatu hubungan yang menyeluruh, teratur, dan tertib

dalam keharmonisan. Dengan kata lain, ontologi adalah ilmu yang mempelajari

tentang hakikat sesuatu yang berwujud (yang ada) dengan berdasarkan pada logika

semata. Adapun aspek realitas yang dijangkau teori dan ilmu pendidikan melalui

pengalaman panca indra ialah dunia pengalaman manusia secara empiris. Objek

materil ilmu pendidikan ialah manusia seutuhnya.


22

b. Epistemologi

Dasar epistemologis diperlukan oleh pendidikan atau pakar ilmu pendidikan

demi mengembangkan ilmunya secara produktif dan bertanggung jawab. Inti dasar

epistemologis ini adalah agar dapat ditentukan bahwa dalam menjelaskan objek

formalnya, telaah ilmu pendidikan tidak hanya mengembangkan ilmu terapan

melainkan menuju kepada telaah teori dan ilmu pendidikan sebgaai ilmu otonom

yang mempunyi objek formil sendiri atau problematika sendiri sekalipun tidak dapat

hnya menggunkaan pendekatan kuantitatif atau pun eksperimental.

c. Aksiologi

Kemanfaatan teori pendidikan tidak hanya perlu sebagai ilmu yang otonom tetapi

juga diperlukan untuk memberikan dasar yang sebaik-baiknya bagi pendidikan

sebagai proses pembudayaan manusia secara beradab. Oleh karena itu nilai ilmu

pendidikan tidak hanya bersifat intrinsik sebagai ilmu seperti seni untuk seni,

melainkan juga nilai ekstrinsik dan ilmu untuk menelaah dasar-dasar kemungkinan

bertindak dalam praktek mmelalui kontrol terhadap pengaruh yang negatif dan

meningkatkan pengaruh yang positif dalam pendidikan.

11.2. Filsafat dan Teori Pendidikan

Manusia berhubungan dengan filsafat dalam proses pendidikan karena manusia

harus mampu berfilsafat dalam dunia pendidikan. Mampu menjalankan proses

pendidikan dengan menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi yang canggih.

Hubungan fungsional antara filsafat dan teori pendidikan tersebut, dapat diuraikan
23

sebagai berikut: Pengertian filsafat dalam arti analisa adalah salah satu cara

pendekatan yang digunakan oleh para ahli pendidikan dalam memecahkan

problematika pendidikan dan menyusun teori-teori pendidikannya, disamping

menggunakan metoda-metoda ilmiah lainnya.

Filsafat juga berfungsi memberikan arah agar teori pendidikan yang telah

berkembang oleh para ahlinya, yang berdasarkan dan menurut pandangan dan aliran

filsafat tertentu, mempunyai relevansi dengan kehidupan nyata. Artinya mengarahkan

agar teori-teori dengan pandangan filsafat pendidikan yang telah dikembangkan

tersebut bisa diterapkan dalam praktik kependidikan sesuai dengan kenyataan dan

kebutuhan hidup yang juga berkembang dalam masyarakat.

Filsafat termasuk juga filsafat pendidikan, juga mempunyai fungsi untuk

memberikan petunjuk dan arah dalam pengembangan teori-teori pendidikan menjadi

ilmu pendidikan atau pedagogik. Di samping hubungan fungsional tersebut, antara

filsafat dan teori pendidikan, juga terdapat hubungan yang bersifat suplementer, yaitu

sebagai berikut:

a. Kegiatan merumuskan dasar-dasar, dan tujuan-tujuan pendidikan, konsep tentang

sifat hakikat manusia, serta konsepsi hakikat dan segi-segi pendidikan serta ini

moral pendidikannya.

b. Kegiatan merumuskan sistem atau teori pendidikan yang meliputi politik

pendidikan, kepemimpinan pendidikan atau organisasi pendidikan, metodologi

pendidikan dan pengajaran, termasuk pola-pola akulturasi dan peran pendidikan

dalam pembangunan masyarakat dan negara.

Anda mungkin juga menyukai