Anda di halaman 1dari 8

TUGAS ETIKA BISNIS & PROFESI

ARTIKEL
“KODE ETIK AKUNTAN DAN KODE ETIK AKUNTAN
PUBLIK”

DISUSUN OLEH :

ANDI ARDIANSYAH

C301 18 183

AKUNTANSI 4/D

UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JURUSAN S1 AKUNTANSI
KODE ETIK AKUNTAN DAN KODE ETIK AKUNTAN PUBLIK
andiardiansyah0210@gmail.com

Abstrak : Setiap manusia yang memberikan jasa dari pengetahuan dan keahlian kepada
pihak lain seharusnya memiliki rasa tanggung jawab pada pihak-pihak yang dipengaruhi
oleh jasanya tersebut.Akuntan yang pemakaian gelarnya dilindungi oleh UU No 34/1954
adalah profesi yang berdiri diatas landasan kepercayaan masyarakat. Dengan demikan,
dalam melaksanakan tugasnya akuntan harus mengutamakan masyarakat, pemerintah dan
dunia usaha. Masyarakat kita telah memberikan pengertian khusus atas
istilah profesional. Seorang profesional diharapkan dapat berprilaku pada tingkat yang
lebih tinggi dari yang dilakukan oleh sebagian besar anggota masyarakat lain. Sebagai
contoh, ketika pers memberitakan bahwa seorang dokter, biarawan, senator, atau akuntan
publik telah didakwa melakukan suatu kejahatan, mayoritas masyarakat akan merasa
lebih kecewa ketimbang jika hal yang sama terjadi pada seseorang yang bukan
profesional.

PENDAHULUAN
Etika secara harfiah bermakna pengetahuan tentang azas-azas akhlak atau moral.
Etika secara terminologi kemudian berkembang menjadi suatu konsep yang menjelaskan
tentang batasan baik atau buruk, benar atau salah, dan bisa atau tidak bisa, akan suatu hal
untuk dilakukan dalam suatu pekerjaan tertentu. Istilah kode etik kemudian muncul untuk
menjelaskan tentang batasan yang perlu diperhatikan oleh seorang profesional ketika
menjalankan profesinya.
Alasan utama mengharapkan tingkat prilaku profesional yang tinggi oleh setiap
profesi adalah kebutuhan akan kepercayaan publik atas kualitas jasa yang diberikan oleh
profesi, tanpa memandang individu yang menyediakan jasa tersebut. Bagi akuntan
publik, kepercayaan klient dan pemakai laporan keuangan eksternal atas kualitas audit
dan jasa lainnya sangatlah penting. Jika para pemakai jasa tidak memiliki kepercayaan
kepada para dokter, hakim, atau akuntan publik, maka kemampuan para profesional itu
untuk melayani klien serta masyarakat secara efektif akan hilang.
Seperti halnya profesi-profesi yang lain, Akuntan Publik juga mempunyai kode
etik yang digunakan sebagai rambu-rambu atau batasan-batasan ketika seorang Akuntan
Publik menjalankan perannya. Pemahaman yang cukup dari seorang Akuntan
Publik tentang kode etik, akan menciptakan pribadi Akuntan Publik yang profesional,
kompeten, dan berdaya guna. Tanpa adanya pemahaman yang cukup tentang kode etik,
seorang Akuntan Publik akan terkesan tidak elegan, bahkan akan menghilangkan nilai
esensial yang paling tinggi dari profesinya tersebut.

PENGERTIAN

Kode etik adalah sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis yang secara
tegas menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi
profesional. Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia dimaksudkan sebagai panduan dan
aturan bagi seluruh anggota, baik yang berpraktik sebagai akuntan publik, bekerja di
lingkungan dunia usaha, pada instansi pemerintah, maupun di lingkungan dunia
pendidikan dalam pemenuhan tanggung-jawab profesionalnya.
Kode Etik Profesi Akuntan Publik (sebelumnya disebut Aturan Etika
Kompartemen Akuntan Publik) adalah aturan etika yang harus diterapkan oleh anggota
Institut Akuntan Publik Indonesia atau IAPI (sebelumnya Ikatan Akuntan Indonesia -
Kompartemen Akuntan Publik atau IAI-KAP) dan staf profesional (baik yang anggota
IAPI maupun yang bukan anggota IAPI) yang bekerja pada satu Kantor Akuntan Publik
(KAP).

KERANGKA KONSEPTUAL

Kode Etik Profesi Akuntan Publik (Kode Etik) ini terdiri dari dua bagian, yaitu
Bagian A dan Bagian B. Bagian A dari Kode Etik ini menetapkan prinsip dasar etika
profesi dan memberikan kerangka konseptual untuk penerapan prinsip tersebut. Bagian B
dari Kode Etik ini memberikan ilustrasi mengenai penerapan kerangka konseptual
tersebut pada situasi tertentu.

Ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika dapat berasal dari situasi
dan keadaan yang dihadapi oleh Akuntan Profesional. Tidak mungkin untuk menjelaskan
semua situasi atau keadaan yang menyebabkan timbulnya ancaman terhadap kepatuhan
pada prinsip dasar etika, serta menjelaskan tindakan perlindungan yang sesuai. Di
samping itu, sifat perjanjian dan penugasan kerja mungkin berbeda, sehingga
menimbulkan ancaman yang berbeda dan membutuhkan perlindungan yang berbeda-
beda. Oleh sebab itu, Kode Etik ini menetapkan kerangka konseptual yang mewajibkan
Akuntan Profesional untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengatasi ancaman
terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika. Pendekatan kerangka konseptual membantu
Akuntan Profesional mematuhi ketentuan etika dalam Kode Etik ini dan memenuhi
tanggung jawabnya untuk bertindak bagi kepentingan publik. Pendekatan ini
mengakomodasi beragam situasi dan keadaan yang dapat menimbulkan ancaman
terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika, dan mencegah Akuntan Profesional untuk
berkesimpulan bahwa situasi tersebut diperbolehkan ketika tidak ada larangan secara
spesifik.

PRINSIP DASAR
Etika profesional dikeluarkan oleh organisasi profesi untuk mengatur perilaku
anggotanya dalam menjalankan praktik profesinya bagi masyarakat. Dalam kongresnya
tahun 1973, IAI untuk pertama kalinya menetapkan Kode Etik bagi profesi Akuntan di
Indonesia. Pembahasan mengenai kode etik IAI ditetapkan dalam Kongres VIII tahun
1998.
Dalam kode etik yang berlaku sejak tahun 1998, IAI menetapkan delapan prinsip
etika yang berlaku bagi seluruh anggota IAI dan seluruh kompartemennya. Setiap
kompartemen menjabarkan 8 (delapan) Prinsip Etika ke dalam Aturan Etika yang berlaku
secara khusus bagi anggota IAI. Setiap anggota IAI, khususnya untuk Kompartemen
Akuntansi Sektor Publik harus mematuhi delapan Prinsip Etika dalam Kode Etika IAI
beserta Aturan Etikanya.
Prinsip Etika Profesi Akuntan:
1) Tanggung Jawab Profesi
Dalam melaksanakan tanggung-jawabnya sebagai profesional setiap anggota harus
senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan
yang dilakukannya.
2) Kepentingan Publik
Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan
kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukkan komitmen atas
profesionalisme.
3) Integritas
Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus
memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin.
4) Obyektivitas
Setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan
dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya.
5) Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya tkngan kehati-hatian,
kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan
pengetahuan dan keterampilan profesional pada tingkat yang diperlukan untuk
memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh matifaat dari jasa
profesional yang kompeten berdasarkan perkembangan praktik, legislasi dan teknik
yang paling mutakhir.
6) Kerahasiaan
Setiap anggota harus, menghormati leerahasiaan informasi yang diperoleh selama
melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi
tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau
hukum untuk mengungkapkannya.
7) Perilaku Profesional
Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik
dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.
8) Standar Teknis
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis
dan standar proesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-
hati, anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima
jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektivitas.
kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan
tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektivitas.

BENTURAN KEPENTINGAN
Akuntan Profesional mungkin menghadapi benturan kepentingan ketika
melakukan kegiatan profesionalnya. Benturan kepentingan menciptakan ancaman
terhadap objektivitas dan mungkin menciptakan ancaman terhadap prinsip dasar etika
lainnya. Ancaman ini dapat timbul ketika:

• Akuntan Profesional melakukan kegiatan profesional yang terkait dengan


permasalahan tertentu untuk dua pihak atau lebih yang memiliki kepentingan yang
saling berbenturan terkait dengan permasalahan tersebut; atau
• Kepentingan Akuntan Profesional terkait dengan permasalahan tertentu
berbenturan dengan kepentingan pihak lain yang menggunakan jasa Akuntan
Profesional.
KESIMPULAN
Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia dimaksudkan sebagai panduan dan aturan
bagi seluruh anggota, baik yang berpraktik sebagai akuntan publik, bekerja di lingkungan
dunia usaha, pada instansi pemerintah, maupun di lingkungan dunia pendidikan dalam
pemenuhan tanggung-jawab profesionalnya

Kode Etik Profesi Akuntan Publik (Kode Etik) ini terdiri dari dua bagian, yaitu
Bagian A dan Bagian B. Bagian A dari Kode Etik ini menetapkan prinsip dasar etika
profesi dan memberikan kerangka konseptual untuk penerapan prinsip tersebut. Bagian B
dari Kode Etik ini memberikan ilustrasi mengenai penerapan kerangka konseptual
tersebut pada situasi tertentu.

Dalam kode etik yang berlaku sejak tahun 1998, IAI menetapkan delapan prinsip
etika yang berlaku bagi seluruh anggota IAI dan seluruh kompartemennya. Setiap
kompartemen menjabarkan 8 (delapan) Prinsip Etika ke dalam Aturan Etika yang berlaku
secara khusus bagi anggota IAI.

Prinsip Etika Profesi Akuntan :


1. Tanggung Jawab Profesi
2. Kepentingan Publik
3. Integritas
4. Obyektivitas
5. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional
6. Kerahasiaan
7. Perilaku Profesional
8. Standar Teknis

Benturan kepentingan menciptakan ancaman terhadap objektivitas dan mungkin


menciptakan ancaman terhadap prinsip dasar etika lainnya. Ancaman ini dapat timbul
ketika:

• Akuntan Profesional melakukan kegiatan profesional yang terkait dengan


permasalahan tertentu untuk dua pihak atau lebih yang memiliki kepentingan yang
saling berbenturan terkait dengan permasalahan tersebut; atau
• Kepentingan Akuntan Profesional terkait dengan permasalahan tertentu
berbenturan dengan kepentingan pihak lain yang menggunakan jasa Akuntan
Profesional.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.iaiglobal.or.id/v03/keanggotaan/files/KODE_ETIK_2016.pdf

http://bonjoer.blogspot.com/2015/12/makalah-kode-etik-akuntan-publik.html

http://fitriaprliana.blogspot.com/2011/10/kode-etik-akuntan-publik.html

https://agungcpa.files.wordpress.com/2019/08/materi-ppl-kode-etik-gren-alia-31-juli-
2019.pdf

Anda mungkin juga menyukai