Anda di halaman 1dari 25

1

KARYA ILMIAH

PENINGKATAN KETRAMPILAN MEMBACA DALAM MUATAN


BAHASA INDONESIA MELALUI METODE BERMAIN PERAN
PADA SISWA KELAS IV SDN PRAMBONTERGAYANG III
KECAMATAN SOKO KABUPATEN TUBAN
TAHUN PELAJARAN 2019/2020

OLEH :
SITI MUHANIK
NIM : 858652718

UNIVERSITAS TERBUKA
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH SURABAYA
POKJAR S1 PGSD BI KABUPATEN TUBAN
TAHUN 2020
2

ABSTRAK

PENINGKATAN KETRAMPILAN MEMBACA DALAM MUATAN


BAHASA INDONESIA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA
SISWA KELAS IV SDN PRAMBONTERGAYANG III
KECAMATAN SOKOKABUPATEN TUBAN
TAHUN PELAJARAN 2019/2020

SITI MUHANIK : ( 858652718 )


sitimuhanik13@gmail.com

Metode Bermain Peran adalah metode mengajar yang dapat dilakukan


dalam kegiatan pembelajaran kelompok. Bermain peran merupakan permainan
dalam bentuk dramatisasi , sekelompok siswa memperagakan percakapan yang
telah diarahkan oleh guru.
Tujuan penelitian ini adalah ingin meningkatkan ketrampilan membaca
siswa dalam memperagakan percakapan secara baik dan benar, dan ingin
meningkatkan proses dan hasil pembelajaran Bahasa Indonesia. Dengan
menggunakan teknik lebih bervariatif seperti bermain peran agar kegiatan
belajar lebih menarik dan tidak membosankan bagi siswa.
Setting penelitian, dilaksanakan di SDN Prambontergayang III Desa
Prambontergayang kecamatan Soko Kabupaten Tuban, dan yang diteliti adalah
siswa kelas IV tahun pelajaran 2019/2020. Penelitian kualitatif dirancang dalam
bentuk penelitian tindakan kelas, prosesnya dengan menggunakan empat tahap
kegiatan antara lain : (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi,
dan (4) refleksi. Adapun metode pengumpulan data menggunakan pengamatan,
wawancara, dan tes. Dari hasil kegiatan penelitian ini dapat disimpulkan, yaitu
pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan metode bermain peran
dapat meningkatkan ketrampilan dan kualitas hasil belajar siswa dalam
memperagakan percakapan secara baik dan benar.

Kata Kunci : Ketrampilan Membaca, Metode Bermain Peran.

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran Bahasa Indonesia mencakup beberapa aspek menyimak,
berbicara, membaca dan menulis. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia,
membaca dan menulis mempunyai peranan penting. Kemampuan membaca dan
menulis merupakan dasar utama bagi pembelajaran bahasa dan mata pelajaran
yang lain, begitu juga halnya dengan pembelajaran menyimak dan berbicara.
Menyimak merupakan kemampuan memahami pesan yang disampaikan melalui
3

bahasa lisan, sedangkan berbicara mempunyai peranan penting yaitu sebagai


sarana penyampaian pesan, pengungkapan pikiran, pendapat atau opini yang
disampaikan melalui bahasa lisan. Latihan berbicara sangatlah penting, karena
siswa diharapkan mampu melafalkan ejaan kata-kata atau kalimat dengan baik
dan benar sesuai dengan aturan yang telah dibakukan.
Dalam model pembelajaran yang lama, guru kadang tertinggal dengan
pengetahuan-pengetahuan yang baru atau aktivitas guru hanya menerangkan dan
menulis saja tidak memberi contoh, tidak mengajak siswa praktek bersama dan
siswa tidak diberi kesempatan untuk membuktikan kemampuannya dan dari
asumsi tersebut guru harus merubah kegiatan pembelajaran mencari metode-
metode yang tepat yang bisa meningkatkan pemahaman dan memotivasi siswa
agar lebih mengerti. Upaya yang dilakukan dengan cara meningkatkan latihan-
latihan kebahasaan. Maka peneliti memiliki ide untuk mengembangkan metode
bermain peran, karena metode bermain peran adalah salah satu cara untuk melatih
siswa saling berinteraksi sosial dengan siswa yang lain, agar suasana kelas
menjadi lebih menyenangkan serta untuk meningkatkan pemahaman siswa
tentang percakapan agar siswa dapat mengembangkan potensinya melalui
berbicara.
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan hasil observasi di SDN Prambontergayang III kelas IV
dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia Tema 3 Peduli Terhadap Makhluk
Hidup Sub Tema 3 Ayo Mencintai Lingkungan, dengan memperagakan
percakapan tentang Mencintai Lingkungan prestasi belajar siswa menurun
disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya :
1. Siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran.
2. Kurangnya minat siswa terhadap palajaran Bahasa Indonesia.
3. Siswa kurang memahami penjelasan guru tentang cara membaca
dengan benar melalui metode bermain peran.
2. Analisa Masalah
Menurut Glover dan Law dalam Yunus. (2010) keberhasilan
pembelajaran terletak pada seberapa jauh guru dapat melibatkan siswa secara
4

aktif dalam belajar. Dari pendapat tersebut apabila dihubungkan dengan


permasalahan pembelajaran bahasa Indonesia pada siswa kelas IV, maka
guru perlu menyusun rancangan pembelajaran yang melibatkan siswa secara
aktif.
Dalam hal peningkatan proses pembelajaran, penulis akan mengkaji
dan memilih metode yang dapat meningkatkan kemampuan membaca pada
siswa. Hal ini untuk memecahkan permasalahan yang teridentifikasi.
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan masalah
Dari masalah-masalah tersebut perlu diadakan suatu perbaikan, maka
untuk mengimbanginya guru harus menggunakan cara pembelajaran yang kreatif
dan menarik minat siswa. Salah satunya dengan metode bermain peran agar
proses belajar lebih menyenangkan dan dapat meningkatkan pemahaman siswa
tentang materi yang diajarkan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka perumusan masalah yang
timbul dari analisis guru terhadap permasalahan yang dihadapi dapat
dimunculkan sebagai berikut :
1. Apakah metode bermain peran dapat meningkatkan keterampilan
membaca pada siswa kelas IV SDN Prambontergayang III tahun
pelajaran 2019/2020?
2. Bagaimanakah peningkatan keterampilan membaca melalui metode
bermain peran pada siswa kelas IV SDN Prambontergayang III tahun
pelajaran 2019/2020?
C. Tujuan Perbaikan

Dari rumusan masalah di atas maka penelitian ini bertujuan untuk :


a) Mengetahui metode bermain peran dapat meningkatkan keterampilan
membaca pada siswa kelas IV SDN Prambontergayang III tahun pelajaran
2019/2020.
b) Mengetahui peningkatan keterampilan membaca melalui metode bermain
peran pada siswa kelas IV SDN Prambontergayang III tahun pelajaran
2019/2020
5

D. Manfaat Perbaikan

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :


1. Manfaat bagi siswa ;
a. Melatih siswa berani dan trampil berbicara di depan kelas melalui
bermain peran
b. Meningkatkan ketrampilan berbicara siswa di depan kelas
c. Melatih siswa untuk peduli dan mencintai lingkungan.
2. Manfaat bagi penulis (peneliti)
a. Untuk mengetahui manfaat dan kendala penggunaan metode bermain
peran.
b. Agar dapat menerapkan dan lebih mendalami penggunaan metode
bermain peran.
c. Menambah wawasan peneliti tentang penggunaan metode bermain
peran.
3. Manfaat bagi guru
a. Sebagai regenerasi atau solusi untuk meningkatkan kinerja guru dalam
proses belajar mengajar terutama pada pelajaran Bahasa Indonesia
pokok bahasan memperagakan percakapan.
b. Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman atau ketrampilan baru
dalam menerapkan metode bermain peran.
4. Manfaat bagi sekolah
Bagi sekolah, memperoleh kontribusi dalam peningkatan kualitas
pendidikan yang tercermin dari guru professional yang mampu
mewujudkan kondusifnya iklim pendidikan dan memiliki komitmen tinggi
untuk kepentingan pembaharuan sistem pembelajaran sehingga mampu
meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswanya.
II. KAJIAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Bahasa Indonesia

1. Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia


6

Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh


karena itu pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan
kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia dengan
baik dan benar, baik secara lisan maupun tertulis Siti Asma’ (2014).
Pembelajaran bahasa perlu memperhatikan prinsip-prinsip pengajaran, antara
lain dari yang mudah ke yang sukar, dari hal-hal yang dekat ke jauh, dari yang
sederhana ke yang rumit, dari yang diketahui ke belum diketahui dan dari
konkret ke yang abstrak.
Berdasarkan Depdiknas tahun 2005, bahasa merupakan sebuah ucapan
yang berasal dari perasaan serta pikiran manusia yang disampaikan secara
teratur dan dengan memakai bunyi sebagai mediumnya. Bahasa adalah
komunikasi yang mengandung beberapa sifat yakni sistematik, mana suka,
ujar, manusiawi dan komunikatif. Disebut komunikatif karena bahasa diatur
oleh sistem. Setiap bahasa mengandung dua sistem yaitu sistem makna dan
sistem bunyi. Bunyi merupakan sesuatu yang bersifat fisik yang dapat
ditangkap oleh panca indera kita. Tidak semua bunyi dapat diklasifikasikan
sebagai simbol sebuah kata. Hanya bunyi-bunyi tertentu yang diklasifikasikan,
bunyi yang dapat digunakan atau digabungkan dengan bunyi lain sehingga
membentuk satu kata. Apabila sebuah tanda fisik diberi makna tertentu atau
mewakili makna tertentu, maka tanda tersebut disebut lambang. Bahasa
disebut mana suka karena unsur-unsur bahasa dipilih secara acak tanpa dasar.
Untuk meningkatkan kemampuan siswa tentang Bahasa Indonesia
adalah menggunakan pendekatan komunikatif. Munculnya pendekatan
komunikatif dalam pembelajaran bahasa bermula dari adanya perubahan-
perubahan dalam tradisi pembelajaran bahasa Inggris pada tahun 1960-an,
yang saat itu menggunakan pendekatan situasional Tarigan (1989:270).
Penggunaan Metode Bermain Peran

1. Karakteristik Metode
Bermain peran dikenal juga dengan sebutan bermain pura-pura,
khayalan, fantasi, make believe, atau simbolik (Madyawati, 2016).
Metode bermain peran (role playing) merupakan metode pembelajaran
7

dimana tekniknya menekankan kepada siswa mampu berperan atau


memainkan peran dalam dramatisasi. Berdasarkan beberapa uraian
tersebut, dapat disimpulkan bahwa bermain peran merupakan cara
memahami sesuatu melalui permainan memerankan tokoh-tokoh
khayalan untuk berimajinasi, berkolaborasi, membayangkan diri di
masa depan, sehingga yang bermain tersebut mampu berbuat (bertindak
dan berbicara) seperti peran yang dimainkan.
Pembelajaran merupakan kegiatan yang bertujuan dan banyak
melibatkan aktifitas. Dan untuk melibatkan tujuan pembelajaran diperlukan
adanya alternatif metode mengajar yang dapat dijadikan sebagai alat untuk
mencapai tujuan tersebut. Dalam prosesnya perlu menggunakan metode
mengajar secara bervariasi, untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
sudah direncanakan sebelumnya.
Komponen-komponen yang terdapat dalam kurikulum adalah tujuan,
materi pembelajaran, metode dan evaluasi. Komponen-komponen tersebut
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Dengan demikian
jelas bahwa antara tujuan pemebelajaran dengan metode mengajar memiliki
keterkaitan yang sangat erat. Metode mengajar merupakan salah satu alat
untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001: 740), metode
didefinisikan sebagai cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan
suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki. Selain itu,
metode juga didefinisikan sebagai cara kerja yang bersistem untuk
memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang
ditentukan.
Prinsip-prinsip tersebut dalam prosesnya merupakan esensi dan
karakteristik dari masing-masing metode-metode mengajar. Penggunaan
metode mengajar dalam pembelajaran ditinjau dari segi prosesnya
memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut :
a. Sebagai alat atau cara untuk mencapai tujuan pembelajaran. Setiap
pembelajaran harus bertujuan, sehingga dalam proses pembelajarannya
8

akan memerlukan suatu cara dan teknik yang efektif yang


memungkinkan dapat mencapai tujuan tersebut.
b. Sebagai gambaran aktivitas yang harus ditempuh oleh siswa dan guru
dalam kegiatan pembelajaran. Tahapan-tahapan kegiatan belajar
mengajar pada dasarnya adalah proses atau prosedur penggunaan
metode-metode dengan yang digunakan dalam pembelajaran tersebut.
c. Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan alat penilaian
pemebelajaran. Karakteristik metode mengajar dapat dijadikan
pertimbangan untuk penilaian, misalnya kegiatan pembelajaran yang
menggunakan metode ceramah, tanya jawab akan berbeda
penilaiannya dengan metode demonstrasi atau latihan / praktik.
d. Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan bimbingan dalam
kegiatan pembelajaran, apakah dalam kegiatan pembelajaran tersebut
perlu diberikan bimbingan secara individu atau kelompok.
Adapun beberapa metode yang bisa dipakai untuk menunjang
pendekatan mulai sekarang. Pendekatan komunikatif yang berlaku dalam
Bahasa Indonesia mengatur strategi pembelajaran menurut Mackey (
dalam Parera, 1987:19 ) ada 4 metode yang dipakai :
1. Direct Method
2. Natural Method
3. Reading Method
4. Eclectic Method
2. Metode Bermain Peran
Menurut Andi (2013:94), bermain peran adalah cara penguasaan
bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan
siswa. Pengembangan dan penghayatan imajinasi tersebut dilakukan oleh
siswa dengan memerankan sebagai tokoh hidup atau benda mati. Metode ini
banyak melibatkan siswa dan membuat mereka senang belajar. Metode
pembelajaran ini juga memiliki nilai tambah, yaitu dapat menjamin
pertisipasi seluruh siswa dan memberikan kesempatan dalam bekerja sama
sehingga berhasil dan akan menimbulkan kesan.
9

Adapun karakteristiknya adalah sebagai berikut :


1. Kegiatan pembelajaran bukan pada objek sebenarnya.
2. Kegiatan pembelajaran secara kelompok.
3. Aktivitas komunikasi.
4. Ada peran yang harus dimainkan.
Teknik bermain peran juga disebut Teknik Simulasi karena harus
memerankan seorang tokoh tertentu dalam permainan tersebut.
1. Tujuan Metode Bermain Peran

Agar proses pembelajaran berlangsung baik maka harus mencapai


tujuan pembelajaran. Tujuan dari bermain peran : (1). Melatih siswa untuk
menghadapi situasi yang sebenarnya, (2). Melatih praktek berbahasa lisan
secara intensif dan, (3). Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengembangkan kemampuannya dalam berkomunikasi.
Dalam bermain peran siswa bertindak, berlaku dan berbahasa seperti
orang yang diperankannya. Dari segi bahasa berarti siswa harus mengenal dan
dapat menggunakan macam-macam bahasa yang sesuai. Hal-hal yang perlu
diperhatikan sebelum bermain peran. Guru hendaknya membuat perencanaan
dan persiapan yang mencakup hal-hal sebagai berikut :
1. Pemilihan topik pembelajaran.
2.Perencanaan dan penyiapan informasi, pendahuluan yang
memungkinkan siswa mempunyai latar belakang yang sama terhadap
topik pembelajaran.
3. Penyiapan diri sebagai pemeran yang harus disiapkan.
4. Menentukan lawan main.
2. Kelebihan dan Kekurangan Metode Bermain Peran
Kelebihan metode bermain peran melibatkan seluruh siswa berpartisipasi,
mempunyai kesempatan untuk memejukan kemampuannya dalam bekerja
sama. Siswa juga dapat belajar menggunakan bahasa dengan baik dan benar
(Andra W:2010)
Kelebihan dalam tata cara penggunaan metode bermain peran dalam
pembelajaran adalah sebagai berikut :
10

1. Siswa dapat berinteraksi sosial dengan lingkungan.


2. Siswa terlibat langsung dalam pembelajaran.
3. Siswa dapat memahami permasalahan sosial.
4. Membina hubungan yang komunikatif.
5. Dapat membangkitkan imajinasi dan estetika.
Kekurangan dalam tata cara penggunaan metode bermain peran dalam
pembelajaran adalah sebagai berikut :
1. Relatif memerlukan waktu yang banyak.
2. Apabila siswa tidak memahami konsep bermain peran tidak akan efektif.
3. Sangat bergantung pada kreatifitas siswa.
4. Pemanfaatan / bantuan sumber belajar sulit.
5. Adanya siswa yang lambat, kurang minat dan kurang motivasi, bermain
peran kurang berhasil.
3. Pelaksanaan Penggunaan Metode Bermain Peran dalam Pelajaran Bahasa
Indonesia
Dengan menggunakan metode bermain peran dapat meningkatkan hasil
belajar siswa ( M. Samsuri :media.neliti.com )
1. Tahap Persiapan
a. Melakukan Observasi dan motivasi
Guru bertanya kepada siswa tentang cara memperagakan percakapan
dan siswa menjawabnya.
b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai kepada
siswa.
Setelah siswa mempelajari materi ini dengan benar maka siswa bisa
dengan mudah mengetahui materi tentang percakapan dengan metode
bermain peran.
2. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran
a. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai bermain peran.
b. Siswa memperhatikan teks percakapan yang telah disiapkan oleh
guru.
c. Guru membentuk kelompok.
11

d. Guru memberikan dialog singkat tentang percakapan.


e. Dengan bantuan guru siswa dibimbing untuk melakukan
percakapan di depan kelas sesuai dengan dialog yang telah
diberikan.
f. Siswa diberi kesempatan bertanya.
3. Tahap Penutupan
Guru dapat melakukan 3 hal yaitu :
1. Membuat rangkuman
Peran guru dalam hal ini adalah menuntun siswa.
2. Mengemukakan tindak lanjut
Guru dapat memberikan bayangan tindak lanjut.
3. Menilai proses
Pada akhir penilaian dapat dilakukan dengan percakapan atau
dialog.
III. PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek Penelitian

1. Penelitian tindakan kelas untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia Kelas IV


SDN Prambontergayang III Kecamatan Soko Kabupaten Tuban pada tema 3
subtema 3 pembelajaran 4 memperagakan percakapan yang melibatkan 15
siswa, terdiri 8 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan.
2. Tempat Penelitian

Lokasi atau tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam


melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian
ini berlokasi di SDN Prambontergayang III Kecamatan Soko Kabupaten
Tuban, Tahun Pelajaran 2019/ 2020.
3. Waktu Penelitian
Waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian ini
dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, dilakukan pada
bulan April 2020. Jadwal Penelitian Siklus I dan Siklus II sebagai berikut:
Senin ,20-04-2020, siklus 2 Senin , 27-04-2020
12

4. Tema
Dalam penelitian ini penulis mengambil Tema 3 Peduli terhadap
Makhluk Hidup, Subtema 3 Ayo Cintai Lingkungan pada pembelajaran 4.
Penggunaan metode bermain peran dalam proses pembelajaran untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV pada Tema 3 Peduli Terhadap
Lingkungan Subtema 3 Ayo Cintai Lingkungan pada pembelajarn 4 di SDN
Prambontergayang III Kecamatan Soko Kabupaten Tuban

B. Deskripsi Per Siklus


Prosedur penelitian dalam siklus pembelajaran dilaksanakan berdasarkan
alur pokok yang sudah dirancang. Sedangkan penulisan laporan disusun
berdasarkan catatan yang dibuat ketika merancang kegiatan perbaikan
pembelajaran selama pelaksanaan penelitian, dalam pelaksanaan perbaikan
pembelajaran yang dilakukan dalam 2 siklus penelitian tindakan dengan
melalui tahapan-tahapan sebagai berikut, yaitu :
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan
3. Pengumpulan data (pengamatan)
4. Refleksi
1. Pembelajaran Siklus I
Rencana perbaikan pembelajaran pada Siklus I dilaksanakan pada
tanggal 20 April 2020. Dalam melakukan penelitian guru menyusun rencana
perbaikan pembelajaran (Siklus I) dengan kompetensi dasar ”Mengenal teks
percakapan sederhana kegiatan dan bermain di lingkungan dalam bahasa
Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk
membantu pemahaman”, dengan Indikator “Membacakan teks percakapan dengan
suara nyaring dan menarik dengan cermat ”. Tujuan yang ingin dicapai adalah
agar siswa mampu memperagakan percakapan dengan menggunakan Bahasa
Indonesia dengan baik dan benar sesuai dengan ejaan dan aturan yang telah
dibakukan dan meningkatkan kemampuan dan hasil belajar siswa Kelas IV SDN
Prambontergayang III dalam proses pembelajaran guru menggunakan sumber
13

belajar Buku Guru Tematik Terpadu kurikulum 2013 Kelas IV Tema 3, Penerbit
Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia 2017, Buku Siswa
Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Kelas IV Tema 4 Penerbit Kementrian
Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia 2017. ( 2017:157 )
a. Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran Siklus I
Berdasarkan hasil pembelajaran maka ditemukan masalah, sehingga
dapat dilakukan perbaikan pembelajaran dan tujuan dari perbaikan
pembelajaran ini adalah meningkatkan prestasi belajar dan kemampuan siswa
Kelas IV di SDN Prambontergayang III Kecamatan Soko Kabupaten
Tuban.dengan penerapan metode bermain peran. Dalam pelaksanaan
perbaikan pembelajaran guru dibantu oleh teman sejawat yang bertugas
mengamati dan mengumpulkan data selama kegiatan berlangsung. Perbaikan
pembelajaran ini dilaksanakan pada tanggal 20 April 2020.
Perbaikan pembelajaran dilakukan sebagai berikut :
1. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), skenario tindakan
termasuk bahan pelajaran, tugas atau lembar kerja siswa (LKS) dan
menyiapkan alat bantu.
2. Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran.
3. Guru mengamati sampai sejauh mana tingkat keberhasilan siswa.
4. Guru dengan sabar menyadari kekurangan dan kelemahan pada saat
kegiatan pembelajaran (refleksi).
b. Proses pelaksanaan perbaikan Siklus I :
1) Kegiatan Pembukaan ( 10 menit )
1. Guru memberikan salam dan mengajak berdoa menurut agama dan keyakinan
masing-masing, dilanjutkan dengan Pembacaan Teks Pancasila.
2. Melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa.
3. Melakukan apersepsi tentang cara menjaga kelestarian alam dengan cara tanya
jawab.
4. Mengajak berdinamika dengan tepuk kompak dan lagu yang relevan.
5. Menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini.
2) Kegiatan Inti ( 50 menit )
14

Menulis
Siswa menyelesaikan laporan hasil wawancara.
1. Setelah tulisan rancangan mereka diperiksa guru, siswa memperbaiki dan
menuliskannya dalam kertas yang telah disiapkan guru.
2. Guru mengingatkan siswa untuk memperhatikan penggunaan kosa kata
baku dan kalimat efektif saat menulis laporan.
3. Guru memeriksa rancangan tulisan laporan hasil wawancara dengan
memperhatikan:
a. Sistematika/urutan laporan.
b. Penggunaan kosa kata baku dan kalimat efektif.
c. Huruf kapital serta tanda baca titik dan koma.
4. Tulisan laporan hasil wawancara siswa diperiksa guru menggunakan
rubrik (penilaian 3).
Membaca

 Guru menjelaskan tentang materi yaitu Ayo Cintai Lingkungan

 Siswa diminta membaca teks dialog “ Akibat membuang sampah


sembarangan.”

 Guru menjelaskan aturan permainan yang akan dilakukan

 Guru membagi kelas menjadi 5 kelompok kecil setiap kelompok terdiri


dari 3

siswa, dan setiap kelompok di beri nomer urut satu, dua … sampai lima.
 Guru meminta kepada kelompok satu, untuk menampilakan peran dalam
dialog kemudian menunjuk kelompok 2 dst maju ke depan secara
bergantian.
 Guru membimbing anak dalam memainkan peran dalam dialog
Berdiskusi
a. Siswa berdiskusi dengan teman untuk mencari contoh lain cara
memelihara kebersihan lingkungan.
b. Siswa menyebutkan beberapa dampak akibat membuang sampah
sembarangan
15

c. Siswa menuliskan hasil diskusi dilembar yang telah disediakan.


3) Kegiatan Penutup ( 10 menit ).
Renungkan
1. Siswa melakukan perenungan dengan menjawab pertanyaan yang terdapat
dalam tugas siswa.
2. Guru dapat menambahkan pertanyaan perenungan berdasarkan panduan
yang terdapat pada lampiran pertama, Buku Guru.
Karena terkendala dengan wabah covid 19, maka pelaksanaan
pembelajaran dilaksanakan monolog melalui video pembelajaran. Dengan
menggunakan metode bermain peran disesuaikan dengan materi yang
diajarkan. Hanya saja ada perbedaan antara Siklus I dan Siklus II yang
terletak pada penambahan kegiatan belajar mengajar. Dengan langkah-
langkah yang sudah dilakukan pada Siklus I mengadakan apersepsi sebagai
kegiatan pembuka selama 10 menit, dilanjutkan dengan kegiatan inti selama
50 menit yang ditambah dengan siswa maju kedepan kelas untuk berdialog
dengan teman kelompoknya dengan media yang telah disediakan. Dan
kegiatan akhir 10 menit untuk menyimpulkan materi dan pemberian pesan
moral kepada siswa, Sedangkan penilaian diberikan dengan pemberian soal
atau tanya jawab pada proses pembelajaran.
Dalam melaksanakan kegiatan perbaikan pembelajaran pada Siklus I
masih menunjukkan peningkatan atau hasil kerja yang belum maksimal.
Untuk itu perlu dilakukan kembali perbaikan pembelajaran pada Siklus II.
c. Refleksi
Setelah mengamati video pembelajaran di siklus 1, masih terdapat
beberapa hal yg perlu diperbaiki, diantaranya :
 Guru masih dominan, belum melaksanakan
bimbingan sehingga siswa kurang faham
 Guru dalam menyampaikan materi, seolah-olah
masih seperti metode bercerita.
 Karena media kurang menarik, siswa kurang
memperhatikan dan terlihat sibuk bermain sendiri
16

 Siswa belum bisa memerankan tokoh-tokoh dalam


percakapan yang sudah disampaikan guru

Pada tahap ini guru melakukan penelitian terhadap keberhasilan siswa


dan mengevaluasi tahap-tahap tindakan, menentukan hasil tindakan, kendala-
kendala dan dampak dari perbaikan pembelajaran. Dan jika dalam tahap ini
belum ada peningkatan, penelitian akan dilanjutkan pada rencana perbaikan
pada Siklus II atau mengulang tahap yang belum selesai.
2. Pembelajaran Siklus II
Rencana perbaikan dilaksanakan pada tanggal 27 April 2020. Dalam
melakukan penelitian langkah-langkah yang dilakukan oleh guru dalam
kegiatan pembelajaran hampir sama dengan langkah perbaikan Siklus I,
yaitu dengan menyusun rencana perbaikan pembelajaran II (Siklus II)
dengan kompetensi dasar mengenal teks percakapan sederhana kegiatan
dan bermain di lingkungan dengan bantuan guru atau teman dalam
bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosa kata bahasa
daerah untuk membantu pemahaman, dengan Indikator membacakan teks
percakapan dengan suara nyaring dan menarik dengan cermat ”. Tujuan
yang ingin dicapai adalah dengan bermain peran, siswa mampu
memperagakan dialog yang telah disajikan dengan menggunakan
ekspresi dan intonasi yang tepat. Dalam proses pembelajaran guru
menggunakan sumber bahan Buku Guru Tematik Terpadu kurikulum
2013 Kelas IV Tema 3, Penerbit Kementrian Pendidikan Dan
Kebudayaan Republik Indonesia 2017, Buku Siswa Tematik Terpadu
Kurikulum 2013 Kelas IV Tema 4 Penerbit Kementrian Pendidikan Dan
Kebudayaan Republik Indonesia 2017.
Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
Ketika guru merefleksikan pada perbaikan pembelajaran Siklus I
belum menunjukkan hasil yang diharapkan oleh guru maka diadakan
kembali perbaikan pembelajaran pada Siklus II. Perbaikan pembelajaran
ini dilaksanakan pada tanggal 27 April 2020.
17

Tujuan perbaikan dari Siklus II adalah untuk meningkatkan


pemahaman siswa Kelas IV SDN Prambontergayang III Kecamatan Soko
Kabupaten Tuban dengan menggunakan metode bermain peran. Perbaikan
pembelajaran Siklus II ini dilaksanakan oleh guru pada saat pembelajaran
berlangsung.
Langkah-langkah perbaikan pembelajaran Siklus II adalah sebagai
berikut :
1) Merencanakan membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
dan skenario tindakan termasuk bahan pelajaran, tugas atau lembar
kerja siswa (LKS) dan menyiapkan media pembelajaran.
a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
b. Guru melakukan apersepsi.
2) Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran.
3) Guru mengamati sampai sejauh mana tingkat keberhasilan siswa.
4) Guru dengan sabar menyadari kekurangan dan kelancaran pada
saat melaksanakan pembelajaran (refleksi).
b. Proses pelaksanaan perbaikan Siklus II :
1) Kegiatan Pembukaan ( 10 menit )
1. Guru memberikan salam dan mengajak berdoa menurut agama dan
keyakinan masing-masing, dilanjutkan dengan Pembacaan Teks
Pancasila.
2. Melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa.
3. Melakukan apersepsi tentang cara mencintai lingkungan dengan cara
tanya jawab.
4. Mengajak berdinamika dengan tepuk kompak dan lagu yang relevan.
5. Menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini.
2) Kegiatan Inti ( 50 menit )
Menulis
Siswa menyelesaikan laporan hasil wawancara.
1. Setelah tulisan rancangan mereka diperiksa guru, siswa memperbaiki dan
menuliskannya dalam kertas yang telah disiapkan guru.
18

2. Guru mengingatkan siswa untuk memperhatikan penggunaan kosa kata


baku dan kalimat efektif saat menulis laporan.
3. Guru memeriksa rancangan tulisan laporan hasil wawancara dengan
memperhatikan:
a. Sistematika/urutan laporan.
b. Penggunaan kosa kata baku dan kalimat efektif.
c. Huruf kapital serta tanda baca titik dan koma.
d. Tulisan laporan hasil wawancara siswa diperiksa guru menggunakan
rubrik (penilaian 3).
Membaca
1. Siswa membaca teks dialog singkat yang telah disediakan guru.
2. Siswa membaca dengan teliti teks dialog berisi informasi tentang mencintai
lingkungan (tidak membuang sampah sembarangan ).
3. Siswa bermain peran sesuai dialog didepan kelas secara bergantian dan
berpasangan.
Berdiskusi
1. Siswa berdiskusi dengan teman untuk mencari contoh lain tentang akibat
tidak memelihara kebersihan lingkungan.
2. Siswa menyebutkan beberapa dampak akibat membuang sampah
sembarangan.
3. Siswa menuliskan hasil diskusi dilembar yang telah disediakan.
3) Kegiatan Penutup ( 10 menit )
a. Dengan bimbingan guru, siswa menyimpulkan hasil pembelajaran (
mengkomunikasikan ).
b. Guru memberikan pesan moral kepada siswa
c. Guru dengan siswa berdo’a untuk menutup pelajaran.
Kegiatan pembelajaran menggunakan metode bermain peran disesuaikan
dengan materi yang diajarkan. Hanya saja ada perbedaan antara Siklus I dan
Siklus II yang terletak pada media pembelajaran. Dengan langkah-langkah
yang sudah dilakukan pada Siklus I mengadakan apersepsi sebagai kegiatan
pembuka selama 10 menit, dilanjutkan dengan kegiatan inti selama 50 menit
19

yang ditambah dengan siswa maju kedepan kelas untuk berdialog dengan
teman kelompoknya dengan media yang telah disediakan. Dan kegiatan akhir
10 menit untuk menyimpulkan materi dan pemberian pesan moral kepada
siswa, Sedangkan penilaian diberikan dengan pemberian soal atau tanya
jawab pada proses pembelajaran.
d. Refleksi
Refleksi dilakukan berdasarkan data yang diperoleh peneliti dan catatan-
catatan hasil observasi pada proses pembelajaran, hasil observasi dalam proses
akhir pembelajaran.
Setelah mengamati video pembelajaran di siklus II :
 Siswa sangat senang karena terlibat langsung dalam proses pembelajaran.
 Siswa sangat perhatian karena media yang ditampilkan menarik.
 Proses simulasi berjalan dengan tertib dan dilakukan oleh semua siswa
 Siswa sudah memahami penjelasan dari guru dan bisa praktek bermain peran
dengan baik
Pada simulasi siklus 2 ini secara umum sudah baik, baik dari segi pengelolaan
kelas, penggunaan media pembelajaran, Penerapan model pembelajaran, serta
penguasaan materi.
Dari hasil observasi yang dilakukan dapat dilihat adanya peningkatan. Ini
menunjukan bahwa penggunaan metode bermain peran pada pembelajaran
Bahasa Indonesia sudah berhasil dan tidak dilanjutkan pada siklus III.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Siklus
1. Siklus 1
Pada pembelajaran siklus 1 peneliti membuat skenario perbaikan

 Guru menjelaskan tentang materi yaitu Ayo Cintai Lingkungan

 Siswa diminta membaca teks dialog “ Akibat membuang sampah


sembarangan.”

 Guru menjelaskan aturan permainan yang akan dilakukan.

 Guru membagi kelas menjadi 5 kelompok kecil setiap kelompok terdiri


20

dari 3

siswa, dan setiap kelompok di beri nomer urut satu, dua … sampai lima.
 Guru meminta kepada kelompok satu, untuk menampilakan peran dalam
dialog kemudian menunjuk kelompok 2 dst maju ke depan secara
bergantian.
 Guru membimbing anak dalam memainkan peran dalam dialog
Berdasarkan RPPH Siklus 1 diatas, maka guru sebagai peneliti melakukan
kegiatan simulasi pembelajaran siklus 1 adalah sebagai berikut :

Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai guru mengucapkan salam,


menyebutkan tema, sub tema, dan materi yang akan di pelajari.Selanjutnya
guru membagikan teks dialog yang berjudul “Akibat membuang sampah
sembarangan” siswa diminta membaca teks tersebut. Kemudian guru
membagi siswa menjadi lima kelompok, masing-masing kelompok terdiri
dari 3 siswa yang memerankan tokoh : Burung Gagak, Rubah dan Sapi.
Siswa tampil ke depan kelas secara bergantian memeran tokoh dalam
dialog.

2. Siklus 2
1. Pada pembelajaran siklus 2 peneliti membuat skenario perbaikan
pembelajaran sebagai berikut :
 Guru menjelaskan tentang materi yaitu Ayo Cintai Lingkungan
 Siswa diminta membaca teks dialog “ Akibat membuang sampah
sembarangan.”
 Guru menjelaskan aturan permainan yang akan dilakukan.
 Guru membagi kelas menjadi 5 kelompok kecil setiap kelompok terdiri
dari 3 siswa, dan setiap kelompok di beri nomer urut satu, dua … sampai
lima.
 Siswa secara bergantian secara suka rela menampilkan kelompoknya untuk
maju ke depan memerankan tokoh dalam dialog secara bergantian.
 Guru membimbing anak dalam memainkan peran dalam dialog
21

Berdasarkan RPPH Siklus 2 diatas, maka guru sebagai peneliti melakukan


kegiatan simulasi pembelajaran siklus 2 adalah sebagai berikut :

Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai guru mengucapkan salam,


menyebutkan tema, sub tema, dan materi yang akan di pelajari.Selanjutnya
guru membagikan teks dialog yang berjudul “Akibat membuang sampah
sembarangan” siswa diminta membaca teks tersebut. Kemudian guru membagi
siswa menjadi lima kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 3 siswa
yang memerankan tokoh : Burung Gagak, Rubah dan Sapi. Guru meminta
siswa yang sudah siap untuk tampil ke depan kelas secara bergantian memeran
tokoh dalam dialog. Kegiatan terakhir yaitu guru bersama siswa menyimpulkan
materi nyang telah dipelajari.Penutup.

A. Pembahasan Dari Setiap Siklus


1. Siklus 1
Dalam simulasi pembelajaran siklus 1 masih banyak kekurangannya
yaitu :
 Guru masih dominan, belum melaksanakan bimbingan sehingga anak-
anak kurang faham
 Guru dalam menyampaikan materi, seolah-olah masih seperti metode
bercerita.
 Karena media kurang menarik, anak-anak kurang memperhatikan dan
terlihat sibuk bermain sendiri
 Anak-anak belum bisa memerankan tokoh-tokoh dalam percakapan
yang sudah disampaikan guru

Dengan kekurangan – kekurangan yang masih banyak di temui


maka untuk pembelajaran selanjutnya ( siklus 2 ) guru harus benar – benar
mempersiapkan materi dan alat peraga apa yang akan di gunakan sesuai
dengan materi yang akan di ajarkan . Sehingga anak akan benar – benar
mengerti tentang apa yang di ajarkan oleh guru.
Disamping kekurangan yang sudah disebutkan diatas, dalam
kegiatan simulasi siklus 1 juga ditemui beberapa kelebihan diantaranya :
22

 Guru sudah menunjukkan gambar-gambar yang sesuai dengan tema.


 Guru sudah menyiapkan dan membagikan teks dialog.
 Guru sudah membimbing siswa untuk mencoba memerankan tokoh
sesuai dengan instruksi guru.
 Guru sudah meminta siswa untuk maju ke depan untuk memerankan
tokoh dalam dilog.
2. Siklus 2
Dalam simulasi pembelajaran siklus 2 kekurangannya relatif lebih
sedikit dibandingkan simulasi pada siklus 1 yaitu :
 Karena terbatasnya waktu, guru terlalu cepat dalam menyampaikan
materi sehingga pembelajaran kurang maksimal.
Pada simulasi siklus 2 ini secara umum sudah baik, baik dari segi
pengelolaan kelas, penggunaan media pembelajaran, Penerapan metode
pembelajaran, serta penguasaan materi. Sehingga tidak perlu dilanjutkan
siklus berikutnya.
Disamping kekurangan yang sudah disebutkan diatas, dalam
kegiatan simulasi siklus 2 juga ditemui beberapa kelebihan diantaranya :
 Anak-anak sangat senang karena anak terlibat langsung dalam proses
pembelajaran.
 Anak-anak sangat perhatian karena media yang ditampilkan menarik.
 Proses simulasi berjalan dengan tertib dan dilakukan oleh semua siswa.
 Anak-anak sudah memahami penjelasan dari guru dan bisa praktek
bermain peran dengan baik
 Guru bersama siswa sudah menyimpulkan materi pembelajaran yang
sudah dipelajari.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian perbaikan pembelajaran dari Siklus I dan


Siklus II dengan penggunaan metode bermain peran pada pembelajaran
23

Bahasa Indoensia Kelas IV di SDN Prambontergayang III Kecamatan Soko


Kabupaten Tuban, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Penggunaan metode bermain peran dapat meningkatkan ketrampilan
membaca dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia
Kelas IV di SDN Prambontergayang III Kecamatan Soko Kabupaten
Tuban yang ditunjukkan dengan peningkatan nilai dari Siklus I ke siklus
II menjadi lebih baik dan sudah memenuhi standart kelulusan.
2. Penggunaan metode bermain peran dapat meningkatkan ketrampilan
membaca dan aktivitas siswa dalam pembelajaran. Sehingga tidak ada lagi
pembelajaran yang membosankan atau yang menjenuhkan dan siswa
termotivasi untuk meningkatkan minat belajarnya. Hal ini nampak pada
semangat siswa dalam mengikuti pelajaran, mereka tidak nampak malas
dalam mengikuti pelajaran dan terlihat lebih aktif dalam menjawab
pertanyaan dari guru.
Selain kelebihan diatas metode bermain peran juga memiliki
beberapa kelemahan sebagai berikut :
a. Penggunaan metode bermain peran jika tidak didasari dengan aturan
permainan atau langkah-langkah penggunaan secara jelas maka akan
menyulitkan siswa dalam mengerjakan tugasnya.
b. Adakalanya siswa enggan memerankan suatu adegan karena merasa
rendah diri atau malu.
B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, hal-hal yang sebaiknya dilakukan


oleh guru maupun sekolah untuk meningkatan proses pembelajaran,maka
yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Bagi Guru
Guru sebaiknya memperbanyak wawasan dan pengetahuan baru,
salah satunya dengan mengembangkan terobosan baru tentang media
pembelajaran yang digunakan dalam mengajar. Siswa menjadi lebih
tertarik dan semangat dalam mengikuti proses pembelajaran.
24

2. Bagi Siswa
Berusaha meningkatkan belajar yang lebih baik lagi agar
penguasaan materi dapat maksimal dan prestasi belajar lebih meningkat.
3. Bagi Sekolah
Bagi pihak sekolah dalam hal ini adalah sebagai penyelenggara
pendidikan sebaiknya meningkatkan pembinaan pada guru. Dengan
adanya pembinaan diharapkan dapat menjadi dorongan menjadi lebih baik
lagi dalam memberikan pelayanan kepada siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Yunus ( 2010 ) Strategi Membaca: Teori dan Pembelajarannya, Bandung:


Risqi Press
Andayani (dkk), (2008). Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta : Universitas
Terbuka.
Andi Prastowo, ( 2013 ) Pengembangan Bahan Ajar Tematik, Yogjakarta : Diva Press

DEPDIKNAS (2008). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar 2004.


Jakarta : Pusat Kurikulum DEPDIKNAS.

KEMENDIKBUD RI (2017), Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2017, Jakarta :


Kemendikbud RI

Keraf, Gorys ( 1984 ) Tata bahasa Indonesia, Jakarta : Nusa Indah

Madyawati ( 2016 ) StrategiPpengembangan Bahasa Pada Anak, Jakarta : Prenada


Group

Mulyani, Yeti (2004). Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi.
Jakarta : Universitas Terbuka.

Santoso, Puji (dkk), (2008). Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia Sekolah
Dasar. Jakarta : Pusat Kurikulum DEPDIKNAS.

Torigan, Djago (dkk) (2003). Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas
Rendah. Jakarta : Universitas Jakarta.

Udin S.W. (dkk), (2003). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Universitas Terbuka.
25

Wardani IGAK (dkk), (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Universitas


Terbuka.

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan,


Jakarta : Premada Media Group

Anda mungkin juga menyukai