Kelapa sawit merupakan salah satu jenis tanaman agroindustri yang dapat menghasilkan minyak dengan cara diekstraksi dari daging buah kelapa sawit menghasilkan minyak kelapa sawit atau Crude Palm Oil (CPO) dan dari inti kelapa sawit menghasilkan minyak inti kelapa sawit Crude Palm Kernel Oil (CPKO). PT Perkebunan Nusantara III Unit PKS Sei Mangkei merupakan salah satu industri pengolahan kelapa sawit yang memproduksi CPO. Dalam proses produksinya, diperlukan sumber energi untuk menggerakkan mesin-mesin dan peralatan lain yang memerlukan tenaga dalam jumlah besar. Kebutuhan Pabrik Kelapa Sawit dipasok dari dua sumber, yaitu ketel uap yang menghasilkan tenaga uap dan diesel genset (Pahan, 2008). Pengolahan kelapa sawit membutuhkan energi untuk mengekstraksi minyak sawit dan inti sawit. Energi tersebut berbentuk uap (steam) yang berperan dalam proses kimia, proses fisika, dan proses mekanika (Naibaho,1996). Ketel Uap adalah alat yang berfungsi untuk menghasilkan steam pada suhu dan tekanan yang ditentukan atau bejana tertutup dimana panas pembakaran dialirkan menuju air sampai terbentuk steam berupa energi kerja. Air adalah media yang berguna dan murah untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Steam pada tekanan dan suhu tertentu mempunyai nilai energi yang kemudian digunakan untuk mengalirkan panas dalam bentuk energi kalor ke suatu proses (Subyakto, 2017).
1 2
Dasar dari terjadinya proses pembakaran pada ketel uap merupakan
pertemuan dari 3 unsur yaitu bahan bakar (fuel), panas (heat) dan udara (oxygen). Untuk dapat menghasilkan uap jenuh (saturated steam) dan uap lanjut ( superheated steam), ketel uap membutuhkan energi panas yang diperoleh dari hasil pembakaran bahan bakar. Bahan bakar yang digunakan di PKS Sei Mangkei adalah serat dan cangkang. Serat dan cangkang merupakan produk samping dari proses pengolahan tandan buah segar (TBS) menjadi CPO yang memiliki komposisi C, H, O, dan N dengan nilai kalor yang tinggi jika dibakar. Jika panas yang diberikan pada proses pemberian energi panas masuk tidak mencapai angka optimum dari pembakaran bahan bakar maka energi panas keluar tidak dapat maksimal dan mengakibatkan kekurangan panas dan penurunan produksi pada pengolahan di pabrik. Dengan demikian, penulis tertarik untuk membahas masalah tersebut dalam bentuk karya akhir dengan judul :
“PERHITUNGAN KEBUTUHAN JUMLAH SERAT DAN
CANGKANG SEBAGAI BAHAN BAKAR KETEL UAP PADA PROSES PENGOLAHAN TBS MENJADI CPO DI PKS SEI MANGKEI” 3
1.2. Perumusan Masalah
Sesuai dengan gambaran yang telah diuraikan diatas, maka penulis merumuskan suatu pokok masalah yang terkait dengan permasalahan yang ditentukan dilapangan. Adapun rumusan pokok permasalahan adalah : a. Berapakah jumlah panas yang dibutuhkan untuk mengubah air menjadi saturated steam dan superheated steam? b. Berapakah jumlah bahan bakar serat dan cangkang yang dibutuhkan ketel uap? c. Berapakah jumlah panas yang dibutuhkan pada proses pengolahan TBS menjadi CPO?
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1. Tujuan Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Menghitung jumlah panas yang dibutuhkan untuk mengubah air menjadi saturated steam dan superheated steam. b. Menghitung jumlah bahan bakar serat dan cangkang yang dibutuhkan ketel uap. c. Menghitung jumlah panas yang dibutuhkan pada proses pengolahan TBS menjadi CPO. 1.3.2. Manfaat Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Untuk mengetahui proses pemanasan air menjadi saturated steam dan superheated steam pada unit ketel uap. b. Untuk mengetahui jumlah bahan bakar serat dan cangkang yang dibutuhkan pada unit ketel uap. c. Untuk mengetahui jumlah panas dan bahan bakar yang dibutuhkan pada proses pengolahan TBS menjadi CPO di PKS Sei Mangkei.