Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kelapa sawit merupakan salah satu jenis tanaman agroindustri
yang dapat menghasilkan minyak dengan cara diekstraksi dari daging
buah kelapa sawit menghasilkan minyak kelapa sawit atau Crude Palm
Oil (CPO) dan dari inti kelapa sawit menghasilkan minyak inti kelapa
sawit Crude Palm Kernel Oil (CPKO).
PT Perkebunan Nusantara III Unit PKS Sei Mangkei merupakan
salah satu industri pengolahan kelapa sawit yang memproduksi CPO.
Dalam proses produksinya, diperlukan sumber energi untuk
menggerakkan mesin-mesin dan peralatan lain yang memerlukan
tenaga dalam jumlah besar. Kebutuhan Pabrik Kelapa Sawit dipasok
dari dua sumber, yaitu ketel uap yang menghasilkan tenaga uap dan
diesel genset (Pahan, 2008). Pengolahan kelapa sawit membutuhkan
energi untuk mengekstraksi minyak sawit dan inti sawit. Energi
tersebut berbentuk uap (steam) yang berperan dalam proses kimia,
proses fisika, dan proses mekanika (Naibaho,1996).
Ketel Uap adalah alat yang berfungsi untuk menghasilkan
steam pada suhu dan tekanan yang ditentukan atau bejana tertutup
dimana panas pembakaran dialirkan menuju air sampai terbentuk
steam berupa energi kerja. Air adalah media yang berguna dan murah
untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Steam pada tekanan dan
suhu tertentu mempunyai nilai energi yang kemudian digunakan
untuk mengalirkan panas dalam bentuk energi kalor ke suatu proses
(Subyakto, 2017).

1
2

Dasar dari terjadinya proses pembakaran pada ketel uap merupakan


pertemuan dari 3 unsur yaitu bahan bakar (fuel), panas (heat) dan udara
(oxygen). Untuk dapat menghasilkan uap jenuh (saturated steam) dan
uap lanjut ( superheated steam), ketel uap membutuhkan energi panas
yang diperoleh dari hasil pembakaran bahan bakar. Bahan bakar yang
digunakan di PKS Sei Mangkei adalah serat dan cangkang. Serat dan
cangkang merupakan produk samping dari proses pengolahan tandan
buah segar (TBS) menjadi CPO yang memiliki komposisi C, H, O, dan N
dengan nilai kalor yang tinggi jika dibakar. Jika panas yang diberikan
pada proses pemberian energi panas masuk tidak mencapai angka
optimum dari pembakaran bahan bakar maka energi panas keluar
tidak dapat maksimal dan mengakibatkan kekurangan panas dan
penurunan produksi pada pengolahan di pabrik. Dengan demikian,
penulis tertarik untuk membahas masalah tersebut dalam bentuk karya
akhir dengan judul :

“PERHITUNGAN KEBUTUHAN JUMLAH SERAT DAN


CANGKANG SEBAGAI BAHAN BAKAR KETEL UAP PADA
PROSES PENGOLAHAN TBS MENJADI CPO DI PKS SEI
MANGKEI”
3

1.2. Perumusan Masalah


Sesuai dengan gambaran yang telah diuraikan diatas, maka penulis
merumuskan suatu pokok masalah yang terkait dengan permasalahan yang
ditentukan dilapangan. Adapun rumusan pokok permasalahan adalah :
a. Berapakah jumlah panas yang dibutuhkan untuk mengubah air menjadi
saturated steam dan superheated steam?
b. Berapakah jumlah bahan bakar serat dan cangkang yang dibutuhkan
ketel uap?
c. Berapakah jumlah panas yang dibutuhkan pada proses pengolahan
TBS menjadi CPO?

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian


1.3.1. Tujuan
Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Menghitung jumlah panas yang dibutuhkan untuk mengubah
air menjadi saturated steam dan superheated steam.
b. Menghitung jumlah bahan bakar serat dan cangkang yang
dibutuhkan ketel uap.
c. Menghitung jumlah panas yang dibutuhkan pada proses
pengolahan TBS menjadi CPO.
1.3.2. Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui proses pemanasan air menjadi saturated
steam dan superheated steam pada unit ketel uap.
b. Untuk mengetahui jumlah bahan bakar serat dan cangkang
yang dibutuhkan pada unit ketel uap.
c. Untuk mengetahui jumlah panas dan bahan bakar yang
dibutuhkan pada proses pengolahan TBS menjadi CPO di PKS
Sei Mangkei.

Anda mungkin juga menyukai